• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Muhammadiyah Dalam Menyikapi Fenomena LGBT dan Aliran Keagamaan Menyimpang Oleh Nilwani Hamid Dosen Fakultas Agama Islam A. Pendahuluan - Peran Muhammadiyah Dalam Menyikapi Fenomena LGBT dan Aliran Keagamaan Menyimpang*

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Muhammadiyah Dalam Menyikapi Fenomena LGBT dan Aliran Keagamaan Menyimpang Oleh Nilwani Hamid Dosen Fakultas Agama Islam A. Pendahuluan - Peran Muhammadiyah Dalam Menyikapi Fenomena LGBT dan Aliran Keagamaan Menyimpang*"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

59 Peran Muhammadiyah Dalam Menyikapi Fenomena LGBT

dan Aliran Keagamaan Menyimpang*

Oleh Nilwani Hamid

Dosen Fakultas Agama Islam

A. Pendahuluan

Fenomena munculnya bermacam ragam paham dan aliran menyimpang (sesat) di tanah air kerapkali disikapi dengan berbagai cara oleh ummat Islam, sebagian umat Islam menyikapinya dengan ekstrem, sikap ekstrem dimaksud secara umum terbagi menjadi dua, yakni main hakim sendiri dengan menghalalkan tindakan anarkis terhadap para penganut aliran menyimpang (sesat), atau memasang badan membela para penganut paham dan aliran

menyimpang (sesat) tersebut dengan

berdalih bahwa "hanya Tuhan-lah yang berhak memvonis sesat tidaknya suatu golongan". Bila kita mencermati secara jeli, maka sikap kelompok pertama yang menghalalkan tindakan anarkis terhadap para penganut aliran sesat sesungguhnya dilatarbelakangi oleh satu model beragama yang lebih mengedepankan sikap-sikap emosional. Sementara kelompok kedua yang begitu toleran terhadap para pengikut

dan penjaja kesesatan, boleh jadi

dilatarbelakangi oleh faktor kejahilan

(kebodohan) terhadap ajaran Islam,

mengikuti hawa nafsu sehingga terjebak taklid buta pada apa yang diajarkan

guru-gurunya, atau adanya

kepentingan-kepentingan duniawi yang menyebabkan seseorang yang sejatinya alim memilih untuk diam seribu bahasa atau bahkan cenderung melakukan pembelaan terhadap

eksistensi aliran/paham menyimpang

(sesat) tersebut.

diantara aliran/paham menyimpang(sesat) yang saat ini sedang menghebohkan jagat Indonesia raya adalah lgbt dan gafatar.

B. Pengertian LGBT

Lgbt itu sendiri adalah sebuah singkatan yang memiliki arti Lesbian, Gay, Bisexual dan juga Transgender dan arti dari semua istilah tersebut dapat anda lihat di bawah ini

1. Lesbian : lesbian itu berarti seorang

perempuan yang mencintai atau

menyukai perempuan, baik dari segi fisik ataupun dari segi seksual dan juga spiritualnya, jadi memang hal ini sangatlah menyimpang

2. Gay : sedangkan gay sendiri adalah

seorang laki-laki yang menyukai dan juga mencintai laki-laki, dan kata-kata

gay ini sering disebutkan untuk

memperjelas atau tetap merujuk pada perilaku Homoseksual

3. Bisexual : Bisexual ini sedikit berbeda

dengan kedua pengertian diatas karena orang bisexual itu adalah orang yang bisa memiliki hubungan emosional dan juga seksual dari dua jenis kelamin tersebut jadi orang ini bisa menjalin hubungan asmara dengan laki-laki ataupun perempuan

4. Transgender : sedangkan untuk

transgender itu adalah ketidaksamaan dari identitas gender yang diberikan kepada orang tersebut dengan jenis kelaminnya, dan seorang transgender bisa termasuk dalam orang yang

homoseksual, biseksual, atau juga

heteroseksual

(2)

