• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 JARINGAN KOMPUTER - Perancangan Jaringan Diskless Berbasis LTSP pada sistem Operasi Linux Fedora 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 JARINGAN KOMPUTER - Perancangan Jaringan Diskless Berbasis LTSP pada sistem Operasi Linux Fedora 10"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 JARINGAN KOMPUTER

Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang terpisah baik dengan jarak yang berdekatan maupun berjauhan, tetapi saling berhubungan untuk melakukan tugasnya.

Secara sederhana jaringan komputer dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Jaringan Komputer Sederhana

(2)

Adapun beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan jaringan komputer adalah sebagai berikut:

1. Resource Sharing

Resource sharing, yaitu kemampuan berbagi pakai sumber daya yang terdapat dan terhubung dalam jaringan komputer tersebut. Sumber daya tersebut dapat berupa perangkat keras maupun perangkat lunak.

2. Efisiensi dan produktivitas pengguna

Dengan adanya kemampuan untuk berbagi pakai perangkat lunak terutama data, maka memungkinkan pengguna komputer untuk menggunakan perangkat komputer lain untuk mengakses data yang terdapat pada sebuah komputer pada saat komputer tersebut dipergunakan orang lain. Sehingga tidak ada keharusan bagi seseorang untuk bekerja pada satu komputer. Dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas para pengguna komputer tersebut. 3. Keamanan data

Dengan kemampuan resource sharing untuk perangkat lunak, dalam hal ini data, maka memungkinkan dilakukan pemusatan data sehingga akan meningkatkan faktor keamanan data, terutama karena data tidak akan dapat diakses oleh orang yang tidak berhak.

4. Komunikasi Dengan adanya jaringan komputer

(3)

2.1.1 Tipe Jaringan Komputer

Agar dapat membangun sebuah jaringan komputer, harus dipahami tipe dari jaringan komputer. Penggolongan tipe-tipe jaringan didasarkan pada jangkauan area, fungsi jaringan dan topologi jaringan.

(4)

dengan jaringan yang ingin dibangun. Berikut adalah gambar contoh jaringan client server.

Gambar 2.2 Jaringan client server

(5)

Gambar 2.3 Bentuk jaringan dengan topologi Star

2.1.2 Komponen Jaringan Komputer

Untuk membangun jaringan komputer dibutuhkan komponen-komponen penunjang yang memungkinkan komputer-komputer tersebut dapat berkomunikasi. Komponen-komponen tersebut antara lain:

1. Perangkat Komputer

Sebuah komputer diterjemahkan sebagai sekumpulan alat elektronik yang saling bekerja sama, dapat menerima data, mengolah data, dan memberi informasi serta terkoordinasi di bawah kontrol program yang tersimpan di memorinya. Dalam jaringan komputer harus ada komputer beserta perangkat-perangkat yang ada di dalamnya. Secara umum perangkat-perangkat-perangkat-perangkat tersebut antara lain:

(6)

b. Prosesor adalah perangkat utama komputer yang mengelola seluruh aktifitas komputer itu sendiri.

c. Memori adalah media penyimpanan data pada komputer. Memori terbagi atas dua bagian yaitu Read Only Memori (ROM), yaitu memori yang hanya dapat dibaca. ROM ini sendiri sudah mengalami perkembangan yaitu PROM (Programable ROM), RPROM (Re-Programable ROM), EPROM (Erasable Programable ROM), dan EEPROM (Electrically Erasable Programable ROM). Yang kedua ialah Random Acces Memory (RAM), yaitu memori yang dapat diakses secara random. Output device adalah perangkat komputer yang berguna untuk menghasilkan keluaran, misalnya monitor, printer, speaker, dan lain-lain.

2. Kartu Jaringan

Kartu jaringan atau yang lebih dikenal dengan Network Interface Card (NIC) merupakan komponen kunci pada terminal jaringan. Fungsi utamanya adalah mengirim data ke jaringan dan menerima data yang dikirim ke terminal kerja. Selain itu NIC juga mengontrol data flow antar sistem komputer dengan sistem kabel yang terpasang dan menerima data yang dikirim dari komputer lain lewat kabel dan menterjemahkannya ke dalam bit yang dimengerti oleh komputer.

(7)

BNC yang dikenal dengan network card combo. Selain dua variabel di atas sebuah NIC juga mempunyai kode tersendiri yang unik terdiri atas 12 digit kode. Kode ini disebut dengan MAC (Media Access Control) address.

