• Tidak ada hasil yang ditemukan

02. Pengukuran Besaran Listrik SISTEM S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "02. Pengukuran Besaran Listrik SISTEM S"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

02. Pengukuran Besaran Listrik

SISTEM - SISTEM SATUAN DAN STANDAR PENGUKURAN

A.

Sistem-Sistem Satuan

2.1 Satuan Dasar dan Satuan Turunan

Untuk menyatakan dan melakukan kalkulasi besaran fisis, besaran-besaran tersebut

harus didefinisikan menurut jenis dan kebesarannya ( magnitudo ).

Standar ukuran untuk setiap jenis besaran fisis adalah satuan ( unit ) dan banyaknya

pengukuran, misalnya : jika dinyatakan satu jarak 200 meter, ini menunjukkan bahwa

meter adalah satuan panjang dan 200 menyatakan jumlah satuan panjang.

Jadi, besaran fisis panjang didefinisikan oleh satuan meter, dan tanpa satuan, jumlah

pengukuran tidak mempunyai arti fisis.

Dalam ilmu pengetahuan dan teknik, dipakai dua jenis satuan, yaitu : satuan dasar

dan satuan turunan.

2.1.1 Satuan Dasar

Satuan dasar di dalam mekanika terdiri dari : ukuran panjang, masa dan waktu.

Jenis - jenis satuan dasar tersebut apakah meter atau kaki, kilogram atau pon, jam

atau sekon, dapat dipilih agar memenuhi kondisi tertentu.

Besaran - besaran panjang, massa dan waktu ini, merupakan besaran - besaran

utama untuk kebanyakan besaran fisis lainnya, dan disebut sebagai satuan-satuan

dasar utama. Besaran - besaran fisis tertentu di dalam ilmu termal, listrik dan

penerangan, walaupun dinyatakan sebagai satuan - satuan dasar, akan tetapi hanya

digunakan jika kelompok- kelompok khusus tersebut terlibat di dalamnya, dan

dinyatakan sebagai satuan - satuan dasar pembantu.

2.1.2 Satuan Turunan

Semua satuan lain yang dapat dinyatakan dari satuan-satuan dasar, disebut satuan-

satuan turunan, dan sebuah satuan turunan dapat dikenali dari dimensi - dimensinya,

yang biasa didefinisikan sebagai rumusan aljabar yang lengkap untuk satuan yang

diturunkan tersebut, sebagai contoh : Kg m / detik2 atau Newton dalam Sstem

Internasional ( SI ).

2.2 Sistem – Sistem Satuan

2.2.1 Sistem Satuan Metrik

Sistem ini digunakan di Perancis dan pada tahun 1790 pemerintah Perancis meminta

para ilmuwan Perancis untuk mempelajari dan memberikan usulan mengenai sistem

berat dan sistem ukuran untuk menggantikan semua sistem yang sudah ada.

Para ilmuwan Perancis memutuskan tiga dasar utama dalam membuat sistem satuan

(2)

Dasar pertama : para ilmuwan memutuskan bahwa sebuah sistem yang umum dari

berat dan ukuran tidak harus bergantung pada standar - standar acuan yang dibuat

oleh manusia, akan tetapi sebaliknya didasarkan pada ukuran-ukuran permanent yang

diberikan oleh alam.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dipilih :

sebagai satuan panjang adalah meter, yang didefinisikan : sepersepuluh juta bagian

dari jarak antara kutub dan khatulistiwa sepanjang meridian melewati Paris.

sebagai satuan massa adalah gram, yaitu : massa 1 cm3 air yang telah disuling pada

temperatur 40 C dan pada tekanan udara ( atm ) normal ( 760 milimeter air raksa, mm Hg ).

Sebagai satuan waktu adalah detik, yaitu : 1 / 86400 hari matahari rata-rata.

Dasar kedua : diputuskan bahwa semua satuan-satuan lainnya akan dijabarkan dari

ketiga satuan dasar, yaitu panjang, massa dan waktu.

Dasar ketiga : semua pengalian dan pengalian tambahan dari satuan-satuan dasar

adalah dalam sistem desimal, dan dirancang sistem awalan-awalan yang digunakan

sampai sekarang., dan pada tabel 1, diberikan pengalian tambahan persepuluhan

( desimal ) .

(3)

2.2.2 Sistem Satuan CGS ( Centimeter – Gram – Sekon )

Sistem ini digunakan di Inggris, sebagai satuan dasar untuk panjang adalah

centimeter, sebagai satuan dasar untuk massa adalah gram, dan sebagai satuan

dasar untuk waktu adalah sekon.

Timbul kesulitan ketika Sistem CGS ini, akan digunakan untuk

pengukuran-pengukuran listrik dan maknit, karena dibutuhkan minimal satu satuan lagi, sehingga

pada kenyataannya ada dua sistem yang secara bersamaan digunakan, yaitu :

Sistem Elektrostatik CGSe : disini satuan muatan listrik dijabarkan dari centimeter,

Gram dan sekon dengan menetapkan bahwa permissivitas ruang hampa pada hukum

Coulomb mengenai muatan listrik adalah satu.

Sistem Elektromaknetik CGSm : disini satuan-satuan dasar sama dengan sistem

CGSe dan satuan kutub maknit diturunkan dari satuan-satuan dasar dengan

menetapkan permeabilitas ruang hampa sebesar satu dalam rumus yang menyatakan

besarnya gaya antara kutub-kutub maknit.

Dalam sistem elektromaknetik satuan-satuan turunan untuk arus dan potensial listrik,

yaitu ; amper dan volt , digunakan dalam pengukuran-pengukuran praktis.

Kedua satuan ini bersama salah satu dari satuan lainnya, seperti : coulomb, ohm,

henry, farad dan lain-lain digabungkan di dalam satuan ketiga yang disebut sistem

praktis.

2.2.3 Sistem Satuan MKSA ( Meter-Kilogram-Sekon-Amper )

Sistem satuan ini dirintis oleh seoarang insinyur Italia bernama Giorgi, yang

menyatakan bahwa satuan-satuan praktis untuk arus, tegangan, energi dan daya yang

digunakan oleh para insinyur listrik disulitkan dengan penggunaan sistem

meter-kilogram-sekon.

Disarankannya agar sistem satuan metrik dikembangkan menjadi suatu sistem

koheren dengan menyertakan satuan-satuan listrik praktis.

Sistem MKSA ini, memilih amper sebagai satuan dasar keempat dan mulai diterima

pada tahun 1935.

2.2.4 Sistem Satuan Internasional

Sistem ini lebih dimengerti dan telah diterima pada tahun 1954 dan atas persetujuan

internasional ditetapkan sebagai sistem internasional.

Dalam sistem satuan ini digunakan enam satuan dasar, yaitu : meter, kilogram, sekon,

(4)

adalah derejat ( Kelvin ) sebagai satuan temperatur, lilin ( Kandela ) sebagai satuan

intensitas penerangan .

Keenam besaran dasar SI dan satuan-satuan pengukuran, beserta simbol-simbol

satuannya diberikan pada tabel 2.

Tabel 2 Besaran- besaran dasar SI, satuan dan simbol

KUANTITAS SATUAN SIMBOL

Panjang

Massa

Waktu

Arus Listrik

Temperatur Termodinamik

Intensitas Penerangan

meter

kilogram

sekon

amper

derejat Kelvin

lilin ( candela )

m

kg

s

A

0 K

cd

2.3 Satuan Listrik dan Maknit

Sistem satuan CGS

Satuan-satuan listrik dan maknit praktis seperti volt, amper,ohm,henry, dan lain-lain ,

Pertama-tama diturunkan dalam sistem-sistem CGS, yaitu :

Sistem Satuan elektrostatik CGS ( CGSe ) : didasarkan pada hukum coulomb, yang

diturunkan secara eksperimental untuk gaya antara dua muatan listrik, yaitu :

Q1 Q2

F = k ---

r2

dimana : F = gaya antara muatan-muatan, dinyatakan dalam satuan gaya CGSe

( gram cm / sekon2 = dyne ). k = konstanta.

Q1, Q2 = muatan-muatan listrik , dinyatakan dalam satuan muatan listrik CGSe ( statcoulomb ).

r = jarak antara muatan-muatan, dinyatakan dalam satuan CGSe ( cm ).

Menurut Coulomb, faktor kesebandingan ( k ) bergantung pada media, berbanding

terbalik dengan permittivitas “ ε “ ( Faraday menyebut permittivitas sebagai konstanta

dielektrik ), sehingga bentuk hukum Coulomb menjadi :

1 Q1 Q2 F = -- ---

(5)

ε, bergantung pada media, nilai permittivitas pada ruang hampa ε0 = 1, karenanya ε0 didefinisikan sebagai satuan dasar keempat dari sistem CGSe . Jadi hukum Coulomb mengijinkan satuan muatan listrik Q dinyatakan oleh keempat satuan dasar ini,

menurut hubungan :

g cm Q2

dyne = --- = ---

s2 ( ε0 = 1 ) cm2

Dengan demikian, perdefinisi :

Q = cm3/2 g1/2 s -1 , satuan muatan listrik CGSe disebut dengan StatCoulumb.

Satuan muatan listrik yang diturunkan dalam satuan CGSe , memungkinkan untuk

menentukan satuan listrik lainnya, berdasarkan persamaan-persamaan yang

mendefinisikannya, misalnya arus listrik ( I ) didefinisikan sebagai laju aliran muatan

listrik per detik, yaitu :

I = Q / t ( statCoulomb / sekon )

Satuan aliran listrik dalam sistem CGSe disebut statampere dan dengan cara yang sama kuat medan E, beda potensial V, dan kapasitansi C, dapat diturunkan dari

persamaan-persamaan yang mendefinisikannya.

Sistem Satuan Elektromaknetik ( CGSm ) : berdasarkan pada hukum Coulomb,

yang ditentukan secara eksperimental untuk gaya antara dua kutub maknit, yaitu :

m1 m2

F = k ---

r2

Faktor kesebandingan k bergantung pada media dimana kutub-kutub tersebut berada

dan berbanding terbalik dengan permeabilitas maknetik μ dari media.

Untuk ruang hampa ( μ0 = 1 ), sehingga k = 1 / μ0 = 1, sehingga permeabilitas

ruang hampa μ0 ditetapkan sebagai satuan dasar keempat , jadi satuan kutub

elektromaknit ( m ) dinyatakan dalam keempat satuan dasar, menurut hubungan :

g cm m2

dyne = --- = ---

s2 ( μ0 = 1 ) cm2 Dengan demikian menurut dimensi :

m = cm3/2 g1/2 s -1

Satuan kutub maknit yang diturunkan dalam sistem CGSm, memungkinkan untuk

(6)

mendefinisikannya, misalnya kerapatan fluksi maksimum ( B ) yang didefinisikan

sebagai kuat medan maknit dibagi satuan muatan kutub, yaitu :

g cm / s2

B = F / m = --- = cm1/2 gram1/2 sekon – 1 cm3/2 g1/2 s -1

atau dyne – sekon / abcoulomb – cm ) = gauss.

Dengan cara yang sama, satuan-satuan lainnya dapat diturunkan dari

persamaan-persamaan yang mendefinisikannya, sehingga diperoleh satuan untuk fluksi maknit

( Ф ) adalah Maxwell, kuat medan ( H ) Oersted, dan satuan beda potensial maknetik

atau gaya gerak maknit, ggm adalah gillbert.

Kedua sistem CGSe dan CGSm dihubungkan bersama berdasarkan penemuan Faraday, yaitu sebuah maknit dapat menginduksi suatu arus listrik didalam sebuah

konduktor, dan sebaliknya muatan listrik yang bergerak dapat menghasilkan efek-efek

maknetik.

Hukum Amper mengenai medan maknit yang menghasilkan arus listrik ( I ) ke kuat

medan maknit ( H ) secara kuantitatif menghubungkan satuan maknetik dalam sistem

CGSm ke satuan listrik dalam sistem CGSe.

Kedua sistem ini akhirnya membentuk suatu sistem satuan-satuan listrik praktis yang

secara resmi disetujui oleh Kongres Listrik Internasional.

Satuan-satuan listrik praktis yang diturunkan dari sistem CGSm belakangan didefinisikan dalam pengertian yang disebut dengan sistem internasional ( SI ), dan

penetapan satuan-satuan praktis berdasarkan definisi sistem CGSe pada masa itu masih terlalu sulit untuk diterapkan di laboratorium.

Dengan diperbaikinya teknik-teknik pengukuran, didapat adanya perbedaan kecil

antara satuan-satuan praktis CGSm yang diturunkan dengan Satuan Internasional,

diperinci sebagai berikut :

1 ohm internasional = 1,00049 ohm ( satuan praktis CGSm )

1 amper internasional = 0,99985 A

1 volt internasional = 1,00034 V

1 coulomb internasional = 0,99984 C

1 farad internasional = 0,99951 F

1 henry internasional = 1,00049 H

1 watt internasioanl = 1,00019 W

1 joule internasional = 1,00019 J

Satuan listrik dan maknit yang utama dan hubungan definisinya diberikan pada tabel 3,

dan faktor-faktor perkalian untuk perubahan ke satuan SI diberikan dalam kolom CGCm

(7)

Tabel 3 Satuan Listrik dan Maknit

Kuantitas dan Simbol Satuan SI

Nama dan Persamaan yang

2.4 Sistem Satuan Internasional

Sistem ini menggantikan semua sistem lain di Negara yang menggunakan sistem

metrik. Keenam besaran dasar SI, diberikan pada tabel 2.

Satuan-satuan turunan dinyatakan dengan keenam satuan dasar tersebut berdasarkan

persamaan-persamaan yang mendefinisikannya.

Beberapa contoh persamaan yang memberikan arti daripada besaran-besaran listrik

dan maknit diberikan pada tabel 3.

Daftar yang diberikan pada tabel 4, bersama-sama dengan satuan dasar, satuan

(8)
(9)

Luminasi

Iluminasi

tesla

henry

amper

lumen

kandela permeter

kuadrat

ln x

cd / m 2 lx ( lm / m )

Kolom pertama menunjukkan satuan-satuan dasar, tambahan dan turunan.

kedua menunjukkan simbol persamaan untuk masing-masing besaran.

Kolom ketiga menunjukkan dimensi tiap satuan yang diturunkan, dan dinyatakan

dalam keenam dimensi dasar.

Kolom keempat menunjukkan nama tiap satuan dan kolom kelima adalah simbol

satuan. Sebagai catatan simbol satuan tidak boleh dikacaukan dengan simbol

persamaan, misalnya : untuk tahanan, simbol persamaan adalah ( R ), simbol satuan

adalah ohm.

2.5 Sistem Satuan Lain

Sistem satuan Inggris menggunakan kaki ( ft ), pon-massa ( pound-mass-lb ), dan

sekon ( s ), berturut-turut sebagai satuan dasar untuk panjang, massa dan waktu.

Meskipun ukuran panjang dan berat merupakan warisan pendudukan Romawi atas

Britania, akan tetapi pendefinisiannya agak kurang baik, yaitu :

Satu inci sama dengan 1 / 12 kaki, telah ditetapkan tepat sama dengan 25,4 mm dan

untuk pon ( lb ) tepat sama dengan 0,45359237 kilogram ( kg ).

Kedua bentuk ini mengijinkan pengubahan semua satuan dalam sistem Inggris

menjadi satuan-satuan SI.

Diawali dari satuan-satuan dasar, yaitu : kaki, pon, sekon, satuan-satuan mekanik

dapat diturunkan dengan mudah dengan menggantikannya kedalam persamaan

dimensional yang terdapat pada tabel 4, misalnya satuan kerapatan dinyatakan dalam

pon / kaki 3 dan satuan percepatan dalam kaki / sekon 2 ( ft / s2 ).

Beberapa faktor pengubah yang umum dari satuan Inggris ke satuan SI, diberikan

(10)

Tabel 5 Konversi satuan Inggris ke SI

Pegubah kuantitas / besaran fisis dari suatu sistem ke sistem lainnya sering di

perlukan . pada buti 2.1, dinyatakan bahwa sebuah besaran fisis dinyatakan oleh

satuan dan besar ukurannya, jadi yang harus dirubah adalah satuannya bukan

besarnya ukuran.

Penggunaan persamaan-persamaan dimensional merupakan cara yang paling efektif

dalam melakukan pengubahan dari satu sistem ke sistem lainnya.

Cara yang digunakan dalam pengubahan tersebut, dapat dilihat pada contoh-contoh

(11)

Contoh 2 : luas luas lantai ruangan 30 kaki x 24 kaki, tentukan luas tersebut dalam

m 2 .

Penyelesaian : dengan menggunakan tabel 5 diperoleh bahwa pengubahan

sebaliknya dari kaki ( ft ) ke cm adalah 0.0328084, maka 1 cm = 0.0328 kaki

atau 1 m = 3,28 kaki, maka :

A = 30 ft x 24 ft = 720 ft 2 atau 1 m

A = 720 ft 2 x [ --- ] 2 = 67,3 m 2

3,28 ft

B Standar Pengukuran

2.7 Pengelompokan Standar-Standar

Standar pengukuran merupakan pernyataan fisis dari sebuah satuan pengukuran.

Dengan adanya satuan dasar dan turunan dalam pengukuran, maka standar

pengukuran dikelompokkan kedalam beberapa jenis, yaitu :

1. Standar Internasional ( International Standards )

2. Standar Primer ( Primary Standards )

3. Standar Sekunder ( Secondary Standards )

4. Standar Kerja ( Working Standards )

2.7.1 Standar-Standar Internasional

- Didefinisikan oleh perjanjian internasional, yang menyatakan satuan-satuan

pengukuran tertentu, sampai ketelitian terdekat yang mungkin diijinkan oleh

produksi dan teknologi pengukuran.

- Standar-standar ini secara berkala dinilai dan diperiksa melalui

pengukuran-pengukuran yang dinyatakan dalam satuan-satuan dasar ( tabel 2 ).

- Standar-standar ini dipelihara di International Bureau of Weight and Measuremen

( IBMW ).

- Tidak tersedia untuk pemakai alat-alat ukur biasa, untuk tujuan pembanding dan

kalibrasi.

2.7.2 Standar-Standar Primer

Standar-standar ini :

- Dipelihara oleh laboratorium-laboratorium stadar nasional di berbagai Negara di

dunia, misalnya Physikalische-Technische Reichsanstalt ( PTR ) di Jerman,

National Bureau of Standards ( NBS ) di Washington, The National Physical

(12)

- Mewakili satuan-satuan dasar, dan sebagian dari satuan mekanik dan satuan listrik

yang diturunkan.

- Dikalibrasi tersendiri berdasarkan pengukuran-pengukuran absolut di laboratorium

nasional dan hasilnya dibandingkan satu sama lain .

- Tidak tersedia untuk digunakan di luar laboratorium nasional.

- Digunakan untuk memeriksa dan mengkalibrasi standar-standar sekunder.

2.7.3 Standar-Standar Sekunder

Standar-standar ini :

- Merupakan acuan dasar bagi standar-standar yang digunakan dalam penguku-ran

di laboratorium industri

- Dipelihara oleh industri khusus yang berkaitan dan diperiksa terhadap standar

acuan lain didaerah tersebut, dan tanggung jawab pemeliharan dan kalibrasi

dilakukan oleh industri itu sendiri.

- Dikalibrasi secara berkala di laboratorium-laboratorium nasional dan

membandingkan terhadap standar primer dan setelah dikalibrasi diberikan sertifikat.

2.7.4 Standar-Standar Kerja

Standar-standar ini :

- Merupakan alat utama bagi laboratorium pengukuran.

- Digunakan untuk memeriksa dan mengkalibrasi instrumen-instrumen laboratorium

yang umum, biasanya mengenai ketelitian dan prestasi atau untuk melakukan

perbandingan dalam pemakaian di industri.

Dalam pengukuran listrik dan elektronik, kita berhubungan dengan standar pengukuran

listrik dan maknetik. Dapat dilihat bahwa satuan listrik dapat ditelusuri kembali ke

satuan panjang, massa dan waktu.

2.8.1 Standar Waktu dan Frekuensi

- Standar waktu yang digunakan beberapa abad lamanya adalah : perputaran bumi

pada sumbunya mengelilingi matahari, ternyata perputaran tersebut tidak teratur.

- Skala waktu didasarkan pada waktu rata-rata matahari diperkirakan memberikan

skala waktu yang lebih teliti.

Hari matahari rata-rata adalah rata-rata dari semua hari yang kelihatan selama

satu tahun, dan sekon matahari rata-rata = 1 / 86400 hari matahari.

- Sistem waktu universal ( UT, Universal Time ) atau waktu matahari rata-rata yang

(13)

UT0 yang dipengaruhi oleh variasi-variasi berkala yang berlangsung lama dan tidak

teratur.

Korelasi terhadap UT0, menghasilkan dua skala waktu universal yang berurutan,

yaitu : UT1 dan UT2.

- UT1 menyadari bahwa bumi dipengaruhi oleh gerakan kutub dan skala waktunya

didasarkan pada kecepatan sudut bumi sebenarnya yang dikoreksi terhadap

variasi perputaran bumi yang terjadi secara musiman.

UT2 dapat ditetapkan sampai ketelitian beberapa milisekon, namun tidak bisa

didistribusikan ke ketelitian tersebut dan waktu yang ditunjukkan oleh sinyal-sinyal

waktu gelombang radio standar dapat berbeda sampai 100 milisekon.

- Waktu yang sangat singkat ( ephemeris time, ET ), didasarkan pada pengamatan

gerakan bulan mengelilingi bumi. Tahun 1956 sekon sesaat didefinisikan sebagai

1 / 31.556.925.9747 tahun tropis pada Januari tanggal nol tahun 1900 pada ET 12

jam, dan diakui sebagai standar waktu yang tidak berubah-ubah.

Kerugian penggunaan sekon sesaat ini, bahwa dia hanya dapat ditentukan selama

beberapa tahun dari seluruh pekerjaan yang harus dilakukan dan juga hanya

didasarkan pada pengamatan posisi matahari dan bulan.

- Sekarang ini, untuk pengukuran-pengukuran fisis, satuan selang waktu

didefinisikan berdasarkan standar atom.

Jam atom ( pengubahan frekuensi ) pertama yang didasarkan pada atom cesium

telah dioperasikan pada tahun 1955 dan selang waktu yang diberikan oleh jam

cesium lebih teliti dari yang diberikan oleh sebuah jam yang dikalibrasi

berdasarkan pengukuran astronomi.

- Satuan waktu atom, pertama-tama dikaitkan dengan UT, akan tetapi akhirnya

dinyatakan dalam ET dan sekarang ICWM ( International Committee of Weight and

Measures ) mendefinisikan sekon berdasarkan frekuensi peralihan cesium, dengan

menetapkan nilai sebesar 9192631770 Hz untuk peralihan atom cesium yang

paling baik tanpa diganggu / dipengaruhi medan-medan luar.

- Definisi atom untuk sekon memberikan kenyataan suatu ketelitian yang jauh lebih

besar daripada yang dicapai berdasarkan pengamatan astronomi, dan

menghasilkan dasar waktu yang lebih seragam dan memuaskan.

- Penentuan selang waktu saat ini, dapat dilakukan dalam beberapa menit pada

ketelitian yang lebih besar dari pengukuran astronomi yang memerlukan waktu

beberapa tahun untuk melengkapinya.

- Sebuah jam atom dengan ketepatan yang melebihi satu mikro sekon ( μS ) setiap

hari beroperasi dan merupakan standar frekuensi primer di NBS, Dan sebuah

(14)

2.9 Standar Listrik

2.9.1 Amper Absolut

- Satuan Standar internasional ( SI ) mendefinisikan amper ( satuan dasar untuk

arus listrik ) sebagai arus konstan, jika dipertahankan dalam dua konduktor lurus

sejajar yang panjangnya tidak berhingga dan penampangnya diabaikan, dan kedua

konduktor tersebut ditempatkan pada jarak 1 meter di dalam ruang hampa, akan

menghasilkan gaya diantara keduanya sebesar 2 x 10 -7 persatuan panjang.

- Sebelumnya, pengukuran amper absolut dilakukan dengan cara kesetimbangan

arus, yaitu mengukur gaya antara dua konduktor sejajar, akan tetapi pengukuran

ini agak kasar, sedang yang diperlukan adalah memperoleh standar yang lebih

praktis dan dapat diproduksi untuk kepeluan laboratorium nasional.

- Nilai amper internasional didasarkan pada endapan elektrolit perak dari larutan

perak nitrat, yang didefinisikan sebagai arus yang mengendapkan perak pada laju

kecepatan 1,118 miligram per sekon dari suatu larutan perak standar.

- Pada tahun 1948 amper internasional diganti dengan amper absolut dan

penentuannya juga didasarkan pada kesetimbangan arus, yaitu : mengukur gaya

yang dihasilkan oleh dua kumparan pembawa arus. Cara ini memberikan suatu

harga amper yang lebih baik dari sebelumnya.

- Amper absolut menjadi satuan dasar arus listrik dalam SI.

2.92 Standar Tahanan

- Nilai ohm absolut dalam sistem SI didefinisikan dalam satuan-satuan dasar

panjang, massa dan waktu.

Pengukuran ohm absolut dilakuka IBWM dan laboratorium standar nasional dan

keduanya merawat sekelompok standar primer 1 ohm yang secara berkala

diperiksa satu sama lain dan kadang-kadang diverifikasi terhadap standar absolut.

- Tahanan standar ; sebuah kumparan kawat terbuat dari paduan mirip manganin

yang memiliki tahanan jenis ( resistivitas ) listrik yang tinggi dan koefisien tahanan

temperatur yang rendah. Kumparan tersebut ditempatkan di dalam sebuah bejana

berdinding rangkap dan disegel untuk mencegah perubahan tahanan karena

kondisi uap air di udara luar ( gambar 1 ).

- Standar sekunder dan standar kerja dibuat oleh beberapa pabrik instrumen dalam

rangkuman yang lebar, umumnya dalam perkalian 10 ohm. Tahanan-tahanan ini

dibuat dari paduan dari paduan kawat tahanan, seperti manganin atau Evanohm.

- Nilai yang tepat dari tahanan pada setiap temperatur dapat ditentukan berdasarkan

Rt = R250C + α ( t - 25 ) + ( t - 25 ) 2

(15)

α dan = koefisien-koefisien temperatur

Gambar 1

2.9.3 Standar Tegangan

- Standar primer untuk tegangan untuk pemeliharaan volt adalah sel Weston normal

atau saturasi / jenuh ( NBS ).

- Sel Weston memiliki sebuah elektroda positif air raksa dan elektroda negatif

cadmium amalgam ( 10 % Cd ), elektrolitnya suatu larutan cadmium sulfat , dan

komponen-komponen ini ditempatkan dalam sebuah bejana berbentuk H

( gambar 2 ).

(16)

- Sel Weston terdiri dari dua jenis, yaitu :

a. Sel jenuh ( saturasi ), dimana elektrolit dibuat saturasi pada semua temperatur

oleh kristal-kristal kadmium sulfat yang menutupi elektroda-elektroda. Sel ini

mempunyai variasi tegangan dengan kenaikan – 40 μ V per 1 0 C, namun memiliki kemampuan reproduksi yang lebih baik dan lebih stabil dari sel yang

tidak saturasi.

b. Sel tidak jenuh ( unsaturated ), dimana konsentrasi kadmium sulfat sedemikian

hingga menghasilkan saturasi pada temperatur 4 0 C, dan sel ini mempunyai

koefisien tegangan temperatur yang dapat diabaikan pada temperatur ruangan

normal.

2.9.4 Standar Kapasitansi

- Satuan tahanan dinyatakan dengan tahanan standar dan satuan tegangan oleh sel

Weston, maka banyak satuan-satuan listrik dan maknit dinyatakan dalam

standar-standar tersebut.

- Satuan kapasitansi ( farad ) dapat diukur dengan menggunakan jembatan Maxwell,

yang diberi sumber arus searah, dimana kapasitansi ditentukan dari lengan-lengan

jembatan yang resistif dan dari frekuensi komutasi dc.

- Rangkain jembatan ditunjukkan pada gambar 3, dimana kapasitas C secara

bergantian dimuati dan dikosongkan melalui kontak komutasi dan tahanan R.

Kesetimbangan jembatan diperoleh dengan mengatur R3 , memberikan penentuan

yang tepat bagi nilai kapasitansi yang dinyatakan dengan konstanta- konstanta

lengan jembatan dan frekuensi komutasi.

(17)

- Kapasitor-kapasitor standar umumnya dibuat dari susunan pelat-pelat logam

dengan menggunakan udara sebagai bahan dielektrik. Luas dan jarak antara

pelat-pelat tersebut harus diketahui dengan tepat dan dengan demikian kapasitansi

kapasitor udara dapat ditentukan dari dimensi-dimensi dasar ini.

- Standar-standar kerja kapasitansi dapat diperoleh dalam suatu rangkuman yang

sesuai, dimana nilai yang lebih kecil umumnya adalah kapasitor-kapasitor udara,

sedangkan kapasitor yang lebih besar menggunakan bahan dielektrik padat.

- Kapasitor yang terbuat dari perak-mika merupakan standar kerja yang sangat baik.

2.9.5 Standar Induktansi

- Standar primer untuk induktansi diturunkan dari ohm dan farad daripada

menurunkannya dari induktor-induktor yang ukuran geometrisnya besar yang

digunakan untuk penentuan nilai ohm absolut.

- Standar Campbell dipilih sebagai standar primer untuk induktansi bersama dan

induktansi diri

- Standar kerja untuk induktansi secara komersial, tersedia dalam suatu rangkuman

yang lebar dengan nilai-nilai praktis yang tetap dan berubah-ubah.

- Suatu standar induktansi yang tetap, mempunyai nilai dari 100 μH sampai 10 H

dengan ketelitian garansi sebesar 0,1 % pada suatu frekuensi operasi yang telah

ditetapkan.

- Ketelitian induktansi bersama adalah dalam orde 2,5 % dengan nilai induktansi

antara 0 – 200 mH

- Kapasitansi yang terdistribusi terdapat antara gulungan-gulungan induktor, dan

kesalahan yang diakibatkannya harus diperhitungkan.

2.10. Standar Maknit

2.10.1 Pengukuran Balistik untuk Pengukuran Fluksi ( Ф )

Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer

ini bekerja menggunakan prinsip d’ Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian

selama 20 – 30 sekon dengan kepekaan tinggi.

Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus sesaat,

mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali berhenti dalam

gerakan berosilasi.

Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti

berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai

(18)

Q

Q = K θ K = --- .……….( 1 )

θ

Dimana : Q = muatan listrik ( coulomb )

K = kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi )

Θ = defleksi sudut kumparan ( radian )

Pengukuran Kepekaan galvanometer ( K )

Harga kepekaan ( K ), dipengaruhi oleh redaman dan besarnya diperoleh secara

eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang nyata.

Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metoda, yaitu :

1. metoda kapasitor

2. metoda solenoida

3. metoda induktansi bersama

Metoda induktansi bersama :

Pada metoda ini, sumber arus di rangkaian primer dikopel melalui ke galvanometer,

melalui pengujian induktansi bersama ( M ).

Rangkaian yang digunakan dalam metoda ini, ditunjukkan pada gambar 4

Gambar 4

Jika arus primer ( I ) arahnya dibalik ( dari + I menjadi - I ), akan terjadi

penyimpangan galvanometer ( θ ) sebanding dengan konstanta-konstanta rangkaian

dan kepekaan galvanometer ( K ).

Akibat perubahan arah arus ini, besar muatan total di dalam rangkaian adalah :

(19)

Q = --- = ( coulomb ) ……….( 2 )

R

Dimana : M = induktansi bersama ( Henry atau H )

R = tahanan total rangkaian ( ohm atau Ω)

Subsitusikan harga pada persamaan ( 2 ) kedalam persamaan ( 1 ), maka diperoleh

harga K, yaitu :

Q 2 M I / R 2 M I

K = --- = --- = --- ...………( 3 )

θ θ R θ

Pengukuran fluksi ( Ф ) yang dihasilkan maknit permanent

Pengukuran fluksi menggunakan galvanometer balistik yang sudah dikalibrasi,

ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5

Dari gambar 5, dapat dilihat bahwa galvanometer balistik dihubungkan seri dengan

sebuah tahanan variabel dan sebuah kumparan yang melilit maknit permanent yang

akan ditentukan fluksinya.

Tahanan variabel diatur untuk menghasilkan redaman kritis bagi galvanometer.

Prinsip pengukuran :

Jika maknit permanen dilepas dengan cepat dari kumparan, maka akan dihasilkan

suatu impuls arus yang menyebabkan galvanometer menyimpang.

- Kuantitas muatan melalui galvanometer balistik berbanding lurus dengan fluksi

total ( Ф ) maknit permanen dan jumlah lilitan kumparan ( N ) dan berbanding

terbalik dengan tahanan total rangkaian ( R ), dan secara matematis :

N Ф

Q = --- ( coulomb ) ….……… ( 4 )

R

Subsitusikan harga pada persamaan ( 4 ) kedalam persamaan ( 1 ), diperoleh defleksi

(20)

Q N Ф / R N Ф

Θ = --- = --- = --- ……….( 5 ) K K K R

Dari persamaan ( 5 ) untuk suatu harga Q , dapat diperoleh harga Ф yang besarnya :

K R θ

Ф = --- ( weber ) ………( 6 ) N

Catatan : Faktor kepekaan K harus dievaluasi terhadap tahanan rangkaian yang

digunakan pada setiap pengukuran.

2.10.2 Standar Fluksi Maknit

Untuk mengukur fluksi standar yang dihasilkan oleh maknit-maknit standar, digunakan

metoda pengukuran pada gambar 5 diatas.

Maknit-maknit ini dipelihara sebagai standar fluksi maknit ( magnetic flux standards ).

Standar Maknit Hibbert

Standar maknit ini, merupakan sumber fluksi standar yang tidak bergantung pada arus

eksitasi dari luar, dan konstruksinya ditunjukkan pada gambar 6.

Kontruksi dari standar maknit Hibbert antara lain terdiri dari :

- maknit permanent yang dibungkus didalam sebuah bejana yang terbuat dari besi

lunak yang mempunyai celah udara berbentuk lingkaran yang sempit.

- Sebuah silinder kuningan digantungkan didalam celah udara, dan pada silinder

dililitkan sebuah lilitan kawat terisolasi yang terbuat dari tembaga.

Prinsip kerja :

Jika pemegang dilepas, maka silinder kuningan akan jatuh melalui fluksi di dalam

celah udara, dan akan diinduksikan arus listrik di dalam lilitan kawat sebanding

dengan laju fluksi maknit yang dipotong oleh lilitan kawat yang terjatuh tersebut

(21)

- gaya yang bekerja pada lilitan kawat hanya medan gravitasi setempat, maka laju

dimana fluksi terpotong adalah konstan, dan ini berarti bahwa arus induksi

berbanding lurus dengan fluksi di dalam celah udara.

Standar maknit Hibbert merupakan standar sekunder dan harus dikalibrasi terhadap

metoda induktansi bersama.

2.11 Standar Temperatur dan Intensitas Penerangan

Salah satu besaran Si adalah temperatur termodinamika dan satuannya adalah derejat

Kelvin ( 0 K ).

Skala Dasar ( fundamental scale ) :

- Skala dasar temperatur adalah ; skala termodinamika Kelvin, yang merupakan

acuan untuk semua temperatur. Temperatur dalam skala ini dinyatakan dengan

derejat Kelvin ( 0 K ), dengan simbol T.

- Besar derjat Kelvin ( 0 K ) ditetapkan dengan mendefinisikan : temperatur

termodinamika dari titik tripel air ( temperatur keseimbangan antara es, air dan

uap air ) pada temperatur sebesar 273,15 0 K.

Skala Praktis Internasional / Derejat Celcius :

- Disababkan pengukuran pada skala termodinamika sulit, maka pada tahun 1927 di

konfrensi umum ke 11 “ mengenai berat dan ukuran “, disetujui skala praktis yang

termodifikasi beberapa kali dan disebut sebagai skala praktis inter- nasional untuk

temperatur ( International Practical scale of temperature ).

- Temperatur-temperatur pada skala ini dikenal sebagai derejat Celcius ( 0 C ), yang

diberi simbol “ t “.

- Skala Celcius mempunyai dua temperatur dasar tetap, yaitu :

1. Titik didih air yang tetap , besarnya 100 0 C 2. Titik tripel air yang besarnya 0,01 0 C,

Keduanya ditetapkan pada tekanan atmosfer.

- Temperatur-temperatur, antara lain : titik didih oksigen ( - 182,97 0 C ), titik didih belerang ( 446 0 C ), titik beku perak ( 960,8 0 C ) dan titik beku emas ( 1063 0 C )

telah ditetapkan diatas dan dibawah kedua temperatur dasar diatas.

- Konversi antara skala Kelvin dan Celcius, dinyatakan sebagai berikut :

t ( 0 C ) = T ( 0 K ) - Ta ……….( 7 )

(22)

Termometer Standar Primer

- Merupakan sebuah termometer tahanan platina dengan konstruksi khusus,

sehingga kawat platina tidak dipengaruhi oleh regangan.

- Nilai-nilai yang diinterpolasi antara temperatur dasar yang nilai tetap dan

temperatur primer yang nilainya tetap pada skala yang ditentukan oleh

rumus-rumus yang didasarkan pada sifat-sifat tahanan dari kawat platina tersebut.

Standar Primer Intensitas Penerangan ( Standards of Luminous Intensity )

- adalah sebuah radiator sempurna ( radiator benda hitam atau Planck ), pada

temperatur pembekuan platina ( ± 2042 0 K ).

- Lilin ( candela ) didefinisikan sebagai : 1 / 60 intensitas penerangan setiap

sentimeter kuadrat ( cm 2 ) radiator sempurna.

- Standar sekunder untuk intensitas penerangan adalah : lampu-lampu khusus yang

filamennya terbuat dari wolfram, beroperasi pada temperatur yang menyebabkan

distribusi daya spektral di dalam daerah yang dapat dilihat sepadan dengan

standar dasar.

- Standar sekunder secara berkala harus dikalibrasi kembali terhadap standar dasar.

Daftar Pustaka

1. Wiliam D. Cooper, “ Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran “

Jakarta, Januari 2008

Gambar

Tabel 4 Satuan dasar, satuan tambahan, dan satuan turunan
Tabel  5 Konversi satuan Inggris ke SI
 Gambar 1
Gambar 3
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menurut George Simon Ohm menyatakan “Besarnya beda potensial listrik ujung-ujung penghantar yang berhambatan tetap sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir melalui

Gambar 4.1 Potensial listrik dalam koordinat kartesian Persamaan potensial listrik yang akan dibahas adalah peninjauan untuk sisi atas dengan nilai V menggunakan fungsi

Daya listrik yang dihasilkan oleh berbagai peralatan listrik dapat pula kita ketahui dengan mengalikan beda potensial dengan kuat arus yang melalui peralatan itu.. Ternyata timbul

Pada saat energi listrik diubah menjadi energibentuk lain oleh alat listrik, berarti sumber tegangan telah melakukan usaha.. Jika beda potensial ditulis V,

Muatan listrik mengalir dari potensial tinggi (kutub positif) ke potensial rendah (kutub negatif) melalui suatu penghantar?. Perbedaan potensial disebut juga TEGANGAN (Voltage),

Rumus diatas menyatakan bahwa besar kuat arus listrik yang mengalir sebanding dengan beda potensial listrik dan berbanding terbalik dengan hambatan.. SOAL LATIHAN DAN

Kuat arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut.. Rangkaian Arus Listrik

• "Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar tersebut, asalkan suhu penghantar tetap." • Arus listrik dapat