• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG"

Copied!
330
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

2018

LAPORAN AKHIR

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR

MINUM KABUPATEN SERANG

(2)

i

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur setinggi-tingginya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan dan rezeki-Nya bagi kami sehingga Laporan Akhir Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Serang 2019-2038 dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Tim penyusun berterima kasih pula atas koordinasi yang baik dari Pemerintah Kabupaten Serang terutama Bappeda Kabupaten Serang atas seluruh koordinasi dan diskusi yang konstruktif.

Laporan Akhir ini merupakan hasil akhir dari serangkaian proses identifikasi dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Secara singkat, Laporan Akhir ini memuat formulasi rencana penyediaan air minum di Kabupaten Serang untuk periode 20 tahun mendatang yang terdiri dari rencana pengembangan SPAM, rencana pendanaan, dan pengembangan kelembagaan berdasarkan pada pengamatan dan pemahaman terhadap kondisi perkembangan wilayah, peninjauan SPAM eksisting, kondisi potensi air baku, wilayah prioritas penanganan, standar dan kriteria perencanaan, serta proyeksi kebutuhan air minum di masa mendatang. Besar harapan kami bahwa formulasi rencana yang dibuat dapat menjadi acuan utama dalam mewujudkan 100% akses aman terhadap air minum di seluruh wilayah Kabupaten Serang.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan buku laporan ini. Kami juga berharap seluruh pihak maupun pembaca dapat terus memberikan masukan bagi kami dalam proses penyempurnaan hasil pekerjaan ini.

November, 2018

(3)

ii

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii 1 – PENDAHULUAN ... 1-1

Latar Belakang ... 1-1 Tujuan dan Sasaran ... 1-3 Ruang Lingkup Kegiatan ... 1-3 1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah ... 1-3 1.2.2 Ruang Lingkup Substansi ... 1-4 Keluaran ... 1-6 Landasan Hukum ... 1-6 Sistematika Pembahasan Laporan ... 1-7

2 – KONDISI WILAYAH DAN ARAH PENGEMBANGAN KABUPATEN SERANG ... 2-1

Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif ... 2-1 Kondisi Fisik dan Lingkungan Hidup ... 2-4 2.2.1 Klimatologi ... 2-4 2.2.2 Topografi ... 2-7 2.2.3 Hidrologi ... 2-7 2.2.4 Geologi ... 2-12 2.2.5 Penggunaan Lahan di Kabupaten Serang ... 2-16

(4)

iii

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Kondisi Sosial dan Kependudukan ... 2-19

2.3.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk ... 2-19 2.3.2 Indeks Pembangunan Manusia ... 2-24 2.3.3 Sosial-Budaya ... 2-27 2.3.4 Kasus/Kejadian Waterborne Disease ... 2-28 Kondisi Ekonomi Wilayah ... 2-29 2.4.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 2-29 2.4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi ... 2-32 2.4.3 Tingkat Kemiskinan Penduduk ... 2-33 Arah Pengembangan dalam Penyediaan Air di Kabupaten Serang .. 2-37 2.5.1 SPAM Regional Provinsi Banten ... 2-37 2.5.2 Penyediaan Air untuk Kabupaten Serang dalam RTRW Kabupaten

Serang ... 2-42 2.5.3 Long Storage Kalimati Ciujung Lama ... 2-45 2.5.4 Pemindahan Intake Sumber Air dari Irigasi Pamarayan Barat .... 2-45 Sintesis Kondisi Wilayah dan Arah Pengembangan Wilayah di Kabupaten Serang ... 2-46

3 – KONDISI SPAM EKSISTING KABUPATEN ... 3-1

SPAM yang Dilayani oleh PDAM ... 3-1 3.1.1 Aspek Umum ... 3-1 3.1.2 Aspek Teknis ... 3-2 3.1.3 Aspek Non-Teknis ... 3-15 3.1.4 Permasalahan ... 3-20 SPAM yang Dilayani oleh Non-PDAM... 3-21 3.2.1 Aspek Teknis ... 3-21 3.2.2 Aspek Non-Teknis ... 3-36

(5)

iv

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 3.2.3 Permasalahan ... 3-44

4 – WILAYAH PRIORITAS PENANGANAN ... 4-46

Wilayah Prioritas Penanganan SPAM PDAM ... 4-46 4.1.1 Konsep Wilayah Prioritas Penanganan SPAM PDAM... 4-46 4.1.2 Wilayah Prioritas Penanganan SPAM PDAM ... 4-48 Wilayah Prioritas Penanganan SPAM Non PDAM ... 4-53 4.2.1 Konsep Wilayah Prioritas Penanganan SPAM Non PDAM ... 4-53 4.2.2 Wilayah Prioritas Penanganan SPAM Non PDAM ... 4-54

5 – STANDAR DAN KRITERIA PERENCANAAN ... 5-57

Standar Kebutuhan Air ... 5-57 5.1.1 Kebutuhan Domestik ... 5-57 5.1.2 Kebutuhan Non Domestik ... 5-59 Kriteria Perencanaan ... 5-60 Analisis Pemakaian Air ... 5-61 Fluktuasi Pemakaian Air ... 5-65 5.4.1 Kebutuhan Maksimum Hari (Qmaks) ... 5-65 5.4.2 Kebutuhan Jam Puncak (Qpeak) ... 5-66 Kriteria Daerah Pelayanan ... 5-66 Sistem Penyediaan Air Minum ... 5-70 5.6.1 Unit Air Baku ... 5-70 5.6.2 Unit Transmisi ... 5-77 5.6.3 Unit Produksi ... 5-80 5.6.4 Unit Distribusi ... 5-88 Proyeksi Penduduk ... 5-94 5.7.1 Metode Aritmatik ... 5-94 5.7.2 Metode Geometrik ... 5-95

(6)

v

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 5.7.3 Metode Logaritmik ... 5-96

5.7.4 Metode Least Square ... 5-97 5.7.5 Metode Eksponensial ... 5-98 5.7.6 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk ... 5-98 Periode Perencanaan ... 5-99

6 – PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BAKU ... 5-1

Arah Perkembangan Wilayah ... 5-1 6.1.1 Kedudukan Kabupaten Serang dalam RTRW Nasional ... 5-1 6.1.2 Kedudukan Kabupaten Serang dalam RTRW Provinsi Banten ... 5-2 6.1.3 Kebijakan Penataan Ruang dalam RTRW Kabupaten Serang ... 5-3 6.1.4 Sintesis Arah Perkembangan Wilayah ... 5-12 Proyeksi Jumlah Penduduk ... 5-15 Proyeksi Kebutuhan Air Minum ... 5-3 6.3.1 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik ... 5-3 6.3.2 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik ... 5-4 6.3.3 Proyeksi Kebutuhan Air Total ... 5-6

7 – POTENSI AIR BAKU ... 7-1

Potensi Air Permukaan ... 7-2 7.1.1 Air Sungai ... 7-3 7.1.2 Danau/Situ ... 7-4 Potensi Air Tanah dan Mata Air ... 7-6 Neraca Air ... 7-8 Pengembangan Sumber Air Baku ... 7-9

8 – RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM ... 8-1

Rencana Pengembangan Cakupan Pelayanan SPAM PDAM dan SPAM Non-PDAM ... 8-1

(7)

vi

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Rencana Pengembangan SPAM PDAM ... 8-9

8.2.1 Tingkat Pelayanan ... 8-9 8.2.2 Rencana Sumber Air Baku yang Digunakan ... 8-11 8.2.3 Rencana Jumlah Penduduk Terlayani dan Kebutuhan Air PDAM ... ... 8-12 8.2.4 Alternatif Rencana Pengembangan ... 8-16 8.2.5 Kebutuhan Pengembangan untuk 5 Tahun Pertama (Periode 1:

2019-2023) ... 8-34 Rencana Pengembangan SPAM Non PDAM ... 8-35 8.3.1 Bentuk-bentuk SPAM Non PDAM yang Mungkin Diterapkan di

Kabupaten Serang ... 8-36 8.3.2 Pemilihan Alternatif Bentuk SPAM Non PDAM ... 8-57 8.3.3 Rencana Jumlah Penduduk Terlayani dan Kebutuhan Air SPAM Non

PDAM ... 8-63 8.3.4 Kebutuhan Pengembangan untuk 5 Tahun Pertama (Periode 1:

2019-2023) ... 8-65

9 – RENCANA PENDANAAN SPAM ... 9-67

Rencana Pendanaan SPAM PDAM ... 9-67 9.1.1 Kebutuhan Investasi ... 9-67 9.1.2 Sumber dan Pola Pendanaan ... 9-69 Rencana Pendanaan SPAM Non PDAM ... 9-73 9.2.1 Kebutuhan Investasi ... 9-73 9.2.2 Sumber dan Pola Pendanaan ... 9-75

10 – RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN ... 10-1

Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air ... 10-1 Rencana Pengembangan Kelembagaan SPAM PDAM ... 10-4 10.2.1 Rencana Pengembangan Lembaga Penyelenggaraan SPAM .... 10-5

(8)

vii

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 10.2.2 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 10-15

10.2.3 Rencana Pengembangan Hubungan Koordinasi dan Kerjasama Antar Stakeholder dalam Penyelenggaraan SPAM ... 10-17 Rencana Pengembangan Kelembagaan SPAM Non PDAM ... 10-25 10.3.1 Rencana Pengembangan Lembaga Penyelenggara dan Pengelolaan

SPAM ... 10-25 10.3.2 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 10-30 10.3.3 Rencana Hubungan Koordinasi dan Kerjasama Antar Stakeholder

(9)

viii

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Luas Wilayah, Jarak dari Kecamatan ke Ibukota Kabupaten, Jumlah Desa, Jumlah RT, dan Jumlah RW Kabupaten Serang 2017 ... 2-1 TABEL 2.2 Rata-Rata Suhu Udara dan Kelembaban Relatif Per Bulan di ... 2-4 TABEL 2.3 Rata-Rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Per Bulan ... 2-5 TABEL 2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Serang 2010-2016 ... 2-21 TABEL 2.5 Kepadatan Penduduk Kabupaten Serang 2016 ... 2-21 TABEL 2.6 Penderita Penyakit Akibat Kondisi Air di Kabupaten Serang ... 2-29 TABEL 2.7 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

Tahun 2013-2016 Kabupaten Serang (Juta Rupiah) ... 2-30 TABEL 3.1 Pelanggan PDAM Kabupaten Serang tahun 2013-2016 ... 3-2 TABEL 3.2 Sistem Penyediaan Air Bersih di Kabupaten Serang ... 3-3 TABEL 3.3 Hasil Uji Laboratorium Mata Air Sukacai, Kecamatan Baros ... 3-5 TABEL 3.4 Hasil Uji Laboratorium Air dari Bendung Pamarayan Barat ... 3-8 TABEL 3.5 Data Cakupan Pelayanan Kinerja PDAM Kabupaten Serang ... 3-10 TABEL 3.6 Kecamatan dan Desa yang Menggunakan Air PDAM sebagai sumber

air ... 3-12 TABEL 3.7 Data Teknis Kinerja PDAM Kabupaten Serang Tahun 2013-2016 .. 3-13 TABEL 3.8 Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang ... ... 3-14 TABEL 3.9 Jumlah Pegawai PDAM Tirta Albantani ...3-17 TABEL 3.10 Variasi Tarif menurut Blok Pemakaian PDAM Tirta Albantani... 3-18 TABEL 3.11 Tarif Jenis Sambungan Rumah ... 3-19 TABEL 3.12 Persentase Penggunaan Sumber Air untuk Air Minum di Kabupaten

Serang ... 3-23 TABEL 3.13 Persentase Penggunaan Sumber Air untuk Mandi/Cuci di Kabupaten

Serang ... 3-24 TABEL 3.14 Desa di Kabupaten Serang yang Telah Dilayani oleh Pamsimas .. 3-26

(10)

ix

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 TABEL 3.15 Hasil Uji Laboratorium Air Tanah (Pamsimas) di Desa Sindanglaya,

Kecamatan Cinangka ... 3-31 TABEL 3.16 Hasil Uji Laboratorium Air Sungai Ciwaka, Kecamatan Pontang . 3-35 TABEL 3.17 Kelembagaan dalam Pengelolaan Pamsimas ... 3-37 TABEL 3.18 Skema Umum Pendanaan Pamsimas ... 3-42 TABEL 4.1 Indikator Pembobotan Aspek Teknis dalam Ketersediaan Sumber Air ... 4-46 TABEL 4.2 Indikator Pembobotan Aspek Sosial dalam Peminatan Air Minum ... ... 4-47 TABEL 4.3 Indikator Pembobotan Aspek Ekonomi dalam Kemauan Membayar ... ... 4-47 TABEL 4.4 Analisis Kebutuhan Nyata dalam Pengembangan RISPAM ... 4-48 TABEL 4.5 Matriks Pemilihan Prioritas RISPAM Kabupaten Serang ... 4-50 TABEL 4.6 Peringkat Prioritas Pembangunan ... 4-51 TABEL 4.7 Kriteria Wilayah Prioritas Penanganan ... 4-53 TABEL 4.8 Wilayah Prioritas Penanganan SPAM Non PDAM ... 4-55 TABEL 5.1 Kriteria Penghitungan Jumlah Kebutuhan Domestik ... 5-58 TABEL 5.2 Standar Kriteria Desain Penyediaan Air ... 5-59 TABEL 5.3 Kriteria dan Standar Kebutuhan Air ... 5-60 TABEL 5.4 Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga ... 5-60 TABEL 5.5 Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota ... 5-61 TABEL 5.6 Kriteria Dasar Perhitungan Kebocoran... 5-65 TABEL 5.7 Kriteria Dasar Penentuan Faktor Kebutuhan Maksimum ... 5-65 TABEL 5.8 Kriteria Dasar Penentuan Faktor Jam Puncak ... 5-66 TABEL 5.9 Standar Baku Mutu Kualitas Air ... 5-75 TABEL 5.10 Perbedaan Saringan Pasir Lambat Dengan Saringan Pasir Cepat5-86 TABEL 5.11 Matrik kriteria utama penyusunan RISPAM berbagai klasifikasi .. 5-99 TABEL 6.1 Rencana Sistem Pusat Kegiatan/Perkotaan di Kabupaten Serang .. 5-5 TABEL 6.2 Rencana Pola Ruang di Kabupaten Serang ... 5-7 TABEL 6.3 Rencana Kawasan Strategis di Kabupaten Serang ... 5-11 TABEL 6.4 Asumsi Perhitungan Penambahan Jumlah Penduduk untuk KEK

(11)

x

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 TABEL 6.5 Jumlah Penduduk Time Series dan Proyeksi ... 5-19

TABEL 6.6 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Serang berdasarkan Kecamatan di Tahun 2038 ... 5-1 TABEL 6.7 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik di Kabupaten Serang ... 5-4 TABEL 6.8 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik di Kabupaten Serang ... 5-5 TABEL 6.9 Proyeksi Kebutuhan Air Total di Kabupaten Serang ... 5-6 TABEL 7.1 Daftar DAS/Sub DAS yang ada di Kabupaten Serang ... 7-3 TABEL 7.2 Daftar Rawa, Situ, dan Waduk Per Kecamatan di Wilayah Kabupaten

Serang ... 7-4 TABEL 7.3 Rekapitulasi Potensi Situ dan Waduk di Kabupaten Serang ... 7-5 TABEL 7.4 Neraca Air Potensi Sumber Air Baku Kabupaten Serang ... 7-8 TABEL 8.1 Rencana Cakupan Pelayanan SPAM PDAM dan Non PDAM di

Kabupaten Serang... 8-3 TABEL 8.2 Tingkat Pelayanan SPAM PDAM Per Kecamatan di Kabupatan Serang ... 8-9 TABEL 8.3 Rencana Sumber Air Baku yang Digunakan pada SPAM PDAM .... 8-11 TABEL 8.4 Jumlah Rumah Tangga Terlayani SPAM PDAM Hingga Tahun 203 ... ... 8-12 TABEL 8.5 Kebutuhan Air Terlayani PDAM ... 8-13 TABEL 8.6 Kehilangan Air PDAM ... 8-14 TABEL 8.7 Total Kebutuhan Air PDAM Kabupaten Serang ... 8-15 TABEL 8.8 Rencana Sistem Interkoneksi ... 8-18 TABEL 8.9 Hasil Uji Laboratorium Sungai Cibanten (Bendung Sindang Heula) ... ... 8-30 TABEL 8.10 Hasil Uji Laboratorium Sungai Ciujung Lama (Kalimati) ... 8-32 TABEL 8.11 Kebutuhan Pengembangan untuk SPAM PDAM Tahun 2019-2023 .... ... 8-34 TABEL 8.12 Karakteristik dalam Memilih Alternatif Bentuk SPAM Non PDAM ... ... 8-57 TABEL 8.13 Alternatif Bentuk SPAM Non PDAM di Masing-masing Kecamatan ... ... 8-60

(12)

xi

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 TABEL 8.14 Jumlah Rumah Tangga Terlayani SPAM Non PDAM Hingga Tahun

2038 ... 8-64 TABEL 8.15 Kebutuhan Air untuk SPAM Non PDAM (Liter/Detik) Hingga Tahun

2038 ... 8-65 TABEL 8.16 Kebutuhan Pengembangan untuk SPAM Non PDAM Tahun 2019-2023 ... 8-66 TABEL 9.1 Rencana Anggaran Biaya Pengembangan SPAM PDAM Per Tahapan

2019-2038 pada Setiap Wilayah Pelayanan ... 9-68 TABEL 9.2 Sumber dan Strategi Pendanaan SPAM ... 9-69 TABEL 9.3 Rencana Anggaran Biaya Pengembangan SPAM Non PDAM

Kabupaten Serang... 9-74 TABEL 9.4 Sumber dan Strategi Pendanaan SPAM Non PDAM ... 9-75 TABEL 9.5 Pola dan Sumber Pendanaan Pengembangan SPAM Non PDAM

Kabupaten Serang 2019-2038 ... 9-77 TABEL 10.1 Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab dalam

Penyelenggaraan SPAM ... 10-5 TABEL 10.2 Rencana Wilayah Pelayanan di Masing-masing Cabang PDAM Tirta

Albantani ... 10-15 TABEL 10.3 Rencana Penambahan Jumlah Pegawai PDAM Tirta Albantani Tahun

2038 ... 10-16 TABEL 10.4 Koordinasi dan Kerjasama Pembangunan dalam Pengembangan

SPAM di Kabupaten Serang ... 10-19 TABEL 10.5 Hak dan Kewajiban Pelaku Kerjasama Pembangunan ... 10-22 TABEL 10.6 Sintesis Jenis Lembaga Pengelola dan Penyelenggara SPAM

Komunal ... 10-29 TABEL 10.7 Komposisi Personil Pengelola Sarana dan Prasarana Air Minum

(13)

xii

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Serang ... 1-5 GAMBAR 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Serang ... 2-3 GAMBAR 2.2 Peta Curah Hujan Kabupaten Serang ... 2-6 GAMBAR 2.3 Peta Kelerengan dan Kedalaman Laut Kabupaten Serang ... 2-8 GAMBAR 2.4 Peta Morgologi Kabupaten Serang ... 2-9 GAMBAR 2.5 Peta DAS Kabupaten Serang ... 2-10 GAMBAR 2.6 Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Serang ... 2-11 GAMBAR 2.7 Peta Rawan Bencana Kabupaten Serang ... 2-17 GAMBAR 2.8 Persentase Luas Lahan Kabupaten Serang Menurut Penggunaan

2016 ... 2-19 GAMBAR 2.9 Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Serang ... 2-20 GAMBAR 2.10 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Serang ... 2-23 GAMBAR 2.11 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Serang 2012-2016 2-25 GAMBAR 2.12 Perbandingan IPM Kabupaten Serang dengan Kabupaten/Kota

Lain di Provinsi Banten dan Indonesia tahun 2015 ... 2-25 GAMBAR 2.13 Perbandingan Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Serang

dengan Kabupaten/Kota Lain di Provinsi Banten dan Indonesia tahun 2015 ... 2-26 GAMBAR 2.14 Perbandingan Rata – Rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Serang

dengan Kabupaten/Kota Lain di Provinsi Banten dan Indonesia tahun 2015 ... 2-27 GAMBAR 2.15 Persentase Sektor Ekonomi terhadap Produk Domestik Regional

Bruto Atas Dasar Harga Berlaku 2016 (ADHB) ... 2-31 GAMBAR 2.16 PDRB Kabupaten Serang Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar

Harga Konstan (2010=100), 2012-2016 (Triliun Rupiah) ... 2-33 GAMBAR 2.17 Garis Kemiskinan di Kabupaten Serang 2010-2016 ... 2-34 GAMBAR 2.18 Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Serang ... 2-35 GAMBAR 2.19 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Serang ... 2-36

(14)

xiii

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 GAMBAR 2.20 Skematik Rencana Pengembangan dan Daerah Pelayanan SPAM

Regional Bendungan Sindang Heula ... 2-38 GAMBAR 2.21 Skematik Rencana Pengembangan dan Daerah Pelayanan SPAM

Regional Waduk Karyan ... 2-39 GAMBAR 2.22 Peta Hidrologi dan Arah Pengembangan SPAM Regional Banten

di Kabupaten Serang ... 2-48 GAMBAR 3.1 Tandon pada Mata Air Sukacai ... 3-4 GAMBAR 3.2 Saluran Terbuka Mata Air Sukacai ... 3-4 GAMBAR 3.3 Tandon Mata Air Citaman ... 3-6 GAMBAR 3.4 Broncaptering Mata Air Citaman ... 3-7 GAMBAR 3.5 Pintu Air Bendung Pamarayan Barat ... 3-8 GAMBAR 3.6 Saluran Terbuka Bendung Pamarayan Barat ... 3-8 GAMBAR 3.7 Peta Cakupan Pelayanan Eksisting PDAM ... 3-11 GAMBAR 3.8 Struktur Kelembagaan PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang ... ...3-17 GAMBAR 3.9 Persentase Sumber Air yang Digunakan sebagai Air Minum di

Kabupaten Serang ... 3-22 GAMBAR 3.10 Persentase Sumber Air yang Digunakan sebagai Cuci/Mandi di

Kabupaten Serang ... 3-22 GAMBAR 3.11 Tanki Reservoir Pamsimas di Desa Sindanglaya, Kecamatan

Cinangka ... 3-29 GAMBAR 3.12 Desa Terlayani Pamsimas dan Tahun Penyediaannya ... 3-30 GAMBAR 3.13 SPAM Air Gotong Royong di Desa Curug Goong, Kecamatan

Padarincang ... 3-33 GAMBAR 3.14 Sumber Air Mata Air Sukacai, Dusun Kaducokrom, Desa Sukacai,

Kecamatan Baros ... 3-34 GAMBAR 3.15 Sungai Ciwaka, Kecamatan Pontang ... 3-35 GAMBAR 3.16 Struktur Pengelola SPAM Air Gotong Royong di Desa Curug

Goong, Kecamatan Padarincang ... 3-37 GAMBAR 3.17 Alur Siklus Program Pamsimas pada Tahap perencanaan ... 3-41 GAMBAR 3.18 Alur Siklus Program Pamsimas pada Tahap Pelaksanaan,

(15)

xiv

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 GAMBAR 3.19 Fasilitas SPAM dan Sanitasi yang Tidak Terawat di Desa Sukacai,

Kecamatan Baros ... 3-45 GAMBAR 4.1 Peta Wilayah Prioritas Penanganan SPAM PDAM ... 4-52 GAMBAR 4.2 Peta Wilayah Prioritas Penanganan SPAM Non PDAM ... 4-56 GAMBAR 5.1 Kurva Sisa Klor ... 5-81 GAMBAR 5.2 Sistem Jaringan Melingkar ... 5-91 GAMBAR 5.3 Sistem jaringan cabang ... 5-92 GAMBAR 5.4 Sistem jaringan kombinasi ... 5-94 GAMBAR 6.1 Peta Rencana Struktur Ruang di Kabupaten Serang ... 5-9 GAMBAR 6.2 Peta Rencana Pola Ruang di Kabupaten Serang ... 5-10 GAMBAR 6.3 Posisi Strategis Kabupaten Serang dalam Konstelasi Wilayah .. 5-13 GAMBAR 6.4 Peta Rencana Kawasan Strategis di Kabupaten Serang ... 5-14 Gambar 6.5 Tren Jumlah Penduduk di Kabupaten Serang ... 5-16 GAMBAR 6.6 Jumlah Penduduk Time Series dan Proyeksi ... 5-20 GAMBAR 6.7 Peta Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Serang

berdasarkan Kecamatan di Tahun 2038 ... 5-2 GAMBAR 7.1 Neraca Air Potensi Sumber Air Baku Kabupaten Serang ... 7-9 GAMBAR 8.1 Persentase (%) Rata-rata Rencana Cakupan Pelayanan SPAM

PDAM dan Non PDAM di Kabupaten Serang 2023-2028 ... 8-3 GAMBAR 8.2 Peta Cakupan Pelayanan SPAM PDAM dan Non PDAM di

Kabupaten Serang Tahun 2023 ... 8-5 GAMBAR 8.3 Peta Cakupan Pelayanan SPAM PDAM dan Non PDAM di

Kabupaten Serang Tahun 2028 ... 8-6 GAMBAR 8.4 Peta Cakupan Pelayanan SPAM PDAM dan Non PDAM di

Kabupaten Serang Tahun 2033 ... 8-7 GAMBAR 8.5 Peta Cakupan Pelayanan SPAM PDAM dan Non PDAM di

Kabupaten Serang Tahun 2038 ... 8-8 GAMBAR 8.6 Peta Rencana Sistem Interkoneksi ... 8-17 GAMBAR 8.7 Skema SPAM Interkoneksi Cikande ... 8-20 GAMBAR 8.8 Skema SPAM Interkoneksi Pamarayan ... 8-21 GAMBAR 8.9 Skema SPAM Interkoneksi Kramatwatu ... 8-21 GAMBAR 8.10 Skema SPAM Interkoneksi Anyar ... 8-22

(16)

xv

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 GAMBAR 8.11 Skema SPAM Interkoneksi Kragilan ... 8-22

GAMBAR 8.12 Skema SPAM Interkoneksi Pontang ... 8-23 GAMBAR 8.13 Rencana SPAM Wilayah Pelayanan I ... 8-24 GAMBAR 8.14 Rencana SPAM Wilayah Pelayanan II ... 8-25 GAMBAR 8.15 Rencana SPAM Wilayah Pelayanan III ... 8-26 GAMBAR 8.16 Rencana SPAM Wilayah Pelayanan IV ... 8-27 GAMBAR 8.17 Rencana SPAM Wilayah Pelayanan V ... 8-28 GAMBAR 8.18 Rencana SPAM Wilayah Pelayanan VI ... 8-29 GAMBAR 8.19 Skema Penyelenggaraan Long Storage Kalimati Ciujung Lama ... ... 8-33 GAMBAR 8.20 Ilustrasi Sistem Penyediaan Air Minum Skala Individual/Rumah

Tangga ... 8-37 GAMBAR 8.21 Ilustrasi Sistem Penyediaan Air Minum Skala Komunal ... 8-38 GAMBAR 8.22 Contoh Intake Ponton ... 8-44 GAMBAR 8.23 Contoh Intake Jembatan ... 8-45 GAMBAR 8.24 Bangunan Penangkap Air Laut ... 8-46 GAMBAR 8.25 Bangunan Penampung Air Hujan ... 8-47 GAMBAR 8.26 Saringan Air Hujan ... 8-48 GAMBAR 8.27 Perlindungan Mata Air Sistem Gravitasi ... 8-49 GAMBAR 8.28 Perlindungan Mata Air Sistem Perpompaan ... 8-49 GAMBAR 8.29 Skema Proses Sistem SPL ... 8-50 GAMBAR 8.30 Sketsa Instalasi Sistem SPL dengan Masing masing Unit Instalasi

Diletakkan Sejajar ... 8-50 GAMBAR 8.31 Sketsa Instalasi Sistem SPL dengan Masing masing Unit Instalasi

Ditempatkan Bertingkat ... 8-51 GAMBAR 8.32 Instalasi SPL Sistem Penjernihan Air Tanah menjadi Air Minum

Wisma Sanita, Pejompongan, Jakarta Pusat yang Dibangun pada Tahun 2012 ... 8-52 GAMBAR 8.33 Individual Sistem Instalasi Pengolah Air Tanah, Kapasitas 5000

Liter/Hari (Margahayu Raya Barat, Bandung) Sejak Tahun 1991 .... ... 8-52

(17)

xvi

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 GAMBAR 8.34 Instalasi Penyaringan Air Laut di Pulau Mandangin, Kabupaten

Sampang, Madura, Provinsi Jawa Timur ... 8-53 GAMBAR 8.35 SARUT Arang Kelapa ... 8-55 GAMBAR 8.36 Contoh Layout Sistem Distribusi Induk ... 8-56 GAMBAR 8.37 Distribusi Air Dari Mata Air Melalui 4 Unit HU Secara Gravitasi8-57 GAMBAR 8.38 Peta Alternatif Bentuk SPAM Non PDAM di Masing-masing

Kecamatan ... 8-62 GAMBAR 10.1 Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Serang dalam

Penyelenggaraan SPAM ... 10-9 GAMBAR 10.2 Rencana Struktur Kelembagaan PDAM Tirta Albantani Kabupaten

Serang ... 10-14 GAMBAR 10.3 Rencana Persentase Jumlah Pegawai PDAM Tirta Albantani pada

Tahun 2038 ... 10-16 GAMBAR 10.4 Koordinasi dan Kerjasama Pembangunan dalam Pengembangan

SPAM di Kabupaten Serang... 10-18 GAMBAR 10.5 Struktur Organisasi BUMDes untuk Unit Usaha SPAM Komunal ... 10-33 GAMBAR 10.6 Struktur Organisasi Koperasi untuk Unit Usaha SPAM Komunal ... 10-36 GAMBAR 10.7 Struktur Organisasi OMS Air Minum ...10-37 GAMBAR 10.8 Hubungan Koordinasi dan Kerjasama Antar Stakeholder dalam

(18)

1-1

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

1 – PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menentukan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Penyediaan air minum kepada masyarakat merupakan tanggung jawab pemerintah daerah sebagai salah satu fungsi pelayanan publik. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Pertumbuhan penduduk dan industri di Kabupaten Serang yang meningkat dengan pesat, berakibat pada meningkatnya kebutuhan air baku. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk dan industri semakin tinggi pula kebutuhan air bakunya. Beberapa permasalahan tentang air baku antara lain: terjadinya penurunan kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air baku akibat pertumbuhan penduduk, proses pembangunan, perkembangan industri dan pariwisata yang kurang terkendali, serta penggundulan hutan. Permasalahan lain yang sering timbul dalam penanganan air bersih adalah keterbatasan sumber daya, khususnya masalah pembiayaan/keuangan. Untuk menghasilkan air dengan kualitas yang layak, dan menghantarkannya kepada konsumen maka tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk kontruksi Intake, sistem transmisi, pengolahan dan distribusi, juga untuk operasional dan perawatan, apalagi jika air baku yang digunakan adalah air permukaan. Masalah pembiayaan ini harus mendapat perhatian demi menjaga kesinambungan sistem penyediaan air

(19)

1-2

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 bersih tersebut. Untuk itu perlu adanya suatu upaya-upaya yang dilakukan secara konsisten dan terpadu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut sehingga tersedia supply dan demand air baku dapat seimbang.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat, khususnya di Kabupaten Serang, maka harus dilakukan kajian yang bersifat terus menerus dan menyeluruh agar permasalahan kekurangan air tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Salah satu kajian tersebut diantaranya adalah dengan mengkaji potensi-potensi sumber air yang dapat dijadikan sebagai air bersih atau air minum baik air permukaan, air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air di sejumlah daerah yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Serang.

Pengelolaan yang baik, berawal dari perencanaan yang baik, secara teknis, keuangan, kelembagaan, dan sosial budaya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan dasar dan pedoman yang selanjutnya disusun dalam bentuk rencana induk (masterplan) air bersih di Kabupaten Serang dengan harapan dapat menghasilkan butir-butir penting dalam pengelolaan air bersih di Kabupaten Serang.

Sejalan dengan peran pemerintah pusat sebagai fasilitator dalam era otonomi daerah, Pemerintah telah menerbitkan regulasi setingkat peraturan pemerintah yang memberikan pedoman, baik kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan air minum maupun kepada masyarakat sebagai pengguna layanan air minum, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

Kewajiban menyusun masterplan/rencana induk pengembangan sistem penyediaan air minum, sesuai dengan PP tersebut adalah merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Serang, dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada tahun anggaran 2018 ini, melaksanakan kegiatan penyusunan rencana induk sistem penyediaan air minum (RISPAM) Kabupaten Serang.

(20)

1-3

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Rencana induk pengembangan sistem penyediaan air minum Kabupaten Serang ini diharapkan nantinya akan dapat lebih melengkapi dan memantapkan plotting tahapan rencana pengembangan SPAM di wilayah administrasi Provinsi Banten pada umumnya dan di wilayah administrasi Kabupaten Serang pada khususnya.

Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penyusunan dokumen RISPAM untuk Kabupaten Serang memiliki peran yang cukup strategis bagi Kabupaten Serang. Oleh karena itu, tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menyusun dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Serang 2019-2038 yang akan dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan SPAM bagi Pemerintah Kabupaten Serang dalam upaya mencapai universal access terhadap air minum yang aman dan layak bagi seluruh masyarakat.

Dalam mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang hendak dilaksanakan adalah:

1. Mengidentifikasi kondisi perkembangan wilayah.

2. Mengevaluasi kondisi eksisting SPAM Kabupaten Serang. 3. Mengidentifikasi kriteria perencanaan dan standar pelayanan. 4. Merencanakan kebutuhan air baku.

5. Merencanakan sumber dan alokasi air baku.

6. Merencanakan rencana pentahapan pengembangan SPAM. 7. Menyusun rencana pembiayaan SPAM.

8. Menyusun rencana pengembangan kelembagaan pelayanan air minum.

Ruang Lingkup Kegiatan

1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dari kegiatan ini adalah seluruh wilayah administrasi Kabupaten Serang yang terdiri dari 29 kecamatan.

(21)

1-4

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

1.2.2 Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansi dari penyusunan dokumen RISPAM Kabupaten Serang 2019-2038 ini terdiri dari serangkaian tahapan berikut.

a. Persiapan dan Perencanaan

Persiapan dan perencanaan merupakan proses awal dalam merancang kegiatan yang akan dilakukan. Pada proses ini dilakukan identifikasi tujuan dan sasaran serta keluaran yang akan dihasilkan beserta perumusan metodologi dan rencana pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh.

b. Pengumpulan Data dan Informasi

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dalam upaya menghimpun berbagai input sebagai bahan analisis selanjutnya. Adapun secara umum data dan informasi yang perlu dikumpulkan baik dengan survey primer maupun sekunder diantaranya terdiri dari data dan informasi terkait kondisi fisik dasar, pemanfaatan dan perkembangan wilayah dan keruangan, kondisi sosial-ekonomi-kependudukan, serta evaluasi dan kondisi SPAM eksisting.

c. Proses Analisis Data dan Informasi

Data dan informasi yang telah terhimpun kemudian dijadikan input bagi proses analisis. Adapun analisis yang akan dilakukan mencakup pada proses analisis secara kuantitatif, kualitatif, peramalan/proyeksi, dan spasial/keruangan. Keluaran yang akan dihasilkan pada tahap ini diantaranya adalah gambaran umum Kabupaten Serang, kondisi SPAM eksisting, penentuan standar dan kriteria perencanaan, proyeksi kebutuhan air, dan potensi air baku.

d. Penyusunan Rencana Induk

Berdasarkan pada hasil analisis kemudian akan dirumuskan rencana induk yang meliputi pada rencana: rencana pentahapan pengembangan SPAM, rencana pembiayaan SPAM, serta rencana pengembangan kelembagaan pelayanan air minum.

(22)

1-5

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

(23)

1-6

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

Keluaran

Keluaran yang akan dihasilkan dari penyusunan dokumen Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Serang 2019-2038 adalah:

1. identifikasi kondisi perkembangan wilayah;

2. evaluasi kondisi eksisting SPAM Kabupaten Serang; 3. identifikasi kriteria perencanaan dan standar pelayanan; 4. rencana kebutuhan air baku;

5. rencana sumber dan alokasi air baku;

6. rencana rencana pentahapan pengembangan SPAM; 7. rencana pembiayaan SPAM; dan

8. rencana pengembangan kelembagaan pelayanan air minum.

Landasan Hukum

Rencana Induk SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahap dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya.

Landasan hukum pedoman penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan; 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air;

(24)

1-7

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 6. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan

Air Minum;

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 Tahun 2013 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.

Sistematika Pembahasan Laporan

Laporan ini merupakan laporan terakhir dalam rangkaian kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Serang 2019-2038, adapun sistematika dari laporan akhir ini adalah seperti berikut.

1 – Pendahuluan

Bab pertama pada laporan ini membahas terkait dengan latar belakang, tujuan dan sararan, ruang lingkup kegiatan, keluaran, landasan hukum, serta sistematika pembahasan dari keseluruhan Laporan Akhir ini.

2 – Kondisi Wilayah Kabupaten Serang

Pada bab gambaran umum akan dipaparkan gambaran terkait kondisi geografis dan wilayah administratif, kondisi fisik dan lingkungan hidup, kondisi sosial dan kependudukan, kondisi ekonomi wilayah serta arah pengembangan dalam penyediaan air di Kabupaten Serang.

3 – Kondisi SPAM Eksisting Kabupaten Serang

Di bab ketiga akan dilakukan pembahasan terhadap kondisi SPAM eksisting di Kabupaten Serang, baik sistem dari PDAM Tirta Albantani maupun sistem non-PDAM.

4 – Wilayah Prioritas Penanganan

Dilakukan analisis terhadap wilayah prioritas penanganan baik dalam kategori pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan akses dasar pada bab keempat ini. 5 – Standar/Kriteria Perencanaan

(25)

1-8

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Pada bab kelima, pembahasan akan dilakukan dengan memfokuskan terkait dengan penentuan standar dan kriteria perencanaan yang akan digunakan baik untuk memproyeksikan kebutuhan air baku maupun untuk merencanakan SPAM di tahap selanjutnya.

6 – Proyeksi Kebutuhan Air Baku

Di bab keenam akan dilakukan analisis terhadap kebutuhan air baku hingga tahun 2038 berdasarkan dinamika kependudukan di Kabupaten Serang.

7 – Potensi Air Baku

Pada bab terakhir, akan dilakukan analisis terhadap potensi air baku yang dapat digunakan sebagai sumber potensial bagi pengembangan SPAM Kabupaten Serang hingga tahun 2038.

8 – Rencana Induk dan Pradesain Pengembangan SPAM

Rencana induk dan pradesain pengembangan SPAM secara umum terbagi menjadi dua bagian yakni pengembangan SPAM PDAM dan Non PDAM. Dilakukan perencanaan secara komprehensif antara pelayanan oleh PDAM dan Non PDAM dari mulai sumber air, unit produksi, hingga distribusi pelayanan.

9 – Rencana Pendanaan SPAM

Berdasarkan pada rencana induk dan pradesain yang telah dibuat pada bab sebelumnya, dilakukan simulasi rencana pendanaan dan pola investasi untuk mendanai penyelenggaraan SPAM baik PDAM dan Non PDAM.

10 – Rencana Pengembangan Kelembagaan SPAM

Selain rencana dan pola pembiayaan serta investasi, kelembagaan menjadi hal yang sangat krusial dalam menjamin keberjalanan SPAM yang diselenggarakan. Oleh karenanya pada bab terakhir ini dilakukan rencana pengembangan kelembagaan dalam menyokong terselenggaranya SPAM yang baik.

(26)

2-1

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

2 – KONDISI WILAYAH DAN

ARAH PENGEMBANGAN

KABUPATEN SERANG

Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

Kabupaten Serang merupakan salah satu dari 8 (delapan) kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten. Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50’-60 21’ Lintang Selatan dan 1050 0’ - 1060 22’ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari barat ke timur sekitar 90 km. Secara administrasi Kabupaten Serang berbatasan langsung dengan wilayah/daerah lain, yaitu:

 Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang

 Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang

 Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang

 Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda

Secara administratif, Kabupaten Serang terdiri atas 29 kecamatan yang melingkupi 314 desa tanpa kelurahan dengan luas wilayah Kabupaten Serang adalah 146.457,94 Ha atau 146,46 km2. TABEL 2.1 berikut menunjukkan luas wilayah, jarak dari kecamatan, jumlah desa, jumlah RW, dan jumlah RT Kabupaten Serang

TABEL 2.1 Luas Wilayah, Jarak dari Kecamatan ke Ibukota Kabupaten, Jumlah Desa, Jumlah RT, dan Jumlah RW Kabupaten Serang 2017

NO KECAMATAN WILAYAH LUAS (KM2) JARAK DARI KECAMATAN KE IBUKOTA KAB. SERANG (KM2) JUMLAH DESA JUMLAH RW JUMLAH RT 1 Cinangka 111,47 58 14 83 284 2 Padarincang 99,12 33 14 78 280

(27)

2-2

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

NO KECAMATAN WILAYAH LUAS (KM2) JARAK DARI KECAMATAN KE IBUKOTA KAB. SERANG (KM2) JUMLAH DESA JUMLAH RW JUMLAH RT 3 Ciomas 48,53 22 11 52 149 4. Pabuaran 79,14 18 8 45 156 5 Gunung Sari 48,60 15 7 22 87 6 Baros 44,07 13 14 77 225 7 Petir 46,94 17 15 55 242 8 Tunjung Teja 39,52 22 9 41 187 9 Cikeusal 88,25 20 17 92 270 10 Pamarayan 41,92 34 10 42 187 11 Bandung 25,18 39 8 33 139 12 Jawilan 38,95 42 9 45 185 13 Kopo 44,69 45 10 45 166 14 Cikande 50,53 28 13 67 320 15 Kibin 33,51 24 9 32 149 16 Kragilan 36,33 15 12 59 218 17 Waringinkurung 51,29 19 11 48 150 18 Mancak 74,03 33 14 50 209 19 Anyar 56,81 35 12 60 223 20 Bojonegara 30,30 23 11 67 144 21 Pulo Ampel 32,56 25 9 45 131 22 Kramatwatu 48,59 9 15 74 278 23 Ciruas 34,49 0 15 59 186 24 Pontang 58,09 22 11 35 131 25 Lebak Wangi 31,7 13 10 32 137 26 Carenang 32,80 24 8 37 197 27 Binuang 26,17 27 7 30 101 28 Tirtayasa 64,46 30 14 43 134 29 Tanara 49,30 33 9 30 108 TOTAL 1467,35 - 326 1478 5373

Sumber: BPS Kabupaten Serang, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kecamatan terluas berada pada Kecamatan Cinangka dengan luas 111,47 km2 yang artinya 7,6% dari luas total. Untuk kecamatan terkecil berada pada Kecamatan Bandung dengan luas 25,18 km2 atau sebesar 1,72% dari luas total. Peta administrasi Kabupaten Serang dapat dilihat pada GAMBAR 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Serang berikut.

(28)

2-3

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Serang Sumber: RTRW Kabupaten Serang 2011-2031

(29)

2-4

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Ditinjau dari letak geografis, Kabupaten Serang merupakan daerah yang sangat

potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas keluar-masuk wilayah Kabupaten Serang cukup strategis, karena dilalui oleh Jalan Tol Jakarta – Merak yang merupakan akses utama dari dan menuju Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak, menjadikan Kabupaten Serang sebagai wilayah transit perhubungan darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Disamping itu, Kabupaten Serang juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara, mengingat jaraknya jika diukur melalui jalan Tol Jakarta – Merak hanya sekitar 70 km.

Kondisi Fisik dan Lingkungan Hidup

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai kondisi klimatologi, topografi, hidrologi, geologi serta penggunaan lahan di Kabupaten Serang.

2.2.1 Klimatologi

Wilayah Kabupaten Serang beriklim tropis dengan curah hujan dan hari hujan cukup tinggi di sepanjang tahun 2016. Curah hujan dalam sebulan ratarata 7 mm dan lama hujan 20 hari. Suhu berkisar antara 24,3°C – 32,3°C, dan kelembaban relatif sebesar 84%. Tenakan udara rata rata sebesar 1007,8 mb dengan tingkat penguapan rata rata sebesar 3,7Mm. TABEL 2.2 menunjukkan rata-rata suhu udara dan kelembaban relatif per bulan di Kabupaten Serang pada tahun 2016.

TABEL 2.2 Rata-Rata Suhu Udara dan Kelembaban Relatif Per Bulan di Kabupaten Serang, 2016

NO BULAN

SUHU UDARA (0C) KELEMBABAN RELATIF (%)

MINIMUM MAXIMUM RATA-RATA MINIMUM MAXIMUM RATA-RATA

1 Januari 24,6 32,8 28,1 54 98 82 2 Februari 24,5 32,0 27,5 60 98 85 3 Maret 24,5 32,0 27,5 60 98 85 4. April 25,0 32,9 28,1 59 97 84 5 Mei 24,7 32,6 28,1 57 97 84 6 Juni 23,8 32,5 27,3 57 97 84 7 Juli 23,6 32,3 27,2 53 97 84 8 Agustus 23,6 32,4 27,1 49 97 82

(30)

2-5

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

NO BULAN SUHU UDARA (

0C) KELEMBABAN RELATIF (%)

MINIMUM MAXIMUM RATA-RATA MINIMUM MAXIMUM RATA-RATA

9 September 24,0 32,3 27,4 54 97 83

10 Oktober 24,3 31,8 27,2 53 97 84

11 November 24,3 32,2 27,8 57 97 83

12 Desember 24,5 31,4 27,2 59 97 83

Rata-Rata 24,3 32,3 27,6 56 97 84

Sumber: BPS Kabupaten Serang, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata rata suhu udara di Kabupaten Serang sebesar 27,60C dengan kelembaban 84%. Rata rata curah hujan di Kabupaten Serang dapat dilihat pada TABEL 2.3 berikut dan peta curah hujan di Kabupaten Serang dapat dilhat pada Error! Reference source not found..

TABEL 2.3 Rata-Rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Per Bulan Kabupaten Serang, 2016

NO. BULAN MINIMUM MAXIMUM CURAH HUJAN (MM) RATA- HARI HUJAN RATA 1 Januari 0,0 33,8 6,6 19 2 Februari 0,0 89.6 10,5 26 3 Maret 0,0 44,6 9,9 23 4. April 0,0 27,7 4,6 19 5 Mei 0,0 54,2 8,0 18 6 Juni 0,0 33,8 7,2 13 7 Juli 0,0 37,5 8,4 16 8 Agustus 0,0 30,2 5,4 16 9 September 0,0 40,0 6,6 24 10 Oktober 0,0 49,6 6,9 24 11 November 0,0 49,8 6,3 22 12 Desember 0,0 44,1 8,1 22 Rata-Rata 0,0 45 7 20

(31)

2-6

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.2 Peta Curah Hujan Kabupaten Serang Sumber: RTRW Kabupaten Serang 2011-2031

(32)

2-7

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

2.2.2

Topografi

Kabupaten Serang merupakan wilayah dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian antara 0 sampai 1.778 m di atas permukaan laut. Secara umum morfologi wilayah Kabupaten Serang didominasi oleh satuan morfologi dataran yang berupa daerah yang relatif datar hingga sedikit bergelombang. Satuan dataran rendah tersebar di seluruh wilayah dengan penyebaran paling besar di pantai utara dan sebaran terbatas di pantai barat serta sepanjang aliran sungai besar seperti Sungai Ciujung dan Cidurian. Secara administrasi penyebaran dataran rendah meliputi wilayah kecamatan Tirtayasa, Pontang, Carenang, Ciruas, dan Kramatwatu. Sedangkan Kecamatan Cikeusal.

Pamarayan, Kragilan, Anyar, Cinangka, hanya sebagian wilayahnya yang termasuk dalam satuan dataran rendah. Adapun penyebaran morfologi perbukitan berada di wilayah bagian barat Kabupaten Serang yang menyebar dari utara ke selatan dengan ketinggian sekitar 100 m dpl. Sedangkan satuan pegunungan menempati bagian selatan dan ujung utara sebelah barat. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Serang didominasi oleh ketinggian kurang dari 500 m dpl yang meliputi 98,42% dan tersebar pada semua wilayah kecamatan kecuali Kecamatan Ciomas. Peta kontur dan morfologi Kabupaten Serang masing-masing dapat dilihat pada GAMBAR 2.3 dan GAMBAR 2.4.

2.2.3

Hidrologi

Kondisi air tanah di Kabupaten Serang umumnya dangkal, yaitu antara 0,5 meter – 7 meter dari permukaan tanah dan cenderung mengikuti pola permukaan tanah. Perairan umumnya berupa 5 (lima) buah sungai yang bermuara di Selat Sunda dan Laut Jawa serta sebuah danau. Sedangkan sumber mata air antara lain Sungai Sukacai dengan debit air kurang lebih 240 lt/detik dan Sungai Cibanten dengan debit air kurang lebih 750 lt/detik. Di sebelah timur wilayah Kabupaten Serang umumnya tidak terdapat mata air, sedangkan di sebelah barat memiliki potensi mata air dari rendah sampai dengan sedang. Peta daerah aliran sungai dan cekungan air tanah Kabupaten Serang masing-masing dapat dilihat pada GAMBAR 2.5 dan GAMBAR 2.6 berikut.

(33)

2-8

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.3 Peta Kelerengan dan Kedalaman Laut Kabupaten Serang Sumber: RTRW Kabupaten Serang 2011-2031

(34)

2-9

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.4 Peta Morgologi Kabupaten Serang Sumber: RTRW Kabupaten Serang 2011-2031

(35)

2-10

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.5 Peta DAS Kabupaten Serang Sumber: RTRW Kabupaten Serang 2011-2031

(36)

2-11

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.6 Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Serang Sumber: RTRW Kabupaten Serang 2011-2031

(37)

2-12

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

2.2.4 Geologi

Untuk mengetahui kondisi geologi regional wilayah dan/atau kawasan perencanaan dan daerah sekitarnya, maka diperlukan data fisiografi daerah yang lebih luas. Secara umum, kondisi geologi di Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

2.2.4.1 Jenis Tanah

Identifikasi jenis tanah di Kabupaten Serang dapat dikelompokan berdasarkan kedalaman efektif tanah dan tekstur tanah. Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Serang dapat dibedakan menjadi 4 (empat kelas), yaitu kedalaman > 90 cm, 60 – 90 cm, 30 – 60 cm dan < 30 cm. Sedangkan tekstur tanah dapat dibedakan berdasarkan ukuran butir tanah yaitu kasar, sedang dan halus. Penyebaran jenis tanah di Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

 Aluvial

Aluvial dengan kedalaman efektif tanah > 90 cm dan tekstur tanah kasar terdapat di bantaran Sungai Ciujung bagian hilir.Sedangkan yang bertekstur tanah sedang terdapat di bantaran Sungai Ciujung dan Cidurian bagian hulu, tekstur tanah halus terdapat di bantaran Sungai Ciujung dan Cidurian bagian tengah serta dataran pantai antara SungaiCiujung dan Sungai Cidurian bagian tengah dan dataran pantai antara Sungai Ciujung dan Cidurian. Kegunaan jenis tanah ini umumnya baik digunakan untuk sawah atau palawija dataran rendah serta perikanan.

 Asosiasi Glei Humus dan Aluvial Kelabu

Asosiasi glei humus dan aluvial kelabu dengan kedalaman efektif tanah > 90 cm dan tekstur tanah sedang terdapat di kawasan dan bagian tengah Rawa Danau.

 Asosiasi Hidromorf Kelabu dan Planosol

Asosiasi hidromorf kelabu dan planosol dengan kedalaman efektif tanah > 90 cm dan tekstur tanah sedang penyebarannya dari Kramatwatu ke arah timur sampai Ciruas di bagian selatan dan Carenang di bagian utara.Di samping itu

(38)

2-13

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 terdapat juga di bagian timur Kragilan. Sedangkan yang bertekstur tanah

halus terdapat secara lokal di bagian tenggara Ciruas dan di antara Sungai Ciujung dengan Cidurian yang membentang dari Kragilan sampai Carenang. Kedalaman efektif tanah 60 cm – 90 cm dan tekstur tanah halus terdapat di bagian utara Cikande. Kegunaan jenis tanah ini umumnya tanah untuk padi sawah, palawija dan pembuatan bata atau genteng.

 Regosol

Regosol dengan kedalaman efektif tanah > 90 cm dan tekstur tanah kasar terdapat di pantai barat yang membentang dari utara sampai selatan yaitu dari Anyer sampai Cinangka.Tekstur tanah halus terdapat di secara lokal di Anyer sampai pantai barat bagian selatan Cinangka.Kegunaan jenis tanah ini umumnya untuk tanaman palawija.

 Latosol

Latosol dengan kedalaman efektif tanah > 90 cm dan tekstur tanah kasar terdapat di kaki perbukitan/pegunungan di bagian barat, sedang tekstur tanah halus terdapat pada lembah-lembah di wilayah Gunung Karang.Latosol dengan kedalaman efektif tanah < 30 cm dan tekstur tanah kasar terdapat di Gunung Pinang. Kegunaan jenis tanah ini umumnya untuk pertanian padi sawah, jagung, umbi-umbian, karet, kelapa sawit, coklat, cengkeh, kopi dan hutan tropik.

 Podsolik

Podsolik dengan kedalaman efektif tanah > 90 cm dan tekstur tanah kasar terdapat di antara Waringinkurung dan sedikit di sebelah utara Cikande, sedang tekstur tanah sedang penyebarannya terdapat di dataran Petir, Cikeusal,Pamarayan, Cikande dan Kopo.Tekstur tanah halus penyebarannya memanjang dari Pontang ke arah tenggara sampai Kragilan dan sebelah utara Cikande. Kegunaan jenis tanah ini umumnya diperuntukkan bagi hutan, ladang, alang-alang dan perkebunan karet.

 Regosol Kelabu Kekuningan

Tanah dengan kedalaman efektif > 90 cm, dan tekstur tanah sedang terdapat di wilayah perbukitan daerah Waringinkurung, Mancak dan Pabuaran.

(39)

2-14

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Kegunaan jenis tanah ini umumnya baik untuk tanaman palawija (jenis

kacang-kacangan).

2.2.4.2 Potensi Bencana Alam

Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain adalah gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Sedangkan kawasan yang rawan bencana adalah daerah yang pernah mengalami bencana atau daerah dikategorikan mempunyai potensi terjadinya bencana. Beberapa potensi bencana yang ada di wilayah Kabupaten Serang antara lain adalah :

 Banjir

Kawasan rawan banjir umumnya adalah daerah di sepanjang tepi Sungai Ciujung bagian hulu bahkan hingga bagian hilir di daerah muara Sungai Ciujung dengan anak-anak sungainya. Dalam setiap tahunnya Sungai Ciujung ini menyebabkan banjir di daerah muara sungai di Kecamatan Tirtayasa dan kecamatan Pontang, bahkan di beberapa kecamatan yang masih termasuk dalam DAS Ciujung. Beberapa kecamatan tersebut adalah Kecamatan Cikande, Kecamatan Carenang, Kecamatan Kragilan, Kecamatan Petir, dan Kecamatan Padarincang. Penyebab banjir lainnya adalah terjadinya sedimentasi/pendangkalan pada sungai-sungai tersebut, sehingga menyebabkan sumbatan. Hal ini lebih terlihat di wilayah sekitar muara Sungai Ciujung. Berikut peta rawan bencana banjir di Kabupaten Serang

 Gempa Bumi

Potensi bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Serang secara umum dapat diakibatkan karena adanya aktivitas vulkanik (Gn. Anak Krakatau) maupun pergerakan lempeng tektonik. Seluruh wilayah Kabupaten Serang merupakan daerah yang potensial terkena dampak gempa bumi, terutama adalah wilayah pesisir Barat Kabupaten Serang (Kawasan pesisir Selat Sunda).

(40)

2-15

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

 Tanah Longsor

Kondisi topografi dan morfologi Kabupaten Serang yang sangat bervariarif dari wilayah pesisir sampai dengan wilayah perbukitan memiliki potensi adanya bencana tanah longsor. Wilayah yang rawan terkena bencana tanah longsor ini biasanya dikawasan perbukitan atau lereng perbukitan. Beberapa kawasan yang rawan terkena bencana tanah longsor antara lain adalah di bagian selatan Kabupaten Serang yang berada di kawasan G. Karang yang meliputi Kecamatan Padarincang, Ciomas, Pabuaran, Gunung Sari dan Baros. Selain itu juga dibeberapa kawasan lainnya yaitu di Kecamatan Waringin Kurung, Bojonegara dan Pulo Ampel.

 Gunung Api

Potensi bencana gunung meletus yang ada di wilayah Kabupaten Serang berasal dari Gunung Anak Krakatau yang berada di Kawasan Selat Sunda. Wilayah yang potensial terkena dampak letusan gunung ini berada diwilayah pesisir barat Kabupaten Serang yaitu kawasan Anyar dan Cinangka. Selain itu terdapat pula kawasan rawan bencana disekitar Gunung Karang di wilayah Serang bagian Selatan. Walaupun pada dasarnyaGunung Karang sudah tidak aktif namun kawasan disekitar lereng gunung tersebut tetap merupakan kawasan yang rawan bencana.

 Tsunami

Kawasan yang berpotensi terkena dampak bencana Tsunami adalah dikawasan Pesisir Kabupaten Serang yang terletak di Kawasan Pantai Barat yaitu sepanjang Pesisir Pantai Anyar sampai Cinangka, kedua daerah ini merupakan daerah dengan potensi terkena tsunami tertinggi karena terletak pada Kawasan Selat Sunda yang merupakan daerah patahan serta Gunung Anak Krakatau. Wilayah pesisir lain yang rawan terkena bencana tsunami adalah kawasan pesisir Utara yang berada di Laut Jawa atau Teluk Banten, walaupun tingkat kerawanannya tidak sebesar wilayah pesisir Barat. Wilayah ini meliputi kawasan Pulo Ampel, Bojonegara, Pontang, Tirtayasa dan Tanara.

(41)

2-16

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

2.2.5 Penggunaan Lahan di Kabupaten Serang

Berdasarkan hasil interpretasi Citra Satelit SPOT-4 tahun 2010, tutupan lahan di Kabupaten Serang didominasi oleh lahan pertanian yang mencapai ± 57,07% dari total luas lahan di Kabupaten Serang. Pertanian ini dibedakan menjadi pertanian pada lahan basah dan lahan kering. Kawasan pertanian lahan basah adalah persawahan sedangkan pertanian lahan kering seperti perkebunan, tegalan, dan ladang. Untuk pertanian lahan basah secara umum paling banyak terdapat di wilayah Serang Barat bagian Utara terutama di Kecamatan Pontang, Tirtayasa, Tanara, Carenang dan Binuang. Sedangkan untuk pertanian lahan kering terutama berada di wilayah Serang Selatan, terutama di Kecamatan Baros, Petir, Cikeusal, Pabuaran, Ciomas dan Padarincang.

Tutupan lahan berikutnya yang cukup mendominasi adalah hutan dengan proporsi sebesar ± 30,96% dari total luas lahan di Kabupaten Serang. Tutupan hutan ini terdiri dari hutan primer, hutan sekunder, kebun campuran (mixed use antara hutan dan kebun), dan hutan mangrove. Keberadaannya tersebar di wilayah Serang Selatan hingga Barat, terutama di Kecamatan Ciomas, Padarincang, Gunungsari, Mancak, Waringinkurung, serta Anyer. Sementara untuk hutan mangrove sebarannya terutama di wilayah pesisir Barat dan pulau-pulau kecil di Kabupaten Serang.

Adapun sisanya atau sekitar ± 11,97% dari total luas lahan di Kabupaten Serang, tutupannya terdiri dari berbagai macam fungsi yang mencakup permukiman, tambak/empang, tubuh air/sungai, semak belukar, dan lahan terbuka. Peta rawan bencana Kabupaten Serang dapat dilihat pada GAMBAR 2.7 berikut.

(42)

2-17

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.7 Peta Rawan Bencana Kabupaten Serang Sumber: RTRW Kabupaten Serang 2011-2031

(43)

2-18

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Secara garis besar pemanfaatan lahan di Kabupaten Serang pada tahun 2010

dapat dijabarkan sebagai berikut:

 Kawasan pertanian, tutupannya cukup dominan dengan sebaran persawahan (lahan basah) terutama terdapat di Kecamatan Tirtayasa dan untuk tegalan (lahan kering) paling banyak di Kecamatan Baros.

 Kawasan hutan terutama berupa hutan primer dan sekunder, sebarannya terutama di kecamatan-kecamatan yang berada di Serang bagian Barat dan Serang bagian Selatan.

 Kawasan permukiman, tersebar disetiap kecamatan yang berada di Kabupaten Serang, konsentrasinya terutama disekitar pusat-pusat kecamatan.

 Kawasan tambak/empang, sebarannya terutama di wilayah pesisir Serang Utara mulai dari Kecamatan Bojonegara, Pontang, Tirtayasa, dan Tanara GAMBAR 2.8 Persentase Luas Lahan Kabupaten Serang Menurut Penggunaan 2016 menunjukkan persentase luas lahan Kabupaten Serang menurut penggunaan Tahun 2016. 1.03 5.01 0.84 4.53 41.14 1.01 0.39 0.27 8.53 1.43 5.28 22.5 1.46 0.26 6.28 0.03 Tanah Kosong Tambak Sungai/ Danau/ Telaga Semak Belukar Sawah Rawa Perumahan Perkebunan Besar Perkampungan Padang Rumput Ladang/ Tegalan Kebun Campuran Industri Hutan Rawa Hutan Belukar Bandar Udara

(44)

2-19

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.8 Persentase Luas Lahan Kabupaten Serang MenurutPenggunaan 2016 Sumber: BPS Kabupaten Serang, 2017

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa guna lahan terbesar di Kabupaten Serang adalah sebagai kawasan persawahan dengan luas 60.250ha atau sebesar 41,14% dari luas total. Kawasan kebun campuran dengan luas 32.946ha dan perkampungan dengan luas 12,492ha juga merupakan penggunaan lahan yang cukup besar di Kabupaten Serang, GAMBAR 2.9 menunjukkan peta penggunaan lahan di Kabupaten Serang..

Kondisi Sosial dan Kependudukan

Pada bagian kondisi sosial kependudukan akan dijelaskan mengenai jumlah dan kepadatan penduduk, laju pertumbuhan, kepadatan penduduk, indeks pembangunan, sosial budaya dan kesehatan.

2.3.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Serang pada tahun 2016 berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), mencapai 1.484.502 jiwa. Penduduk laki-laki sebanyak 752.703 jiwa, lebih banyak dibanding penduduk perempuan yang sebesar 731.799 jiwa dengan sex rasio 103. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Serang tahun 2015-2016 sebesar 0,69% dengan kepadatan penduduk 1.012jiwa/km2. Jumlah Penduduk Kabupaten Serang menyumbangkan 12,16% dari total populasi di Provinsi Banten. Laju pertumbuhan penduduk dan tingkat kepadatannya masing-masing dapat dilihat pada TABEL 2.4 dan TABEL 2.5.

Sejalan dengan adanya pertambahan penduduk di Kabupaten Serang tersebut, maka berkorelasi langsung terhadap laju pertumbuhan penduduk (LPP). Jika dianalisa dari LPP secara tahun ke tahun dalam periode tahun 2010-2016, terlihat bahwa pada dasarnya LPP Kabupaten Serang relatif berkembang secara stagnan pada kisaran rata-rata 0.98% per tahun. Peta kepadatan penduduk Kabupaten Serang dapat dilihat pada GAMBAR 2.10.

(45)

2-20

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.9 Peta Penggunaan Lahan di Kabupaten Serang Sumber: RTRW Kabupaten Serang 2011-2031

(46)

2-21

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

TABEL 2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Serang 2010-2016

NO. KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (ORANG)

LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK 2010 2015 2016 2010-2016 2015-2016 1 Cinangka 53.323 56.036 56.424 0,94 0,69 2 Padarincang 61.357 64.481 64.927 0,94 0,69 3 Ciomas 37.101 38.990 39.260 0,94 0,69 4. Pabuaran 38.005 39.940 40.216 0,94 0,69 5 Gunung Sari 19.359 20.343 20.484 0,94 0,69 6 Baros 51.293 53.902 54.274 0,94 0,69 7 Petir 50.134 52.691 53.055 0,94 0,69 8 Tunjung Teja 38.933 40.917 41.201 0,94 0,69 9 Cikeusal 64.872 68.180 68.652 0,94 0,69 10 Pamarayan 48.820 51.308 51.663 0,94 0,69 11 Bandung 30.540 32.096 32.318 0,94 0,69 12 Jawilan 52.448 55.118 55.499 0,94 0,69 13 Kopo 48.183 50.637 50.986 0,94 0,69 14 Cikande 91.834 96.511 97.179 0,94 0,69 15 Kibin 67.194 70.660 71.155 0,94 0,69 16 Kragilan 73.154 76.881 77.412 0,94 0,69 17 Waringinkurung 41.290 43.392 43.693 0,94 0,69 18 Mancak 43.275 45.477 45.792 0,94 0,69 19 Anyar 51.124 53.727 54.099 0,94 0,69 20 Bojonegara 41.526 43.642 43.943 0,94 0,69 21 Pulo Ampel 34.098 35.834 36.081 0,94 0,69 22 Kramatwatu 87.326 91.772 92.407 0,94 0,69 23 Ciruas 71.199 74.827 75.345 0,94 0,69 24 Pontang 38.590 40.554 40.833 0,94 0,69 25 Lebak Wangi 36.897 38.775 39.044 0,94 0,69 26 Carenang 32.630 34.288 34.523 0,94 0,69 27 Binuang 33.139 34.829 35.070 0,94 0,69 28 Tirtayasa 27.359 28.754 28.953 0,94 0,69 29 Tanara 37.815 39.739 40.014 0,94 0,69 TOTAL 1.402.818 1.474.301 1.484.502 0,94 0,69

Sumber: BPS Kabupaten Serang, 2017

TABEL 2.5 Kepadatan Penduduk Kabupaten Serang 2016

No. Kecamatan Luas Wilayah (km2) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km2) Klasifikasi Kepadatan 1 Cinangka 111.47 56.424 506 Rendah 2 Padarincang 99.12 64.927 655 Rendah

(47)

2-22

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 No. Kecamatan Luas Wilayah (km2) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km2) Klasifikasi Kepadatan 3 Ciomas 48.53 39.260 81 Rendah 4. Pabuaran 79.14 40.216 508 Rendah

5 Gunung Sari 48.6 20.484 421 Rendah

6 Baros 44.07 54.274 1232 Sedang

7 Petir 46.94 53.055 1130 Sedang

8 Tunjung Teja 39.52 41.201 1043 Sedang

9 Cikeusal 88.25 68.652 778 Rendah 10 Pamarayan 41.92 51.663 1232 Sedang 11 Bandung 25.18 32.318 1283 Sedang 12 Jawilan 38.95 55.499 1425 Sedang 13 Kopo 44.69 50.986 1141 Sedang 14 Cikande 50.53 97.179 1923 Tinggi 15 Kibin 33.51 71.155 2123 Tinggi 16 Kragilan 36.33 77.412 2131 Tinggi 17 Waringinkurung 51.29 43.693 852 Rendah 18 Mancak 74.03 45.792 619 Rendah 19 Anyar 56.81 54.099 952 Rendah 20 Bojonegara 30.3 43.943 1450 Sedang

21 Pulo Ampel 32.56 36.081 1108 Sedang

22 Kramatwatu 48.59 92.407 1902 Tinggi

23 Ciruas 34.49 75.345 2185 Tinggi

24 Pontang 58.09 40.833 703 Rendah

25 Lebak Wangi 31.7 39.044 1232 Sedang

26 Carenang 32.8 34.523 1053 Sedang

27 Binuang 26.17 35.070 134 Rendah

28 Tirtayasa 64.46 28.953 449 Rendah

29 Tanara 49.3 40.014 812 Rendah

TOTAL 1467.35 1.484.502 1011 Sedang

(48)

2-23

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.10 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Serang Sumber: RTRW Kabupaten Serang 2011-2031

(49)

2-24

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Berdasarkan tabel dan peta diatas dapat diketahui bahwa rata rata kepatan

penduduk di Kabupaten Serang adalah sedang dengan kepadatan 1011 jiwa/km2. Kepadatan tinggi berada di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Cikande, Kibin, Kragilan, Kramatwatu dan Ciruas dengan kepadatan lebih dari 1500 jiwa/km2.

2.3.2 Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kondisi kesejahteraan sosial di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. IPM merupakan indikator untuk mengetahui status kemampuan dasar penduduk, dan merupakan indeks gabungan dari indeks harapan hidup, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Masing-masing indeks tersebut pada dasarnya menggambarkan kondisi capaian kinerja pemerintah daerah dalam memenuhi pelayanan dasar terkait dengan aspek pendidikan, aspek kesehatan dan aspek ekonomi.

Banyaknya komponen besaran indeks yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) membuat indeks IPM ini merupakan indeks komposit yang secara sederhana dapat secara cepat memberikan gambaran tentang pencapaian pembangunan manusia yang dicapai oleh suatu wilayah. Indeks ini dapat dikatakan sebagai penyederhanaan dari kenyataan hidup yang sejatinya lebih kompleks.

Pada periode 2012 – 2016, IPM Kabupaten Serang menunjukkan peningkatan dari 62,97 pada tahun 2012 menjadi 65,12 pada tahun 2016. IPM Kabupaten Serang pada Tahun 2016 mencapai 65,12 mempunyai makna bahwa tingkat pencapaian pembangunan manusia Kabupaten Serang adalah 65,12 % dari kondisi pembangunan manusia yang ideal (di mana IPM ideal = 100). Perkembangan IPM Kabupaten Serang dapat dilihat pada GAMBAR 2.11 berikut.

(50)

2-25

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 GAMBAR 2.11 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Serang 2012-2016

Sumber: BPS Kabupaten Serang, 2017

GAMBAR 2.12 berikut merupakan perbandingan nilai IPM Kabupaten Serang dengan Kabupaten/ Kota disekitarnya dalam Konteks Provinsi Banten dan Indonesia.

GAMBAR 2.12 Perbandingan IPM Kabupaten Serang dengan Kabupaten/Kota Lain di Provinsi Banten dan Indonesia tahun 2015

Sumber: BPS Kabupaten Serang, 2017 62.5 63 63.5 64 64.5 65 65.5 2012 2013 2014 2015 2016 IPM

(51)

2-26

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018 Jika dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Banten, IPM di Kabupaten

Serang merupakan terendah ketiga di Provinsi Banten setelah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. IPM di Kabupaten Serang juga relatif lebih rendah baik terhadap IPM di tingkat provinsi maupun nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Serang masih rendah

Bila merujuk pada perkembangan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai ukuran yang banyak digunakan untuk mengetahui derajat kesejahteraan dan kualitas SDM, perkembangan kualitas SDM di Kabupaten Serang menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan rata-rataIPM Kabupaten Serang dalam periode tahun 2012-2016 sebesar 0,86% per tahun.

Penyebab lambannya pergerakan angka IPM Kabupaten Serang terutama dipengaruhi oleh lambannya pertumbuhan masing-masing indeks kompositnya, terutama Indeks Pendidikan yang secara rata-rata hanya bertumbuh 0,41% per tahun selama periode 2012-20016. Sedangkan Indeks Kesehatan dan Indeks Daya Beli dalam kurun waktu yang sama menunjukkan rata-rata pertumbuhan masing-masing 1,13% per tahun dan 1,16% per tahun. GAMBAR 2.13 menunjukkan perbandingan Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Serang dengan Kabupaten/Kota lain di Provinsi Banten dan Indonesia.

GAMBAR 2.13 Perbandingan Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Serang dengan Kabupaten/Kota Lain di Provinsi Banten dan Indonesia tahun 2015

(52)

2-27

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN SERANG 2019-2038 LAPORAN AKHIR – 2018

GAMBAR 2.14 berikut menampilkan perbandingan Rata-Rata Lama Sekolah

(RLS) Kabupaten Serang dengan Kabupaten/Kota Lain di Provinsi Banten dan Indonesia.

GAMBAR 2.14 Perbandingan Rata – Rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Serang dengan Kabupaten/Kota Lain di Provinsi Banten dan Indonesia tahun 2015

Sumber: BPS Kabupaten Serang, 2017

Berdasarkan capaian indeks-indeks komposit IPM hingga tahun 2016, capaian Indeks Daya Beli masih cukup tertinggal terhadap standar hidup layak yang diharapkan. Indeks Daya Beli memiliki capaian terendah dibandingkan indeks komposit IPM lainnya, yaitu baru mencapai 65,12 hingga tahun 2016. Sedangkan Indeks Pendidikan merupakan capaian terbaik dibanding indeks komposit IPM lainnya, dimana capaian angka indeksnya sudah berada pada angka 79,22 hingga tahun 2016. Pada tahun 2016, IPM di Kabupaten Serang telah mencapai angka 65,12. Capaian IPM tersebut posisinya masih dibawah capaian rata-rata IPM Provinsi Banten (70,06) dan IPM Nasional (71,17) pada tahun yang sama.

2.3.3 Sosial-Budaya

Mayoritas penduduk Kabupaten Serang adalah pemeluk agama Islam, yaitu 1.467.061 orang atau 99,69 %. Pemeluk agama Kristen protestan menempati urutan kedua terbanyak yaitu 2.180 orang (0,15 %). Selanjutnya pada tempat

Gambar

TABEL 2.1 Luas Wilayah, Jarak dari Kecamatan ke Ibukota Kabupaten, Jumlah Desa,  Jumlah RT, dan Jumlah RW Kabupaten Serang 2017
TABEL 2.2 Rata-Rata Suhu Udara dan Kelembaban Relatif Per Bulan di   Kabupaten Serang, 2016
TABEL 2.3 Rata-Rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Per Bulan   Kabupaten Serang, 2016
TABEL 2.5 Kepadatan Penduduk Kabupaten Serang 2016  No.  Kecamatan  Luas Wilayah (km2)  Jumlah  Penduduk  (jiwa)   Kepadatan (jiwa/km2)  Klasifikasi  Kepadatan  1  Cinangka  111.47  56.424  506  Rendah  2  Padarincang  99.12  64.927  655  Rendah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perhitungan proyeksi penduduk Non PDAM, jumlah penduduk yang digunakan merupakan jumlah penduduk dari desa / kelurahan yang berdasarkan Rencana Tata

Program fisik berupa pembangunan pada penunjang sistem penyedian air minum Kebumen, sedangakan program non fisik berupa pelatihan inernal pegawai PDAM Kebumen,

Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS) tahun 2012 masyarakat Banjarnegara dengan pendampingan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) membangun sistem penyediaan air

Wilayah Pelayanan PDAM Sumber air baku yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan air wilayah PDAM Tirta Bumi Sentosa mencapai 300liter/detik yang cukup melayani sampai

Sistem penyediaan air minum perpipaan yang melayani kebutuhan air minum masyarakat kota Denpasar sudah sejak tahun 1932, yaitu sistem penyediaan air minum

Buku ini mencakup beberapa pokok bahasan yang dituangkan dalam beberapa bab sebagai berikut Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Bab 2 Standar Kualitas Air dan

Strategi Penanganan Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang optimum, maka strategi pemecahan permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum di suatu kota diatur sebagai berikut: 

Laporan tugas besar tentang sistem penyediaan air minum di Kabupaten Ciamis, Jawa