1. Media Transmisi

Media transmisi merupakan suatu jalur fisik antara transmitter (pengirim) dan receiver (penerima) dalam sistem transmisi data. Media transmisi dapat diklasifikasikan sebagai guided (terpandu) atau unguided (tidak terpandu). Dengan media yang terpandu, gelombang dipandu melalui sebuah media padat seperti kabel. Atmosfir dan udara adalah contoh dari unguided media, bentuk transmisi dalam media ini disebut sebagai wireless transmision.

a. Kabel

(8)

Perbedaan kedua jenis kabel ini terletak pada shield atau bungkusnya. Pada kabel STP di dalamnya terdapat satu lapisan pelindung kabel internal sehingga melindungi data yang ditransmisikan dari interferensi atau gangguan. Contoh penggunaan kabel UTP untuk sehari-hari adalah kabel telepon, dimana kabel ini dapat mentrasnmisikan data dan juga suara sehingga menjadi pilihan untuk membangun jaringan komputer. Pada komputer digunakan RJ-45 yang dapat menampung 8 koneksi kabel sedangkan pada telepon digunakan RJ-11, dapat menampung 4 koneksi kabel dan ukurannya lebih kecil.

b. Wireless Transmision Wireless transmision menggunakan udara sebagai media transmisi. Jaringan ini menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF) atau gelombang mikro untuk melangsungkan komunikasi antar perangkat jaringan komputer. Jaringan wireless merupakan alternatif yang baik untuk melakukan interkoneksi selain menggunakan jaringan kabel. 2. Switch

(9)

Selain itu switch juga mampu menentukan tujuan MAC address dari paket. Daripada melewatkan paket ke semua port, switch meneruskannya ke port dimana ia dialamatkan. Jadi, switch dapat secara drastis mengurangi traffic network. Switch memelihara daftar MAC address yang dihubungkan ke port-por yang ia gunakan untuk menentukan kemana harus mengirimkan paketnya. Ukuran switch ditentukan oleh jumlah port yang tersedia. Ada 4 port, 8 port, 12 port, 16 port dan seterusnya. Penggunaan jumlah port ini tergantung pada besar kecilnya jaringan yang ingin dibangun.

3. Sistem Operasi

Jaringan sama seperti perangkat komputer yang dapat beroperasi setelah ada sistem operasi, maka sebuah jaringan pun dapat bekerja setelah ada sistem operasi yang mengatur jaringan tersebut. Sistem operasi ini bertanggung jawab untuk memproses request, mengatur jaringan dan mengendalikan layanan dan device ke semua perangkat komputer yang terdapat pada jaringan.

2.2 Linux

(10)

1. Free Software, artinya source program Linux dapat digunakan tanpa harus membayar biaya. Selain itu legalitas dari perangkat lunak ini terjamin, karena Linux menggunakan GNU Public Lisence (GPL) sehingga setiap orang berhak untuk menggunakannya.

2. Open Source, artinya semua listing program dari source code OS tersebut dapat dilihat dan dimodifikasi secara bebas sesuai kebutuhan, tanpa adanya larangan dari siapa pun juga.

3. Tidak memerlukan perangkat keras yang terbaru dalam penggunaannya, karena sistem operasi ini dapat digunakan pada komputer-komputer lama. Namun Linux juga dapat dipakai pada komputer baru dengan spesifikasi yang cukup tinggi.

4. Kestabilan dari program–program Linux, yaitu saat menggunakan aplikasi-aplikasi pada waktu bersamaan. Kemungkinan untuk crash rendah pada saat menjalankan program aplikasi, karena cukup dengan menutup program tanpa perlu merestart komputer.

5. Mulltiuser yaitu pada saat yang bersamaan, Linux mampu menangani lebih dari satu user sekaligus, baik untuk aplikasi yang sama maupun yang berbeda.

(11)

metode dan antar muka tersendiri, paket-paket aplikasi yang terdapat di dalam distribusi tersebut, dan program bantu dari masing-masing distribusi.

2.3 Linux Terminal Server Project (LTSP)

LTSP merupakan sebuah proyek untuk membuat terminal server di Linux. Dengan aplikasi LTSP tersebut maka client (tidak menggunakan hard disk/diskless) dapat mengakses server Linux dan menjalankan berbagai aplikasi di atasnya. Pengertian diskless adalah memungkinkan client yang tidak dilengkapi dengan media penyimpanan, seperti harddisk, CDROM, dan sebagainya untuk dapat digunakan layaknya sebuah terminal dengan menggunakan semua resource yang dimiliki oleh server. Karena client yang digunakan adalah diskless, maka dapat dimanfaatkan komputer-komputer seperti 486, Pentium I dan II sebagai clientnya dan menambahkan LAN card yang dapat di-boot.

(12)

Custom LTSP kernels, Wireless LTSP. Namun pada tugas akhir ini dibahas proses booting menggunakan etherboot dan PXE saja. Proses kerja menggunakan etherboot dan PXE hampir sama, perbedaannya terletak dari alat yang digunakan untuk proses booting. Jika etherboot menggunakan bootROM (read only memory yang berisi software untuk booting) yaitu berupa EPROM yang dipasang pada ethernecard ataupun disket, PXE menggunakan proses booting from network yang memang sudah tersedia pada BIOS PC.

Pada awalnya booting dengan PXE dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam bidang teknologi informasi seperti Compaq, Dell, HP, Intel dan Microsoft. Perusahaan ini bekerja sama untuk membuat sebuah sistem komputer yang dapat bekerja dalam jaringan, atau dikenal dengan Net PC Systems. Sistem itu memiliki metoda dalam meload sistem operasinya yaitu mengambil sistem operasi dari server jaringan, yang kemudian metoda ini dikenal dengan Preboot Execution Environment (PXE). Sekarang PXE banyak diimplementasikan pada sistem jaringan, dan juga berkembang dengan munculnya bootROM yang ditanam pda kartu jairngan. Juga pada motherboard PC sudah dimasukkan PXE sehingga melalui BIOS pengguna dapat membuat pilihan agar PC tersebut dapat booting from network

(13)

Pada gambar 2.4 diperlihatkan flowchart dari cara kerja LTSP, yang kemudian dijelaskan tahap demi tahapnya. Selain LTSP juga diperlukan beberapa tambahan software di dalam sistem operasi agar sistem dapat berjalan baik. Software-software tambahan tersebut antara lain DHCP (Dynamic Host Control Protocol), TFTP (Trivial File Transfer Protocol), NFS (Network File System), dan XDMCP (X Display Manager Control Protocol). Pada saat WS (workstation) diaktifkan, maka terjadi proses Power On Self Test (POST), yaitu proses booting dimana BIOS akan mencari ROM yang sudah terprogram kode etherboot, yang terpasang pada network card. Jika proses ini failed maka ada beberapa kemungkinan penyebabnya, misalnya kode pada ROM tidak sesuai, atau ethernet card mengalami kerusakan, atau kabel juga mengalami kerusakan. Jika POST selesai, maka kode etherboot yang terdapat pada ROM akan dieksekusi. Kode tersebut akan mencari network card yang terpasang dan kemudian menginisialisasinya. Dan kemudian dilanjutkan dengan DHCP request ke server.

(14)

masih belum sesuai. Kode etherboot kemudian berusaha melakukan download file kernel dari server dengan menggunakan TFTP. Setelah selesai maka kernel tersebut akan diletakkan di lokasi memori yang tepat. Setelah itu kontrol diambil alih oleh kernel. Kernel inilah yang melakukan inisialisasi seluruh sistem dan peralatan yang terpasang (yang dapat dikenali). Pada bagian akhir kernel terdapat image filesystem yang kemudian akan diletakkan di memori sebagai sebuah ramdisk, dan untuk sementara di-mount sebagai root filesystem, dengan memberi perintah root=/dev/ram0, yang kemudian akan memberitahu kernel untuk melakukan proses mount pada image tersebut sebagai root directory. Pada LTSP ini dilakukan perubahan pada kernel, jika pada umumnya setelah selesai melakukan booting maka program init akan diesekusi, maka dengan memberikan parameter init=/linuxrc pada baris perintah kernel, script tersebut akan memeriksa PCI bus untuk mencari network card. Setiap perangkat PCI yang ditemukan akan dilakukan pemeriksaan pada file /etc/niclist. Apakah perangkat tersebut terdaftar pada file itu. Jika ia maka modul dari network card tersebut akan diambil kemudian dieksekusi. Setelah network card berhasil dikenali, maka script /linuxrc akan mengambil modul kernel yang mendukung network card tersebut. Dhclient kemudian dijalankan untuk melakukan permintaan informasi ke DHCP server. Permintaan tersebut dilakukan untuk kedua kalinya agar mendapatkan konfigurasi NFS server yang disertakan sebagai parameter tambahan root-path. Ketika dhclient memperoleh jawaban dari server maka file /etc/dhclient-script dieksekusi, yang mana kemudian akan berusaha membaca konfigurasi untuk kemudian melakukan setup pada interface eth0.

