• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seleksi Karakter Bobot Ikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Seleksi Karakter Bobot Ikan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

# Ko r e sp o n d e n si: Pusat Pe n elit ian d an Pe n g em b ang an Per ikan an. Ged u ng Balitb an g KP II, Jl. Pasir Put ih II, An co l Tim u r, Jakar t a 1 4 4 3 0 , In d o n e sia. Te l.: + (0 2 1 ) 6 4 7 0 0 9 2 8 E-m ail: engr oho@ yahoo.com

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

ESTIM ASI NILAI HERITABILITAS BOBOT IKAN M AS VARIETAS PUNTEN DALAM PROGRAM SELEKSI INDIVIDU

Estu Nugroho*)#, Budi Setyono**), M ochamm ad Su’eb**), dan Tri Heru Prihadi***)

*) Pu sat Pene litian dan Pe ngem bangan Pe rikanan

**) Un it Penge lola Bud idaya Air Tawar (UPBAT), Punt en-Batu, Dinas Pe rikanan dan Kelau tan Provinsi Jawa Timur

***) Balai Pene litian dan Pe ngemb angan Bu didaya Air Tawar

ABSTRAK

Program pemuliaan ikan mas varietas Punten dilakukan dengan seleksi individu terhadap karakter bobot ikan. Pembentukan populasi dasar untuk kegiatan seleksi dilakukan dengan memijahkan secara massal induk ikan mas yang terdiri atas 20 induk betina dan 21 induk jantan yang dikoleksi dari daerah Punten, Kepanjen (delapan betina dan enam jantan), Kediri (tujuh betina dan 12 jantan), Sragen (27 betina dan 10 jantan), dan Blitar (15 betina dan 11 jantan). Larva umur 10 hari dipelihara selama empat bulan. Selanjutnya dilakukan penjarangan sebesar 50% dan benih dipelihara selama 14 bulan untuk dilakukan seleksi dengan panduan hasil sampling 250 ekor individu setiap populasi. Sele ksi terhadap calon induk d ilakukan saat umur 18 bulan pada populasi jantan dan betina secara terpisah dengan memilih berdasarkan 10% bobot ikan yang te rbaik. Calo n indu k yang tersele ksi kem udian dipe lih ara hin gga mat ang gon ad, ke mudian dipilih sebanyak 150 pasang dan dipijahkan secara massal. Didapatkan respons positif dari hasil seleksi berdasarkan bobot ikan, yaitu 49,89 g atau 3,66% (populasi ikan jantan) dan 168,47 g atau 11,43% (populasi ikan betina). Nilai heritabilitas untuk bobot ikan adalah 0,238 (jantan) dan 0,505 (betina).

KATA KUNCI: heritabilitas; seleksi individu; bobot ikan; ikan mas Punten

ABSTRACT: Heritability estimastion on body weight of Punten common carp using Individual Selection. By: Estu Nugroho, Budi Setyono, M ochammad Su’eb, and Tri Heru Prihadi

Punt en carp breeding programs were carried out by individual select ion for body weight t rait . The base populat ion for select ion act ivit ies were conducted by mass breeding of parent consist ed of 20 female and 21 male collect ed from area Punt en, eight female and six male (Kepanjen), seven female and 12 male (Kediri), 27 female and 10 male (Sragen), 15 female and 11 male (Blit ar). Larvae 10 days old reared for four mot hs. Then aft er spacing out 50% of t ot al harvest , t he offspring reared for 14 mont hs for select ion act ivit y based on t he sampling of 250 individual each populat ion. Select ion of broodst ock candidat es performed since 18 mont hs age on male and female populat ions separat ely by select ing based on 10% of fish wit h best body weight . Candidat es select ed broodst ocks were t hen maint ained unt il mat ure. In oder t o produce t he next generat ion 150 pairs were set s and held for mass spawning. The result s revealed t hat select ion response were posit ive, 49.89 g (3.66%) for male and 168.47 (11.43%) for female. Herit abilit y for body weight is 0.238 (male) and 0.505 (female).

KEYW ORDS: heritabilty; individual selection; body weight; Punten common carp

PENDAHULUAN

Ikan mas Punt en merupakan salah sat u st rain yang digunakan dalam budidaya ikan di beberapa daerah di Indo nesia (Hardjamulia & Suseno, 1976; Hardjamulia, 1998; Sumantadinata, 1995) dengan sifat karakt eristik t u buh yan g relat if t in ggi se hingga dagingnya leb ih

banyak (Ano nim, 2016). Hal ini menjadikan ikan mas Pu n t e n se b ag ai s ala h sat u su m b e r g e n e t ik ya n g berkualitas untuk digunakan dalam pro gram pemuliaan se pert i se leksi.

