PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KABUPATEN GORONTALO UTARA
(STUDI KASUS PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO UTARA)
Anggraeni S. Madjham Sahmin Noholo Lukman Pakaya
Program Studi S1 Akuntansi Jurusan Akuntansi, Fakulktas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo
Jln. Jendral Sudirman No. 6, Kota Gorontalo Telp. : (0435) 821125-821752 Fax: (0435)821752
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh system pengendalian intern terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada DPPKAD Kabupaten Gorontalo Utara. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pegendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Koefisien determinasi menunjukan besarnya pengaruh sistem pegendalian intern berpengaruh terhadap terhadap kualitas laporan keuangan adalah sebesar 63.8%.
Kata Kunci: sistem pengendalian intern, kualitas laporan keuangan
PENDAHULUAN
akuntabilitas, pemerintah daerah diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan.Sebagaimana di ungkapkan oleh Mardiasmo (2004: 36).Salah satu alat untuk memfasilitasi terciptannya transparansi dan akuntabilitas publik adalah melalui penyajian laporan keuangan pemerintah daerah yang konfrenshif.
Laporan keuangan tersebut pada dasarnya merupakan asersi atau peryataan dari pihak manajemen pemerintah daerah yang menginformasikan kepada pihak lain. Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama suatu periode pelaporan.Laporan keuangan mengandung informasi bagi pemakai yang berbeda-beda, seperti anggota legislatif, kreditor,karyawan dan masyarakat umum.Para pemakai laporan keuangan tersebut membutuhkan keterangan kebijakan akuntansi terpilih sebagai bagian dari informasi yang dibutuhkan, untuk membuat penilaian, keputusan keuangan dan keperluan lainnya.
Permasalahan akuntabilitas publik bias muncul apabila pemerintah daerah tidak mampu menyajikan informasi mengenai kinerja pemerintah secara relevan, handal, sederhana, dan mudah dipahami oleh masyarkat sebagai konstituennya. Di sisi lain, permasalahan juga bias muncul apabila masyarakat tidak memahami laporan kinerja yang disajikan oleh pemerintah. Terhadap kemungkinan ini, pihak penyaji laporan keuangan tidak bisa dengan serta merta menyalahkan masyarakat tidak mampu memahami laporan keuangan pemerintah, karena pada umumnya publik membuhtuhkan informasi yang sederhan dan langsung menyangkut kepentingan mereka.
laporankeuangan pemerintah daerah harus mempunyai beberapa karakteristik kualitatifyang disyaratkan.Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukurannormatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.
Untuk dapat bermanfaat bagi para penggunanya, laporan keuangan harus memiliki empat karakteristik kualitatif pokok,berdasarkan SAP (2010: 25) keempat karakteristik tersebut merupakan persyaratan normatif yang diperlukan agar lapran keuangan pemerintah dapat memenihu kualitas yang di kehendaki karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Laporan keuangan harus menggunakan bahasa dan istilah yang dapat dipahami oleh para penggunanya agar tidak terjadi interpretasi yang salah atas laporan keuangan. Laporan keuangan harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang relevan adalah laporan keuangan yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Laporan keuangan juga harus disajikan secara jujur dan wajar, bebas dari bias, dan tidak menyesatkan sehingga dapat diandalkan. Selain itu, laporan keuangan harus lengkap dan netral, tidak memihak kepada siapapun. Kemudian, laporan keuangan harus dapat dibandingkan antar periode maupun antar perusahaan agar pengguna dapat mengidentifikasi tren posisi dan kinerja keuangan perusahaan.
IDENTIFIKASI MASALAH
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Tahun 1994 Committee of American institute of Accountants (sekarang bernama The American Institue Of Certified Publik Accountant Atau AICPA) mendefinisikan pengertian pengendalian intern sebagaimana dikutip oleh Bastian (2009: 51) pengendalian intern rencana organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinasi yang dianut perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong diataatinnya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Menurut Mahmudi (2010: 20) pengertian sistem pengendalian intern adalah proses yang integral dari tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen (eksekutif) dan jajarannya untuk memberikan jaminan atau keyakinan memadai atas tercapainnya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap peratura perundang-undangan. Adapun tujuan dibangunnya sistem pengendalian intern adalah
 Untuk melindungi asset (termasuk data) Negara
 Untuk memelihara catatan secara rinci dan akurat
 Untuk menghasilkan informasi keuagan yang akurat, relevan dan andal
 Untuk menjamin bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku (Standar Akuntansi Pemerintah/SAP).
 Untuk Efisiensi dan Efektivitas Operasi
 Untuk Menjamin ditaatinya kebijakan manajemen dan peraturan perundangan yang berlaku.
keseluruhan komponen. Sedangkan komponen informasi dan komunikasi merupakan saluran (channel) terhadap tiga komponen pengendalian lainnya. Mahmudi (2010: 20-22) adapapun komponen sistem pengendalian intern pemerintah, terdiri atas lima komponen yaitu:
 Lingkungan Pengendalian
 Penilaian Resiko
 Kegiatan Pengendalian
 Informasi dan Komunikasi
 Pemantauan
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
Laporan keuangan dibuat untuk memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dalam suatu periode sebagai gambaran dari kinerja entitas yang bersangkutan.Laporan keuangan pemerintah daerah yang komprehensif dapat menjadi fasilitas dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik.Laporan keuangan pemerintah daerah setidaknya terdiri dari neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan laporan surplus/defisit. Bagi pihak eksternal, laporan keuangan pemerintah daerah yang berisi informasi keuangan daerah akan digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Sedangkan bagi pihak intern, laporan keuangan digunakan untuk penilaian kinerja, (Mardiasmo, 2004:37).
sumber utama pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian, (SAP 2010: 20).
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang berisi informasi keuangan. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak internal mapupun pihak eksternal. Dilihat dari sisi manajemen pemerintah (pihak internal), laporan keuangan merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi.Sedangakan dari sisi pemakai ekternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban dan sebagai dasar untuk pengambilan kputusan, (Mahsun, 2006: 123).
Adapun tujuan dari pembuatan laporan keuangan pemerintah menurut Mahsun (2006: 123-124) adalah sebagai berikut:
 Kepatuhan dan pengelolaan
 Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif
 Perencanaan dan informasi otorisasi
 Kelangsungan Organisasi
 Hubungan masyarkat
 Sumber fakta dan gambaran
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
Kualitaslaporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perludiwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya, (SAP, 2010: 245). Menurut Mahmudi (2010:11-12) laporan keuangan yang disajikan pemerintah daerah dinilai berkualitas apabilia memenuhi ciri-ciri berikut:
 Relevan
 Andal
 Dapat Dibandingkan
KERANGKA PEMIKIRAN
Pada dasarnya pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan dan di rancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu, a) efektifitas dan efisiensi operasi, b) keandalan laporan keuangan, c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku menurut Coso dalam Bastian (2009).
TEKNIK ANALISA DATA
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variable terikat (kualitas laporan keuangan) dan satu variable independen (Sistem pengendalian Intern). Model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah :
Y : Variabel dependen (kualitas laporan keuangan) X : Variabel independen (Sistem pengendalian Intern) b : Angka arah atau koefisien regresi
a : Intercept atau konstata
Untuk kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa computer berupa software dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows version 16 dan Microsoft exel 2007.
TEKNIK PENELITIAN
Menurut Arikunto (2006), teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data. Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada pegawai Dinas Pendapatan, Pengeloaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo Utara.
PROSEDUR PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN
Penggunaan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan, maka diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan yang telah teruji validitas dan realiabilitasnya, otomatos hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel.
UJI VALIDITAS INSTRUMEN
Dimana:
R hitung = Koefisien Korelasi ∑Xi = Jumlah Skor Item
∑Yi = Jumlah Skor Total (seluruh item)
n = Jumlah Responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
Dimana:
t = Nilai t-hitung
r = Koefisien Korelasi hasil r-hitung n = Jumlah Respoden
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) kaidah keputusan: Jika, thitung > ttabel berarti Valid, sebaliknya
thiutng < ttabel berarti tidak Valid
UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
dalam kisaran 0,70 adalah dapat diterima, dan lebih dari 0,80 adalah baik”.(Uma Sekaran, 2006:182).
HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ditemukan adanya bukti yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara sistem pengendalian intern dengan kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Gorontalo Utara pada Dinas Pendapatan Pengelolaan keuangandan asert Daerah Kabupaten Gorontalo Utara. Hal ini dibuktikan dengan hasil regresi sederhana dibuktikan dengannilai signifikan yang diperoleh dibawah α =0,05yaitu0.000 dan dengan perbandingan nilai ttabel dan nilai thitung, dimana nilai ttabel pada α = 0,05 yaitu sebesar 1,693 dan thitung pada α = 0,05 yaitu sebesar 7,506 yang berarti bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel, makadapatdikatakan terdapat sistem pengendalian intern terhadapkualitaslaporan keuangan pemerintah pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo Utara.Oleh karena itu hipotesis yang berbunyiterdapatpengaruhsistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo Utara terbukti dan diterima.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara (studi kasus pada DPPKAD Kabupaten Gorontalo Utara), maka dapat disimpulkan
1. Berdasarkan pengujian hipotesis membuktikan bahwa terdapat pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah, sebagaimana ditinjau dari hasil uji t dengan membandingkan niiat ttabel sebesar 1,693 dan thitung pada sebesar 7,506 yang berarti bahwa thitung lebih besar darittabel.
2. Sedangkan koefisien regresi dalam penelitian ini menunjukan arah postif sehingga dapat dikatakan bahwasemakin baik sistem pengendalian intern pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gorntalo Utara maka kualitas laporan keuangan juga akan semakin meningkat. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau R square diperoleh sebesar 0,638 atau dengan kata lain bahwa besarnya pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kulaitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Dinas Pendapatan Dan pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Gorntalo Utara adalah sebesar 63,8%.
SARAN
tinggi dari BPK maka diperlukan peningkatan penerapan sitem pengendalian intern terutama pada sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja dan stuktur Pengendalian intern.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas objek penelitian dengan memperluas lokasi penelitian dan memperluas objek penelitian yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern dan kualitas laporan keuangan.
PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineke Cipta, Jakarta.
Bastian Indra.2009. Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia .BPFE. Yogyakarta Darise Nurlan. 2009. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta : PT. Indeks
Iqbal Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistika. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Mahmudi. 2010. Analisa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Edisi Kedua. UPP STIM YPKN. Yogyakarta
Sektor Publik.
Mustika, Febrina. 2011. Peranan Audit Internal Dalam Meningkatkan Kualitas Laporan Keuangan Melalui Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Intervening. Skirpsi UPI.
Pakaya.Rifkypernanda.2011. Pengaruh Dinemsi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Daerah.Skripsi FEB UNG.