• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN STRES PENDAMPING UTAMA SKIZOFRENIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TERAPI KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN STRES PENDAMPING UTAMA SKIZOFRENIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Skizofrenia adalah gangguan jiwa 2002).

berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala- Menurut American Psychological gejala positif seperti pembicaraan yang Assosiation (APA), sekitar 1% dari populasi kacau, delusi, halusinasi, gangguan orang dewasa di Amerika Serikat terkena kognitif dan persepsi. Selain itu juga skizofenia, dengan jumlah keseluruhan terdapat gejala negatif seperti menurunnya lebih dari dua juta orang, sedangkan hasil minat dan dorongan, berkurangnya penelitian multinasional World Health keinginan untuk bicara dan miskin isi Organization (WHO) memperkirakan pembicaraan serta menurunnya minat jumlah penderita skizofrenia di seluruh untuk berinteraksi dengan lingkungan dunia sekitar 24 juta orang (Olson dalam sosial. Hal ini menyebabkan kurang adanya Nevid, 2002). Di Indonesia prevalensi kesesuaian antara pemikiran dan emosi, penderita skizofrenia adalah 0,3-1% dan atau antara persepsi seseorang tentang biasanya timbul pada usia sekitar 18-45 realitas dan apa yang benar-benar terjadi. tahun. Pada saat ini diperkirakan sekitar dua Pasien-pasien skizofrenia juga mengalami juta jiwa penduduk Indonesia menderita penurunan fungsi atau ketidakmampuan skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan dalam menjalani hidupnya. Mereka gagal mental yang cukup banyak dialami orang untuk berfungsi sesuai peran yang Indonesia. Fakta menunjukkan bahwa diharapkan sebagai pelajar, pekerja atau sekitar 99% pasien di rumah sakit jiwa di pasangan, dan keluarga serta komunitas Indonesia adalah penderita skizofrenia mereka menjadi kurang toleran terhadap (Arif, 2006).

perilaku mereka yang menyimpang (Nevid, Berdasarkan wawancara dengan Abstract

This study is aimed to reveal the influence of group therapy to reduce stress a primary caregiver of people with schizophrenia. The group therapy in this study uses interactive approach. The subjects in this study are 7 primary caregiver of people with schizophrenia. The measurement tool in this study is stress scale. This research is a quasi experiment (pretest-posttest control group design with follow up). The data analysis used U Mann Whitney Test to determine whether there was an effect of group therapy to reduce stress in primary caregiver with people of schizophrenia and qualitative analysis. The result of study shows there was significant stress difference in the experiment group and control group after group threapy session. In addition, the data analysis used Mann Whitney to define whether there was an effect of group therapy to reduce stress primary caregiver of people with schizophrenia. The result shows that the value of p= 0.032 which means the value of p<0,05. The value of p shows that there isi significant stress difference between the experiment group and control group after the group therapy.

Keywords: group therapy, stress, primary caregiver of people with schizophrenia

PENGARUH TERAPI KELOMPOK TERHADAP

PENURUNAN STRES PENDAMPING UTAMA SKIZOFRENIA

Rizkia Purnamasari H. Fuad Nashori

(2)

dokter jiwa RSUD Sleman (11/12/2012) personal dengan pasien paling sedikit dapat diketahui bahwa penderita skizofrenia seminggu sekali. Pendamping utama di setiap tahunnya bertambah. Usia penderita antaranya adalah ayah atau ibu. Sreeja juga bervariasi dari remaja hingga dewasa. (2009) menambahkan bahwa yang Tingkat kekambuhan pasien juga masih termasuk pendamping utama adalah terus terjadi. Hal ini dikarenakan kurangnya pasangan, orangtua, anak atau saudara pengetahuan keluarga tentang penanganan pasien. Hal ini sejalan dengan Meijer dkk skizofrenia. Keluarga juga menanggung ( 2 0 0 4 ) y a n g m e n y e b u t k a n b a h w a beban biaya pengobatan pasien skizofrenia, pendamping utama pasien skizofrenia padahal pengobatan tersebut membutuhkan adalah ayah, ibu, anak perempuan atau anak banyak biaya dan jangka waktu yang cukup laki, kakak perempuan atau kakak laki-panjang. Selain beban biaya keluarga juga laki, saudara, suami atau istri, dan teman. merasa lelah dengan perilaku penderita B e r d a s a r k a n o b s e r v a s i y a n g skizofrenia. Apabila penderita sedang dilakukan oleh peneliti selama praktek kambuh, keluarga merasa bingung apa yang profesi psikologi (Desember 2011 - Januari harus dilakukan. Jika sedang kambuh ada 2012) di poli jiwa RSUD Sleman, diketahui yang berbicara terlalu banyak, ada yang bahwa kebanyakan pasien diantar oleh salah lebih menyendiri, mengamuk, berteriak- satu keluarganya. Pasien diantar oleh ibu, teriak dan merusak barang-barang di rumah. ayah, anak kandung, saudara kandung atau Dokter jiwa RSUD Sleman juga saudara pasien itu sendiri. Bahkan di antara mengatakan bahwa selama ini belum ada pasien kontrol tidak hanya salah satu intervensi untuk membantu penanganan keluarganya saja yang mengantar kontrol, pasien skizofrenia selain penanganan saudara-saudara yang lain kadang ikut medis. Bagi keluarga yang merawat pasien mendampingi. Para pendamping utama juga belum pernah dilakukan intervensi mengeluhkan perilaku dari pasien yang formal, seperti pemberian terapi, pelatihan mudah curiga, berbicara terlalu banyak dan atau konseling kepada keluarga pasien. mengamuk. Ada pendamping yang hanya Selama ini dari pihak rumah sakit terutama diam saja ketika pasien berbicara dengan dokter jiwa hanya memberikan informasi dokter dan memalingkan muka terhadap secara informal dan terbatas mengenai pasien. Hal ini tentunya akan berdampak gangguan jiwa berat atau skizofrenia. pada kondisi pasien dan keluarga.

(3)

sehari-hari pasien dan memberikan dukungan pendamping mempunyai tugas untuk emosional. Stres pendamping utama menyediakan materi yang dapat membantu disebabkan oleh faktor resiko yang dimiliki pasien secara langsung, seperti memberikan oleh pasien antara lain ketidakmampuan informasi atau saran mengenai situasi dan yang tinggi terhadap rawat diri dan simtom- kondisi pasien, memberikan afeksi seperti simtom yang mengganggu. Hal ini rasa nyaman dan dihargai serta membuat menyebabkan adanya perasaan bersalah, pasien merasa dibutuhkan oleh keluarga. k e h i l a n g a n , k u r a n g n y a b a n t u a n , Keluarga juga menghargai sikap positif dari kerentanan, kecemasan, kekesalan, pasien dan memberikan semangat dengan k e b e n c i a n a t a u k e m a r a h a n p a d a memberikan penilaian yang positif kepada pendamping skizofrenia (Syah dkk, 2010). pasien sehingga pasien merasa menjadi Dampak dari stres yang dialami oleh anggota dari suatu kelompok yang saling pendamping utama terhadap kondisi membutuhkan. Hal ini menunjukkan keluarga mereka yang mengalami gangguan beratnya beban seorang pendamping utama jiwa adalah mereka merasa tidak skizofrenia yang harus memenuhi diperhatikan, marah-marah, keluar rumah, kebutuhan baik fisik maupun psikologis dari

dan tidak mau minum obat. pasien.

Dalam sejarah gangguan jiwa sering Penderita skizofrenia memerlukan dikonotasikan negatif dalam masyarakat. penyembuhan secara holistik baik itu dari G a n g g u a n j i w a j u g a m e n g a l a m i penderita maupun dari pihak keluarga. diskriminasi dari masyarakat. Mereka Keluarga atau pendamping merupakan mempersepsikan pasien dengan “orang faktor penting dalam upaya pencegahan gila” dan diidentikkan dengan kekerasan, k e k a m b u h a n p a s i e n s k i z o f r e n i a . orang yang berbahaya, perilaku yang tidak Pendamping utama mempunyai beban yang dapat diprediksi bahkan moral yang buruk. berat karena harus merawat pasien. Menurut Skizofrenia adalah jenis gangguan jiwa Syah dkk (2010) beban keluarga yang y a n g p a l i n g b e r p o t e n s i m e n d a p a t mempunyai pasien gangguan jiwa terdiri pandangan negatif dari masyarakat (Torres, dari beban objektif dan beban subjektif. 2 0 0 6 ) . K e l u a rg a j u g a m e n g a l a m i Beban objektif antara lain kekacauan dalam stigmatisasi dan isolasi sosial sama seperti hubungan keluarga, dibatasi dalam penderita. Hal ini terjadi karena secara lingkungan sosial, kehilangan waktu langsung mereka adalah keluarga yang senggang dan aktivitas kerja, kesulitan tinggal bersama orang yang menderita keuangan, dan dampak negatif pada gangguan jiwa (Torres dkk, 2006). Philips kesehatan fisik. Beban subjektif berupa rasa dkk (2012) juga menyatakan bahwa orang kehilangan, kesedihan, kecemasan, merasa dengan gangguan jiwa dan keluarganya malu di lingkungan sosial, stres, frustrasi berpotensi untuk mengalami stigmatisasi yang disebabkan adanya perubahan pada dari masyarakat. Oleh karena itu keluarga hubungan kekeluargaan. Young (2001) memiliki peran yang sangat penting bagi mengatakan bahwa beban subjektif adalah perawatan penderita yang akan memberikan perasaan emosional termasuk perasaan dukungan besar bagi penderita dalam c e m a s , s t r e s , p e r a s a a n b e r s a l a h , kehidupan sehari-hari (Meijer dkk, 2004). menyalahkan diri sendiri, depresi, Barrowlough dan Tarrier (1990) ketakutan dan marah. Hal ini sejalan dengan menyatakan bahwa pasien skizofrenia yang dikatakan oleh Sreeja, Rakesh dan membutuhkan dukungan dari keluarga. Singh (2009) bahwa keluarga menanggung Pasien membutuhkan keterlibatan langsung beban diantaranya adalah beban keuangan, dalam pendampingan sehari-hari, seperti terganggunya aktivitas rutin, kehilangan menjauhi tindakan bermusuhan, Expression waktu luang, dan penggunaan coping stres Emotion yang rendah, kehangatan dan yang tidak tepat.

(4)

tantangan untuk menghadapi anggota N juga memeriksakan diri ke dokter jiwa keluarga mereka yang mengalami karena merasa putus asa dan kehilangan skizofrenia. Berdasarkan hasil wawancara semangat.

dengan beberapa keluarga yang mempunyai Berdasarkan hasil wawancara pasien skizofrenia diketahui bahwa t e r s e b u t , d i a t a s d a p a t d i k e t a h u i keluarga merasa malu dengan adanya pendamping menanggung beban yang berat stigma dari masyarakat yang masih dalam menangani salah satu anggota memandang negatif seorang pasien keluarga mereka yang mengalami skizofrenia. Keluarga juga kadang merasa s k i z o f r e n i a . P e n d a m p i n g h a r u s lelah dengan perilaku yang ditunjukkan oleh menanggung biaya pengobatan yang cukup pasien. Selain itu keluarga juga merasa mahal serta tenaga yang banyak untuk sedih dan khawatir ketika mengetahui ada merawat seorang pasien skizofrenia. anggota keluarga mereka yang mengalami Kondisi ini memengaruhi kondisi pikiran, gangguan jiwa. Keluarga berusaha mencari perasaan, dan fisik pendamping utama yang bantuan kepada orang-orang tertentu seperti menjadi cenderung negatif sehingga dukun, kyai, orang pintar akan tetapi menyebabkan stres. Menurut Urizar dkk penyakitnya tidak sembuh. Keluarga (2006), keluarga skizofrenia menanggung kadang menjadi putus asa karena salah satu beban yang tinggi dalam merawat pasien anggota keluarga yang mereka sayangi s e h i n g g a m e m b u t u h k a n d u k u n g a n m e n g a l a m i s k i z o f e n i a . S e o r a n g psikososial dari masyarakat.

(5)

b e r l a n g s u n g l a m a d a n t i d a k a d a yang berbahaya dan mengancam. Hal itu penyelesaian, akan berkembang menjadi disebut sebagai penilaian kognitif individu

stres. terhadap stres.

Berdasarkan hasil kunjungan rumah Terdapat dua macam penilaian pada sebuah keluarga yang memiliki anak terhadap stress, yaitu penilaian primer dan skizofrenia dapat diketahui bahwa keluarga penilaian sekunder. Penilaian primer adalah tidak mengetahui tentang sakitnya pasien. ketika menghadapi situasi yang berpotensi Keluarga tidak mengetahui penyebab pasien untuk menjadikan stres, maka seseorang sakit. Pada saat salah satu anggota keluarga mencoba untuk mengartikan peristiwa mereka di rawat di rumah sakit jiwa, t e r s e b u t s e b a g a i s e s u a t u y a n g keluarga jarang mengunjungi pasien karena membahayakan, menimbulkan ancaman di merasa takut dan tidak memahami apa yang masa yang akan datang atau sebagai dibicarakan oleh pasien. Setelah dirawat peristiwa yang harus dihadapi. Penilaian selama tiga bulan dan kembali ke rumah, sekunder mengevaluasi potensi atau keluarga mendapat stigma dari masyarakat. kemampuan dan menentukan seberapa H a l i n i m e m b u a t k e l u a rg a t i d a k efektif potensi atau kemampuan yang dapat memperbolehkan anaknya keluar rumah. digunakan untuk menghadapi suatu Pengetahuan masyarakat tentang gangguan kejadian.

jiwa yang kurang, dapat menimbulkan Stressor yang didapat pendamping stigma pada keluarga yang mempunyai berasal dari salah satu anggota keluarga pasien skizofrenia. Hal ini sejalan dengan mereka yang mengalami skizofrenia. pernyataan Torres (2006) bahwa gangguan Stressor tersebut termasuk simtom-jiwa berat sering dikonotasikan negatif oleh simptom yang muncul pada diri pasien, masyarakat dan skizofrenia adalah jenis peristiwa yang merugikan seperti rawat inap gangguan jiwa yang berpotensi mendapat di rumah sakit, dan lamanya pasien sakit pandangan negatif dari masyarakat yang (Hazel dkk, 2004). Menurut Lazarus dan akhirnya menimbulkan diskriminasi Folkman (Sarafino, 2008), ada dua faktor terhadap keluarga pasien. yang dapat menyebabkan stres yaitu faktor B e b e r a p a h a l y a n g d i a l a m i dalam diri (internal) dan faktor situasi pendamping utama tersebut menimbulkan (eksternal). Faktor internal termasuk tekanan atau stres pada pendamping. Stres kemampuan intelektual, motivasi, dan merupakan suatu istilah yang digunakan karakter pribadi. Faktor situasi misalnya untuk menunjukkan adanya suatu tekanan sebuah situasi yang melibatkan tuntutan atau tuntutan yang dialami individu atau yang sangat kuat dan dekat dianggap organisme yang menyebabkan individu sebagai stres. Faktor stres yang muncul pada t e r s e b u t h a r u s b e r a d a p t a s i a t a u keluarga skizofrenia adalah termasuk dalam menyesuaikan diri (Nevid, 2002). Lazarus dua faktor tersebut. Selain dari faktor mengungkapkan bahwa stres adalah internal seperti kemampuan memahami hubungan antara suatu tuntutan dengan pasien skizofrenia, juga terdapat faktor kekuatan atau sumber daya yang dimiliki eksternal seperti situasi yang mengharuskan individu untuk mengatasi tuntutan tersebut. mereka memberikan bantuan aktivitas Lazarus juga menjelaskan bahwa stres yang sehari-hari, dukungan emosi kepada pasien, terjadi merupakan hasil dari suatu penilaian menghadapi dan tinggal bersama pasien terhadap suatu situasi yaitu sebagai suatu (Syah, Wadoo & Latoo, 2010).

(6)

faktor yang dapat merubah stres seperti Brown (2005) menggunakan terapi adanya keluarga dan perkawinan. Hal ini kognitif perilakuan untuk mengatasi sejalan dengan yang disampaikan Gottlieb masalah psikologis seorang pendamping. (Smet, 1994) bahwa dukungan sosial terdiri Terapi diberikan sebanyak 12-14 sesi. Hasil dari informasi atau nasehat verbal dan non dari penelitian ini didapat bahwa terapi verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang kognitif perilakuan dapat memberikan diberikan oleh keakraban sosial atau didapat dukungan awal seorang pendamping. karena kehadiran mereka dan mempunyai Brown menyatakan bahwa terapi kognitif manfaat emosional atau efek perilaku bagi perlakuan ini lebih efektif jika dilakukan pihak yang menerima. Jika keluarga yang secara kelompok.

salah satu anggotanya mengalami Corey (2010) menyatakan bahwa skizofrenia dan mendapatkan dukungan terapi kelompok behavioral menekankan sosial yang tinggi maka kemungkinan pada perubahan perilaku, adanya laporan mereka tidak mengalami stres. yang teliti mengenai pra perilaku dan pasca D a l a m u p a y a m e r a w a t d a n perilaku di dalam dan di luar kelompok. menyesuaikan diri dengan kehadiran Adanya imbalan untuk memperkuat skizofrenia dalam keluarga, tentunya perilaku yang diinginkan muncul. Anggota keluarga memerlukan intervensi untuk kelompok harus menentukan target mengatasi stres selama mendampingi p e r u b a h a n p e r i l a k u m e r e k a , pasien anggota keluarga mereka yang mempertahankan serta menerapkan teknik mengalami skizofrenia. Arif (2006) yang telah mereka dapat dalam terapi. menyatakan beberapa alternatif intervensi Te r a p i k e l o m p o k b e h a v i o r a l i n i yang dapat dilakukan terhadap keluarga membutuhkan prosedur dan teknik. yang memiliki pasien skizofrenia seperti Pendamping utama akan mengalami adanya informasi atau psikoedukasi tentang kesulitan untuk menentukan dengan tepat skizofrenia (gejala-gejala, perjalanan target mereka. Adanya pemantauan perilaku penyakit, berbagai bantuan medis dan dan pencacatan perubahan perilaku akan psikologis), sikap yang tepat seperti memberatkan pendamping karena tugas mempunyai rasa humor, menerima anggota mereka mendampingi pasien juga telah mereka yang sakit, keseimbangan dalam menghabiskan waktu. Pendamping keluarga, dan realistis, adanya support d i h a d a p k a n p a d a k o n d i s i y a n g group. Alternatif yang lain adalah terapi mengharuskan mereka membagi waktu

keluarga. antara mendampingi pasien, bekerja dan

Penelitian mengenai penanganan mengerjakan kegiatan sehari-hari.

(7)

keluarga mereka yang mengalami Swastiningsih (2009) yang memberikan skizofrenia. Intervensi yang dilakukan intervensi kelompok dukungan untuk

Young memberikan pemahaman pada menurunkan stres orangtua pasien kanker

pendamping bahwa ada beberapa orang anak. Hasil penelitiannya menunjukkan yang mengalami situasi yang sama sehingga b a h w a k e l o m p o k d u k u n g a n d a p a t

mereka merasa terdukung. menurunkan stres orangtua pasien kanker

Program kelompok dukungan anak.

keluarga (McFarlane, dalam Chien, 2008) Berdasarkan alternatif terapi di atas D u k u n g a n s o s i a l ( C h i e n , 2 0 0 4 ) , peneliti memilih terapi kelompok dengan Psikoedukasi dengan pendekatan kognitif p e n d e k a t a n i n t e r a k s i o n a l u n t u k

perilakuan (Baum dkk, 2006; Maldonado, menurunkan stres pada pendamping

2007; Nasr dan Kausar, 2009) adalah skizofrenia. Pendekatan interaksional ini beberapa program yang sudah digunakan dikembangkan oleh Yalom (2005). Terapi untuk menurunkan beban pendamping kelompok interaksional ini dipilih karena

skizofrenia. memiliki beberapa kelebihan yaitu anggota

Hazel (2004) dalam penelitiannya dapat belajar perilaku baru, kesempatan mengatakan bahwa adanya terapi kelompok untuk menggali masalah, kesempatan untuk dapat menurunkan distres dan menggali mempelajari ketrampilan sosial, saling potensi yang dimiliki pendamping sehingga mendukung dan saling memberi serta pendamping dapat berfungsi dengan baik. menerima.

Dengan adanya terapi kelompok, keluarga Shapiro (Rice, 1999) menjelaskan dapat saling berbagi pengalaman mereka bahwa dukungan sangat penting ketika dalam merawat pasien skizofrenia dan dapat seseorang menghadapi stressor yang saling mengungkapkan perasaan. Selain itu muncul karena ada anggota keluarganya mereka juga akan mendapatkan informasi yang memiliki sakit kronis atau suatu m e n g e n a i s k i z o f r e n i a d a n c a r a keterbatasan kondisi. Manfaat dari terapi

menanganinya. kelompok pada suatu keluarga yang

Terapi kelompok dengan pendekatan memiliki anggota keluarga dengan

kognitif perilakuan terbukti efektif terhadap keterbatasan kondisi adalah kesempatan kondisi pasien. Penelitian yang dilakukan untuk bertukar informasi mengenai cara-oleh Bradley dkk (2007) menemukan cara perawatan dan juga permasalahan bahwa keluarga yang diberikan intervensi e m o s i o n a l y a n g m u n c u l s e b a g a i

terapi kelompok dengan pendekatan pendamping.

kognitif perilakuan menunjukkan hasil yang Menurut Yalom (2005), terapi

signifikan di antaranya adalah faktor kelompok terdiri dari minimal 3 orang kekambuhan pasien menurun, mengurangi sampai dengan 10 orang individu yang simtom-simtom positif seperti curiga dan bertemu dengan terapis dalam satu halusinasi, beban subjektif berkurang kelompok. Anggota kelompok didorong karena adanya dukungan dalam kelompok. untuk memberikan umpan balik terhadap Wa i - To n g d a n C h a n ( 2 0 0 6 ) anggota kelompok lainnya. Umpan balik ini

merekomendasikan adanya pengembangan terdiri dari mengekspresikan perasaan

dalam bentuk kelompok dukungan orangtua terhadap apa yang dikatakan dan dilakukan sebagai bentuk intervensi pada orangtua oleh anggota kelompok lainnya. Interaksi pasien kanker anak. Kelompok dukungan antara anggota kelompok terjadi dalam i n i d i b e r i k a n a g a r p a r a o r a n g t u a bentuk memberikan memberikan dorongan

memperoleh dukungan melalui berbagi dan kesempatan pada masing-masing

dengan sesama, menawarkan kesempatan anggota untuk mencoba cara-cara

(8)

mempertahankan rasa saling percaya yang Metode pengumpulan data

memungkinkan mereka bicara secara Pengumpulan data dalam penelitian ini

pribadi dan jujur. diperoleh melalui wawancara awal dan

Terapi kelompok interaksional observasi. Selain itu penelitian ini juga

merupakan salah satu bentuk intervensi bagi menggunakan pengukuran dengan skala

para pendamping utama yang salah satu stres yang disusun berdasarkan empat aspek

keluarganya mengalami skizofrenia. stres dari Sarafino (2008) yaitu: (1) aspek

Pendamping utama pasien skizofrenia fisiologis, (2) aspek kognitif (3) aspek

mengalami berbagai permasalahan selama emosi, (4) aspek perilaku. Skala tersebut

mendampingi pasien. Hal tersebut akan menggunakan empat alternatif pilihan

menimbulkan tekanan bagi pendamping respon, yaitu HTP (Hampir Tidak Pernah), J

yang mengalaminya. Bentuk intervensi (Jarang), S (Sering), dan HS (Hampir

yang akan diberikan adalah dengan Selalu). Jumlah aitem pada skala stres

memberikan terapi kelompok, yang adalah 36 butir. Rentang skor yang

didalamnya berisi program-program yang diberikan untuk masing-masing jawaban

bertujuan untuk memberikan dukungan bergerak dari 1-4. Skor 1 yaitu untuk pilihan

kepada pendamping sehingga dapat jawaban HTP, 2 untuk pilihan jawaban J, 3

menurunkan tingkat stres pendamping untuk jawaban S, dan 4 untuk jawaban HS.

skizofrenia tersebut. Skor terendah yang mungkin didapat subjek

Berdasarkan penjelasan di atas, adalah 36 dan tertinggi adala 144. Semakin

hipotesis yang diajukan dalam penelitian tinggi skor yang didapat maka semakin

ini adalah ada perbedaan tingkat stres tinggi tingkat stresnya, sedangkan semakin

antara pendamping utama yang mendapat rendah skor yang didapat subjek maka

terapi kelompok dengan pendamping s e m a k i n r e n d a h t i n g k a t s t r e s n y a .

utama yang tidak mendapat terapi S e l a n j u t n y a p e n e l i t i m e l a k u k a n

kelompok. kategorisasi skor menjadi tiga yaitu rendah,

sedang, tinggi (Azwar, 2000).

METODE PENELITIAN Hasil analisis aitem skala kesepian

Rancangan eksperimen menunjukkan bahwa dari 36 aitem yang

Penelitian ini merupakan penelitian diujicobakan, terdapat 2 aitem yang gugur,

kuasi-eksperimen dengan model rancangan yaitu aitem dengan nomor 1 dan 18. Aitem

penelitian pretest-posttest control group yang dianggap valid sebanyak 24, dengan

design (Shadish dkk, 2002). Desain ini koefisien korelasi bergerak antara

0,379-bertujuan untuk melihat efek suatu 0,821, dan koefisien reliabilitas alpha

perlakuan terhadap kelompok yang diberi sebesar 0,952.

perlakuan dan kelompok kontrol. Pemilihan

subjek ditetapkan dengan cara tidak random Prosedur pemberian perlakuan

yaitu dengan cara matching. Penelitian ini dilakukan dengan

b e b e r a p a t a h a p a n , y a i t u t a h a p a n

Subjek penelitian penyusunan modul, pemilihan trainer dan

Subjek penelitian ini adalah sebagai staf penelitian, dan pelaksanaan. Pertama:

berikut: Penyusunan modul terapi. Penyusunan

a. Pendamping merupakan salah satu modul penelitian ini dilakukan oleh peneliti.

a n g g o t a k e l u a rg a d a r i p a s i e n Modul terapi kelompok ini mengacu pada

skizofrenia. pendekatan interpersonal dari Yalom

b. Usia pendamping berada pada usia di (2011). Bentuk ini lebih menekankan

atas 17 tahun. interaksi antar anggota. Fokus ada pada di

c. Mempunyai skor stres sedang sampai sini dan saat ini. Budaya di dalam kelompok

tinggi lebih menekankan pada saling membantu,

(9)

model perilaku yang sehat. Pemimpin Penyusunan modul menggunakan

kelompok dapat bertindak sebagai tahap-tahap persiapan dalam terapi

pengamat luar yang dapat memberikan kelompok dan menggunakan faktor-faktor

komentar proses berdasarkan kejadian kuratif dalam kelompok. Penyusunan

disini dan saat ini yang terjadi di dalam modul menggunakan tahap-tahap persiapan

kelompok. dalam terapi kelompok dan menggunakan

faktor-faktor kuratif dalam kelompok.

Pertemuan Waktu Kegiatan Tujuan

I

185’

5’ Pembukaan Membuka sesi terapi

10’ Perkenalan - Saling mengenal antara partisipan dan tim

fasilitator

- Menumbuhkan suasana akrab dalam

kelompok

10’ Penjelasan maksud

dan tujuan terapi

- Partisipan mengerti mengenai maksud,

tujuan dan manfaat terapi

- Penjelasan mengenai norma kelompok

30’ Skizofrenia: definisi,

penyebab dan simtom

dan kekambuhan

Memberikan informasi mengenai

skizofrenia

110’ Masalah Ku Partisipan mengetahui dan mengenali

tentang apa yang dirasakan nya

sehubungan dengan merawat pasien

Memberikan kesempatan pada anggota

kelompok untuk mengungkapkan ide dan

perasaannya

10’ Menutup pertemuan

pertama

- Mengingatkan anggota untuk

kehadirannya dipertemuan berikutnya

II

190’

90’ Masalah Ku - Anggota kelompok saling terbuka dan

saling percaya untuk mengungkapkan

permasalahannya

- Mengungkapkan perasaan baik positif

maupun negatif

- Belajar mendengarkan, saling memberi

dukungan antar anggota kelompok

90’ SolusiKu - Partisipan dapat belajar mengatasi konflik

yang dihadapi

- Partisipan dapat memecahkan masalah

Tabel 1. Rancangan kegiatan pelaksanaan terapi

(10)

Kedua: Seleksi fasilitator, ko-fasilitator. (SPSS) for windows. Pengujian hipotesis

Persiapan diawali dengan menentukan dalam penelitian ini dengan dilakukan

fasilitator terapi kelompok. Seorang dengan analisis nonparametrik U Mann

fasilitator dalam terapi ini harus memiliki Whitney Test. Hal ini dikarenakan jumlah

kualifikasi (a) Psikolog yang memiliki surat sampelnya kecil. Selain itu untuk

izin praktek psikolog, (b) Mampu dan mengetahui signifikansi perbedaan antara

pernah menjadi terapis kelompok, dan (c) kelompok eksperimen dan kelompok

Bersedia terlibat selama proses terapi. kontrol setelah diberikan terapi kelompok.

Selain itu terapis kelompok juga Analisis data kualitatif dilakukan untuk

harus mempunyai beberapa ketrampilan mengetahui proses yang terjadi pada

yang membuat terapi kelompok ini menjadi masing-masing subjek. Analisis kuantitatif

efektif. Menurut George dan Christiani akan digunakan untuk menjabarkan data

(Prawitasari, 2011), perilaku efektif kualitatif yang diperoleh selama intervensi

pemimpin kelompok adalah sebagai berikut berlangsung.

(a) Mampu mendengarkan dengan aktif, (b) Mampu mengamati proses kelompok

dengan seksama, (c) Dapat memberikan HASIL PENELITIAN

umpan balik, (d) Dapat menghubungkan

antara satu pernyataan dengan pernyataan Deskripsi data penelitian

yang lain, (e) Dapat menghubungkan Tabel 2. Deskripsi data subjek

peristiwa yang satu dengan peristiwa lain, penelitian kelompok eksperimen

(f) Mempunyai kemampuan untuk melakukan konfrontasi, (g) Mempunyai kemampuan untuk memahami proses kelompok, (h) Dapat meringkas apa yang terjadi di sini dan saat ini.

Untuk ko-fasilitator dalam terapi ini harus memiliki kualifikasi sebagai berikut:

Tabel 3. Deskripsi data subjek penelitian

(a) Mahasiswa Magister Profesi Psikolog

kelompok Kontrol

bidang klinis dan telah berpengalaman menjalankan praktek kerja profesi sebelumnya dan (b) Pernah mengikuti dan menerapkan terapi kelompok.

Ketiga: pelaksanaan. Terapi yang diberikan dalam penelitian ini, yaitu terapi kelompok interaksional dapat dilaksanakan sesuai rencana. Terapi pada kelompok eksperimen dilakukan di ruang komite

Tabel 4. Deskripsi Data Penelitian

medik RSUD Sleman pada tanggal 8 Juni 2013, 12 Juni 2013 dan 15 Juni 2013. Fasilitator terapi kelompok ini merupakan psikolog yang telah berpengalaman menangani berbagai kasus termasuk kasus keluarga penderita gangguan jiwa.

Hasil uji hipotesis Metode analisis data

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Metode analisis data menggunakan

ada perbedaan tingkat stres antara kelompok analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis

eksperimen yang diberikan terapi kelompok data kuantitatif menggunakan paket

dan kelompok kontrol yang tidak

Statistical Product and Service Solution

Subjek Jenis

Klasifikasi Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

(11)

mendapatkan terapi kelompok. Pengujian Whitney menunjukkan skor Z=-2,141 dan

hipotesis dilakukan dengan uji statistic, nilai p= 0,032 (p<0,05). Hal ini

yaitu U Mann Whitney. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat

dengan uji U Mann Whitney terdapat pada stres pendamping yang signifikan antara

tabel di bawah ini: k e l o m p o k k o n t r o l d a n k e l o m p o k

eksperimen setelah diberi terapi kelompok.

Tabel 5. Rangkuman uji Mann Whitney Kelompok eksperimen tingkat stresnya

k e l o m p o k e k s p e r i m e n d a n lebih rendah dibandingkan dengan

kelompok kontrol kelompok kontrol. Hal ini menandakan bahwa terapi kelompok mempunyai pengaruh terhadap penurunan stres pendamping skizofrenia setelah diberi terapi kelompok. Setelah dua minggu dilakukan tindak lanjut untuk melihat pengaruh terapi kelompok terhadap penurunan stres pendamping skizofrenia. Berdasarkan analisis Mann Whitney menunjukkan skor Z= -2,141 dan p=0,034 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada

Pada tabel 5 menunjukkan ada perbedaaan tingkat stres pendamping

perbedaan tingkat stres pendamping yang skizofrenia antara kelompok eksperimen

signifikan antara kelompok eksperimen dan dan kelompok kontrol setelah diberi terapi

kelompok kontrol pada saat pasca tes, hal dan pada saat tindak lanjut.

ini ditunjukkan dengan skor Z=-2,141 dan Hasil penelitian ini mendukung

p=0,032 (p<0,05). Hal ini menunjukkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan

bahwa setelah diberikan terapi kelompok oleh Young (2001) yang menggunakan

interaksional kelompok eksperimen terapi kelompok untuk menurunkan beban

mengalami penurunan stres daripada p e n d a m p i n g s k i z o f r e n i a . Yo u n g

kelompok kontrol yang tidak diberi terapi memberikan pemahaman kepada para

kelompok. Pada saat tindak lanjut tidak ada pendamping bahwa ada beberapa orang

perbedaan tingkat stres pendamping antara yang mengalami situasi yang sama sehingga

kelompok eksperimen dan kelompok mereka merasa terdukung. Hasil penelitian

kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan skor menunjukkan bahwa terapi kelompok

Z=-1,768 dan p=0,077(p>0,05). efektif dalam menurunkan beban psikologis

pendamping skizofrenia.

PEMBAHASAN Hasil ini juga sesuai dengan

Penelitian ini bertujuan untuk penelitian yang telah dilakukan oleh Hazel

mengetahui pengaruh terapi kelompok (2004) yang menunjukkan bahwa terapi

terhadap penurunan stres pendamping kelompok dapat menurunkan distres dan

utama skizofrenia pada kelompok menggali potensi yang dimiliki oleh

eksperimen dan kelompok kontrol. Selain pendamping sehingga pendamping dapat

itu juga untuk mengetahui perbedaan berfungsi dengan baik. Adanya terapi

tingkat stres sebelum dan sesudah diberikan kelompok, keluarga dapat saling berbagi

t e r a p i k e l o m p o k p a d a k e l o m p o k pengalaman mereka dalam merawat

eksperimen dan kelompok kontrol. keluarga mereka yang mengalami

Berdasarkan analisis data yang telah s k i z o f r e n i a d a n d a p a t s a l i n g

dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat mengungkapkan perasaan. Selain itu

perbedaan tingkat stres antara kelompok mereka juga mendapatkan informasi

kontrol dan kelompok eksperimen setelah m e n g e n a i s k i z o f r e n i a d a n c a r a

diberi terapi kelompok. Hasil analisis Mann menanganinya.

prates pascates tindaklanjut

Mann-Whitney U 4.000 .000 1.000

Wilcoxon W 14.000 6.000 7.000

Z -.707 -2.141 -1.768

Asymp. Sig. (2-tailed) .480 .032 .077

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .629

a

.057a .114a

(12)

Hasil ini juga sejalan dengan sebelas faktor penyembuh dalam terapi penelitian yang dilakukan oleh McFarlane kelompok juga mendukung keberhasilan dkk (2001) tentang terapi kelompok terapi kelompok ini. Sebelas faktor tersebut keluarga dan psikoedukasi serta penelitian a d a l a h m e m b a n g k i t k a n h a r a p a n , terapi kelompok dari Chien (2008). Hasil universalitas, penyampaian informasi, penelitian mereka menunjukkan bahwa altruisme, pengulangan korektif keluarga

terapi kelompok untuk pendamping asal, pengembangan teknik sosialisasi,

skizofrenia merupakan proses berbagi peniruan tingkah laku, belajar berhubungan tentang situasi umum dan pengalaman dengan pribadi lain, rasa kebersamaan,

tentang perhatian umum dalam sesi katarsis dan faktor-faktor eksistensial

kelompok terapi. Kekuatan pada kelompok (Yalom,2005).

ini adalah adanya pengetahuan tentang cara

mengatur sakitnya pasien dan berusaha SIMPULAN DAN SARAN

untuk mengubah hidupnya senormal Simpulan

mungkin. Hal ini sejalan dengan penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang

yang dilakukan oleh Hence (Chien, 2001) telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa psikoedukasi dan kelompok bahwa terapi kelompok mempunyai

dukungan caregiver skizofrenia dapat pengaruh terhadap penurunan stres

m e n u r u n k a n d i s t r e s s a t a u b e b a n pendamping skizofrenia. Hal ini terlihat dari pendamping dan meningkatkan interaksi skor Z=-2,141 dan p=0,032 (p<0,05), yang

hubungan antara keluarga dengan pasien. artinya ada perbedaan tingkat stres

Faktor penting yang menunjang pendamping kelompok eksperimen setelah

keberhasilan sebuah penelitian adalah diberi terapi kelompok dan kelompok

modul terapi kelompok, fasilitator dan kontrol yang tidak diberi terapi kelompok.

karekteristik partisipan. Modul terapi Kelompok eksperimen memiliki tingkat

kelompok untuk pendamping skizofrenia stres yang lebih rendah dibandingkan

mengacu pada beberapa sumber dengan dengan kelompok kontrol.

mempertimbangkan masukan dari dosen

pembimbing (psikolog), psikolog klinis Saran

rumah sakit jiwa dan dokter jiwa (psikiater). Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa Terapi kelompok interaksional rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, disusun sebagai bentuk intervensi bagi para yaitu (a) Kepada peneliti selanjutnya,

pendamping utama yang salah satu diharapkan dapat lebih memperhatikan

keluarganya mengalami skizofrenia. kriteria subjek untuk terapi kelompok, (b) Metode yang ada pada terapi kelompok Peneliti selanjutnya menyusun aitem dalam adalah pemberian informasi tentang alat ukur sesuai dengan karakteristik subjek

skizofrenia dan stres pendamping sehingga dapat dipahami oleh subjek, (c)

skizofrenia, penggalian masalah dan Peneliti selanjutnya sebaiknya memastikan

pengungkapan ide dan perasaan, saling untuk kehadiran peserta dalam terapi

berbagi pengalaman dan adanya problem kelompok, (d) Mengembangkan terapi

solving dari anggota kelompok dan terapis. kelompok yang telah diterapkan oleh Pada setiap pertemuan peserta diajak untuk peneliti, dan (e) Menjadikan hasil penelitian

saling berbagi, saling mendukung dan ini sebagai data awal yang dapat

saling memberikan masukan atas masalah dimanfaatkan untuk mengatasi kasus lain

yang dialami masing-masing anggota yang berhubungan dengan pendampingan

kelompok. Adanya norma kelompok dalam keluarga yang mempunyai anggota keluarga

terapi kelompok dapat membangun saling yang mengalami gangguan jiwa berat. percaya antar anggota kelompok sehingga

(13)

DAFTAR PUSTAKA Schizophrenia. Community Mental

Health Journal, 40 (5), 423-435.

Arif, I.S, (2006). Skizofrenia: Memahami

Dinamika Keluarga Pasien. Effectiveness of

Bandung: PT.Refika Aditama Psychoeducation and Mutual

Support Group Program for Family Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Caregivers of Chinese People with

Psikologi. Yogyakarta: Pustaka S c h i z o p h r e n i a . T h e O p e n

pelajar. Noursing Journal. 2, 28-29.

Barrowlough, C., dan Tarrier, N., (1990). Corey, G. (2010). Teori dan Praktek S o c i a l F u n c t i o n i n g i n Konseling dan Psikoterapi. Schizophrenia. Journal of Social Bandung: PT Refika Aditama.

and Psychiatric Epidemology, 25,

130-131. Dorian, M., Gracia, J.R., Lopez, S.R.,

H e r n a n d e z , M . B . ( 2 0 0 8 ) . Baum, J., Frobose, T., Kraemer, S., Rentrop, Acceptance and Express Emotion

M., dan Pitschel-Walts, G., (2006). in Mexican American Caregivers P s y c h o e d u c a t i o n : A B a s i c of Relative With Schizophrenia. Psychotherapeutic Intervention for Proquest Journal, 47 (2), 215-228. Patient With Schizophrenia and

Families. Schizophrenia Bulletin, Hazel, N.A, McDonell, M.G, Short, R.A,

32 (1), 1-9. Berry, C.M, Voss, W.D, Rodgers,

M.L, dan Dyck, D.G. (2004). Bevans, M., dan Sternberg, E.M., (2012).

Caregiving Burden, Stress and Helath Among Family Caregivers o f A d u l t C a n c e r P a t i e n t s .

American Medical Association,

307(4), 398-403.

Bradley, G.M, Couchman, G.M, Parlesz, A, Nguyen, A.T, Singh, B, dan Ries, C. (2006). Multiple Family Group Treatment for Engslish and Vietnamese-Speaking Families Living With Schizophrenia.

Psychiatricservices.org, 57(4).

Brown, R.G dan Secker, D.L.(2005). Cognitive behavioural therapy (CBT) for carers of patients with Parkinson's disease: a preliminary randomised controlled trial.

J o u r n a l N e u ro l N e u ro s u rg

Psychiatry,76,491-497. McFarlane, W.R., Lukens, E., Link B.

(2001). Multiple-family groups and psychoeducation in the Chien, F.P., Greenberg J.S. (2004). A

treatment of schizophrenia. Positive Aspect of Caregiving: The

Archives of General Psychiatry,

Influence of Social Support on

52, 679–687. Caregiving Gains for Family

Members of Relatives with

Chien, W. (2008).

Impact of Multiple-Family Groups f o r O u t p a t i e n t s W i t h Schizophrenia on Caregivers' D i s t r e s s a n d R e s o u r c e s . http//Psychiatryonline.org

Maldonado. J.G, (2006). Burden of Care in F a m i l i e s o f P a t i e n t s w i t h Schizophrenia. Departemen of p e r s o n a l i t y, P s y c h o l o g i c a l t r e a t m e n t , U n i v e r s i t a s d e Barcelona, Spain

(14)

Meijer, K., Schene, A., Martin, K., Knudsen, C., Becker, T., Thornicroft, G., Vasquez, J.L, dan Tansela, M. (2004). Need for Care of Patient with Schizophrenia and The Consequences for Their Informal Caregivers. Soc Psychiatry Epidemiol, 39, 251-258.

N a s h r , T. , K a u s a r , R . ( 2 0 0 9 ) . Psychoeducation and The Family Burden in Schizophrenia: A

Randomized Controlled Trial. Syah, A.J, Wadoo, O.V, dan Latoo, J.

Annals of General Psychiatry, 8 (2010). Psychological Distress in

(17), 1-6. Careers of People With Mental Disorder. British Journal of Nevid, J.F., Rathus, S.A., Greene, B. (2002). Medical Praticioners, 5 (5),

327-Psikologi Abnormal Jilid I. 334.

Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Swastiningsih, N. (2009). Kelompok Dukungan Untuk Menurunkan Stres Orangtua Pasien Kanker Anak. Tesis tidak diterbitkan. with schizophrenia and their family members. Social Psychiatry

Sreeja,I., Sandhiya, I., Rakesh, MB, Singh. (2009). Comparison Of Burden Between Family Caregivers Of Patients Having Schizophrenia

Prawitasari, J.E. (2011). Psikologi Klinis Indonesia.

Pengantar Terapan Mikro dan Makro. Jakarta: Penerbit Erlangga

Philips, M.R., Pearson, V., Feifei, L., Xu, M., Yang, S. (2012). Stigma and Expressed Emotion: A Study Of People With Schizophrenia and Their Familiy Members in China. The Britihs Journal Of Psychiatry, 181, 488-493.

Rice, P.L. (1998). Stress and Health. Third E d i t i o n . M o o r h e a d S t a t e

M.W. (1998). Family Caregiving Thompson, D.R. (2006). Effect of

in Schizophrenia: Domain and a Mutual Support Group for

Stress. Bulletin Schizophrenia, 24 Families of Chinese People With

(4), 609-618. Schizophrenia: 18 month follow

up. The British Journal of

Shadish, W.R, Cook, T.D, Campbell, D.T. Psychiatry. 189, 421-49.

(2002). Experimental and Quasi

(15)

Wyman, K., Clarke, S., McKenzie, Young, B. (2001). Support Groups for

P.,Gilbert, M. (2008). The Impact Relatives of People Living With a

of Participation in A Support S e r i o u s M e n t a l I l l n e s s . Group for Carers of A Person with I n t e r n a t i o n a l J o u r n a l o f

Schizophrenia: A Qualitative Psychososial Rehabilitation.

147-Study. International Journal of 168.

Psychosocial Rahabilitation, 12

(2), 97-109.

Yalom, I. (2005). The Theory and Practice

th

of Group Psychotherapy 5 . New

Gambar

Tabel 1. Rancangan kegiatan pelaksanaan terapi
Tabel 4. Deskripsi Data Penelitian
Tabel 5.  Rangkuman uji Mann Whitney

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir yang berasal dari faktor ibu (maternal) serta membandingkan antara

Disarankan untuk melakukan penelitian yang serupa dengan menggunakan periode pengamatan yang lebih lama sehingga akan memberikan jumlah sampel yang lebih besar dan

Berarti penelitian ini mampu membuktikan hipotesis yang menyatakan profitability (profitabilitas) berpengaruh positif terhadap capital structure (struktur

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian KTI

Bagi PT.Indofood Sukses Makmur Beji Pasuruan yang ingin meningkatkan organizational citizenship behavior pada para karyawannya agar lebih meningkatkan

Penelitian terhadap bangunan Gereja Santa Perawan Maria akan dilakukan secara deskriptif dan eskploratif, sehingga penelitian ini dibatasi hanya pada gaya bangunan gereja dan

Dilihat dari kenaikan kadar fosfor dalam pupuk cair yang sangat besar, maka dapat dikatakan penambahan hasil isolasi tulang ikan dapat digunakan untuk meningkatkan kadar fosfor