• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci :Kemandirian belajar, prestasi belajar, motor starter, problem based learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci :Kemandirian belajar, prestasi belajar, motor starter, problem based learning"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Vol/07/No.01/Januari 2016

101

Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI MOTOR STARTER DENGAN METODE PROBLEM BASED

LEARNING KELAS XI TKR A SMK MA’ARIF 4 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh : Fatkhurohman

Program studi :Pendidikan teknik otomotif Email :faturlien@yahoo.com

Abstark

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar motor starter dengan metode Problem Based Learning siswa kelas XI TKR A SMK Ma’rif 4 Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini siswa kelas XI TKR A SMK Ma’arif 4 Kebumen yang berjumlah 33 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan obsevasi dan metode tes. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi dan soal tes berbentuk pilihan ganda pada tiap siklus. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini mengalami peningkatan yaitu pada kondisi awal, siklus I dan siklus II. Rata-rata hasil lembar observasi kemandirian belajar pada kondisi awal yaitu 59,85% (60%), lembar observasi pada siklus I menjadi 72,10 %, dan pada siklus II menjadi 81,94% (82%). Kemudian rata-rata nilai pada kondisi awal tes teori nilai yang diperoleh yaitu 71,15 setelah dilaksanakan siklus I naik menjadi 81,58 dan pada akhir siklus II naik menjadi 86,61.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan kemandirian belajar dengan ditandai

meningkatnya prestasi belajar.

Kata Kunci :Kemandirian belajar, prestasi belajar, motor starter, problem based learning

PENDAHULUAN

Pada era kemajuan dalam berbagai bidang saat ini, pendidikan telah menjadi peran yang sangat penting dalam mengembangkan mutu atau kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Salah satu upaya untuk membangun sumber daya manusia atau keterampilan manusia, yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan kejuruan atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menurut peraturan menteri pendidikan nasional No. 23 Tahun 2006 Penyelenggaraan

(2)

102 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan siap bekerja sesuai dengan bidangnya serta menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya. Berdasarkan uraian di atas, SMK adalah lembaga atau sekolah yang bertujuan untuk menciptakan lulusan yang siap bekerja atau masuk ke dunia industri. SMK Ma’arif 4 Kebumen adalah salah satu SMK swasta yang ada di Kebumen yang berbasis teknologi dan rekayasa yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu,dan dituntut untuk memiliki keterampilan yang berkualitas dalam memasuki dunia kerja serta mampu mengembangkan sikap yang profesional dalam bidangnya.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menumbuhkan kemandirian belajar siswa agar menghasilkan siswa yang mandiri. Kemandirian akan mendorong siswa untuk berprestasi dan berkreasi.

Untuk meningkatkan kemandirian belajar sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa yaitu pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

PBL adalah sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dalam dunia nyata (real world). Pembelajaran PBL sangat cocok, karena memiliki kelebihan diantaranya PBL akan terjadi pembelajaran bermakna, artinya peserta didik dapat memecahkan masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilkinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Dalam situasi PBL, peserta didik dapat meningkatkan

kemampuan berfikir kritis, menumbuhkan inisiatif, dapat meningkatkan kemandirian belajar dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti bermaksud untuk berupaya meningkatkan kemandirian belajar dan prestasi belajar kompetensi dasar motor starter dengan metode Problem Based Learning kelas XI TKR A SMK Ma’arif 4 Kebumen tahun pelajarn 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kelas XI TKR A SMK Ma’arif 4 Kebumen selama 5 (lima) bulan. Dimulai dari bulan Januari 2015sampai dengan bulan Mei 2015.Subjek penelitian ini adalah siswa SMK Ma’arif 4 Kebumen kelas XI TKR A tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah 33 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui proses pengkajian dengan beberapa siklus.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan metode tes. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi dan soal tes

berbentuk pilihan ganda pada tiap siklus. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

(3)

Vol/07/No.01/Januari 2016

103

Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri pengamatan (observasion) dan metode tes. Instrumen penelitian ini berupa lembar observasi dan soal tes. Dengan metode ceramah kemandirian belajar dan prestasi siswa pada kompetensi dasar motor starter juga belum maksimal, terbukti dari pengamatan awal kegiatan belajar siswa di kelas XI TKR A dapat diketahui kemandirian belajar secara klasikal adalah 59,85% dan dari hasil nilai rata-rata pra tindakan yang masih tergolong rendah yaitu 71,15 dari KKM 75,00.

Dari hasil lembar observasi dan pra tindakan yang dilakukan peneliti, ternyata nilai kemandirian belajar hanya 60% dan nilai rata-rata teori motor starter yang diperoleh siswa hanya mencapi 71 dan kemudian peneliti menerapkan metode problem based learninguntuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pada tindakan Siklus I dilaksanakan melalui 3 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 25 April 2015. Pada pertemuan yang pertama ini kegiatan belajar mengajar masih ada kendala karena siswa belum terbiasa dan belum dapat menyesuaikan diri dengan model pembelajaran ini. Kemudian pertemuan yang ke 2 dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015, siswa secara perlahan dapat menyesuaikan kegiatan pembelajaran ini sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar, tertib dan siswa begitu antusias mengikuti pembelajaran yang diterapkan dengan menggunakan metode problem based learninghingga akhir jam pelajaran, dan pertemuan yang ke 3 dilaksanakan pada tanggal 02 Mei 2015. Pada pertemuan ini dilaksanakan evaluasi tes teori motor starter berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa setelah penerapan metode problem based learning pada siklus I. Setelah dilaksanakan penerapan model ini pada siklus I dapat diketahui lembar observasi kemandirian belajar meningkat menjadi 72% dan nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat, dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 82 dengan diberikan tes teori berbentuk pilihan ganda sebanyak 15 soal.

Pada tindakan siklus I kegiatan belajar siswa dapat belajar dengan baik, namun siswa masih belum mampu melaksanakan tugas secara maksimal baik individu maupun kelompok. Maka dari itu dilaksanakan siklus II untuk pendalaman materi yang dilakukan peneliti untuk dapat meningkatkan kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa dengan hasil yang diharapkan akan lebih baik lagi. Dalam pelaksanaan tindakan siklus II masih sama seperti pada siklus I yaitu melalui 3 kali pertemuan. Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada tanggal 07 Mei 2015, proses kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik, tertib dan siswa begitu semangat dalam mengikuti pelajaran hingga akhir jam pelajaran. Kemudian

pertemuan yang ke 2 dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 2015 dan pertemuan yang ke 3 dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2015, pada pertemuan yang ke 3 ini diadakan evaluasi tes teori motor starter berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode problem based learningpada akhir siklus II.

Setelah tindakan siklus II terlaksana kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan tertib maka didapat hasil tes evaluasi siklus II, dari hasil mengisi lembar observasi

(4)

104 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

siklus I menjadi 82% pada siklus II dan evaluasi didapat nilai rata-rata prestasi belajar siswa meningkat yang awalnya pada siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar 82 menjadi 87 pada silkus II, sehingga sudah mencapai nilai standar KKM yang diterapkan di SMK Ma’arif 4 Kebumen yaitu 75,00. Dengan penerapan metode problem based learningini siswa menjadi lebih termotivasi untuk dapat belajar dengan lebih baik lagi dan dengan tercapainya hasil belajar yang baik pula. Hasil penelitian ini mengalami peningkatan yaitu kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa hingga rata-rata mencapai standar KKM yaitu 75,00 dan

presentase siswa mencapai 90,91% dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 75,00.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasilPenelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada kompetensi motor starter kelas XI TKR A SMK Ma’arif 4 Kebumen, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode problem based learningdapat meningkatkan kemandirian belajardan prestasi belajar. Penerapan metode problem based learning dapat meningkatkan kemandirian belajar dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Guru menjelaskan kompetensi yang akan ingin dicapai dan menyebutkan saran atau alat pendukung yang dibutuhkan; 2) Guru membantu siswa mendefisinikan dan mengorganisasikan tugas belajar; 3)Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipoteis, pemecahan masalah; 4) Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu berabagi tugas dengan temannya; 5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap ekperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Peningkatan kemandirian belajar siswa meningkat, dengan rata-rata pada observasi awal yaitu 60%, observasi pada siklus I menjadi 72% dan pada siklus II menjadi 82%.

Peningkatan prestasi belajar pada siklus I kondisi awal yaitu 71 dengan presentase 39,40%, setelah dilaksanakan siklus I meningkat menjadi 82 dengan persentase kelulusan 75,76 % dan pada akhir siklus II terjadi peningkatan menjadi 87 dengan persentase kelulusan 91,90 %. Hal ini membuktikan bahwa adanya peningkatan kemandirian belajar dan prestasi belajar teori kompetensi motor starter.

Bagi guru Diharapkan membuat inovasi baru dalam proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemandirian belajar dan prestasi belajar siswa SMK.Bagi pihak sekolah Perlu dilakukan sosialisasi metode problem based learning padamata pelajaran yang lain, sehingga keberhasilan dapat bersama-samadicapai oleh semua pihak.Bagi SiswaHendaknya siswa ikut berperan aktif dalam kompetensi motor starter, sehingga metode ini dapat dilaksanakan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful, Bahri. 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

(5)

Vol/07/No.01/Januari 2016

105

Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hawadi, Reni. 1999. Akselerasi. Jakarta : Pt.Garsindo

Modul Diklat. 2008.Perbaikan Motor Starter dan Pengisian.Jakarta Selatan: Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas.

Purwanto, Ngalim. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.2010. Metode Penilitian Pendidikan.Bandung : Alfabeta.

Suhartanta. 2008. Model Pembelajaran Inovatif. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wardiman, Djojonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta : PT Jayakarta Agung Offset

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumna, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan input produksi luas lahan, tenga kerja, benih, pupuk Urea, pupuk NPK, pupuk

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang terdiri dari Citra Merek (X1), Harga (X2), dan Kualitas Layanan (X3) secara

Kegiatan Usaha Pertanian, Perdagangan Umum, Pengangkutan, Perindustrian dan Jasa Atau Pelayanan Jumlah Saham yang ditawarkan 240.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai

Adapun sasaran pembangunan Dinas Perdagangan Kabupaten Lumajang selama kurun waktu lima tahun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dikelompokkan menurut bidang tugas

Dari permasalahan tersebut memunculkan gagasan untuk membuat suatu “Aplikasi Pengingat Imunisasi Bayi Berbasis SMS Gateway”, yang didalamnya dapat melakukan

Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistik, yang meliputi hasrat untuk belajar, belajar yang berarti,

Parental Controls adalah sebuah fitur dari Windows 7 yang digunakan untuk mengatur dan memonitor cara anak dalam menggunakan komputer. Untuk menggunakan fitur

Dalam Peraturan Menteri tersebut, Pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan