Aqshal Faturrachman Buamona Putra 20513225
TUGAS BESAR
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN CIAMIS
Disusun Oleh :
AQSHAL FATURRACHMAN BUAMONA PUTRA 20513225
ASISTEN :
FAJRI MULYA IRESHA, S.T., M.T., Ph.D.
DOSEN :
EKO SISWOYO, S.T., M.SC.ES., PH.D.
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2023
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN CIAMIS
Disusun Oleh :
AQSHAL FATURRACHMAN BUAMONA PUTRA 20513225
Disetujui Oleh:
Dosen Sistem Penyediaan Air Minum
EKO SISWOYO, S.T., M.SC.ES., PH.D.
Disetujui Oleh:
Asisten Pembimbing
FAJRI MULYA IRESHA, S.T., M.T., Ph.D.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga perencana dapat menyelesaikan Tugas Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum ini.
Tujuan dari Tugas Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum agar dapat memberi manfaat bagi perencana dan orang lain yang membacanya. Selain itu dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Penyediaan Air Minum. Dengan tugas ini diharapkan mahasiswa dapat merencanakan Sistem Penyediaan Air Minum apa bila telah terjun di dalam dunia kerja.
Pada kesempatan ini, perencana mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas perencanaan ini :
1. Bapak Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D. selaku dosen Sistem Penyediaan Air Minum
2. Bapak Fajri Mulya Iresha, S.T, M.T., Ph.D. selaku Asisten yang telah mengajarkan dan memberikan pemahaman tentang tugas Sistem Penyediaan Air Minum
3. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan yang besar sehingga lancar dalam pengerjaan Tugas Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum
Tugas Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum yang disusun penulis belum mencapai sempurna sehingga penulis berharap kritik dan saran untuk disampaikan sebagian koreksi bagi penulis dalam menyusun tugas perencanaan selanjutnya.
Terima kasih, Wassalamualaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 19 Maret 2023 Penulis
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
4
DAFTAR ISI
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN CIAMIS ... 1
LEMBAR PENGESAHAN ... 2
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN CIAMIS ... 2
KATA PENGANTAR... 3
DAFTAR ISI ... 4
DAFTAR TABEL ... 7
DAFTAR GAMBAR ... 8
BAB I ... 9
1.1 Latar Belakang ... 9
1.2 Maksud dan Tujuan Perencanaan ... 11
1.2.1 Maksud Perencanaan ... 11
1.2.2 Tujuan Perencanaan ... 11
1.3 Ruang Lingkup... 11
BAB II ... 13
2.1 Batas Wilayah Administrasi ... 13
2.1.1 Topografi ... 15
2.1.2 Jenis Tanah ... 16
2.1.3 Hidrologi ... 17
2.1.4 Klimatologi ... 18
2.2 Aspek Kependudukan ... 19
2.3 Faasilitas Umum ... 19
BAB III ... 23
3.1 Pengertian Umum ... 23
3.2 Kriteria Umum ... 23
3.3 Kriteria Teknis ... 25
3.4 Kependudukan ... 26
3.4.1 Metode Aritmatik ... 26
3.4.2 Metode Geometrik ... 27
3.4.3 Metode Least Square ... 27
3.5 Kebutuhan Air ... 28
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
5
3.5.1 Kebutuhan Air Minum ... 28
3.5.2 Perhitungan Kebutuhan Air Minum ... 30
3.6 Sistem Distirbusi ... 31
3.6.1 Perencanaan Teknis Unit Distribusi... 32
3.7 Unit Air Baku ... 40
3.8 Perencanaan Unit Produksi ... 40
3.9 Perencanaan Teknis Unit Pelayanan... 43
BAB IV ... 45
4.1 Kondisi Eksisting Penyediaan Air Minum Berdasarkan Pencapaian Target SDGs ... 45
4.2 Master Plan SPAM ... 48
4.2.1 Analisis Wilayah Layanan Air Minum Berdasarkan RTRW ... 48
4.2.2 Analisis Sanitasi (EHRA) ... 50
4.2.3 Analisis Topografi ... 51
4.3 Perencanaan Zona SPAM ... 52
4.3.1 Zona Prioritas ... 52
4.3.2 Zona Pengembangan... 53
4.4 Proyeksi Penduduk dan Proyeksi Kebutuhan Air ... 53
4.4.1 Proyeksi Penduduk ... 54
4.4.2 Perbandingan Ketiga Metode Proyeksi Mundur ... 59
4.5 Proyeksi Kebutuhan Air ... 61
BAB V ... 66
5.1 Analisa Kualitas Air Baku ... 66
5.2 Alternatif Unit Pengolahan ... 67
5.2.1 Pemilihan Teknologi ... 70
5.2.2 Layout Teknologi SPAM ... 73
5.2.3 Neraca Massa ... 73
5.3 Unit Pengambilan Air Baku (Intake) ... 74
5.4 Detail Desain IPAM ... 76
5.4.1 Prasedimentasi ... 76
5.4.2 Koagulasi ... 81
5.4.3 Flokulasi ... 86
5.4.4 Sedimentasi ... 91
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
6
5.4.5 Filtrasi (Rapid Sand Filter) ... 101
5.4.6 Desinfeksi ... 111
5.4.7 Sludge Drying Beds ... 114
BAB VI ... 120
6.1 Perencanaan Jaringan Transmisi dan Distribusi... 120
6.1.1 Jaringan Transmisi Intake – Reservoir ... 120
6.1.2 Perencanaan Jaringan Distribusi ... 121
6.2 Perhitungan Jaringan Distribusi ... 123
6.3 Detail Junction dan Bangunan Pelengkap (Pompa, Reservoar, Jembatan, Pipa, dll) ... 130
6.3.1 Detail Junction ... 130
6.3.2 Bangunan Pelengkap ... 133
BAB VII ... 140
7.1 BOQ dan RAB IPAM ... 140
7.1.1 BOQ IPAM ... 140
7.1.2 RAB IPAM ... 141
7.2 BOQ dan RAB SDAM ... 145
7.2.1 BOQ SDAM ... 145
7.2.2 RAB SDAM ... 151
7.3 RAB TOTAL (IPAM + SDAM) ... 154
DAFTAR PUSTAKA ... 156
LAMPIRAN ... 157
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
7
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Per Kecamatan di kabupaten Ciamis ... 14
Tabel 2. 2 Ketinggian di Kabupaten Ciamis ... 15
Tabel 2. 3 Kemiringan Lereng di Kabupaten Ciamis ... 15
Tabel 2. 4 Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Ciamis Tahun 2021 ... 18
Tabel 2. 5 Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Ciamis ... 19
Tabel 2. 6 Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Ciamis ... 20
Tabel 2. 7 Jumlah Fasilitas Peribadatan Di Kabupaten Ciamais... 21
Tabel 3. 1 Kategori Wilayah ... 26
Tabel 3. 2 Kriteria Perencanaan Berdasarkan Kriteria Kota ... 29
Tabel 3. 3 Kriteria Kebutuhan Air Non-Domestik... 30
Tabel 3. 4 Kriteria Pipa DIstribusi ... 33
Tabel 3. 5 Penentuan Pompa Distribusi ... 35
Tabel 3. 6 Kriteria Diameter Pipa Distribusi ... 39
Tabel 4. 1 Grafik Ketinggian (Topografi) Kabupaten Ciamis ... 51
Tabel 4. 2 Jumlah Penduduk Kabupaten Ciamis ... 55
Tabel 4. 3 Proyeksi Penduduk Metode Aritmatika ... 56
Tabel 4. 4 Proyeksi Metode Geometri ... 57