(2)

digunakan unt uk menyeleksi induk-induk yang terbaik. Beberapa pro gram pemuliaan-seleksi ikan mas yang t e lah dilaku kan me mpun yai nilai herit abilit as yang ber variasi pada bo bo t badan yait u 0,23 (Yo usefian et al.,2011); 0,39 (Spasic et al., 2010), 0,44 (Vandeput t e et al., 2008), 0,47 (Brody et al.,1981), dan 0,49 (Nielsen et al., 2010). Perkembangan ini menjawab keraguan efekt ivit as pro gram seleksi dalam meningkat kan laju pert umbuhan pada ikan mas (Moav & Wo hlfart , 1976). Dalam rangka meningkatkan mutu genetik dari ikan mas st rain Punt en agar dapat dijadikan sumber benih yan g b e rku alit as b aik b agi b u d id aya ikan m as d i m asyarakat , m aka ke giat an se le ksi in d ivid u t e lah d ilaku kan b e rd asarkan b o b o t ikan . Pe n e lit ian in i dilakukan unt uk mengest imasi nilai herit abilit as yang dit urunkan dari F-0 ke F-1 berdasarkan karakt er bobo t ikan Punt en.

BAHAN DAN M ETODE

Pembentukan Populasi Dasar

Po pulasi dasar sint et ik ikan mas Punt en dihasilkan d ar i p e m ija h a n m a s sa l d i ko lam Un it Pe n g e lo la Budidaya Air Tawar (UPBAT), Punt en-Malang dengan me nggun akan in du k b et ina sebanyak 77 e ko r d an induk jant an se banyak 60 eko r yang diko leksi dari lima daerah di Jawa Timur yait u Pu nt en, Kepanjen, Kediri, Sragen, dan Blit ar pada t ahun 2008 (Tabel 1).

Lar va F-0 u m u r 1 0 h a ri yan g d ih a s ilka n d ar i pemijahan dipelihara dalam ko lam tanah selama empat bulan, pemberian pakan buat an dengan kadar pro t ein 3 2 % se b a n ya k 2 0 % b io m a s sa p e r h a ri k e m u d ia n b ert ah ap t uru n 2 ,5 % se t iap e mp at m in ggu hin gga menjadi 10%, dan frekuensi pemberian pakan 3 kali/ hari yait u pukul 08.00; 12.00, dan 16.00.

Penjarangan dilakukan sebanyak 50% dari jumlah p o p u lasi yan g d ih asilkan (1 .2 5 4 e ko r) d an b e n ih

d ip e lih a r a d i k o la m t a n a h d e n g a n k e p a d a t a n 10 eko r/m2. Pakan buat an dengan kandungan pro t ein

kasar 28% diberikan sebanyak 10% dari bio massa ikan per hari kemudian bert ahap t urun 2,5% set iap empat minggu hingga menjadi 2,5%; dilakukan dua kali sehari yait u pada pagi hari (pukul 08.00) dan so re hari (pukul 16.00). Pemeliharaan benih dilakukan selama t ujuh bulan hingga mencapai ukuran yang dapat dibedakan ant ara jant an dan bet ina sebagai bahan seleksi.

Po pulasi calon induk t ersebut kemudian dibesarkan selama tujuh bulan hingga diseleksi pada umur 18 bulan berdasarkan bo bo t badan dan dipilih sebanyak 150 p a sa n g u n t u k p e m ijah an p e m b e n t u ka n ge n e ra si berikut nya.

Seleksi Karakt er Bobot Ikan

Seleksi dilakukan pada po pulasi calo n induk jantan dan bet ina t erbaik. Kegiat an seleksi diawali dengan melakukan sampling yait u menimbang bo bo t set iap individu calon induk jantan dan bet ina, masing-masing sebanyak 250 eko r. Set elah didapat kan bo bo t rat a-r a t a , s e a-r t a s im p a n g a n b a k u m a k a s e b a g a i n ila i ket et apan unt uk seleksi bagi masing-masing po pulasi calo n induk jant an dan bet ina (select ion cut off) adalah nilai rat a-rat a po pulasi sampling dit ambah dengan 1x simpangan baku unt u k p o pu lasi jant an d an b et ina secara t erpisah sebanyak 10% dari po pulasi. Individu-individu yang t erpilih berdasarkan ket et apan cut off kemudian dipelihara hingga matang gonad. Jumlah ikan yang diukur unt uk analisis dat a adalah sebanyak 250 eko r unt uk set iap po pulasi.

Analisis Dat a

Analisis dat a secara deskript if digunakan un t uk p aram e t e r laju p ert u m bu han spe sifik h arian (LPH) (Effendie, 1979), nilai differensial seleksi (S), respo ns se le ksi (R), d an n ilai h e rit ab ilit as (h2), se rt a n ilai

ko efisien variasi (CV) (Tave, 1993):

Tabel 1. Jumlah dan asal induk unt uk membent uk po pulasi ikan mas Punten Table 1. Number and source of breeders for founding populat ion of Punt en carp

Lokasi

Location

Jum l ah induk jant an

Number of male breeds

Jum l ah i nduk bet ina

Number of female br eeds

Pu n ten 2 1 1 0

Kep an jen 6 8

Ked ir i 1 2 7

Sr ag en 1 0 1 7

Blitar 1 1 1 5

Bo b o t r ata-r ata

(3)

Laju pert umbuhan spesifik harian (SGR), dihit ung berdasarkan fo rmula sebagai berikut :

d i mana:

SGR = laju p ert umbu han sp esifik harian (%/hari) Wo = b o bo t awal

W t = bo b o t p ad a waktu t t = waktu p eme liharaan

Nilai diferensial seleksi (S), dihit ung berdasarkan bo bo t rat a-rat a po pu lasi awal d an b o b o t rat a-rat a po pulasi t erseleksi. Nilai diferensial seleksi dihit ung berdasarkan fo rmula sebagai berikut : berikutnya dari po pulasi sebelumnya akibat pengaruh dari kegiat an seleksi yang dilakukan. Respo ns seleksi dihit ung berdasarkan fo rmula sebagai berikut :

d i mana:

pro po rsi kemajuan paramet er yang diseleksi dari dua po pulasi t erhadap kegiat an seleksi yang dit unjukkan o leh difere nsial sele ksi. Nilai h erit ab ilit as dih it u ng dengan menggunakan fo rmula sebagai berikut :

d i mana:

Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)

Hasil pengamatan bo bo t ikan selama pemeliharaan b e n ih h in g g a m e n ja d i in d u k s ia p p ija h ya n g menunjukkan pola pert umbuhan dari populasi F-0 dan F-1 disajikan pada Gambar 1. Secara umum, selama pemeliharaan benih ikan mas pada penelitian ini relatif me ngiku t i po la yang n o rm al un t u k p erke mbangan bo bo t ikan. Pada p erio de awal t erjadi peningkat an b o b o t r a t a -r a t a ya n g r e la t if r e n d a h k e m u d ia n meningkat pada periode pemeliharaan yang kedua dan melambat lagi pada perio de pemeliharaan berikutnya. La ju p e r t u m b u h a n s p e s ifik p a d a p e r io d e pemeliharaan e mpat bulan , benih ikan mas Punt en mempunyai nilai 2,93% pada po pulasi F-0 dan 2,98% p a d a p o p u la si F-1 . Nilai laju p e r t u m b u h a n ya n g didapat kan pada ikan mas Punt en pada penelit ian ini relat if t inggi. Ariyant o et al. (2013) mendapat kan nilai laju pert umbuhan harian 2,3% pada seleksi ikan mas Rajadanu yang t ahan t erhadap ko i herpes virus dan m e m p u n yai p o la p e rt u m b u h a n n o r m al. Me n u r u t Flajshans & Hulat a (2011), menerangkan bahwa laju pert umbuhan spesifik ikan mas mencapai 2%-4% pada k o n d is i ya n g n o r m a l. Be rd a sa rk a n h a l t e r s e b u t , p e r t u m b u h a n p o p u la s i ik a n m a s Pu n t e n d a la m penelit ian ini t ermasuk dalam kat ego ri no rmal.

Kedua po pulasi ikan mas variet as Punt en F-0 dan F-1 mempunyai rat a-rat a ko efisien variasi yang relat if b esar u nt uk b o b o t ikan yait u 2 7,92 % dan 37 ,1 5%. Keadaan ini menunjukkan t ingginya variasi feno t ipe pada po pulasi ikan mas yang m emberikan harapan besar t erhadap keberhasilan seleksi yang dilakukan karen a variasi fe no t ip e be rko re lasi po sit if d en gan korelasi genot ipe. Menurut Tave (1993), po pulasi yang mempunyai nilai ko efisien variasisebesar 0,25 akan me mp un yai p elu an g leb ih b erh asil dalam p ro gram diseleksi dan menent ukan besarnya diferensial seleksi, se rt a respo ns se le ksi. Seb agai ke t e nt uan jika n ilai i> 2,67 atau i< -2,67 maka jumlah po pulasi yang dapat diamb il sebagai induk t erseleksi hanya sebesar 1%. Jika nilai i ada di ant ara -2,67 dan 2,67 maka induk yang dapat diseleksi berkisar 1%-10%. Hasil perhit ungan int ensit as seleksi berdasarkan Tave (1993) unt uk induk ikan mas Punt en jant an adalah 0,511 sedangkan induk b e t in a m e m p u n yai n ilai in t e n sit as se le ksi 0 ,6 0 3 . Ke d u a n ya b e r a d a d i a n t a r a a r e a b a t a sa n u n t u k pengambilan sampel 1%-10%. Berdasarkan hal ini maka jumlah individu yang diseleksi pada kegiat an penelitian

(4)

ini unt uk dijadikan induk pada po pulasi berikut nya t elah o pt imal.

Kenaikan nilai ko efsien variasi dari po pu lasi F-0 ke F-1 belum diket ahui penyebabnya secara past i. Hal yang serupa juga t erjadi pada kegiat an seleksi ikan nila “Cangkrin gan-(n ilasa)” (Nugro ho et al., 2 01 4). Dengan kata lain, dapat diharapkan pada akhir kegiat an seleksi ikan mas Punt en set elah mencapai generasi F-3 dan seterusnya maka nilai ko efisien variasinya akan semakin kecil at au hasil seleksi sudah menjadi st abil.

Respons Seleksi

Respo ns seleksi rat a-rat a pada karakter bobo t ikan mas Punt en adalah 109,18 g at au t erjadi kenaikan p e r t am b ah an b o b o t s e b e s ar 7 ,5 5 % d ar i p o p u la si dasarnya. Populasi ikan mas Punten bet ina mempunyai kenaikan bobot yang lebih besar dibandingkan populasi ikan mas Punt en jant an sebelumnya. Ikan mas Punt en b e t in a m e m p u n ya i n ilai k e n a ik an b o b o t 1 1 ,4 3 % sedangkan nilai kenaikan bobot ikan mas Punten jant an adalah 3,66% at au rat a-rat a 7,54% (Tabel 2). Do ng et al. (2015) mendapat kan nilai respo ns seleksi pada ikan mas Jian carp rat a-rat a sebesar 7% per generasi. Nilai respo ns seleksi yang dihasilkan pada ikan mas Punt en ini set ara dengan nilai respo ns seleksi hasil pemuliaan pad a ikan air t awar di Indo n esia yang dapat dirilis (Ano nim, 2014) sepert i ikan nila, ikan mas, dan ikan lele.

Seleksi yang dilakukan pada karakt er bo bo t ikan mas Punt en t ernyata juga memberikan pengaruh pada karakt er panjang dan t inggi badan. Kenaikan rat a rat a panjang dan t inggi badan yang t erjadi seiring dengan dilakukannya seleksi pada bo bo t ikan adalah 3,88% (p an jan g) d a n 1 ,7 5 % (t in ggi). Pe ru b a h an karakt e r

panjang dan t inggi badan ini adalah ber variasi sesuai jenis populasi ikan mas Punt en. Pada karakt er panjang dan t inggi badan, kenaikan hanya t erjadi pada populasi ikan mas Punt en bet ina (9,17% dan 5,26%), sedangkan unt uk po pulasi ikan mas Punt en jant an mengalami penurunan yait u 1,40% (panjang) dan 1,76% (t inggi) (Tabel 2).

Po pulasi dasar populasi ikan mas betina mempunyai nilai ko efisien variasi pada karakt er bo bo t , panjang, dan t inggi badan yang lebih besar dibandingkan nilai keragaman pada karakter tersebut untuk po pulasi ikan mas jantan (Tabel 3). Menurut Tave (1993), seleksi akan me mpun yai pelu ang sukses yang leb ih t inggi pada po pulasi de ngan t in gkat keragam an pada karakt er t ert ent u yang lebih besar dibandingkan pada po pulasi d e n gan t in gkat ke ragam a n yan g le b ih ke cil p ad a karakt er t ersebut .

Hal yang perlu diperhat ikan adalah bahwa ikan mas Punt en mempunyai karakt erist ik badan yang t inggi dan panjang badan yang pendek, di mana pro po rsi panjang d an t inggi bad an adalah 2,1-2,3 (Ano nim, 2016), sedangkan ikan mas variet as lainnya mempunyai nilai rasio yang lebih t inggi berkisar 3,0-3,5 sepert i ikan mas Rajadanu (Asih et al., 2012). Hal ini berart i bahwa di samping melakukan seleksi pada bo bo t ikan maka seharusnya dilakukan seleksi t inggi dan panjang bad an sekaligus. Hanya ikan-ikan yang me mpun yai pro po rsi panjang dan t inggi badan 2,1-2,3 dan bo bo t ikan yang t erbaik merupakan t ujuan akhir dari seleksi pada ikan mas variet as Punt en ini.

Pada po pulasi ikan mas Punt en jant an, bo bo t ikan sem akin b erat n amu n badan se m akin p en de k dan rendah berbeda karakt erist ik dengan ikan mas Punt en umumnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa pro gram Gambar 1. Po la pert umbuhan po pulasi F-0 dan F-1 ikan mas Punt en

Figure 1. Growt h pat t erns of F-0 and F-1 populat ions of Punt en carp 0

200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800

0 1 2 3 4 5

B

o

b

o

t

in

d

iv

id

u

In

d

iv

id

u

a

l

w

ei

g

h

t

(g

)

Pe riod e pe me liharaan (Rearing periods)

F-0

(5)

seleksi unt uk ikan mas Punt en jant an perlu dilakukan dengan lebih ket at , dengan mengurangi jumlah induk ikan yang t erseleksi at au memperbesar n ilai S dari karakt er sasaran kegiat an seleksi. Namun demikian, seleksi pada karakt er panjang badan pada ikan mas Pu n t e n t id a k t e r la lu d ih a r a p k a n m e n g in g a t k a r a k t e r is t ik ik a n m a s Pu n t e n m e m p u n ya i cir i badannya adalah pendek dan t inggi.

Nilai Heritabilitas

Berdasarkan besaran nilai bat asan unt uk seleksi seb esar 1 0% d ari nilai t e rb aik h asil sampling pad a po pulasi ikan mas Pu nt en jant an d an bet ina maka dipero leh diferensial seleksi (S) rat a-rata unt uk masing-masing karakt er bo b o t , pan jan g, dan t inggi bad an adalah bert urut -t urut 271,60 g; 2,28 cm; dan 0,92 cm. Nilai S unt uk set iap karakt er adalah ber variasi sesuai

jenis kelaminnya. Umumnya po pulasi ikan mas Punt en b e t in a m e m p u n ya i n ila i S ya n g le b ih b e s a r dibandingkan nilai S pada po pulasi ikan mas Punt en jant an unt uk set iap karakt er. Tercat at nilai S unt uk ka rakt e r b o b o t , p an jan g , d an t in g gi b ad a n p a d a populasi ikan mas Punt en bet ina adalah 333,38 g; 3,25 cm; dan 1,31 cm sedangkan pada po pulasi ikan mas Punt en jant an nilai S bert urut -t urut 2 09,81 g; 1,31 cm ; d a n 0 ,5 3 cm . Nilai h e rit ab ilit a s ya n g d a p a t diest imasi dari nilai S dan R juga ber variasi menurut jen is ke lamin nya. Nilai h erit abilit as rat a-rat a p ad a bo bo t , p anjang, dan t inggi badan ikan mas Punt en bert urut -t urut adalah 0,402; 0,535; dan 0,261. Do ng et al. (2015) mencat at nilai herit abilit as pada bo bo t badan ikan mas variet as Jian carp adalah sebesar 0,17. Sement ara it u, Yo usefian et al. (2011); Nielsen et al. (2010); Vandeput t e et al.(2008); Bro dy et al. (1981); Populasi

Population

Populasi

Population

Jan tan (M ale) 4 9 ,8 9 0 3 .6 6

Betin a (Female) 1 6 8,4 73 1 1 .4 3

Jan tan (M ale) -0 .4 7 0 -1 .4 0

Betin a (Female) 2 ,9 1 0 9 .1 7

Jan tan (M ale) -0 .2 5 0 1 .7 6

Betin a (Female) 0 .7 3 0 5 .2 6

3 ,8 8 3

1 ,7 4 8

Respons

Response

Persent ase kenaikan/penurunan

Per centage incr easing/decr easing

Fenot ipe

Phenotipic

Jenis kel am in

Sex

7 ,5 4 5 10 9 ,1 6 2

1 .2 2

0 .2 4 Bo b o t

W eight (g )

Pan jan g to tal To tal lenght (cm)

Ting g i b ad an

Body depth (cm )

Ke terang an (Not e): Ju mlah samp e l masin g-m asin g 2 50 eko r un tuk set iap p o p ulasi (Number of sample is 250 fi sh per a popul at ion)

Tabel 2. Nilai respo ns seleksi ikan mas Punt en Table 2. Values of select ion response for Punt en carp

Tabel 3. Nilai ko efisien variasi dari bo bo t , panjang, dan t inggi badan ikan mas Punt en Table 3. Coefficient variat ion on weight , lengt h, and body dept h of Punt en carp

Popul asi

Population

Sel eksi

Selection

Popul asi

Population

Seleksi

Selection

Jan tan (M ale) 2 1 .9 3 8.5 1 2 9.0 7 Betin a (Female) 3 5 .5 4 2 5 .3 4 3 3.6 6

Jan tan (M ale) 6 .80 1.7 2 9 .6 9

Betin a (Female) 1 4 .1 5 7.2 3 9 .0 6

Jan tan (M ale) 6 .14 2.6 5 1 1.0 6

Betin a (Female) 1 2 .9 0 6.4 5 9 .3 8

CV (%) pada populasi F-1

CV of F-1 population

CV (%) pada populasi F-0

CV of F-0 population

3 1 .3 7

9 .37

1 0 .2 2

Fenot i pe

Phenotipic

Jeni s kel am in

Sex

Bo b o t

W eight (g)

Pan jan g to tal To tal lenght (cm )

Tin gg i b ad an

(6)

Spasic et al. (2010); dan Bijma et al. (2007) mencat at bahwa herit abilit as ikan mas pada bo bot badan adalah ber variasi dari rendah hingga t inggi (0,23-0,50).

Sesuai dengan nilai S dan R maka po pulasi ikan mas Punt en bet ina mempunyai ko nt ribusi yang lebih besar unt uk menurunkan sifat at au karakt er bo bo t , p a n ja n g , d a n t in g g i b a d a n k e p a d a t u r u n a n n ya dibandingkan ikan mas Punt en jant an. Bahkan unt uk karakt er t inggi dan panjang badan ikan mas Punt en po pulasi jan t an me mpun yai nilai herit abilit as yang negat if karena respo ns seleksi yang negat if (Tabel 4). Kisaran nilai herit abilit as rat a-rat a pada karakt er bo bo t ikan t ermasuk kat ego ri besar sedangkan nilai herit abilit as pada karakt er panjang dan t inggi badan t erm asuk re n dah . Asih et al. (2 01 2 ) m e nd apat kan herit abilit as bo bo t pada ikan mas Rajadanu sebesar 0,5.

Rasio Panjang dan Tinggi Badan

Hal pent ing yang menandakan ciri ikan mas Punten adalah perbandingan at au rasio panjang dan t inggi badan adalah berkisar 2,1-2,3. Secara umum ikan mas Punt en yang dijadikan seleksi mempunyai nilai rasio r a t a -r a t a ya n g s e m a kin m e n d e k a t i n ilai k is ar a n

t ersebut yait u 2,63 pada induk asalnya, 2,32 (F-0) dan 2,37 (F-1 ). Be sarn ya nilai rasio panjang d an t inggi badan pada induk asal berasal dari ko nt ribusi populasi in d u k ja n t an , d e m ikian p u la h al it u t e rjad i p ad a po pulasi F-0. Pada po pu lasi F-1 rasio p anjang d an t inggi badan unt uk po pulasi ikan mas jantan seimbang d en gan n ilai rasio p anjan g d an t inggi badan yan g t erdapat pada po pulasi ikan mas bet ina (Tabel 5).

Terdapat peningkat an nilai rasio panjang dan tinggi badan pada po pulasi bet ina yang mengiringi seleksi yang dilakukan berdasarkan bo bo t ikan yait u sebesar 3,7% dan t erjadi penurunan nilai rasio panjang dan t in ggi b ad an p ad a p o p u lasi in d u k jan t an se b e sar 20 ,59 %. Kead aan in i m enu nju kkan bahwa pro gram seleksi individu yang dilakukan pada po pulasi ikan mas Punten jant an secara t idak langsung t elah memperbaiki kondisi mo rfo met rik ikan Punt en pembentuk po pulasi dasar mendekat i rasio karakt erist ik ikan Punt en awal, sedangkan unt uk po pulasi ikan Punt en bet ina sedikit mengalami kenaikan walaupun masih dalam kisaran yang sesuai dengan krit eria asal ikan mas Punt en yang mempunyai nilai rasio panjang dan tinggi badan ant ara 2 ,1 -2 ,3 (An o n im , 2 0 1 4 ). Un t u k m e m p e rt ah an kan pro po rsi ideal ikan mas Pu nt en maka pada seleksi Tabel 4. Nilai est imasi herit abilit as pada bo bo t , panjang t o t al, dan t inggi badan mas Punt en dengan pro gram

seleksi individu

Table 4. Est imat ed values of herit abilit ies for body weight , t ot al lengt h, and body dept h of Punt en carp

F-0 F-1 Populasi

Population

Populasi

Population

Populasi

Population

Jantan (Male) 1,571.16 1,361.35 1,411.24 209.81 49.89 0.238 Bet ina (Female) 1,807.82 1,474.44 1,642.91 333.38 168.47 0.505

Jantan (Male) 34.82 33.51 33.04 1.31 -0.47 -0.359

Bet ina (Female) 34.99 31.74 34.65 3.25 2.91 0.895

Jantan (Male) 14.70 14.17 0.53 0.53 -0.25 -0.472

Bet ina (Female) 15.19 13.88 14.61 1.31 0.73 0.557

Fenotipe

Phenot ipic

Jenis kelam in

Sex

Bobot

Weight (g)

Panjang t otal Tot al lenght (cm)

Tinggi badan

Body dept h (cm)

Top-10% (g)

271.60

2.28

0.92

Populasi

Population

0.402

0.535

0.261

Heritabilitas

Herit ability

(h2)

Differential seleksi

Differential

select ion (S)

109.18

1.22

0.24

Respons seleksi

Response select ion

(R)

F-0 F-1

Jantan (M ale) 2 .9 9 2.3 6 2 .3 7 -2 0.5 9

Betin a (Female) 2 .2 9 2.2 9 2 .3 7 3 .7 0

Popul asi (Population) Jeni s kel am in

Sex

I nduk asal

Fonding breeds

Persent ase kenai kan at au penurunan rasio

Percentage increasing or decr easing of r atio

(7)

b e riku t n ya p e rlu ju ga m e m asu kkan krit e ria rasio panjang dan tinggi badan selain karakt er bo bo t badan yang diseleksi.

KESIM PULAN

Nilai rat a-rat a herit abilit as unt uk bo bo t ikan mas Punten adalah 0,402. Populasi ikan mas Punt en bet ina mempunyai nilai heritabilit as untuk bobot ikan sebesar 0,505 sedangkan unt uk po pulasi ikan mas jant an nilai h erit ab ilit asnya ad alah 0 ,23 8. Did ap at kan re sp o n s po sit if dari hasil seleksi berdasarkan bo bo t ikan yait u 168,47 g at au 11,43% (bet ina) dan 49,89 g at au 3,66% (jant an ). Disaran kan se le ksi in d ividu m asih d ap at dilakukan unt uk po pulasi ikan mas Punt en, dengan krit eria pengambilan unt uk seleksi yang lebih ket at unt uk po pulasi ikan jant an.

UCAPAN TERIM A KASIH

Penulis mengucapkan t erima kasih kepada Dinas Perikanan dan Kelaut an Pro vinsi Jawa Timur dan Balai Pen elit ian d an Pe ngem ban gan Bu d id aya Air Tawar, Bo go r at as t erlaksananya kegiat an ini. Terima Kasih juga disampaikan kepada Sri Sundari (BPPBAT) at as bant uan dalam pelaksanaan analisis marka DNA.

DAFTAR ACUAN

Ariyan t o , D., Hayu n in g t yas, E.P., & Syah p u t ra, K. (2 013 ). Seleksi karakt e r pert um buh an po p ulasi ikan mas (Cyprinus carpio) relat if t ahan ko i herpes virus. J. Ris. Akuakult ur, 8(1), 121-129.

As ih , S. , Ra d o n a , D. , & Gu s t ia n o , R. (2 0 1 2 ). Pe m b e n t u k a n in d u k u n g g u l ik a n m a s g a lu r Rajadan u m e lalu i se le ksi fam ili. Lap o ran h asil p e n e lit ia n 2 0 1 2 . Ba la i Pe n e lit ia n d a n Pengembangan Budidaya Air Tawar Bo go r. An o n im. (201 4). Perat u ran Bidang Je nis Ikan Baru.

Badan Penelit ian dan Pengembangan Kelaut an dan Perikanan. Jakart a, 103 hlm.

Ano nim. (2016). Naskah penilaian pelepasan variet as : do mest ikasi ikan mas Punt en (Cyprinus carpio). Dinas Perikanan dan Kelaut an Pro vinsi Jawa Timur. Unit Pengelola Budidaya Air Tawar (UPBAT) Punt en-Bat u.

Bijma, P., Muir, W.M., & van Arendo nk. J.A.M. (2007). Mu lt ile vel sele ct io n 1: q uan t it at ive gene t ics o f inheritance and respo ns t o select io n. Genet ic, 175, 277-288.

Bro dy, T., Wo hlfart h, G., Hulat a, G., & Mo av, R. (1981). Applicat io n o f elect hro pho ret ic genet ic markers t o fish breeding, IV. Assessment o f breeding value o f full-sib fmilies. Aquacult ure, 24, 175-186. Do ng, Z., Nguyen , N.H., & Zh u, W. (2015). Gene t ic

evalu at io n o f a select ive b ree din g p ro gram fo r

co m mo n carp (Cyprinus carpio) co n duct ed fro m 2004 t o 2014. BM C Genet ics, 16(94), 1-9.

Effendie, I. (1979). Met o de bio lo gi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bo go r, 112 hlm.

