PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 FAKTOR – FAKTOR INTRINSIK YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN CEDERA KEPALA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KARANGANYAR
Oleh
Lila Fauzi, Anita Istiningtyas1, Ika Subekti Wulandari2 Abstrak
Salah satu kasus kegawatdaruratan yang harus ditangani dengan cepat, cermat dan tepat adalah cedera kepala. Penanganan yang dilakukan saat terjadi cedera kepala adalah menjaga jalan nafas penderita, mengontrol pendarahan dan mencegah syok, imobilisasi penderita, mencegah terjadinya komplikasi dan cedera sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi perawat dalam penanganan pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 19 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 15 responden (78,9%), persepsi responden mayoritas baik, yaitu sebanyak 10 responden (52,6%), kebutuhan responden mayoritas baik, yaitu sebanyak 10 responden (52,6%) dan motivasi responden mayoritas baik, yaitu sebanyak 11 responden (57,9%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor-faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi perawat dalam penanganan pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Karanganyar mayoritas pada kategori baik.
Kata Kunci : Cedera Kepala, Pengetahuan, Persepsi, Kebutuhan, Motivasi
PENDAHULUAN Pelayanan pasien gawat
darurat adalah pelayanan yang memerlukan pertolongan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan, atau pelayanan pasien gawat sangat bahwa darurat
penting waktu
memegang peranan yang (time saving is life saving)
pelayanan merupakan gabungan dari waktu tanggap saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit sampai mendapat tanggapan atau respon dari petugas instalasi gawat darurat dengan
Organization, 2010). Penanganan yang
dilakukan oleh perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan
penderita dengan cepat, tepat dan Penanganan yang dilakukan saat
jiwa benar. terjadi
waktu pelayanan yaitu waktu yang
selesai kasus diperlukan (Sutawijaya, pasien 2009). sampai
Salah satu cedera kepala adalah menjaga jalan nafas
kegawatdaruratan yang harus ditangani penderita,
mencegah
mengontrol pendarahan dan
dengan cepat, cermat dan tepat adalah cedera kepala. Cedera kepala akan memberikan gangguan yang sifatnya lebihkompleks bila dibandingkan dengan trauma pada organ
syok, imobilisasi penderita,
mencegah terjadinya komplikasi dan cedera sekunder. Setiap keadaan yang tidak normal dan membahayakan harus segera diberikan tindakan resusitasi pada saat itu juga (Wahjoepramono, 2005). Motivasi adalah sebagai suatu reaksi yang diawali dengan tubuh lainnya. Hal ini
struktur anatomik dan ruang tengkorak yang
disebabkan karena fisiologik dari isi majemuk, dengan konsistensi cair, lunak dan padat yaitu cairan otak, selaput otak, jaringan saraf, pembuluh darah dan tulang (Retnaningsih, 2008). Diperkirakan 1,4 juta cedera kepala terjadi setiap tahun, dengan lebih dari 1,1 juta yang datang ke Unit Gawat Darurat (World Health
adanya kebutuhan yang menimbulkan
keinginan atau Semakin tinggi semakin cepat cedera kepala.
upaya mencapai tujuan. motivasi perawat, maka penanganan pada pasien
METODE PENELITIAN Rancangan dan penelitian dilakukan pada bulan April –
penelitian atau desain penelitian yang Agustus 2015. Populasi dalam penelitian ini
digunakan adalah jenis penelitian Deksriptif yaitu perawat yang bekerja di Instalasi Gawat
kuantitatif apabila dalam mendeskripsikan, Darurat RSUD Karanganyar berjumlah 19.
peneliti menggunakan angka-angka dengan Pengambilan sampel penelitian ini adalah
analisis univariat berupa persentase dan semua perawat yang bekerja diruang Instalasi
ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun Gawat Darurat RSUD Karanganyar, dengan
standar deviasi, kemudian disajikan dalam menggunakan teknik total sampling adalah
bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, tehnik penentuan sampel bila semua anggota
2011). Tempat penelitian dilakukan di populasi digunakan sebagai sampel
penelitian ini kuesioner yang digunakan motivasi perawat dalam penanganan pasien
untuk mengetahui variabel – variabel cedera kepala.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (n = 19)
Umur Frekuensi Persentase (%)
20 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun > 50 tahun 6 10 3 0 31,6 52,6 15,8 0 Total 19 100%
Karakteristik responden berdasarkan usia diketahui bahwa mayoritas responden berusia 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 10responden (52,6%).
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan (n = 19)
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
D-III S1 12 7 63,2 36,8 Total 19 100%
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan D-III tahun yaitu sebanyak 12 responden (63,2%).
Tabel 3 Distribusi frekuensi kepala(n = 19)
pengetahuan perawat dalam penanganan pasien cedera
Persentase (%) Pengetahuan Frekuensi Baik Cukup 15 0 78,9 0 Kurang 4 21,1 Total 19 100%
Tingkat pengetahuan perawat dalam penanganan pasien cedera kepaladiketahui bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 15 responden (78,9%).
Tabel 4. Distribusi frekuensi persepsi perawat dalam penanganan pasien cedera kepala(n = 19)
Persepsi Frekuensi Persentase (%)
Sangat Baik Baik Tidak Baik 4 10 5 21,1 52,6 26,3
Sangat Tidak Baik 0 0
Total 19 100%
Persepsi perawat dalam penangananpasien cedera kepaladi Instalasi Gawat Darurat RSUD Karanganyar diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai persepsi yang baik,yaitu sebanyak 10 responden (52,6%).
Tabel 5 Distribusi frekuensi kebutuhan perawat dalam penanganan pasien cedera kepala (n = 19) Persentase (%) Kebutuhan Frekuensi Sangat Baik Baik Tidak Baik 4 10 5 21,1 52,6 26,3 Sangat Tidak Baik 0 0
Total 19 100%
Kebutuhan perawat dalam penanganan pasien cedera kepala diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai kebutuhan yang baik, yaitu sebanyak 10 responden (52,6%).
Tabel 6 Distribusi frekuensi motivasi perawat dalam penangananpasien cedera kepala(n = 19)
Motivasi Frekuensi Persentase (%)
Sangat Baik Baik Tidak Baik 5 11 3 26,3 57,9 15,8 Sangat Tidak Baik 0 0
Total 19 100%
Motivasi perawat dalam penangananpasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Karanganyar diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai motivasi yang baik, yaitu sebanyak 11 responden (57,9%).
PEMBAHASAN Hasil penelitian diketahui
bahwa besar responden berumur 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 10 responden (52,6%), hal ini dikarenakan responden yang bersedia dijadikan sampel penelitian didapatkan rata-rata berusia antara 31 – 40 tahun dan usia tersebut merupakan usia mayoritas responden yang penulis temui saat penulis melakukan penelitian. Hasil penelitian ini sejalan dengan
dokumentasi yang dilakukan oleh Kriska H.P (2014), dengan hasil yang didapatkan bahwa mayoritas usia responden berumur 31 – 40 tahun, yaitu sebanyak 23 responden (45,1%),
hal ini dikarenakan responden yang
didapatkan rata-rata berusia antara 31 – 40 tahun dan usia tersebut merupakan usia yang
produktif dan dapat dengan mudah
memperoleh orang pengetahuan dan
penelitian tentang hubungan
pelaksanaan
motivasi tugas
memperluas pengalaman, dalam hal ini tentang pelaksanaan tugas dokumentasi.
Hasil penelitian diketahui sebagian besar responden berpendidikan DIII yaitu sebanyak 12 responden (63,2%), hal ini dikarenakan lingkungan kerja pada tempat penelitian sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan DIII dan pada saat pengambilan
tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis
dan diakui secara universal, maka
yang terbentuklah mempengaruhi disiplin motivasi ilmu seseorang
sampel yang bersedia untuk menjadi (Notoatmodjo,2003). Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang basic life support dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan primary survey yang dilakukan oleh Fathoni A.N. (2014), dengan hasil yang didapatkan bahwa mayoritas pengetahuan responden adalah sebagian besar perawat
yang mempunyai tingkat pendidikan DIII, sedangkan yang berpendidikan S-1 ada, tapi sedikit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Winani
responden pendidikan Instalasi Rawat Inap
(2011), mayoritas
perawat pelaksana di
RSUD Gunung Jati yang dimiliki oleh responden adalah
Cirebon paling banyak adalah perawat yang berpendidikan D-III Keperawatan yaitu 70 (50,7%), hal ini dikarenakan lingkungan pada tempat penelitian sebagian besar responden
berpengetahuan baik, yaitu berjumlah 15 responden (75%), hal ini dikarenakan sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan yang
berpengaruh terhadap yang dimiliki oleh
tinggi, sehingga
mempunyai tingkat pendidikan D-III tingkat pengetahuan
responden, dimana Keperawatan dan pada saat pengambilan
sampel yang bersedia untuk menjadi pendidikan yang tinggi cenderung memiliki
pengetahuan yang baik. responden mempunyai Keperawatan. adalah tingkat responden pendidikan yang
D-III Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam
mayoritas persepsi perawat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam
penanganan pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Karanganyar bahwa responden mempunyai persepsi yang baik, yaitu sebanyak 10 responden (52,6%) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
mayoritas pengetahuan perawat
penanganan pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Karanganyar diketahui mempunyai tingkat pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 15 responden (78,9%). Pengetahuan merupakan hasil dari ”tahu” dan
dilakukan oleh Kurniawati S. (2009), persepsi perawat terhadap prinsip perawatan atraumatik pada anak di Ruang III Rumah Sakit Umum Dr. Prigadi Medan berkaitan dengan orang tua mengontrol perawatan anak, persepsi perawat baik (96%), karena sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi pengetahuan yang
ini terjadi setelah orang mengadakan
pengindraan terhadap suatu obyek. Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran yang tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji obyek pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan yang
baik, sehingga berpengaruh terhadap persepsi yang dimiliki oleh responden, dimana pendidikan yang tinggi dan pengetahuan yang baik cenderung memiliki persepsi yang baik.
dan kerja sama antara karyawan di lingkungan kerja berjalan dengan baik, dalam hal ini kebutuhan sosial dipengaruhi oleh lingkungan kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam
mayoritas motivasi perawat
mayoritas kebutuhan perawat penanganan pasien cedera kepala di Instalasi
Gawat Darurat RSUD Karanganyar bahwa responden mempunyai motivasi yang baik, yaitu sebanyak 11 responden (57,9%), hal ini dikarenakan sebagian besar responden dapat mengisi kuesioner tentang motivasi dengan hasil baik. Kuesioner motivasi yang telah penanganan pasien cedera kepala di Instalasi
Gawat Darurat RSUD Karanganyar bahwa responden mempunyai kebutuhan yang baik, yaitu sebanyak 10 responden (52,6%), pada
kasus ini kebutuhan perawat dalam
penanganan pasien cedera kepala mayoritas didapatkan baik dikarenakan responden satu dengan yang lainnya saling bekerja sama
dibagikan kepada responden kemudian
diproses dan dihitung, jika hasilnya baik, maka dapat dipastikan bahwa motivasi yang dimiliki oleh perawat akan baik juga. Hasil penelian ini sejalan dengan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat yang dilakukan oleh Fitria A. S. (2014), didapatkan hasil bahwa mayoritas responden mempunyai
dalam mengambil keputusan, hal ini
berpengaruh pengetahuan dan pengalaman dapat bertambah, karena responden saling
bertukar informasi. Menurut Rakhmat
(2000), dalam Sudrajat,2008), sesuatu yang dibutuhkan
pemenuhan Kebutuhan
secara fisiologis dalam
kelangsungan hidup seseorang.
akan sangat mempengaruhi motivasi yang baik, yaitu
responden (61%). Motivasi membuat perawat merasa
berjumlah 36 akan semakin mampu dan dorongan atau motivasi seseorang untuk
mempersepsikan stimulus yang ada.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reyna Maulani (2010),
mandiri serta perilaku mereka semakin terbentuk untuk menjadi lebih produktif (Hasibuan, 2005). Semakin banyak jumlah perawat yang memiliki motivasi baik dapat dikatakan penanganan yang dihasilkan akan baik pula dalam hal ini adalah penanganan pada pasien cedera kepala.
bahwa mayoritas responden mengenai
kebutuhan sosial menyatakan hubungan kerja antar sesama pegawai baik (66,67%), suasana dilingkungan kerja cukup baik. Hasil penelitian ini dikarenakan hubungan sosial
Simpulan
1. Tingkat pengetahuan perawat dalam penanganan pasien cedera kepala di
responden mempunyai tingkat
pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 15 responden (78,9%).
Instalasi Gawat Darurat RSUD 2. Persepsi perawat dalam penanganan
Darurat RSUD Karanganyar diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai
kebutuhan yang baik, yaitu sebanyak 10 responden (52,6%).
Motivasi perawat dalam penanganan pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Karanganyar diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai motivasi yang baik, yaitu sebanyak 11 responden (57,9%).
persepsi yang baik, responden (52,6%). 3. Kebutuhan perawat
yaitu sebanyak 10 4.
dalam penanganan pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat RSUD Karanganyar diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai
SARAN Berdasarkan simpulan di atas,
maka peneliti dapat memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut: Rumah sakit dan instalasi gawat darurat pada khususnya diharapkan dapat meningkatkan keterampilan atau tindakan dalam keperawatan khususnya dalam hal penanganan pada pasien dengan cedera kepala. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas profesionalisme dalam memberikan pelayanan kepada pasien dengan cidera kepala dengan memperhatikan faktor-faktor
DAFTAR PUSTAKA
Anita K. dkk, 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Lama Waktu Tanggap Perawat Pada Penanganan Asma Di Instalasi Gawat Darurat
intrinsik yang mempengaruhi motivasi
perawat dalam penanganan pada pasien dengan cedera kepala. Diharapkan peneliti selanjutnya untuk dapat menggali informasi
yang lebih mendalam, maka peneliti
menyarankan untuk menggunakan metode penelitian dengan menambah wawancara yang mendalam dan observasi tentang perilaku, agar mendapat gambaran hasil yang lebih baik.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2009. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dan Praktik Keperawatan Profesional, Edisi Kedua. Salemba Medika, Jakarta. RSUD Bantul Panembahan Senopati Fahtoni A.N,2014 Pengetahuan Hubungan Perawat Tingkat Tentang
Nursalam, 2008. Konsepdan Penerapan Metodelogi
Keperawatan
Penelitian Ilmu Profesional, Edisi Basic Life Suprrot (BLS) Dengan
Perilaku Pelaksanaan
Perawat Dalam Kedua. Salemba Medika, Jakarta
Primary Survey Di
RSUD Dr. Soediran Mangun Nunuk Haryatun, Agus Sudaryanto. 2008
Perbedaan Waktu Tanggap Sumarso Kabupaten Wonogiri
Cedera Kepala Kategori 1 – V Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
Moewardi World Health Organization, 2010. Data And
Statisticsof Head Injury 2010. Diakses Dari Http://Www.Who.Int/Headinjury/Wntd/2010 /Statistical-Reports/En/Index.Html.
.Retnaningsih.(2008).Cederakepalatraumatic, www.kabarindonesia.com.diaksese s2Desember2014
Winani, 2011.Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Pengawasan Kepala Ruang Dan Pelaksanaan Serah Terima Pasien Di RSUD Gunung Jati Cirebon.
Saryono dan Anggraeni, Mekar Dwi. (2010), Metodologi penelitian kualitatif dalam bidang kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta.
Fitria A. S, 2014. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Sastrohadiwiryo. S., B. 2002. Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia ;
dan
Pendekatan Administrasi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Operasional. Jakarta : Buki Aksara
Cibinong Tahun 2014 Sugiyono. Kuantitatif, Alfabeta 2011. kualitatif Metode dan R & Penelitian D.Bandung:
Reyna Maulani, 2010. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Berdasarkan Persepsi
Karayawan Pada Dinas Pendapatan
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
(Pendekatan Kualitatif,
Propinsi Jawa Barat. Skripsi Fakultas Bisnis Dan Manajemen. Universitas Widyatama. Pendidikan
Kuantitatif,
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian
danR&D).Bandung : Alfabeta
Kuantitatif ,Kualitatif Dan R & D.Bandung: Alfabeta
Sutawijaya, R. B, 2009. Gawat Darurat, Aulia . Yogyakarta : Publishing.