Tabel 4. 5 Proyeksi Penduduk Meetode Least Square ... 58
Tabel 4. 6 Perbandingan Ketiga Metode ... 59
Tabel 4. 7 Proyeksi Penduduk 20 Tahun kedepan ... 59
Tabel 4. 8 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik ... 61
Tabel 4. 9 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik ... 63
Tabel 4. 10 Total Debit Kebutuhan Air ... 65
Tabel 5. 1 Alternatif Teknologi Pengolahan Air Minum ... 68
Tabel 5. 2 Pertimbangan Pemilihan Unit Teknologi Air Minum ... 69
Tabel 5. 3 Skoring Pemilihan Alternatif Teknologi ... 70
Tabel 5. 4 Efisiensi Removal Kekeruhan dan Bakteri ... 71
Tabel 5. 5 Efisiensi Removal Kandungan Organi ... 71
Tabel 5. 6 Efisiensi Removal BOD dan COD... 72
Tabel 5. 7 Kriteria Desain Bangunan Intake ... 74
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kabupaten Ciamis ... 13
Gambar 2. 2 Pete Topografi Kabupaten Ciamis ... 16
Gambar 2. 3 Peta Jenis Tanah Kabupaten Ciamis ... 17
Gambar 2. 4 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Ciamis ... 18
Gambar 4. 1 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Ciamis Tahun 2017-2037 ... 50
Gambar 4. 2 Grafik Tempat Penyaluran Buangan Akhir ... 51
Gambar 4. 3 Zona Prioritas Kabupaten Ciamis ... 53
Gambar 5. 1 Layout ... 73
Gambar 5. 2 Neraca Massa IPAM ... 73
Gambar 5. 3 Bangunan Intake Sumuran ... 76
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan manusia. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kebutuhan dasar seperti mandi, cuci, kakus, tapi juga sebagai kebutuhan dasar seperti untuk mencapai kondisi kesehatan masyarakat yang baik, maka air bersih yang tersedia haruslah cukup secara kuantitas, sehat secara kualitas, serta dilihat dari segi kontinuitas selalu tersedia setiap saat. Meskipun demikian, manusia selalu mencari sumber – sumber air baru untuk memenuhi kebutuhan air. Perkembangan teknologi juga memungkinkan pengolahan air dengan kualitas di bawah standar air minum menjadi air layak minum.
Air merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam kehidupan di bumi.
Makhluk hidup tidak dapat terlepas dari kebutuhannya akan air. Air tersebut guna memenuhi kebutuhan sehari – hari seperti kegiatan memasak, minum, mandi, ibadah, mencuci, dan peturasan. Air baku yang dapat digunakan sebagai air minum rumah tangga yaitu yang berasal dari sumber air permukaan, air hujan, air tanah, dan air laut yang telah memenuhi baku mutu sebagai air baku untuk air minum.
Sekitar 71% muka bumi tersusun atas air dengan rincian 95,6% merupakan air laut asin 3,5% air tawar, 1,7% diantaranya berbentuk es atau gletser. Namun Persediaan air bersih di muka bumi ini tidak mencukupi menurut World Council for Sustainable Development baik untuk keperluan pertanian, industri, atau keperluan lainnya. Hal ini berkaitan dengan kurang bijaknya penggunaan air oleh manusia dan masih sedikitnya penghematan dalam pemakaian air.
Air minum adalah air yang berasal dari sumber mata air dengan pengolahan atau tanpa pengolahan dapat langsung diminum oleh manusia (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010).
Permasalahan yang dihadapi di Indonesia saat ini adalah kurang memenuhinya persyaratan sehingga kualitas, kuantitas, serta kontinuitas air yang didistribusikan ke masyarakat menjadi bermasalah. Maka dari itu perlu adanya penanganan serius dalam
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
10 Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum. Sebelum air didistribusikan ke masyarakat terlebih dahulu melalui serangkaian pengolahan air agar keluaran (output) yang dihasilkan memenuhi persyaratan kualitas air minum. Setelah merencanakan jenis - jenis pengolahan air yang akan digunakan maka direncanakan juga jalur distribusi air minum ke masyarakat pada daerah pelayanan walaupun akan muncul problematika di lapangan tergantung pada kondisi lapangan yang ada.
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum menjadi sangat penting baik itu perencanaan instalasi pengolahan air minumnya maupun jalur pendistribusian air minum ke masyarakat pada daerah perencanaan. Pentingnya perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum berkaitan dengan terpenuhinya kuantitas dan kualitas air yang diperlukan masyarakat.
Sumber air yang digunakan pada Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat berasal dari air permukaan (sungai) tipe Y dengan kekeruhan 250 NTU dan memiliki kadar lumpur yang tinggi dan pH netral. Dari sumber tersebut kemudian akan direncanakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang mencakup unit – unit Instalasi Pengolahan Air Minum agar air yang akan didistribusikan telah sesuai dengan baku mutu air minum. Lalu dibuat system pendistribusinya agar mencakup ke seluruh daerah pelayanan pada Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Pada tugas perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum ini direncanakan sistem penyediaan air minum untuk Kabupaten Ciamis. Perencanaan ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan dan pendistribusian air bersih ke Kabupaten Ciamis sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan air minum yang merata dan terjamin kualitas serta kuantitasnya.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
11 1.2 Maksud dan Tujuan Perencanaan
1.2.1 Maksud Perencanaan
Maksuda dari tugas besar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ini adalah agar mahasiswa mampu merencanakan Sistem Penyediaan Air Minum pada wilayah Kabupaten Ciamis sehigga kebutuhan masyarakat akan air minum dapat terpenuhi dengan baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas sesuai dengan sttandar yang telah do tetapkan.
1.2.2 Tujuan Perencanaan
Tujuan dari perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut :
− Mengurangi dan menghilangkan pengaruh negatif dari air minum yang tidak sesuai dengan baku mutu.
− Meningkatkan mutu lingkungan hidup, serta mutu kesehatan manusia melalui pengolahan air baku menjadi air layak minum untuk memenuhi kebutuhan manusia.
− Merencanakan unit pengolahan sehingga air yang dihasilkan sesuai dengan baku mutu.
− Memenuhi hak setiap masyarakat untuk mendapatkan akses air bersih atau air minum dan memastikan setiap orang yang berada dalam cakupan layanan mendapatkan air bersih yang mencakupi baik dari segi kualitas dan kuantitas.
− Menghitung BOQ (Bill Of Quality) dan RAB (Rancangan Anggaran Biaya) dari Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Ciamis
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum, yaitu menjelaskan tentang tahapan dalam merencanakan sistem yang akan dibangun di Kabupaten Ciamis, Meliputi :
− Periode perencanaan Masterplan Air Minum 20 tahun;
− Periode perencanaan teknis IPAM dan SDAM sampai 20 tahun;
− IPAM dan SDAM difokuskan untuk melayani Ibu Kota Kabupaten (IKK) dan atau wilayah pengembangan Kabupaten sesuai RTRW;
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
12
− Persentase pelayanan disesuaikan dengan regulasi berlaku;
− Kebutuhan air Sambungan Rumah (SR) 150 L/org/hari;
− Kebutuhan air non domestic disesuaikan dengan wilayah lokasi perencanaan;
− Dalam perencanaan ini hydran bersifat pilihan, diserahkan kepada system masing- masing;
− Pelayanan Sambungan Rumah (SR) 1 SR = 4 orang/kk;
− Tingkat kebocoran air 20%;
− Wilayah yang menjadi lokasi perencanaan adalah Kabupaten Ciamis;
− Kualitas air baku memiliki kekeruhan sebesar 250 NTU, kadar lumpur tinggi & pH netral;
− Jaringan distribusi air minum direncanakan hanya untuk jaringan distribusi primer dengan bantuan software EPANET;
− Perhitungan BOQ dan RAB dari sistem distribusi air minum serta Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM);
− Gambar perencanaan yang meliputi : a. Peta daerah pelayanan;
b. Peta blok dan loop pelayanan;
c. Gambar profil hidrolis perpipaan;
d. Gambar detail unit pengolahan;
e. Detail junction dan bangunan pelengkap
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
13
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum ini merencanakan daerah Pelayanan Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Ciamis memiliki beberapa aspek daerah seperti batas administrasi, geografis, topografi, aspek kependudukan, dan fasilitas umum.
2.1 Batas Wilayah Administrasi
Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kabupaten Ciamis
Kabupaten Ciamis merupakan Kabupaten yang terletak pada provinsi Jawa Barat.
Secara astronomi Kabupaten Ciamis terletak pada posisi garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis imajiner yang membentang horizontal melingkari bumi, sedangkan garis bujur merupakan garis imajiner yang melingkari bumi secara vertical. Kabupaten Ciamis terletak antara 108°19’ - 108°43’ Bujur Timur dan 7°40’’30” - 7°41’30” Lintang Selatan.
Secara geogorafinya, Kabupaten Ciamis memiliki batas – batas :
- Sebelah Utara – Kabupaten Majalengkan dan Kabupaten Kuningan - Sebelah Barat – Kabupaten Tasikmalaya; Kota Tasikmalaya - Sebelah Selatan – Kabupaten Pangandaran; dan
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
14 - Sebelah Timur – Kota Banjar dan Kabupaten Cilacap
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2022
Kabupaten Ciamis memiliki luas sebesar 1.597,67 km2. Berdasarkan perhitungan garis lurus, jarak Kabupaten Ciamis dengan ibukota Provinsi Jawa Barat yakni Kota Bandung adlah 142 km. Kota yang paling dekat dengan Kabupaten Ciamis adalah Kota Tasikmalaya dengan jarak 17,5 km.
Berikut ini merupakan table luas Kecamatan Kabupaten Ciamis :
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Per Kecamatan di kabupaten Ciamis
No Kecamatan Luas Wilayah (km2)
1 Panumbang 59,23
2 Sukamantri 50,59
3 Panjalu 77,40
4 Lumbung 27,94
5 Kawali 36,08
6 Panawangan 82,38 7 Jatinegara 34,34
8 Cipaku 78,66
9 Sadananya 46,24
10 Cihaurbeuti 64,15 11 Sindangkasih 29,79
12 Cikoneng 47,22
13 Baregbeg 38,29
14 Ciamis 33,85
15 Sukadana 57,98
16 Rajadesa 61,68
17 Rancah 86,76
18 Tambaksari 60,26
19 Cisaga 80,13
20 Cijeungjing 60,75 21 Cimaragas 26,47
22 Cidolog 56,34
23 Pamarican 124,48 24 Purwadadi 50,94
25 Lakbok 57,70
26 Banjaranyar 109,9 27 Banjarsari 58,12
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2022
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
15 2.1.1 Topografi
Kabupaten Ciamis berada pada ketinggian antara 0 – 1.775 mdpl. Elevasi Kabupaten Ciamis cenderung semakin tinggi dari selatan ke utara kecuali bagian barat yang wilayahnya perbukitan. Jika dilihat dari kondisi kemiringan lerengnya, Kabupaten Ciamis memiliki kemiringan lereng yang bervariasi antara 0% hingga lebih dari 40%.
Tabel 2. 2 Ketinggian di Kabupaten Ciamis
No Ketinggian (mdpl)
Luas (Ha) Persen 1 0 – 500 120.318,66 75,31 2 500 – 1000 32.666,97 20,44 3 1000 – 1500 6.325,79 3,96 4 1500 – 1775 453,25 0,29 Jumlah 159.767,67 100,00
Sumber : RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2024 Tabel 2. 3 Kemiringan Lereng di Kabupaten Ciamis
No Kemiringan Lereng
Luas (Ha) Persen 1 0 – 2% 27.720,69 17,35 2 2 – 8% 31.551,86 19,75 3 8 – 15% 25.421,73 15,91 4 15 – 25% 32.409,46 20,29 5 25 – 40% 26.487,69 16,58 6 >40% 16.176,24 10,12 Jumlah 159.767,67 100,00
Sumber : RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2024
Berdasarkan table diatas Sebagian bessar wilayah Kabupaten Ciamis didominasi oleh ketinggian 0 – 500 mdpl dengan luas 120.318,66 Ha atau 75,31%, dan kemiringan leren yang bervariasi antara 0% hingga dari 40%.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
16
Gambar 2. 2 Pete Topografi Kabupaten Ciamis
2.1.2 Jenis Tanah
Kabupaten Ciamis memiliki 3 jenis tanah yang berbeda, antara lain andosol, inceptisol, dan ultisol. Andosol adalah tanah yang berkembang dari bahan volkanik seperti abu volkan, batu apung, sinder, lava, dan/atau bahan volkanoklastik yang fraksi koloidnya didominasi oleh mineral “shortrange-order” atau ordo kisaran pendek, seperti alophan, imogolit, ferihidrit, atau komplek Al-humus. Dalam keadaan lingkungan tertentu, pelapukan mineral aluminosilikat primer dalam bahan induk non-volkanik dapat juga menghasilkan mineral “short-range-order”
sebagian tanah seperti ini juga masuk ke dalam Andosol.
Tanah inceptisol memiliki kadar posfor rendah, sedangkan kadar alumunium dan zat besinya tinggi. Keasaman yang dikandung jenis tanah ini antara 5,0 sampai dengan 7 dengan tingkat kejenuhan 0-72 persen. Oleh karena itu, tanah ini termasuk tanah yang memiliki tingkat keasaman sedang. Sementara itu, tanah yang baik untuk digunakan lahan pertanian adalah tanah yang sifatnya netral, memiliki tingkat keasaman 6,7 sampai 7,0. Oleh karena itu, jenis tanah inceptisol kurang cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Namun, cocok untuk tanaman perkebunan.
Ultisol adalah tanah dengan horizon argilik atau kandik bersifat masam dengan kejenuhan basa rendah. Ultisol bervariasi dalam warna dari ungu-merah, oranye kemerahan
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
17 dengan terang menyilaukan, oranye pucat kekuningan dan bahkan beberapa warna kekuningan-coklat terang. Banyak nutrisi, seperti kalsium dan potasium. Sifat-sifat penting pada tanah Ultisol berkaitan dengan jumlah fosfor dan mineral-mineral resisten dalam bahan induk komponen-komponen ini umumnya terdapat dalam jumlah yang tidak seimbang, walupun tidak terdapat beberapa pengecualian.
Gambar 2. 3 Peta Jenis Tanah Kabupaten Ciamis
2.1.3 Hidrologi
Kabupaten Ciamis dialiri oleh sungai utama yaitu Sungai Citanduy yang mengalir mulai dari Gunung Cakrabuana (hulu) di Kabupaten Tasikmalaya dan bermuara di Sagara Anakan Provinsi Jawa Tengah dengan anak-anak sungainya terdiri dari Sungai Cimuntur, Sungai Cijolang dan Sungai Ciseel. Sebagian besar wilayah Kabupaten Ciamis termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy, sedangkan sisanya termasuk ke dalam DAS Cijolang, yaitu Kecamatan Banjaranyar (± 1.786,22 Ha) dan Kecamatan Banjarsari (± 1.320,16 Ha).
Potensi air baku tersebut pada saat ini dimanfaatkan untuk pengairan/irigasi dan air bersih. Disamping itu, potensi Sumber Daya Air juga dimanfaatkan untuk kegiatan lain seperti pariwisata.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
18
Gambar 2. 4 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Ciamis
2.1.4 Klimatologi
Pembagian tipe iklim menurut Schmidt Ferguson berdasarkan pengamatan curah hujan selama sepuluh tahun terakhir, sebagian besar kecamatan di Kabupaten Ciamis umumnya beriklim tipe C (agak basah). Keadaan suhu udara berkisar antara 200 C sampai dengan 300 C dengan rata-rata curah hujan sebesar 2.173 mm/tahun, dengan rata-rata hari hujan 121 hari.
Tabel 2. 4 Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Ciamis Tahun 2021 Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2022
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
19 2.2 Aspek Kependudukan
Jumlah penduduk di Kabupaten Ciamis pada tahun 2021, sebanyak 1.237,73 ribu jiwa.
Jumlah penduduk terbesar/terbanyak berada di Kecamatan Ciamis yang dihuni sebanyak 99,13 ribu jiwa 8,01 persen. Kemudian dengan populasi terkecil berada di Kecamatan Cimaragas yang memiliki 16,13 ribu penduduk.
Terdiri dari 619,66 ribu jiwa penduduk laki-laki dan 618,07 ribu jiwa penduduk perempuan, sehingga angka rasio jenis kelamin di Kabupaten Ciamis sebesar 100,26 yang artinya terdapat 100-101 penduduk laki-laki di setiap 100 penduduk perempuan.
2.3 Faasilitas Umum A. Pendidikan
Berdasarkan dat dari badan pusat statistic, jumlah masing – masing fasilitas Pendidikan yang berada di Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut :
Tabel 2. 5 Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Ciamis
Sekolah
Kecamatan SD SMP SMA SMK Perguruan
Tinggi
Panumbang 14 8 2 4 -
Sukamantri 5 4 1 - -
Panjalu 8 7 6 4 1
Lumbung 8 4 1 1 -
Kawali 11 6 2 3 -
Panawangan 18 8 3 3 -
Jatinegara 6 6 2 2 -
Cipaku 13 10 6 6 -
Sadananya 8 6 1 1 -
Cihaurbeuti 11 9 4 1 -
Sindangkasih 9 6 2 2 -
Cikoneng 9 9 5 2 -
Baregbeg 9 8 3 2 1
Ciamis 12 8 5 5 2
Sukadana 6 5 2 1 -
Rajadesa 11 8 2 3 -
Rancah 13 8 5 2 1
Tambaksari 6 3 - - -
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
20
Cisaga 11 4 1 1 -
Cijeungjing 11 10 4 7 2
Cimaragas 5 2 1 2 -
Cidolog 6 4 - 2 -
Pamarican 14 11 4 2 -
Purwadadi 9 5 1 2 -
Lakbok 10 7 5 1 -
Banjaranyar 10 7 1 2 -
Banjarsari 12 8 5 3 -
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2022
B. Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada pada Kabupaten Ciamis dapat di lihat pada table berikut ini :
Tabel 2. 6 Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Ciamis
Kecamatan Rumah Sakit
Rumah Sakit Bersalin
Poliklinik Puskesmas Puskesmas
Pembantu Apotek
Panumbang - - 1 2 4 5
Sukamantri - - 1 1 3 2
Panjalu - - 2 1 3 1
Lumbung - - - 1 3 3
Kawali - - 1 1 3 6
Panawangan - - - 2 7 1
Jatinegara - - - 1 2 2
Cipaku - - 1 2 3 2
Sadananya - - 1 1 2 2
Cihaurbeuti - - 2 2 3 3
Sindangkasih - - 1 1 3 3
Cikoneng - - 1 1 2 2
Baregbeg 2 - - 1 4 2
Ciamis 2 - 7 2 2 8
Sukadana - - - 1 2 1
Rajadesa - - 1 1 3 3
Rancah - - 3 1 5 2
Tambaksari - - - 1 4 1
Cisaga - - - 1 4 1
Cijeungjing 1 - 1 2 3 3
Cimaragas - - 1 1 1 1
Cidolog - - 1 1 3 1
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
21
Pamarican - - 5 2 6 5
Purwadadi - - 1 1 3 1
Lakbok - - 2 2 2 4
Banjaranyar - - 5 1 5 -
Banjarsari - - 4 2 2 7
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2022
C. Peribadatan
Tempat – tempat peribadatan yang terdapat di Kabupaten Ciamis antara lain adalah Masjid, Musholla, Gereja, Pura, dan Vihara. Jumlah dari fasilitas peribadatan tersebut dapat di lihat pada table berikut ini :
Tabel 2. 7 Jumlah Fasilitas Peribadatan Di Kabupaten Ciamais
Kecamatan Masjid Mushola Gereja Prostestan
Gereja
Katholik Pura Vihara
Panumbang 103 254 - - - -
Sukamantri 39 58 - - - -
Panjalu 86 162 - - - -
