• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

B

B

A

A

B

B

-

-

7

7

RENCANA

PENDANAAN/INVESTASI

7.1

KEBUTUHAN

INVESTASI,

SUMBER

DAN

POLA

PENDANAAN

Untuk menyelenggarakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang ada saat ini,

masih banyak yang mengalami kesulitan dalam pendanaan untuk pengembangan

pembangunan SPAM khususnya didaerah. Selama ini, investasi untuk pengembangan

SPAM lebih bergantung pada dana dari pemerintah pusat melalui alokasi APBN dan

pinjaman luar negeri, maupun yang bersifat hibah. Selain itu, komitmen dan prioritas

pendanaan dari Pemerintah Daerah untuk pengembangan SPAM masih sangat

rendah. Dengan semakin berkurangnya sumber dana dari pemerintah, maka

tantangan ke depan yang dihadapi adalah perlu segera dicari jalan keluar untuk

mengatasi masalah-masalah tersebut sehingga nantinya dapat mempercepat investasi

infrastruktur bidang Cipta Karya sektor Air Minum khususnya di daerah.

Permasalahan yang umumnya dihadapi dalam pola kebijakan investasi dalam rangka

mewujudkan iklim investasi sektor air minum yang lebih menarik, antara lain;

a)

Belum adanya peraturan daerah mengenai kerja sama pemerintah dengan

swasta.

(2)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

c)

Jaminan pendapatan dari penjualan air yang masih belum jelas;

d)

Perubahan kebijakan daerah yang sering terjadi;

e)

Tarif yang masih rendah.

7.1.1

Kebutuhan Investasi

Besarnya Perkiraan Biaya Investasi pembangunan pengembangan sistem penyediaan

air minum Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang direncanakan, masih merupakan

biaya global. Sehingga tidak tertutup kemungkinan masih terjadi perubahan pada saat

dilakukan detailisasi.

Besarnya Perkiraan Biaya Investasi pembangunan pengembangan sistem penyediaan

air minum Kabupaten Maluku Tenggara Barat seluruhnya adalah sebesar Rp.

86.662.148.000,-

Adapun perkiraan biaya investasi pembangunan pengembangan sistem penyediaan

air minum kabupaten Maluku Tenggara Barat tersebut dibagi dalam tahapan program

sebagai berikut:

Pembangunan SPAM Tahap I (Th 2017 s/d 2021) Rp. 67,576,604,000,-

Pembangunan SPAM Tahap II (Th 2022 s/d 2026) Rp. 12,655,232,000,-

Pembangunan SPAM Tahap III (Th 2027 s/d 2035) Rp. 6,430,312,000,-

(3)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

(4)
(5)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

(6)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

(7)
(8)
(9)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Tabel 7.6 Perkiraan Biaya Investasi Pembangunan Pengembangan SPAM IKK Yaru Tahap I-III

(10)
(11)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

(12)
(13)

NASKAH AKADEMIK

(14)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Tabel 7.11 Rekap Perkiraan Biaya Investasi Pembangunan Pengembangan SPAM Kabupaten

Maluku Tenggara Barat

Sumber: Hasil Perhitungan Konsultan 2016

7.1.2

Sumber dan Pola Pendanaan.

Dalam rangka mendapatkan gambaran kinerja penyelenggaraan SPAM saat ini serta

kebutuhan investasi yang diharapkan, diperlukan suatu kebijakan yang berkelanjutan

mengenai upaya-upaya percepatan investasi di bidang air minum dengan menggalang

berbagai sumber dana baik pemerintah, swasta atau masyarakat, sehingga diharapkan

menghasilkan “action plan” percepatan investasi sektor air minum guna mencapai

sasaran

Millenium Development Goals

(MDG), sasaran kualitas pelayanan SPAM

yang disyaratkan dalam PP No.16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum dan sasaran nasional bidang air minum.

Telah diamanatkan dalam undang-undang otonomi daerah bahwa peran daerah

dalam pendanaan dan pembiayaan pembangunan di daerah akan semakin besar.

Investasi infrastruktur di daerah cenderung memerlukan peran pemerintah pusat yang

masih dominan hal ini disebabkan oleh kebutuhan investasi yang besar. Upaya

memaksimalkan potensi sumber dana pembangunan infrastruktur akan melibatkan

pemerintah dan swasta pada segala modus pembangunan (PP no 1 tahun 2008).

Peran tiap stakeholders akan tergantung dari kebutuhan dan peluang yang terjadi.

Berbagi peran membutuhkan orientasi yang dapat dikonsepkan dalam skenario

APBN-SDA

APBN-CK

APBD-I

APBD-II

I.

PROGRAM TAHAP I (TAHUN 2017 S/D (TAHUN 2021)

67,576,604,000

27,088,837,000

26,327,467,000

1,945,000,000

12,215,300,000

II. PROGRAM TAHAP II (TAHUN 2022 S/D (TAHUN 2026)

12,655,232,000

3,526,495,000

6,261,437,000

700,000,000

2,167,300,000

III. PROGRAM TAHAP III (TAHUN 2027 S/D TAHUN 2035)

6,430,312,000

2,255,912,000

1,805,000,000

700,000,000

1,669,400,000

JUMLAH

86,662,148,000

32,871,244,000

34,393,904,000

3,345,000,000

16,052,000,000

PPN 10%

8,666,214,800

TOTAL

95,328,362,800

PERIJINAN 2,5%

2,383,209,070

ENGINEERING SERVICE 4%

3,813,134,512

GRAND TOTAL

101,524,706,382

(15)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

1.

Internal Cash

Opsi pendanaan ini mengasumsikan bahwa semua kebutuhan investasi akan

didanai dari dana kas sendiri hasi operasional

2.

Trade Credit

Dengan cara ini penyelenggara mendapatkan fasilitas/instalasi yang dibangun dan

didanai oleh pihak ketiga/pihak swasta dan dianggap sebagai hutang

penyelenggara. Kesepakatan dilakukan antara penyelenggara dengan pihak

swasta (B to B). selanjutnya pengembalian dilakukan dengan cara mencicil

selama jangka waktu yang disepakati. Fasilitas yang dibangun dengan cara ini

biasanya di wilayah dimana pelanggan memiliki kemampuan membayar yang

tinggi

(captive market)

atau yang potensial.

3.

Pinjaman Bank Dalam Negeri/Luar Negeri

Sumber pendanaan ini berasal dari bank dalam negeri maupun dari luar

negeri/SLA (

Sub Loan Agreement)

. Pendanaan investasi (untuk penyelenggara

PDAM) melalui pinjaman dari bank dalam negeri diatur dengan Perpres No. 29

Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah

Pusat dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum. Jaminan Pemerintah

Pusat diberikan kepada PDAM yang tidak mempunyai tunggakan kepada

Pem

erintah Pusat memenuhi persyaratan kinerja „sehat“ dari hasil audit kinerja

oleh BPKP dan tarif rata-rata yang lebih besar dari seluruh biaya rata-rata per

unit

(full cost recovery)

.

Pinjaman mengasumsikan bahwa kebutuhan investasi akan dibiayai oleh

pinjaman bank hingga kondisi keuangan internal cukup untuk membiayai

kebutuhan investasi tersebut. Pada simulasi pinjaman ini, pinjaman diambil untuk

5 (lima) tahun pertama, kemudian kebutuhan investasi selanjutnya dipenuhi oleh

keuangan internal, dengan asumsi kinerja teknis dan keuangan dapat terpenuhi

maka diharapkan kas hasil operasional mampu untuk menutup biaya-biaya

tersebut. Persayaratan pinjaman tergantung dari:

1)

Tingkat suku bunga per tahun;

2)

Jangka waktu pembayaran, termasuk masa tenggang.

(16)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

masa tenggang 5 tahun dari lembaga keuangan internasional melalui pinjaman

SLA atau Rekening Pembangunan Daerah (RPD).

4.

Mengundang investor untuk melakukan investasi di bawah program kemitraan

(KPS). Kerja sama dengan pihak swasta dapat dilakukan untuk membangun

fasilitas SPAM untuk melayani wilayah yang belum dilayani oleh penyelenggara

(green field)

dengan memiliki pelanggan potensial.

Pemerintah mendorong iklim investasi yang melibatkan swasta guna

mempercepat penyediaan infrastruktur berdasarkan prinsip usaha yang sehat.

Terkait dengan kondisi tersebut, pemerintah melakukan reformasi guna menarik

minat pihak swasta, baik dari dalam maupun luar negeri, dalam berinvestasi di

sektor infrastruktur.

Melalui Kementerian Negara PPN/Bappenas, pemerintah membentuk Pusat

Kerjasama Pemerintah Swasta (PKPS) untuk memfasilitasi terlaksananya transaksi

kerjasama proyek-proyek infrastruktur antara pemerintah dan swasta. PKPS

memiliki fungsi yang penting sebagai pusat informasi proyek infrastruktur di

Indonesia, mulai dari persiapan, kajian komersial, perencanaan, pendanaan,

eksekusi, dokumentasi, hingga evaluasi. Dengan cakupan data yang lengkap,

minat investor mendanai proyek diharapkan meningkat.

