• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENTINGNYA PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENTINGNYA PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KELUARGA

“PENTINGNYA PERAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK”

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Ulangan Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah

Dosen : Dr. Fahrurrozi, M.Pd

Disusun Oleh :

Nurul Apriliyani (1815151869)

KELAS E 2015 / SEMESTER 6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

A. Pendahuluan

Pendidikan bagi anak sangatlah penting. Apabila tidak ada pendidikan mungkin negara serta bangsa Indonesia akan hancur dan akan kalah dengan perkembangan zaman. Anak harus sudah diberi pendidikan sejak dia lahir, yaitu pendidikan dari dalam keluarga. Keluarga adalah pendidikan pertama yang akan dilewati anak, karena keseharian mereka adalah didalam rumah, bertemu ayah dan ibunya, serta kakak dan adiknya. Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukkan karakter anak, karena anak adalah sosok yang mudah meniru dan mengingat apa yang dilakukan dan dikatakan oleh kedua orangtuanya dan apapun yang ada di dalam rumahnya.

Anak yang nakal dan tidak patuh bukan berarti salah guru ataupun sekolah. Namun hal tersebut juga bisa terjadi dari faktor keluarganya. Apabila orangtuanya suka bertengkar, suka marah-marah, berbicara dan melakukan sesuatu yang tidak baik, maka dampaknya akan buruk kepada sang anak. Begitupun apabila orangtuanya saling menyayangi, penuh kasih sayang, mendidik anak dengan benar, maka dampaknya pun akan baik kepada sang anak.

B. Pentingnya Pendidikan Keluarga

Di semua masyarakat yang pernah dikenal, hampir semua orang hidup terikat dalam jaringan kewajiban dan hak keluarga yang disebut hubungan peran (role relation). Seorang disadarkan akan adanya hubungan peran tersebut karena proses sosialisai yang sudah berlangsung sejak masa kanak-kanak, yaitu suatu proses dimana ia belajar mengetahui apa yang dikehendaki oleh anggota keluarga lain dari padanya, yang akhirnya menimbulkan kesadaran tentang kebenaran yang dikehendaki.

(3)

baru, Anak-anak hidup dan berfikir untuk saat ini, sehingga ia tidak memikirkan masa lalu yang jauh dan tidak pula masa depan yang tidak diketahuinya. Oleh sebab itu, seharusnya orang tua dapat menjadikan realitas masa sekarang sebagai titik tolak dan metode pembelajaran bagi anak.

Perkembangan karakter anak dipengaruhi oleh perlakuan keluarga terhadapnya. Karakter seorang terbentuk sejak dini, dalm hal ini peran keluargatentu sangat berpengaruh. “keluraga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Bagi setiap orang keluarga (suami, istri, dan anak-anak) mempunyai proses sosialisasinya untuk dapat memahami, menghayati budaya yang berlaku dalam masyarakatnya”.

Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting dan merupakan pilar pokok pembangunan karakter seorang anak. Pendidikan wajib dimiliki tidak hanya oleh masyarakat kota, tetapi juga masyarakat pedesaan. Seorang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih dihormati karena dianggap berada distrata sosial yang tinggi. Kualitas seseoarang dilihat dari bagaimana dia dapat menempatkan dirinya dalam berbagai situasi.

Manusia Indonesia yang berkualitas hanya akan lahir dari remaja yang berkualitas, remaja yang berkualitas hanya akan tumbuh dari anak yang berkualitas. Keluarga sebagai lembaga sosial terkecil memiliki peran penting dalam hal pembentukan karakter individu. Keluarga menjadi begitu penting karena melalui keluarga inilah kehidupan seseorang terbentuk.

Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai dari keluarga seorang anak mengalami proses sosialisasi. Abdullah dan Berns juga memperkuat agrumen, bahwa keluarga adalah suatu kelompok sosial yang ditandai oleh tempat tinggal bersama kerja sama ekonomi, dan reproduksi. 1 Dalam keluarga seoarang anak belajar bersosialisasi, memahami menghayati dan merasakan segala aspek kehidupan jyang tercermin dalam kebudayaan. Di sisi lain, dalam konteks pengertian psikologis, keluarga dimaknai sebagai kumpulan orang yang hidup bersama dengan tempat

(4)

tinggal bersama dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling memperhatikan, saling membantu, bersosial dan menyerahkan diri. 2 Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan moral dalam keluarga mulai luntur.

Arus globalisasi menyerang di segala aspek kehidupan bermasyarakat, tidak hanya masyarakat kota tetapi juga masyarakat pedesaan. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa peran keluarga sangat besar sebagai penentu terbentuknya moral manusia-manusia yang dilahirkan.

C. Karakteristik Hubungan Anak Usia Sekolah dengan Keluarga

Masa usia sekolah dipandang sebagai masa untuk pertama memulai kehidupan sosial mereka yang sesungguhnya. Bersama dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka terjadilah perubahan hubungan anak dengan orang tua. Perubahan tersebut diantaranya disebabkan adanya peningkatan penggunaan waktu yang dilewati anak anak bersama teman-teman sebayanya.

Hubungan orangtua dan anak akan berkembang dengan baik apabila kedua pihak saling memupuk keterbukaan. Berbicara dan mendengarkan merupakan hal yang sangat penting. Perkembangan yang dialami anak sama sekali bukan alasan untuk menghentikan kebiasaan kebiasaan di masa kecilnya. Hal ini justru akan membantu orangtua dalam menjaga terbukanya jalur komunikasi.

Sesuai dengan perkembangan kognitifnya yang semakin matang, maka pada usia sekolah, anak secara berangsur-angsur lebih banyak mempelajari mengenai sikap-sikap dan motivasi orangtuanya, serta mampu untuk memahami aturan-aturan keluarga, sehingga mereka menjadi lebih mampu untuk mengendalikan tingkah lakunya. Perubahan mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hubungan antara anak usia sekolah dan orangtua mereka (dalam Seifert & Hoffnung 1994). Dalam hal ini, orangtua merasa pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anaknya berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan pada

(5)

tahun awal kehidupan mereka. Beberapa kendala dialihkan dari orangtua kepada anaknya, walaupun prosesnya secara bertahap.

Dengan demikian, meskipun terjadinya pengurangan pengawasan dari orangtua terhadap anaknya selama usia sekolah dasar, bukan berarti orangtua sama sekali melepaskan mereka. Sebaliknya, orangtua masih terus memonitor usaha- usaha yang dilakukan anak dalam memelihara diri mereka, sekalipun secara tdak langsung.

D. Peran Keluarga, Terutama Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak

Kepedulian tentang perkembangan manusia di dalam kehidupan keluarga Indonesia, dengan konsep yang bersifat komprehensif telah dimulai beberapa dekade yang lalu, melalui berbagai usaha peningkatan pengetahuan, kesadaran, kererampilan, dan sikap anggota keluarga secara menyeluruh dan terpadu dengan memperhatikan semua aspek fisik, mental, spiritual, dan sosial.

Perkembangan manusia dalam interaksi dengan lingkungan keluarga melalui berbagai media dan sarana fisik dan non-fisik menuntut suatu konsep yang strategis oleh karena manusia merupakan sumberdaya yang paling esensial bagi pembangunan bangsa. Pembangunan bangsa ita seyogyanya bersumber dari dan dimulai dari rumah, di dalam kehidupan keluarga, karena di rumahlah seyogyanya secara umbal balik ditumbuhkan kepedulian, kesadaran, dan pengertian dasar tentang totalitas lingkungan.

Manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya melalui kehidupan keluarga, untuk sampai pada penemuan bagaimana ia menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan kehidupan di mana ia berada. Namun perkembangan manusia tidak dimulai dari suatu tabula rasa, melainkan mengandung sumber daya yang memiliki kondisi sosial, kultural, fisik dan biologis yang berbeda-beda, yang juga tidak dapat dilihat terlepas dari kondisi sosial, kultural, fisik, dan biologis dalam lingkungannya.

(6)

esensial mewujudkan suatu organisasi. Organisasi struktural ditentukan secara genetik, tetapi cara berfungsinya ditentukan melalui interaksi dengan lingkungannya

Salah satu cara berfungsinya organisasi biologis itu adalah inteligensi. Anak yang normal secara biologis merupakan organisasi yang belajar terus. la tidak memiliki ide yang dibawa sejak namun konstitusinya adalah demikian, sehingga bereaksi terhadap lingkungan melalui "saluran pengalaman" yang dibawa yang tidak disadarinya (unconscious awareness), yang nanti berkembang menjadi organisasi mental yang luas. Proses perkembangan yang pada permulaan merupakan reaksi refleks, menjadi respon terhadap lingkungan yang sifanya terkontrol (cerebral cortex). Perluasan pola respon bergantung pengalaman stimulus dini secara langsung dan urutan perkembangan proses mental yang terkoordanisasikan, sehingga merupakan dasar untuk fase berikutnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses mental secara terus-menerus berupaya mengusahakan diri (self-generating), namun di balik itu juga terus-menerus mempertahankan diri (self-sustaining), dan melepaskan diri dari dunia konkrit, serta beranjak dari pengalaman-pengalaman diri yang diperolehnya dari lingkungan keluarga.

Belajar yang terjadi dalam interaksi dengan keluarga adalah penyesuaian diri pada lingkungan, dalam hal in terutama lingkungan keluarga, dan adaptasi pada situasi baru dengan kemungkinan memodifikasinya. Pada manusia yang menimbulkan tingkah laku baru, yang mungkin juga jadikan lingkungan berubah.

E. Cara Orang Tua Mendidik Anak agar Membentuk Karakter yang Baik Seperti yang kita ketahui bahwa proses pendidikan yang diberikan kepada anak memiliki gerak berkesinambungan dengan bentuk alur klimaks.3 Dengan demikian, masalah-masalah yang muncul yang harus bisa ditangkap, diikuti, dan dihadapi oleh orang tua semakin bertambah pula. Jadi, sebagai orang tua semakin bertambah saja perbendaharaan dan wawasan tentang perilaku yang harus kita bawakan dalam mendidik anak. Juga tidak mustahil, bahwa sebagai orang tua akan semakin bijak.

(7)

Semakin luas cakrawala pandang kita, semakin bertambah pengalaman kita, dan akan semakin mampu menempatkan diri secara tepat sebagai orang tua yang arif dan berwibawa di hadapan anak kita.

Dengan memperhatikan tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan keberadaan anak itu sendiri yang kini berusia SD, berikut adalah beberapa tindakan pendidikan sendiri, yang dapat dilakukan:

1. Anak diminta untuk semakin membiasakan diri:

a) Memelihara, menyimpan, menggunakan sarana belajarnya dengan tertib;

b) Mematuhi kapan ia harus belajar, bermain, tidur siang, tidur malam, dan bangun pagi.

2. Terhadap tugas atau kewajiban di rumah, orang tua sebaiknya mulai memberi tugas secara wajar, seperti:

a) M enyapu halaman, menyiram bunga/tanaman, memberi makan peliharaan;

b) Membeli keperluan dapur di warung yang dekat dengan rumah. 3. Kepada anak mulai diberikan pengertian agar jika akan memasuki

kamar orang tua harus memberi isyarat atau meminta izin terlebih dahulu

4. Orang tua tidak memperlihatkan "adegan romantis di hadapan anak, karena hal ini kemungkinan besar akan ditiru oleh anak. Kita harus ingat betul bahwa anak sangat mudah meniru perbuatan orang dewasa yang pernah dilihatnya.

5. Dalam hal yang berkaitan dengan keyakinan beragama hendaknya kita sebagai orang tua:

a) Menyuruh dan mengajak anak untuk melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan-larangan agama;

b) Menjelaskan akan pentingnya dan manfaat beragama.

(8)

sangat tidak baik, bahkan dilarang oleh agama.

7. Kebiasaaan membaca kitab suci, beribadah, makan bersama-sama anak merupakan sesuatu yang sangat baik. Ini perlu diupayakan dapat dilakukan setiap saat

8. Dalam hal memberikan kesempatan anak untuk menonton TV atau mengajak anak untuk menonton film hendaknya memilih jenis film yang sesuai dengan keberadaan anak dan yang memiliki nilai pendidikan bagi anak. Hindarkan anak kita menonton film-film dewasa. Apabila hal ini tidak bisa kita kendalikan sangat membahayakan bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak beserta pendidikannya 9. Menyangkut kamar atau tempat tidur, anak bisa dididik untuk

bertanggung jawab atas kebersihan, keindahan dan ketertiban kamar atau tempat tidurnya.

10.Mengajak anak untuk bersilaturahmi atau berkunjung ke rumah keluarga, teman,adalah satu kebiasaan yang haik. Hal ini akan memberikan didikan kepada anak dalam hal:

a) Membina rasa kekeluanan, keakraban, kasih sayang; b) Membiasakan hidup bermasyarakat, mengenal sesame.

11.Dalam hal menumbuhkan cinta kepada tanah air, bangsa dan negara pada diri anak, ada baiknya jika sekali-kali mengajak anak berkunjung ke tempat-tempat bersejarah dan memiliki nilal perjuangan sambil menjelaskan objek yang didatangi.

12.Mengajak anak untuk berekreasi juga bagian dari kegiatan yang baik. Dalam rekreasi, anak akan memperoleh kesegaran jiwa, kepuasan bermain, bertambah pengalaman, dan membaur dengan keluarga lainnya.

13.Bertanya kepada anak tentang sesuatu, seperti: a) Bagaimana keadaan di sekolah;

b) Apa yang dilihat di tempat rekreasi;

c) Pelajaran yang diterima anak pada hari itu, dan lain-lain.

(9)

a) Bagaimana cara menjaga kesehatan; b) Pentingnya arti kesehatan;

c) Menumbuhkan rasa setia kawan.

15.Dalam hal menanamkan rasa tanggung jawab hidup bermasyarakat dan berlingkungan, ada baiknya jika anak diajak untuk turut serta bekerja bakti membersihkan lingkungan dan yang lainnya.

F. Kesimpulan

Keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil yang didalamnya dapat terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak yang masing-maing memiliki peran. Anak merupakan buah dari keluarga bahagia. Anak-anak memiliki pemikiran kritis akan banyak hal dimulai ketika ia mulai mengenal bahasa. Pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari mulut seoarang anak sebaiknya dijawab dengan jawaban yang jujur dan dapat memuaskan hati anak. Pendidikan moral dan kejujuran bagi seoarang anak berawal dari keluarga, melalui orang tua. Hal ini dapat membentuk karakter anak di masa depan.

Keluarga juga sebagai lembaga yang utama dan pertama bagi proses awal pendidikan anak-anak untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seorang anak ke arah pengembangan kepribadian diri yang positif dan baik. Orang tua (ayah dan ibu) memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak dalam keluarga. Fungsi-fungsi dan peran orang tua tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan fisik anak berupa kebutuhan makan dan minum, pakaian, tempat tinggal tapi juga tanggung jawab orang tua jauh lebih penting dari itu adalah memberi perhatian, bimbingan, arahan, motivasi, dan pendidikan, serta penanaman nilai.

(10)

pertanyaan dari anak. Pada akhirnya berubah kebohongan dan secara tidak langsung menanamkannya pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Semiawan, Conny. (2002). Pendidikan Keluarga dalam Era Globalisasi. Jakarta: Prehallindo

Syafei, Sahlan. (2002). Bagaimana Anda Mendidik Anak. Jakarta: Ghalia Indonesia

Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibbin. (2014). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Armstrong, Thomas. (2005). Setiap anak Cerdas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

(11)

Helmawati. (2014). Pendidikan Keluarga: Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Shochib, Moh. (1998). Pola Asuh Orang Tua: dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta

Aziz, Safrudin. (2015). Pendidikan Keluarga: Konsep dan Strategi. Yogyakarta: Gava Media

Berns, Roberta M. (2007). Child, Family, School, Community Socialization and Support. United State: Thomson Corporation

Satya, Dyah dkk. (2015). Peran Keluarga Sangat Penting dalam Pendidikan Moral Karakter Anak serta Budi Pekerti Anak. Jurnal Sosial Humaniora. Vol.8, No.1

Wahy, Hasbi. (2012). Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Pertama Dan

Utama. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA. Vol. XII, NO. 2

Lars Bonell Garcia. (2014). Participation and Family Education in School: Successful Educational Action. Studies in the Education of Adults Vol. 46, No. 2

Endah , Darosy. (2011). Peran Keluarga dalam Membangun Karakter

Anak. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol 10, No 2

Lazarusli, Budi dkk. (2014). Penguatan Peran Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian Anak Melalui Seminar dan Pendampingan Masalah Keluarga. FPIPS Universitas PGRI Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi anggota Badan Perwakilan Desa di Kabupaten Sleman tentang kesetaraan gender dan organisasi peka gender.. Populasi

[r]

Dalam menghadapi cabaran dan permasalahan yang lebih komplek terutamanya di alaf baru ini, kaunselor perlu lebih berketrampilan dan menyediakan diri dengan pelbagai

paling sering terjadi adalah dokumentasi yang tidak sesuai (kontrak, drawing ),.. sedangkan kasus kelalaian yang jarang terjadi adalah Jaminan ijin

Ada sebagian orang yang senang sekali membatasi hidup orang lain berdasarkan warna yang dia gunakan, misalnya mengatakan “kamu sih suka baju warna hitam,

Hasil temuan penelitian ini menunjukan bahwa: (1) SOIna adalah satu-satunya organisasi di Indonesia yang menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga bagi

Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmatNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah berupa skripsi berjudul Evaluasi

Permasalahan ini dirinci dalam beberapa pertanyaan penelitian yaitu: proses pembentukan jaringan-aktor dalam Pilkada; dukungan DPRD; model jaringan- aktor yang