• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sanitasi Makanan dan Minuman docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sanitasi Makanan dan Minuman docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH : DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

DOSEN : ABD GAFUR, SKM., M.Kes

SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN

OLEH : KELOMPOK 6

NURUL FITRI ARIANI 141 2014 0025

SITI GINA NAFSI SHANDY 141 2016 0010

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNyalah sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “Sanitasi Makanan dan Minuman” dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang saya sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.

Kami juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah berjasa membatu dalam pembuatan makalah ini. Karna berkat merekalah dapat terciptanya makalah ini. maka kami terima kasih kepada:

1. Dosen pemimbing mata kuliahDasar-dasar Kesehatan Lingkungan,pak Abd Gafur, SKM., M.Kes yang telah memimbing kami dalam mata kuliah ini. 2. Orang tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga

mempermudah dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan.

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sanitasi Makanan dan Minuman...3

B. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Sanitasi Makanan ...3

C. Keracunan Makanan...5

D. Metode Pengawetan Makanan...7

E. Syarat Minimal Makanan Sehat...8

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...10

B. Saran...11

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan adalah sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena jumlah penduduk yang terus berkembang, jumalah produksi makanan pun terus bertambah melebihi jumlah penduduk, apabila kecukupan pangan harus di capai. Permasalahan yang timbul dapat di akibatkan kualitas dan kuantitas bahan pangan. Secara umum makanan sehat adalah makanan yang higienis dan bergizi (mengandung zat hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral). Agar makanan sehat bagi konsumen di perlukan persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang tepat, dan pengangkutan yang sesuai dengan standar dan ketentuan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih. Salah satunya penyebabnya adalah karena kurangnya pengetahuan dalam memperhatikan kesehatan diri dan lingkungannya dalam proses pengolahan makanan yang baik dan sehat (Zulaikah, 2012; Musfirah,2014). Para penjual makanan yang menjajakan makanan umumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, khususnya dalam hal higiene dan sanitasi pengolahan makanan. Pengetahuan penjual makanan tentang higiene dan sanitasi pengolahan makanan akan sangat mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan kepada masyarakat konsumen.

Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan sepanjang 2001–2006 menunjukkan peningkatan, baik dari jumlah kejadian maupun jumlah korban yang sakit dan meninggal. Dengan kriteria industri jasa boga (katering) dan produk makanan rumah tangga menjadi penyumbang terbanyak kasus keracunan makanan sepanjang empat tahun terakhir yakni mencapai 31% daripada pangan olahan 20%, jajanan 13% dan lain-lain 5%.

(5)

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan sanitasi makanan dan minuman?

2. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sanitasi makanan? 3. Apa saja faktor keracunan makanan?

4. Bagaimanakah metode pengewetan makanan? 5. Bagaimanakah syarat minimal makanan sehat?

C. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam menuliskan makalah ini antara lain:

1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan sanitasi makanan dan minuman.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Sanitasi Makanan.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sanitasi Makanan dan Minuman

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kesehatan lingkungan. Misalnya, menyediakan air bersih, menyediakan tempat sampah, dll. Menurut Azwar, Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yg menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang di butuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah: “ Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak termaksud air, obat-obatan dan substansi-substansi yang di perlukan tujuan pengobatan.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan , mulai dari sebelum makanan di produksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin kesehatan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegahan penjualan makanan yang akan merugikan pembeli, mengurangi kerusakan/ pemborosan makanan.

B. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sanitasi Makanan Faktor yang mempengaruhi sanitasi makanan antara lain : 1. Sumber bahan makanan

(7)

kontaminasi dan pencemaran misalnya: hasil pertanian harus bebas dari pencemaran bubuk pestisida.

2. Pengangkut bahan makanan

Sarana pengangkut harus memiliki alat penutup dan pendingin. Contohnya pengangkut daging ikan harus dengan menggunakan alat pendingin.

3. Penyimpanan bahan makanan

Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih. Adapun syaratnya antara lain: tempat penyimpanan makanan harus bebas dari binatang, misalnya tikus dan serangga, terlindungi dari debu, terlindungi dari bahan kimia berbahaya, suhu udara tidak lembab, memiliki sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup.

Sumber: Rahmawati, Yani (2014) 4. Pemasaran makanan

Tempat penjualan harus memenuhi persyaratan sanitasi antara lain: kebersihan, sirkulasi udara dan memiliki alat pendingin contohnya swalayan. 5. Pengolahan makanan

(8)

6. Penyimpanan makanan

Makanan yang telah di olah di simpan di tempat yang memenuhi persyaratan sanitasi lemari atau pendingin. Makanan jadi yang siap di sajikan harus di wadahi atau di kemas dan tertutup.

C. Keracunan Makanan

Keracunan makanan berdasarkan penyebabnya terbagi atas 3 jenis anatara lain:

1. Bacterial food poisoning

Akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri hidup atau terkontaminasi oleh toksin yang di hasilkan bakteri tersebut, Bacterial food poisoning terbagi atas 4 jenis yaitu:

a. Salmonella food poisoning (infectio type)

Salmonella food poisoning merupakan penyakit zoonotik yang dapat di hasilkan dimana-mana. Kontaminasinya melalui hewan ternak, contohnya daging, susu atau, telur.

b. Staphylococcus food poisoning (toxin type)

Staphylococcus food poisoning di sebabkan oleh eterotoxin yang di hasilkan oleh Staphylococcus aureus. Kuman tersebut akan mati sewaktu di masak, tetapi enterotoksin yang di hasilkan memiliki sifat yang tahan panas (tahan 100oC) selama beberapa menit. Stapylococus biasa di temukan di hidung, tenggorokan dan kulit manusia.

c. Botulism

Botulism merupakan penyakit gastroenteritis akut yang di sebabkan oleh endotoksin yang di produksi Clostridium butulism. Biasanya di temukan di tanah, debu, dan saluran usus hewan.

d. Clostridium perferinges food poisoning

(9)

bakteri ini. Dimana gejala keracunannya adalah mual, muntah, lesu, dan diare.

2. Non bacterial food poisoning

a. Keracunan akibat tumbuh-tumbuhan. Contoh: keracunan singkok, jengkol, jamur dll.

b. Keracunan akibat kerang dan ikan laut. c. Keracunan akibat bahan-bahan kimia.

(10)

D. Metode Pengawetan Makanan

Metode pengawetan makanan agar bertahan lama dapat di lakukan antara lain:

1. Pengalengan

Sebelum dilakukan pengalengan, makanan terlebih dahulu harus di masak untuk untuk membunuh mikroorganisme kemudian dilakukan sterilisasi serta penutupan kaleng. Bahaya pengalengan yang tidak sempurna akan mengganggu kuman anaerobic yang menghasilkan toksin botulisme.

2. Pengeringan

Cara sederhana dan murah dapat dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau dengan cara pemanasan dengan menggunakan alat pengering. Cara modern yang di pakai untuk mengeringkan makanan adalah “spray drying, freeze drying, vacum drying dan hot air drying.

3. Pengawetan

Pengawetan merupakan salah satu cara di lakukan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme. Untuk mengawetkan daging atau pun ikan biasanya di pakai bahan alami misalnya garam maupun gula. 4. Pendinginan

Penyimpanan dalam keadaan beku akan menyebabkan bakteri tidak mampu berkembang biak dengan baik.

5. Pasteurisasi

(11)

E. Syarat Minimal Makanan Sehat

Makanan sehat harus memenuhi persyaratan minimal seperti yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan . Persyaratan agar makanan sehat dikonsumsi oleh masyarakat adalah: Bahan Makanan yang akan di olah terutama yang mengandung protein hewani seperti, daging, susu, ikan/udang dan telur harus dalam keadaan baik dan segar. Demikian pula bahan sayur harus dalam keadaan segar dan tidak rusak. Dengan demikian agar makanan yang akan diolah memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus tidak berubah bentuk, warna dan rasa, demikian pula asal dari bahan tersebut harus dari daerah/tempat yang di awasi. Demikian pula bahan makanan terolah yang di kemas, bahan tambahan dan bahan penolong harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Adapun persyaratan makanan yang sudah terolah dapat di bagi menjadi 2 yaitu:

1. Makanan yang di kemas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Mempunyai label dan harus bermerek.

b. Sudah terdaftar dan bernomor pendaftaran. c. Kemasan tidak rusak/robek atau mengembung.

d. Ada tanda kadaluarsa dan dalam keadaan belum kadaluarsa. e. Kemasan yang tidak di pake harus hanya sekali penggunaan . 1. Makanan yang tidak di kemas harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Keadaan “fresh” (baru dan segar). b. Tidak basi, busuk, rusak dan berjamur.

c. Tidak mengandung bahan terlarang, contohnya penagawet yang bukan untuk makanan, pewarna textil, atau narkoba.

(12)

mulai bekerja, memakai pakaian kerja yang bersih dan pakaian pelindung dengan benar.

BAB III PENUTUP

(13)

 Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan , mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen.

 Faktor yang mempengaruhi sanitasi makanan antara lain: sumber bahan makanan, pengangkut bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pemasaran makanan, pengolahan makanan, dan penyimpanan makanan.

 Keracunan makanan berdasarkan penyebabnya terbagi atas 2 jenis anatara lain: (1)Bacterial food poisoning dan (2) Non bacterial food poisoning

 Metode pengawetan makanan agar bertahan lama dapat di lakukan antara lain: pengalengan, pengeringan, pengawetan, pendinginan, dan pasteurisasi.

 Persyaratan makanan yang sudah terolah dapat di bagi menjadi 2 yaitu: (1) Makanan yang di kemas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: mempunyai label dan harus bermerek, sudah terdaftar dan bernomor pendaftaran, kemasan tidak rusak/robek atau mengembung, ada tanda kadaluarsa dan dalam keadaan belum kadaluarsa, dan kemasan yang tidak di pake harus hanya sekali penggunaan. (2) Makanan yang tidak di kemas harus memenuhi syarat sebagai berikut: Keadaan “fresh” (baru dan segar), dan tidak basi, busuk, rusak dan berjamur.

B. Saran

(14)
(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ningsih, Riyan. 2014. Penyuluhan Sanitasi Makanan dan Minuman, serta Kualitas Makanan yang Dijajakan Pedagang di. lingkungan SDN Kota

Samarinda. Diakses tanggal 11 Oktober 2017.

Kusuma, Trika Yunita., Ririh Yudhastuti. 2013. Higiene dan Sanitasi Makanan Nasi Krawu di Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Jurnal Kesehatan

Lingkungan Vol. 7, No. 1. Diakses 12 Oktober 2017.

Prastowo, Ichwan. 2015. Pengaruh Hygiene Sanitasi Kamar, Makanan dan Minuman, Lingkungan Terhadap Kepuasan Tamu The Sunan Hotel Solo.

Hotellier Journal Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7934 Vol.1 Nomor 2 . Diakses 15 Oktober 2017.

Baharuddin, Alfina. 2015. Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan. Makassar. Mukono, H.J. 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Unair. Sabarguna, Boy Subiroso (dkk). 2011. Sanitasi Makanan dan Minuman Menuju

Peningkatan Mutu Efisiensi Rumah Sakit. Jakarta: Salemba Medika. Mundiatun., Daryanto. 2015. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:

Gava Media.

Rahmawati, Yani (dkk). 2014. Higiene dan Sanitasi Untuk Penjamah Makanan

pada Penyelenggaraan Makanan.

Referensi

Dokumen terkait

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang

anitasi makanan dan minuman di daerah tanggap darurat merupakan salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan untuk

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya

2.6 Pengawasan Tempat pengelolaan Makanan Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan