• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi sebagai salah satu bentuk organisasi unit pelaksana bidang kesejahteraan anggota memiliki misi untuk meningkatkan ekonomi rakyat. Maka tidak heran jika pertumbuhan koperasi di Indonesia selalu meningkat dari waktu ke waktu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah koperasi aktif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Tingginya angka pertumbuhan koperasi di Indonesia terlihat dari relatif signifikannya pertambahan koperasi dari tahun 2006 – 2015 yaitu bertambah sebanyak 51.279 koperasi. Data tahun terakhir tentang koperasi aktif di Indonesia menurut BPS yaitu pada tahun 2015 menunjukkan jumlah hingga 150.223 koperasi aktif, meningkat sebanyak ±2% dari tahun 2014 (BPS, 2015). Pertumbuhan koperasi di Indonesia dari tahun ke tahun membuktikan bahwa organisasi ini membawa kebermanfaatan yang baik untuk peningkatan kesejahteraan anggota dan ekonomi rakyat.

Koperasi yang berkembang di Indonesia antara lain Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Serba Usaha, dan lain-lain. Jenis-jenis koperasi tersebut diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek tertentu. Di beberapa provinsi di Indonesia, terdapat koperasi yang bergerak di bidang pertanian sawit yang disebut koperasi sawit. Koperasi ini dapat ditemui di provinsi-provinsi yang menghasilkan komoditas kelapa sawit, termasuk Provinsi Jambi. Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan dengan luas areal kedua terbesar setelah karet di Provinsi Jambi dan juga merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan Provinsi Jambi disamping karet. Perkembangan kelapa sawit di Jambi sangatlah pesat, dari hanya seluas 44.763 ha pada tahun 1990 meningkat menjadi 688.810 ha di tahun 2014, yang berarti meningkat lebih dari 15 kali lipat dalam 24 tahun. Selain itu, kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan dengan hasil produksi terbesar di Provinsi Jambi yaitu sebesar 1.857.260 ton pada tahun 2014, mengalami pertumbuhan sebanyak 6.15 % dari

(2)

tahun 2013 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014). Perkebunan dan petani sawit yang relatif banyak ditemui di Provinsi Jambi membuat banyak koperasi sawit didirikan di provinsi ini. Koperasi-koperasi sawit di Provinsi Jambi tersebut termasuk ke dalam Koperasi Unit Desa (KUD) karena cakupan masing-masing koperasi sawit tersebut adalah desa.

Koperasi sawit didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan tatanan ekonomi petani sawit selaku anggota. Oleh karena itu, selain membantu mencatat rekaman besaran hasil panen dan data penjualan hasil panen sawit beserta simpanan para anggotanya dari waktu ke waktu, koperasi sawit juga menawarkan sistem pinjaman untuk mendukung para petani sawit yang membutuhkan modal untuk mengembangkan pertaniannya. Meskipun begitu, masih banyak para petani sawit di Jambi yang usaha pertanian sawitnya tidak berjalan mulus sehingga mengalami kerugian dan berakibat pada ketidaksejahteraan para petani sawit. Hal itu dikarenakan persaingan pasar yang ketat dan tidak diikuti dengan kemampuan pengelolaan hasil sawit yang baik.

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan di Indonesia. Pengembangan kelapa sawit antara lain memberikan manfaat dalam peningkatan pendapatan petani dan masyarakat, produksi yang menjadi bahan baku industri pengolahan yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri dan ekspor yang menghasilkan devisa. Namun, selama ini petani sawit sering merugi dan beberapa tidak bisa melanjutkan usaha perkebunan sawitnya karena kurang baiknya pengelolaan uang hasil panen. Hal itu tentu dapat mempengaruhi pendapatan negara sehingga kesejahteraan petani sawit sebagai aktor utama jalannya produksi kelapa sawit perlu diperjuangkan kesejahterannya, salah satu caranya adalah dengan memperbaiki pengelolaan koperasi sawit yang ada sehingga administrasi koperasi, dan informasi yang akurat dapat diberikan kepada anggota dengan cepat dan tepat. Maka dari itu, penting dilakukan pengembangan suatu sistem yang dapat memfasilitasi pengelola koperasi sawit dalam memudahkan operasional dan pengelolaan koperasi sawit serta membantu petani sawit dalam pengelolaan dana hasil panen sekaligus mempermudah perolehan informasi.

(3)

Penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi sudah sangat melekat dengan manusia karena teknologi membantu pekerjaan manusia menjadi lebih efektif dan efisien. Salah satu hasil kemajuan teknologi yang sedang marak digunakan saat ini adalah internet. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pertumbuhan pengguna internet di Indonesia meningkat sangat pesat, terutama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2015, tercatat sebanyak ±139 juta jiwa telah menggunakan internet, meningkat sebanyak ±30% dari tahun 2014 yang sebanyak ±107 juta jiwa (APJII, 2015). Penggunaan teknologi dalam bidang komputerisasi dan internet telah diterapkan hampir di seluruh organisasi karena kemudahannya dalam membantu pengelolaan sumber daya. Bahkan tidak sedikit organisasi yang memanfaatkan teknologi berbasis internet seperti cloud computing untuk mengelola sumber daya yang dimiliki. Aplikasi berbasis web dapat menjadi opsi pemanfaatan teknologi internet yang dapat meningkatkan efektifitas penyimpanan, pengelolaan (manajemen) dan pencarian informasi atau sumber daya milik organisasi.