60

kesenangan baik dari segi prikis ataupun psikologis dan mereka bisa melakukan hubungan dengan sesama jenis, bukan melakukannya dengan lawan jenis seperti orang normal

C. Hukum LGBT

Perbuatan hubungan seksual yang menyimpang ini sudah ada sejak kaum Luth ‘Alaihis salam, dan kata Liwath memang dibuat sebagai sebutan untuk kamu dari Nabi Luth ‘Alaihis Salam karena kaum Nabi Luth ‘Alaihis salam yang pertama kali melakukan perbuatan yang menyimpang ini, dan Allah SWT

memberi nama perbuatan yang

menyimpang ini dengan perbuatan keji {fahisy} dan juga melampaui batas

{musrifun}, dan Allah juga sudah

menjelaskannya pada Al Qur’an : surat al-a’raf 80-81

hukum haram bagi pelaku homo dan hal ini juga didasari dari Dalil hadits Abu Said Al-Khudriy yang sudah pernah diriwayakan oleh Al-Imam Muslim {no,388} Abu

Dawud {no,4018} dan juga

At-Tirmidzi{no, 2793} bahwa Raasulullah

Shallallahu’alaihi wa Sallam berkata :

Dari Abu Said Al-Khudri dari bapaknya

bahwasanya Rasulullah و ﮫ ﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠ ﺻ

ﻢﻠ ﺳ bersabda: “Janganlah pria melihat

aurat pria yang lain dan janganlah seorang wanita melihat aurat wanita yang lain, dan janganlah pria berkumpul dengan pria lain dalam satu selimut, dan janganlah wanita berkumpul dengan wanita lain dalam satu selimut”. (HR. Muslim dan at-Tirmidzi). Memanglah perbuatan menyimpang ini sangatlah dibenci oleh Allah SWT dan juga Rasulullah SAW bahkan telah melaknat perbuatan yang menyimpang tersebut, dan hal ini juga telah disampaikan pada kitab Al-Kabair di halaman 40 yang ditulis oleh Al-Imam Abu Abdillah Adz-Dzahabiy Rahimahullah kalau pelaku homo ini adalah salah satu dosa besar dan

didalam kitabnya beliau telah berkata kalau allah telah menyebutkan kita dari kisah kaum Luth dan juga di dalam Al-Qur’an Al-Aziz, Allah SWT telah membinasakan kaum mereka karena perbuatan keji yang dilakukannya, dan kaum muslimin dan juga kalangan agama yang ada sudah bersepakat kalu perilaku homo ini adalah salah satu dosa besar

D. Kreteria paham/aliran /gerakan

keagamaan menyimpang/sesat menurut MUI

MUI Pusat maka menetapkan dan

mengumumkan Pedoman Identifikasi

Aliran Sesat pada tanggal 6 Nopember 2007.berdasarkan hasil rapat kerja nasional Majlis Ulama di Jakarta.sebagai berikut :

1. Mengingkari salah satu rukun iman

yang 6 (enam) yakni beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada hari Akhirat, kepada Qadla dan Qadar, dan rukun Islam yang 5 (lima) yakni mengucapkan dua kalimat

syahadat, mendirikan shalat,

mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji.

2. Meyakini dan atau mengikuti akidah

yang tidak sesuai dengan dalil syar’i (Al-Qur`an dan as-Sunnah),

3. Meyakini turunnya wahyu setelah

Al-Quran,

4. Mengingkari otentisitas dan atau

kebenaran isi Al-Quran,

5. Melakukan penafsiran Al-Quran yang

tidak berdasarkan kaedah-kaedah tafsir,

6. Mengingkari kedudukan Hadis Nabi

sebagai sumber ajaran Islam,

7. Menghina, melecehkan dan atau

merendahkan para nabi dan rasul,

8. Mengingkari Nabi Muhammad

(3)

61

9. Mengubah, menambah dan atau

mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat fardu tidak lima waktu,

10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa

dalil syar’i, seperti mengakafirkan

muslim hanya karena bukan

kelompoknya

E. Ciri Ajaran atau Aliran yang Sesat

Ada beberapa ciri aliran sesat yang telah disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia yang kami jabarkan dengan contoh dan sedikit penjelasan di bawah ini.

