Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
40
GAMBARAN KLASIFIKASI POSYANDU DI DESA SUKARAPIH WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TAMBELANG KABUPATEN BEKASI
TAHUN 2012
POSYANDU CLASSIFICATION DESCRIPTION IN SUKARAPIH VILLAGE TAMBELANG PUBLIC HEALTH CENTER AREA TAMBELANG DISTRICT OF BEKASI IN 2012
Anita Rusmawati1, Dewi Agustin2
Akademi Kebidanan Bhakti Husada Cikarang - Bekasi
ABSTRAK
Latar Belakang - Angka kematian ibu di Indonesia tahun 2007 berkisar 248 jiwa per 100.000 kelahiran hidup
dan angka kematian bayi 27 per 1000 kelahiran hidup menurut Departemen Kesehatan, tahun 2008. Di Jawa Barat angka kematian ibu 300 per 100.000 kelahiran dan kematian bayi 43 per 1000 kelahiran hidup.Masalah besar ini diyakini tidak akan teratasi tanpa kesadaran dan peran kuat dari para pembuat kebijakan, aparat pemerintah pusat dan daerah, komunitas medis, dan masyarakat sendiri dengan mewujudkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diseslenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperolah pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat angka kematian ibu dan bayi.
Metodologi - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi Posyandu yang ada di Desa Sukarapih
wilayah kerja Puskesmas Tambelang Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif yang dilakukan dengan tujuan membuat membuat gambaran dan deskripsi suatu keadaan secara objektif. Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan univariat untuk melihat frekuensi dari variabel dependent dan independent. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 7 Posyandu.
Hasil - Penelitian menemukan bahwa klasifikasi posyandu di Desa Sukarapih wilayah kerja Puskesmas
Tambelang seluruh Posyandu tingkat Pratama terdapat dan tidak terdapat Posyandu dengan tingkat Purnama dan Mandiri.
Kata kunci : Klasifikasi Posyandu
ABSTRACT
Background - Maternal mortality in Indonesia in 2007 ranged from 248 people per 100,000 live births and infant mortality rate 27 per 1000 live births according to Ministry of Health, 2008. In West Java maternal mortality rate 300 per 100,000 births and infant mortality 43 per 1000 births life. This massive problem is believed to be unresolved without the awareness and strong role of policy makers, central and local government apparatus, medical community, and community itself by realizing community participation in the implementation of posyandu. Posyandu is one form of community-based health effort (UKBM) that is managed and organized from, by, for and with the community in the implementation of health development, in order to empower the community and provide convenience to the community in obtaining basic health services to accelerate maternal and infant mortality .
Methodology - This study aims to determine the classification of Posyandu present in Sukarapih village in the work area of Tambelang Community Health Center of Tambelang District of Bekasi Regency. The research method used is a descriptive method that is done with the aim of making a picture and description of a situation objectively. Processing and data analysis using univariate to see the frequency of dependent and independent variables. The sample in this research is 7 Posyandu.
Results - The study found that the classification of posyandu in Sukarapih village in Tambelang Puskesmas working area of all Posyandu Pratama level is available and there is no Posyandu with Purnama and Mandiri level.
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
41
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.(Depkes,2009). Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan masyarakat, berbagai upaya
dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa), Desa Siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu
menyelenggarakan minimal 5 program
prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 klasifikasi posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Saat ini Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di indonesia masih tertinggi di asia tenggara. Tercatat pada tahun 2007 angka kematian ibu mencapai 228 orang per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 34 orang per 1000 kelahiran.
Dalam rangka meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai
upaya dilakukan dengan memanfaatkan
potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa), Desa Siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan
minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare.
Untuk memantau perkembangannya,
Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai
upaya dilakukan dengan memanfaatkan
potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa), Desa Siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di
masyarakat. Posyandu menyelenggarakan
minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare.
Untuk memantau perkembangannya,
Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata Posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri (BKKBN,2010).