Lumbung 64 233 - - - -
Kawali 181 240 - - - -
Panawangan 124 326 - 1 - -
Jatinegara 117 60 - - - -
Cipaku 101 195 - - - -
Sadananya 68 146 - - - -
Cihaurbeuti 88 357 - - - -
Sindangkasih 77 79 - - - -
Cikoneng 118 197 - - - -
Baregbeg 86 201 - - - -
Ciamis 167 114 1 2 1 -
Sukadana 80 95 - - - -
Rajadesa 87 343 - - - -
Rancah 102 385 - - - -
Tambaksari 46 70 - - - -
Cisaga 87 146 1 - - -
Cijeungjing 160 339 - - - -
Cimaragas 34 107 - - - -
Cidolog 49 43 - - - -
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
22
Pamarican 160 268 - - - -
Purwadadi 74 175 - - - -
Lakbok 66 81 - - - -
Banjaranyar - - - - - -
Banjarsari 261 227 1 - - -
Sumber : Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2022
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
23
BAB III
KRITERIA PERENCANAAN
3.1 Pengertian Umum
Kriteria perencanaan sistem penyediaan air minum diperlukan sebagai dasar dan acuan dari perencanaan yang dilakukan. Tujuan dari pengajuan beberapa kriteria perencanaan ini adalah untuk mendapatkan suatu hasil perencanaan yang tepat dan sesuai dengan kondisi daerah perencanaan. Data masa lalu tentang kota yang ditelaah atau data dari kota-kota lain yang serupa merupakan petuntuk terbaik dalam pemilihan suatu angka tentang penggunaan air perkapita bagi tujuan-tujuan perencanaan. Penyelenggaraan pengembangan SPAM didasarkan pada kebijakan dan strategi nasional sebagai landasan penyusunan kebijakan dan strategi daerah, terutama dalam mendorong efisiensi penyediaan pelayanan air minum dan/atau prasarana dan sarana sanitasi serta penggunaan sumber daya air dan melindungi kepentingan konsumen. Selain melibatkan unsur Pemerintah dan masyarakat, pengembangan SPAM ini juga melibatkan Badan Pendukung Pengembangan SPAM yang diharapkan dapat membantu mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan pengembangan SPAM serta dapat meningkatkan iklim investasi yang lebih baik. Pembiayaan pengembangan SPAM diperlukan untuk membangun, memperluas dan meningkatkan sistem fisik (teknik) dan nonfisik yang sumber dananya diperoleh dari berbagai unsur yaitu Pemerintah, dunia usaha, masyarakat, serta sumber dana lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sebagai timbal balik atas jasa pelayanan penyediaan air minum dan sanitasi, pelanggan dikenakan biaya atas tarif atau retribusi. Penetapan tarif atau retribusi yang mencerminkan tarif konsumen sebagai harga dari jasa pelayanan yang efisien dilakukan oleh penyelenggara atas persetujuan berbagai pihak yang telah diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3.2 Kriteria Umum
Dalam perencanaan pengembangan suatu system penyediaan air minum dibutuhkan suatu metode perencenaan yang berisi tentang tahap-tahap perencanaan sehingga suatu proses perencanaan tersebut dapat berjalan dengan efektif, efisien dan mencapi maksud dari tujuan perencanaan tersebut. Proyeksi penduduk perencanaan dilakukan dengan menggunakan 3 metode, yaitu metode aritmatik, geometric dan least square. Pada perencanaan ini jaringan
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
24 pengembangan perpipaan system distribusi akan direncanakan dengan beberapa alternatif, kemudian melakukan penentuan jaringan distribusi terpilih yang akan diolah dengan bantuan system EPANET. System tersebut digunakan untuk menghitung diameter pipa, headloss, sisa tekan, kecepatan aliran dan debit aliran dalam pipa. Selain itu, EPANET dapat menggambarkan simulasi
Dalam kegiatan perencanaan penyediaan air minum diperlukan beberapa kriteria sebagai dasar ataupun acuan dalam perencanaan penyediaan air minum. Sebagai acuan, perencanaan penyediaan air minum mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007. Kriteria perencanaan dalam penyediaan air minum digunakan sebagai acuan dalam menyediakan air setiap waktu atau dalam waktu tertentu secara berkesinambungan, menyediakan air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, dan menyediakan pedoman operasi dan pemeliharaan serta evaluasi. Kriteria Perencanaan dalam penyediaan air minum menyesuaikan dengan kondisi daerah perencanaan, secara umum langkah - langkah dalam perancangan sistem penyediaan air minum adalah sebagai berikut :
- Dapatkan data atau perkiraan mengenai jumlah penduduk pada daerah perencanaan di masa mendatang dan analisa kondisi setempat untuk menentukan jumlah air yang harus disediakan.
- Cari satu atau beberapa sumber yang jumlah dan mutunya cukup .
- Sediakan jumlah tampungan air yang diperlukan dan rencanakan pekerjaanpekerjaan yang dibutuhkan untuk menyalurkan air dari sumber air baku ke masyarakat.
- Tetapkan ciri - ciri fisik, kimiawi, dan biologis dari air yang bersangkutan dan ketetapan baku mutu air.
- Rencanakan sarana - sarana pengolahan air yang diperlukan untuk memenuhi baku mutu air. Merancang dan merencanakan sistem distribusi, termasuk waduk - waduk distribusi, instalasi pompa, tampungan tinggi, dengan dan ukuran pipa - pipa serta kedudukan hidran kebakaran.
- Usahakan penyusunan organisasi yang akan memelihara dan mengoperasikan sarana- sarana penyediaan, distribusi dan pengolahan.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
25 3.3 Kriteria Teknis
Berdasarkan PERMEN PU No. 18 Tahun 2007, terdapat kriteria teknis perencanaan dan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum, diantaranya yaitu :
1. Periode perencanaan (15-20 tahun) 2. Sasaran dan prioritas penanganan
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum mendapat pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembanngan sesuia dengan arahan dalam perencanaan induk kota.
