• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TENTANG PERADABAN KUNO ASIA, AFRIKA DAN EROPA MELALUI PERTUKARAN KELOMPOK DENGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X-11 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20162017 SMA NEGERI 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TENTANG PERADABAN KUNO ASIA, AFRIKA DAN EROPA MELALUI PERTUKARAN KELOMPOK DENGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X-11 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20162017 SMA NEGERI 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TENTANG PERADABAN

KUNO ASIA, AFRIKA DAN EROPA MELALUI PERTUKARAN

KELOMPOK DENGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X-11

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SMA NEGERI 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

Oleh: Susiani

SMA Negeri 1 Boyolangu Tulungagung

Abstrak. Model pembelajaran pertukaran kelompok dengan kelompok dapat digunakan sebagai wahana untuk melatih keberanian para siswa untuk mengemukakan pendapatnya secara beruntun di depan kelas dan melatih siswa dalam mengambil keputusan secara bertanggung jawab dan konsisten, serta mendorong siswa untuk terlibat langsung dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang akhirnya akan memberi dampak positif terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran serta prestasi belajar siswa

Kata kunci: prestasi belajar, pertukaran kelompok dengan kelompok

Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Karena itu dalam masa pembangunan semenjak Pelita I sampai hingga kini secara periodik program-program di bidang pen-didikan selalu ditinjau ulang, sebagai bukti pada tahun 1999 diadakan penyempurnaan kurikulum yang dikenal dengan istilah Suplemen Kurikulum 1994, demikian juga sejak tahun 2002 telah diadakan sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan sejak tahun pelajaran 2004/2005 telah diber-lakukan dengan nama Kurikulum 2006. Se-lanjutnya diubah lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal ini dilakukan agar pendidikan mampu mengim-bangi laju pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hanya dengan demikian bidang pendidikan dapat menjadi salah satu pemicu dalam mewujud-kan tujuan pembangunan nasional.

Sekolah sebagai salah satu lembaga ikut bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan. Untuk itulah agar pihak sekolah dapat menjalankan misinya maka selama

berlangsungnya proses pendidikan diperlu-kan adanya keharmonisan kerja sama antar komponen yang ada didalamnya. Pembela-jaran yang dilaksanakan di dalam kelas bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah dituangkan di dalam kurikulum, demikian juga proses pembelajaran Sejarah di kelas X-11 semester genap dilaksanakan dengan harapan agar dapat mencapai salah satu kompetensi dasar yang telah dituangkan di dalam kurikulum yaitu diharapkan dapat menganalisis asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia

(2)

minimal mencapai nilai 75, sehingga masih banyak siswa yang terpaksa harus mengikuti program remidi.

Berdasarkan penilaian awal dapat di-paparkan bahwa nilai rata-rata yang diper-oleh siswa sebesar 68,63, tentu saja nilai rata-rata ini masih berada di bawah KKM. Kemudian nilai tertinggi yang dicapai siswa sebesar 78 dan nilai terendah 50. Selanjut-nya belum ada siswa yang mencapai prestasi belajar amat baik (91–100). Kemudian baru 19 siswa atau 41,30% yang mencapai ketuntasan belajar, sehingga 27 siswa atau 58,70% harus mengikuti program remidi. Dengan demikian proses pembelajaran be-lum mencapai ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% dari jumlah siswa yang telah mencapai nilai KKM Sejarah (75).

Rendahnya prestasi belajar Sejarah pada siswa kelas X-11 SMA Negeri 1 Bo-yolangu Tulungagung berdasarkan hasil perenungan diri/ refleksi dan diskusi dengan teman guru disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) Masih rendahnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat atau bertanya dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas, (2) Dalam proses pembelajaran siswa masih diperlakukan sebagai obyek, sehingga informasi hanya berlangsung se-arah saja dan pembelajaran lebih didominasi oleh guru sedangkan siswa hanya sebagai pendengar setia. Dengan demikian siswa praktis tidak aktif dalam menerima materi pelajaran, (3) Kondisi kelas seperti ini me-ngakibatkan timbulnya kejenuhan dan ak-hirnya banyak siswa yang mengantuk, apalagi kalau pembelajaran berlangsung pada jam terakhir. Disamping itu juga siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran yang berakibat materi yang diterima masih bersifat abstrak dan banyak berupa hafalan. Dengan demikian karena

materi bersifat hafalan dan abstrak maka akan mudah terhapus dalam ingatan siswa, (4) Disamping itu juga kondisi pembelajaran seperti ini mengakibatkan tingkat daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang di-berikan menjadi rendah dan akhirnya mem-pengaruhi prestasi belajar siswa pun men-jadi rendah, dan (5) Dengan kondisi pem-belajaran seperti ini tentu kurang menarik perhatian dan minat serta kurang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.

(3)

Dalam memilih strategi pembelajaran seyogyanya seorang guru hendaknya lebih menekankan pada kondisi dimana keterlibat-an lketerlibat-angsung dketerlibat-an perketerlibat-an serta siswa aktif dalam proses pembelajaran secara optimal. Menurut hemat penulis untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa perlu mengembangkan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Melvin L Silberman yaitu model pembelajaran Pertukaran ke-lompok dengan keke-lompok. Model pembe-lajaran Pertukaran kelompok dengan kelom-pok, menrurut asumsi penulis dapat mem-bantu pemecahan masalah pembelajaran Sejarah. Mengingat pembelajaran ini mam-pu membantu siswa untuk memahami kon-sep-konsep, menumbuhkan kerjasama, berpikir kritis dan mengembangkan sikap sosial siswa. Mengingat pentingnya interak-si dalam tim maka penerapan strategi pem-belajaran Pertukaran kelompok dengan ke-lompok dalam proses pembelajaran menjadi lebih penting lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat Anita Lie (2004) bahwa pembe-lajaran Pertukaran kelompok dengan kelom-pok dapat mengembangkan tingkah laku yang lebih positif terhadap ilmu yang dipelajari. Penerapan strategi pembelajaran Pertukaran kelompok dengan kelompok, merupakan esensi dari implementasi teori Konstruktivisme yang menurut JG.Brooks dan MG Brooks (dalam Nur. dkk, 2008:2) adalah adanya ide bahwa siswa harus secara individu menemukan dan menstransfer in-formasi-informasi kompleks apabila mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori Konstruktivisme memandang siswa secara terus menerus harus aktif mengkaji informasi–informasi baru utama-nya yang justru berbeda bahkan berlawanan dengan aturan-aturan lama yang

diketahui-nya. Siswa juga dituntut untuk secara kritis mampu merevisi aturan-aturan tersebut jika dirasa sudah tidak memadai lagi sejalan dengan perkembangan fakta empiris ataupun konsep-konsep teoritis mutakhir.

Menurut Melvin L Silberman (2004: 189) bahwa model pembelajaran Pertukaran kelompok dengan kelompok adalah model pembelajaran dimana para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian dibe-rikan tugas-tugas yang berbeda, setelah itu setiap kelompok saling melakukan pertukar-an informasi dengpertukar-an jalpertukar-an mengajarkpertukar-an kepada kelompok lain apa yang ia pela-jarinya melalui presentasi.

Kemudian dijelaskan lagi oleh Melvin Silbermen (2004:189) bahwa model pembe-lajaran ini menjadi metode berharga untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan, terutama jika siswa/ kelompok diharapkan untuk saling bertukar pendapat dengan kelompok lainnya, dan ini merupakan stra-tegi yang secara aktif melibatkan tiap siswa di dalam kelas.

(4)

mengemukakan syarat kelas yang efektif adalah adanya keterlibatan tanggung jawab dan umpan balik dari peserta didik.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, dapat disusun secara ope-rasional rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui penerapan Per -tukaran Kelompok dengan Kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar tentang Pera-daban Kuno Asia, Afrika & Eropa pada siswa Kelas X-11 semester genap tahun pelajaran 2016/2017 SMA Negeri 1

Boyo-langu Tulungagung ?”.

Penelitian ini bertujuan untuk mening-katkan prestasi belajar tentang Peradaban Kuno Asia, Afrika & Eropa siswa Kelas X-11 semester genap tahun pelajaran 2016/ 2017 SMA Negeri 1 Boyolangu Tulung-agung melalui penerapan Pertukaran Kelom-pok dengan KelomKelom-pok.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian tin-dakan kelas. Penelitian ini dirancang dalam 2 (dua) siklus. Pelaksanaan masing-masing siklus dalam 4 (empat) tahap antara lain tahap perencanaan, tahap pelaksanaaan tin-dakan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Selanjutnya siklus I, pelaksanaannya dilaku-kan dalam 2 x pertemuan (4 jam pelajaran), demikian juga siklus II pelaksanaannya dalam 2 x pertemuan (4 jam pelajaran).

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas X-11 semester genap tahun pelajaran 2016/2017 SMA Negeri 1 Boyolangu Tulungagung. Subjek dalam pe-nelitian ini berjumlah 46 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 26 siswa perem-puan.

Instrumen yang disusun dan dipersiap-kan untuk memperoleh data dalam pene-litian tindakan kelas ini adalah tes dan non tes (pedoman pengamatan, angket, catatan

lapangan dan dokumentasi berupa foto ke-giatan pembelajaran).

Data tingkat prestasi belajar siswa ten-tang Peradaban Kuno Asia, Afrika & Eropa dapat dikumpulkan dari hasil pekerjaan tes siswa Data ini perlu pula didukung dengan data tentang tingkat keterlibatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Pertukaran Kelompok dengan Kelompok dapat dikum-pulkan dari pengisian pedoman pengamatan, catatan lapangan, pengisian angket dan dokumentasi berupa foto kegiatan pembe-lajaran.

Analisis data dilakukan dengan meng-gunakan teknik analisis data deskriptif kuan-titatif. Seorang siswa tergolong tuntas atau tidak pada mata pelajaran Sejarah sebagai tolok ukurnya KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh guru sebesar 75. Dan rumus ketuntasan belajar klasikal ini digunakan pula untuk menge-tahui keberhasilan suatu proses pembe-lajaran yang dilakukan oleh seorang guru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan tindakan merupakan ke-giatan guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas dengan me-nerapkan model Pertukaran Kelompok dengan Kelompok. Pelaksanaan tindakan dibagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu tahap awal (± 10 menit), tahap kegiatan inti (70 menit) dan tahap penutup (10 menit).

(5)

menerapkan model pembelajaran Pertukaran Kelompok dengan Kelompok, ternyata ting-kat keterlibatan siswa sebesar 91,96% yang dapat dikategorikan aktif. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data hasil tes pada siklus I, menunjukkan bahwa (1) proses pembelajaran belum mencapai ketuntasan belajar klasikal yaitu baru 29 siswa/ 63,04% yang tuntas, dan belum mencapai ketuntasan belajar klasikal, (2) nilai rata-rata mencapai 73,93 berarti nilai rata-rata masih berada di bawah nilai KKM Sejarah 75 dan (3) belum ada siswa yang mampu mencapai peringkat prestasi belajar amat baik (91-100). Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan pe-nelitian tindakan kelas, sehingga perlu di-adakan perbaikan, dan dilakukan kembali proses pembelajaran pada siklus II.

Pada siklus II, menunjukkan bahwa (1) hasil observasi/pengamatan dan hasil angket atas jalannya proses pembelajaran ternyata tingkat keterlibatan siswa sebesar 96,52% yang dapat dikategorikan aktif, (2) proses pembelajaran sudah mencapai ketun-tasan belajar klasikal yaitu sudah 41 siswa/ 89,13% yang tuntas,(3) nilai rata-rata sudah mencapai 78,28 berarti nilai rata-rata sudah berada di atas nilai KKM Sejarah 75 dan (4)

ternyata sudah ada 1 siswa atau 2,17% yang mampu mencapai peringkat prestasi belajar amat baik (nilai 91-100), dengan demikian dapat diketahui bahwa pada siklus II telah terjadi peningkatan prestasi belajar secara optimal dan telah memenuhi indikator ke-berhasilan PTK, sehingga PTK ini hanya sampai pada siklus II saja. Selanjutnya anal-isis data hasil pengamatan dan tes siswa da-pat diketahui, tingkat perkembangan keterli-batan dan prestasi belajar siswa disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Tes dalam Siklus I dan Siklus II

No Aspek Keberhasilan Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 73.93 78,28 2 Nilai tertinggi 85 92 3 Nilai terendah 56 62 4 Prestasi belajar amat

baik 0

1 siswa/ 2,17% 5 Ketuntasan belajar siswa 29 siswa/

63,04%

41 siswa/ 89,13% 6 Tingkat keterlibatan

siswa

91,96 (aktif)

96,52 (aktif) Perkembangan kerterlibatan siswa dan prestasi belajar dapat dijelaskan melalui grafik pada Gambar 1. Dengan penerapan model Pembelajaran Pertukaran Kelompok dengan Kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar tentang Peradaban Kuno Asia, Afrika & Eropa pada siswa kelas X-11 semester genap tahun pelajaran 2016/2017 SMA Negeri 1 Boyolangu Tulungagung.

