• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PERANCANGAN. yang berkaitan dengan sifat mesin mesin, produk, struktur, alat alat, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PERANCANGAN. yang berkaitan dengan sifat mesin mesin, produk, struktur, alat alat, dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

18 BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN

Perancangan merupakan sebuah kegiatan awal dari sebuah usaha dalam merealisasikan sebuah produk yang keberadaannya di perlukan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya (Darmawan, 2004). Sedangkan perancangan mesin berarti perancangan dari sistem dan segala yang berkaitan dengan sifat mesin – mesin, produk, struktur, alat – alat, dan instrument (Joseph and Larry, 1986)

Dalam sebuah perancangan, khususnya perancangan mesin banyak menggunakan berbagai ilmu yang harus di terapkan di dalamnya. Ilmu – ilmu tersebut digunakan untuk mendapatkan sebuah rancangan yang baik, tepat dan akurat sesuai dengan apa yang di harapkan. Pada umumnya ilmu – ilmu yang diterapkan antara lain ilmu matematika, ilmu bahan, dan ilmu mekanika teknik (Shigley dan Mitchell, 2000).

Pada dasarnya, perancangan itu sendiri terdiri dari serangkaian kegiatan yang berurutan, karena itu perancangan disebut sebagai proses perancangan yang mencakup seluruh kegiatan yang terdapat dalam perancangan tersebut. Kegiatan – kegiatan dalam proses perancangan disebut fase. Fase – fase dalam proses peracangan berbeda satu dengan yang lainnya.

(2)

19

Tahapan perancangan mesin pencacah rumput adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan

Fase pertama dari proses perancangan adalah mengetahui kebutuhan apa yang di perlukan disuatu wilayah. Dari hasil pengamatan saya selama ini banyak banyak peternak sapi dalam setiap harinya harus menyediakan rumput dalam jumlah yang banyak untuk dirajang sebagai bahan pakan ternak. Peternak tersebut dalam mencacah rumput masih mengunakan sabit, sehingga membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup banyak. Untuk membantu peternak dalam proses pencacah maka di butuhkan mesin pencacah rumput yang sederhana tetapi menghasilkan kapasitas yang besar.

2. Analisis masalah dan spesifikasi produk

Setelah fase pertama selesai diteruskan fase kedua yaitu bagaimana tindak lanjut untuk mengatasi masalah mesin pencacah rumput yang sudah ada adalah sebagai berikut :

a. Fase rancangan mesin pencacah yang akan di kerjakan

Pada mesin pencacah yang sebelumnya masih ada kekurangan sehingga timbul masalah pada mesin yang harus direnovasi. Masalah – masalah pada mesin beserta perbaikannya adalah sebagai berikut :

(3)

20

1. Rangka pada mesin pencacah rumput yang akan dibuat lebih sederhana dibanding dengan mesin yang terdahulu, maksudnya komponennya lebih sedikit.

2. Poros yang akan dibuat panjangnya lebih pendek dari poros mesin yang terdahulu, dimaksudkan agar poros lebih kuat dalam menerima beban puntir.

3. Saluran masuk rumput dibuat lebih pendek, agar dalam memasukkan rumput lebih mudah.

b. Mengetahui tingkat keamanan dari mesin pencacah

Hasil modifikasi mesin pencacah rumput sudah dirancang dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan bagi operator mesin. Selain itu mesin pencacah rumput juga akan mempunyai umur tahan lama dengan menggunakan bahan dari besi yang dilapisi cat agar tahan terhadap korosi.

c. Pertimbangan proses perancangan

Pertimbangkan dari proses perancangan mesin pencacah rumput adalah sebagai berikut :

1. Proses pembuatan mesin relatif mudah 2. Bahan baku mudah dicari dipasaran

3. Pengoperasian mesin mudah dengan menghidupk an motor bensin, lalu memasukkan rumput kedalam saluran masuk dengan cara didorong perlahan

(4)

21

4. Mudah dalam pergantian/mengasah pisau perajang 5. Komponen mesin mudah didapat

6. Pemeliharaan dan perawatannya mudah 7. Mesin mudah dipindah

3. Perancangan produk

a. Membuat daftar komponen yang akan dibuat

b. Membuat sketsa awal konsep perancangan mesin pencacah rumput c. Membuat layout awal semua komponen

d. Mengkaji layout dengan mempertimbangkan fungsi, bentuk, material, dan produksi.

4. Analisa teknik

Dalam pembuatan mesin pencacah rumput dirancang dengan menganalisa bahan yang akan dipakai, agar memperoleh kinerja mesin yang lebih optimal dan tepat guna. Bahan untuk pembuatan rangka pada mesin pencacah rumput adalah menggunakan besi baja profil L. Sistem tranmisi yang digunakan adalah V-belt dengan beberapa pulley. Penggerak dari mesin pencacah rumput menggunakan motor bensin.

5. Pemodelan

Rancangan produk dari mesin pencacah rumput yang akan dibuat bertujuan untuk pengembangan alternatif dalam bentuk skema dan sketsa menjadi produk atau benda teknik yang bentuk material dan

(5)

22

dimensi elemen-elemennya ditentukan. Fase perancangan produk diakhiri dengan perancangan detail elemen-elemen produk yang kemudian dituangkan dalam gambar- gambar detail untuk proses pembuatan.

6. Gambar kerja

Dokumen atau gambar hasil perancangan produk tersebut dapat dituangkan dalam bentuk gambar tradisional diatas kertas (2 dimensi) atau gambar dalam bentuk modern yaitu informasi digital yang disimpan dalam memori computer. Informasi dalam digital tersebut dapat berupa print-out untuk menghasilkan gambar tradisional atau dapat dibaca oleh sebuah software computer.

Gambar hasil rancangan produk terdiri produk terdiri dari :

a. Gambar semua elemen produk lengkap dengan geometri, dimensi. b. Spesifikasi yang membuat keterangan – keterangan yang tidak

dapat dimuat dalam gambar.

c. Gambar susunan komponen (assembly) d. Gambar susunan produk

Diagram alir di atas digunakan untuk dasar urut – urutan dalam bekerja. Perancangan mesin membutuhkan suatu diagram alir bertujuan agar dalam pelaksanaan proses perancangan lebih mudah.

(6)

23

Tahapan tersebut dapat dibuat diagram alir pada gambar 3.1

Tidak sesuai gambar Kinerja mesin

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan (Darmawan, 2004)

3.2 GAYA POTONG RUMPUT GAJAH

Gaya potong hijauan adalah data yang harus diketahui untuk memulai perhitungan perancangan mesin pencacah rumput untuk pakan ternak. Dalam penyusunan laporan ini penulis menguji rumput gajah sebagai bahan utamanya. Sesuai dengan pendekatan pragmatis yang digunakan, dilakukan uji potong pada rumput gajah dengan beberapa kali percobaan.

Kebutuhan Rumput

Analisis masalah, spesifikasi produk dan perancangan proyek

Perancangan konsep produk

Perancangan produk

Evaluasi produk hasil rancangan

(7)

24

a. Caranya dengan meletakkan pisau diatas neraca (posisi tegak lurus terhadap neraca), kemudian hijauan dipecutkan kearah kearah pisau. Ketika rumput gajah terpotong, pada saat bersamaan neraca akan menunjukkan berapa kg gaya potong maksimal yang terjadi. Batang rumput dipilih bagian pangkal karena merupakan bagian paling besar dan keras, dengan diameter rata-rata batang mendekati 1,5 cm.

Gamblar 3.2 Analisa gaya potong rumput menggunakan neraca tekan

3.3 MENGHITUNG KECEPATAN POTONG

Kecepatan potong dihitung untuk mengetahui jumlah potongan persatuan waktu. Dimana salah satu faktor penentunya adalah kecepatan putaran dari motor bensin yang digunakan.

(8)

25 3.4 MENGHITUNG DAYA RENCANA

Setelah diketahui gaya potong yang dibutuhkan untuk mencacah maka selanjutnya bisa diperkirakan daya rencana yang dibutuhkan. Untuk menghitung daya rencana (P), terlebih dihitung torsi yang dihasilkan gaya potong hijauan yang terjadi. Menggunakan persamaan dibawah ini seperti terdapat dalam Mott (2009;81) seperti terlihat pada persamaan (3.1).

T = F x R (3.1)

Dimana : T = Torsi

F = gaya potong hijauan

R = jari – jari lingkaran perajangan (titik potong terluar kepusat hijau) Perhitungan daya rencana akan menghasilkan torsi dan daya yang dibutuhkan mesin perajang untuk melakukan perajangan hijauan.

3.5 TRANSMISI SABUK DAN PULI

Sistem transmisi yang digunakan berupa pulley dan v-belt untuk alat mesin pencacah rumput bertenaga motor bensin. Sistem transmisi berfungsi untuk menyalurkan tenaga/gerakan yang dihasilkan oleh sumber tenaga penggerak sehingga dapat menggerakkan bagian fungsional.

(9)

26 3.6 PERAJANGAN POROS MESIN

Poros merupakan salah satu bagian dari sistem transmisi mesin perajang hijauan pakan ternak. Putaran dari motor bensin diteruskan puli dan v-belt kemudian ke poros. Poros ini berfungsi sebagai pemutar pisau perajang. Poros ini memiliki panjang 360 mm dengan ditopang oleh 2 buah bearing dengan jarak 70 mm dan 25 mm dari tiap ujung poros.

3.7 PERHITUNGAN MOTOR PENGGERAK

Perhitungan daya rencana harus diberi angka keamanan karena pengaruh beberapa faktor yang perlu diantisipasi. Kebutuhan daya tersebut harus disesuaikan dengan ketersediaan spesifikasi motor listrik dipasaran.

3.8 PERANCANGAN CASSING

Pemasaran casing pada rangka digunakan sambungan mur. Pemilihan sambungan mur ini bertujuan agar casing muda untuk dibongkar dan di pasang. Hal ini menjadi penting karena mempermudah dalam perawatan dan pergantian suku cadang pada mesin perajang hijauan pakan ternak.

3.9 PERANCANGAN RANGKA

Sistem rangka mesin adalah sebuah struktur yang menjadi bentuk dasar yang menopang dan membentuk mesin. Sistem rangka pada mesin perajang

(10)

27

hijauan pakan ternak terbentuk dari susunan batang profil L. Pada penulisan ini tidak dihitung tegangan yang diterima kerangka secara detail.

Gambar

Gambar hasil rancangan produk terdiri produk terdiri dari :
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan (Darmawan, 2004)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Wu dan Zhang [9] menyatakan data longitudinal adalah data pengamatan yang dilakukan terhadap n obyek yang saling independen, setiap obyek diamati secara berulang dan

Semen Gresik (PERSERO), Tbk tingkat kesadahan air yang berasal dari raw water (di atas 300 ppm) harus dikurangi agar apabila digunakan pada proses (air pendingin) maka

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu manajemen operasi, khususnya metode perencanaan produksi agregat menggunakan

Data yang terdapat dalam penelitian dibagi dalam dua kategori variabel bebas (X) adalah terpaan berita tindakan represif polisi dengan variabel terikat (Y) adalah sikap

Petani lokal dan anggota keluarga yang berkebun akan menjadi sumber yang terbaik untuk menentukan NUS yang sedang ditanam, dan apakah ada tanaman baru yang bisa

Jika melihat pada ciri-ciri Negara hukum yang disampaikan oleh Albert Venn Dicey tersebut, maka Indonesia sebagai Negara hukum sesuai dengan Pasal 1 ayat (3)

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif kuantitatif. Subjek penelitian merupakan peserta diklat implementasi kurikulum 2013 yang diselenggarakan oleh LPMP