• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ‘ tahu’ dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo, (2007). Menurut Rogers (1970) dalam Notoadmodjo (2007), mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru, maka terlebih dahulu akan terjadi beberapa proses, yaitu awareness (menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus), interest (merasa tertarik terhadap stimulus),

evaluation (mempertimbangkan baik dan buruknya stimulus), trial (mencoba

melakukan sesuai yang diinginkan oleh stimulus) dan adoption (berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan yang di cakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni know (mengingat suatu materi yang telah dicapai sebelumnya), comprehension (memahami dan mampu menjelaskan serta dapat menginterprestasikan secara benar tentang materi yang diketahui), application (mampu menggunakan materi yang sudah dipelajari), analysis (mampu menjabarkan materu ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi da berhubungan satu sama lain), synthesis (mampu menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru) dan evaluation (mampu melakukan penilaian terhadap materi).

(2)

2.2 Anatomi Payudara a. Kelenjar air susu

Kelenjar air susu bertanggung jawab untuk tersedianya air susu yang adekuat. Jumlah dan berkembangnya kelenjar air susu ini di pengaruhi oleh proses tumbuh kembang di masa intra utrein maupun ekstrauterin.

Pemberian estrogen dosis tinggi atau testoteron pada kehamilan akan menghambat pembentukan kelenjar air susu janin sedangkan pemberian growth

hormone akan meningkatkan jumlah dan besarnya kelenjar air susu janin yang di

kandungan. Bahkan kehamilan dengan diabetes member risiko untuk terjadinya kanker payudara. Demikian pula janin perempuan yang dilahirkan dari ibu preeclampsia member resiko untuk terjadinya preeklampsia. Dengan demikian agar kelenjar air susu dapat berkembang dan tumbuh adekuat segela komplikasi kehamilan sedapat mungkin dicegah, karena berpotensi untuk terjadinya tumbuh dan kembang kelenjar payudara mengalami kelainan.

b. Puting susu

Puting susu yang inverted atau tertarik ke dalam akan member kendala dalam keberhasilan menyusui. Saat konseling pernikahan, seyogyanya calon pengantin mendapat konseling tentang menyusui dan ASI eksklusif dengan segala aspeknya sehingga segera setelah menikah ada program untuk membuat puting menonjol.

Selain berfungsi memproduksi ASI dan menjadi sarana pemberian ASI, payudara juga memiliki fungsi estetika, sehingga keindahannya harus dijaga. Wanita hamil seharusnya menjaga kebersihan, kelembutan dan kelembapan payudara dengan pelembab, minyak zaitun atau minyak kelapa dan sebagainya. Ibu-ibu hamil harus rutin melakukan senam payudara, menggunakan bra yang sesuai dengan ukuran, menggunakannya dengan baik dan benar, sehingga betul-betul sebagai penyangga payudara, bukan hanya sebagai penutup puting susu. Melakukan uasapan halus secara rutin yang tujuannya untuk merangsang kelenjar susu aktif laktogenesisnya (Suradi, 2010).

(3)

2.3 Manfaat Menyusui 2.3.1 Aspek Gizi

Manfaat Kolostrum

a. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

b. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.

c. Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

d. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI

a. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

b. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

c. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara whey dan casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dengan casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan whey : casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

(4)

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

a. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.

b. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya

(precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6

(asam linoleat).

2.3.2 Aspek Imunologik

a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

b. Immunoglobulin A (Ig A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

c. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

d. Lisozim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisozim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi. e. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.

Terdiri dari 3 macam yaitu: Bronchus-Asociated Lymphocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut-Asociated Lymphocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary-Asociated Lymphocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

(5)

f. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

2.3.3 Aspek Psikologik

a. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui: bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

b. Interaksi ibu dan bayi: pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.

c. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi: ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

2.3.4 Aspek Kecerdasan

a. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. b. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ 4.3

poin lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 poin lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 poin lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

2.3.5 Aspek Neurologis

Dengan menghisap payudara, koordinasi saraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

(6)

2.3.6 Aspek Ekonomis

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

2.3.7 Aspek Penundaan Kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL). (Arief, 2009)

2.4 Teknik Menyusui Yang Benar

2.4.1 Definisi Teknik Menyusui Yang Benar

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.

Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilakukan dengan :

1. Membersihkan puting susu dengan air dan minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.

2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.

3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.

(7)

2.4.2 Posisi dan Perlekatan Menyusui

Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 2.1 Posisi Menyusui Sambil Berdiri yang Benar (Perinasia, 2003)

(8)

Gambar 2.3 Posisi Menyusui Sambil Rebahan yang Benar (Perinasia, 2003)

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.

(9)

Gambar 2.4 Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 2003)

Gambar 2.5 Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2003)

Gambar 2.6 Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2003)

(10)

Gambar 2.7 Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2003)

Gambar 2.8 Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2003)

Langkah-Langkah Menyusui yang Benar

Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar put ing, duduk dan berbaring dengan santai.

(11)

Gambar 2.10 Cara Memegang Payudara (Perinasia, 2003)

Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 2.11 Cara Merangsang Mulut Bayi (Perinasia, 2003)

Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

(12)

Gambar 2.12 Perlekatan Benar (Perinasia, 2003

Gambar 2.13 Perlekatan Salah (Perinasia, 2003)

2.4.3 Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusui. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut: 1. Bayi tampak tenang.

2. Badan bayi menempel pada perut ibu. 3. Mulut bayi terbuka lebar.

(13)

4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

5. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.

6. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan. 7. Puting susu tidak terasa nyeri.

8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. 9. Kepala bayi agak menengadah.

Gambar

Gambar 2.1 Posisi Menyusui Sambil Berdiri yang Benar (Perinasia, 2003)
Gambar 2.3 Posisi Menyusui Sambil Rebahan yang Benar (Perinasia,  2003)
Gambar 2.5 Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang  perawatan (Perinasia, 2003)
Gambar 2.8 Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia,  2003)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sedikitnya jumlah mahasiswa yang mengikuti organisasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, pertama adalah kuota yang terbatas, misalnya pengurus SEMA yang hanya

buang (flue gas) melalui suatu medan listrik yang terbentuk antara discharge electroda dengan plat pengumpul, flue gas yang mengandung butiran debu pada awalnya

Kekuatan hubungan yang dapat dilihat dengan besarnya HR dan kesintasan pada kelompok jenis kemoterapi menguatkan dugaan adanya hubungan sebab akibat antara jenis kemoterapi

Meta konsep educability memungkinkan masyarakat (warga belajar) “fully able to take advantage of any available educational opportunities”, lebih giat mencari

Sehubungan dengan telah selesainya proses seleksi dan penempatan untuk program double degree Jepang, dengan ini kami sampaikan bahwa salah seorang staf Bapak/Ibu/Saudara

Penelitian yang dilakukan oleh Novianingsih Budiman yang berjudul “Pengaruh Intensitas Penggunaan Internet Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Sebanyak 7% responden kepala keluarga masuk dalam kategori tidak setuju karena mereka beranggapan banyak masyarakat saat ini yang sudah tidak peduli dengan kebudayaan