Flajshan s, M., & Hu lat a, G. (2 0 1 1). Co m m o n carp Cyprinus carpio ht t p://genimpact .imr.no /dat a/page/ 7650/co mmo n_carp.pdf.

Hardjamulia, A. (1998). Charact erizat io n and evalua-t io n o f fo ur sevalua-t rains o f co mmo n carp in Indo nesia. InConsult at ion and Evaluat ion M eet ing of Seed Pro-duct ion Program. Direct o rat General o f Fisheries. Sukabumi, 15 pp.

Hardjamulia, A., & Suseno , D. (1976). So me aspect o f fresh wat e r fish ge ne t ics. In Agricult ur e Genet ic Workshop. Universit y Padjadjaran. Bandung, 14 pp. Mo av, R., & Wo hlfart h, G.W. (1976). Two way selec-t io n fo r gro wselec-t h raselec-t e in selec-t he co mmo n carp (Cyprinus carpio L.). Genet ics, 82, 83-101.

Nielsen, H.M., Odegard, J., Olesen, I., Gjerde, B., Ardo , L., Jeney, G., & Jeney, Z. (2010). Genet ic analysis o f co mmo n carp (Cyprinus carpio) st rain s I: Ge-net ic paramet ers and het ero sis fo r gro wt h t rait s and sur vival. Aquacult ure, 304, 14-21.

Nu gro h o , E., Ru st a d i., Pr iya n t o , D., Su list yo , H., Susila, Sunar yo , & Wasit o , B. (2014). Penurunan ke raga m an ge n e t ik p ad a F-4 ikan n ila m e r ah “Cangkringan” hasil pemuliaan didet eksi dengan marker genet ik. J. Ris. Akuakult ur, 9(1), 25-30. Sumant adinat a, K. (1995). Present st at e o f co mmo n

carp (Cyprinus carpio) st o cks in Indo nesia. Aquac-ult ure, 129, 205-209.

Sp asic, M.M., Po liksic, V.D., St anko vic, M.B., Dulic, Z.P., Rasko vic, B.S., Zivic, I.M., Ciric, M.D., Relic, R.R., Vuko jevic, D.B., Bo sko vic, D.D., & Marko vic Z.Z. (2 0 1 0). Se le ct ive b re e din g p ro gram me o f co mmo n carp (Cyprinus carpio L.) in Serbia, pre-liminar y result s. Journal of Agricult ural Sciences, 55(3), 243-251.

Tave, D. (1993). Genet c fo r fish hat cher y managers. 2nd ed. AVI. Pub lishing Co mpany. Inc. Co nn ect

i-cut , 122 pp.

Vandeput t e, M., Ko co ur, M., Mauger, S., Ro dina, M., Launay, A., Gela, D., Dupo nt -Nivet , M., Hulak, M., & Linhart , O. (2008). Genet ic variat io n fo r gro wt h at o ne and t wo summers o f age in t he co mmo n carp (Cyprinus carpio L.): herit abilit y est imat es and respo nse t o select io n. Aquacult ure, 277, 7-13. Yo usefian, M., Sharifro hani, M., Ho sseinzade-Sahafi,

Gambar

Tabel 1.Jumlah dan asal induk untuk membentuk populasi ikan mas PuntenTable 1.Number and source of breeders for founding population of Punten carp
Gambar 1.Pola pertumbuhan populasi F-0 dan F-1 ikan mas PuntenFigure 1.Growth patterns of F-0 and F-1 populations of Punten carp
Tabel 2.Nilai respons seleksi ikan mas PuntenTable 2.Values of selection response for Punten carp
Table 4.Estimated values of heritabilities for body weight, total length, and body depth of  Punten carp

Referensi

Dokumen terkait

yang akan diamati dari studi perancangan antena ini adalah nilai VSWR, pola.. radiasi, bandwith dan

Dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan kemampuan yang dapat dilakukan oleh include term pada analisis domain seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini hingga didapat

Mekanisme peningkatan tekanan darah oleh fruktosa ini melalui peningkatan kadar asam urat plasma, yang dapat menyebabkan inflamasi di ginjal yang akhirnya akan meningkatkan tekanan

[r]

[r]

Dalam pembuatan konsep event, sebuah event organizer harus bisa mempunyai konsep yang berbeda atau konsep yang belum pernah terpikirkan oleh event organizer lain

1. Sikap sleeper dikarakteristikkan dengan sikap yang tidak takut persaingan, tidak tertarik dengan competitive intelligence, dan sering menganggap bahwa proses

Setiap murid di dalam kumpulan akan menentukan satu gaya yang perlu dilakukan berdasarkan nama kumpulan yang diberi dan melakukan aksi tersebut apabila nama kumpulan mereka