• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KHUSUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III TINJAUAN KHUSUS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Sugi Hendilala-41209010029 | Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 40

BAB III TINJAUAN KHUSUS

3.1 Tinjauan Tema

Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi.

3.1.1 Arsitektur Heritage

Perencanaan hotel berbintang ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan cagar budaya. Salah satu bentuknya yaitu dengan mendesain arsitektur dengan heritage kawasan prambanan. Pengertian heritage sesungguhnya cukup luas. Dalam kamus Inggris – Indonesia susunan John M Echols dan Hassan Shadily, heritage berarti warisan atau pustaka. Sedangkan dalam kamus Oxford, heritage ditulis sebagai sejarah, tradisi, dan nilai- nilai yang dimiliki suatu bangsa atau negara bertahun-tahun dan dianggap sebagai bagian penting dari karakter mereka. Sedangkan menurut Masino(2011) heritage adalah sebuah warisan, pusaka, dan kebudayaan yang kita warisi.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa heritage adalah sebuah warisan budaya masa lalu yang seharusnya diestafetka dari generasi ke generasi, karena dikonotasikan mempunyai nilai-nilai sehingga patut dipertahankan atau dilestarikan keberadaannya.

Seperti sebuah bangunan-bangunan bersejarah, pakaian atau busana adat dan tari-tarian.

3.1.2 Arsitektur Hijau

Green dapat diinterprestasikan sebagai sustainablle (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

Menurut Budi Pradono, Ukuran green ditentukan oleh berbagai faktor, dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk menjadi lebih hijau.

Indikasi arsitektur disebut “green” jika dikaitkan dengan praktek arsitektur lain antara lain penggunaan renewable resource (sumber-sumber yang dapat diperbaharui, passive-active solar photovoltic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan tanaman untuk atap,

http://digilib.mercubuana.ac.id/

(2)

Sugi Hendilala-41209010029 | Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 41

taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan dan sebagainya.

Jadi, arsitektur hijau bukan hanya menunjukkan banyak tumbuhan pada sebuah bangunan yang akan kita rancang, tetapi green yang dimaksud adalah sebagai konsep desain yang berkelanjutan, ramah pada lingkungan sekitar dan juga mempunyai performa yang sangat baik, yang menggunakan material-material ramah lingkungan serta tidak merusak alam.

3.2 Tinjauan Teoritis Terhadap Tema

Terdapat tinjauan teoritis yang berkaitan dengan tema, yaitu :

3.2.1 Arsitektur Candi Prambanan

Candi Prambanan dibangun mulai sekitar akhir abad ke-9 dan awal abad ke-10. Candi ini menjulang setinggi 47 meter. Arsitektur Candi Prambanan berpedoman keada arsitektur Hindu yang berdasarkan kitab Wastu Sastra. Denah candi mengikuti pola mandala, sementara bentuk cani yang tinggi menjulang merupakan ciri khas Candi Hindu. Prambanan memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang menyerupai rumah siwa, yaitu mengikuti bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayam para dewa. Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi, mulai dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci.

Candi Prambanan berbentuk bangunan yang menjulang khas arsitektur Hindu dan tata letak bangunan candi berupa Mandala, sperti Borobudur. Sebagai simbol dunia/kosmos dalam ajaran Hindu, candi dibagi dalam tiga bagian keatas maupun kesamping. Bhurloka, yaitu bagian dasar candi, juga bujursangkar luar menggambarkan dunia bawah. Tempat untuk orang biasa, tempat orang kotor dimana angkara banyak terjadi. Daerah ini bukan daerah suci. Bhuvarloka, yaitu bagian tengah candi dan bujursangkar tengah pada komplek candi, melambangkkan ‘dunia tengah’ sebuah tempat bagi mereka yang telah meninggalkan nafsu duniawi yang kemudian dalam Hindu dikenal dengan nama San Yasin. Tempat dimana orang mendapat pencerahan. Svarloka, yaitu puncak candi, dan bujur sangkar paling melukiskan dunia para dewa, tempat paling suci dan bermahkota.

Candi Prambanan memiliki tiga candi utama di halaman utama yang sama-sama menghadap ke timur, yaitu Candi Wisnu (di sebelah utara), Brahma (di sebelah selatan), dan Siwa (di tengah). Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu

http://digilib.mercubuana.ac.id/

(3)

Sugi Hendilala-41209010029 | Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 42

Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu, tiga candi itu disebut dengan candi Wahana, yaitu kendaraan dari masing-masing dewa tersebut. Selain itu, masih terdapat dua candi apit, empat candi kelir, dan empat candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Candi Siwa ini memiliki empat pintu masuk sesuai dengan keempat arah mata angin. Pintu utama menghadap ke timur dengan tangga masuknya yang terbesar. Di kanan-kirinya berdiri dua buah arca raksasa penjaga dengan membawa ganda yang merupakan manifestasi dari Siwa itu sendiri. Di dalam candi terdapat empat ruangan yang menghadap keempat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada ditengah- tengah. Dasar kaki candi dikelilingi selasar yang dibatasi oleh pagar langkan. Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa Kinari-kinari (makhluk bertubuh burung berkepala manusia),Kalamakara (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan makhluk surgawi lainnya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek masing-masing dihiasi sejumlah Ratna (batu mulia) dan puncaknya terdapat ratna terbesar.

Candi Wisnu sendiri merupakan salah satu candi utama yang terletak di halaman pertama di samping candi Siwa dan candi Brahma, apabila candi Brahma terletak di sebelah kanan atau selatan candi Siwa,maka candi Wisnu terletak di sebelah kiri atau sebelah utara candi Siwa. Wisnu termasuk tokoh kedua sesudah Brahma, sedang Siwa merupakan tokoh ketiga.