Pertama, mengingkari rukun iman dan rukun Islam.

Contoh seperti aliran Rafidhah (baca: Syi’ah) yang merubah rukun Islam ke-6 menjadi imamah dan menambah atau mengubah syahadat, atau kelompok sesat yang menambah syahadat dengan syahadat pribadi.

Kedua, meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar’i

(Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam).

Contoh kasusnya ada kelompok yang meyakini dan meramalkan kiamat akan terjadi pada tahun 2012, padahal kapan terjadinya kiamat adalah rahasia Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan ia Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan

diusahakannya besok. Dan tiada

seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman: 34).

Ketiga, meyakini turunnya wahyu setelah Al-Qur’an.

Contohnya Mirza Ghulam Ahmad

pimpinan Ahmadiyah dengan kitab

Tadzkirahnya.

Keempat, mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran.

Contohnya Sumanto Al-Qurtubi dengan bukunya yang berjudul lubang hitam agama yang menganggap Al-Qur’an hasil konspirasi jahat antara Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dengan para penulis dan Al-Quran dianggap sebagai barang rongsokan yang sudah usang. Padahal Allah sendiri menyatakan,

Sesungguhnya Kami-lah yang

menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr: 9). Kalau Allah yang memelihara, lantas kita mau katakan ada konspirasi di dalamnya? Padahal Allah adalah sebaik-baik penjaga.

Kemudian Syi’ah yang berpendapat Al-Qur’an di tangan kita telah dipalsukan dan mereka yakini adanya mushaf Fatimah.

Kelima, melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak berdasarkan kaidah tafsir. Kasus percontohannya seperti Ahmad Hariadi yang mengaku mantan Ahmadiyah dengan tafsirnya bernama Yassarna Al-Qur’an. Kemudian ada kelompok Ir. Arief

Mulyadi Tatang Nana dalam buku

kumpulan pemahaman Al-Quran ayat bil ayat yang menyebutkan kita semua adalah turunan pembunuh (qabil yang membunuh habil). Lalu ada Gafatar pimpinan “Nabi Palsu” Ahmad Mosadeq yang mengartikan zakat dengan “yang menjaga kebersihan mental dan spiritual “.

Keenam, mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam.

(4)

62 Ketujuh, melecehkan dan atau

merendahkan para nabi dan rasul.

Kasus percontohan Abah Maisah Kurung

Faridlal Athras Al-Kindy yang

menyebutkan bahwa isteri Nabi

Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam

sebanyak 41 orang.

Kedelapan, mengingkari Nabi

Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

sebagai nabi dan rasul terakhir.

Kasus percontohan seperti Ahmadiyah yang menganggap ada lagi nabi setelah

nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa

sallam yaitu Mirza Ghulam Ahmad namun tidak boleh ada lagi nabi sesudah Mirza Ghulam Ahmad. Lalu pengajian faham qurani Tatang Nana yang menganggap bahwa pada setiap perkumpulan ada nabi dan rasulnya.

Padahal dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan,

َلﻮُﺳَر ْﻦِﻜَﻟَو ْﻢُﻜِﻟﺎَﺟِر ْﻦِﻣ ٍﺪَﺣَ أ ﺎَﺑَ أ ٌﺪﱠﻤَﺤُﻣ َنﺎَﻛ ﺎَﻣ

َﻦﯿﱢﯿِ ﺒﱠ ﻨﻟا َﻢَﺗﺎَﺧَو ِ ﱠﷲ

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi.” (QS. Al-Ahzab: 40)

Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu

’alaihi wa sallam bersabda,

ْﻢُﮭﱡ ﻠُﻛ َنﻮُﺑاﱠﺬَﻛ َنﻮُ ﺛَﻼَﺛ ﻰِﺘﱠﻣُ أ ﻰِﻓ ُنﻮُﻜَﯿَﺳ ُﮫﱠ ﻧِ إَو

ىِﺪْﻌَﺑ ﱠﻰِ ﺒَﻧ َﻻ َﻦﯿﱢﯿِ ﺒﱠ ﻨﻟا ُﻢَﺗﺎَﺧ ﺎَﻧَ أَو ﱞﻰِ ﺒَﻧ ُﮫﱠ ﻧَ أ ُﻢُﻋ ْﺰَﯾ

Akan ada pada umatku tiga puluh orang pendusta yang kesemuanya mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi dan tidak ada Nabi lagi sesudahku.” (HR. Tirmidzi, no. 2219 dan Ahmad, 5: 278. Al-Hafizh Abu Thahir

mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Kesembilan, mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat. Kasus percontohan seperti Syi’ah yang merubah tata cara adzan, iqamah, wudhu, bacaan dan praktik shalat. Kemudian Islam Al-Haq di Garut yang shalat ke seluruh penjuru angin. Lalu Yusman Roy di

Malang yang mengajarkan shalat billingual 2 (dua) bahasa.

Padahal ajaran Islam sudah sempurna, tak boleh ditambah dan dikurangi. Allah Ta’ala berfirman,

ﻲِﺘَﻤْﻌِﻧ ْﻢُﻜْﯿَﻠَﻋ ُﺖْﻤَﻤْﺗَ أَو ْﻢُﻜَﻨﯾِد ْﻢُﻜَﻟ ُﺖْﻠَﻤْﻛَ أ َمْﻮَﯿْﻟا

ﺎًﻨﯾِد َم َﻼْﺳ ِ ْﻹا ُﻢُﻜَﻟ ُﺖﯿِﺿَرَو

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Ma’idah: 3).

Kesepuluh, kriteria aliran sesat yang kesepuluh ialah mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i.

Kasus percontohannya seperti Ahmadiyah

yang mengkafirkan yang bukan

Ahmadiyah. Lalu Syi’ah yang mengutuk dan mengkafirkan Aisyah, Abu Bakar, Umar, Utsman dan para shahabat lainnya. yang menyebutkan di luar jama’ah mereka di dalam neraka.

F. Muhammadiyah dan Upaya

Penanganan Kasus Aliran Menyimpang (Sesat)

1. Sekilas tentang Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah sebuah

organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah

mengembalikan seluruh ajaran islam yang sesuai dengan alqur’an dan assunah maqbullah

Gerakan Muhammadiyah berciri

semangat membangun tata sosial dan

pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali

(5)

63 hendaklah ada di antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat

tersebut, menurut para tokoh

Muhammadiyah, mengandung isyarat

untuk bergeraknya umat dalam

menjalankan dakwah Islam secara

teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6

Muqaddimah Anggaran Dasar

Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan

amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya. Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

2.

.

Upaya Penanganan Kasus Paham/Aliran Menyimpang(sesat)

Kemunculan aliran-aliran sesat lebih

banyak disebabkan faktor cultural religius, bukan masalah ekonomi. Karena itu, aliran-aliran sesat bisa muncul di pedesaan dan juga di wilayah perkotaan, orang-orang terpelajar maupun yang kurang terdidik. Karena akar kemunculan aliran sesat itu bersifat kultural-religius, ormas Islam memiliki peran yang sangat strategis dalam rangka menanggulangi lahirnya

aliran-aliran sesat tersebut. Ada dua

langkah yang bisa dilakukan ormas Islam

termasuk Muhammadiyah untuk

menanggulangi munculnya aliran sesat.

Pertama, mengefektifkan peran dan fungsinya sebagai gerakan pendidikan dan dakwah. Hampir semua ormas Islam memiliki kedua kegiatan tersebut. Saluran pendidikan melalui sekolah, madrasah, dan pesantren.