3. Strategi penanganan
Strategi pemecahan permasalahan dan pemenuhan air minum di suatu kota sebagai berikut:
- Pemanfaatan air tanah dangkal yang baik - Pemanfaatan kapasitas belum terpakai
- Pengurangan jumlah air tak berekening (ATR) - Pembangunan baru
4. Kebutuhan air
Penentuan kebutuhan air dilakukan berdasarkan :
- Proyeksi penduduk (untuk interval 5 tahun selama periode perencanaan) - Pemakaian air (L/org/hari), diproyeksikan setiap interval 5 tahun - Ketersediaan air
5. Kapasitas system
Sistem air minum harus memiliki kemampuan untuk mengalirkan air pada kebutuhan air maksimum dan untuk jaringan distribusi harus sesuai dengan kebutuhan jam puncak pemakaian air.
• Unit air baku direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya sekitar 130% dari kebutuhan rata-rata.
• Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya sekitar 120% dari kebutuhan rata-rata.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
26
• Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan hari puncak yang besarnya sekitar 115 - 300% dari kebutuhan rata-rata.
3.4 Kependudukan
Ketentuan teknis untuk tata cara survei dan pengkajidan demografi adalah :
1. Wilayah sasaran survei harus dikelompokan ke dalam kategori wilayah berdasarkan jumlah penduduk seperti yang dapat terlihat pada table 3.1
Tabel 3. 1 Kategori Wilayah
No Kategori Wilayah Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Rumah (buah)
1. Kota >1.000.000 >200.000
2. Metropolitan 500.000 – 1.000.000 100.000 – 200.000
3. Kota Besar 100.000 – 500.000 20.000 – 100.000
4. Kota Sedang 10.000 – 100.000 2.000 – 20.000
5. Kota Kecil Desa 3.000 – 10.000 600 – 2.000
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
2. Cari data jumlah penduduk awal perencanaan
3. Tentukan nilai persentantase pertambahan penduduk per tahun (r)
4. Hitung pertambahan nilai penduduk sampai akhir tahun perencanaan dengan menggunakan salah satu metode aritmatik, geometric, dan least square.
Namun metode yang biasa digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Metode Geometrik.
3.4.1 Metode Aritmatik
Berikut adalah rumus proyeksi dengan menggunakan metode aritmatik : 𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 + 𝐾𝑎 (𝑇𝑎 − 𝑇𝑜0
𝐾𝑎 = 𝑃 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑃 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙 Dimana :
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
27 Pn : Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal Tn = Tahun ke n
To = Tahun awal
Ka = Konstanta aritmatik 3.4.2 Metode Geometrik
Berikut adalah rumus proyeksi dengan menggunakan metode geometrik : 𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 (1 + 𝑟)𝑛
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n Po = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Laju pertumbuhan penduduk n = Jumlah interval
3.4.3 Metode Least Square
Pada metode ini adalah metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara sumbu Y dan sumbu X dimana sumbu Y menunjukan jumlah penduduk dan sumbu X menunjukkan tahun, dengan cara menarik garis linear antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah pangkat dua dari masing-masing penyimpangan jarak data- data dengan garis yang dibuat, Berikut adalah rumus proyeksi dengan menggunakan metode least square :
𝑌 = 𝑏𝑥 + 𝑎
Dengan nilai a dan b sebagai berikut :
𝑏 = 𝑛 . ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 . ∑ 𝑦 𝑛 . Σ𝑥2− (Σ𝑥)2
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
28 𝑎 = 𝑌𝑚𝑒𝑎𝑛 − (𝐵 . 𝑋𝑚𝑒𝑎𝑛)
Dimana :
Y = Nilai variable berdasarkan garis regresi X = Variable independent
A = Konstanta
B = Koefisien arah regresi linear 3.5 Kebutuhan Air
3.5.1 Kebutuhan Air Minum
Kapasitas air minum suatu kota diperkirakan berdasarkan kebutuhan domestic, non-domestik, dan industry, dan lain sebagainya. Factor pengaruh penggunaan air di suatu wilayah diantaranya yaitu :
1. Kondisi iklim 2. Kondisi ekonomi
3. Komposisi masyarakat/wilayah 4. Harga air
5. Tekanan dan kualitas air 6. Pemasangan meter air
Untuk menghitung kebutuhan air bersih, diperlukan asumsi – asumsi dasar perhitungan, yaitu :
1. Jumlah penduduk di wilayah administrasi 2. Cakupan pelayanan
3. Presentase pelayanan dengan SR 4. Presentase pelayanan dengan HU
5. Tingkat pelayanan dengan SR (L/org/hari) 6. Tingkat pelayanan dengan HU (L/org/hari) 7. Tingkat pelayanan non domestic
8. Koefisien pelayanan non domestic terhadap domestic
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
29 9. Jumlah pelanggan non domestic
10. Kebutuhan pemadam kebakaran 11. Koefisien kehilangan air
Terdapat kriteria perencanaan untuk masing-masing tipe kota/kabupaten yang terlihat pada table dibawah ini
Tabel 3. 2 Kriteria Perencanaan Berdasarkan Kriteria Kota
No Kriteria Kota (Penduduk)
Konsumsi
Sambungan Rumah Hidran Umum
(L/org/hari) (L/org/hari)
1 Metropolitan (>1 juta) 170 - 190 30
2 Besar (500 ribu - 1 juta) 150 - 170 30
3 Sedang (100 - 500 ribu) 130 - 150 30
4 Kecil (20 - 100 ribu) 100 - 130 30
5 Pedesaan (< 20 ribu) 90 - 100 30
Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007
No Uraian Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk
Metropolitan Besar Sedang Kecil Desa
1 konsumsi Unit sambungan Rumah 190 170 150 130 130
2 konsumsi unit Hidran Umum (HU)
(L/org/hari) 30 30 30 30 30
3 Konsumsi Non Domestik (%) 20-30 20-31 20-32 20-33 20-34
4 Kehilangan Air (%) 20-30 20-31 20-32 20-33 20
5 Faktor Hari Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
6 Faktor Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7 Jumlah Jiwa per SR 5 5 6 6 10
8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100-200 200
9 Sisa Tekan di Jaringan Distribusi (meter
kolom air) 10 10 10 10 10
10 Jam Operasi 24 24 24 24 24
11 Volume Reservoar (%) (Kebutuhan
Maksimum) 20 20 20 20 20
12 SR : HU 50:50 - 80:20 50:50 - 80:20 80:20 70:30 70:30
13 Cakupan Pelayanan 90 90 90 90 70
Berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU Tahun 2000, terdapat kriteria kebutuhan air non domestic berdasarkan jenis bangunan yang terlihat pada table berikut.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
30
Tabel 3. 3 Kriteria Kebutuhan Air Non-Domestik
Unit Kebutuhan Air Satuan
Sekolah 10 L/murid/hari
Rumah Sakit 200 L/bed/hari
Puskesmas 2000 L/Unit/hari
Masjid 3000 L/Unit/hari
Gereja 1000 L/Unit/hari
Kantor 10 L/pegawai/hari
Pasar 1200 L/pegawai/hari
Hotel 150 L/tempat tidur/hari
Rumah Makan 100 L/tempat duduk/hari
Kompleks Militer 60 l/org/hari
Kawan Industri 0.2-0.8 L/det/ha Kawasan
Pariwisata 0.1-0.3 L/det/ha
3.5.2 Perhitungan Kebutuhan Air Minum
3.5.2.1 Kebutuhan Air Rata-rata Harian (Qrh)
Kebutuhan air rata-rata harian merupakan jumllah air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik domestic maupun non domestic yang ditambah dengan kehilangan air.
𝑄𝑟ℎ = 𝑄𝑑𝑜𝑚+ 𝑄𝑛𝑑𝑜𝑚+ 𝑄𝑘ℎ𝑎
Keterangan :
Qrh = Kebutuhan air rata – rata harian (m3/detik) Qdom = Kebutuhan air domestiik (m3/detik) Qnon-dom = Kebutuhan air non domestic (m3/detik)
Qkha = Kehilangan air sebesar 10-20% dari kebutuhan domestic (m3/detik)
3.5.2.2 Kebutuhan Air Harian Maksimum (Qhm)
Kebutuhan air harian maksimum merupakan jumlah air terbesar yang diperlukan pada suatu hari dalam satu tahun didasarkan pada Qrh. Perhitungan Qhm diperlukan factor kebutuhan air maksimum.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
31 𝑄ℎ𝑚= 𝑓ℎ𝑚 𝑥 𝑄𝑟ℎ
Keterangan :
Qhm = Kebutuhan harian maksimum (m3/detik) Fhm = factor harian maksimum sebesar 1,5 Qrh = kebutuhan air rata-rata harian (m3/detik) 3.5.2.3 Kebutuhan Air Jam Maksimum (Qjm)
Kebutuhan air jam merupakan jumlah kebutuhan air terbesar pada jam tertentu dalam suatu hari
𝑄𝑗𝑚 = 𝑓𝑗𝑚 𝑥 𝑄𝑟ℎ
Keterangan :
Qjm = Kebutuhan air jam maksimum (m3/detik) Fjm = Faktor jam maksimum sebesar 1,5 – 2 Qrh = Kebutuhan air rata – rata harian (m3/detik) 3.6 Sistem Distirbusi
Tiga system pengairan yang digunakan untuk mendistribusi air minum, yaitu : a. Sistem pengaliran secara grativasi
System ini digunakan bila tinggi elevasi sumber air baku atau pengolahan berada jauh di atas tinggi elevasi daerah pelayanan. System ini merupakan system yang paling memuaskan dan menguntungkan, karena pengoperasiannya dan pemeliharaannya lebih mudah.
b. Sistem pengaliran dengan menggunakan pompa
System ini digunakan bila beda tinggi elevasi antara sumber air atau instalasi dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan air yang diinginkan, sehingga debit dan tekanan air yang diinginkan akan dipompa langsung ke jaringan pipa distribusi.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
32 c. Sistem penyediaan air minum
System ini merupakan pengaliran dimana air bersih dari sumber air atau instalasi pengolahan akan dialirkan ke jaringan pipa distribusi dengan menggunakan pompa dan reservoir distribusi, baik dioperasikan secara bergantian atau Bersama – sama.
3.6.1 Perencanaan Teknis Unit Distribusi
Perencanaan teknis pengembangan SPAM dengan unit distribui dapat berupa jaringan pipa yang terkoneksi membentuk jarinan tertutup, system jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution system), atau kombinasi dari kedua system tersebut (grade system). Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topofgrafi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.
Adapun ketentuan yang harus dimiliki dalam perancangan layout system distribusi, meliputi :
1. Denah system distribusi yang ditentukan berdasarkan topografi daerah pelayanan dan lokasi IPAM
2. System distribusi ditentukan berdasarkan kondisi topografi
3. Apabila kondisi topografi tidak menunjang system gravitasi, maka digunakan system pompa dan pompa penguat
4. Perbedaan elevasi wilayah pelayanan yang terlalu besar > 40 m, wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zona sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat tekanan minimum. Tekanan yang berlebihan dapat digunakan katup Pelepas tekan (pressure reducing valve).
Berdasarkan Laporan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum, terdapat kriteria pipa distribusi yang terlihat pada table berikut ini.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
33
Tabel 3. 4 Kriteria Pipa DIstribusi
No Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan Q puncak
Kebutuhan air jam puncak Q peak = F peak X Q rata-
rata
2 Faktor jam puncak F puncak 1,15-3
3
kecepatan aliran air dalam
pipa
a) Kecepatan minimum V min 0,3-0,6 m/det
b) Kecepatan maksimum
Pipa PVC atau ACP V max 3-4,5 m/det
Pipa DCIP atau baja V max 6 m/det
4
Tekanan dalam pipa
a) Tekanan minimum H min (0,5-1) atm, pada titik
jangkauan pelayanan terjauh
b) Tekanan maksimum
Pipa PVC atau ACP H max 6-8 atm
Pipa DCIP atau baja 10 atm
Pipa PE 100 12,4 Mpa
Pipa PE 80 9 Mpa
3.6.1.1 Penentuan Jenis Pipa
Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa HDPE atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10 – 12,5), atau jenis pipa lain yan telah memiliki SNI atau standar internasional setara. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan Digambar sesuai denga zona pelayan yang ditentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani.
3.6.1.2 Reservoir
1. Lokasi dan Tinggi Reservoir
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
34 Lokasi dan tinggi reservoir ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
a. Reservoir pelayanan di tempat sedekat mungkin dengan pusat daerah pelayanan, kecuali kalua keadaan tidak memungkinkan. Selain itu harus dipertimbangkan pipa parallel.
b. Tinggi reservoir pada system gravitasi ditentukan sedemikian rupa sehingga tekanan minimum sesuai hasil perhitungan hidrolis di jaringan pipa distribusi. Muka air reservoir rencana diperhitungkan berdasarkan tinggi muka air minimum
c. Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi, maka wilayah pelayanan dapat dibagi menjadi beberapa zona wilayah pelayanan yang dilayani masing – masing dengan satu reservoir.
2. Volume Reservoir a. Reservoir Pelayanan
Volume reservoir pelayanan (service reservoir) ditentuka berdasarkan :
• Jumlah volume air maksimum yang harus ditampung pada saat pemakaian air minimum didtambah volume air yang harus disediakan pada saat pengaliran jam puncak karena adanya fluktuasi pemakaian air di wilayah pelayanan dan periode pengisian reservoir
• Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk daerh setempat Dinas Kebakaran.
• Kebutuhan air khusus, yaitu pengurasan reservoir, taman, dan peristiwa khusus.
b. Reservoir Penyeimbang
Metode perhitungan volume efektif reservoir :
• Secara tabulasi
Dengan cara tabulasi, volume efektif adalah jumlah selisih terbesar yang positif M3)) dan selisih terbesar yang negative (M3) antara
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
35 fluktuasi pemakaian air dan suplai air ke reservoir. Hasil perhitungan nilai kumulatif dibuat dalam bentuk table
• Metode kurva massa
Volume efektif didapat dari jumlah persentase akumulasi surplus terbesar pemakaian air ditambah akumulasi defisit terbesar pemakaian air terhadap akumulasi pengaliran air ke reservoir (bila pengaliran air ke reservoir dilakukan selama 24 jam).
• Secara persentase
Volume efektif ditentukan sebesar sekian persen dari kebutuhan air maksimum per hari minimal 15%. Penentuan dengan car aini tergantung pada kebiasaan kota yang bersangkutan, karena itu harus berdasarkan pengalaman.
3.6.1.3 Pompa Distribusi
Penentuan debit pompa distribusi berdasarkan fluktuasi pemakaian air dalam satu hari. Debit pompa besar ditentukan sebesar 50% dari debit jam puncak. Pompa kecil sebesar 25% dari debit jam puncak.
Tabel 3. 5 Penentuan Pompa Distribusi
Debit (m3/hahri) Jumlah pompa (unit) Total unit
sampai 125 2(1) 3
120-450 besar : 1(1) 2
lebih dari 400 kecil : 1 1
besar : lebih dari 3(1) lebih dari 4
kecil : 1 1
Factor – factor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pompa adalah : 1. Efisiensi pompa; kapasitas dan total head pompa mampu beroperasi dengan
efisiensi tinggi dan bekerja pada titik optimum system 2. Tipe pompa
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
36 - Bila ada kekhawatiran terendam air, gunakan pompa tipe vertical;
- Bila total head kurang dari 6 m ukuran pompa (bore size)
- Lebih dari 200 m, menggunakan tipe mixed flow atau axial flow;
- Bila total head lebih dari 20 m, atau ukuran pompa lebih kecil dari 200 mm, digunakan tipe sentrifugal;
- Bila head hisap lebih dari 6 m atau pompa tipe mixed-flow atau axial flow yang lubang pompanya (bore size) lebih besar dari 1.500 mm, digunakan pompa tipe vertikal
3. Kombinasi pemasangan pompa
Kombinasi pemasangan pompa harus memenuhi syarat titik optimum kerja pompa. Titik optimum kerja pompa terletak pada titik potong antara kurva pompa dan kurva sistem. Penggunaan beberapa pompa kecil lebih ekonomis daripada satu pompa besar. Pemakaian pompa kecil akan lebih ekonomis pada saat pemakaian air minimum di daerah distribusi
4. Pompa cadangan
Pompa cadangan diperlukan untuk mengatasi suplai air saat terjadi perawatan dan perbaikan pompa. Pemasangan beberapa pompa sangat ekonomis, dimana pada saat jam puncak semua pompa bekerja, dan apabila salah satu pompa tidak dapat berfungsi, maka kekurangan suplai air ke daerah pelayanan tidak terlalu banyak
5. Peningkatan stasiun pompa yang sudah ada
Peningkatan stasiun pompa dapat ditingkatkan dengan penambahan jumlah pompa, memperbesar ukuran pendorong (impeller) pompa atau mengganti pompa lama dengan pompa baru. Setiap alternatif tersebut harus dievaluasi dalam perancangan teknik perpompaan.
Gejala pukulan air (water hammer) yang umum terjadi pada sistem distribusi adalah sebagai berikut :
- Pada pipa yang dihubungkan dengan pompa. Pemilihan metoda pencegahan pukulan air (water hammer) harus berdasarkan ketentuan variable
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
37 - Pada jalur pipa transmisi distribusi yang memungkinkan terjadi tekanan negatif dan tekanan uap air lebih besar akan menyebabkan terjadi penguapan dan terjadi pemisahan dua kolom zat cair. Pada jalur pipa yang paling tinggi harus dilengkapi dengan katup udara (air valve), sehingga udara dari atmosfer dapat terhisap masuk pipa. Penggunaan katup ini tidak akan menimbulkan masalah jika udara yang terhisap dapat dikeluarkan kembali oleh air di sebelah hilir katup.
3.6.1.4 Pipa Distribusi
1. Denah layout jaringan pipa distribusi ditentukan berdasarkan :
- Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak saling menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan-jalan yang saling berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau tertutup, cocok untuk sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang;
- Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih denah (layout) pipa berbentuk cabang;
- Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan - Tata guna lahan wilayah pelayanan
2. Komponen Jaaringan Distribusi
Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan pengendalian kehilangan air
- Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer). Pembentukan zona distribusi didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau perbukitan) atau perbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter antara zona pelayanan dimana masyarakat terkonsentrasi atau batas administrasi. Setiap zona distribusi dalam sebuah wilayah pelayanan yang terdiri dari beberapa Sel Utama (biasanya 5-6 sel utama) dilengkapi dengan sebuah meter induk.
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
38 - Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah pelayanan SPAM
- Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa yang menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama
- Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup Sel Utama
- Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle
- Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar.
Sel utama biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.
- Sel dasar (Elementary Zone) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah sel utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan. Sel dasar adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup dan biasanya dibentuk bila jumlah sambungan rumah SR mencapai 1.000-2.000 SR. Setiap sel dasar dalam sebuah Sel Utama dilengkapi dengan sebuah Meter Distrik.
3. Bahan pipa
Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi yang tersedia. Hal yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang terwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552- 1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air Minum, atau standar lain yang berlaku.
4. Diameter Pipa Distribusi
TUGAS BESAR SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
39 Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam puncak dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan tiga buah hidran kebakaran masing masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak antara hidran maksimum 300 m.
Tabel 3. 6 Kriteria Diameter Pipa Distribusi
Cakupan Sistem
Pipa distribusi utama
Pipa distribusi pembawa
Pipa distribusi
pembagi
Pipa Pelayanan
Sistem
Kecamatan ≥ 100 mm 75 - 100
mm 75 mm 50 mm
Sistem
Kota ≥ 150 mm 100 - 150
mm
75 - 100 mm
50 - 75 mm
Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Jika aringan pipa tidak lebih dari empat loop , perhitungan dengan metoda hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus dianalisis dengan bantuan program computer
- Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus Hazen Williams :
𝐻𝑓 = 10,66 − 1,85 × 𝐷 − 4,87 × 𝐿 Kecepatan aliran dengan rumus:
𝑉 = 0,38464 × 𝐶 × 𝐷0,63× 10,54 Debit aliran dihitung dengan rumus:
𝑄 = 0,27853 × 𝐶 × 𝐷2,63× 10,54 Keterangan:
Q : debit air dalam pipa (m3/detik) C : koefisien kekasaran pipa D : diameter pipa (m)