Koperasi sawit yang ada di Provinsi Jambi yang masih menggunakan sistem manual mengakibatkan beberapa kendala seperti sulitnya mencari data yang dibutuhkan dan pencatatan transaksi di koperasi, misalnya simpan-pinjam, menjadi rentan terhadap kesalahan sehingga laporan yang disajikan kepada para anggota menjadi terancam menuai keterlambatan dan terancam keakuratannya. Padahal laporan tersebut penting bagi para anggota untuk mengevaluasi dan mengawasi perputaran uang hasil panen. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengembangkan sebuah sistem informasi koperasi sawit berbasis website yang diharapkan dapat mempercepat perolehan informasi data yang diperlukan, mencegah terjadinya keterlambatan dalam penyajian laporan-laporan yang dibutuhkan anggota, dan mempermudah para anggota dalam memantau perputaran uang hasil panen.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, didapatkan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Dengan adanya fakta bahwa koperasi sawit di Provinsi Jambi masih manual dalam melakukan kinerja dan penyimpanan administratif yang menyebabkan sulitnya pencarian data, penyimpanan data dan keterlambatan laporan

2. Dengan adanya fakta bahwa anggota koperasi sawit di Provinsi Jambi harus datang secara langsung ke koperasi untuk melihat rekaman transaksi mereka

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

a. Mengembangkan sistem yang mampu memberikan informasi transaksi

dalam koperasi bagi petani sawit mandiri, termasuk di dalamnya keanggotaan dalam koperasi, keuangan dan simpan pinjam, rekaman pendapatan hasil panen, pergudangan dan logistik, dan informasi penting lainnya yang berguna untuk komunitas petani sawit.

b. Mengembangkan website sebagai sistem informasi yang membantu

para petani selaku anggota dalam mengawasi dan mengelola perputaran uang hasil panen.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut a. Bagi Koperasi Sawit

Memberikan kemudahan operasional dan pengelolaan koperasi sawit dengan memanfaatkan teknologi informasi.

b. Bagi Petani

Memberikan kemudahan dalam memantau perputaran uang hasil panen, sekaligus dapat mempermudah para petani selaku anggota dalam memperoleh informasi berguna terkait sawit, transaksi serta pelaporan.

(5)

1.5 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis membatasi lingkup permasalahan dalam beberapa aspek, yaitu :

a. Penelitian ini sebatas localhost dan belum terhubung dengan internet. b. Sistem yang dikembangkan terbatas pada kebutuhan organisasi koperasi

sawit yang ada di Provinsi Jambi.

c. Konten dari sistem yang dibuat merupakan konten dummy yang hanya diperuntukkan untuk percobaan.

d. Sistem yang dikembangkan belum memperhatikan sisi keamanan.

e. Pengujian sistem tidak dilakukan langsung oleh pihak yang bersangkutan.

f. Pengelolaan data pada sistem terdiri dari : 1. Data anggota koperasi

2. Data simpanan anggota koperasi

3. Data simpanan dana replanting anggota koperasi 4. Data pinjaman uang

5. Data pembelian logistik petani sawit

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan penelitian, menggunakan sistematika yang terdiri dari beberapa bab yang menjelaskan penelitian yang dilakukan untuk memperjelas pemahaman terhadap materi yang dijadikan objek pelaksanaan penelitian. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab I berisi pengantar hal yang diteliti. Bab ini berisi Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Masalah, serta Sistematika penulisan itu sendiri.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bab II terdiri dari Tinjauan Pustaka yang membahas penelitian sebelumnya yang terkait dengan sistem informasi koperasi, pemanfaatan

(6)

TI di koperasi dan Landasan Teori yang menjadi pendukung teori yang digunakan.

3. BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian, analisis kebutuhan sistem serta perancangan. Secara rinci bab ini berisi alat dan bahan penelitian, alur penelitian yang dilakukan, serta perancangan sistem, perancangan antarmuka dan perancangan database.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan yang antara lain menjelaskan mengenai analisis kebutuhan sistem, pengembangan sistem, implementasi, screenshot sistem serta pengujian dan perbaikan,.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V berisi mengenai kesimpulan dari seluruh laporan dan pelaksanaan penelitian, dan saran yang berisi hal yang belum dieksplorasi penulis, serta tindak lanjut dari penelitian sebagai sarana pembelajaran yang diharapkan

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

tidak dapat mengukur non-perform dari suatu kredit padahal terdapat variabel total loans dalam perhitungan efisiensi; investor di Indonesia masih berorientasi short term

Penelitian dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan mengikuti desain penelitian Kemmis dan Mc. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi

Bahan yang digunakan adalah data penggunaan antibiotik untuk pasien rawat jalan selama 1 Januari sampai 31 Desember 2012 dan 1 Januari sampai 31 Desember 2013 yang

Penulis : “Menurut pendapat bapak, dengan penggunaan Teknologi Informasi adakah pengaruhnya terhadap hasil akhir pekerjaan anda saat ini?”. Informan 11 :

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.. Skripsi Strata-1,

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR