Pengambilan Keputusan Penanganan Pasien Melalui Data Rekam Medis yang Disimpan pada Cloud Computing
Abstraks
Paper (tulisan) ini menjelaskan mengenai keamanan jaringan pada sebuah sistem mHealth dimana sistem ini bermanfaat dalam mendukung keputusan dokter dalam menangani pasien. Dalam proses penanganan pasien ini, sistem akan terhubung dengan DMR pasien dan akun mHealth pasien yang berisikan data kondisi pasien yang terdeteksi oleh BAN. BAN adalah alat body area network yang dapat memeriksa keadaan pasien tanpa harus pasien tersebut pergi ke rumah sakit terlebih dahulu. Cara kerja BAN menggunakan jaringan. Teknologi yang menggunakan teknologi jaringan rentan pada situasi kebocoran data, data hilang, dsb. Oleh karena itu, mencegah kebocoran informasi yang tidak diinginkan dan informasi ilegal harus sangat penting untuk merancang sistem mHealth yang pintar dan mobile medis asisten sistem.
Untuk memastikan data-data pasien tersimpan aman maka sistem mHealth ini didukung oleh teknologi cloud computing. Teknologi cloud computing diketahui aman menyimpan data karena data tidak tersimpan hanya dalam 1 server dan itu sangat mengamankan data dari ancaman bencana alam. Dengan demikian sistem akan membantu dokter mengambil keputusan yang mendekati tepat untuk penanganan pasien dari jarak jauh.
I. Latar Belakang
Teknologi informasi menjadi bagian yang sangat penting saat ini. Berbagai bidang sepertinya telah menggunakan teknologi informasi untuk memudahkan proses-prosesnya. Salah satu bidang yang telah menerapkan teknologi adalah kesehatan. Pada umumnya, dari penggunaan e-health atau electronic health dalam “Proceedings of APEC e-Health Seminar 2008” terdapat 10 manfaat yang dapat diperoleh:
Pengingkatan efisiensi dan penurunan, biaya
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
Pembuktian melalui evaluasi ilmiah (evidence based)
Pemberdayaan pasien dan konsumen
Mendorong terjadinya hubungan yang lebih baik antara pasien dan tenaga kesehatan
Pendidikan bagi tenaga kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat
Mendorong tumbuhnya komunikasi dan pertukaran informasi antar lembaga pelayanan kesehatan
Masalah etika (practice, informed consent, privacy, equity)
Masalah kesetaraan (pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat)
Macam-macam penggunaan e-health dapat diimplementasikan dalam telemedicine, telenursing, mHealth, DMR (Digital Medical Record) atau EMR (Electronic Medical Record), dan sebagainya. Dalam mengakses DMR berbagai resiko dapat terjadi, salah satu resiko yang sangat berpengaruh dalam pengaksesan DMR adalah keamanan. DMR merupakan data rekam medis pasien yang kerahasiannya harus terjaga.
Pada paper ini akan dibahas proses bisnis mengenai DMR, dimana DMR akan disimpan pada database cloud computing, dan dapat di akses menggunakan berbagai device. Merujuk pada paper yang kami analisis, akses ke DMR menggunakan aplikasi yang disebut mHealth. Kemanan informasi pada DMR sangat dibutuhkan untuk mencegah adanya kebocoran informasi ilegal yang tidak diinginkan. Akses ke database DMR dibatasi untuk pasien dan dokter utama saja
II. Tujuan
Mempermudah pengambilan keputusan mengenai penanganan pasien yang sesuai dengan data rekam medis pasien yang bersangkutan dengan infrakstruktur yang di desain dengan tingkat keamanan yang baik serta dapat di akses dari mana saja oleh pihak yang berwenang (seperti dokter, perawat & pasien).
Memberikan keamanan bagi data pasien agar tidak terjadi kebocoran ke pihak yang berwenang.
Memberikan keamanan bagi data dari peristiwa alam yang tidak terduga yang bisa membuat data rusak atau hilang.
III. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses bisnis dan alur infrastruktur yang terjadi pada sistem ini? 2. Bagaimana alur kinerja sistem dalam menghasilkan keputusan untuk menganani
IV. Landasan Teori 4.1 mHealth
Pengertian mHealth merupakan peningkatan ide smart mobile dari sistem eHealth, yang membahas perubahan bagaimana kita mengakses informasi kesehatan dan membawa layanan kesehatan langsung ke ruang pribadi pengguna. Sistem smart mHealth dapat langsung meningkatkan kualitas kehadiran medis, misalnya, memungkinkan diagnosis jarak jauh dan telemonitoring rehabilitasi pasca-operasi dan pengawasan tanda vital permanen di lingkungan yang familiar.
4.2 Cloud Computing
Pengertian Cloud Computing yaitu gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet. Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya.
4.3 Body Area Network (BAN)
Body Area Network, jaringan nirkabel area tubuh (WBAN) atau jaringan tubuh sensor (BSN) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aplikasi perangkat komputer yang dapat dipakai. Hal ini akan memungkinkan komunikasi nirkabel antara beberapa miniatur unit sensor tubuh (BSU) dan tubuh unit pusat tunggal (BCU) dikenakan pada tubuh manusia.
Perkembangan teknologi WBAN dimulai sekitar tahun 1995 dengan mempertimbangkan jaringan wilayah pribadi nirkabel (WPAN) teknologi untuk komunikasi pada, di dekat dan di sekitar tubuh manusia. Kemudian sekitar tahun 2001, WPAN dinobatkan sebagai jaringan tubuh daerah (BAN) untuk mewakili komunikasi di dalam dan dekat tubuh saja. Sebuah sistem WBAN dapat menggunakan teknologi nirkabel WPAN sebagai gateway untuk mencapai lebih lama rentang.
Sebuah jaringan BAN di tempat pada pasien dapat mengingatkan rumah sakit, bahkan sebelum mereka mengalami penyakit (seperti serangan jantung), melalui perubahan ukur dalam mereka tanda-tanda vital.
4.4 Data Medical Record
Rekam kesehatan (health record) kumpulan data keadaan kesehatan individu yang mendapat pelayanan kesehatan, meliputi data sosial pasien, catatan imunisasi, hasil pemeriksaan fisik sesuai dengan penyakit dan pengobatan yang diperoleh selama mendapat pelayanan kesehatan (Health Information Management, Edna K. Huffman, 1999 dalam Kep Men Kes RI no. 377 tahun 2007)
V. Hasil dan Analisa 5.1 Model Bisnis
Model bisnis yang dibuat adalah sebagai berikut :
Pasien yang mengalami sakit akan memasukkan gejala-gejala atau keluhan-keluhan yang mereka alami dan disimpan ke database DMR, mulai disini, akan dilakukan proteksi terhadap keamanan jaringan.
Database DMR yang tersimpan pada cloud computing menerima masukan mengenai keluhan pasien, akan mengirimkan ke dokter / perawat yang telah dituju. Disini jaringan juga diproteksi untuk keamanan dalam akses DMR.
Dokter akan menganalisis data mengenai gejala-gejala atau keluhan-keluhan pasien tersebut.
Dihasilkan rekam medis mengenai kesehatan pasien setelah dianalisa oleh dokter.
Disinilah letak pengambilan keputusan penanganan pasien berkaitan gejala-gejala atau keluhan-keluhan yang telah disimpan di database DMR, untuk ditindaklanjuti apakah perlu penanganan khusus atau hanya memberikan pengobatan biasa (solusi berbentuk saran).
Apabila perlu penanganan khusus, maka dokter / perawat akan mengirimkan mobil emergency (ambulance) untuk penanganan pasien gawat darurat.
Gambar 5.1 - BPMN Model Bisnis
5.2 Alur Infrastruktur
Pasien dilengkapi dengan beberapa perangkat pemantauan compliant bluetooth dan node sensor, mencakup area Body Area Network ( BAN ). Penginderaan BAN harus memenuhi tugas sebagai berikut : pemantauan tekanan darah dan detak jantung , lokalisasi dalam ruangan dan terdeteksi. BAN terhubung melalui Bluetooth ke smartphone pasien, yang dengan sendirinya mengirimkan data melalui jaringan GRPS/3G ke Carrier Internet Gateway. Sebuah cloud database computing yang meyimpan data rekam medis pasien dihubungkan dengan jaringan internet, menyediakan akses ke riwayat kesehatan pribadi yang sensitif milik pasien. Untuk tindakan selanjutnya, DMR dalam skenario ini terdiri dari entri solusi penyakit dan spesialisasi penanganan gawat darurat pasien.
5.3 Proses Pengambilan Keputusan Melalui Sistem
Sistem mHealth ini akan membantu dokter dalam mengambil keputusan penanganan pasiennya, tanpa harus sang pasien datang terlebih dahulu ke rumah sakit. Adapun alur prosesnya sebagai berikut:
a. Pasien mendeteksi penyakitnya menggunakan BAN.
b. Kemudian BAN akan memeriksa kondisi pasien dan kondisi yang telah dideteksi oleh BAN dikirimkan ke smartphone melalui Bluetooth.
c. Data BAN diterima oleh smartphone, kemudian dari smartphone akan mengirimkan data pasien melalui jaringan internet ke alamat url dokter.
d. Setelah data diterima oleh dokter, dokter akan mengakses DMR pasien tersebut yang tersimpan dalam cloud computing.
e. Dokter mulai menganalisis kondisi pasien dengan melihat DMR pasien dan kondisi yang dikirimkan pasien melalui BAN tadi.
f. Setelah itu dokter dapat menyimpulkan pasien tersebut mengalami penyakit apa dan memutuskan penanganan yang pas untuk si pasien.
g. Jika pasien mengalami penyakit yang cukup parah sehingga mengharuskan untuk dirawat, dokter akan mengirimkan ambulance untuk menjeput pasien. h. Dokter akan mengirimkan notifikasi ke bagian ambulance melalui sistem.
i. Ambulance menerima notif, kemudian menentukan jarak tercepat untuk menuju rumah pasien.
j. Setelah itu dokter akan menghubungi pasien dan mengatakan pasien akan segera dijemput oleh ambulance rumah sakit.
k. Jika keadaan pasien tidak terlalu mengkhawatirkan, dan hanya membutuhkan saran dokter, Dokter hanya cukup mengirimkan sarannya ke pasien.
Gambar 5.3 – Proses Pengambilan Keputusan
5.4 Desain Interface Sistem …..
VI. Kesimpulan
terserang bencana alam dan lain sebagainya. Sehingga DMR akan tersimpan aman dan dapat membantu pengambilan keputusan untuk penanganan pasien.
VII. Daftar Pustaka
[1].Shah Jahan Miah. A Demand-Driven Cloud-Based Business Intelligence for Healthcare Decision Making. Information Systems Discipline, College of Business, Victoria University, Melbourne, Australia
[2].Arga, Berryl. Jenis Jenis Jaringan Komputer.