• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INVESTASI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TRIWULAN 1 TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INVESTASI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TRIWULAN 1 TAHUN 2020"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN INVESTASI INDUSTRI

PENGOLAHAN NON-MIGAS TRIWULAN 1

TAHUN 2020

I. Perkembangan Investasi Nasional

Secara nasional, perkembangan realisasi investasi di Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan Maret 2020 terus meningkat. Meskipun demikian secara rata-rata dari tahun 2015 sampai tahun 2020 komposisi investasi asing dan domestik mengalami perubahan, investasi domestik (PMDN) saat ini lebih mendominasi. Realisasi investasi domestik (PMDN) pada triwulan I tahun 2020 mengalami peningkatan 165.2% dibandingkan triwulan I tahun 2015 atau mengalami kenaikan 29,3% (yoy) dibandingkan triwulan I tahun 2019, sedangkan realisasi investasi asing (PMA) hanya mengalami kenaikan 19.4% dibandingkan triwulan I tahun 2015 dan mengalami penurunan sebesar 9,2% (yoy) dibandingkan triwulan I tahun 2019.

Sumber: BKPM (2020)

Gambar 1. Perkembangan Realisasi PMA dan PMDN di Indonesia (Triliun Rupiah)

Jika ditinjau dari proporsinya, pada triwulan I tahun 2020 realisasi nilai investasi PMDN sebesar Rp 112,7 triliun sebagian besar terserap pada sektor Transportasi, gudang dan telekomunikasi (33,4%), Konstruksi (12,5%); tanaman pangan, perkebunan dan peternakan (9,2% ), perumahan, kawasan industri dan perkantoran (8,1%), Industri makanan (6,5%), dan lainnya (30,3%). Kemudian dari sisi

(2)

Penanaman Modal Asing (PMA), Secara sektoral, PMA didominasi oleh sektor industri logam dasar, barang dari logam, bukan mesin dan peralatan (22,4%), kemudian diikuti oleh sektor listrik, gas dan air (12,8%), Transportasi, gudang dan telekomunikasi (11,8%), perumahan, kawasan industri dan perkantoran (8,9%), industri kimia dan farmasi (8,4%) dan lainnya (35,7%).

Dalam konteks sebaran wilayah, realisasi investasi triwulan I tahun 2020 masih terpusat di Pulau Jawa, walaupun porsi investasinya sudah sedikit bergeser ke luar Pulau Jawa. Selama triwulan I tahun 2020, realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp. 102,4 triliun meningkat dibandingkan periode sebelumnya (triwulan I tahun 2019) yang hanya mencapai Rp. 85,8 triliun. Realisasi berdasarkan lokasi pada triwulan I tahun 2020 didominasi oleh Jawa Timur Rp. 31,4 triliun (14,9%), Jawa Barat Rp 29,9 triliun (14,2%), DKI Jakarta sebesar Rp 20,1 triliun (9,6%) dan Jawa Tengah 19,3 triliun (9,1%) dan Riau Rp 12,8 triliun (6%).

Jika dilihat perbandingan antara PMA dan PMDN, pada triwulan I tahun 2020 tren investasi PMA di Pulau Jawa sebesar 26,9% dari total investasi. Pada tahun 2010 investasi PMA di Sumatera hanya 8,7% dari total investasi dan pada tahun 2015 naik menjadi 15,5%. Demikian juga dengan Daerah Sulawesi naik dari 4,7 % menjadi 7,9% pada 2015. Ini diduga akibat daya tarik dari pembangunan infrastruktur yang semakin baik di luar Jawa dan iklim investasi yang makin kondusif.

Sumber: BKPM diolah Pusdatin Kemenperin (2020)

Gambar 2. Sebaran Investasi PMA 2010 dan 2015 (Juta USD)

Berbeda dengan tingkat konsentrasi investasi PMA, tingkat konsentrasi investasi PMDN dari tahun ke tahun terlihat masih didominasi di Pulau Jawa (Gambar 3).

(3)

Angka menunjukkan bahwa, pada tahun 2020 persentase jumlah investasi PMDN di Pulau Jawa masih mencapai 60,23%. Meskipun demikian persebaran tetap terjadi di luar pulau Jawa. Di Sumatera terjadi peningkatan investasi PMDN dari 19,89 % pada tahun 2015 menjadi 27,29% pada tahun 2020. Namun demikian, di Sulawesi juga terjadi penurunan porsi investasi dari 12% pada tahun 2015 menjadi 1,64% pada tahun 2015. Terjadi kenaikan porsi investasi di Kalimantan semula pada tahun 2015 8,23% menjadi 8,37% pada tahun 2020.

Sumber: BKPM diolah Pusdatin Kemenperin (2020)

Gambar 3. Sebaran Investasi PMDN 2015 dan 2020 (Rp Miliyar)

Dari sisi negara asal 5 investor terbesar, Singapura merupakan Investor terbesar pada triwulan I tahun 2020 yaitu mencapai 2,7 Miliyar US $ (40,0%) atau naik 56,7% (qtq) dibandingkan triwulan I tahun 2019. Selanjutnya China (18,9%), Hongkong (9.3%), Jepang (8,9%), dan Malaysia (7,1%). Investasi Jepang dan Malaysia mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2019. Pada triwulan I 2019 Investasi Jepang tercatat sebesar 1,1 Miliyar US$ dan saat ini hanya 0,6 Miliyar US$ atau turun 47,07%(yoy). Sedangkan Malaysia, investasi pada triwulan I tahun 2019 mencapai 0.71Miliyar US$ dan saat ini hanya 0.5 Miliyar US$ atau turun

(4)

29.13% (yoy). Berbeda dengan Jepang dan Malaysia, investasi China triwulan I tahun 2020 mengalami penginkatan 12,1% (yoy) sedangkan Hongkong naik 2,92% (qtq) dibandingkan triwulan I tahun 2019.

Jika dilihat dari perkembangan penyerapan tenaga kerja Indonesia, pada triwulan I tahun 2020, jumlah tenaga kerja yang terserap dari realisasi investasi sebesar 303.085 atau naik 28,75% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Sumber: BKPM (2020)

Gambar 4. Perkembangan penyerapan tenaga kerja (orang)

II. Perkembangan Investasi Industri Pengolahan Non Migas Gambaran Umum

Pada Tahun 2019, pertumbuhan investasi industri pengolahan non migas mengalami penurunan sebesar 13% (yoy) yakni bernilai US$14.396 juta dibandingkan dengan periode tahun 2018 yang mencapai US$ 16.590 juta. Namun, pertumbuhan proyek meningkat sebesar 36% menjadi 17.583 proyek, setelah sebelumnya mengalami penurunan ditahun 2018 sebesar 4,8%. Sedangkan pada triwulan I tahun 2020, pertumbuhan investasi industri pengolahan non migas mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Pada triwulan I tahun 2020, nilai investasi naik sebesar 106,2% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

(5)

Sumber : BKPM dioleh Pusdatin (2020)

Gambar 5. Perkembangan investasi Industri Pengolahan Non-Migas 2015-2020

Sejalan dengan nilai investasi nasional, proporsi investasi industri pengolahan Non-migas juga bergeser. Investasi PMDN semakin membesar sedangkan invesatasi PMA semakin mengecil. Sampai dengan tahun 2019, Investasi asing (PMA) mencapai 52,3% atau turun 2.1% dibandingkan tahun 2018. Sedangkan proporsi investasi domestik (PMDN) meningkat dari 45.6% menjadi 47.7%(yoy). Pada triwulan I tahun 2020, proporsi PMA mencapai 69% atau naik 10,5%(yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sedangkan PMDN mencapai 31% atau turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 41.4%.

Sumber : BKPM dioleh Pusdatin (2020)

Gambar 6. Perbandingan Investasi industri Pengolahan non-Migas PMA dan PMDN tahun

2015-2019

Tren investasi PMA industri pengolahan non migas dari tahun 2015 sampai triwulan I tahun 2020 mengalami penurunan. Investasi PMA Industri pengolahan non migas

18.887 24.598 20.551 16.590 14.396 2.156 4.444 9.709 13.104 13.572 12.923 17.583 6.032 7.046 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 2015 2016 2017 2018 2019 Tw1-2019 Tw1-2020 Nilai (Juta US$) Proyek

30% 34,9% 3,6% 36% 16% 19% 4,8% 13% 106,2% 16,8%

(6)

terbesar dari tahun 2015 sampai triwulan I tahun 2020 ada pada investasi industri Logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya yang nilainya mencapai 1,5 Miliyar US$ pada triwulan I tahun 2020.

Sumber: BKPM diolah Pusdatin Kemenperin (2020)

Gambar 7. Perkembangan PMA Menurut Sektor, 2015- Maret 2020 (Juta USD)

Sama seperti tren PMA, tren investasi PMDN industri pengolahan non migas dari tahun 2015 sampai triwulan I tahun 2020 juga mengalami penurunan, hal ini diduga akibat semakin membesarnya proporsi investasi sektor jasa. Investasi PMDN Industri pengolahan non migas terbesar dari tahun 2015 sampai triwulan I tahun 2020 ada pada investasi di sektor makanan, kemudian disusul oleh sektor kimia dan farmasi.

Sumber: BKPM diolah Pusdatin Kemenperin (2020)

Gambar 8. Perkembangan PMDN Menurut Sektor, 2015-2020 (Rp Miliar)

Lebih lanjut, pada triwulan I tahun 2020 investasi PMA terbesar berada pada Industri Logam, Mesin dan Elektronik, kemudian Industri Kimia dan Farmasi, lalu industri

0 2.000 4.000 6.000

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Industri Makanan Industri Tekstil

Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Industri Kayu Ind. Kertas dan Percetakan Ind. Kimia dan Farmasi Ind. Karet dan Plastik Ind. Mineral Non Logam Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain Ind. Logam, Mesin & Elektronik Industri Lainnya Milli o n US$ 0,00 10.000,00 20.000,00 30.000,00 40.000,00 50.000,00 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Industri Makanan Industri Tekstil

Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Industri Kayu Ind. Kertas dan Percetakan Ind. Kimia dan Farmasi Ind. Karet dan Plastik Ind. Mineral Non Logam Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain Ind. Logam, Mesin & Elektronik Industri Lainnya M ili ar R p

(7)

makanan. Sedangkan investasi PMDN terbesar berada pada Industri Makanan. Kemudian Industri Logam, Mesin dan Elektronik lalu industri mineral non logam.

Sumber: BKPM diolah Pusdatin Kemenperin (2020)

Gambar 9. Perkembangan Investasi Industri Pengolahan Non-migas triwulan I 2020 Investasi Berdasarkan Wilayah

Jika dilihat dari nilai investasi industri pengolahan per daerah, pada triwulan I tahun 2020 investasi terbesar masih berada di pulau jawa sebesar 1.803 juta US$(40,6%), dilanjutkan dengan Sumatera sebesar 1.133,2 juta US$ (25,5%). Adapun sebaran investasi industri pengolahan tiap provinsi dapat digambarkan sebagai berikut.

Sumber: BKPM diolah Pusdatin Kemenperin (2020)

Gambar 10. Investasi Industri Pengolahan Non-migas triwulan I 2020 per provinsi

200,0 400,0 600,0 800,0 1.000,0 1.200,0 1.400,0 1.600,0 1.800,0 Industri Makanan Ind. Logam, Mesin & Elektronik Ind. Mineral Non Logam

Ind. Karet dan Plastik

Ind. Kimia dan Farmasi

Ind. Kertas dan Percetakan Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Lain Industri Lainnya

Industri Kayu Industri Tekstil Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Ju ta US $ PMDN PMA

(8)

Bidang Investasi PMDN industri pengolahan di wilayah Jawa terbesar berada pada Industri barang galian bukan logam. Meskipun Investasi PMDN industri pengolahan terbesar pada triwulan I tahun 2020 berada di wilayah Jawa, namun peningkatan investasi PMDN industri pengolahan terbesar berada di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Nilai investasi PMDN-nya meningkat sangat besar hingga 1.915,57% (yoy) atau 214,9%(qtq), dengan bidang investasi terbesarnya pada industri makanan dan minuman. Sedangkan penurunan investasi PMDN industri pengolahan terbesar terjadi di Maluku yang menurun 96,53%(yoy) atau 28,9% (qtq) dengan bidang investasi terbesarnya Industri pengolahan lainnya dan Sulawesi yang menurun 92,41% (yoy) atau 94,4% (qtq), dengan bidang investasi terbesarnya Industri barang galian bukan logam.

Berbeda dengan PMDN, komoditas terbesar investasi PMA industri pengolahan di wilayah jawa berada pada Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia. Dari sisi perubahannya, peningkatan investasi PMA industri pengolahan terbesar berada di wilayah Maluku sebesar 251,89% (yoy) atau 128,7% (qtq) dengan bidang investasi terbesarnya Industri logam dasar. Sedangkan penurunan PMA industri pengolahan terbesar ada di wilayah Papua yaitu 73,23% (yoy) atau 97,2% (qtq) dengan bidang investasi terbesarnya Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.

Investasi Berdasarkan Negara-Mitra

Selaras dengan investasi nasional secara umum, 5 negara investor terbesar industri pengolahan pada triwulan I tahun 2020 yaitu Singapura, Jepang, China, Hongkong dan Malaysia. Pada triwulan I tahun 2020, investasi Singapura mencapai 816,9 juta US$ atau naik 49,7%(yoy). Posisi kedua adalah RR. Tiongkok dengan investasi mencapai 710,7 juta US$ atau naik sebesar 309,1% (yoy). Hongkong dengan nilai investasi sebesar 541,8 juta US$ atau naik 60,2%. Selanjutnya Malaysia dengan nilai investasi sebesar 410,5 juta US$ atau naik 845,5% (yoy) dan menggeser posisi korea Selatan yang sebelumnya pada triwulan I tahun 2019 berada pada posisi 4 terbesar menjadi posisi ke-6. Posisi ke-5 yaitu Jepang dengan nilai investasi sebesar 217,5juta US$ atau turun 1,6%(yoy). Adapun bidang utama investasi masing-masing negara tersebut dijelaskan sebagaimana tabel berikut.

(9)

Tabel 1. Investasi Industri Pengolahan 5 Negara terbesar, Triwulan I (2020)

Jika dilihat dari tren perubahannya per triwulan dari tahun 2015 sampai triwulan I tahun 2020, investasi negara-negara ASEAN senantiasa memiliki tren positif. Walupun sempat melambat di triwulan III tahun 2017, investasi dari negara ASEAN meningkat kembali di triwulan IV tahun 2017. Meskipun demikian, pada triwulan IV tahun 2019 investasi dari negara ASEAN turun tajam. Investasi negara ASEAN pada triwulan IV tahun 2019 hanya bertambah 128,87juta US$ atau 12,07%(qtq) setelah sebelumnya pada triwulan III tahun 2019 bertambah 1,1 Miliyar US$. Berbeda dengan investasi ASEAn dan Eropa, investasi negara-negara Amerika Selatan dan Tengah serta Afrika sejak triwulan I tahun 2016 penambahannya sangat kecil. Adapun perubahan investasi asing pada industri pengolahan dari tahun 2015 sampai dengan triwulan I tahun 2020 per kelompok negara dapat digambarkan sebagai berikut :

No Negara/Bidang Investasi Investasi (Juta US$)

Singapura 816,92

Industri logam dasar 284,95 Industri makanan 144,23 Industri kertas dan barang dari kertas 114,96

R.R. Tiongkok 710,73

Industri logam dasar 692,89 Industri produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi 5,50 Industri makanan 4,79

Hongkong, RRT 541,81

Industri logam dasar 490,38 Industri barang galian bukan logam 36,61 Industri makanan 7,82

Malaysia 410,47

Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 353,97 Industri makanan 50,45 Industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk

furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan

sejenisnya 1,71

Jepang 217,54

Industri karet, barang dari karet dan plastik 64,43 Industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer 55,80 Industri mesin dan perlengkapan ytdl 53,62 5

3 2 1

(10)

Sumber: CEIC diolah Pusdatin Kemenperin (2020)

Gambar 11. Perubahan Investasi Industri Pengolahan 2015-2020

-500 -400 -300 -200 -1000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 ju ta US $

Perubahan Penanaman Modal Asing Industri Pengolahan per

kelompok Negara

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Realisasi PMA dan PMDN di Indonesia (Triliun Rupiah)
Gambar 2. Sebaran Investasi PMA 2010 dan 2015 (Juta USD)
Gambar 3. Sebaran Investasi PMDN 2015 dan 2020 (Rp Miliyar)
Gambar 4. Perkembangan penyerapan tenaga kerja (orang)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Darmin menjelaskan, kunjungan Fitch hari ini merupakan kunjungan tahunan yang dilakukan untuk mempelajari dan meninjau perkembangan ekonomi Indonesia.. Darmin bilang, beberapa

Perceived Relationship Orientation Terhadap Attitudinal Loyalty Pelanggan (Studi Kasus Pada Konsumen Kalimilk Susu Yogyakarta)‖, maka kami memohon kesediaan anda

Struktur program tersebut terdiri dari rasional, asumsi program, deskripsi kebutuhan, tujuan program, kompetensi konselor, metode layanan, rencana operasional (action

• Jika satu bulan kerja setara dengan 25 hari kerja, maka jika ada usahatani yang menggunakan tenaga wanita sebanyak 100HKW, berarti setara dengan 4 BKW(bulan kerja wanita) • Satuan

Penataan dan pengorganisasian perpustakaan di SMA, desain dan pengorganisasian perpustakaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, adanya keterbatasan sekolah dalam

Pada bumbu rujak cingur instan perlakuan terbaik dilakukan uji T organoleptik terhadap kontrol dan diperoleh baik dari parameter rasa, aroma dan warna tidak

Perbedaan yang nyata yang terjadi pada minggu ke-2 dan 11 ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa perlakuan PGPR 50 berpengaruh terhadap besar diameter tanaman, tetapi