Para santri dan siswa ditanamkan sejak dini bagaimana model keberagamaan Islam

yang benar sejalan dengan ortodoksi Islam, sembari dijelaskan tentang perbedaan-perbedaan furu’iyah yang bisa ditolerir sehingga bisa bersikap moderat terhadap perbedaan pemahaman. Senapas dengan model pendidikan formal yang dijalankan di lapangan, dakwah seperti pengajian juga

mengembangkan model pemahaman

keagamaan moderat sehingga

kelompok-kelompok jamaah pengajian tidak

gampang menyesatkan kelompok lain yang

tidak sehaluan dengan pemahaman

kelompoknya. Kedua, memperluas basis

gerakan pendidikan dan dakwahnya

kepada kelompok-kelompok masyarakat yang sejauh ini tidak terjangkau oleh kepemimpinan umat atau ormas Islam.

Kehadiran ormas Islam pada umumnya berada di daerah yang tingkat pemahaman keislaman masyarakatnya sudah memadai. Tokoh-tokoh Islam muncul dari komunitas seperti ini. Di sisi lain, komunitas muslim yang tidak terjangkau kepemimpinan semakin jauh dari paham Islam ortodoks sehingga mereka sangat rentan untuk berpaling kepada aliran-aliran sesat. Untuk mengatasi masalah ini, ormas Islam bisa mengambil prakarsa mengadakan migrasi dakwah, mendorong perpindahan beberapa

ahli agama(ustad,da’i,kyai) dari satu

daerah ke daerah lain yang kering komunitas keislamannya.

Cara lain juga dapat melakukan

kegiatan dialog, diskusi, atau debat publik. Melalui kegiatan semacam ini nantinya pemimpin dan pengikut aliran sesat akan

dihadapkan pada pengujian terhadap

argumentasi pemahaman keagamaan

mereka. Jika ajaran dan pemahaman yang selama ini mereka pahami dan yakini ternyata keliru, maka mau tak mau akan ada proses penyadaran secara sendirinya.

(6)

64

muncul lagi aksi-aksi kekerasan yang tidak bertanggung jawab. Setiap kali ada isu bahwa aliran A atau B itu sesat, sudah sebaiknya isu ini tidak dilempar ke publik terlebih dahulu. Namun, pihak-pihak yang secara langsung berkepentingan dengan masalah ini, seperti Depag dan MUI, perlu melakukan dialog, diskusi, atau debat dengan aliran yang dianggap sesat itu. Hingga pada akhirnya biarlah konsensus publik yang akan menilai apakah aliran ini-itu sesat atau tidak.

Tentunya, cara di atas akan terasa efektif karena masyarakat juga akan mendapat pencerahan bahwa kita perlu

bersikap santun dan bijak dalam

menghadapi aliran-aliran yang cenderung dianggap sesat oleh kelompok atau organisasi lain. Proses dialog adalah bagian dari spirit demokratisasi yang perlu

dikembangkan lebih lanjut dalam

kehidupan keberagamaan kita di tanah air.

Cara ini bisa ditempuh dengan

menyebarkan dai-dai muda untuk

memasuki kehidupan kelompok-kelompok masyarakat yang belum terjamah oleh kepemimpinan umat tersebut.

Pesantren mampu mentransformasikan masyarakat dari abangan dan “dunia

hitam” menjadi komunitas santri.

Penyebaran gerakan dakwah

Muhammadiyah juga dipercepat oleh mobilitas pedagang Minang yang memiliki jiwa merantau. Para pedagang Minang, di samping menguasai keterampilan dagang,

memiliki pemahaman agama yang

memadai sehingga pengembangan usaha

dagang dilakukan bersamaan dengan

perluasan dakwah Islamiah. Dengan

demikian, baik NU maupun

Muhammadiyah memiliki pengalaman

untuk melakukan migrasi dakwah dan melakukan proses santrinisasi. Sudah tentu,untuk konteks sekarang perlu ada desain dakwah,bukan sekadar peristiwa insidental seperti peristiwa masa lalu.

