• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang pada bidang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang pada bidang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Permasalahan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang pada bidang kesehatan adalah belum tersentuhnya seluruh masyarakat Indonesia dengan layanan kesehatan, hal ini dikarenakan faktor ekonomi (BPS, 2014) dimana sebanyak 28,28 juta jiwa penduduk Indonesia termasuk golongan miskin. Pemerintah memiliki beberapa program untuk membantu masyarakat miskin agar dapat menjangkau pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial biasa disebut juga BPJS adalah jaminan sosial yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan tanggal 1 Januari 2014. Program ini digunakan untuk melaksanakan program kesehatan di Indonesia. Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional secara umum adalah mempermudah masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu (UGM Yogyakarta, 2013)

BPJS merujuk keputusan negara-negara tergabung dalam WHO 2005 menyetujui sebuah resolusi agar Negara dapat mengembangkan system pembiayaan kesehatan dengan tujuan untuk menyediakan universal healthy coverage. Sangat penting untuk memastikan akses yang adil bagi semua warga Negara sehingga semua tindakan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative dengan biaya terjangkau (affordable cost) agar dapat diakses oleh semua kalangan (Bulletin BUK, 2012).

BPJS kesehatana dalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan

(2)

kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (BPJS Kesehatan, 2014).

Seluruh penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran. Peserta BPJS dibagi menjadi dua kelompok yaitu PBI (Penerima Bantuan Iuran) adalah peserta jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang iurannya dibayar pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Peserta bukan PBI jaminan kesehatan harus melakukan pembayara iuran dilansir dari (JKN, 2014).

Sejak ditetapkan jaminan kesehatan BPJS ini pemerintah mengharapkan seluruh masyarakat Indonesia terdaftar menjadi peserta BPJS paling lambat tanggal 1 Januari 2019 agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan manfaat serta mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Pendaftaran BPJS sangat mudah cukup dengan membawa Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Pengenal (KTP) lalu mendaftar ke PUSKESMAS, Rumah Sakit dan Kantor BPJS tedekat. Pendaftaran BPJS ini juga bias melalui Online dengan mempersiapkan Kartu Tanda Penduduk, Kartu keluarga, Kartu NPWP, alamat Email dan no HP yang bisa di hubungi (BPJS, 2014).

Beberapa kendala yang dirasakan dalam proses pelaksanaan Program BPJS ini adalah birokrasi misalnya peserta Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan (Jamsostek) yang masuk BPJS melihat, lebih positif menggunakan Jamsostek dikarenakan birokrasi pengurusannya tidak terlalu rumit seperti BPJS (Haluankepri, 2014) selain

(3)

itu kurangnya sosialisasi mengenai program BPJS sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat dan prosedur untuk menjadi peserta BPJS. Kendala penunjang fasilitas yaitu praktisi kesehatan sekitar 938 Puskesmas (sekitar 9,8 persen) dari puskesmas di Indonesia belum memiliki dokter umum dan banyak puskesmas belum memiliki praktisi kesehatan lainnya seperti dokter gigi, perawat maupun bidan (Harian Nasional, 2014). Kendala dalam konsumen adalah tingkat pendidikan dan pengetahuan juga berpengaruh terhadap akses komunikasi dan akses pengetahuan bagi pekerja terhadap jaminan sosial nasional. Tingkat pendapatan sangat berpengaruh terhadap keikutsertaan pekerja dalam jaminan sosial (Triono & Soewartoyo, 2013).

Masyarakat memiliki pandangan berbeda mengenai BPJS. Masyarakat yang menyetujui kebijakan ini salah satunya adalah karena dengan program tersebut, seluruh Prajurit Tentara Nasional Indonesi dan Pegawai Negeri Sipil Kementrian Pertahanan dapat memanfaatkan pelayanan dari fasilitas kesehatan umum terdekat tanpa harus ke Rumah Sakit TNI (Detik, 2014). Masyarakat yang tidak menyetujui kebijakan ini mengatakan BPJS mulai terlihat menyusahkan rakyat karena pelayanannya kurang bagus di lapangan, bahkan obat-obatan yang selama ini ditanggung Askes malah sekarang tidak ditanggung lagi (Lampost, 2014).

Persepsi masyarakat lebih memilih membayar sendiri biaya kesehatan karena merasa tidak perlu berurusan dengan proses yang rumit. Persepsi masyarakat lain yaitu mengenai rendahnya pelayanan puskesmas dimana masih banyak puskesmas tidak dilengkapi dokter, peralatan yang tidak lengkap, pengobatan yang ala kadarnya dan waktu tunggu yang lama merupakan salah satu alasan mengapa masyarakat Indonesia memilih untuk tidak memiliki jaminan sosial (Fakultas Kedokteran UGM, 2013).

(4)

Pemberitaan negatif mengenai program pemerintah ini namun, pendaftaran BPJS sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Dilansir dari Fahmi (2014) kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mengklaim menerima peserta baru jutaan orang sejak program diluncurkan. BPJS mendapatkan tambahan peserta hampir 3,5 juta sejak program BPJS diluncurkan dimana 200 ribu diantaranya merupakan peserta baru dengan pendaftaran mandiri. Pandangan berbeda dalam mengartikan program BPJS yang telah di canangkan oleh pemerintah ini, masyarakat yang menangkap hal tersebut menjadi persepsi yang positif atau negatif sehingga menggugah minat untuk daftar sebagai peserta BPJS ataupun sebaliknya.

Puskesmas Dinoyo adalah salah satu puskesmas yang menjalankan program BPJS. Puskesmas Dinoyo Malang memiliki 6 wilayah kerja yaitu Kelurahan Tunggul wulung, KelurahanTelogomas, Kelurahan Dinoyo, Kelurahan Tawang Gede, Kelurahan Sumbersari, dan Kelurahan Merjosari. Pengunjung Puskesmas Dinoyo tidaklah hanya dari wilayah kerjanya saja, namun beberapa pengunjung dari luar wilayah kerjanya. Dimulai tanggal 1 januari 2015 Puskesmas Dinoyo memiliki peraturan baru adalah peserta BPJS yang diterima sesuai dengan wilayah yang dicangkupnya. Terdapat sedikit perbedaan pada pengunjung di Puskesmas Dinoyo, persepsi mereka terhadap peserta BPJS dan bukan peserta BPJS, pada peserta BPJS pada saat di apotik mereka merasa mendapatkan pelayanan yang lebih lama dibandingkan dengan bukan peserta BPJS.

Penelitian ini melakukan pengklasifikasian terhadap masyarakat dibagi menjadi dua, yakni masyarakat yang sudah menjadi peserta BPJS dan belum menjadi peserta BPJS. Kendatipun hal ini ditunjukan untuk menilai perilaku masyarakat sebagai konsumen disetiap populasi. Masyarakat yang telah menjadi peserta BPJS akan memiliki persepsi yang positif atau negatif terhadap pelayanan yang telah

(5)

didapatkan. Masyarakat yang belum menjadi peserta BPJS yang memiliki persepsi positif mengenai program baru ataupun persepsi negatif dari informasi yang telah didapatkan. Dampak tersebut akan berpengaruh terhadap minat masyarakat yang sudah menjadi peserta ataupun yang belum menjadi peserta BPJS. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang persepsi terhadap minat masyarakat menjadi peserta BPJS.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat diangkat adalah : 1. Bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap program BPJS.

2. Bagaimanakah minat masyarakat menjadi peserta BPJS.

3. Bagaimanakah perbandingan persepsi terhadap minat masyarakat menjadi peserta BPJS.

1.3 Tujuan Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan Umum Penelitian

Menganalisispersepi terhadap minat masyarakat antara peserta BPJS dengan masyarakat yang belum menjadi peserta BPJS.

1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian

1. Mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap program BPJS. 2. Mengidentifikasi minat masyarakat menjadi peserta BPJS.

3. Menganalisis perbandingan persepsi terhadap minat masyarakat menjadi peserta BPJS.

(6)

1.4 Manfaat Penelitian.

Manfaat yang diharapkan dari karya ilmiah ini adalah:

1. Bagi masyarakat adalah sebagai informasi edukatif terkait program BPJS sebagai pertimbangan penggunaan jasa jaminan kesehatan dan membantu untuk meringankan beban biaya saat mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat .

2. Bagi praktisi kesehatan adalah sebagai informasi atau refrensi informasi saat memberikan informasi kepada pasien mengenai program BPJS. Menarik minat masyarakat untuk mendaftar menjadi peserta BPJS.

3. Bagi BPJS sendiri adalah sebagai acuan untuk melakukan strategi pemasaran dan evaluasi elemen pemasaran yang telah ada agar dapat dikembangkan sehingga meningkatkan kualitas pelayanan BPJS.

4. Bagi lembaga pelayanan kesehatan adalah sebagai informasi mengenai pelaksanaan BPJS sehingga dapat menilai dan memonitoring apakah kebijakan ini berjalan dengan benar. Data hasil dapat digunakan untuk sebagai acuan pelaksanaan program BPJS.

5. Bagi penliti lain adalah sebagai dasar untuk melakukan penelitian selajutnya, menjadi referensi tambahan dalam pengkajian dan penelitian yang terkait dengan pelaksanaan program BPJS.

1.5 Keaslian Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh I GustiAgung, 2013 (Universitas Udayana, Fakultas Ekonomi). Judul penelitian “Persepsi dan Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Terhadap Profesi Akuntan Publik”. Metode yang digunakan adalah Deskriptif analitik, dengan jumlah sample 100 kepada mahasiswa yang mahasiswa jurusan akutansi Fakultas Ekonomi

(7)

Universitas Udayana. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa jurusan akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana memiliki persepsi positif terhadapa profesi akuntan publik. Terdapat hubungan signifikan antara persepsi dan minat mahasiswa terhadap profesi akuntan publik.

Persamaan pada penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan adalah pada variabel dependen, yaitu tentang minat masyarakat. Perbedaannya terdapat pada variable Independennya, pada penelitian di atas adalah profesi akuntan publik dan pada penelitian ini adalah persepsi masyarakat terhadap BPJS.

Persepsi mayarakat terhadap produk baru memiliki hubungan dengan minat masyarakat untuk melakukan pembelian, ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ardi (2012) dengan judul “hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan minat berorganisasi pada mahasiswa fakultas psikologi”. Metode penelitian adalah deskriptif dengan sample 200 orang. Persamaan dalam penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan adalah variabel independent peresepsi masyarakat dan variable dependennya minat. Perbedaannya terdapat pada teknik sampling yang digunakan adalah stratified proportional random sampling.

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dari tiga tesis pembanding tersebut diatas, pada penelitian yang dilakukan oleh penulis akan membahas mengenai optimalisasi pelaksanaan tugas pokok dan

Untuk pengawasan dan pembinaan dari pemerintah terhadap kegiatan usaha pertambangan di wilayah masyarakat hukum adat, perlu penggembangan instrumen- instrumen

Sutarwi, Pujiasmanto B, Supriyadi 2013, Pengaruh Dosis Pupuk Fosfat Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea (L.) Merr)

Dari hasil analisis perhitungan pathloss pada model Okumura dan model Lee diharapkan diperoleh model yang sesuai pada daerah suburban dengan karakteristik slope

mengembangkan aspek fisik, keseimbangan antara bermain aktif dan pasif, tidak berbahaya, memiliki nilai kebaikan, memiliki aturan dan tujuan yang jelas [14]. Jumlah

Selama Undang-undang mengenai hak milik sebagai tersebut dalam pasal 50 ayat (1) belum terbentuk, maka yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan hukum adat setempat

untuk mencapai target yang telah ditetapkan. 3) Memfungsikan semua unit kerja dibawahnya dan pekerjaan binaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai dengan strategi

Jenis penelitian adalah operational research untuk mengetahui nilai pemakaian dan investasi obat, mengetahui jumlah pemesanan optimum dan waktu pemesanan kembali