• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Acuan Kerja Perencanaan Air Ber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kerangka Acuan Kerja Perencanaan Air Ber"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1. LATAR BELAKANG

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sistem jaringan penyediaan air minum menjadi hal utama untuk menunjang terpenuhinya penyediaan air minum di Provinsi Lampung Khususnya di Kabupaten Pringsewu Kecamatan Wates. Pada saat ini kondisi system jaringan penyediaan di Kecamatan Wates Kabupaten Pringsewu dalam kondisi yang belum memadai. Pada beberapa tempat masih terdapat kebocoran-kebocoran yang mengakibatkan genangan genangan air. Hal ini mengakibatkan terbuang percumanya air bersih.

Jalur jaringan pipa pengantar baik dari sumber maupun dari instalasi ke konsumen merupakan jaringan pipa tertanam dalam tanah sehingga seharusnyatidak menimbulkan dampak terlalu besar. Konstruksi pelaksanaannya juga harus tidak terlalu memerlukan teknologi yang tinggi. Bahan yang digunakan juga merupakan bahan yang ramah lingkungan.

Pada wilayah Kabupaten Pringsewu dengan kontur topografi yang berbentuk cekungan, system penyaluran air bersih menggunakan gaya gravitasi sehingga mengurangi biaya

KERANGKA ACUAN KERJA

( K A K )

(2)

Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, penyelenggaraan pelayanan kabupaten/kota, termasuk pelayanan air minum. Namun demikian, Pemerintah Pusat bertanggung jawab untuk turut menjamin penyelenggaraan pelayanan air minum yang berkualitas, sehingga dapat dicapai tujuan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yaitu:

a. Terciptanya pengelolaan dan pelayanan Air Minum yang berkualitas dengan harga terjangkau.

b. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan.

c. Meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan Air Minum.

Untuk mendukung pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) seperti yang diharapkan, diperlukan suatu penyediaan/pembangunan jaringan air bersih/air minum Perkotaan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang tinggal di Kawasan & Permukiman dimaksud.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud kegiatan Penyusunan Rencana Induk System Penyediaan Air Minum adalah untuk memberikan gambaran tentang akibat dan dampak yang akan ditimbulkan apabila pembangunan system penyediaan air minum dilaksanakan. Dengan memperhatikan dampak tersebut maka dapat dipikirkan solusinya untuk memperbaiki kualitas pelayanan. Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan penyediaan air minum dengan sistem penyediaan air minum yang baik.

2. Terindentifikasinya dampak yang timbul dan kekurangan-kekurangan yang ada pada saat ini.

(3)

3. DATA KEGIATAN

a. Nama Pekerjaan Penyusunan DED Jaringan Distribusi Air Minum Wates & Sekitarnya Tahp II

b. Lokasi Pekerjaan di Kecamatan Wates, Kabupaten Pringsewu.

c. Sumber dana Penyusunan DED Jaringan Distribusi Air Minum Wates & Sekitarnya Tahp II diperoleh dari APBD Kab. Pringsewu Tahun Anggaran 2016. d. Pagu dana senilai Rp. 70.000.000,- (Tujuh Puluh Juta Rupiah).

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN

Pengguna Anggaran untuk pekerjaan Penyusunan DED Jaringan Distribusi Air Minum Wates & Sekitarnya Tahp II adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pringsewu.

5. LAMA PELAKSANAAN PEKERJAAN

(4)

1. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup pekerjaan Penyusunan DED Jaringan Distribusi Air Minum Wates & Sekitarnya Tahp II meliputi :

1. Analisa kondisi wilayah Kecamatan Wates Kab. Pringsewu.

2. Inventarisasi data dan Peta (kondisi dan kepemilikan) infrastruktur, sarana dan prasarana jaringan air minum yang telah ada.

3. Analisa kelayakan dan daya dukung lingkungan untuk penyediaan air minum dan kelayakan air baku.

4. Analisa permasalahan dan alternatif pemecahan permasalahan yang terjadi saat ini.

5. Rekomendasi penataan jaringan penyediaan air minum.

2. LINGKUP TUGAS KONSULTAN

Secara garis besar lingkup pekerjaan dalam Penyusunan DED Jaringan Distribusi Air Minum Wates & Sekitarnya Tahp II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Konsep Rancangan (bobot 10%), mencakup :

1. Melaksanakan pengumpulan data dan informasi lapangan serta penyelidikan kondisi lapangan.

2. Mendata peta jaringan pipa existing.

3. Mendata wilayah air baku dan wilayah pelayanan.

4. Membuat konsep perencanaan system jaringan penyediaan air minum berdasarkan data-data di lapangan.

5. Feedback hasil konsep rancangan secara garis besar terhadap KAK dan uji kesesuaiannya.

6. Melakukan study literature dan jika diperlukan dengan kegiatan sejenis. 7. Melakukan study literature dan konsultasi kepada dinas terkait dalam tiapan

tahap proses perencanaan.

(5)

b. Tahap Penyusunan pra rancangan (bobot 30%), mencakup:

1. Membuat pra-rencana zoning/siteplan pengelolaan dan penyediaan system jaringan air minum.

2. Membuat pra-rencana awal system penyediaan air minum berdasarkan tata letak bangunan sumber air baku.

3. Feedback hasil konsep rancangan terhadap KAK, uji kesesuaiannya.

c. Tahap Pengembangan (bobot 30%), mencakup:

1. Membuat pengembangan dari disain pra-rencana keseluruhan (gambar layout masterplan dan layout berdasarkan zoning pendistribusian).

2. Membuat Rancangan awal system jaringan pendistribusian air minum. 3. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan dinas-dinas yang terkait dengan

program ruangan yang akan direncanakan.

4. Feedback hasil konsep rancangan terhadap KAK, uji kesesuaiannya.

d. Tahap Penyusunan Rencana Detail (bobot 30%) mencakup:

1. Membuat gambar-gambar detail perencanaan, mencakup gambar masterplan dan detail jaringan meliputi perencanaan jaringan pipa, fasilitas transmisi dan fasilitas distribusi serta fasilitas sambungan rumah (beserta kelengkapannya). 2. Membuat gambar detail rekomendasi dan solusi pada zoning-zoning tertentu. 3. Feedback hasil konsep rancangan terhadap KAK, uji kesesuaiannya.

4. Menyusun Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) khusus bangunan utama dan bangunan penunjang.

(6)

3. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA

a. Penyedia Jasa berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan perencanaan ini.

b. Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaannya dapat meminta bantuan dari pihak instansi terkait yang akan memberikan petunjuk dan pengarahan kepada konsultan untuk mencapai hasil yang optimal guna mendukung kelancaran kerja.

(7)

Untuk melaksanakan kegiatan ini Konsultan Perencana harus menyiapkan tenaga ahli sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan:

1. TENAGA AHLI PROFESIONAL

a. Tenaga Ahli Teknik Sungai dan Drainase (1 orang) sebagai Ahli Hidrologi. Minimal S1 Sipil dengan pengalaman minimal 5 tahun dalam perencanaan dan perancangan.

b. Tenaga Ahli Ekonomi (1 orang) sebagai Ahli Sosial Ekonomi Minimal S1 Ekonomi yang berpengalaman minimal 5 tahun di bidang perencanaan dan perancangan.

c. Tenaga Ahli Kelembagaan/Manajemen (1 orang) sebagai Ahli Sosial Kemasyarakatan dan Kelembagaan Minimal S1 Sarjana Sosiologi dengan pengalaman 5 tahun dalam bidang perencanaan tata lingkungan dan kawasan. 2. TENAGA PENDUKUNG

a. Surveyor (1 orang) untuk pengkajian wilayah studi dan wilayah pelayanan, minimal Sarjana Muda (D3) atau SMK di bidang survey pemetaan yang memiliki pengalaman 3 tahun dalam bidang survey dan pemetaaan.

b. Surveyor (1 orang) untuk pengkajian Sumber daya air baku, minimal Sarjana Muda (D3) atau SMK di bidang survey pemetaan yang memiliki pengalaman 3 tahun dalam bidang survey dan pemetaaan.

c. Cad Operator/Drafman (3 orang), minimal D3 Sipil atau D3 Arsitektur yang memiliki pengalaman 3 tahun di bidang perencanaan dan perancangan.

(8)

1. KRITERIA PERENCANAAN

Secara Umum :

1. Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2. Peraturan Pembangunan daerah.

Untuk Pengairan :

1. Undang-undang RI No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.

2. Undang-undang RI No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 3. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup.

4. Undang-undang RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

5. Undang-undang RI No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

6. Undang-undang RI No. 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

8. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

9. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air. 10. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah.

11. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang Bendungan.

12. Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1993 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional.

13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 32/PRT/M/2007 tentang Pedoman Operasi Dan pemeliharaan Jaringan Irigasi.

(9)

14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

15. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Men.Kes/Per/IX/1990 tentang Syarat- syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

16. Kep. Men. LH No. 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Domestik.

2. AZAS-AZAS PERENCANAAN

Selain dari kriteria di atas dalam melaksanakan tugasnya, Konsultan perencana hendaknya memperhatikan azas-azas :

a. Dalam perencanaan harus memperhatikan dahulu lokasi air baku sesuai wilayah pelayanan dan pengembangannya

b. Penyusunan rencana induk system penyediaan air minum hendaknya memiliki aspek fungsional dan efisien, teknikal yaitu kehandalan struktur konstruksi dan sistem operasional yang dapat berjalan dengan baik dan bisa menekan biaya pemeliharaan.

c. Penyusunan rencana induk system penyediaan air minum harus memperhatikan sarana dan prasarana sanitasi sejak sumber air hingga unit pelayanan.

d. Penyusunan rancana induk system penyediaan air minum harus memenuhi syarat syarat:

1. Berorientasi ke depan.

(10)

Keluaran atau produk yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa dari awal perencanaan sampai menghasilkan dokumen lelang :

1. TAHAP PERSIAPAN PERENCANAAN (10 %) :

a. Laporan data wilayah dan informasi keadaan lapangan yang diperlukan.

b. Interpretasi terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK), pemahaman dan tanggapan konsultan terhadap KAK, organisasi, jumlah tenaga tim perencana, program kerja perencanaan.

c. Konsepsi skematik perencanaan/ gagasan, termasuk zoning wilayah.

d. Studi literatur mencakup standar-standar teknis yang digunakan serta peraturan yang terkait.

2. TAHAP PERENCANAAN TEKNIS (30 %) :

a. Gambar-gambar Pra rencana mencakup: Gambar situasi, Gambar pra rencana

2. Gambar Kerja (Prarencana Detail) Ukuran kertas A3 :

 Gambar Kerja, ukuran kertas A3 (Denah/ Layout) : skala 1:100 s/d 1:200

 Gambar Kerja, ukuran kertas A3 (Detail- detail) : skala 1:10 s/d 1:50

3. TAHAP RENCANA TEKNIS PELAKSANAAN (30 %) : a. Gambar-gambar pengembangan rencana yaitu:

1. Gambar detail berupa rencana layout jaringan dan sumber air baku.

2. Gambar berupa rencana layout jaringan dan sumber air baku beserta detailnya

 Untuk Gambar Prarencana bentuk peta ukuran kertas A3: Skala Gambar 1:10000 untuk peta

(11)

 Gambar Kerja, ukuran kertas A3 (Denah/ Layout) : skala 1:100 s/d 1:200.

 Gambar Kerja, ukuran kertas A3 (Detail- detail) : skala 1:10 s/d 1:50.

4. TAHAP RENCANA DETAIL (30 %) :

a. Pada tahap dilakukan perencanaan detail khusus system jaringan berupa dokumen peta jaringan.

(12)

1. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

a. Untuk melaksanakan kegiatan ini, konsultan Perencana harus mencari sendiri data dan informasi yang dibutuhkan selain dari data dan informasi yang diberikan oleh pemberi tugas dalam pengarahan tugas ini.

b. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran data dan informasi yang didapat dan harus selalu berkonsultasi dengan dinas terkait dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan. Kesalahan informasi yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam perencanaan menjadi Tanggung Jawab Konsultan Perencana.

c. Tenaga ahli yang ditugaskan harus sesuai dan memenuhi kebutuhan yang disyaratkan dalam KAK ditinjau dari tingkat kekompleksan proyek. Tenaga ahli yang ditugaskan seperti yang disyaratkan dalam KAK terikat kontrak hingga selesai pelaksanaan tugasnya dan menghasilkan produk yang disetujui pengguna jasa.

d. Penyedia jasa (konsultan perencana) harus menyediakan semua peralatan dan fasilitas penunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti kantor, komputer, studio perencanaan dll.

(13)

a. Konsultan Perencana setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan, hendaknya memeriksa kembali informasi yang didapatkan.

b. Jika dianggap perlu Konsultan Perencana harus mencari data-data tambahan atau data lain sebagai pembanding untuk melengkapi kebutuhan informasi dalam proses perencanaan.

c. Berdasarkan bahan-bahan tersebut Konsultan Perencana menyusun program kerja dan desain rencana sebagai bahan diskusi untuk menghasilkan pedoman pelaksanaan perencanaan.

Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Pekerjaan PENYUSUNAN RENCANA INDUK SYSTEM PENYEDIAAN AIR MINUM ini dibuat untuk dipedomani sebagaimana mestinya.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan sistem penyediaan air bersih di Kecamatan Pesantren Kota Kediri sangat diperlukan mengingat sistem jaringan distribusi air bersih yang ada sekarang ini (eksisting)

RISPAM 1 Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air

AM RISPAM 1 Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air

3 LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) Laporan 3.A DRAFT NSPK DAERAH BIDANG AIR MINUM.

dan minum serta rapat koordinasi dan konsultasi 3 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Dalam rangka mendukung program pelayanan administrasi perkantoran perlu

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memenuhi kriterian perencanaan dan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) adalah perencanaan teknis air baku, unit

Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Regional, sektor Pengembangan Air Minum; Untuk kondisi Kota Pekalongan termasuk dalam skema Rencana Penyediaan Air Baku SPAM Perkotaan

STUDI PERENCANAAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM SPAM DI KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN APLIKASI WATERCAD-V8i Aby Wijaya Cahya Prima1,