Dua langkah tersebut yaitu

mengefektifkan peran ormas Islam sebagai gerakan pendidikan dan dakwah serta perluasan basis dakwah ke daerah yang keislamannya “tandus”. Hal tersebut perlu menjadi bahan renungan sebagai usaha memperbaiki strategi dakwah ormas Islam. Dalam konteks ini, munculnya aliran sesat

pada dasarnya menunjukkan bahwa

strategi dakwah ormas Islam belum tepat

sasaran, belum mampu menembus

penduduk muslim yang justru sangat memerlukan sentuhan dakwah. Melahirkan

fatwa sesat terhadap suatu aliran

keagamaan harus dipandang sebagai usaha kuratif. Yang lebih penting dari itu adalah

memikirkan usaha-usaha preventif

sehingga aliran itu tidak muncul.

G. Penutup

Peran masyarakat diumpakan oleh

Rasulullah SAW seperti sekelompok orang yang naik kapal,jika ada yang berpikir picik melubangi bagian bawah kapal supaya mudah mengambil air, maka semua penumpang kapal harus mencegah orang tersebut. Kalau tidak kapal itu akan tenggelam. Begitu juga jika ada sebagian

anggota masyarakat yang bertindak

membahayakan, maka masyarakat harus bertindak mencegahnya jika tidak maka seluruh masyarakat akan binasa.

Sumber :

1. www.muhammadiyah.or.id

2. www.mui.or.id

3. http://bimasislam.kemenag.go.id

4. Ahmad Jais, Hartono. 2002. Aliran dan

Paham Sesat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Al- kautsar.

5. Rozak, Abdul dan Anwar, Rosihon. 2009.

Ilmu Kalam Untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: Pustaka Setia.

6. Hafiluddin, Bambang Irawan. 1999.

(7)

65

7. Stroumsa, Sarah. 2006. Para Pemikir

Bebas Islam, Mengenal Pemikiran Teologi Ibn Ar- Rawandi dan Abu Bakar Ar- Rozi. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.

8. Djamaluddin, M. Amin. 2003. Capita

Selekta Aliran – aliran Sempalan Di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam.

9. Departemen Agama RI. 2007. Respon

Pemerintah, ORMAS, dan Masyarakat

Terhadap Aliran Keagamaan Di

Indonesia. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

10.Drs Marpuji Ali, MSi : Ketua Pimpinan

Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah. http://www.unisosdem.org/article_detail.ph p?aid=8975&coid=1&caid=34&gid=2 http://theprincessholiic.blogspot.com/2010/

05/menyikapi-kasus-aliran-sesat-agama.html

(*) Makalah disampaikan dalam seminar keagamaan dan kebangsaan dalam rangka Musyda Muhammadiyah Bengkayang 3 April 2016

Referensi

Dokumen terkait

Apabila lingkungan kerja fisik yang dibangun oleh perusahaan sangat nyaman untuk karyawan maka kepuasan kerja karyawan dapat tercapai dengan baik, sehingga

Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim tuntutan agar Putusan ini dapat dijalankan terlebih dulu meskipun ada upaya hukum verzet, banding maupun upaya hukum lainnya atau

Batik Mustika memproduksi enam jenis batik yaitu motif batik Tunggak Semi, motif batik Lurik, motif batik Jati Tayub, motif batik Sekar Opo, motif batik Kluwung Jati, dan

kelompok kerja guru pendidikan agama islam yang pada awalnya belum maksimal karena proses yang dilakukan secara manual dapat teratasi dengan adanya sistem administrasi yang

Para mahasiswa baru ini memasuki lingkungan kampus tanpa mengetahui sedikitpun tentangapa itu peraturan dan sistem akademik di dalam kampus, seandainya pun ada yang tahu

Agar perusahaan dapat mengetahui secara pasti mengenai hal tersebut maka perlu didukung dengan suatu perencanaan dan pengendalian yang baik melalui penetapan standard

Dari hasil penelitian dan pengujian, genteng beton dengan penambahan serat sabut kelapa dan styrofoam sebesar 40% menghasilkan kuat lentur yang paling baik yaitu

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden berupa kuesioner untuk mengetahui pengaruh variasi produk dan labelisasi halal terhadap kepuasan