(15)

langsung melakukan proses mount filesystem yang baru sebagai /. Proses mount akan terlebih dahulu dilakukan pada /mnt. Kemudian, dilakukan pivot_root. pivot_root kemudian akan melakukan pertukaran filesystem root yang aktif dengan filesystem baru. Setelah proses tersebut, filesystem NFS akan di-mount pada /, dan filesystem root terdahulu akan di-mount pada /oldroot. Jika proses ini tidak berhasil, maka dapat dilakukan pemeriksaan konfigurasi pada server, mungkin ada yang tidak sesuai. Setelah proses mount dan pivot pada filesystem root yang baru selesai, shell script /linuxrc telah selesai melakukan perintah yang ada, program init yang sebenarnya, yaitu sbin/init dapat dijalankan. Setelah program init selesai, proses selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada system X Windows. Pada file lts.conf, terdapat parameter yaitu XSERVER. Jika parameter tersebut tidak diketemukan, atau ditentukan menjadi "auto", maka akan dilakukan proses deteksi. Standard runlevel untuk LTSP adalah tiga bagian, yaitu shell, berguna untuk debugging WS. Kemudian telnet pada mode karakter atau text base, yang dapat diaplikasikan untuk menggantikan serial terminal Dan yang terakhir GUI mode. Ini akan menjalankan X windows, dan mengirimkan query XDCMP ke server, yang akan menampilkan kotak dialog login untuk akses ke server. Dibutuhkan display manager yang aktif di server, seperti XDM, GDM atau KDM. Namun jika tidak berhasil menampilkan kotak dialog login pada WS, perlu dilakukan pemeriksaan pada server, khususnya pada file lts.conf.

2.4 Konsep Dasar TCP/IP

(16)

tersebut dalam komunikasi data, diciptakanlah aturan-aturan. Sekumpulan aturan untuk mengatur proses pengiriman data ini disebut sebagai protokol komunikasi data Protokol ini diimplementasikan dalam bentuk program komputer (software) yang terdapat pada komputer dan peralatan komunikasi lainnya. TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data. Protokol yang satu tidak perlu mengetahui cara kerja protokol yang lain, sepanjang protokol-protokol tersebut dapat saling mengirim dan menerima data. TCP/IP independen terhadap perangkat keras komputer dan sistem operasi. Selain itu TCP/IP menggunakan pengalamatan bersama, yaitu ip (internet protocol) address, sehingga memungkinkan perangkat TCP/IP untuk mengidentifikasikan perangkat lain secara unik dalam seluruh jaringan. TCP/IP terdiri atas empat lapis/layer kumpulan protokol yang bertingkat. Keempat lapis tersebut antara lain network accesse layer, internet layer, transport layer, aplication layer, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.5 Layer TCP/IP

2.4.1 Network Access Layer

(17)

ethernet card. Interface ini merupakan suatu card yang terhubung ke card yang lain melalui ethernet hub dan kabel UTP, sehingga dapat terjadi komunikasi antar komputer. Sebelum satu card ethernet memancarkan datanya pada kabel, card tersebut harus mendeteksi terlebih dahulu ada tidaknya card lain yang sedang memancar. Jika tidak ada, maka ia akan memancar, namun jika ada maka card ethernet yang bersangkutan akan menunggu kabel dalam keadaan kosong. Metode kontrol dalam pemancaran data ini bekerja seperti indra dan dikenal dengan Carrier Sensing Multiple Access (CSMA).

2.4.2 Internet Layer

Internet layer bertanggungjawab dalam pengiriman data antar jaringan. Protokol lapisan internet yang paling utama ialah Internet Protocol (IP), yang bertanggung jawab untuk lapisan ini, dibantu dengan protokol-protokol tambahan seperti ICMP (Internet Control Message Protocol), BOOTP (Bootstrap Protocol), ARP (Address Resolution Protocol), dan RARP (Reserve Address Resolution Protocol).

1. Internet Protocol (IP)

(18)

a. Format IP address IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya, dimana tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. IP address sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari suatu oktet (delapan bit).

Gambar 2.6 Format IP Addres

b. Network ID dan host ID Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal network ID dan host ID dari suatu IP address. Setiap IP address selalu merupakan sebuah pasangan dari network ID (identitas jaringan) dan host ID (identitas host dalam jaringan tersebut). Network ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan jaringan tempat komputer ini berada. Sedangkan host ID bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan workstation, server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut. Dalam satu jaringan, host ID ini harus unik (tidak boleh ada yang sama).

c. Pembagian kelas IP address

(19)

dapat disederhanakan karena informasi alamat jaringan dikodekan pada alamat IP. Sehingga jika terjadi perubahan pada perangkat keras jaringan, atau bahkan jaringan diganti ke teknologi yang baru maka alamat IP yang digunakan protokol lapisan atas masih tetap sama, selama perubahan tersebut pada jaringan yang sama. Pengalamatan IP ini dibagi ke dalam lima kelas, dan untuk mendefenisikan kelas alamat IP yang disesuaikan dengan masing-masing situasi jaringan. Maka setiap kelas diberi jumlah bit yang berbeda pada network id untuk kelas yang berbeda.

Gambar 2.7 Kelas-kelas Alamat IP

(20)

3. Bootstrap Protocol (BOOTP)

Protokol bootstrap digunakan dalam proses booting pada workstation yang tidak memiliki disk (diskless) untuk mounting root filesystemi dan pemberian IP address. BOOTP dapat digunakan pada jaringan jika komputer workstation maupun server berada pada satu jaringan LAN. Cara kerja dari protokol ini adalah dengan memeriksa hardware address pada workstation kemudian dikirim ke server dalam UDP datagram untuk mengetahui IP address dari workstation tersebut. Kemudian server memberitahu IP address ke workstation melalui UDP.

4. Address Resolution Protocol (ARP)

ARP berfungsi untuk memetakan IP address dengan ethernet address dalam pengiriman data. Dalam jaringan paket IP dikirim melalui media, seperti card ethernet dimana setiap card ethernet memiliki ethernet address yang berbeda-beda. Pada saat hendak mengirimkan data ke komputer dengan IP address tertentu, suatu host pada jaringan perlu mengetahui di atas ethernet address yang mana tempat IP tersebut terletak. ARP bekerja dengan mengirimkan paket ke alamat broadcast berisi IP address yang ingin diketahui alamat ethernetnya. Karena dikirim ke alamat broadcast, semua card ethernet mendengar paket ini. Lalu host yang merasa memiliki IP address ini akan membalas paket tersebut dengan mengirimkan paket yang berisi pasangan IP address dan ethernet address. Untuk menghindari seringnya permintaan jawaban seperti ini, maka jawaban ini disimpan di memori (ARP cache) untuk sementara waktu.

(21)

RARP merupakan protokol yang berfungsi untuk mengkonversi hardware address (MAC) menjadi protocol address. Setiap MAC tersebut harus dikonfigurasi secara manual pada komputer server dengan memanfaatkan IP address yang diterima.

2.4.3 Transport Layer

Transport layer memiliki dua fungsi utama, yaitu menjadi interface antara proses-proses dan aplikasi lapisan atas ke jaringan dan mengirimkan pesan lapisan atas antara host. Pada lapisan ini terdapat dua protokol yang bekerja, yaitu Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).

1. Transmission Control Protocol (TCP) TCP adalah protokol yang berfungsi untuk mengirimkan data ke tujuan, memeriksa kesalahan, mengirimkan data ulang bila diperlukan dan mengirimkan error ke lapisan atas bila TCP tidak berhasi mengadakan komunikasi. Protokol ini memiliki beberapa sifat, yaitu connection oriented, reliable, dan byte stream service. Connection oriented berarti sebelum melakukan pertukaran data, dua aplikasi pengguna TCP terlebih dahulu melakukan pembentukan hubungan, dikenal dengan handshake. Reliable berarti protokol ini menerapkan proses deteksi kesalahan paket dan retransmisi. Byte stream service berarti paket dikirimkan dan sampai ke tujuan secara berurutan.

2. User Datagram Protocol (UDP) UDP merupakan protokol transport yang sederhana karena sifatnya yang berbeda dengan TCP, yaitu connectionless,

(22)

acknowledgement terhadap paket yang datang, atau retransmisi jika paket mengalami masalah di tengah jalan. Namun cara kerjanya menyerupai TCP, yaitu dalam penggunaan port number, untuk membedakan pengiriman datagram ke beberapa aplikasi berbeda yang terletak pada komputer yang sama. Karena bersifat connectionless dan unreliable, maka protokol ini digunakan pada aplikasi yang secara periodik melakukan aktivitas tertentu (misalnya query routing table pada jaringan lokal), selain itu juga digunakan dalam pengiriman datagram ke banyak workstation pada saat yang bersamaan. Pendeknya jarak tempuh datagram akan mengurangi resiko kerusakan data.