Adapun

peraturan-peraturan

yang

mengatur

kerjasama

KPS

dalam

pengembangan SPAM antara lain:

PERPRES 67 Th 2005 jo. PERPRES 13 Th 2010

Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur Memuat antara lain:

Kemudahan dan keleluasaan akses mitra Badan Usaha;

Ketegasan pembagian/ alokasi resiko investasi;

(17)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha;

Kerjasama BUMN/BUMD dengan Badan Usaha;

Perencanaan Proyek KPS;

Tata Cara Pelelangan KPS.

Ketentuan:

PJPK: Menteri (dapat didelegasikan kepada BPP SPAM) /Kepala Daerah

(dapat didelegasikan kepada Sekda/Kadis);

Tugas PJPK: perencanaan, penyiapan, transaksi dan manajemen

Kerjasama;

Daerah kerjasama: wilayah yang secara teknis belum terjangkau pelayanan

BUMN/BUMD dan belum termuat dalam business plan PDAM;

Lingkup kerjasama: unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit

pelayanan, unit pengelolaan. Lingkup yang tidak dikerjasamakan dapat

diserahkan kepada BUMN/BUMD atau BLU;

Bentuk kerjasama: BOT untuk seluruh pengembangan SPAM atau bentuk

kerjasama lain;

Pemilihan mitra: pelelangan sesuai peraturan perundang-undangan;

Prinsip:

harus

ada

pengalihan

aset

hasil

kerjasama

kepada

Pemerintah/Pemda;

Tarif: ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan Perjanjian.

5.

Dana penerbitan obligasi daerah

Dengan alternatif penerbitan obligasi ini maka kebutuhan biaya investasi

dipenuhi oleh dana dari penjualan obligasi (yang diterbitkan oleh pemerintah

kota/Kabupaten). Persyaratan penerbitan obligasi yang perlu diperhatikan antara

lain:

(18)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

2)

Tingkat bunga (kupon) per tahun (lebih tinggi dari tingkat bunga acuan);

3)

Jatuh tempo pembayaran pokok (missal 8

10 tahun).

6.

Hibah bantuan teknis bilateral atau multilateral melalui pemerintah pusat.

Tujuannya adalah memberikan akses sambungan air minum perpipaan kepada

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang belum memiliki akses sambungan

air minum perpipaan dari PDAM.

Kriteria Daerah Penerima Hibah

Pemprov atau Pemkab/Pemkot dan PDAM yang tidak mempunyai

tunggakan utang, atau PDAM yang mempunyai tunggakan utang, namun

sudah mengikuti/ sedang dalam proses Restrukturisasi Utang;

Tersedia kapasitas air untuk didistribusikan kepada pelanggan baru.

Kriteria Penerima Manfaat

MBR yang ditetapkan oleh masing

masing Kepala Daerah;

Kriteria MBR minimal dengan acuan daya listrik yang terpasang pada rumah

tangga tersebut ≤ 1300 VA dan

50% di antara target sasaran tersebut

memiliki daya listrik ≤ 900 VA;

Bersedia dan memenuhi persyaratan sebagai pelanggan PDAM.

Kriteria Teknis Sambungan Rumah

Layanan SR tersebut adalah sambungan baru, yang dipasang setelah

penandatanganan NPPH;

(19)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Catatan: Jumlah Dana Hibah yang diberikan kepada Pemda maksimal sebesar

dana APBD yang telah dikeluarkan untuk kegiatan ini

.

Persyaratan Mengikuti Program Hibah

Memiliki daftar calon penerima manfaat;

Memiliki Dokumen Pelaksanaan (DPA) paling sedikit sebesar dana hibah

untuk jumlah sambungan rumah yang direncanakan pertahun;

Memiliki dokumen perencanaan teknis (DED) untuk SR yang akan dibangun;

Bersedia untuk dilakukan verifikasi dan audit;

Menyediakan dana operasional yang diperlukan untuk kegiatan di

masing-masing Pemda penerima hibah, termasuk untuk operasional Pejabat

Fungsional (PIU).

7.

Pinjaman komersial melalui lembaga keuangan nasional atau internasional

dengan atau tanpa jaminan donor dan/atau pemerintah pusat.

Pinjaman kepada pihak perbankan merupakan salah satu alternatif dalam bidang

pendanaan untuk percepatan pengembangan SPAM, sumber pendanaan dengan

cara fasilitas kredit investasi PDAM kepada perbankan nasional. Pemerintah telah

memberikan dukungan dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang

mengatur tentang pemberian jaminan dan subsidi bunga oleh Pemerintah dalam

rangka percepatan pelayanan air minum.

Peraturan-peraturan yang mengatur tentang pinjaman kepada perbankan untuk

percepatan pengambangan SPAM antara lain:

Perpres No. 29 Tahun 2009

Tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Pusat

dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum.

Dalam rangka percepatan penyediaan air minum, Pemerintah Pusat dengan

memperhatikan kemampuan keuangan negara dapat memberikan:

Jaminan atas pembayaran kembali kredit PDAM kepada bank; dan

Subsidi atas bunga yang dikenakan oleh bank. (

Pasal 1

).

(20)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Jaminan Pemerintah Pusat adalah sebesar 70% dari jumlah kewajiban

pembayaran kembali kredit investasi PDAM yang telah jatuh tempo,

sedangkan sisanya sebesar 30% menjadi resiko bank yang memberikan

kredit investasi (

Pasal 2).

Subsidi Bunga:

Tingkat bunga kredit investasi yang disalurkan bank kepada PDAM,

ditetapkan sebesar BI rate ditambah paling tinggi 5%, dengan ketentuan:

Tingkat bunga sebesar BI rate ditanggung PDAM; dan

Selisih bunga di atas BI rate paling tinggi sebesar 5% menjadi subsidi yang

ditanggung Pemerintah Pusat. (

Pasal 12

)

PMK No. 229 Tahun 2009

Tentang Tatacara Pelaksanaan Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga Oleh

Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum.

Permen PU No. 21 Tahun 2009

(21)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Ketentuan:

Perjanjian Kredit = Bank menetapkan kriteria penilaian sesuai

ketentuan perbankan;

Dalam rangka permohonan penjaminan pinjaman didahului dengan

umbrella agreement

antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan

PDAM;

Penjaminan Pemerintah Pusat kepada Bank sebesar 70% atas

kewajiban pokok dan bunga PDAM terhadap Bank (kewajiban yang

gagal bayar);

Pemerintah Pusat Membayar ke Bank (apabila terjadi gagal bayar);

Pembagian beban masing-masing 40% Pemerintah Pusat dan 30%

Pemerintah Daerah atas pembayaran jaminan Pemerintah Pusat

sebesar 70%. Bagian 30% dapat dibayar dengan APBD atau

dikonversi menjadi utang Pemerintah Daerah ke Pemerintah Pusat;

PDAM dan Pemerintah Pusat mengadakan Perjanjian Pinjaman.

Persyaratan Pemberian Jaminan Pemerintah dan Subsidi Bunga

a)

Jaminan Pemerintah Pusat diberikan kepada PDAM sbb (

Pasal 6

):

PDAM yang tidak mempunyai tunggakan kepada Pemerintah Pusat

wajib menunjukkan kinerja ”sehat” (Audit Kinerja BPKP) dan

melakukan penetapan tarif

Full Cost Recovery

;

PDAM yang mempunyai tunggakan kepada Pemerintah Pusat

diwajibkan mengikuti Program Restrukturisasi dan mendapat

persetujuan Menteri Keuangan.

b)

Setiap pemberian jaminan Pemerintah Pusat didahului dengan perjanjian

induk (

Umbrella Agreement

) antara Pemerintah Pusat c.q Menteri

Keuangan, Pemerintah Daerah dan PDAM.

(22)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Untuk dokumen pendukung permohonan pemberian jaminan pemerintah dan

subsidi bunga, sekurang-kurangnya memuat:

Konsep Perjanjian Induk (

Umbrella Agreement

);

Pernyataan kesediaan Kepala Daerah untuk menanggung beban utang

30%;

Pernyataan kesediaan Kepala Daerah untuk pemotongan DAU dan atau

DBH;

Persetujuan DPRD untuk pernyataan Kepala Daerah butir 2 dan butir 3

melalui putusan sidang paripurna;

Draft

final perjanjian kredit;

Konsep Surat Jaminan Pemerintah Pusat yang telah disetujui oleh Bank

Pemberi Kredit;

PDAM yang telah mengikuti restrukturisasi (Surat Persetujuan Menkeu);

PDAM sehat dan tarif rata-rata lebih besar dari biaya rata-rata (berdasarkan

laporan hasil audit kinerja BPKP); dan

Rekening PDAM di Bank Pemberi Kredit.

Alternatif-alternatif tersebut diperlukan dengan memperhitungkan keuntungan dan

kerugiannya. Alternatif pertama biasanya sulit/jarang terlaksana. Hal ini disebabkan

karena pada pengembangan SPAM memerlukan nilai investasi yang cukup tinggi.

Semua alternatif tersebut perlu dipertimbangkan, mengingat kondisi kinerja PDAM

sebagai operator dan daerah sebagai pemilik SPAM.

(23)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Unit air baku merupakan tanggung jawab pemerintah pusat (APBN) melalui

Dirjen Sumber Daya Air;

Unit produksi 30% APBN melalui Dirjen Cipta Karya;

Dan unit distribusi 25% melalui pendanaan pemerintah baik penerusan

APBN, APBD I propinsi, APBD II swadaya.

Gambar 7-2

Skema Pendanaan Sistem Penyediaan Air minum

7.2

DASAR PENENTUAN ASUMSI KEUANGAN

Proyeksi keuangan di buat sebelum rencana investasi program dilaksanakan, dengan

tujuan untuk dapat menilai sampai sejauh mana dampak dari kegiatan tersebut dapat

memberikan cost recovery yang memadai serta terciptanya kondisi likuiditas dan

profitabiltas usaha sehingga kelancaran kegiatan usaha dapat terpelihara.

Sesuai dengan sifatnya, proyeksi keuangan yang dibuat semata-mata hanya

merupakan suatu estimasi berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Dengan demikian

kelayakan asumsi memegang peranan yang sangat menentukan atas keakuratan hasil

proyeksi.

(24)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

1.

Jangka waktu pinjaman tidak melebihi jangka waktu perencanaan RISPAM;

2.

Untuk menjaga intensitas air baku, masa kerja operasional pendistribusian

Jaringan Distribusi Utama (JDU) adalah 8 sampai 9 jam perhari;

3.

Tingkat kebocoran (sampai JDU) tidak melebihi 20%;

4.

%

Loan Disbursement

adalah 2 (dua) tahap dalam 2 tahun;

5.

Masa tenggang pembayaran bunga dan cicilan adalah tahun 3 atau tahun 5;

6.

Tingkat suku bunga adalah 8%, lebih tinggi dari tingkat bunga acuan;

7.

Kenaikan harga air curah mengikuti penyesuaian kenaikan tariff yaitu 20% setiap

2 tahun mulai 2016;

8.

Harga Pokok Produksi (HPP) tahun 1 antara Rp. 1.100,- sampai dengan Rp

3.500,-;

9.

Tingkat penyesuaian harga pokok produksi (HPP) setiap 2 tahun diperhitungkan

10% - 20%.

7.3

ANALISIS KELAYAKAN KEUANGAN

Dalam melakukan perhitungan proyeksi keuangan konsultan akan menyajikannya

sesuai dengan analisa dan permasalahan yang telah dikemukaan diatas, serta skenario

yang telah disusun. Namun untuk lebih memberikan gambaran lengkap berikut

dibawah ini komponen-komponen yang juga ikut dijadikan sebagai bahan

perhitungan proyeksi keuangan.

7.3.1

Tahun Dasar Proyeksi.

(25)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

7.3.3

Pertumbuhan Penduduk.

Pertumbuhan penduduk sangat erat kaitannya dengan jumlah kebutuhan Air yang

korelasinya langsung terhadap kuantitas produksi air yang harus disediakan PDAM

Kabupaten Maluku Tenggara Barat untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan

perluasan cakupan pelayanan. Pertumbuhan penduduk ditetapkan sebesar 0,95 % /

Tahun.

7.3.4

Proyeksi Produksi.

Dalam hal proyeksi keuangan, proyeksi produksi air yang disusun oleh tim teknis juga

mutlak diperlukan untuk mengetahui seberapa besar potensi sumber air baku yang

ada untuk dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan proyeksi keuangan. Proyeksi

produksi akan mencakup hal sebagai berikut:

Persentase Pelayanan yang diasumsikan setiap tahun;

Jumlah Jiwa Penduduk Terlayani;

Komposisi Jumlah penduduk terlayani dalam kelompok pemakaian air (Domestik:

Sambungan Rumah dan HU ; Non Domestik: Sambungan Komersial, Sambungan

Khusus

Pelabuhan, dll);

Total Proyeksi Sambungan teruraikan dalam kelompok-kelompok pemakaian air

seperti tersebut diatas;

Total Penambahan Sambungan;

Proyeksi Produksi Air (Air Diproduksi, Air yang didistribusikan, Air yang hilang)

dalam satuan liter/detik hingga M

3

/ tahun.

7.3.5

Harga Dasar Air.

Harga dasar air ditetapkan berdasarkan harga rata-rata dengan membagi antara

volume air terjual dengan jumlah pelanggan tahun sebelumnya dan diasumsikan

mengalami kenaikan pada periode/tahun-tahun tertentu yang ditetapkan dalam

proyeksi.

(26)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

7.3.6

Faktor Pengali Harga Dasar.

Dalam menyusun proyeksi keuangan, harga air / M

3

berubah secara progresif sesuai

dengan blok pemakaian pada masing-masing kelompok pelanggan. Faktor pengali ini

sangat menunjang dalam hal peningkatan pendapatan karena semakin banyak air

yang digunakan oleh masing-masing kelompok pelanggan maka harga per M

3

yang

harus dibayarkan akan semakin tinggi/mahal. Untuk Faktor Pengali atau rata-rata

tertimbang ditetapkan sebesar 1,32.

7.3.7

Proyeksi Penjualan.

Dari beberapa komponen tersebut diatas maka dapat disusun proyeksi penjualan

dimana pada proyeksi penjualan ini sudah tergambar jelas proyeksi air diproduksi

dan proyeksi air terjual/yang dapat didistribusikan kepada pelanggan, dan dapat pula

diketahui potensi pendapatan (omzet) yang dapat diperoleh PDAM.

7.3.8

Proyeksi Laba

Rugi.

Proyeksi Laba-Rugi merupakan bagian dari proyeksi keuangan yang menyajikan

tingkat keuntungan/kerugian yang diperoleh dari hasil aktifitas operasional

perusahaan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan umur proyeksi yang telah

ditetapkan (2017 - 2035)

Proyeksi Laba-Rugi diperhitungkan dengan menyajikan komponen-komponen berikut

dibawah ini:

Pendapatan

Komponen pendapatan yang dihitung dalam proyeksi adalah:

-

Pendapatan Penjualan Air

: Pendapatan yang diperoleh dari penjualan

air/konsumsi air pelanggan;

-

Pendapatan Non Air

: pendapatan yang diperoleh dari komponen rekening air

(27)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Biaya-biaya

Biaya-Biaya yang diperhitungkan dalam proyeksi adalah biaya-biaya yang sama

seperti biaya-biaya yang tercantum dalam laporan keuangan PDAM, yaitu:

-

Biaya Langsung

: Terdiri dari Biaya Sumber Air, Biaya Pengolahan Air, Biaya

Transmisi dan Distribusi, Biaya Kemitraan, Biaya Air Limbah.

-

Biaya Tidak langsung

: Terdiri dari Biaya umum dan Administrasi.

-

Biaya Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris

Pendapatan / Biaya-biaya lainnya

Pandapatan lain-lain meliputi: Pendapatan jasa giro, Deposito, dan pendapatan

lainnya diluar operasional langsung PDAM

Biaya-biaya lainnya meliputi: Biaya Administrasi Bank, Pajak bunga giro, dan

biaya-biaya lainnya yang bukan merupakan biaya-biaya non operasional secara langsung.

7.3.9

Analisa Arus Kas (Cash Flow).

(28)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

7.3.10

Proyeksi Keuangan

Tabel 7.12 Asumsi Dasar Perhitungan

No.

Teknis

1

Jumlah Konsumen per Sambungan

Dengan Sambungan Langsung

4

orang/SL

Dengan Hidran Umum

50

orang/HU

2

Pemakaian Air

Dengan Sambungan Langsung

130

liter/orang/hari

Dengan Hidran Umum

60

liter/orang/hari

3

Tingkat Kebocoran

20%

dari produksi

UMUM

1

1 bulan

30

hari

2

1 tahun

12

bulan

PEMBIAYAAN

Harga Kaporit

100,000

Rp/kg

Pembubuhan kaporit

7

ppm

Gaji rata-rata karyawan

1.500.000

Rp/bulan

Inflasi

12.0%

per tahun

Kenaikan gaji personil

10.0%

per tahun

Biaya Pemeliharaan Rutin

10.0%

dari biaya langsung

Penggantian Meter Tahunan (Mulai 2013)

