• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KEPADATAN DAN ASOSIASI JENIS GASTR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI KEPADATAN DAN ASOSIASI JENIS GASTR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pendahuluan

memberikan kontribusi besar terhadap detritus organik yang sangat penting sebagai sumber energi bagi biota yang hidup di perairan sekitarnya. Gastropoda merupakan salah satu biota yang hidup di hutan mangrove, yang umumnya dikenal dengan nama keong, gastropoda termasuk dalam phylum molusca yang paling banyak akan jenisnya. Di Indonesia jumlah jenis gastropoda diperkirakan sebanyak 1500 jenis (Nontji, 2005)

Gastropoda pada hutan mangrove berperan penting dalam proses dekomposisi serasah dan mineralisasi materi organik terutama yang bersifat herbivor dan detrivor, dengan kata lain gastropoda berkedudukan sebagai dekomposer. Kehadiran gastropoda sangat ditentukan oleh adanya vegetasi mangrove yang ada di daerah pesisir. Kepadatan dan asosiasi gastropoda dipengaruhi oleh faktor lingkungan

setempat, ketersediaan makanan,

pemangsaan dan kompetisi. Tekanan dan perubahan lingkungan dapat mempengaruhi jumlah kepadatan jenis dan perbedaan pada asosiasi. (Suwondo dkk, 2006).

Gastropoda telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat terutama yang bermukim di daerah pesisir pantai baik sebagai bahan makanan, maupun bahan hiasan. Gastropoda juga merupakan sumberdaya laut yang bernilai ekonomis penting (Dharma,1988). Gastropoda yang bernilai ekonomis penting

contohnya Terebralia palustris dan

Telescopium sp untuk dimakan, Sedangkan gastropoda lain yang juga bermanfaat yaitu siput famili Muricidae yang memiliki

kelenjar yang dapat dibuat pewarna pakaian (Soemadihardjo dan Kastoro, 1977 dalam Kartawinata dkk, 1978).

Umumnya pantai Desa Dehe Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat ditumbuhi oleh hutan mangrove dengan keanekaragaman jenisnya. Hutan mangrove telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai kayu bakar, dan tebang habis, hal ini akan memberikan pengaruh pada keberadaan dari gastropoda. Bertitik tolak pada kondisi tersebut dan potensi hutan mangrove, maka perlu adanya studi asosiasi dan kepadatan Gastropoda pada hutan mangrove tersebut.

Gambar 1. Morfologi GastropodaSecara

Umum (Dharma, 1988).

METODOLOGI Tempat dan Waktu

Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada ekosisitem hutan mangrove di pesisir pantai Desa Sidangoli Dehe Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Agustus 2009.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini disajikan pada tabel berikut.

(3)

No. Alat dan Bahan

Sedangkan objek penelitian ini adalah semua spesises gastropoda yang ditemukan.

Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dilakukan saat air surut dengan metode transek kuadran. Pengambilan sampel dengan menggunakan 3 lintasan dan 3 kuadran dimulai dari arah laut ke darat, dengan ukuran kuadran 5 m x 5 m, dan jarak antara lintasan 20 meter (Gambar 2), (Abubakar, 2007). Setelah itu seluruh gastropoda yang berada pada permukaan substrat dasar setiap kuadrat dan pohon mangrove (akar, batang, ranting , dan daun) dikumpulkan. Pengumpulan yang berada pada pohon-pohon mangrove ini dibatasi pada ketinggian 0 – 2,5 meter, gastropoda yang diperoleh yang kemudian dimasukan ke dalam kantong plastic/wadah yang sudah diberi label, dan selanjutnya dibawah ke Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan untuk diidentifikasi dengan menggunakan buku petunjuk Dharma (1988).

Gambar 2. Desain penempatan kuadran pada lokasi penelitian

Sedangkan untuk parameter ligkungan yang diukur pada setiap lokasi penelitian yaitu suhu, salinitas, pH air , pH tanah dan pengukuran suhu.

Pengukuran suhu air dengan menggunakan thermometer yang dilakukan dengan cara mencelupkan thermometer kedalam permukaan air kemudian dibaca angka yang tertera pada alat tersebut. Sedangkan pengukuran salinitas dengan menggunakan handrefraktometer yang dilakukan dengan cara mengoleskan aquades pada kaca untuk membersikan dan membuat angka standar nol, kemudian air laut diambil dengan menggunakan pipet dan diteteskan pada kaca obyek, dan untuk memperjelas angka yang ditunjukan, arahkan pengamatan pada sumber cahaya. Untuk mengukur pH tanah digunakan Soil Tester, sedangkan untuk mengukur pH air digunakan pH meter. Pengukuran pH dilakukan dengan cara mencelupkanujung bawah ke dalam tanah (untuk pengukuran pH tanah) dan kedalam perairan (untuk pengukuran pH air), kemudian dibaca angka yang tertera pada skala alat tersebut. Parameter lingkungan dilakukan pada saat penarikan contoh dilakukan di setiap lintasan.

Teknik Analisis Data

Kepadatan Jenis Gastropoda

(4)

D = X

A = Luas areal yang terukur dengan plot (m2)

Asosiasi antar Jenis

Asosiasi antar jenis gastropoda dianalisis dengan menggunkan koefisien asosiasi secaraa kualitartif (Rondo 2001). Adapun langkah-langkah analisisnya yaitu :

1. Menyusun Hipotesis

a. Hipotesis Nol (H0) : Kedua

spesies independent atau bebas satu sama lain atau tidak ada asosiasi.

b. Hipotesis H1 : Ada asosiasi

2. Analisis statistik

Dalam analisis asosiasi digunakan tabel kontingensi 2 x 2 sebagai berikut: Table 2. Tabel kontingensi 2 x 2

Spesies A

a = Jumlah kuadran yang terdapat jenis A dan B

b = Jumlah kuadran yang hanya terdapat jenis A, tetapi B tidak

c = Jumlah kuadran yang hanya terdapat jenis B, tetapi A tidak

d = Jumlah kuadran yang kosong atau tidak terdapat jenis A, dan B

N = jumlah total kuadran

Untuk menguji asosiasi, jika kejadian A dan B independent, maka harus dihitung nilai harapan tiap sel kemudian dibandingkan dengan nilai observasi, maka

digunkan uji

χ

2 ( Chi-square) untuk menguji hipotesis tersebut.

X2 =

((

0

E

)

2

/

E

Dimana : 0 = Nilai pengamatan

(observed)

E = Nilai Harapan (Expented) Nilai haarapan untuk sel a, b, c, dan d dapat dihitung dengan formula :

Ea =

Susunan tabel kontigensi yang berisi nilai harapan

Tabel 3. Tabel kontigensi yang berisi nilai harapan

Spesies A Spesies B Jumlah

(5)

mempunyai derajat bebas 1 pada tingkat peluang 5% atau tingkat kepercayaan 95%, nilai

χ

2 = 3,84; dan pada peluang 1 % langkah berikutnya adalah mengetahui arah atau tipe asosiasi kedua spesies apakah berasosiasi positif atau negatif, jika hasil uji menyimpulkan ada asosiasi, maka kecendrungan asosiasi dapat ditentukan apakah positif atau negative. Mengikuti petunjuk Krebs (1972) dalam Rondo (2001)

V

=

ad

bc

[

(

a

+

b

) (

a

+

c

) (

b

+

d

) (

c

+

d

)

]

Keterangan :

V = koefisien asosiasi

Tingkat asosiasi dapat ditentukan dengan kriteria :

Jika nilai V positif (+), maka menunjukan adanya asosiasi positif

Jika nilai V negatif (-), maka menunjukan adanya asosiasi negatif

Jika nilai tingkat asosiasi nol (0), menunjukan tidak adanya asosiasi.

HASIL

Komposisi Jenis Gastropoda yang di temukan pada hutan mangrove Desa Sidangoli Dehe. ditemukan sebanyak 13 jenis gastropoda

yaitu: Clypeomorus moniliferus,

Clypeomorus coralium, Clypeomorus columna, Cerithium kobelti, Littorina scabra, Nerita albicilia, Telescopium telescopium, Tereblaria sulcata, Turbo breneus, Turbo Cidaris, Chicoreus capucinus, Nassarius reeanus, dan Trochus stellatus.

2. Jenis gastropoda yang memiliki

kepadatan individu tertinggi adalah Littorina scabra dengan nilai 0.31 Ind/m2 sedangkan jenis yang memiliki

kepadatan individu terendah adalah Chicoreus capucinus dengan nilai 0.02 Ind/m2 .

3. Adanya asosiasi positif dan asosiasi negatife. Asosiasi negative terlihat pada Chicoreus capucinus dan Littorina scabra dengan nilai -0,756. Sedangkan asosiasi positif terdapat pada Telescopium telescopium dan Turbo cidaris, Telescopium telescopium dan Nerita albicilia, Turbo breneus dan Turbo cidaris, Turbo breneus dan Nerita albicilia, Turbo cidaris dan

Clypeomorus moniliferus,

No Spesies Distribusi Habitat

Akar Batang Ranting Daun Substrat

1 Clypeomorus

1 Cerithiidae Clypeomorus moniliferus

2 Cerithiidae Clypeomorus coralium

3 Cerithiidae Clypeomorus columna

4 Cerithiidae Cerithium kobelti

5 Littorinidae Littorina scabra

6 Neritidae Nerita albicilia

7 Potamididae Telescopium telescopium

8 Potamididae Tereblaria sulcata

9 Turbinidae Turbo breneus

10 Turbinidae Turbo Cidaris

11 Muricidae Chicoreus capucinus

12 Nassarius Nassarius reeanus

(6)

Clypeomorus moniliferus dan Trochus stellatus, Clypeomorus moniliferus dan Nassarius reanus, Clypeomorus moniliferus dan Cerithium kobelti, Trochus stellatus dan Clypeomorus coralium, Trochus stellatus dan Cerithium cobelti, Trochus stellatus dan

Clypeomorus columna, Nassarius

reanus dan Cerithium kobelti,

Nassarius reanus dan Clypeomorus

columna, Cerithium kobelti dan

Clypeomorus columna

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, S. 2007. Komposisi dan distribusi Vertikal Gastropoda pada Ekosistem Hutan Mangrove di Kecamatan Oba Selatan kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara.

Budiman, A. 1997. Penelaan Beberapa Gatra Ekologi Moluska Bakau Indonesia Morowali Sulawesi Tengah dalam S. soemihardharjo (ed). Prosiding Seminar II Ekosistem Mangrove. Batu Raden. Hal 175-182.

Dharma, B. 1988. Siput dan kerang indonesia (indonesia Shells). Sarana Graha Jakarta.

Gurungeblog. 2008. Gastropoda.www

google .com

Hutabarat, S dan Evans. S. 1983. Pengantar Oceanografi. UI press. Jakarta Kartawinata, K, S. Adisoemarto, S.

Soemodiharjo dan I.G.M. Tantra, 1979. Prosiding Seminar Ekosistem Hutan Mengrove MAB-LIPI : 21-39. Krebs, C.J. 1989. Ekology : The

experimental Analisys of

Distribution and Abudance. Harper and Row, Publisher. New York. 678hal.

Kordi,G.H. 2000. Budidaya Ikan Laut. Dahara Pize. Semarang.

Laria Jamif .2007. Gastropoda. Blog pada WordPress.com.

Ludwing, J. A dan Reynolds 1988. Statistical Ekology. A Primer on Methods And Computing. A. Willey Interscience Publication New York. Nontji, 2002. Laut Nusantara.Edisi Kedua

Djambatan. Jakarta.

Nontji, 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nybakken, J.W.1988. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. PT.Gramedia. Jakarta

Nybakken, J.W.1992. Marine Biologi : An Ekological Approach. Harper and Row Publiser. New York.

Odum, D.A. 1971. Fundamental Of Ecology. Sounder Company Philadelphia, Tppan Company Ltd Odum, E.P.1996. Dasar-dasar Ekologi. Edisi

ketiga. Diterjemahkan oleh Ir. T. Samingan, Msc. Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta. Parinsi, A. 1997. Komunitas Molusca

(Gastropoda sub Kelas

Prosobranchia) di Daerah Rumput Laut Pantai Utara Minahasa, Skripsi Fakultas PErikanan dan Ilmu Kelautan, Unsrat, Maanado

Rondo M. 2001. Analisis Struktur Kominitas Biota Perairan. Jurusan MSP. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Unsrat. Manado

Rondo M. 2004. Metode analisis Asosiasi Interspesifik Biota Perairan. Jurusan MSP. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Unsrat. Manado

Soewignyo, 1989. Avertebrata Air. IPB, Bogor.

(7)

vol. 2(1):25-29, 2005. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau.

Gambar

Gambar 1. Morfologi Gastropoda SecaraUmum (Dharma, 1988).
Gambar 2. Desain penempatan
Tabel 3. Tabel kontigensi yang berisi nilai

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul”Analisis Fundamental Perusahaan Serta Penilaian Saham Dengan Metode Price Earning Ratio dan Price Book Value Dalam Rangka Menilai Harga Wajar

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan

Kesimpulannya, para orang tua dan pendidik perlu meghindarkan faktor penyebab timbulnya kemarahan pada anak-anak, lalu menerapkan metode yang telah diajarkan oleh

Aplikasi dapat digunakan untuk membantu pengguna (karyawan) dengan cara memindai ID yang akan ditempelkan pada masing-masing asset diakses dalam perangkat mobile yang digunakan

Arsitektur Ekologis yang diterapkan pada utilitas bangunan adalah melalui sistem penyediaan air bersih yang ramah lingkungan, sistem pengolahan air kotor dan

Dari hasil uji t yang terdapat pada Tabel 5, menunjukkan nilai signifikan harapan pelanggan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,000 < taraf signifikansinya

Hasil Simulasi Perambatan Gelombang Suara dengan Kedalaman Sumber Suara 25 m, Kedalaman Penerima 30 m, dan Frekuensi yang Digunakan 100, 1.000, 10.000, dan 50.000 Hz ( Shadow

Sedangkan data kuantitatif berupa perhitungan indikator penyimpanan yang meliputi Turn Over Ratio (TOR), persentase obat hampir kadaluarsa dan persentase obat