2.4.4 Aplication Layer

Aplication layer merupakan lapisan dimana proses-proses dari program aplikasi jaringan bekerja. Di lapisan ini ditemukan program aplikasi jaringan seperti mail server, file transfer server, remot e terminal, system management server, telnet, dan lain sebagainya. User berhubungan langsung dengan lapisan aplikasi, sehingga proses-proses yang terdapat pada lapisan ini harus bersifat user friendly. Karena tidak memungkinkan untuk menggunakan alamat IP untuk jaringan seluas internet, selain karena keterbatasan kemampuan manusia dalam mengingat juga memperlambat proses kerja dari user itu sendiri. Karena itu pada lapisan ini digunakanlah nama host untuk proses-proses yang tersedia.

(23)

dinamis kepada host, sehingga tidak lagi diperlukan pengkonfigurasian alamat IP secara manual. Hanya sedikit host yang membutuhkan alamat IP yang tetap. Router dan DNS (Domain Name System) adalah contoh host yang harus diberi alamat IP yang tetap. Dengan adanya DHCP pemberian alamat IP yang tetap kepada host yang memang tidak memerlukannya, dapat dihindari. Cara kerja dari DHCP ini ialah saat sebuah host dikonfigurasikan untuk memperoleh alamat IP dari DHCP, maka secara otomatis ia akan diberi alamat dari scope DHCP yang ada. DHCP juga mengijinkan jaringan untuk mendukung lebih banyak host dari jumlah alamat yang tersedia. Bila user tidak rutin menggunakan TCP/IP, maka user dapat meminta alamat IP hanya pada saat membutuhkan saja. Bila host tidak lagi membutuhkan alamat tersebut, maka alamat yang bersangkutan akan dikembalikan ke kumpulan alamat yang boleh digunakan lagi.

2. Trivial File Transfer Protocol (TFTP)

TFTP merupakan protokol yang didesain sederhana (trivial) dan berfungsi untuk mentransfer file antar host. Protokol ini memiliki jumlah memori yang sedikit untuk menjalankan kodenya, sehingga dapat dengan mudah dipasang pada boot ROM (Read Only Memory) komputer. TFTP menggunakan protokol UDP sebagai transport karena tidak membutuhkan terciptanya koneksi sebelum permintaan trasnfer file dapat terlaksana. Karena menggunakan protokol UDP yang tidak membentuk koneksi sebelum berhubungan, maka keamanan dalam pengiriman data tidak dapat dijamin.

(24)

Gambar

Gambar 2.1 Jaringan Komputer Sederhana
Gambar 2.2 Jaringan client server
Gambar 2.3 Bentuk jaringan dengan topologi Star
Gambar 2.4 Cara Kerja Ltsp
+2

Referensi

Dokumen terkait

“P erangkat atau alat-alat fisik pendukung yang ditanamkan di dalam sebuah komputer utuh ataupun yang berdiri sendiri, yang memiliki fungsi sebagai jalur penghubung agar

Pada halaman diatas menjelaskan tentang form edit data members yang terdapat di dalam sistem menu admin, berfungsi sebagai menampilkan semua daftar members yang

alat yang sering dipakai atau digunakan dalam sistem network tersebut, sehingga dapat dengan mudah membuat sebuah simulasi jaringan komputer didalam PC, simulasi ini berfungsi

Jika frame didistribusikan ke sistem yang berbeda dalam sebuah jaringan, data link layer akan menambahkan header pada frame untuk mendefinisikan pengirim

Fungsi MySQL dapat dikatakan sebagai interpreter query, karena setiap kita menggunakan query SQL (perintah SQL) kita harus meletakkannya di dalam fungsi ini. Dengan kata

Kerusakan telinga oleh obat-obatan, suara keras / bising yang berlama-lama, serta usia lanjut akan menyebabkan terjadinya gangguan dalam menerima nada tinggi pada bagian basal

Mendiagnosa permasalahan yang terjadi pada jaringan dilakukan untuk mengetahui bagian-bagian jaringan yang kemungkinan mengalami kerusakan atau gangguan. Mendiagnosa kerusakan