Di dalam mitologi India, Brahma adalah dewa perusak(prajapati). Wisnu adalah dewa pemelihara (shiti) dan Siwa adalah dewa perusak (praline). Dengan demikian, jelas bahwa candi Wisnu merupakan salah satu candi yang mempunyai arti penting disamping candi Siwa dan Brahma.

Secara vertikal bangunan candi Wisnu terdiri dari tiga bagian yaitu kaki candi, badan candi dan atap candi. Kaki candi Wisnu berdenah bujur sangkar terdiri dari dua tingkat, penampil depan di sebelah timur berfungsi sebagai pintu masuk ke bilik candi. Kaki candi tingkat I mempunyai ukuran lebih luas dari pada bagian dasar kaki candi tingkat II sehingga di bagian dasar kaki candi tingkat I berbentuk selasar yang berfungsi sebagai lorong atau jalan untuk mengelilingi badan candi.Badan candi terletak di atas kaki candi. Pada badan candi terdapat bilik candi dengan ukuran ruangan panjang 5,36 m, lebar 5,35 m dan tinggi 11,5 m. di dalam bilik candi terdapat arca Wisnu. Bagian paling atas candi yaitu atap candi. Atap candi Wisnu terdiri dari lima tingkat disusun makin ke atas makin kecil dan bagian atas setiap tingkat dihiasi dengan bentuk-bentuk amalaka kecil, sedang puncak atap berupa amalaka besar.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

(4)

Sugi Hendilala-41209010029 | Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 43

Candi Wahana merupakan kelompok candi yang terletak pada halaman pertama merupakan bagian terpenting setelah kelompok utama. Nama wahana mengandung pengertian kendaraan, yaitu nama binatang yang digunakan untuk kendaraan para dewa. Pemberian nama untuk kelompok candi didasarkan oleh adanya arca Nandini pada salah satu candinya yang dianggap sebagai kendaraan dewa Siwa yang terletak di depan candi Siwa. Selain candi Nandini yang terletak di depan candi Siwa, terdapat pula dua buah candi yang terletak di depan candi Brahma yaitu candi Angsa dan di depan candi Wisnu adalah candi Garuda.

3.2.2 Kaitan Hotel dengan Tema

Perencanaan dan perancangan hotel berbintang lima ini berada pada disekitar kawasan Candi Prambanan yang merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan. Dengan mempertahankan arsitektur heritage pada kawasan tersebut adalah salah satu upaya melestarikan budaya. Sedangkan arsitektur hijau yaitu untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan seperti hemat energi, memperhatikan kondisi iklim, memaksimalkan sumberdaya terbarukan, merespon keadaan tapak dari bangunan. Dengan memperhatikan lingkungan site dan tidak merusaknya juga merupakan upaya melestasikan suatu kawasan.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

(5)

Sugi Hendilala-41209010029 | Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 44

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

14.1 Data non Fisik Tapak

Beberapa analisa non fisik yang terdapat pada tapak perencanaan dan perancangan, yaitu :

4.1.1. Pemilik dan Jenis Hotel

a. Pemilik : PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko

b. Nama Hotel : Prambanan Heritage Hotel and Convention c. Sasaran Pelayanan : Wisatawan

4.1.2. Data Teknis

a. Judul Proyek : Prambanan Heritage Hotel & Convention b. Tema Proyek : Arsitektur Heritage

c. Lokasi Proyek : Zona III Kawasan Candi Prambanan.

d. Sifat Proyek : Fiktif e. Koefisien Luas Bangunan : 1,5

f. Luas Bangunan : ± 22.200 m² (Luas yang dizinikan) g. Luas Lahan : ± 5 0.000 m² (Luas yang diizinkan) h. Koefisien Dasar Bangunan : 60% dari Lahan

i. Tinggi Bangunan : Maks 16m (2 Lantai) j. Basement : 1 lantai

k. Batas Lahan

o Utara : Sawahan milik warga

o Timur : Panggung Ramayana dan Candi Prambanan o Selatan : Rumahan warga dan Jalan Utama

o Barat : Rumah dan Sawah warga

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Referensi

Dokumen terkait

Ruang guru merupakan ruangan tempat berkumpulnya guru-guru untuk mempersiapkan diri sebelum mengajar dikelas masing- masing dan tempat guru untuk menyelesaikan laporan

Sistem Zonasi tersebut kemudian disederhanakan dengan diterbitkannyaKeputusan Presiden RI Nomer 1 tahun 1992 tentang Pengelolaan Taman Wisata Candi Borobudur dan Taman Wisata

Untuk itu dewa Wisnu harus mencari Air Amerta dan setelah berhasil, dengan naik burung Garuda diikuti dan berbagi tugas dengan istrinya Dewi Lakshmi atau di Indonesia di

OM Berasal dari Kata AUM atau singkatan dari kata ANG UNG dan MANG yang merupakan aksara suci dari Tuhan yang Maha Esa dalam wujud Dewa Trimurti (Brahma = Ang, Wisnu = Ung, dan Siwa

Adanya tiga dunia yang masing-masing dikuasai oleh salah satu bentuk dewa Siwa itu tergambarkan pula pada ujud bangunan candi, yang dari bawah ke atas terdiri

HVRP terdiri dari merancang satu set rute kendaraan, masing-masing mulai dan berakhir di depot, untuk armada dengan kendaraan yang heterogen yang melayani satu set

Ekivalensi mobil penumpang (Emp) untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam kendaraan per jam

Jadi dapat diambil kesimpulan untuk pengertian tema Irama Dalam Musik Sebagai Inspirasi Rancangan adalah suatu bentuk yang mempunyai irama yang dapat diatur