• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE METODE PEMBELAJARAN. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE METODE PEMBELAJARAN. OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

METODE – METODE

PEMBELAJARAN

OLEH : LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

(2)

SUB POKOK BAHASAN

CERAMAH ILLUSTRATIFSMALL GROUP DISCUSSIONDISKUSI PANEL

STUDI KASUS

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)DISCOVERY LEARNING (DL)

SELF DIRECTED LEARNING (SDL)COOPERATIVE LEARNING (CL)COLLABORATIVE LEARNING (CBL)CONTEXTUAL INSTRUCTION (CI)PROJECT BASED LEARNING (PJBL)JIGSAW

METODE PENINGKATAN KAPASITAS BERFIKIRMETODE SINNECTICS

(3)

CERAMAH ILUSTRATIF

Metode ceramah yang berasal dari kata lecture, mamiliki arti pengajar atau

metode pengajar, metode ini lebih banyak dipergunakan di kalangan

pengajar, karena pengajar memberikan kuliah mimbar dan disampaikan

dengan ceramah dengan pertimbangan pengajar berhadapan dengan banyak

mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. (strategi pembelajaran berbasis

kompetensi)

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan

informasi dan pengetahuan sacara lisan kepada sejumlah siswa yang pada

umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah

dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk

menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan

literatur atau rujukan yang sesuai dg jangkauan daya beli dan paham siswa.

Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap

(4)

SMALL GROUP DISCUSSION

Diskusi adalah salah satu elemen belajar secara aktif dan merupakan bagian

dari banyak model pembelajaran SCL yang lain, seperti CL, CBL, PBL, dan

lain-lain.

Peserta didik peserta kuliah diminta membuat kelompok kecil (5 sampai 10

orang) untuk mendiskusikan bahan yang diberikan oleh pengajar atau bahan

yang diperoleh sendiri oleh anggota kelompok tersebut. Dengan aktivitas

kelompok kecil, peserta didik akan belajar: (a) Menjadi pendengar yang baik;

(b) Bekerjasama untuk tugas bersama; (c) Memberikan dan menerima umpan

balik yang konstruktif; (d) Menghormati perbedaan pendapat; (e) Mendukung

pendapat dengan bukti; dan (f) Menghargai sudut pandang yang bervariasi

(gender, budaya, dan lain-lain).

(5)

Adapun aktivitas diskusi kelompok kecil dapat berupa: (a)

Membangkitkan ide; (b) Menyimpulkan poin penting; (c) Mengases

tingkat skill dan pengetahuan; (d) Mengkaji kembali topik di kelas

sebelumnya; (e) Menelaah latihan, quiz, tugas menulis; (f) Memproses

outcome pembelajaran pada akhir kelas; (g) Memberi komentar

tentang jalannya kelas; (h) Membandingkan teori, isu, dan

(6)

Keuntungan

Ada kesempatan untuk belajar dari satu sama lain

Libatkan semua peserta didik/mhsw

Ciptakan kerjasama kelompok

Berikan variasi pandangan

(7)

Diskusi kelompok dapat digunakan pada :

Pada kesimpulan sesi pelatihan

Setelah penayangan videotape

Setelah peragaan klinik

Setelah pembahasan ulang studi kasus

Setelah permainan peran

Setiap saat mahasiswa memiliki pengetahuan / pengalaman

(8)

Tehnik diskusi:

Atur tempat duduk untuk mendorong interaksi mhsw

Sebutkan topiknya sebagai bagian dari pembukaan

Alihkan percakapan dari pembimbing ke mhsw

Bertindaklah sebagai wasit dan tengahilah hanya bila perlu

Rangkumlah pokok-pokok penting dari diskusi secara periodik

Pastikan agar diskusi tetap tertuju pada topik

Gunakan sumbangan pemikiran dari masing-masing mhsw dan berikan

(9)

DISKUSI PANEL

Model diskusi panel adalah salah satu bentuk diskusi yang

melibatkan beberapa pembicara kunci (panelist) dan

peserta yang di pandu oleh seorang moderator untuk

membahas masalah-masalah yang kontroversi yang

potensial yang mengundang pendapat yang bertentangan.

Tujuan dari diskusi panel adalah untuk mengkondisikan

peserta didik agar berfikir secara kritis dan bersikap

toleran terhadap pendapat orang lain yang berbeda

tentang masalah yang Kontroversial.

(10)

 Ciri dan model diskusi panel :

 Sasaran dalam jumlah peserta adalah 20-40 orang (1 kelas) dari peserta diambil 3

orang, dua orang sebagai pembicara dan satu orang sebagai moderator.

 Topic yang controversial yakni topik yang mengandung muncul nya aneka pendapat

yang bertentangan dan bersikap merangsang pikiran dimana topic itu harus berada dalam lingkup pengalaman peserta didik dan pengajar harus dapat melihat dan memilih dengan tepat topic yang layak di bahas

 Tata ruang, didepan duduk moderator dan dua panelis, masing sebelah kiri dan

kanan moderator. Dengan menggunakan meja bundar lebih baik. Peserta duduk berjajar tiga deret menghadap panelis

 Waktu yang di gunakan untuk membahas satu topic adalah 1-2 jam, 75%waktu yang

tersedia untuk penerapan model dan 25 % untuk persiapan, review dan penutup

 Peran mengajar dalam penerapan model ini sebagai menejer kelas, fasilitator

(11)

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari model diskusi panel:

 Dapat menumbuhkembangkan nilai demokratis

 Meningkatkan sikap kritis dan toleran terhadap pendapat yang berbeda.  Membangkitkan pikiran.

 Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda.  Mendorong ke analisis lebih lanjut.

 Memanfaatkan para ahli untuk berpendapat dan proses pemikirannya dapat membelajarkan orang

lain.

Kekurangan dari model diskusi panel:

 Potensial memancing emosi

 Diskusi menetap pada 1 masalah dan menyangkut hal yang merupakan privasi seseorang.  Mudah tersesat bila moderator tidak terampil.

 Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.  Tidak memberi kesempatan peserta untuk berbicara.  Cenderung menjadi serial pidato pendek.

(12)

STUDI KASUS

Pengertian Model Studi Kasus (salah satu bentuk problem based

learning)

Model Studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian,

atau situasi tertentu, kemudian siswa ditugasi mencari alternatif

pemecahannya. Kemudian metode ini juga dapat digunakan untuk

mengembangkan berfikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu

topik yang dipecahkan.

Tujuan model studi kasus adalah membelajarkan peserta melalui

(13)

Ciri- Ciri Model Studi Kasus

Peserta dibagi ke dalam kelompok kecil (4-7 0rang)

Topik yang digunakan membutuhkan pemecahan masalah

atau pengambilan keputusan baik kasus nyata atau ilustrasi

Pengaturan tata kelas harus memungkinkan terjadinya kerja

kelompok dan bentuk kelas pada saat presentasi hasil, yaitu

cukup dengan memindahkan kursi membentuk lingkaran dan

mengembalikannnya ke dalam posisi semula pada saat

presentasi.

Waktu yang digunakan untuk penerapan model studi kasus

(14)

Kekuatan Model Studi Kasus

 Melatih kemampuan memecah masalah, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan

tentang suatu masalah, cara kerja/ pendekatan dalam memecahkan masalah.

 Mengembangkan dan mempertajam kemampuan analisis dan pengambilan keputusan  Mengembangkan berbagai system nilai, persepsi dan sikap tertentu berkaitan dengan

situasi masalah dan pengambilan keputusan.

 Mencapai sinergi kelompok dalam pemecahan maslah.

Keterbatasan Model Studi Kasus

 Mendapat kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan

sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa.

(15)

PROBLEM BASED LEARNING

Pengertian Model Problem Based Learning

 Problem Based Learning adalah “ Suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru.” (H.S. Barrows, 1982).

 Problem based learning dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yand dihadapi secara

(16)

Ciri- Ciri Model Problem Based Learning

 Mengorientasikan siswa kepada masalah autentik  Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

 Penyelidikan autentik

 Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya

 Menghindari pembelajaran terisolasi dan berpusat pada guru

 Menciptakan pembelajaran interdisiplin, berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama  Terintegrasi dengan dunia nyata dan pengalaman praktis

 Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah

dalam kehidupannya yang panjang

 Pembelajaran berpusat pada siswa.

 Pembelajaran terjadi pada kelompok kecil.  Guru berperan sebagai tutor dan pembimbing.

 Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran

 Masalah adalah kenderaan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah.  Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri

(17)

PBL memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

 Pemecahan masalah merupkan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran  Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk

menemukan pengetahuan baru bagi siswa

 Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa

 Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata

 Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan

 Melalui Pemecahan masalah dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran

pada dasarnya merupakan cara berfikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja

 Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa

 Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan

mengembangkan kemapuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru

 Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan

pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata

 Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar

(18)

Kelemahan Model Problem Based Learning

Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan

bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan

merasa enggan untuk mencoba

Keberhasilan strategi pembelajarn melelui PBL membutuhkan cukup

waktu untuk persiapan

Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidka akan belajar apa

yang mereka ingin pelajari.

(19)

DISCOVERY LEARNING

DL adalah metode belajar yang difokuskan pada pemanfaatan

informasi yang tersedia, baik yang diberikan pengajar maupun yang

dicari sendiri oleh peserta didik, untuk membangun pengetahuan

dengan cara belajar mandiri.

Discovery learning ialah suatu cara mengajar yang melibatkan peserta

didik dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan

diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak

dapat belajar sendiri.

(20)

Keunggulan dari teknik ini adalah sebagai berikut:

 Teknik ini membantu peserta didik untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan,

serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/pengenalan peserta didik.

 Peserta didik memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga

dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa peserta didik tersebut.

 Dapat membangkitkan kegairahan belajar.

 Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang dan

maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

 Mampu mengarahkan cara peserta didik belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang

kuat untuk belajar lebih giat.

 Membantu peserta didik untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri

dengan proses penemuan sendiri.

 Strategi berpusat pada peserta didik , bukan pada pengajar . Pengajar hanya sebagai

teman belajar saja, dan membantu bila diperlukan.

 Pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan lebih lama dalam ingatan, atau lebih mudah

diingat, dibandingkan dengan cara-cara lain.

 Dapat meningkatkan penalaran peserta didik dan kemampuan untuk berpikir, karena

mereka harus menganalisis dan memanipulasi informasi untuk memecahkan permasalahan.

 Dapat membangkitkan keingintahuan peserta didik, memotivasi siswa untuk bekerja terus

(21)

kelemahan yang perlu diperhatikan, yaitu

 Harus ada kematangan mental pada peserta didik untuk belajar dengan cara ini, karena peserta didik harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya lebih baik lagi.

 Bila kelas terlalu besar, penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

 Bagi tenaga pengajar dan peserta didik yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran dengan cara tradisional, mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

 Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

(22)

Self Directed Learning (SDL)

 SDL adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu peserta didik sendiri.

Dalam hal ini, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pengalaman belajar

yang telah dijalani, dilakukan semuanya oleh individu yang bersangkutan.

 Pengajar hanya bertindak sebagai fasilitator, yang memberi arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah dilakukan individu peserta didik tersebut.

 Metode belajar ini bermanfaat untuk menyadarkan dan memberdayakan peserta didik, bahwa belajar adalah tanggungjawab mereka sendiri.

 Peserta didik didorong untuk bertanggungjawab terhadap semua fikiran dan tindakan yang dilakukannya.

(23)

Prinsip yang digunakan di dalam SDL adalah:

 (a) Pengalaman merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat;

 (b) Kesiapan belajar merupakan tahap awal menjadi pembelajar mandiri; dan  (c) Orang dewasa lebih tertarik belajar dari permasalahan daripada dari isi

matakuliah Pengakuan, penghargaan, dan dukungan terhadap proses belajar orang dewasa perlu diciptakan dalam lingkungan belajar.

Pengajar dan peserta didik harus memiliki semangat yang saling melengkapi dalam melakukan pencarian pengetahuan.

(24)

Cooperative Learning (CL)

 CL adalah metode belajar berkelompok yang dirancang oleh pengajar untuk memecahkan suatu masalah/kasus atau mengerjakan suatu tugas. Kelompok ini

terdiri atas beberapa orang peserta didik, yang memiliki kemampuan akademik yang beragam.

 Metode ini sangat terstruktur, karena pembentukan kelompok, materi yang dibahas, langkah-langkah diskusi serta produk akhir yang harus dihasilkan, semuanya

ditentukan dan dikontrol oleh pengajar. Peserta didik dalam hal ini hanya mengikuti prosedur diskusi yang dirancang oleh pengajar. Pada dasarnya CL seperti ini

merupakan perpaduan antara teacher-centered dan student-centered learning.

 CL bermanfaat untuk membantu menumbuhkan dan mengasah: (a) kebiasaan belajar aktif pada diri peserta didik; (b) rasa tanggungjawab individu dan kelompok peserta didik; (c) kemampuan dan keterampilan bekerjasama antar peserta didik; dan (d) keterampilan sosial peserta didik.

(25)

Collaborative Learning (CbL)

Collaborative Learning (CbL) adalah metode pengajaran dimana peserta didik bekerja dalam kelompok menuju tujuan akademis umum.

Collaborative Learning (CbL) atau belajar kolaboratif merupakan pendekatan pendidikan untuk mengajar belajar yang melibatkan kelompok pelajar untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, atau

membuat suatu produk.

Collaborative Learning (CbL) adalah metode belajar yang menitikberatkan pada kerjasama antar mahasiswa yang didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok. Masalah/tugas/kasus memang

berasal dari pengajar dan bersifat open ended, tetapi pembentukan kelompok yang didasarkan pada minat, prosedur kerja kelompok, penentuan waktu dan tempat diskusi/kerja kelompok, sampai dengan bagaimana hasil diskusi/kerja kelompok ingin dinilai oleh pengajar, semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antar anggota kelompok.

(26)

Contextual Instruction (CI)

 CI adalah konsep belajar yang membantu pengajar mengaitkan isi matakuliah dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari dan memotivasi peserta didik untuk membuat keterhubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat, pelaku kerja profesional atau manajerial, entrepreneur, maupun investor.

 Sebagai contoh, apabila kompetensi yang dituntut matakuliah adalah peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses transaksi jual beli, maka dalam pembelajarannya, selain konsep transaksi ini dibahas dalam kelas, juga diberikan contoh, dan mendiskusikannya.

 Peserta didik juga diberi tugas dan kesempatan untuk terjun langsung di pusat-pusat perdagangan untuk mengamati secara langsung proses transaksi jual beli tersebut, atau bahkan terlibat langsung sebagai salah satu

(27)

 Peserta didik dapat melakukan pengamatan langsung, mengkajinya dengan berbagai teori yang ada, sampai ia dapat menganalis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya proses transaksi jual beli.

 Hasil keterlibatan, pengamatan dan kajiannya ini selanjutnya dipresentasikan di dalam kelas, untuk dibahas dan menampung saran dan masukan lain dari seluruh anggota kelas. Pada intinya dengan CI, pengajar dan peserta didik memanfaatkan pengetahuan secara bersama-sama, untuk mencapai

kompetensi yang dituntut oleh matakuliah, serta memberikan kesempatan pada semua orang yang terlibat dalam pembelajaran untuk belajar satu sama lain.

(28)

Project Based Learning (PjBL)

 PjBL adalah metode belajar yang sistematis, yang melibatkan peserta didik dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian/penggalian (inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati.

 Proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data. Karena dalam pelaksanaannya, proyek

bersumber pada data primer atau data sekunder, evaluasi hasil, dan kerjasama dengan pihak lain, proyek merupakan suatu sarana yang penting untuk menilai kemampuan umum dalam semua bidang. Proyek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu,

kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengkomunikasian informasi.

(29)

 PjBL merupakan pemberian tugas kepada semua mahasiswa untuk dikerjakan secara individual. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca, meneliti.

Kemudian siswa dimintakan membuat laporan dari tugas yang diberikan kepadanya dalam bentuk makalah, Metode ini bertujuan untuk membentuk analisis masing-masing siswa

PjBL (Project based Learning/ Pembelajaran Berbasis Proyek) merupakan metoda belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajar dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya

(30)

Jigsaw

 Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.

Syarat Jigsaw

 Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas dan menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

 Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas merupakan kelas heterogen.  Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.  Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.

 Mensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran.

(31)

Metode Peningkatan Kapasitas Berfikir

Definisi Metode Peningkatan Kapasitas Berpikir

 Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan

berpikir siswa melalui telaah, fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.

(32)

Karakteristik Metode Peningkatan Kapasitas Berpikir

 Menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model

pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir.

 SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus.

Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi

sendiri.

 SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi proses dan hasil

belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.

(33)

Metode Sinnectics

 Istilah sinnectics berasal dari bahasa Yunani yang berarti penggabungan unsur-unsur atau gagasan-gagasan yang berbeda-beda yang tampaknya tidak

relevan. Sinnectics dikembangkan oleh William Gordon, merupakan model pembelajaran yang menggunakan analogi untuk mengembangkan kemampuan berfikir dari berbagai sudut pandang.

(34)

Referensi

Dokumen terkait

A. Perilaku kesehatan murid sekolah dasar di wilayah kepulauan, wilayah pegunungan, dan wilayah daratan. a) Kebiasaan berpakaian anak pada umumnya sangat dipengaruhi oleh faktor

Dengan demikian dapat di-ketahui dari data penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa hubungan antara variabel frekuensi gerakan kaki dengan prestasi renang gaya crawl 50

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diperoleh, peneliti merekomendasikan para pengajar untuk menggunakan active learning dalam proses belajar mengajar, karena

KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) NY.I USIA 24 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS 1 KEMBARAN”.. Penulis

Biro Administrasi Efek, adalah perseroan yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha berdasarkan kontrak dengan Emiten untuk pencatatan pemilikan Efek dan pembagian

Perencanaan publikasi kegiatan tersebut dilakukan oleh bidang Humas secara komunikatif dan apik serta telah memenuhi standar perencaan yang baik berdasarkan konsep

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN HALTE BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS MUSI TA 2010. DINAS PERHUBUNGAN KOTA

Yang bertandatangan di bawah ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota*) ... menerangkan bahwa: Nama Lembaga : ... Berdasarkan pengamatan atas kredibilitas dan kinerja