• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH AGAMA DAN MASYARAKAT. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH AGAMA DAN MASYARAKAT. docx"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya makalah yang berjudul “AGAMA DAN MASYARAKAT” sehingga tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan demi perbaikan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Agama dan Masyarakat dan bermanfaat bagi para pembacanya..

Akhir dari kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini.Semoga Allah SWT Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin..

Garut, Desember 2016

(2)
(3)

... 6

3.1.1 Hukum Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan ...

3.1.4 Wanita yang Haram Dinikahi

... 10

3.1.5 Wanita yang Baik untuk Dinikahi

... 11

3.1.6 Rukun dan Syarat Sah Pernikahan

(4)

3.2.1 Pengertian Masyarakat ... 15

3.2.2 Masyarakat Madani

... 16

3.2.3 Ciri-ciri Masyarakat Islam

... 17

BAB IV PENUTUP... 20

4.1 Kesimpulan

... 20

4.2 Saran

... 21

(5)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama di Indonesia terdiri dari keanekaragaman, ada Islam,Kristen ,Katolik, Hindu, Budha dan masih banyak bermacam- macam kepercayaan. Semuanya menjadi hidup yang berdampingan, salingtoleransi ,tepo sliro, saling menghormati antara satu yang lain begitu menyenangkan. Tetapi di akhir-akhir ini mulai menguat soal isu-isu keagamaan yang muncul ke permukaan, di mulai dari konflik internal sendiri di dalam agama tertentu maupun antar agama. Hal-hal yang seperti inilah yang seharusnya mendapatkan perhatian serius dan cepat tanggap oleh pemerintah untuk menyelesaikannya.Ini sangat riskan sekali jika terlambat untuk tidak cepat di atasi.

Perlu kita ketahui agama di Indonesia mencerminkan kepribadian seseorang yang menganutnya, jika diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari– hari serta kehidupan bermasyarakat sangatlah kuat, kebersamaan, pengorbanan dan banyak hal yang masih terkandung di dalamnya. Tak terbayangkan apa jadinya jika masalah yang sangat sensitive ini terlambat di atasi, lambat laut semakin menambah kesemrawutan masalah yang ada di Indonesia.

Pemerintah dan para pemuka agama di Indonesia perlu turun tangan untuk menyelesaikan konflik tersebut, agar di kemudian hari, masa depan Indonesia yang sedang hancur ini akan teratasi dan akhirnya menjadi Negara yang sangat damai tentram dan menyenangkan

1.2 Rumusan Masalah

(6)

2

1. Apa pengertian keluarga dan masyarakat menurut islam ? 2. Apa saja dasar pembentukan keluarga dalam islam? 3. Ciri-ciri dan sistem masyarakat islam ?

4. Bagaimana umat beragama hidup selaras berdampingan serta hidup bermasyarakat dengan baik?

1.3 Tujuan Perumusan Masalah

1. Untuk mengetahui dasar-dasar pembentukan masyarakat menurut islam. 2. Untuk mengetahui keluarga menurut islam seperti apa, dan bagaimana

cirri-cirinya.

3. Agar umat beragama menyadari dan memahami bahwa tuhan telah menciptakan manusia, dengan mandate kepada manusia untuk mengolah, menata, merawat dan memanfaatkan hasil ciptaan-Nya.

4. Agar umat manusia tahu bahwa mandat yang Tuhan berikan itu dilakukan secara bersama-sama

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pembaca atas pengetahuan lebih lanjut tentang Pancasila Sebagai Sitem Filsafat, yaitu: 1. Kita dapat mengetahui hubungan antara agama dan masyarakat

2. Kita dapat mengetahui system masyarakat menurut agama itu seperti apa, dan pengertian masyarakat itu sendiri menurut islam

3. Kita dapat mengetahui dasar pembentukan keluarga menurut islam.

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data sebagai bahan makalah ini ialah metode studi pustaka, yaitu dengan cara membaca buku dan mencari literature yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

1.6 Sistematika Penulisan

(7)

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan perumusan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan makalah.

1.6.2 BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas tentang kajian teori makalah yakni salah satunya konsep religi.

1.6.3 BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang dasar pembentukan keluarga dan masyarakat islam termasuk didalamnya seperti: Hukum Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan, Hikmah Pernikahan, Kriteria Memilih Jodoh, Wanita yang Haram Dinikahi, Wanita yang Baik untuk Dinikahi, Rukun dan Syarat Sah Pernikahan, Akibat (Hukum) Pernikahan, Kewajiban Mendidik Anak(Keluarga). Serta pembentukan masyarakat islam termasuk pengertian masyarakat dan keluarga menurut islam.

1.6.4 BAB IV PENUTUP

(8)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Religi

Dalam masyarakat yang sudah mapan, agama merupakan salah satu struktur institusional penting yang melengkapi keseluruhan sistim sosial. Akan tetapi masalah agama berbeda dengan masalah pemerintahan dan hukum, yang lazim menyangkut alokasi serta pengendalian kekuasaan. Berbeda dengan lembaga ekonomi yang berkaitan dengan kerja, produksi, dan pertukaran. Dan juga berbeda dengan lembaga keluarga yang mengatur serta memolakan hubungan antar jenis kelamin, antar generasi yang diantaranya berkaitan dengan pertalian keturunan serta kekerabatan (F’Odea, 1985: 1). Masalah inti dari agama tampaknya menyangkut sesuatu yang masih kabur serta tidak dapat diraba, yang realitas empirisnya belum jelas. Ia menyangkut dunia luar, hubungan manusia dengan dan sikap terhadap dunia luar itu, dan dengan apa yang dianggap manusia sebagai implikasi praktis dari dunia luar tersebut terhadap kehidupan manusia. Dalam kalimat sosiolog Itali Pareto (dalam F’Odea, 1985: 2), masalah ini menyangkut dengan apa yang disebut pengalaman transenden, yang mengartikan pengalaman atas kejadian yang ada sehari-hari dan yang dapat diamati atau penyaringan dan penanganan yang sistematis terhadap pengalaman secara ilmiah.

Durkheim (dalam F’Odea, 1985: 3) seorang pelopor sosiologi agama di Prancis mengatakan bahwa agama merupakan sumber semua kebudayaan yang sangat tinggi, sedang Marx (dalam F’Odea, 1985: 3) mengatakan bahwa agama adalah candu bagi manusia. Ini menjelaskan bahwa agama adalah seperangkat aktivitas manusia dan sejumlah bentuk-bentuk sosial yang mempunyai arti penting. Menurut Suparlan, agama adalah:

(9)

Seperangkat aturan dan peraturan yang menata hubungan manusia

dengan lingkungannya. Aturan-aturan tersebut penuh dengan muatan sistim

nilai, karena pada dasarnya aturan-aturan bersumber pada etos dan

pandangan hidup (Suparlan, 1981/1982: 86).

Dalam pembicaraannya mengenai agama, Koentjaraningrat cenderung membedakan penggunaan istilah agama, religi dan kepercayaan sebagai berikut:

Agama yang bisa kita pakai untuk menyebut semua agama yang diakui

secara resmi dalam negara kita, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu

Dharma, Budha Dharma, dan religi yang bisa kita pakai kalau kita bicara

tentang sistim-sistim yang tidak atau belum diakui secara resmi, seperti

Konghuchu, Sevent Day Advent, Gereja Pinster, Hindu dan segala macam

cabang kebatinan dan sebagaiannya (Koenjaraningrat, 1974: 142).

(10)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Dasar Pembentukan Keluarga dan Masyarakat dalam Islam

Dalam suatu masyarakat,unit terkecil adalah dimulai dari keluarga,yang paling sedikit terdiri dari suami dan istri,kemudian dari sepasang insan yang berlainan jenis kelamin ini akan dikarunia anak – anak yang merupakan generasi penerus bagi kehidupan manusia selanjutnya. Dan dari keluarga inilah suatu masyarakat akan terbentuk. Oleh karena itu Islam sangat mendambakan keluarga dan masyarakat yang harmonis,saling menyayangi, saling mengasihi serta saling bekerja sama dalam mewujudkan cita-cita sebuah masyarakat yang aman tentram dan damai.

Untuk mewujudkan hal itu, Islam mengawali pengaturan bagaimana membentuk sebuah keluarga yang ideal, yaitu disyari’atkan hukum perkawinan (munakahat).

3.1.1 Hukum Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan 1. Hukum Perkawinan ( Munakahat)

a. Pengertian Munakahat Secara Bahasa

Munakahat (nikah) menurut bahasa sehari – hari adalah berkumpul antara dua jenis kelamin yang berbeda.

b. Pengertian Munakahat Secara Istilah

Munakahat diambil dari kata nikah/nakaha yang artinya sebuah lembaga hukum yang mengatur dan mensyahkan hidup bersama antara pria dan wanita yang diikat dengan akad nikah dengan ijab dan qobul.

1) Pernikahan atau perkawinan disyari’atkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

a. Firman Allah SWT :

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim(bila kamu

(11)

mengawininya),maka kawinilah wanita – wanita lain yang kamu senangi,dua tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,maka kawinilah seorang saja, atau hamba sahaya yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat kamu tidak akan berbuat adil.” (QS An-Nisa :3).

b. As-Sunnah. Sabda Rasulullah SAW

“Wahai para pemuda,barang siapa yang sudah mampu kawin,maka hendaklah ia kawin,karena dengan kawin akan terjaga penglihatannya dan terpelihara kehormatannya. Dan barang siapa yang belum mampu untuk kawin,hendaklahberpuasa,karena sesungguhnya puasa itu sebagai perisai (benteng) baginya. (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).

Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist diatas maka disimpulkan hukum nikah adalah sunnah.

2) Hukum Nikah dilihat dari kondisi individunya a. Mubah atau boleh (selama tidak ada larangan).

b. Sunnah (bagi yang telah mampu secara mental dan material). c. Wajib (jika sudah cukup mental dan material serta

dikhawatirkan terjebak zina sebelum nikah).

d. Makruh (jika dilakukan oleh orang yang belum mampu memberi nafkah).

e. Haram (bagi yang berniat nikah hanya untuk menyakiti orang yang dinikahi)

2. Hukum Pinangan

(12)

8

kepada seorang perempuan, baik langsung maupun dengan perantara orang lain.

a. Hukum meminang adalah boleh tapi dengan syarat :

1) Tidak boleh meminang wanita yang yang sedang dalam pinangan laki-laki lain. Hukumnya haram. (HR Bukhari). 2) Tidak boleh meminang wanita yang dalam masa iddah

raj’iyyah. Hukumnya haram karena masih istri orang lain. 3) Meminang wanita yang masih dalam iddah bainah.

Hukumnya boleh asal dengan sindiran tidak terus terang.(QS Al-Baqoroh ayat 235).

3. Walimahan

Walimahan atau pesta perkawinan/resepsi/waliamtul arusy disyariatkan untuk mendeklarasikan agar orang – orang tahu pernikahan seseorang sehingga tidak ada keragu-raguan atas hubungan keduanya.

“ adakan perayaan sekalipun hanya memotong seekor domba” (HR Bukhari Muslim dari Abdurahman bin Auf).

3.1.2 Hikmah Pernikahan

1. Menjaga eksistensi manusia (meneruskan keturunan) Allah SWT berfirman :

“Wahai manusia,bertakwalah kepada Rabb kamu! Yang telah menciptakan kamu sekalian,dari diri yang satu,dan

darinya,menciptakan istrinya,dan dari keduanya,mengembangkan laki-laki dan perempuan yang banyak (QS An-Nisa :1).

2. Menjaga nasab (keturunan jelas).

3. Menyelamatkan masyarakat dari dekadensi moral.

4. Kerja sama suami Istri dalam membentuk Usrah (keluarga). 5. Menyelamatkan Masyarakat dari penyakit.

(13)

“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya, ialah Dia menciptakan untukmu,istri-istri dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya…….(QS Ar-Ruum :21).

7. Membangkitkan Rasa Keibuan dan Kebapakan. 3.1.3 Kriteria Memilih Jodoh

1. Pemilihan atas dasar agama. 2. Pemilihan atas dasar keturunan. 3. Bukan keluarga dekat.

4. Mengutamakan perawan (Gadis). 5. Mengutamakan wanita subur 6. Yang dapat menjaga jasmani.

“larilah kamu dari penyakit kusta,seperti kamu lari dari srigala.” (HR. Bukhari Muslim).

“Orang yang berpenyakit,janganlah menularkan penyakitnya kepada orang – orang yang sehat.(HR. Bukhari).

3.1.4 Wanita Yang Haram Dinikahi

Wanita yang selamanya haram tidak boleh dinikahi diantaranya karena:

1. Nasab(keturunan) 2. Hubungan Pernikahan 3. Karena sepersusuan

4. Karena jumlah (dalam maksud haram bagi laki-laki menjadikan wanita

5. Istri ke lima dalam satu kurun)

6. Karena ada hak orang lain ( haram menikahi istri orang lain) 7. Karena berbeda Agama (QS An-Nissa 23)

3.1.5 Wanita yang baik untuk Dinikahi

Dasar terpenting dalam memilih wanita untuk dinikahi antara lain:

1. Karena Agama ( Agama yang baik,kemuliaan akhlak,nama yang baik ,serta kesucian kehormatannya) QS AL-Baqoroh ayat 221. 2. Karena Harta (kecenderungan untuk bekerja,kreatifitas dan tolong

menolong) QS An-Nur ayat 34.

(14)

10

4. Karena Keturunannya (kemuliaan yang ada pada leluhur, kecerdasan, dan status sosial)

“Faktor pendorong seseorang untuk menikahi seorang wanita adalah empat,yaitu hartanya,keturunannya,kecantikannya serta agamanya. Maka hendaklah kamu menjadikan agama sebagai factor utama,(sebab jika tidak demikian) kamu akan sengsara” ( HR Muslim )

Sifat- sifat perempuan yang baik adalah : 1. Yang beragama dan menjalankannya.

2. Keturunan orang yang subur(mempunyai keturunan yang sehat. 3. Yang masih perawan.

3.1.6 Rukun dan Syarat Sah Pernikahan. 3.1.6.1 Rukun Nikah

1. Adanya calon suami dan calon istri. 2. Adanya aqad yaitu ijab dan qabul. 3. Adanya wali nikah

4. Adanya dua orang saksi. 3.1.6.2 Syarat-syarat Sah Pernikahan

1. Lelaki non muslim tidak boleh menikahi wanita muslimah. 2. Istri wajib beragama samawi.

3. Istri haruslah wanita yang halal dinikahi. 4. Niat nikah untuk selamanya.

5. Kerelaan dari calon istri. 6. Kerelaan wali.

7. Adanya dua orang saksi. 8. Mahar.

9. Kekufuan.

3.1.7 Akibat (Hukum) Pernikahan.

1. Kehalalan bersenang senang dan berhubungan kelamin antara suami istri.

(15)

3. Menjadi tetapnya hak mahar bagi istri sebagai miliknya.

4. Timbulnya hak dan kewajiban suami terhadap istri,istri terhadap suami.

5. Tetapnya nasab anak bagi suami.

6. Istri menjadi haram bagi laki – laki lain selama masih dalam ikatan perkawinan.

7. Menjadi tetapnya hak saling mewaris jika salah satu suami istri itu meninggal dunia

3.1.8 Kewajiban Mendidik Anak (Keluarga)

Agam islam menekankan pada kwalitas keluarga yang sesuai dengan nilai- nilai Islam seperti yang disinggung dalam Al-Quran “ Hai orang – orang yang beriman,peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu “ (QS At-Tahrim ayat 6).

Berikut adalah pandangan dan fungsi anak bagi manusia: 1. Anak sebagai perhiasan Dunia.

“Harta benda kami dan anak- anak itu adalah perhiasan hidup didunia” (QS Al-Kahfi ayat 46)

“Wahai Rabb kami,anugerahkanlah kepada kami (agar) istri kami dan anak cucu kami sebagai penyejuk pandangan mata kami” (QS Al-Furqon ayat 74)

2. Anak sebagai jaminan bagi orang tua di akhirat.

“Barang siapa memiliki tiga orang anak perempuan yang

dinafkahinya dengan baik sampai mereka menikah atau

meninggal dunia, maka naka- anak itu menjadi tabir baginya

di neraka “ (HR Al-Baihaqi)

3. Anak sebagai Aset masa depan umat.

“…..kawinlah kalian dengan wanita – wanita yang

(16)

12

memperbanyak umat diantara para nabi pada hari kiamat.(HR

Imam Ahmad dan Abu Hakim.)

Anak adalah amanah bagi kedua orang tua,maka dari itu kita sebagai orang tua bertanggung jawab atas amanah tsb. Rumah adalah sekolah pertama bagi anak – anak. Kumpulan dari sebuah rumah akan terbentuk suatu masyarakat.

Bagi anak sebelum mendapat pendidikan disekolah dan masyarakat terlebih dahulu dia akan mendapat pendidikan dirumah dan keluarga. Oleh karena itu peran dan tanggung jawab orang tua supaya nanti bisa menjaga dirinya,agamanya dalam masyarakat yang luas.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang

mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya…….

(QS An-Nisa ayat 9).

3.2 Pembentukan Masyarakat Islam 3.2.1 Pengertian Masyarakat

Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut “society” dari kata socius yang berarti berkawan. Dalam bahasa arab masyarakat berasal dari kata “syirk’ yang artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk aturan hidup,yang bukan disebabkan oleh manusia perseorangan,melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.

(17)

diketahui pertama melalui kelakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir,dan kedua melalui pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri.

Agama dalam kaitannya dalam masyarakat,mempunyai dampak positif berupa daya penyatu (sentripetal) dan dampak negative berupa daya pemecah (sentrifugal). Agama yang mempunyai system kepercayaan dimulai dengan penciptaan pandangan dunia baru yang didalamnya konsepsi lama dan pelembagaanya bisa kehilangan dasar adanya.

Keberadaan agama tetap harus dilihat peranan positifnya dalam membangun masayarakat sebab agama dihadirkan kepada umat manusia untuk petunjuk, dan kalau konflik itu ada,jadikanlah rahmat bagi penganutnya.

3.2.2 Masyarakat Madani

Masyarakat Madani dari pandangan teori Ibnu Khaldun[15],dapat mewujudkan ketaqwaan dengan alasan karena dapat memisahkan antara sakral dan bukan sakral, sehingga dengan perilaku sekurel ini mereka dapat mewujudkan ketaqwaan yang hakiki seperti yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.ketika membangun masyarakat madinah.

Teori Ibnu Khaldun ini berpedoman kepada Al-Qur’an yang artinya :

(18)

14

(ayat-ayat Kami), maka Kami (Allah) siksa mereka disebabkan perbuatannya . (QS Al-A’raf ayat 96).

Secara umum pada dasarnya konsep masyarakat madani adalah sebuah tatanan komonitas masyarakat yang mengedepankan toleransi,demokrasi,berkeadapan serta menghargai akan adanya perbedaan untuk mencapai titik persamaan serta tidak bertentangan dengan nilai – nilai agama.

3.2.3 Ciri-ciri Masyarakat Islam

Ada beberapa ciri atau sendi pokok masyarakat islam yang disebut dalam Al-Qur’an :

1. Islam adalah Persaudaraan.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,karena itu

damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan

bertakwlah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.(QS

Al-Hujurat ayat 10).

“Seorang mukmin dengan mekmin yang lain laksana bagian satu

bangunan yang saling mwngokohkan bagian bangunan yang lain.

(HR. Muslim).

2. Masyarakat islam adalah persamaan (musawah).

“Wahai manusia, Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan perempuan ,kemudian Kami jadikan kamu

berbangsa – bangsa dan bersuku – suku agar kamu saling

mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha

(19)

3. Islam adalah Toleransi.

“ Untukmu Agamamu, dan untukku Agamaku (QS Al-Kafirun ayat

6).

“ Tidak ada paksaan dalam menganut agama

(Islam),sesungguhnya telah jelas (perbedaan )antara jalan yang

benar dengan jalan yang sesat. (QS AL-Baqoroh ayat 256). 4. Islam adalah amar ma’ruf nahi munkar.

“menganjurkan berbuat baik mencegah berbuat jahat”. 5. Musyawarah

“ Dan bagi orang orang yang mematuhi seruan Tuhan dan

melaksankan sholat,sedang urusan mereka(diputuskan)dengan

musyawarah antara mereka…..(QS Asy-Syura ayat 38).

“……dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu……

(QS Ali ‘Imran ayat 159).

6. Masyarakat Islam adalah keadlian dan menegakkan keadilan. “Wahai orang – orang yang beriman! Jadikanlah kamu penegak keadilan,menjadi saksi karena Allah, …….(QS An-Nisa’ ayat 135).

“Wahai orang – orang yang beriman ! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah,(ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencian kamu terhadap suatu kaum,mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah.Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,sungguh Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Maidah ayat 8)

7. Keseimbangan

(20)

16

Ciri – ciri diatas adalah ciri–ciri masyarakat yang ideal yang ditentukan oleh Allah dan dijelaskan oleh Nabi–Nya.

Bagaimana kenyataannya sekarang adalah soal lain yang justru menarik untuk kita kaji dan kita instropeksi baik dari segi masyarakat muslim sendiri maupun dari dari orangnya.

Masyarakat Islam adalah pergaulan hidup umat Islam mengamalkan agama dan ajaran Islam sesungguhnya, sedang masyarakat muslim dalam pergaulan hidup manusia yang beragama Islam atau mengaku Islam, tetapi tidak atau belum mengamalkan agama dan ajaran Islam sebagai mana mestinya.

(21)

PENUTUP

4.1 Kesimpulan.

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat,dengan kata lain adanya masyarakat dimulai dari sebuah keluarga. Untuk mewujudkan masyarkat yang baik menurut ajaran Islam atau dengan kata lain masyrakat yang islami, perlu di awali dari sebuah pembentukan keluarga yang baik pula,yaitu pembentukan keluarga secara islami.

Pembentukan keluarga dalam masyarakat Islam dimulai dari perkenalan secara Islam(Ta’aruf) sampai dengan mendidik anak (Keluarga) secara islami sebagaimana yang disyariatkan ataupun dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad SAW.

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dicita-citakan,sedang masyarakat muslim adalah kenyataan. Yang perlu diusahakan adalah mengembangkan masyarakat muslim menjadi masyarkat Islam. Caranya dengan memasyarakatkan agama dan ajaran Islam secara baik dan benar agar terbentuk pola pikir ,sikap, dan tingkah laku Islami dalam masyarakat.

Oleh sebab itu, ada beberapa peran yang bisa dilakukan agama,bukan berarti agama adalah pribadi yang bisa melakukan sesuatu, melainkan peran yang dilakukan oleh institusi agama atau umat beragama, terutama mereka yang berfungsi sebagai pemimpin – pemimpin keagamaan. Karena banyak peran agama dan umat beragama dalam lingkup agamanya serta pada masyarakat.

4.2Saran

(22)

Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf sebelumnya apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin….

(23)

Rhafiz, Eza.Makalah Pendidikan Islam.27 Desember 2016.

http://eza-rhafiz.blogspot.co.id/2012/06/makalahpendidikan-agama-islam-agamadan.html

Aminullah, Dinda.Dasar Pembentukan Keluarga Islam.27 Desember 2016.

Referensi

Dokumen terkait

In- ternumat Islam adalah bagian-bagian dari struk- tur sosial masyarakat yang memeluk agama Is- lam, dan kaitannya dengan masyarakat muslim atau umat Islam sebagai

Agama Islam adalah agama yang sangat mementingkan ajaran akhlaq, dalam kehidupan di dunia ini, manusia bukanlah makhluk individual yang hidup sendirian tetapi manusia

Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin ternyata telah menunjukkan bagaimana setiap muslim harus bertindak dan mempunyai kepribadian. Sesungguhnya banyak orang yang

Esensi dari Qs.Al-Ahqaf ayat 15-16 adalah: Ajaran Islam mengajarkan kepada manusia khususnya umat muslim untuk berbakti dan berperilaku baik kepada kedua orangtuanya, Setiap

Dengan begitu, keyakinan akan eksistensi Islam sebagai agama hingga akhir zaman meski dalam fase hidup yang telah memasuki era yang mutakhir, akan terus tertanam dalam benak

Tujuan pendidikan agama Islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap manusia atau umat Islam. Implementasi pendidikan bertujuan untuk memanusiakan manusia, memuliakannya

Itulah sebabnya Islam disebut agama yang rahmat dan al'amin karena Islam hadir ke dunia membawa karunia yang amat berarti bagi manusia bukan saja umat bagiuma Muslim tapi

Demikian indah bayangan masing-masing pemeluk agama, sekiranya manusia mengamalkan ajaran agama secara benar, tidak hanya sebatas level agama simbolik, tetapi seharusnya telah mengarah