Upaya pembangunan kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kemitraan serta tersedianya SDM kesehatan yang mendukung penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat mempunyai tantangan yang sangat penting pada umumnya masih menempatkan masyarakat sebagai objek bukan sebagai subjek pembangunan kesehatan. Pengetahuan, sikap dan perilaku serta kemandirian masyarakat untuk hidup sehat masih belum memadai. Untuk itu perlu adanya upaya kesehatan yang berbasis masyarakat agar upaya kesehatan lebih tercapai, lebih terjangkau serta lebih berkualitas. Dalam
perkembangan pemberdayaan masyarakat
sampai saat ini telah tumbuh dan berkembang berbagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). (BKKBN, 2010).
Posyandu merupakan salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
42
kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar, terutama untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.(Depkes,2006).
Perkembangan berbagai upaya
kesehatan dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat yang seperti ini selain dapat
menguntungkan masyarakat karena
memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, ternyata juga data menimbulkan berbagai masalah, antara lain pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak, menyulitkan koordinasi, serta memerlukan lebih banyak sumber daya. Pencanangan posyandu merupakan bentuk baru, dalam hal ini pelayanan dilakukan secara masal untuk pertama kali oleh kepala Negara republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan hari kesehatan nasional. Sejak saat itu Posyandu
tumbuh dengan pesat. Dalam
perkembangannya, secara kuantitas jumlah Posyandu yang ada di Indonesia mengalami peningkatan, namun dari segi tingkat
kemandiriannya masih sangat rendah.
Indikator kemandirian Posyandu dapat dilihat dari cakupannya, untuk strata mandiri rata-rata cakupan balita yang ditimbang, pelayan KIA, KB, imunisasi dan dana sehat harus lebih atau sama dengan 50%, jumlah kader aktif lebih atau sama 5 orang, jumlah penimbangan yang dilaksanakan lebih dari 8 kali pertahun, serta
adanya program tambahan yang telah
dilaksanakan di Posyandu. (Kementrian Kesehatan RI Tahun 2011).
Data dari laporan Provinsi ke Kementerian Kesehatan RI (2012), saat ini di Indonesia terdapat 275.942 Posyandu, dengan Rasio 3,56 Posyandu per Desa/Kelurahan, terdiri dari: Posyandu Pratama (18%); Posyandu Madya (36%); dan Posyandu Purnama (33%). Posyandu di Kota_Bekasi, diantaranya tahun 2011 jumlah Posyandu telah mencapai 1506 unit, 71 unit berstatus Mandiri, 558 berstatus Purnama, 613 berstatus Madya
dan 264 berstatus Pratama. (Sekda
Kota_Bekasi,2011). Begitu juga di wilayah kerja Puskesmas Tambelang jumlah seluruh Posyandu sebanyak 34 Posyandu, di Desa Sukarapih terdapat 7 Posyandu, di Desa Sukaraja 5 Posyandu dan di Desa Sukamaju terdapat 6 Posyandu, di Desa Sukabakti 6 Posyandu, di Desa Sukamantri 6 Posyandu, di Desa Sukarahayu 4 Posyandu, Jadi seluruh Posyandu di wilayah Tambelang sebanyak 34 Posyandu yang aktif di pelayanan kesehatan. (Profil Puskesmas Tambelang, 2012).
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Gambaran Klasifikasi Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tambelang khusus nya di Desa Sukarapih Kabupaten Bekasi Tahun 2012
Pengertian Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang
berkaitan dengan kegiatan masyarakat
(BKKBN, 2009). dan posyandu merupakan bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan dan
keluarga berencana yang dilaksanakan
ditingkat dusun dalan wilayah kerja masing-masing puskesmas (Syafrudin,2009) maka dari itu, Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia bangs Indonesia agar dapat membangun dan menolong dirinya
sendiri, sehingga perlu ditingkatkan
pembinaannya. Untuk meningkatkan
pembinaan Posyandu sebagai pelayanan KB dan kesehatan yang dikelola untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan pelayanan teknis dari petugas perlu ditumbuh kembangkan perlu serta aktif masyarakat dalam wadah LKMD.(cahyo ismawati,2009)
Sedangkan kegiatan Posyandu
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
43
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diseslenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperolah pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat angka kematian ibu dan
bayi. Dalam rangka mendekatkan dan
memeratakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, telah dibentuk pos pelayanan terpadu yang melayani sasaran masyarakat rawan diantaranyanya bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, PUS dan WUS (profil puskesmas cipayung .2009)
METODOLOGI
Metode penelitian Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih wilayah kerja Puskesmas Tambelang Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012. Dengan melakukan analisa pada variabel-variabel penelitian yang mengetahui klasifikasi Posyandu sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen meliputi jumlah buka Posyandu pertahun, jumlah kader yang bertugas,
cakupan kegiatan Posyandu, program
tambahan Posyandu, dan dana sehat. Populasi adalah keseluruhan objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah peneliitian (Ridwan, 2008). Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh Posyandu yang ada di Desa
Sukarapih wilayah kerja Puskesmas
Tambelang Kecamatan Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012. Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel dalam penelitian ini adalah populasi sampling, yaitu seluruh
populasi yang berjumlah 7 Posyandu desa Sukarapih yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tambelang.
HASIL
Tabel 1.
Proporsi Klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih Wilayah kerja Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun
2012
Su Data sekunder Puskesmas Tambelang 2012
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
44
ada di Desa Sukarapih Kecamatan Tambelang
Kabupaten Bekasi tahun 2012 pada
tingkat/kriteria Pratama yaitu seluruh Posyandu atau 7 Posyandu (100%). Dan tidak ada satupun Posyandu di Desa Sukarapih yang telah mencapai tingkat/Strata Purnama dan Mandiri. Untuk mengetahui Klasifikasi Posyandu diwilayah kerja Puskesmas telah di
tetapkan beberapa indikator untuk
menyaring/menentukan tingkat
kemandiriannya Posyandu yaitu dengan
menghitung Frekuensi penimbangan
pertahun,rata-rata jumlah kader yang
bertugas, rata-rata cakupan D/S, rata-rata cakupan KIA, KB, dan imunisasi, adanya program tambahan serta cakupan dana sehat di Posyandu tersebut. Dari hasil penelitian menyatakan bahwa di Desa Sukarapih wilayah
kerja Puskesmas Tambelang Kabupaten
Bekasi dari jumlah Posyandu yang di teliti menyatakan seluruhnya adalah tingkatan Pratama.
Tabel 2. Tingkat kemandirian Posyandu N menunjukan bahwa klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih wilayah kerja Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012 sebagian besar termasuk kriteria seluruh Posyandu Pratama yaitu 7 Posyandu (100%), dan kriteria dan tidak terdapat Posyandu dengan kriteria Posyandu Purnama dan Mandiri. Sebagaimana hasil yang telah didapatkan dari profil UKBM tahun 2007 menunjukan bahwa di Indonesia dapat dilihat dari segi tingkat kemandirian Posyandu bahwa
jumlah Posyandu Mandiri saat ini hanya sebesar (3,01%), sedangkan tingkat Pratama dan Madya (73,51%) dan Purnama (23,10%). Hal ini disebabkan oleh tidak tercapainya indikator tingkat kemandirian Posyandu yang telah ditetapkan oleh Dinkes tahun 2006, dan dari indikator tersabut dapat diuraikan Klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu Berdasarkan Frekuensi
penimbangan pertahun di Desa Sukarapih wilayah kerja Puskesmas Tambelang Kab.Bekasi Tahun 2012
No
Sumber: Data sekunder Puskesmas Tambelang 2012
Jika dilihat berdasarkan frekuensi penimbangan pertahun Pada penelitian ini didapatkan 7 Posyandu di Desa Sukarapih yang telah mencapai frekuensi penimbangan 12 kali pertahun dan dapat dikatakan telah mencapai tingkat Purnama dalam frekuensi penimbangan pertahun. Dalam buku pedoman Umum Pengelolaan Posyandu yang diterbitkan oleh Kemenkes RI Tahun 2011, Posyandu di Desa Sukarapih sudah sesuai, karena rata- rata sudah mencapai >8 kali penimbangan.
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
45
Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012
No Jumlah
Kader Aktif Posyandu %
1. < 5 Orang 7 100
2. ≥ 5 Orang 0 0
Jumlah 7 100%
Sumber: Data sekunder Puskesmas Tambelang 2012
Dan jika dilihat dari jumlah kader aktif Pada penelitian ini telah didapatkan seluruh Posyandu memiliki jumlah kader tugas 3 orang dan dapat dikatakan telah mencapai tingkat Pratama,. Menurut para kader kurangnya jumlah kader tugas dikarenakan sedikitnya masyarakat yang ingin bekerja secara sukarela dengan melihat pada faktor ekonomi yang masih sangat rendah. Kegiatan di Posyandu biasa tertangani dengan baik bila jumlah kader 5 orang atau lebih. Bila kurang dari 5 orang biasanya kader kewalahan melayani sasaran yang datang ke Posyandu.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi klasifikasi Posyandu berdasarkan Cakupan D/S di Desa Sukarapih Wilayah Kerja Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2013
No Cakupan
D/S Posyandu %
1. < 50 % 0 0
2. ≥ 50 % 7 100
Jumlah 7 100%
Sumber: Data sekunder Puskesmas Tambelang 2012
Dari hasil penelitian yang didapat seluruh Posyandu di Desa Sukarapih wilayah
kerja Puskesmas Tambelang didapatkan
Posyandu yang telah mencapai ≥50% cakupan D/S jadi berdasarkan indikator rata-rata
cakupan D/S seluruh Posyandu dapat
mencapai tingkat Purnama, belum mencapai tingkat Mandiri. Menurut para kader hal ini disebabkan karna kurangnya pengetahuan ibu tentang penting nya kesehatan dan status gizi pada bayi dan balita sehingga tidak seluruh ibu yang memiliki bayi dan balita hadir di Posyandu untuk dilakukannya penimbangan. D/S adalah jumlah balita yang datang dan ditimbang pada hari h Posyandu dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ada diwilayah Posyandu tersebut. S dianggap baik bila dapat mencapai 50% atau lebih, sedangkan bila kurang dari 50% dikatakan bahwa Posyandu ini belum mantap.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu berdasarkan Cakupan KIA di Desa Sukarapih Wilayah Kerja Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012
No Cakupan
KIA Posyandu %
1. < 50 % 0 0
2. ≥ 50 % 7 100
Jumlah 7 100%
Sumber: Data sekunder Puskesmas Tambelang 2012
Dari hasil penelitian yang didapat di seluruh Posyandu di Desa Sukarapih wilayah
kerja Puskesmas Tambelang didapatkan
seluruh Posyandu yang telah mencapai ≥50% cakupan kumulatif KIA (K1, K4, persalinan dengan Nakes dan N2). Jadi berdasarkan indikator rata-rata cakupan kumulatif KIA Posyandu ini tingkat Pratama, dan yang belum dapat mencapai tingkat Purnama dan Mandiri. Menurut para kader tidak tercapainya cakupan KIA karna masih banyaknya masyarakat yang mempercayai adat istiadat dan dukun paraji.
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
46
digolongkan Madya jika cakupan kumulatif KIA ≤ 50 persen, Posyandu digolongkan Purnama dan Mandiri jika cakupan kumulatif KIA >50 persen
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu berdasarkan Cakupan KB di Desa Sukarapih wilayah Kerja Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012
No Cakupan KB Posyandu %
1. < 50 % 0 0
2. ≥ 50 % 7 100
Jumlah 7 100%
Sumber: Data sekunder Puskesmas Tambelang 2012
Dari hasil penelitian yang didapat di seluruh Posyandu di Desa Sukarapih wilayah
kerja Puskesmas Tambelang didapatkan
seluruh Posyandu telah mencapai ≥50% cakupan kumulatif KB dan tingkat Purnama. Jadi jika dilihat berdasarkan indikator rata-rata cakupan kumulatif KB tidak ada satupun Posyandu yang dapat mencapai Mandiri. hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi yang masih rendah dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keuntungan dan kerugian dalam penggunaan alat kontrasepsi. Cakupan peserta KB juga dihitung secara kumulatif selama satu tahun. Cakupannya dianggap baik bila mencapai 50% ke atas, sedangkan bila kurang dari 50% dianggap Posyandu belum mantap.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu berdasarkan Cakupan Imunisasi di Desa Sukarapih wilayah kerja
Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012
No Cakupan
Imunisasi Posyandu %
1. < 50 % 0 0
2. ≥ 50 % 7 100
Jumlah 7 100%
Sumber: Data sekunder Puskesmas Tambelang 2012
Dari hasil penelitian yang didapat di seluruh Posyandu di Desa Sukarapih wilayah
kerja Puskesmas Tambelang didapatkan
seluruh Posyandu di Desa Sukarapih (100%) telah mencapai ≥50% cakupan kumulatif Imunisasi. Dan dapat di katakan telah mencapai tingkat Purnama, dan belum mencapai cakupan kumulatif imunisasi tingkat Mandiri. Menurut para kader hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang fungsi Imunisasi pada bayi. Cakupan peserta KB juga dihitung secara kumulatif selama satu tahun. Cakupannya dianggap baik bila mencapai 50% ke atas, sedangkan bila kurang dari 50% dianggap Posyandu belum mantap.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu berdasarkan Program tambahan di Desa Sukarapih wilayah kerja Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012
No Program
Tambahan Posyandu %
1. Ada 1 20
2. Tidak Ada 6 80
Jumlah 7 100%
Sumber: Data sekunder Puskesmas Tambelang 2012
Dari hasil penelitian di seluruh Posyandu yang ada di Desa Sukarapih wilayah
kerja Puskesmas Tambelang Kecamatan
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
47
mendapatkan program tambahan 1 Paud setiap satu Desa termasuk Desa Sukarapih yang terdapat 1 Paud di Posyandu Mawar 3. Posyandu pada mulanya melaksanakan 5 program utama yaitu KB, KIA, perbaikan gizi, Imunisasi dan penanggulangan diare. Bila telah matap jalannya, wajar bila programnya ditambah.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu berdasarkan Cakupan Dana Sehat di Desa Sukarapih wilayah kerja Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012
No Cakupan
Dana Sehat Posyandu %
1. < 50 % 7 100
2. ≥ 50 % 0 0
Jumlah 7 100%
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Tambelang 2012
Dari hasil penelitian Posyandu di Desa
Sukarapih wilayah kerja Puskesmas
Tambelang tidak didapatkan Posyandu di Desa Sukarapih yang memiliki Cakupan Dana Sehat. Dan Posyandu tersebut mencapai tingkat Pratama. Namun seluruh Posyandu tetap dapat menyelenggarakan Posyandu sesuai dengan fasilitas yang ada di Posyandu. Dana sehat merupakan wahana memandirikan masyarakat Posyandu. Oleh karena itu keberadaan dan cakupan dana sehat dapat dijadikan indikator kemandirian Posyandu, maka tingkat kemandirian masyarakat sudah cukup baik
KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian telah dapat disimpulkan bahwa tingkat Klasifikasi Posyandu yang ada di Desa Sukarapih wilayah kerja Puskesmas Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2012 seluruhnya masih tingkatan Pratama.
2. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih Wilayah
kerja Puskesmas Tambelang
berdasarkan frekuensi penimbangan pertahun di Desa Sukarapih adalah:
Seluruh Posyandu berdasarkan
frekuensi penimbangan di Desa
Sukarapih telah dapat dikatakan tingkat Purnama.
3. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih Wilayah
kerja Puskesmas Tambelang
berdasarkan rata-rata jumlah kader tugas di Desa Sukarapih adalah : Seluruh Posyandu berdasarkan rata-rata jumlah kader aktif di Desa Sukarapih hanya ada 3 kader yang aktif dan telah dapat dikatakan tingkat Pratama.
4. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih Wilayah
kerja Puskesmas Tambelang
Berdasarkan cakupan D/S Klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih wilayah kerja Puskesmas Tambelang secara keseluruhan berada pada tingkat Purnama karena seluruh Posyandu telah mencapai cakupan D/S ≥50%. 5. Distribusi Frekuensi Klasifikasi
Posyandu di Desa Sukarapih Wilayah
kerja Puskesmas Tambelang
Berdasarkan cakupan kumulatif KIA
Klasifikasi Posyandu di Desa
Sukarapih wilayah kerja Puskesmas Tambelang secara keseluruhan berada pada tingkat Purnama karena seluruh Posyandu telah mencapai cakupan kumulatif KIA ≥50%.
6. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih Wilayah
kerja Puskesmas Tambelang
Berdasarkan cakupan kumulatif KB
Klasifikasi Posyandu di Desa
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
48
Posyandu telah mencapai cakupan kumulatif KB ≥50%.
7. Berdasarkan cakupan kumulatif
imunisasi Klasifikasi Posyandu di
Desa Sukarapih wilayah kerja
Puskesmas Tambelang secara
keseluruhan berada pada tingkat Purnama karena seluruh Posyandu telah mencapai cakupan kumulatif ≥50%.
8. Distribusi Frekuensi Klasifikasi Posyandu di Desa Sukarapih Wilayah
kerja Puskesmas Tambelang
Berdasarkan program tambahan
Klasfikasi Posyandu di Desa
Sukarapih ada satu Posyandu yang memiliki program tambahan yaitu satu Paud di Posyandu Mawar 3, jadi secara keseluruhan masih dalam tingkat Purnama.
9. Berdasarkan cakupan dana sehat
Klasifikasi Posyandu di Desa
Sukarapih wilayah kerja Puskesmas Tambelang secara keseluruhan berada pada tingkat Pratama dan Madya karena tidak ada satupun Posyandu yang telah mencapai cakupan dana sehat ≥50%.
SARAN
1. Untuk mencapai Posyandu tingkat
Mandiri maka harus memenuhi
indikator yang telah ditentukan. Maka dari itu diharapkan untuk setiap
Posyandu menyelenggarakan
Posyandu secara rutin dengan
frekuensi penimbangan minimal 8 kali dalam satu tahun dan memilih kader Posyandu minimal 5 orang tiap Posyandu dan diharapkan kepada tenaga kesehatan diwilayah Posyandu
untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan yang ada agar dapat
mencapai cakupan ≥50% dalam
program D/S, KIA, KB dan imunisasi.
2. Diharapkan Mahasiswi Kebidanan
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan diwilayahnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kemandirian adalah aspek yang harus ditingkatkan
dari program kegiatan pokok
Posyandu yang ada perlu
diaadakannya program tambahan yang dapat memotivasi masyarakat untuk ikut serta dalam meningkatkan upaya kesehatan.
3. Diharapkan data yang diperoleh dalam penelitia ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan bahan referensi dalam mengevaluasi proses mengajar mahasiswi agar dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
Mahasiswi Kebidanan Bhakti Husada
dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
4. Dalam mewujudkan suatu Desa siaga pentingnya peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan,
sehingga perlu untuk terus
ditingkatkan. Dan diperlukan juga peran dari pemerintah yang bertugas menggerakan peran serta masyarakat
dalam menyelenggarakan upaya
kesehatan dan pembiayaan kesehatan dengan pembentukan dana sehat dari dan untuk masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul et al.2006.Pedoman Umum Pengelolaan
POSYANDU.Jakarta:MSC.(PH) mp 140061067
Buku Profil UKBM 2005
Jurnal Kesehatan Bhakti Husada
Edisi Juli – Desember Tahun 2014
49
Buku Profil Puskesmas Tambelang Tahun 2009
Buku Pedoman Umum Pengelolaan , jakarta : Kementrian Kesehatan RI. 2011
ISBN 976-602-9364-87-3
Buku Kader Posyandu : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011
Buku Posyandu dan Desa Siaga : Yogyakarta, Agustus 2010
DEPKES RI.2009..Sistem kesehatan
nasional.Jakarta:Menkes Dr.dr siti fadilah supari SP.JPCK.
DEPKES RI.2009.Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2006.Jakarta: Menkes Dr.dr siti fadilah supari SP.JPCK.
DEPKES RI.2006.Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan
POSKESDES.Jakarta:Direktur Jendral DR.Sri Astuti S.Suparmanto
Depkes RI 2005.pedoman manajemen peran serta masyarakat.jakarta:bina medika
Ismawati,Cahyo et al.2010.Posyandu Dan Desa Siaga.Yogyakarta:Muha medika
Soeryoto.2002.faktor-faktor yang berhubungan dengan cakupan penimbangan
diposyandu.jakarta:Depkes RI