• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM WADUK DI JAWA BARAT (SAGULING, CIRATA, DAN JATILUHUR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM WADUK DI JAWA BARAT (SAGULING, CIRATA, DAN JATILUHUR)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

* ) Peneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor

TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM WADUK

DI JAWA BARAT (SAGULING, CIRATA, DAN JATILUHUR)

Sut risno* ), Sant osa Koesoem adinat a* ), dan Im am Tauf ik* )

ABST RAK

Ekosist em waduk di Jawa Barat (Saguling, Cirat a, dan Jat iluhur) m erupakan perairan yang sangat pot ensial bagi pengem bangan usaha budi daya ikan air t awar dengan sistem keram ba jaring apung (KJA). Ekosistem tersebut m enghadapi ancam an m asuknya cem aran logam berat dari lim bah pem ukim an, perkotaan, dan industri di sekitarnya, yang dapat berpengaruh negatif terhadap produktivitas perikanan di perairan tersebut. Kegiat an penelit ian t elah dilak uk an unt uk m enent uk an t ingk at pencem aran enam logam berat (Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, dan Fe) di ekosistem waduk di atas, untuk m endapatkan data dasar sebagai acuan dalam m anajem en perikanan budi daya ikan air tawar yang rasional dan lestari di perairan tersebut. Hasil penelitian m enunjukkan bahwa tingkat residu rata- rata keenam logam berat di ketiga waduk tersebut pada um um nya m asih sesuai baku m utu air untuk perikanan budi daya air tawar (Peraturan Pem erintah RI No. 82 Tahun 2001). Tingkat residu logam berat di t iga waduk adalah sebagai berikut : Cirata > Saguling > Jatiluhur. Tingkat konsentrasi logam berat Fe > Mn > Cr > Pb > Cu > Cd. Hasil penelitian juga m enunjukkan bahwa residu logam berat dalam air < ikan < sed im en.

ABST RACT : Levels of heavy metal pollution in the reservoir ecosystems of We st Ja v a ( Sa g u l i n g , Ci r a t a , a n d Ja t i l u h u r ) . By : Su t r i sn o , San t osa Koesoem ad i n at a, an d I m am T au f i k

Reservoir ecosystems in West Java (Saguling, Cirata, and Jatiluhur) are potentially suitable waterbodies for the development of floating cage culture. However these aquatic ecosystems are increasingly endangered by heavy metal pollutants introduced from the neighboring rural development, cities and industrial establishments, which may eventually effects, quantatively as well as qualitatively, the productivity of fisheries in the system. Studies to determine the residu levels of highly toxic metals (Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, and Fe) in water, sediment and fish were carried out in the reservoirs to obtain to define the extent of heavy metal pollution in the aquatic ecosystems. Results of this study revealed that the residue level of the six heavy metals measured in the three reservoirs were still within acceptable limits for fish culture according to the water quality standard issued by the government (Indonesian Government Regulation Number 82 Year 2001). The potential metal pollution in the three reservoirs was noted as follows: Cirata > Saguling > Jatiluhur. The amounts of heavy metal concentration detected in the reservoirs were as follows: Fe > Mn > Cr > Pb > Cu > Cd. The study also demonstrated that the increase sequent of heavy metal residues in the reservoirs was: water < fish < the sediment.

(2)

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

1 0 4

PENDAHULUAN

Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur adalah lingk ungan perairan yang rent an t erhadap pencem aran berbagai jenis bahan kim ia at au yang dikenal dengan ist ilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini t erjadi karena ekosist em ket iga waduk t ersebut berdekat an dengan lingkungan/ kom unit as pem ukim an, pertanian, dan industri yang dalam melakukan akt ivit asnya banyak m enggunakan berbagai jenis bahan kim ia. Int roduksi lim bah kim ia ke dalam waduk t idak dapat dihindari, karena sum ber air waduk sebagian berasal dari aliran sungai yang juga m erupakan t em pat pem -buangan lim bah perkot aan, pert anian, dan indust ri yang berada di sepanj ang Daerah Aliran Sungai (DAS).

Ada berbagai jenis bahan cem aran yang t erm asuk B3, di ant aranya adalah golongan logam berat sepert i cadm ium (Cd), t em baga (Cu), dan timbal (Pb) yang berdaya racun tinggi dan mudah diperoleh pada lingkungan akuatik. Bahan- bahan t ersebut m erupakan senyawa kimia yang digunakan dalam kegiatan industri, pert am bangan, dan rum ah t angga, sehingga t ingkat pencem arannya dalam perairan akan sem akin t inggi seiring dengan m eningkat nya aktivitas manusia.

Pencem aran ekosist em waduk oleh logam berat pada konsent rasi t ert ent u dapat m e-nim bulk an berbagai gangguan ek ologis di lingkungan perairan t ersebut . Masalah pen-cem ar an i n i d ap at m en i m b u l k an d am p ak dest rukt if t erhadap keanekaragam an sum ber hayat i perikanan dan produkt ivit as perikanan (Kumar & Pant, 1994). Keracunan kadmium pada udang putih (Penaeus merguiensis) menyebab-kan degradasi dan nekrosa jaringan insang dan hepat opank reas yang dapat m enyebabk an kem atian (Darm ono, 1990) dan pada konsen-t rasi sublekonsen-t al (10 µg/ L) akan m enim bulkan gangguan ionik pada ikan mujair (Oreochromis mossambicus), yakni m enurunkan plasm a to-tal Ca, plasma osmolaritas, dan ion Na. Merkuri dapat m enyebabkan kerusakan pada insang, dan menghambat sistem kerja enzim (Darmono, 1990), sedangk an k eracunan t im bal dapat m enim bulkan gejala penyakit Plumbism dan secara kronis dapat m enyebabkan kerusakan pada ginjal/nephritis (Darmono, 2001).

Pot ensi bahaya residu logam berat t er-h ad ap k eseer-h at an m an u si a t el aer-h b an yak diket ahui (Suwarna et al., 1981), yakni ant ara lain sebagai penyebab gangguan ginjal dan hat i, penyakit anem ia, dan kanker. Menurut

Sumekar (1999) dalam Sutamihardja (2001), di dalam tubuh manusia logam berat akan meng-alam i proses pem ecahan/ peruraian m enjadi ion- ion di dalam usus. Selanjut nya ion- ion tersebut masuk ke dalam darah dan mencapai target organ sesuai dengan jenis logam berat. Yang m enjadi organ t arget pada um um nya adalah hat i, ot ak, ginjal, dan sum sum yang di dalam organ t arget t ersebut ion logam berat akan berikat an dengan ion- ion sulf ida yang t erkandung dalam prot ein. Senyawa S- logam inilah yang dapat menimbulkan kerusakan atau tidak berfungsinya organ target yang diserang.

Dengan dikembangkannya perairan Waduk Saguling, Cirat a, dan Jat iluhur sebagai pusat k eg i at an b u d i d aya i k an d en g an si st em keram ba jaring apung m asalah pencem aran l i n g k u n g an p er ai r an ol eh l og am b er at d i perairan tersebut perlu dicerm ati lebih serius.

Penelit ian pencem aran di perairan per-ikanan budi daya belum banyak dilakukan, meskipun kasus pencemaran air sungai, danau, dan waduk oleh bahan kimia, antara lain logam berat yang dapat menimbulkan kerugian pada usaha budi daya perikanan, telah sering terjadi dan dilaporkan. Oleh karena itu, data dasar dan informasi mengenai tingkat pencemaran logam berat di suat u perairan perikanan budi daya sangat diperlukan agar dapat dilakukan upaya-upaya pengelolaan perairan t ersebut yang rasional dan efekt if.

BAHAN DAN METODE

Lokasi Penelitian

Pengam bilan sam pel air, lum pur, dan ikan dilakukan m asing- m asing pada 4 lokasi di Waduk Saguling, 5 lokasi di Cirata, dan 9 lokasi di Jatiluhur (Lampiran 1, 2, 3, dan Gambar 1, 2, 3). Lokasi ini dit ent ukan berdasarkan per-t im bangan bahwa daerah per-t ersebuper-t sebagai areal sumber pencemaran, kegiatan akuakultur, dan kepentingan lainnya. Lokasi tersebut juga digunakan oleh Inst alasi Penelit ian Perikanan Tangkap dan Perum Ot orit a Jat iluhur unt uk m elakukan pem ant auan kualit as air secara berkala, sehingga dat a yang diperoleh dapat dijadikan data tambahan dalam mengevaluasi hasil pem antauan tersebut.

Pengam bilan Sam pel

(3)

Sam pel air diam bil dari perm ukaan, ke-dalam an 4 m , 8 m , dan dasar waduk (pada k ed alam an 2 6 —4 0 m ) seb anyak m asing -m asing 500 -m L. Sa-m pel air per-m ukaan dan sam pel air dari k edalam an 4 m disat uk an m enj adi sam pel k om posit , hal yang sam a dilakukan terhadap sampel air dari kedalaman 8 m dan dari dasar waduk. Sam pel sedim en dasar waduk diam bil sebanyak 200 g, dan sam pel ikan diperoleh dari keram ba jaring apung serta dari hasil penangkapan, m asing-m asing sebanyak 100 g.

Analisis Sampel

Terhadap set iap sam pel yang diperoleh dilakukan ekstraksi, preparasi, dan identifikasi d en g an m en g g u n ak an al at Sp ek t r o m et r i Serapan At om at au AAS (Atomic Adsorption Spektrophotometer).

Preparasi sam pel dilakukkan dengan cara oksidasi basah, yakni dengan m enam bahkan 5 m L HNO3 d an 0 ,5 m L HClO4, k em ud ian dibiarkan satu malam, dan esoknya dipanaskan dalam digest ion blok dengan suhu 100°C selama satu jam, yang kemudian ditingkatkan m enjadi 150oC dan 200oC. Sisa ekst rak (0,5 m L) dibiarkan dingin, kem udian diencerkan dengan air bebas ion hingga 50 m L. Ekst raks digunakan unt uk pengukuran residu logam berat dengan alat AAS yang m enggunakan nyala campuran udara- asetilen.

HASIL DAN BAHASAN

Kandungan residu rat a- rat a logam berat dalam air, sedimen, dan ikan di perairan Waduk Saguling, Cirat a, dan Jat iluhur t ert era pada Tabel 1 . Residu logam ber at dalam air di p er m u k aan wad u k u m u m n ya l eb i h t i n g g i Ket erangan (Remark):

Luas waduk 5.600 ha (Reservoir area is 5,600 ha) 1. Bongas

2. Dam 3. Mar ok o 4. Bunder

Sungai Cit arum (Citarum river)

(4)

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

1 0 6

dibanding di bagian dasar. Ak an t et api di t em pat - t em pat t ert ent u di m ana t erjadi per-campuran air yang sempurna, karena ada arus, perbedaan ini t idak jelas. Hal sebaliknya juga dapat t erjadi, di m ana konsent rasi logam di permukaan lebih tinggi dari dasar waduk, yang k em u n g k i n an d i seb ab k an ad an ya al i r an umbalan (upwelling).

Dat a dalam Tabel 1 m enunjukkan bahwa kisaran konsent rasi logam berat Mn, Cd, Cr,

Cu, Pb, dan Fe dalam air di k et iga waduk t ersebut m asih dalam kisaran baku m ut u air unt uk perikanan budi daya air t awar sesuai dengan Perat uran Pem erint ah RI Nom or 82 Tahun 2001 t ent ang Pengelolaan Kualit as Air dan Pengendalian Pencem aran (Lam piran 1). Namun demikian dilihat dari batas toleransinya bagi biot a air, t ingkat konsent rasi beberapa logam berat antara lain Fe, Cu, Cd, dan Cr, perlu diwaspadai (Lampiran 2).

Ket erangan (Remark):

Luas waduk 6.200 ha (Reservoir area is 6,200 ha) 1. Jangar i

2. Cipicung 3. Mal eb er 4. Tegal dat ar 5. Dam

Sungai Cit arum (Citarum river)

(5)

Secara um um t ingkat konsent rasi residu logam b er at d i Wad uk Cir at a leb ih t inggi dibandingkan dengan di Waduk Jat iluhur dan Saguling. Tingkat konsentrasi residu m asing-masing logam berat tersebut dalam tiap waduk juga bervariasi, sepert i berikut :

Mn : Saguling > Cirata > Jatiluhur

Cd : Jatiluhur > Cirata > Saguling Cr : Cirata > Jatiluhur > Saguling Cu : Cirata > Saguling > Jatiluhur Pb : Jatiluhur > Saguling > Cirata Fe : Cirata > Jatiluhur > Saguling Konsent rasi residu logam berat t ert inggi adalah Fe yang tercatat di Waduk Cirata (1,32— Ket erangan (Remark):

Luas waduk 8.300 ha (Reservoir area is 8,300 ha) 1. Parung Kalong

2. Sodong 3. Jam ar as 4. Baras Barat 5. Dam Ut am a 6. Keram ba 7. Tar o k o 8. PDAM 9. Ci l al aw i

(6)

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

Fish 3.00 0.04 0.16 5.00 0.46

Cirata Air

Fish 10.00 0.05 0.16 5.00 0.84

Jatiluhur Air

Tabel 1. Tingkat residu logam berat di lingkungan akuatik Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur

(7)

7,11 m g/ L), m enyusul Mn di Waduk Saguling (0,11—1,21 m g/ L). Tingginya k onsent rasi residu logam berat dapat disebabkan pula oleh sifat fisika dan kim ia senyawa unsur tersebut, antara lain kelarutannya dalam air. Kehadiran persenyawaan t em baga (Cu) m isalnya, t er-gantung pada pH dan kandungan garam dalam air. Dalam lingkungan akuatik senyawa logam berat ini dapat mengalami siklus biologis dalam biot a air, khususnya ikan yang m enim bulkan p r oses b ioak um ulasi (Ar iesyad i & Slam et , 2000).

Residu logam berat pada ikan dari ket iga waduk umumnya tercatat melebihi konsentrasi yang biasa t erdet eksi dalam ikan, khususnya r esi d u Mn d an Cu t er cat at r el at i f k r i t i s (Lam piran 6), akan t et api m asih dapat di-konsum si dengan am an, karena m asih ada di bawah am bang bat as t oleransi (Lam piran 5). Dat a residu pada ikan di Waduk Saguling dan Cirata hanya dilakukan pada sampel ikan hasil budi daya karena tidak diperoleh sam pel ikan h asi l t an g k ap an , sed an g k an d i Jat i l u h u r analisis residu dilakukan pada ikan budi daya dan hasil tangkapan.

Menurut Forst ner & Whit t m ann (1981), sekuen konsent rasi Cd dan Pb dalam suat u ekosist em sungai adalah sebagai berikut : Air > ikan > sedimen > invertebrata akuatik.

Residu logam ber at dalam sedim en di ketiga waduk umumnya tercatat dalam batas-bat as kom posisi yang um um t erdapat dalam tanah dan sedim en (Lam piran 7). Konsentrasi logam dalam sedim en lebih t inggi diban-dingkan dalam air dan ikan, mengikuti sekuen yang telah disam paikan di atas. Residu logam berat yang dianalisis dalam sedim en waduk t idak hanya berasal dari cem aran akan t et api juga dari kandungan tanah dasar waduk.

Wad u k Sag u l i n g , Ci r at a, d an Jat i l u h u r t erlet ak di Sungai Cit arum yang berhulu di wilayah pertanian kaki Gunung Wayang (40 km sebelah utara kota Bandung), dan mengalir ke arah utara sepanjang 225 km untuk bermuara d i Lau t Jawa. Su n g ai t er seb u t m em b el ah daerah aliran sungai yang terdiri atas berbagai ek osist em , wilayah pert anian, pem uk im an kampung, dan perkotaan (Djuangsih & Dalim, 1994). Di sepanjang DAS Cit arum t ersebut pem bangunan indust ri m eningk at dengan t ajam sejak t ahun 1975, khususnya indust ri t ek st i l yang b er j um l ah sek i t ar 4 5 8 . Jeni s ind ust r i lainnya ad alah p eng olahan k ulit , kert as, cat , bahan kim ia, farm asi, m esin, dan l o g am , yan g b er j u m l ah sek i t ar 4 9 0 u n i t

(Brotoisworo, 1990). Oleh karena itu, tidaklah m engherank an bila k et iga waduk t ersebut menerima beban polusi yang cukup tinggi dari areal sekit arnya. Sebagai cont oh dari salah sat u t em p at p en yar i n g an l i m b ah d i Kot a Bandung saja, t erdet eksi kandungan logam berat Fe, Mn, Cu, Cr, Pb, dan Cd, sebanyak masing- masing 15,7 mg/ L; 0,25 mg/ L; 0,07 mg/ L; 0,12 m g/ L; 0,91 m g/ L; dan 0,06 m g/ L (Anonim , 1991). Waduk Saguling dan Cirat a terletak tidak jauh dari wilayah perkotaan, oleh karena it u dapat diasum sikan bahwa t ingkat pencem aran logam dalam air Waduk Saguling > Cirata > Jatiluhur. Hasil pemeriksaan pence-m aran lipence-m bah kot a, pencepence-m aran logapence-m berat d i p er ai r an wad u k j u g a t er g an t u n g p ad a b er b ag ai f ak t o r l ai n n ya, sep er t i f ak t o r geofisika, fisika, kimia, dan sosial.

Menurut Brot oisworo (1990), sekit ar 20% pupuk inorganik yang digunakan di sawah tercuci (terbawa) ke Waduk Cirata dan Saguling. Kandungan unsur nit rogen dan f osf or yang t inggi ini m em acu pert um buhan gulm a air Eichornia crassipes, Hydrilla verticillata, dan Salvinia molesta di ketiga waduk tersebut. Hal ini dapat m enyebabkan penurunan t ingkat pencem aran logam berat di suat u ekosist em akuat ik. Menurut Forst ner & Wit t m ann (1984) tanaman tinggi melalui akarnya dapat menye-rap unsur- unsur logam yang t erikat dalam sed i m en l eb i h b ai k d ar i al g a d an l u m u t . Pen g g u n aan sat u sp esi es t an am an ai r d i beberapa lokasi adalah cara yang baik unt uk memonitor tingkat pencemaran logam berat.

Faktor- faktor lain yang mendukung sekuen t ingk at pencem aran logam berat di k et iga wad u k t er seb u t ad al ah car a p el ak san aan pengelolaan perairan, int ensit as budi daya perikanan, dan t ingkat akt ivit as m anusia di sekitar ekosistem waduk.

KESIMPULAN

♦ Tingkat konsentrasi logam berat Mn, Cd, Cr,

Cu, Pb, dan Fe di tiga Waduk Saguling, Cirata, dan Jat iluhur m asih sesuai dengan baku mutu air untuk perikanan budi daya air tawar (Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001).

♦ Secar a p o t en si al t i n g k at p en cem ar an

residu logam berat di t iga waduk adalah seb ag ai b er i k u t : Ci r at a > Sag u l i n g > Jatiluhur.

♦ Tingkat konsentrasi logam berat Fe > Mn >

Cr > Pb > Cu > Cd.

♦ Jumlah residu logam berat dalam air < ikan <

(8)

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

1 1 0

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1991. Pengelolaan air limbah di Pusat Pengelolaan Limbah di Pasir Impun. Uni-versitas Pajajaran, Bandung. 27 pp. Ariesyadi, H.D. dan J.S. Slamet. 2000. Ekokinetika

t em b ag a d i p er ai r an st at i s. Jurnal Toksikologi. 1(1): 1—12.

Brot oisworo, I. 1990. Count ry Ex perience in River/ Lake Basin Management Focused on Wat er Qu al i t y. In st i t u t e o f Eco l o g y, Padjadjaran University, Bandung. 89 pp. Darmono. 1990. “Uptake of Cadmium and Nickel

in Banana Prawn merguiensis De Man”. Bull. Environmn. Contamin. Toxicol. 45(3): 320— 328.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pence-maran, Hubungannya dengan Toksikologi Sen yawa Lo g am . Pen er b i t Un i ver si t as Indonesia (UI- Press). p. 86—93.

Djuangsih, N. and H. Dalim. 1994. Preliminary st udy on t he environm ent al pollut ion in

the Citarum River basin, West Java, Indone-sia. Dalam: Environmetal Toxicology in South East Asia. Widianarko e. al. Eds. VU University Press, Amsterdam. p. 277—288. Forstner, U. and G.T.W. Wittmann. 1984. Metal pollution in The Aquatic Environment. 2nd edition. Springer- Verlag, Berlin- Heidelberg-New York. 1981. p. 271—318.

Kum ar, S. and S.C. Pant . 1994. Com parat ive effect s of sublet halpoisoning of Zn, Cu, and Pb on gonads of t he t eleost , Puntius conchonius. Tox.Letters. 23: 189—194. Sutamihardja, R.T.M. 2001. Kumpulan Makalah

(9)

Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ... (Sutrisno)

1

1

1

Appendix 1. Result of heavy metal residue measurement in the stations of the Saguling reservoir

M n Cd Cr Cu Pb Fe

Air (Water) 0.89

(0.57-1.21)

0.003 (0.57-1.21)

0.005 (0.002-0.008)

0.015 (0.01-0.02)

0.015 (0.01-0.02)

3.7 (3.74-3

Tanah (Sediment) 621 0.07 1.68 34 10.8 0.2

Air (Water) 0.19

(0.11-0.27)

0.008 (0.007-0.009)

0.003

(0.002-0.004) 0.01

0.035 (0.01-0.06)

0.13 (0.1-0

Tanah (Sediment) 388 0.14 1.99 37 6.1 0.9

Air (Water) 0.57

(0.52-0.62)

0.004 (0.003-0.005)

0.005 (0.008-0.12)

0.005 (0.00-0.01)

0.005 (0.00-0.01)

1.1 (0.62-1

Tanah (Sediment) 453 0.14 1.70 75 10.20 0.7

Air (Water) 0.19

(0.180-0.21) 0.001

0.013 (0.012-0.014)

0.005

(0.00-0.01) 0.01

0.1 (0.11-0

Tanah (Sediment) 463 0.11 0.46 50 3.1 0.5

Maroko

Dam

T ing kat resid u rat a-rat a d an kisaran (Aver a g e a n d r a n g e of r esid ue level) ( mg

Bongas

Bunder

Co nt o h

Sa m ple

St asiun

(10)

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

1

1

2

Lampiran 2. Hasil pemeriksaan residu logam berat di stasiun- stasiun Waduk Cirata

Appendix 2. Result of heavy metal residue measurement in the stations of the Cirata reservoir

M n Cd Cr Cu Pb

Tanah (Sediment) 698 0.08 1.22 42 17.8

Air (Water) 0.21

Tanah (Sediment) 1559 0.12 0.77 35 5.2

Air (Water) 0.15

Tanah (Sediment) 290 0.18 1.07 30 5.4

Air (Water) 0.12

Tanah (Sediment) 219 0.13 0.77 45 4.0

Air (Water) 0.12

Tanah (Sediment) 334 0.16 1.68 45 9.6

(11)

Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ... (Sutrisno)

1

1

3

Appendix 3. Result of heavy metal residue measurement in the stations of Jatiluhur reservoir

M n Cd Cr Cu Pb

Air (Water) 0.19 0.008 0.021 0.005 0.05

Tanah (Sediment) 1756 0.11 0.46 38 4.5

Air (Water) 0.26 0.005 0.016 0.005 0.03

Tanah (Sediment) 551 0.09 2.45 34 9.1

Air (Water) 0.09 0.007 0.009 0.005 0.03

Tanah (Sediment) 822 0.09 0.61 33 10.3

Air (Water) 0.06 0.006 0.008 0.005 0.2

Tanah (Sediment) 493 0.18 11.79 44 19.6

Air (Water) 0.17 0.007 0.025 0.005 0.02

Tanah (Sediment) 888 0.11 6.69 38 15.5

Air (Water) 0.08 0.004 0.0128 0.005 0.02

Tanah (Sediment) 652 0.08 6.89 37 13.7

Air (Water) 0.10 0.009 0.03 0 0.02

Tanah (Sediment) 220 0.11 12.4 38 31.7

Air (Water) 0.14 0.006 0.018 0.00 0.02

Tanah (Sediment) 399 0.11 17.15 30 22.3

Air (Water) 0.08 0.009 0.025 0 0.03

Tanah (Sediment) - - - -

-St asiun

St a t ion

Co nt o h

Sa m ple

T ing kat resid u rat a-rat a d an kisaran (Aver a g e a n d r a n g e of r esid ue le

Parungkalong

Sodong

Taroko

Barasbarat

Dam Jamaras

Karamba

Silalawi

(12)

J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115

1 1 4

I II III IV

Cd mg/ L 0.01 0.01 0.01 0.01 Cr mg/ L 0.05 0.05 0.05 1 Cu mg/ L 0.02 0.02 0.02 0.2

Fe mg/ L 0.3 - -

-Pb mg/ L 0.03 0.03 0.03 1

Mn mg/ L 0.1 - -

-Kelas ( Cla ss) Paramet er

Pa r a m et e r

Sat uan Un it

Lampiran 4. Baku mutu air untuk beberapa logam berat Appendix 4. Water quality standards for some heavy metals

Sum ber (Source):

Perat uran Pem erint ah Republik Indonesia Nom or 82 Tahun 2001 t ent ang Peng elolaan Kualit as Air d an Peng end alian Pencem ar an Government Regulation of the Republic of Indonesia, Number 82 Year 2001 on The Management of Water Quality And Pollution Control

Unsur/ Senyaw a Krust ase Ikan M anusia

Elem en t / Com poun d Cr ust a cea n s ( µg / L) Fish ( µg / L) Ma n ( mg / kg )

Cd++ [CdCl

2] 0.03-0.4 3 50-500

Cr++ [Cr

2(SO4)3] 0.03-0.1 1.2-200 500-5,000

Cu++ [CuSO

4] 0.08-0.8 0.03-0.8 8,000 mg

Fe++ [FeSO

4] 1.62-152 0.9-152 500-5,000

Mn++ 500-1,000 50-1,200 500-5,000

Pb++ [Pb(NO

3)2] 3-170 0.33-200 2,000

Lampiran 5. Batas toleransi konsentrasi beberapa unsur dan senyawa logam berat Appendix 5. Toxicological tolerance levels of some heavy metals and compounds

Sum ber (Source): Jung & Liebm ann dalam Forst ner & Wit t m ann (1981)

Lampiran 6. Kisaran umum konsentrasi logam dalam tubuh ikan Appendix 6. Common concentration ranges for heavy metals in fish

Sum ber (Source): Forst ner & Wit t m ann (1981)

Lo g am ( Met a l ) Kisaran ( Ra n g e ) ( µg / kg ) Jaring an t ub uh ( Org an)

Kadmium (Cadmium) (Cd) -

(13)

Lampiran 7. Komposisi umum unsur logam dalam sedimen dan tanah Appendix 7. Common elemental composition of sediments and soils

Sum ber (Source): Salom ons & Forst ner (1984)

Unsur ( Elem en t ) Kisaran ( Ra n g e ) ( mg / kg )

Gambar

Gambar 1. Lokasi pengambilan contoh air, lumpur, dan ikan di Waduk SagulingFigure 1.Sampling locations of water, mud, dan fish at Saguling reservoir
Gambar 2. Lokasi pengambilan contoh air, lumpur, dan ikan di Waduk CirataFigure 2.Sampling location of water, mud, and fish at Cirata reservoir
Gambar 3. Lokasi pengambilan contoh air, lumpur, dan ikan di Waduk Jatiluhur
Table 1.Heavy metals residue levels in the aquatic environment of the Saguling, Cirata, and Jatiluhur reservoirs

Referensi

Dokumen terkait

berinteraksi dan memberikan ruang yang luas kepada masyarakat/komite sekolah untuk ikut dalam perumusan program lanjutan yang telah direncanakan oleh kepala

Pengujian pada wahana UAV AMPHI- FLY Evo 1.0 terhadap frame, propeller udara, kamera, transmitter, GPS, baterai dan sensor accelerometer telah dilakukan dengan hasil

Data variabel Prestasi Belajar Konstruksi Bangunan I dalam penelitian ini diperoleh dari dokumen yaitu perolehan nilai mahasiswa dalam bentuk Daftar Penetapan Nilai

Banyak pasien dewasa pulih secara komplit dari infeksi VHB, namun 5-10% akan tidak total bersih dari virus akibat gagal memberikan tanggapan imun yang adekuat

Gouraud shading adalah bentuk pencahayaan dengan menganggap bahwa satu titik mempunyai tingkat pencahayaan yang sama sehingga setiap face mempunyai warna bergradiasi sejumlah

Sastrawan MPU tanggal 15 s/d 17 Oktober 2012 yang bertempat di Pendopo Candra Kirana Hotel Brongto Provinsi DI Yogyakarta 100 Sosialisasi Tari Walijamaliha dengan target

Kurikulum 2013 sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya, berfokus pada proses pendidikan yang memberi kesempatan lebih pada peserta didik untuk mengembangkan

Kesalahan yang dilakukan oleh notaris dalam Pasal 48 Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 30 Tahun 2014, tentang “perubahan terhadap isi akta dimana jika notaris pada saat membuat