Gambar 1. Grafik keterlibatan siswa dan prestasi belajar 0

20 40 60 80 100

siklus I siklus II

Nilai rata-rata

Nilai tertinggi

Nilai terendah

prestasi belajar tinggi

ketuntasan belajar

(6)

Hal ini dapat terlihat dari hasil penga-matan dan hasil tes yang dilakukan peneliti ternyata terjadi peningkatan yaitu: (1) rata-rata tingkat keterlibatan siswa sebesar 91,96% (kategori aktif) meningkat menjadi 96,52% (kategori aktif) atau terjadi kenaikan sebesar 4,56%, (2) adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari 73,93 meningkat menjadi 78,28 atau naik sebesar 4,33 point atau naik 5,99%, (3) adanya peningkatan ketuntasan belajar dari 29 siswa/ 63,04% meningkat menjadi 41 siswa atau 89,13%, atau naik 12 siswa/ 26,09%, (4) adanya peningkatan per-olehan kategori prestasi belajar tinggi dari belum ada siswa naik menjadi 1 siswa atau 2,17% berarti ada kenaikan sebanyak 1 siswa atau 2,17%.

Peningkatan kualitas pembelajaran d-an prestasi belajar siswa disebabkd-an oleh be-berapa faktor, diantaranya: (1) sebagai wa-hana untuk melatih keberanian para siswa untuk mengemukakan pendapatnya secara beruntun di depan kelas dan melatih siswa dalam mengambil keputusan secara bertang-gung jawab dan konsisten, (2) mendorong siswa untuk terlibat langsung dan berpartisi-pasi aktif dalam proses pembelajaran yang akhirnya akan memberi dampak positif terhadap perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran serta prestasi belajar siswa, (3) Meningkatnya rasa percaya diri pada para siswa atas kemampuannya, (4) Telah mam-pu mendorong perhatian, minat dan motivasi belajar siswa terhadap materi Sejarah, (5) Suasana pembelajaran berjalan dengan pe-nuh semangat dan antusias serta menye-nangkan, mengingat mereka bisa belajar sambil bermain melalui pertukaran kelom-pok dengan kelomkelom-pok dalam arti bertukar pendapat melalui presentasi di depan kelas,

(6) Tumbuhnya kerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang ditugas-kan oleh guru, (7) Tumbuhnya rasa saling menghargai, (8) tumbuhnya kesadaran untuk menerima pendapat orang lain dan (9) Men-dorong tumbuhnya keterlibatan siswa secara langsung dan aktif dalam pembelajaran.

Dengan demikian setelah adanya perb-aikan dan penyempurnaan model Pertukaran Kelompok dengan Kelompok dalam proses pembelajaran pada siklus II, ternyata dapat diketahui bahwa prestasi belajar tentang Peradaban Kuno Asia, Afrika & Eropa melalui penerapan model pembelajaran Per-tukaran Kelompok dengan Kelompok pada siswa kelas X-11 semester genap tahun pelajaran 2016/2017 SMA Negeri 1 Boyo-langu Tulungagung dapat meningkat.

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa me-lalui proses pembelajaran dengan menerap-kan Pertukaran Kelompok dengan Kelom-pok ternyata prestasi belajar tentang Pera-daban Kuno Asia, Afrika & Eropa pada siswa Kelas X-11 semester genap tahun pelajaran 2016/2017 SMA Negeri 1 Boyo-langu Tulungagung dapat meningkat.

Saran

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Lie Anita. 2004. Metode Pembelajaran

Go-tong Royong. Surabaya: CV Citra

Media.

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

Dan Menyenangkan. Bandung:

Remaja Rodaskarya.

Melvin L Silberman. 2004. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Ban-dung: Nusamedia.

Nur Muhammad. 2008. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Offset.

Slavin Robert E. 2004. Cooperative Learn-ing. Boston: Allyan and Bacon.

Soedijarto. 2003. Model-model mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru.

Gambar

Gambar 1. Grafik keterlibatan siswa dan prestasi belajar

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Draft Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Mendapat Gelar Magister Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Sekolah

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan sehingga

This method also has several stages in the search for common document, which looks at the frequency of occurrence of the word in the document preprocessing stage,

PHP adalah bahasa scripting yang menyatu dengan HTML dan dijalankan pada server side. Artinya semua sintak yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan pada server

Kegiatan layanan bimbingan kelompok ini ada beberapa macam teknik yang diberikan. Pada penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok yang pertama adalah layanan

game interaktif dalam pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII F di SMP.. Negeri 3 Cimahi, dapat dilihat dan diamati dari hasil analisis data

Penelitian ini akan membahas tentang perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) beserta infrastruktur yang digunakan dan menganalisis performansi jaringan dari Optical Line

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant On Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan