• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Aplikasi Classroom Language dalam Praktik Mengajar Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Semester 6 Univet Bantara Sukoharjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelatihan Aplikasi Classroom Language dalam Praktik Mengajar Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Semester 6 Univet Bantara Sukoharjo"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

55

dalam Praktik Mengajar Bagi Mahasiswa

Pendidikan Bahasa Inggris Semester 6 Univet Bantara Sukoharjo

Arin Arianti, Nurnaningsih, Sari Handayani, dan Veronika Unun Pratiwi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

Sukoharjo, Jl. Letjen. Sujono Humardani No. 1 Sukoharjo, 57512

Telp.: 0271 593156. Fax.: 0271 591065, Email: arinarianti@yahoo.com, nurnaninx@yahoo.co.id, alettasabith@gmail.com, Pratiwiunun@yahoo.com.

Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan aplikasi Classroom Language dalam pengajaran dari awalsampai pada saat mengakhiri pelajaran yang dipadukan dengan simple instructions (perintah sederhana), peringatan, pujian maupun ungkapan yang lain yang biasa digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.Pelatihan aplikasiClassroom Languagesdilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Mengadakan observasi awal tentang pengetahuan mahasiswa tentang interaksi pembelajarandengan pengadaan pretest; 2) Melakukan pelatihan aplikasi Classroom Language dengan memperkenalkan berbgai interaksi pembelajaran; 3)Mengadakan pendampingan; 4) evaluasi terhadap kemampuan mengajar mahasiswa dengan pemberian postest.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) seluruh peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan mengajar tentang Classroom Language. Peningkatan tersebut terlihat dari perbandingan hasil pretest sebelum pelatihan dan hasil postest sesudah pelatihan yang meningkat 29,4 %; 2) Evaluasi terhadap tingkat keefektifan dalam aplikasi Classroom language pada praktik mengajar dari seluruh peserta pelatihan diperoleh hasil berkategori baik sekali dengan nilai rerata 3,7.

Kata-kata kunci: Classroom Language, praktik mengajar

The Training Of Classroom Language Application In Teaching Practice For Sixth Semester Of English Department Students In Univet Bantara Sukoharjo Arin Arianti, Nurnaningsih, Sari Handayani, dan Veronika Unun Pratiwi

English Language Education Program, FKIP, Veteran Bangun Nusantara University of Sukoharjo, 57521 Telp.: 0271 593156. Fax.: 0271 591065, Email: arinarianti@yahoo.com, nurnaninx@yahoo.co.id,

alettasabith@gmail.com, Pratiwiunun@yahoo.com.

Abstract, The objectives of this research is to improve the ability of Classroom Language

application in the beginning to the end learning by using simple instructions, warning, approbation, and other expression used commonly in teaching learning activity. The training of Classroom Languages is carried out by applying some steps, namely: 1) doing previous observation for the students’ background knowledge of the learning interaction by arranging pretest; 2) doing the training of Classroom Language by introduction some learning interactions; 3) doing the assistance; 4) evaluating to the students’ ability by giving postest. The results of the study show that: 1) All training participants have the improvement of teaching knowledge about Classroom Language. Those improvement is seen by the comparison between pretest score done before the training and postest score done after the training that increase 29,4%; 2) The evaluation to the effectiveness in Classroom Language application in teaching practice for all training participants is reached good category score on the average 3,7.

(2)

Pendahuluan

Program Studi Bahasa Inggris merupakan salah satu progdi di FKIP dimana mahasiswanya dipersiapkan menjadi calon guru. Micro Teaching yang dilanjutkan dengan PPL sebagai suatu media praktek mengajar yang harus dikuasai oleh mahasiswa sebagai calon guru. Micro teaching dan PPL merupakan kegiatan yang sangat vital bagi setiap mahasiswa sebagai calon guru. Hal tersebut untuk memenuhi tuntutan agar dapat menempatkan penguasaan ilmu yang didapat secara utuh dan professional di bidang keguruan.

Micro-teaching dalam konteks pelaksanaan program pengalaman lapangan, tidak

berarti bahwa microteaching sebagai pengganti praktik mengajar, melainkan berfungsi sebagai alat pembantu/pelengkap dari program praktik mengajar. Dengan perkataan lain, bahwa latihan praktik mengajar tidak berhenti sampai dikuasainya komponen-komponen keterampilan mengajar melalui micro-teaching, akan tetapi perlu diteruskan sehingga calon guru dapat mempraktikkan kemampuan mengajarnya secara komprehensip dalam real

class-room teaching.Disamping itu calon guru juga harus mempersiapkan pembelajaran

secara matang, calon guru memerlukan banyak waktu, tenaga serta pemikiran.

Selain dari segi penyampaian materi yang harus menarik dan inovativ, penguasaan Bahasa Inggris diluar materi yang diajarkan juga harus dioptimalkan. Dalam hal ini, aplikasi Bahasa Inggris tidak hanya terkait materi berbahasa Inggris tetapi juga dalam hal interaksi diantara penyampaian materi itu sendiri, atau yang disebut dengan Classroom

Language.

Pengajaran bahasa Inggris dengan memadukan interaksi dan komunikasi diperlukan suatu kemampuan yang merupakan pembiasaan yang diaplikasikan di rumah dan juga di sekolah. Faktor yang mempengaruhi antara lain budaya di sekolah, latar belakang siswa, dll. Menurut Kamil (2000) bahwa:

Continuity between language use in school and at home is also an issue in children’s development of classroom communicative competence. Most of the research on emergent literacy has been conducted with children from print-rich homes that identify with the dominant, school-oriented culture, where parent-child interactions provide experiences similar to classroom interactions. Through these experiences, children are motivated to learn about literacy events, functions, artifacts, forms (e.g., sound and letter names), and conventions before they learn to read and write (Morrow, 1993; van Kleeck, 1990, 1995, 1998; van Kleeck & Schuele, 1987; Whitehurst & Lonigan, 1998).

Kenyataan di lapangan berdasarkan pengamatan dan evaluasi pelaksanaan Micro

Teaching dan PPL pada semester sebelumnya, penguasaan materi tidaklah cukup tanpa

didukung dengan aplikasi bahasa interaksi pembelajaran (Classroom Language). Mahasiswa masih belum efektif dan memaksimalkan fungsi interaksi belajar mengajar (Classroom Language) dalam menjembatani penyampaian materi Bahasa Inggris.Sedangkan aplikasi Classroom Language yang diterapkan mahasiswa hanya sebatas

(3)

pada waktu membuka pelajaran dan ketika menanyakan kabar. Jawabannyapun juga monoton sama. Ketika menutup pelajaran selau dengan ungkapan yang sama.

Mahasiswa masih belum efektif dan memaksimalkan fungsi interaksi belajar mengajar (Classroom Language) dalam menjembatani penyampaian materi Bahasa Inggris. Sedangkan aplikasi Classroom Language yang diterapkan mahasiswa hanya sebatas pada waktu membuka pelajaran dengan menyapa Good morning dan how are you ketika menanyakan kabar. Jawabannyapun juga monoton sama dengan “I am fine, and you?”. Ketika menutup pelajaran selau dengan ungkapan yang sama, yaitu See you. Padahal aspek membuka pelajaran tidak hanya menyapa tetapi bisa memperkenalkan, mengkoordinasikan untuk memulai materi, perintah, register dan masih banyak lagi. Begitu juga ketika mengakhiri pelajaran. Sedangkan, ungkapan ketika penyampaian materi, penyampaian perintah, pujian, peringatan masih menggunakan bahasa indonesia. Akibatnya interaksi bahasa rutin sehari hari yang bisa diaplikasikan secara sederhana terasa asing dan terkesan sulit bagi mahasiswa karena jarang dipraktikkan. Mahasiswa cenderung hanya menjelaskan materi yang terkait topik Bahasa Inggris saja sedangkan interaksi yang lain dengan penyampaian Bahasa Indonesia.

Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan suatu strategi untuk mengasah dan mengoptimalkan penggunaan interaksi sehari-hari dengan Bahasa Inggris di kelas. Maka dicobalah untuk memberikan suatu wacana pengetahuan untuk menjembatani komunikasi dalam proses belajar mengajar. Komunikasi tersebut dalam bentuk Bahasa Inggris yang dimulai sejak awal pembelajaran sampai mengakhiri pelajaran. Selain itu juga diberikan ungkapan-ungkapan pendukung yang biasa terjadi dan digunakan seorang guru ketika proses pembelajaran berlangsung seperti dalam menghandle siswa pada situasi komunikasi spontan serta dalam hal merespond pekerjaan/ hasil belajar siswa.

Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di atas, diadakan suatupembekalan yang berupa pelatihan aplikasi Classroom Language bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris khususnya yang menempuh mata kuliah Micro Teaching yang kemudian akan dilanjutkan dengan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang dikhususkan bagi mahasiswa calon guru di semester. Diharapkan para calon guru ini nanti bisa mengaplikasikan Classroom Language secara komunikatif dan aktif yang bermanfaat bagi guru dan siswa unuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris di kelas.

Metode Penelitian

Target yang ingin dicapai dari pelatihan ini adalah dapat memaksimalkan kompetensi mahasiswa dalam mempersiapkan bekal mengajar ketika menghadapi mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan dan meningkatkan pengetahuan tentang interaksi belajar mengajar di kelas (Classroom Language) bagi mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris semester 6 Universitas Veteran Bantara Sukoharjo pada praktek mengajar baik ketika Micro Teaching maupun pada saat praktek mengajar secara nyata dalam bentuk PPL, dari awal atau saat membuka pelajaran, ketika penyampaian materi, sampai pada saat mengakhiri pelajaran yang dipadukan dengan simple instruction (perintah sederhana), peringatan, pujian maupun ungkapan yang lain yang biasa digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Sehubungan dengan permasalahan mitra dan target kompetensi yang diharapkan dari mitra, maka tim pengabdian masyarakat Univet Bantara Sukoharjo mengadakan

(4)

pelatihan classroom language bagi mahasiswa program studi pendidikan bahasa Inggris semester 6 yang akan menjalani PPLAdapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Mengadakan observasi awal atau orientasi lapangan mengenai pengetahuan mahasiswa Program studi Bahasa Inggris semester 6 Univet Bangun Nusantara Sukoharjo tentang pengetahuan Classroom Language dalam praktek mengajar; 2) Mengadakan pretest mengenai pengetahuan mahasiswa Program studi Bahasa Inggris semester 6 Univet Bangun Nusantara Sukoharjo tentang pengetahuan Classroom Language; 3) Memberikan pelatihan tentang aplikasi Classroom Language dalam praktik mengajar mulai dari membuka pelajaran (the Beginning of the Lesson), memberikan perintah sederhana (Simple

Instructions), sampai pada mengakhiri pelajaran (The End of the Lesson). Selain itu juga

memberikan materi terkait bahasa yang sering digunakan dalam interaksi kegiatan belajar mengajar seperti the Language of Spontanious Situations, Classroom Management dan

Error Correction; 4) Melakukan pendampingan pada waktu praktek mengajar dalam

perkuliahan Micro Teaching; dan 5) Mengadakan evaluasi dalam bentuk post-test terhadap kemajuan dan peningkatan pengetahuan para siswa tentang pemahaman materi Classroom

Language.

Pada pelatihan tersebut, adapun kegiatan umum pada pelatihan ini adalah sebagai berikut. Tahap I. Tahap I yaitu menggunakan metode ceramah dengan cara pemberian pengetahuan tentang Classroom Language terkait materi the Beginning of the Lesson,

Simple Instructions, dan materi tentang The End of The Lesson. Tujuan dari pemberian

materi tersebut adalah untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dalam pengajaran Bahasa Inggris ketika membuka pelajaran, menyapa, memberi instruksi/perintah sederhana ketika proses pengajaran berlangsung serta cara mengakhiri pelajaran. Pelaksanaan dalam bentuk ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Durasi waktu sekitar 45 menit di Ruang Micro Teaching. Penyampaian materi tersebut dilakukan oleh Arin Arianti, S.Pd., M.Pd.

Tahap II. Tahap II yaitu menggunakan metode ceramah dengan menggunakan

media powerpoint dengan cara pemberian teori tentang Classroom Language yang berhubungan dengan the Language of Spontanious Situations, Classroom Management dan

Error Correction. Tujuan dari pemberian materi tersebut adalah untuk memberikan

pengetahuan kepada mahasiswa sebagai calon guru tentang ungkapan/ bahasa pendukung yang sering digunakan dalam pengajaran Bahasa Inggris seperti pada saat menghandle kelas/ siswa terkait merespon, menjelaskan materi, serta memberikan feedback/ review terkait pekerjaan siswa Pelaksanaan dalam bentuk ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Durasi waktu sekitar 45 menit di Ruang Micro Teaching. Penyampaian materi tersebut dilakukan oleh Nurnaningsih, S.Pd., M.A.

Pendampingan. Pendampingan dilakukan untuk memastikan bahwa materi tentang Classroom Language sudah bisa diaplikasikan secara optimal untuk meningkatkan

kemampuan berbahasa Inggris dari segi interaksi dalam proses pengajaran. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan Maret 2014. Penanggung Jawab kegiatan ini adalah Sari Handayani, S.Pd.,M.Pd.

Evaluasi. Evaluasi dilakukan dua kali, yaitu sebelum pelatihan dimulai yaitu

dengan pemberian pre-test dan sesudah pelatihan yaitu dengan pemberian post-test.

Pre-test dilaksanakan selama 15 menit dengan menggunakan questionaire untuk mengetahui

sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang materi Classroom Language yang sudah dipahami sebelumnya. Sementara itu setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan, tim pengabdian melakukan evaluasi dengan pemberian Post-test menggunakan questionaire

(5)

dilaksanakan selama 15 menit. Tujuannya untuk mengetahui adanya kemajuan dan peningkatan pengetahuan para siswa tentang pemahaman materi Classroom Language. Evaluasi dikoordinir oleh Veronika Unun Pratiwi, S.Pd., M.Pd. Evaluasi terhadap indikator keberhasilan program bila skor post-test mengalami peningkatan dari pada skor pre-test.

Adapun alur kegiatan pelaksanaan pengabdian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pelaksanaan Pengabdian

Bentuk evaluasi terkait pemahaman/ pengetahuan aplikasi Classroom Language berupa daftar pertanyaan yang diberikan sebelum dan sesudah materi penyuluhan disampaikan. Soal dalam daftar pertanyaan disusun untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman peserta terhadap materi tentang tehnik presentasi ilmiah berbahasa Inggris. Setiap soal dijawab dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat. Nilai dihitung dengan rumus:

Nilai max setiap nomor = 5

Nilai peserta = jumlah nilai @soal 3

Nilai akhir = rerata nilai seluruh peserta

Bentuk evaluasi terkait pemahaman/ pengetahuan aplikasi Classroom Language berupa daftar pertanyaan yang diberikan sebelum dan sesudah materi penyuluhan disampaikan. Soal dalam daftar pertanyaan disusun untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman peserta terhadap materi tentang tehnik presentasi ilmiah berbahasa Inggris. Setiap soal dijawab dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat. Sedangkan evaluasi penilaian terhadap keefektifan aplikasi classroom languange dilakukan dengan cara pengamatan pada saat mitra praktek.

Observationon Students’ intake

Observation on Students’ understanding about classroom

language pretest

Delivering Classroom Language Materials

Guiding

(6)

Tabel 1. Evaluasi Penilaian

NO Indikator Penilaian SKOR

1 The beginning of the lesson 2 Simple instructions

3 Language spontaneous situations 4 Language classroom management 5 Language error correction

6 The end of the lesson Jumlah skor

Skor = 1,2,3, atau 4 (1=kurang, 2= cukup, 3 baik , 4 sangat baik)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pengetahuan mahasiswa tentang cara mengajar yang memaksimalkan English skills dalam penyampaian materi maupun dalam interaksi pembelajaran memang belum begitu efektif di kalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Kegiatan pengabdian ini sangat membantu mematangkan pemahaman dan aplikasi siswa tentang mengefektifkan classroom language dalam pembelajaran ketika praktik micro teaching dan pada waktu menghadapi mata kulih Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

Kegiatan diawali dengan pretest sebelum diberikan penyuluhan. Materi pretest berisi tentang tehnik presentasi ilmiah dengan jumlah 6 pertanyaan. Demikian juga setelah selesai penyuluhan dilakukan post test dengan materi soal yang sama. Pretest dan postest dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa dalam aplikasi Classroom

Language secara efektif. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

pelatihan.

Hasil evaluasi pelatihan Aplikasi Classroom Language bagi Mahasiswa Semester 6 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Dalam Menghadapi PPL menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini bisa dilihat dari pengetahuan mahasiswa yang sangat kurang sebelum mendapatkan pelatihan hingga kemudian menjadi meningkat baik dari segi pemahaman dan aplikasi terhadap Classroom Language.. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan sebagai berikut.

(7)

Tabel 2. Prosentase Peningkatan Pemahaman Mitra Terhadap Aplikasi Classroom Language Skor

No KODE MHS

Pre test Postest

Peningkatan (%) 1 001 6 8,6 43,3 2 002 6,3 9,3 47,6 3 003 6,6 9 36,4 4 004 5,6 8 42,9 5 005 6 8,6 43,3 6 006 6 7,6 26,7 7 007 5,3 8 50,1 8 008 6 8,3 38,3 9 009 6,3 8 27 10 010 7 9 28,6 11 011 6,6 8,3 25,7 12 012 7,3 9,6 31,5 13 013 7 9,3 32,3 14 014 7,6 9,6 26,3 15 015 6,6 8,3 25,7 16 016 7 8,6 22,9 17 017 7,3 9 23,3 18 018 8 9,3 16 19 019 6 8,3 38,3 20 020 6,3 8 27 21 021 5,6 7,6 35,7 22 022 7,6 9 18,5 23 023 6,6 8,3 25,7 24 024 6 8 33,3 25 025 7,6 9 18,4 26 026 7 8,6 22,9 27 027 7,3 8,3 13,7 28 028 6,6 8 21,2 29 029 5,3 7,6 43,4 30 030 7,6 9,3 22,4 31 031 7 9 28,6 32 032 7 8,6 22,9 33 033 7,3 8 9,6 Rata-rata 29,4

Peserta pelatihan yaitu mahasiswa semester 6 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Univet Bantara Sukoharjo yang berjumlah 33 peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang tehnik presentasi ilmiah berbahasa Inggris. Peningkatan pengetahuan tersebut mencapai 29,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata terhadap pengetahuan peserta tentang presentasi bahasa Inggris pada sebelum dan sesudah diadakan pelatihan. Hasil evaluasi pelatihan Aplikasi Classroom

(8)

Menghadapi PPL menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini bisa dilihat dari pengetahuan mahasiswa yang sangat kurang sebelum mendapatkan pelatihan hingga kemudian menjadi meningkat baik dari segi pemahaman dan aplikasi terhadap Classroom

Language.

Aplikasi Classroom Language dimaksudkan untuk memaksimalkan languange skill dalam menjembantani antara materi pembelajaran dengan interaksi pembelajaran. Sehingga penyampaian bahasa Inggris bisa diaplikasikan secara efektif pada saat mulai pembelajaran sampai mengakhiri pembelajaran.

Pelaksanaan pelatihan diawali dengan cara pemberian soal pretest. Tujuan pemberian pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mitra terhadap Classroom

Language dari segi pengertian, fungsi, macam serta aplikasinya. Soal pretest tersebut,

yaitu: 1) What do you know about Classroom language?; 2)How many ways are classroom language applicated? ; 3) Mentions the kinds of expression for beginning the lesson?; 4) Mention the number of instructions can be used at the end of a session!; 5) Mentions the instruction in classroom management; 6) How is your way for giving feedback to the situations!

Dari soal tersebut didapat hasil bahwa mitra masih minim dalam pengetahuan tentang Classroom Language. Hal tersebut dilihat dari jawaban yang mayoritas masih belum jelas dan ada sebagian nomor soal yang tidak bisa dijawab. Soal nomor satu kebanyakan mitra menjawab secara umum belum berisi detail komponen dalam Classroom

Language. Soal no 2 tidak ada mitra yang bisa menjawab benar. Kebanyakan mitra

menjawab dengan formal dan informal. Untuk jawaban soal no 3 mitra menjawab dengan cara yang sangat simple yaitu dengan kata hello dan good morning. Begitu pula dengan jawaban soal no 4. Jawabannyapun terkesan apa adanya dan monoton yaitu dengan good bye and see you. Soal 5 tidak ada siswa yang bisa menjawab. Sedangkan untuk soal terakhir, mitra banyak menjawab salah. Berdasarkan diskripsi tersebut, mitra yaitu mahasiswa semester 6 Bahasa Inggris belum mempunyai bekal teori, pengetahuan, aplikasi cukup dalam hal interaksi pembelajaran Bahasa Inggris.

Kegiatan berikutnya adalah pelatihan. Tim memberikan pelatihan mengajar dengan

aplikasi Classroom Language. Pelatihan dilaksanakan dua kali. Materi pertama yaitu The Beginning of the Lesson and simple instructions, materi kedua tentang the end of the lesson dan the language of spontaneous situations, materi ketiga tentang the language of classroom management; sedangkan materi keempat tentang the language of error correction. Mahasiswa sebagai mitra terlibat secara aktif dan partisipatif dalam pelatihan

sehingga pelaksanan pelatihan pelatihan berjalan lancar dan kondusif.

Kegiatan pendampingan dilakukan dengan mengaplikasikannya secara langsung dalam bentuk praktek mengajar. Mahasiswa sebagai mitra melakukan micro teaching dengan pilihan tema materi kemudian dilihat keefektifan dan sejauh mana aplikasi

classroom language. Dari pengamatan, mahasiswa tidak lagi hanya menggunakan Bahasa

Inggris sebagai materi pembelajaran tetapi juga mengaplikasikannya sebagai interaksi pembelajaran. Penggunaan classroom language juga sudah bervariasi tidak hanya monoton pada satu ungkapan. Selain itu, keefektifan aplikasi classroom language juga sudah terlihat baik. Hal tersebut dilihat dari mitra membuka sampai dengan menutup pelajaran. Diantara kegiatan tersebut aplikasi classroom language ketika melakukan aktifitas spontan, memerintah, memanage kelas dan mengoreksi kesalahan siswa. Ada enam indikator penilaian, yaitu: 1) the beginning of the lesson; 2) Simple instruction; 3) The language

(9)

correction dan 6) The end of the lesson. Berikut prosentase peningkatan keefektifan aplikasi Classroom Language.

Tabel 3. Keefektifan Aplikasi Classroom Languages

SKOR PER INDIKATOR

NO KODE MHS i ii iii iv v vi TOTAL RATA-RATA 1. 001 4 3 3 4 4 4 22 3,7 2. 002 3 4 4 3 4 4 22 3,7 3. 003 3 4 4 4 3 4 22 3,7 4. 004 4 3 4 3 4 3 21 3,5 5. 005 4 4 4 4 4 4 24 4 6. 006 3 4 4 3 4 3 21 3,5 7. 007 4 3 4 4 3 4 22 3,7 8. 008 4 3 4 3 4 4 22 3,7 9. 009 3 4 3 4 3 4 21 3,5 10. 010 4 4 4 4 4 4 24 4 11. 011 4 3 4 4 4 3 22 3,7 12. 012 3 4 4 4 3 4 22 3,7 13. 013 4 3 4 4 4 4 23 3,8 14. 014 4 4 3 4 4 4 23 3,8 15. 015 4 4 4 4 4 4 24 4 16. 016 3 4 4 3 4 4 22 3,7 17. 017 4 4 3 4 4 4 23 3,8 18. 018 4 3 4 3 4 4 22 3,7 19. 019 3 4 4 4 4 3 22 3,7 20. 020 4 3 4 4 3 4 22 3,7 21. 021 4 4 4 4 4 4 24 4 22. 022 4 4 3 3 4 4 22 3,7 23. 023 4 3 4 4 3 4 22 3,7 24. 024 3 4 3 4 4 3 21 3,5 25. 025 3 4 4 4 3 4 22 3,7 26. 026 4 3 4 4 4 3 22 3,7 27. 027 4 4 3 3 4 4 22 3,7 28. 028 4 3 4 3 4 3 21 3,5 29. 029 3 4 4 4 3 4 22 3,7 30. 030 4 4 3 4 4 3 22 3,7 31. 031 3 4 4 3 4 4 22 3,7 32. 032 4 3 3 4 4 4 22 3,7 33. 033 4 4 4 4 4 4 24 4 121 120 123 122 124 124 734 122 3,67 3,63 3,72 3,69 3,76 3,76 22,2 3,7

Keterangan Kolom Indikator: i. The beginning of the lesson; ii. Simple instruction;

iii. The language spontaneous situations; iv. The language classroom management; v. The language error correction; vi. The end of the lesson. Rentang score hasil penilaian: 1: kurang; 2: cukup; 3: baik; 4: baik sekali

Dalam praktik microteaching, bisa dilihat bahwa keefektifan pada aplikasi Classroom Language dengan hasil rata-rata 3,7 atau bisa dikatakan baik sekali. Sedangkan apabila dilihat dari rata-rata setiap indikator pelaksanaan yang terdiri dari enam indikator, didapat hasil yang signifikan karena setiap indikator mencapai rata 3,6. Dimana rata-rata indikator yang paling rendah pada indikator kedua yang mencapai skor 3,63 yaitu pada

(10)

aspek simple instruction. Diurutan berikutnya adalah pada indikator pertama yang mencapai skor 3,67 yaitu pada aspek begin the lesson. Sedangkan diurutan ketiga pada indikator keempat dengan skor 3,69 yaitu pada aspek classroom management. Selanjutnya berikutnya pada aspek the language of spontaneous situation yang mencapai rata-rata skor 3,72. Kemudian rata-rata skor tertinggi yang mencapai 3,76 pada dua aspek yaitu aspek language of error correction dan aspek the end of lesson. Adapun urutan Pencapaian Indikator Classroom Languange adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Pencapaian Indikator Classroom Language

No Indikator Skor

I Language error correction The end of the lesson

3,76 II Language spontaneous situation 3,72 III Language classroom management 3,69 IV The beginning of the lesson 3,67

V Simple instructions 3,63

Rata-rata 3,7

Kegiatan terakhir adalah mengadakan evaluasi terhadap kemampuan mengajar mahasiswa semester 6 program studi pendidikan bahasa Inggris. Pada kegiatan akhir ini siswa diberikan postest. Hasil dari postest menunjukkan tingkat kenaikan pemahaman sebesar 29,14 % dari pretest. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa mitra bertambah pengetahuan dan bisa mengaplikasikan Classroom Language ketika praktik micro teaching dan diharapkan juga bisa mengaplikasikannya ketika terjun langsung mengajar di sekolah dalam bentuk PPL.

Simpulan dan Saran

Dari kegiatan Pelatihan Aplikasi Classroom Language dalam praktik mengajar bagi mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris semester Univet Bantara Sukoharjo dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Seluruh peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan mengajar tentang Classroom Language. Peningkatan tersebut terlihat dari perbandingan hasil pretest sebelum pelatihan dan hasil postest sesudah pelatihan yang meningkat 29,4 %; 2) Evaluasi terhadap tingkat optimalisasi dan keefektifan dalam aplikasi Classroom language pada praktik mengajar dari seluruh peserta pelatihan diperoleh hasil berkategori baik sekali dengan nilai rerata 3,7.

Daftar Rujukan

Kamil, Mosenthal, Pearson, & Barr. (2000). Classroom Language and Literacy Learning. Handbook of Reading Research: Volume III

Morrow, L.M. (1993). Literacy development in the early years: Helping children read and

write (2nd ed.). Boston, MA: Allyn & Bacon.

van Kleeck, A. (1990). Emergent literacy: Learning about print before learning to read.

Topics in Language Disorders, 10(2), 25-45.

_____________. (1995). Emphasizing form and meaning separately in prereading and early reading instruction. Topics in Language Disorders, 16(1), 27-49.

_____________. (1998). Preliteracy domains and stages: Laying the foundations for beginning reading. Journal of Children’s Communication Development, 20, 33-51. van Kleeck, A., & Schuele, C.M. (1987). Precursors to literacy: Normal development.

Gambar

Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pelaksanaan Pengabdian
Tabel 2. Prosentase Peningkatan Pemahaman Mitra Terhadap Aplikasi Classroom Language No KODE MHS Skor
Tabel 3. Keefektifan Aplikasi Classroom Languages SKOR PER INDIKATOR
Tabel 4. Pencapaian Indikator Classroom Language

Referensi

Dokumen terkait

Membawa dokumen Kualifikasi Asli serta Hard Copynya dari data-data isian formulir kualifikasi yang diinput di dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat website

NU Sitail Jatinegara memohon kepada Kepala Seksi Mapenda Kantor Kementerian Agama Kab.. Tegal untuk berkenan mengesahkan

20 tahun 2003 Bab II pasal 3 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Hasil penangkapan nyamuk dengan kepadatan nyamuk yang sangat rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor kondisi alam berupa curah hujan yang cukup

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa jika siswa memiliki kesadaran diri yang tinggi dalam belajarnya, memiliki pengaturan diri yang baik, motivasi belajar

Ekspresi Bcl2 pada sel alveolus paru-paru tikus kelompok rokok ditambah lidah buaya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol dan rokok (p<0,05). Simpulan, gel lidah

Penderita dikatakan tidak sembuh bila: - Penderita tetap demam atau gejala klinis tidak membaik yang disertai parasitemia aseksual - Penderita tidak demam atau tanpa gejala

Diajukan untuk Menempuh Sidang Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas.