• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORGANISASI PERUSAHAAN DAN KEPAILITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ORGANISASI PERUSAHAAN DAN KEPAILITAN"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ORGANISASI PERUSAHAAN

DAN KEPAILITAN

(2)

LITERATUR

Kitab Undang

Undang Hukum Perusahaan ( Prof. Drs.

C.S.T. Kansil dan Christie S.T. Kansil, S.H., M.H.)

Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (I.G. Rai Widjaya,

S.H., MA)

Hukum Kepailitan (Hj. Rahayu Hartini, S.H., M.Si.)

Hukum Perusahaan Indonesia (Prof. Abdulkadir

Muhammad, S.H.)

Doktrin

doktrin Modern Dalam Corporate Law (Henry

R. Cheeseman)

Understanding Bankruptcy (Frank H. Dixon)

(3)

PERTEMUAN

75 menit tutorial

50 menit pertanyaan

(4)

Evaluasi Penilaian

Middle Test (UTS)

35%

Final Test (UAS)

40%

Tugas

20%

(5)
(6)

Pengertian BUMN

Adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya di miliki oleh negara melalui penyertaan

secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang

dipisahkan.

(7)

Poin Utama dari pengertian BUMN

adalah:

1.

Berbentuk suatu Badan Usaha.

2.

Sebagian besar atau keseluruhan modal adalah milik

negara.

3.

Pemilikan modal melalui penyertaan secara langsung.

(8)

1. Berbentuk Badan Usaha

Bertujuan (tujuan BUMN) :

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

2. Mengejar keuntungan.

3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.

4. Menjadi perintis kegiatan – kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta & koperasi.

5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

(9)

Batasan Dalam Pencapaian Tujuan

BUMN dalam mencapai maksud dan tujuannya tidak boleh

bertentangan dengan peraturan perundang

undangan,

ketertiban umum, dan/atau kesusilaan

(10)

2. Sebagian besar atau keseluruhan

modal adalah milik negara.

Modal secara keseluruhan adalah modal yang

dimiliki oleh perusahaan secara keseluruhan

adalah milik negara.

Modal yang sebagian besar milik negara adalah

modal perusahaan yang paling sedikit 51 %

(11)

3. Pemilikan modal melalui penyertaan

secara langsung.

Penyertaan modal dalam rangka pendirian atau penyertaan

ke dalam BUMN dan/atau perseroan terbatas yang

sebagian sahamnya dimiliki oleh negara, diatur dengan

Peraturan Pemerintah.

(12)

4. Berasal dari kekayaan

negara yang dipisahkan.

Modal Perusahaan yang berasal dari kekayaan

negara yang dipisahkan tersebut bersumber dari:

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Kapitalisasi Cadangan.

Sumber lainnya.

(13)

Macam

macam BUMN

Perusahaan Persero

(disebut Persero)

.

Perusahaan Perseroan Terbuka

(disebut Persero Terbuka).

Perusahaan Umum

(disebut Perum).

(14)

Perusahaan Persero

adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

(15)

Pendirian Persero

(16)

Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh Menteri

dengan memperhatikan kaidah

kaidah yang

terdapat di dalam peraturan perundang

undangan,

yang dalam hal ini berlaku ketentuan UU No. 1 Thn

1995 sebagaimana yang telah dirubah dengan UU

No. 40 Thn 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Dalam hal pendirian Perseroan Terbatas terdapat di

dalam Pasal 7 s/d Pasal 14 UU No. 40 Thn 2007.

(17)

Perusahaan Persero Terbuka

adalah persero yang modal dan jumlah pemegang

sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang

melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan

perundang

undangan di bidang Pasar Modal.

(Pasal 1

angka 3 UU BUMN)

(18)

Ketentuan terhadap Perseroan Terbuka secara prinsip

adalah sesuai dengan Perseroan Terbatas yang Go

Publik.

(Pasal 34 UU BUMN)
(19)

Perusahaan Umum

(PERUM)

adalah Badan Usaha Milik Negara yang seluruh

modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas

saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum

berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang

bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan

berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

(20)

Pendirian PERUM

Diusulkan oleh Menteri kepada Presiden disertai

dengan dasar pertimbangan setelah dikaji

bersama Menteri Teknis dan Menteri Keuangan.

(21)

Contoh PP Persero & Perum :

PP Nomor 58 Tahun 2003 tentang Perusahaan Gas Negara

(persero)

(22)

Kesimpulan :

Pendirian / pembentukan Badan Usaha Milik Negara adalah tunduk / berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Namun pelaksanaan pengelolaan Perusahaan berdasar sesuai dengan prinsip

(23)

Pengertian Badan Usaha Milik Daerah

adalah berdirinya semua perusahaan yang modalnya

untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan

kekayaan Daerah yang dipisahkan, kecuali jika

ditentukan lain oleh UU.

(24)

Poin utama dalam pengertian BUMD

a.

Berbentuk Badan Usaha.

b.

Modal secara keseluruhan atau sebagian

(25)

a. Berbentuk Badan Usaha.

adalah suatu kesatuan produksi yang bertujuan

untuk turut serta melaksanakan pembangunan

daerah untuk memenuhi kebutuhan rakyat

dengan mengutamakan industrialisasi menuju

masyarakat yang adil dan makmur.

(26)

b. Modal secara keseluruhan atau sebagian

adalah kekayaan daerah yang dipisahkan.

adalah modal yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah secara keseluruhan maupun sebagian adalah merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.

(27)

Klasifikasi bentuk kekayaan daerah yang

dipisahkan

 Apabila secara keseluruhan modal Perusahaan Daerah dari kekayaan satu daerah yang dipisahkan tidak terdiri atas saham.

 Apabila modal Perusahaan Daerah secara keseluruhan terdiri atas kekayaan beberapa daerah yang dipisahkan, maka modal perusahaan tersebut terdiri atas saham – saham.

 Apabila Perusahaan Daerah untuk sebagian terdiri dari kekayaan Daerah yang dipisahkan maka modal perusahaan tersebut terdiri dari saham – saham.

(28)

Tujuan terbentuknya Perusahaan

Daerah

Turut serta menyelenggarakan pembangunan Daerah dalam

bidang ekonomi nasional.

Untuk memenuhi kebutuhan rakyat.

Menuju masyarakat yang adil dan makmur

(29)

Batasan pembentukan Perusahaan

Daerah

 Untuk cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak di Daerah yang bersangkutan diusahakan oleh Perusahaan Daerah yang modalnya secara keseluruhan adalah kekayaan Daerah yang dipisahkan.

(Pasal 5 UU BUMD dan Penjelasan Pasal 5 UU BUMD)

 Pola pelaksanaan kegiatan usaha Perusahaan Daerah didirikan adalah berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di dalam negara Indonesia

(30)

BUMD sebagai Badan Usaha berbadan

hukum

Perusahaan Daerah (BUMD) didirikan berdasarkan

Peraturan Daerah dengan kuasa dari UU Perusahaan

Daerah (BUMD).

Peraturan Daerah dapat secara sah berlakunya setelah

mendapat pengesahan oleh Instansi tingkat atasnya

(Presiden untuk DKI Jakarta, Menteri Dalam Negeri untuk

Pemerintahan tingkat Propinsi (Daerah tingkat I), dan

(31)

Pembubaran BUMD

(32)

Pengertian

Penggabungan (merger) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan yang lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.

Peleburan (konsolidasi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua atau lebih Perseroan untuk meleburkan diri dengan cara membentuk satu perseroan baru dan masing – masing perseroan yang meleburkan diri menjadi bubar.

Pengambilalihan (akuisisi) adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik

seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendaluian terhadap perseroan tersebut.

(33)

Ketentuan yang berlaku

bagi penggabungan

Perseroan Terbatas

secara mutatis mutandis

juga berlaku bagi

peleburan Perseroan

Terbatas

(34)

Akibat hukum terjadinya

Penggabungan & Peleburan:

 Aktiva dan pasiva Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima Penggabungan atau Perseroan hasil Peleburan.

 Pemegang saham Perseroan yang menggabungkan atau meleburkan diri karena hukum menjadi pemegang saham Perseroan yang menerima Penggabungan atau Perseroan hasil peleburan.

(35)

Kesimpulan:

Pada dasarnya penggabungan & peleburan satu atau lebih

Perseroan Terbatas ke dalam suatu Peseroan akan mengakibatkan

peralihan secara hukum dari segala hak

hak dan kewajiban

(36)

(37)

Rancangan penggabungan atau peleburan

sekurang kurangnya harus memuat :

1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan yang akan melakukan penggabungan;

2. Alasan serta penjelasan masing – masing Direksi Perseroan yang akan melakukan penggabungan dan persyaratan penggabungan;

3. Rancangan perubahan anggaran dasar perseroan hasil penggabungan;

4. Neraca, perhitungan laba rugi yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari semua perseroan yang akan melakukan penggabungan;

(38)

Rancangan Penggabungan:

6.Neraca proforma Perseroan yang menerima;

7.Penggabungan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;

8.Cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan menggabungkan diri terhadap pihak ketiga;

9.Cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap penggabungan Perseroan;

10.Nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta gaji, honorarium dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang menerima penggabungan;

11.Perkiraan jangka waktu penggabungan;

(39)

Rancangan Penggabungan:

13.

Kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan

penggabungan dan perubahan yang terjadi selama

tahun buku yang sedang berjalan; dan

14.

Rincian masalah yang timbul selama tahun buku

(40)

Ringkasan Rancangan Penggabungan

wajib diumumkan secara bersama oleh

Direksi Perseroan, baik yang menerima

penggabungan maupun yang

menggabungkan diri, dalam 1 (satu) atau

lebih surat kabar harian dan

mengumumkan secara tertulis kepada

seluruh karyawan yang akan melakukan

penggabungan

dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)

hari sebelum pemanggilan RUPS.

(41)

Pengambilalihan

Adalah pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan melalui Direksi Peseroan atau langsung dari pemegang saham dengan tidak mengindahkan dari ketentuan dan syarat berdirinya suatu Perseroan Terbatas.

(42)

Setiap pengambilalihan

Perseroan wajib memperoleh

persetujuan dari seluruh

pemegang saham perseroan.

Setiap persetujuan pemegang

saham harus diambil sesuai

dengan kuorum kehadiran.

RUPS disetujui oleh paling

sedikit ¾ (tiga per empat) dari

(43)

Poin dalam Pengambilalihan

Pengambilalihan dilakukan oleh suatu badan – badan hukum maupun perseorangan.

Pengambilalihan dilakukan melalui pengambilalihan dari seluruh maupun sebagian besar saham.

Dalam hal pengambilalihan melalui Direksi, pihak yang akan mengambilalih menyampaikan maksudnya untuk melakukan pengambilalihan kepada Direksi Perseroan yang akan mengambilalih.

Dalam hal pengambilalihan dilakukan melalui Direksi, maka Direksi Perseroan yang akan diambilalih dengan persetujuan Komisaris wajib membuat rancangan pengambilalihan.

Dalam hal pengambilalihan dilakukan langsung dari pemegang saham maka penyampaian maksud pengambilalihan dan pembuatan rancangan

(44)

Rancangan pengambilalihan sekurang

kurangnya memuat:

1. Nama dan tempat kedudukan dari Perseroan yang akan mengambil alih dan yang akan diambil alih.

2. Alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih dan Direksi Perseroan yang akan mengambil alih.

3. Neraca, perhitungan laba rugi yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari semua perseroan yang akan melakukan pengambialihan.

4. Tata cara pengambialihan dan konversi saham dari Perseroan yang akan diambilalih terhadap saham penukarnya apabila pembayaran

(45)

Rancangan pengambilalihan sekurang

kurangnya memuat:

5. Jumlah saham yang akan diambilalih

6. Kesiapan pendanaan.

7. Neraca konsolidasi proforma Perseroan yang akan mengambialih setelah pengambilalihan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

8. Cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap pengambilalihan.

(46)

Rancangan pengambilalihan sekurang

kurangnya memuat:

10.

Perkiraan jangka panjang pelaksanaan

pengambillihan , termasuk jangka waktu pemberian

kuasa pengalihan saham dari pemegang saham

kepada Direksi Perseroan.

11.

Rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan

(47)

Hal yang perlu diperhatikan dalam

Penggabungan, Peleburan, & Pengambialihan

adalah:

Perseroan,pemegang saham minoritas, dan karyawan.

Kreditor dan mitra usaha lainnya.

(48)
(49)

PARA PIHAK DALAM

HUKUM KEPAILITAN

Debitor Kreditor

Hakim Pengawas

(50)

Debitor

Orang yang mempunyai utang karena

perjanjian atau Undang Undang yang

pelunasannya dapat di tagih di muka

Pengadilan

(51)

Kreditor

Orang yang mempunyai piutang karena

perjanjian atau Undang Undang yang

dapat ditagih di muka Pengadilan

(52)

Hakim Pengawas

Hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan dalam

putusan pailit atau putusan penundaan kewajiban

pembayaran utang

Pasal 1 angka 8 UUK

Tugas utama dari Hakim Pengawas adalah untuk

mengawasi pengurusan dan pemberesan harta

kepailitan.

(53)

Kurator

adalah Balai Harta Peninggalan (BHP) atau

orang perseorangan yang diangkat oleh

Pengadilan untuk mengurus dan membereskan

harta Debitor Pailit di bawah perusahaan

pengawasan Hakim Pengawas sesuai dengan

Undang Undang ini.

(54)

Kurator

Tugas utama Kurator adalah melakukan pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit.

(55)

Kurator

Dahulu UU No. 4 Thn ’98

Kurator

Balai Harta Peninggalan.

Berdasarkan Pasal 70 UUK

Ayat (1)a

Kurator

Balai Harta Peninggalan (BHP)

Ayat (1)b

(56)

Kurator

Yang dimaksud Kurator lainnya pasal 70 ayat (2) UUK

a.

Orang perseorangan yang berdomisili di Indonesia, yang

memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan dalam

rangka mengurus dan/atau membereskan harta pailit

b.

Terdaftar pada kementrian yang lingkup tugas dan

(57)

Syarat

syarat Pernyataan Pailit

&

(58)

Syarat

syarat Pernyataan Pailit

Seorang Debitor yang memiliki dua atau lebih Kreditor.

Seorang Debitor tersebut setidaknya berhenti membayar

satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih di

muka Pengadilan.

(59)

Akibat Hukum Putusan Pernyataan Pailit

a.

Bagi Debitor Pailit dan harta kekayaannya.

b.

Bagi tuntutan tertentu.

c.

Pengaruh terhadap pelaksanaan hukum

(eksekusi).

d.

Pengaruh terhadap perjanjian timbal

balik.

e.

Terhadap harta perkawinan.

(60)

Sejak di bacakan putusan Pailit maka si Debitor kehilangan hak untuk melakukan pengurusan dan penguasaan atas harta bendanya.

Pasal 24 ayat (1) UUK

(61)

Bagi Tuntutan Tertentu

Sejak Debitor diputus pailit maka segala putusan hakim yang menyangkut harta kekayaan debitor pailit harus dihentikan. Putusan tersebut dibatalkan demi

hukum.

(62)

Pengaruh terhadap Pelaksanaan

Hukum (eksekusi)

Apabila terdapat seorang Debitor yang telah ditahan (eksekusi tahanan) harus dilepaskan demi hukum, tanpa mengurangi berlakunya ketentuan seperti yang

dimaksud pasal 93 UUK.

(63)

Pengaruh Terhadap Perjanjian Timbal

Balik

Putusan pernyataan pailit tidak mengikat perjanjian timbal balik yang diadakan debitor pailit sebelum kepailitan/putusan pailit diambil.

(64)

Terhadap Harta Perkawinan

Putusan pailit akan berpengaruh terhadap harta Debitor juga yang meliputi persatuan harta perkawinan.

(65)

Terhadap Hipotik, Gadai, dan Hak

Retensi

Putusan Pailit atas Debitor tidak berpengaruh

pada harta Hipoik, gadai, jaminan fidusia, hak

tanggungan, hak agunan.

Kreditor pemegang jaminan dapat langsung

mengeksekusi boedel pailit secara langsung

seolah

olah tidak terjadi kepailitan

(66)

Renvooi

Adalah istilah yang berasal dari kata

renvoa

” yang

berarti

penunjukan

(67)

Renvooi

Dalam pengertian di hukum Kepailitan adalah

penyelesaian bantahan atas piutang

piutang

oleh kantor Kurator atau Balai Harta

Peninggalan (BHP) maupun debitor pailit

dalam rapat verifikasi boedel pailit.

(68)

Renvooi

Diajukan ke Pengadilan selama

Hakim Pengawas harta pailit tidak

mampu mendamaikan kedua

(69)

BERAKHIRNYA

KEPAILITAN

Perdamaian

(Accord) Ps.144

Ps. 177 UUK

Insolvensi dan pemberesan harta kepailitan

(

(70)

Perdamaian

(Accord)

Adalah perjanjian antara debitor pailit dan kreditor dimana Debitor pailit menawarkan pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditor konkuren.

(71)

Upaya Hukum Putusan Pailit

Kasasi (Ps. 11

Ps. 13 UUK)

(72)

KASASI

Diajukan oleh Kreditor, Debitor, ataupun Kreditor yang

bukan merupakan merupakan pihak pada persidangan

tingkat pertama, diajukan paling lambat 8 hari setelah

tanggal putusan yang dimohonkan kasasi diucapkan.

(73)

KASASI

Waktu permohonan kasasi dihitung sejak, pemohon kasasi

mengajukan kepada Panitera yang telah memutus

permohonan pernyataan pailit dan memberikan tanda

terima tertulis dan ditanda tangani oleh Paniteradisertai

tanggal yang sesuai dengan tanggal penerimaan

pendaftaran.

(74)

KASASI

Pendaftaran permohonan kasasi atas putusan pernyataan pailit dilampiri dengan memori kasasi oleh pemohon kasasi.

(75)

KASASI

Panitera wajib mengirimkan permohonan kasasi dan memori kasasi kepada termohon kasasi paling lambat 2 hari setelah permohonan kasasi

didaftarkan.

(76)

KASASI

Termohon kasasi dapat mengajukan kontra

memori kasasi paling lambat 7 hari, setelah

termohon mendapatkan memori kasasi dari

Penitera.

Panitera wajib menyampaikan kontra memori

kasasi kepada pemohon kasasi paling lambat 2

hari setelah kontra memori kasasi diterima oleh

Pengadilan.

(77)

Panitera wajib menyampaikan permohonan kasasi,

memori kasasi, dan kontra memori kasasi beserta

berkas perkara paling lambat 14 hari setelah tanggal

permohonan kasasi didaftarkan.

Ps. 12 ayat (4)

(78)

KASASI

Mahkamah Agung wajib mempelajari

permohonan kasasi dan menetapkan hari sidang

paling lambat 2 hari setelah permohonan kasasi

diterima oleh Mahkamah Agung dan paling

lambat 20 hari sejak Mahkamah Agung

(79)

KASASI

Putusan permohonan kasasi harus diucapkan

paling lambat 60 hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh Mahkamah Agung.

(80)

KASASI

Panitera lingkup Mahkamah Agung wajib

menyampaikan salinan putusan kasasi kepada

Panitera pada Pengadilan Niaga paling lambat 3

hari setelah tanggal putusan dan jurusita

Pengadilan yang terkait wajib menyampaikan

salinan kasasi kepada pemohon kasasi, termohon

kasasi, Kurator, dan Hakim Pengawas paling

lambat 2 hari setelah putusan kasasi diterima dari

Mahkamah Agung.

(81)

Permohonan Penijauan

Kembali

Ketentuan atas seluruh proses Kasasi berlaku

secara mutatis mutandis bagi Peninjauan Kembali.

(82)

Permohonan Penijauan Kembali

Setelah perkara diputus namun ditemukan bukti baru dan

bersifat menentukan yang pada waktu diperiksa di

Pengadilan sudah ada, namun belum ditemukan.

Dalam putusan hakim yang bersangkutan terdapat

kekelirian yang nyata.

(83)

Permohonan Penijauan Kembali

Terhadap peninjauan kembali atas bukti baru yang ditemukan dapat dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 180 hari setelah tanggal putusan yang yang diajukan dalam peninjauan kembali mempunyai kekuatan hukum yang tetap

(84)

Permohonan Penijauan Kembali

Peninjauan kembali atas putusan Hakim yang terdapat kekeliruan yang nyata dapat diajukan paling lambat 30 hari sejak putusan mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

(85)

Permohonan Penijauan Kembali

Pemohon menyerahkan salinan bukti pendukung kepada Panitera Pengadilan yang memutus permohonan pernyataan pailit tingkat pertama.

(86)

Permohonan Penijauan Kembali

Salinan bukti pendukung dan salinan permohonan peninjauan kembali diserahkan kepada termohon paling lambat 2 hari setelah tanggal

didaftarkan.

(87)

Permohonan Penijauan Kembali

Pihak termohon peninjauan kembali dapat mengajukan jawaban dengan jangka waktu paling lambat 10 hari setelah tanggal permohonan

peninjauan kembali didaftarkan

(88)

Permohonan Penijauan Kembali

Panitera Pengadilan wajib menyampaikan jawaban dan

permohonan peninjauan kembali kepada Panitera

Mahkamah Agung dengan jangka waktu paling lambat

12 hari setelah permohonan didaftarkan.

(89)

Permohonan Penijauan Kembali

Mahkamah Agung segera memeriksa dan memberikan putusan atas

permohonan peninjauan kembali dalam jangka waktu paling lambat 30 hari.

(90)

Permohonan Penijauan Kembali

Salinan putusan peninjauan kembali harus disampaikan kepada para pihak dalam jangka waktu paling lambat 32 hari setelah salinan tersebut diterima oleh Panitera Mahkamah Agung

(91)

PENUNDAAN

KEWAJIBAN

PEMBAYARAN

UTANG

(92)

PKPU

Maksud:

Suatu masa yang diberikan oleh Undang Undang melalui

putusan hakim niaga.

Tujuan:

Agar Debitor dan Kreditir dapat melakukan musyawarah

untuk membicarakan utang dapat ditagih pada jatuh tempo

agar dapat dibayar secara keseluruhan atau sebagian serta

berikut dengan cara

cara pembayarannya.

(93)

Bilamana PKPU dapat diajukan

Permohonan PKPU tetap berikut perpanjangannya

ditetapkan oleh Pengadilan berdasarkan:

- Persetujuan lebih dari ½ jumlah kreditor konkuren yang

haknya diakui atau sementara diakui yang hadir dan

mewakili paling sedikit 2/3 bagian dari seluruh tagihan

yang diakui atau yang sementara diakui dari Kreditor

Konkuren atau yang dikuasakan.

(94)

PKPU

(95)

Perbedaan

Dalam hal Kedudukan

Pernyataan Pailit: orang yang dinyatakan pailit akan kehilangan kecakapan untuk berbuat terhadap harta bendanya sendiri.

PKPU: Kecakapan untuk berbuat atas bendanya dapat dilakukan dan pembayaran atas piutang yang telah dilakukan mendapatkan penundaan pembayaran.

Dalam Hal Lembaga Pemeliharaan

Pernyataan Pailit: Tidak dapat menentukan nasib harta benda yang dimiliki.

PKPU:Dapat menentukan nasib harta yang dimiliki, meskipun harus seijin

“pemelihara” (sebagai pengganti BHP)

Kurator atau BHP

(96)

Syarat PKPU

Diajukan oleh Debitor maupun Kreditor dan telah ditanda tangani

oleh Debitor maupun Kreditor itu sendiri serta tanda tangan

penasihat hukum.

Dalam hal pemohon adalah Debitor, maka permohonan harus

disertai daftar yang memuat sifat, jumlah piutang, serta utang

Debitor dengan disertai surat bukti secukupnya.

Dalam hal pemohon adalah Kreditor, Pengadilan wajib memanggil

Debitor melalui juru sita dengan surat kilat tercatat paling lambat 7

hari sebelum sidang.

Pada sidang yang dimaksud Debitor wajib menyertakan daftar

besertasurat bukti yang cukup dan apabila ada diajukan juga rencana

perdamaian.

(97)

PKPU

Diajukan oleh Kreditor, Debitor, ataupun Kreditor – kreditor tertentu yang diamanatkan pada pasal 2 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).

(98)

Subyek

subyek PKPU

Kreditor

Debitor

Kreditor

kreditor tertentu yang diamanatkan pada

pasal 2 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).

Pengurus penyelesaian PKPU.

Hakim Pengawas

Pemelihara atau Pengurus penyelesaian PKPU.

(99)

Pengurus

Adalah seorang yang Independen (tidak memiliki benturan kepentingan

(100)

Hakim Pengawas

(101)

Panitia Kreditor

Terbagi dalam 2 hal, yaitu:

Atas permohonan penundaan kewajiban

pembayaran utang meliputi uang dalam jumlah

besar atau yang bersfat rumit.

Atas pengangkatan yang dikhendaki oleh

Referensi

Dokumen terkait

Kerusakan tanah terjadi akibat hilangnya unsur hara dan bahan organik di daerah perakaran, terakumulasinya garam di daerah perakaran (salinisasi), terakumulasinya unsur beracun

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemahaman wajib pajak, kualitas pelayanan perpajakan, sanksi perpajakan dan kondisi lingkungan terhadap

Metode ini digunakan dalam analisis bahaya seismik berdasarkan definisi dari fungsi distribusi probabilitas yang menggunakan ketidakpastian dari skala kejadian

Pada KHM, nilai fungsi tujuan dihasilkan dengan mencari total rata-rata harmonik dari seluruh titik data terhadap jarak antara masing-masing titik data ke seluruh

Menurut Sekaran (2006:61), data primer adalah data yang diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang diteliti, dalam penelitian

Dengan hasil perhitungan di atas menunjukan, bahwa korelasi variabel X1 ke Y sangat lemah hanya 0,26 Menunjukan bahwa Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah tidak berkolerasi terhadap

Mutasi yang terjadi pada asam amino serin ini dapat menjadi penyebab fragmen PA 10 Virus Dengue 2 lebih reaktif dibandingkan serotipe lain, dengan kemungkinan

Metode atau teknik untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat lunak dikelompokkan berdasarkan pendekatan yang diambil pada saat melakukan aktivitas tersebut..