10.0%

Dari jumlah sambungan

Biaya Penggantian Meter 2012

500,000

rp/unit

Biaya Pasang Sambungan Baru 2013

2.500.000

rp/unit

Sumber: Hasil Analisa Konsultan, 2016

Tabel 7.13 Asumsi Pendapatan

PENDAPATAN

No

Tarif Dasar 2013

1

Tarif dasar

2.900

Rp/m3

2

Faktor Tarif Rata-rata

1,2

dari tarif dasar

3

Kenaikan Tarif setiap

3

tahun

Kenaikan 3 tahun ke 1

60%

Kenaikan 3 tahun ke 2

40%

Kenaikan 3 tahun ke 3

30%

Kenaikan 3 tahun ke 4 dst

30%

4

Kenaikan Biaya Administrasi & Pasang

20%

setiap 3 tahun

5

Pendapatan Non Air

10%

dari pendapatan air

(29)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Tabel 7.14 Struktur Tarif

Kelompok

Pelanggan

Golongan

Pelanggan

Blok Tarif

0 - 10

11 - 20

21

30

< 30

m

3

m

3

m

3

m

3

KELOMPOK I

Sosial A

2.900

3.100

3.300

3.500

Sosial B

3.500

3.700

4.000

5.000

KELOMPOK II

Rumah Tangga A

3.500

4.000

4.500

5.000

Rumah Tangga B

4.000

4.500

5.500

6.500

KELOMPOK III

Instansi Pemerintah

5.000

6.000

7.000

8.000

Instansi TNI/Polri

5.000

6.000

7.000

8.000

Balai Latihan/Inst Swasta

5.000

6.500

7.500

8.500

Usaha Kecil dan Menegah

5.500

6.500

7.500

8.500

Usaha Besar

8.000

8.500

9.500

10.500

Industri Kecil

8.000

9.000

10.000

10.500

Industri Besar

9.000

10.000

10.500

11.000

KHUSUS

Pertamina

12.500

12.500

12.500

12.500

Pelabuhan

12.500

12.500

12.500

12.500

Laut/Udara PLN

10.000

10.500

11.000

11.500

(30)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Tabel 7.15 Proyeksi Keuangan PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Rangkuman Proyeksi Keuangan PDAM Maluku Tenggara Barat

ASUMSI

URAIAN

SATUAN

2017

2018

2019

2020

2025

2030

2035

2040

KAPASITAS TERPASANG

148

148

148

147,5

147,5

147,5

147,5

147,5

A

Domestik

-

Sambungan Langsung

unit

3.146

3.272

4.022

4.772

6.784

8.252

10.039

12.215

-

Keran Umum

unit

13

14

15

16

21

26

31

36

Penduduk Kab. MTB

Jiwa

111.474

112.555

113.647

114.749

120.424

126.379

132.629

139.187

-

Penduduk Terlayani

Jiwa

-

Sambungan Langsung

Jiwa

4

12.584

13.088

16.088

19.088

27.136

33.008

40.156

48.860

-

Keran Umum

Jiwa

50

650

700

750

800

1.050

1.300

1.550

1.800

Total

13.234

13.788

16.838

19.888

28.186

0

0

0

12%

12%

15%

17%

23%

0

0

0

B

Non Domestik

-

Instansi Pemerintah & Sosial B

unit

106

110

114

119

145

177

215

262

-

Niaga

unit

375

390

406

422

514

625

760

925

-

Industri

unit

0

0

0

0

0

0

0

0

-

Pelabuhan

unit

0

0

1

1

1

1

1

1

Jumlah

unit

3.640

3.786

4.558

5.330

7.465

9.081

11.046

13.439

PEMAKAIAN AIR

A

Domestik

602.971

627.638

769.118

910.598

1.292.645

1.572.854

1.912.781

2.325.528

-

Sambungan Langsung

m

3

/samb/bln

15,6

588.931

612.518

752.918

893.318

1.269.965

1.544.774

1.879.301

2.286.648

-

Keran Umum

m

3

/samb/bln

90

14.040

15.120

16.200

17.280

22.680

28.080

33.480

38.880

(31)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

URAIAN

SATUAN

2017

2018

2019

2020

2025

2030

2035

2040

Harga Dasar Air

rp/m

3

2.900

2.900

2.900

2.900

4.640

6.496

10.978

18.553

24.119

-

Faktor Harga Rata-Rata

rp/m

3

1,32

3.828

3.828

3.828

6.125

8.575

14.491

24.490

31.837

-

Nilai Rata-Rata Adm *)

rp/SL/bln

5.000

20%

5.000

5.000

5.000

6.000

7.200

7.200

7.200

7.200

Total Sambungan

unit

3.640

3.786

4.558

5.330

7.465

9.081

11.046

13.439

-

Penambahan

unit

146

772

772

523

299

363

442

(32)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

Tabel 7.16 Rangkuman Proyeksi Keuangan PDAM Maluku Tenggara Barat

INCOME STATEMENT

2017

2018

2019

2020

2025

2030

2035

2040

A

Pendapatan

1

Penjualan Air

2.885

3.002

3.591

6.652

12.905

26.520

54.471

86.067

2

Pendapatan Administrasi

jt rp

218

227

273

384

645

785

954

1.161

3

Pendapatan Non Air

jt rp

5%

155

161

193

352

678

1.365

2.771

4.361

4

Sambungan Baru

jt rp

365

1.930

1.930

1.569

1.076

1.882

3.300

-

Pendapatan Total

3.623

5.321

5.987

8.956

15,304

30.552

61.496

91.590

B

Biaya

1

Biaya Bahan Kimia

700

12%

659

769

1.030

1.335

3.261

6.987

14.966

32.057

2

Biaya Energi Listrik

680

12%

641

747

1.000

1.297

3.167

6.788

14.538

31.141

3

Biaya Personil

-

-

-

-

-

-

-

-

4

Biaya Penggantian Meter

0,5

8%

10%

691

1.235

2.207

3.945

5

Biaya Pemeliharaan &

Lain-Lain

10%

66

77

103

134

326

699

1.497

3.206

6

Biaya Pasang Sambungan

365

1.930

2.162

1.640

1.652

3.536

7.587

-

Total Biaya Langsung

1.731

3.522

4.294

4.406

9.089

19.244

40.795

70.349

7

Penyusutan & Amortisasi

493

493

493

1.477

3.159

3.159

3.159

3.159

Total Biaya Operasional

2.224

4.015

4.787

5.883

12.257

22.403

24.232

73.509

C

Keutungan Operasional

1.400

1.306

1.200

3.074

3.047

8.148

37.264

18.081

Pajak

0%

-

-

-

-

-

-

-

-

Keuntungan Bersih

1.400

1.306

1.200

3.074

3.047

8.148

37.264

18.081

CASH FLOW

2017

2018

2019

2020

2025

2030

2035

2040

A

Cash Flow

1

Dari Sumber Dana Investasi

174.007

-

67.577

100.000

6.430,31

(33)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

INCOME STATEMENT

2017

2018

2019

2020

2025

2030

2035

2040

D

Kumulatif Cash Flow

1.893

3.691

72.961

9.935

125.498

176.097

267.215

359.671

(8.189)

1.799

69.270

(63.026)

(6.449)

11.308

33.993

29.227

IRR=

11,06%

Rp/m

3

2018

2019

2020

2025

2030

2035

2040

Biaya Produksi Langsung (diluar penyusutan)

4.491

4.578

4.057

6.045

10.516

18.341

26.023

(34)

NASKAH AKADEMIK

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)

7.3.11

Kesimpulan Analisa dan Proyeksi

Gambar

Tabel 7.1 Perkiraan Biaya Investasi Pembangunan Pengembangan SPAM Kota Saumlaki Tahap
Tabel 7.2 Perkiraan Biaya Investasi Pembangunan Pengembangan SPAM IKK Tanimbar Utara
Tabel 7.3 Perkiraan Biaya Investasi Pembangunan Pengembangan SPAM IKK Selaru Tahap I-III Tahap I
Tabel 7.4 Perkiraan Biaya Investasi Pembangunan Pengembangan SPAM IKK Wermaktian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tenaga Ahli Teknik air minum (1 orang) sebagai Teknik Air Minum, Mininal S1 Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan pengalaman minimal 5 tahun dalam perencanaan

Pelayanan SPAM pelayanan PDAM dikelola sepenuhnya oleh PDAM. Oleh karena itu, penentuan alokasi sumber air baku disesuaikan dengan program pengembangan sumber air

Bab ini menguraikan rencana pemanfaatan ruang, rencana daerah pelayanan, proyeksi jumlah penduduk serta proyeksi kebutuhan air minum di Kabupaten Maluku Tenggara

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Pada bab kelima, pembahasan akan dilakukan dengan memfokuskan terkait

Program fisik berupa pembangunan pada penunjang sistem penyedian air minum Kebumen, sedangakan program non fisik berupa pelatihan inernal pegawai PDAM Kebumen,

Perencanaan Jaringan Transmisi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Kamijoro Wilayah Layanan Kawasan Industri Sentolo (KIS)4.

Perpipaan di Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat 3-20 Tabel 3-6 Jaringan Pipa Distribusi SPAM IKK Tanimbar Utara (Larat).. 3-47 Tabel 3-11 Eksisting SPAM Jaringan

Buku ini terdiri dari 9 (sembilan) bab pembahasan-pembahasan yang terkait dengan kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)