• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kota Salatiga terletak antara Lintang Selatan dan antara , ,64 Bujur Timur."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

BAB 2

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Gambaran Umum Wilayah menjelaskan kondisi umum Kota Salatiga yang mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab perangkat daerah.

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Geografis

Kota Salatiga terletak antara 007.17’ - 007.17’.23” Lintang Selatan dan antara 110.27’.56,81” - 110.32’.4,64” Bujur Timur.

Adminstratif

Kota Salatiga terdiri dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan, sebagaimana tersebut pada tabel berikut ini. Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan Dan Jumlah Kelurahan

Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan Penduduk Jumlah

Luas Wilayah (Ha) thd total (%) Kec. Tingkir 1. Kutowinangun 20.301 293,750 5 %

2. Gendongan 5.838 68,900 1%

3. Sidorejo Kidul 4.261 277,500 5%

4. Kalibening 1.641 99,599 2%

5. Tingkir Lor 3.962 177,300 3%

6. Tingkir tengah 4.374 137,801 2%

Kec. Argomulyo 1. Noborejo 5.589 332,200 6%

2. Ledok 10.051 187,330 3%

3. Salatigarejo 11.109 188,430 3%

4. Kumpulrejo 7.322 629,030 11%

5. Randuacir 5.178 377,600 7%

6. Cebongan 4.417 138,100 2%

Kec. Sidomukti 1. Kecandran 5.323 399,200 7%

2. Dukuh 11.084 377,150 7%

3. Mangunsari 16.275 290,770 5%

4. Kalicacing 7.249 78,730 1%

Kec. Sidorejo 1. Blotongan 11.683 423,800 7%

2. Sidorejo Lor 13.349 271,600 5% 3. Salatiga 15.690 202,000 4% 4. Bugel 2.745 294,370 5% 5. Kauman Kidul 3.931 195,850 3% 6. Pulutan 3.249 237,100 4% Jumlah Total 5.678,110 100 %

(2)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Sumber: RTRW Kota Salatiga 2010-2030

(3)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

(4)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Kondisi Fisik

Tinjauan morfologis, Kota Salatiga berada di cekungan kaki gunung Merbabu diantara gunung-gunung kecil antara lain Gajahmungkur, Telomoyo dan Payung Rong. Dengan ketinggian antara 450 - 825 m dpl (dari permukaan air laut), dan pada aspek topografis, Kota Salatiga terdiri dari 3 bagian :

Bergelombang ± 65 %, terdiri dari :

a. Kelurahan : Dukuh, Ledok, Kutowinangun, Salatiga dan Sidorejo Lor. b. Keluarahan : Bugel, Kumpulrejo dan Kauman Kidul.

Miring ± 25 %, terdiri dari :

a. Kelurahan : Salatigarejo, Mangunsari dan Sidorejo Lor.

b. Keluarahan : Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecandran, Randuacir, Tingkir Tengah dan Cebongan.

Datar ± 10 %, terdiri dari : a. Kelurahan : Kalicacing

b. Keluarahan : Noborejo, Kalibening dan Blotongan Kondisi Curah Hujan

Curah hujan di Kota Salatiga dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Menurut data Salatiga Dalam Angka tahun 2011. tercatat Curah hujan tertinggi sebesar 660 mm pada bulan Maret, sedangkan hari hujan terbanyak selama 25 hari pada bulan Maret dan bulan Desember. Jumlah curah hujan yang beragam sangat tergantung pada bulan dan letak stasiun pengamat. Menurut data Salatiga Dalam Angka tahun 2011 jumlah curah hujan 2.605 mm, Jumlah Hari Hujan 124 hari. TabelCurah Hujan dan Hari Hujan Tahun 2007 – 2011 (mm)

Bulan Curah Hujan Hari Hujan

Raindays Month 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Januari 194 893 446 468 370 13 27 14 19 19 Pebruari 291 670 340 480 276 13 32 16 17 9 Maret 493 1.250 625 489 660 23 42 21 15 25 April 311 476 238 321 356 19 24 12 18 20 Mei 53 212 106 340 153 2 19 10 14 7 Juni 95 10 - 261 27 3 4 4 8 2 Juli 21 - - 138 - 1 4 - 8 - Agustus 4 10 - 154 - - - 4 10 - September - - - 274 44 1 11 - 14 3 Oktober 18 243 - 230 190 1 11 11 18 11

(5)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Desember 358 640 320 194 220 14 39 20 19 25

J u m l a h

Total 2.252 4.831 1.935 3.577 2.605 105 220 104 172 124 Sumber : Dinas Pertanian Kota Salatiga.

Kota Salatiga termasuk dalam DAS Tuntang, yang merupakan Wilayah Sungai Jragung, Sungai Tuntang, Sungai Serang, Sungai Lusi, dan Sungai Juwana, (WS Jratunseluna). Hulu DAS Tuntang berada di Kabupaten Semarang (Rawapening), sedangkan bagian tengah dan hilir DAS berada di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Demak. DAS Tuntang terletak pada posisi 110° 18' 26" - 110° 51' 01" Bujur Timur dan antara 6° 45' 31'' - 7° 26' 55'' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 156.789,50 Ha dan debit maksimum sebesar 12,49 m3/det dan debit minimum adalah 0,50 m3/det. DAS Tuntang memiliki sungai utama dan anak sungai yang melewati daerah aliran sungai Tuntang.

Tabel 2.1 Sungai utama dan anak sungai yang melewati daerah aliran sungai (DAS) Tuntang Nama Sungai Panjang (km); Cakupan area (km2) Debit (M3/dtk) Sungai Tuntang (sungai utama) 139; 798 - Sungai Senjoyo (anak sungai) 37; 120 - Sungai Bancak (anak Sungai) 30; 140 - Sumber: DAS Tuntang Provinsi Jawa Tengah oleh Sri Harjanti W, Tahun …

(6)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

(7)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

2.2 Demografi

Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat kecamatan, Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun:

Pt = Po (1 + r )t

Keterangan:

Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017). Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012) r = angka pertumbuhan penduduk

(8)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk dan Proyeksi 5 tahun

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK

Tahun Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 Kec. Tingkir 43.533 41.158 40.547 40.262 40.377 40.641 11.407 11.369 11.107 11.107 13.988 Kec. Argomulyo 41.846 41.029 40.654 40.148 43.666 44.882 11.366 11.287 11.574 11.574 14.380 Kec. Sidomukti 39.632 36.050 36.129 40.007 39.931 41.635 9.875 9.850 10.184 10.182 12.669 Kec. Sidorejo 51.784 49.024 49.703 49.605 50.647 51.119 13.583 13.749 11.345 11.345 16.182 Sumber: Bappeda, 2012

Lanjutan Tabel 2.3

KECAMATAN Tingkat Pertumbuhan PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Kec. Tingkir -5,46 -1,48 -0,70 0,29 0,65 40.096 39.558 39.028 38.504 37.988 Kec. Argomulyo -1,95 -0,91 -1,24 8,76 2,78 45.550 46.227 46.914 47.612 48.320 Kec. Sidomukti -9,04 0,22 10,73 -0,19 4,27 42.134 42.639 43.150 43.667 44.190 Kec. Sidorejo -5,33 1,39 -0,20 2,10 0,93 51.006 50.892 50.779 50.667 50.554 Sumber: Bappeda, 2012

Jumlah penduduk Kota Salatiga mengalami kenaikan sebesar 4.599 jiwa. Konsentrasi penduduk paling banyak berada di Kecamatan Sidorejo sebagai pusat permukiman. Penduduk di kecamatan ini mencapai 50.647 jiwa (29%) dari total penduduk Salatiga, disusul oleh Kecamatan Argomulyo, jumlah penduduk sebesar 43.666 jiwa (25%). Sementara penduduk yang paling sedikit adalah di Kecamatan Sidomukti, yaitu hanya 39.931 jiwa (22,86%). Dibanding tahun 2009, penduduk Kota Salatiga pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,63%.

(9)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Bagian ini menjelaskan kondisi keuangan dan perekonomian daerah meliputi: pendapatan dan belanja modal sanitasi daerah, kapasitas keuangan daerah, kemampuan fiskal/ruang fiskal, data peta perekonomian dan data realisasi belanja modal sanitasi setiap SKPD.

Tabel 2.4 Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir

No Anggaran 2007 2008 2009 2010 2011

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

A Pendapatan

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 36.192.748.028,00 Rp 45.149.901.979,00 Rp 53.055.833.309,00 Rp 51.549.747.508,00 Rp 60.611.340.067

2 Dana Perimbangan (Transfer) Rp 266.495.890.647,00 Rp 340.886.288.132,00 Rp 318.659.347.694,00 Rp 335.299.006.904,00 Rp 417.562.170.854

3 Lain-lain Pendapatan yang Sah Rp - Rp 4.685.093.750,00 Rp 4.480.275.000,00 Rp 24.655.685.094,00 -

Jumlah Pendapatan Rp 302.688.638.675,00 Rp 390.721.283.861,00 Rp 376.195.456.003,00 Rp 411.504.439.506,00 Rp 478.173.510.921 B Belanja

1 Belanja Tidak Langsung Rp 142.678.186.365,00 Rp 173.023.819.370,00 Rp 204.203.363.965,00 Rp 241.302.105.462,00 Rp 274.539.211.207,00

2 Belanja Langsung Rp 111.095.561.449,00 Rp 195.370.153.297,00 Rp 228.453.181.447,00 Rp 177.313.810.169,00 Rp 184.408.695.280,00

Jumlah Belanja Rp 253.773.747.814,00 Rp 368.393.972.667,00 Rp 432.656.545.412,00 Rp 418.615.915.631,00 Rp 458.947.906.487,00 Surplus/Defisit Anggaran Rp 48.914.890.861,00 Rp 22.327.311.194,00 Rp -56.461.089.409,00 Rp -7.111.476.125,00 Rp 19.225.604.434 Sumber: DPPKAD Kota Salatiga 2012

Tabel 2.5 Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir

No Subsektor/SKPD 2007 2008 2009 2010 2011

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

A Air Limbah 243.750.000 570.000.000 700.720.000 1.985.464.000 2.396.929.000

1 Dinas pekerjaan Umum 93.750.000 - 160.000.000 - -

2 Disnaker & Permas 100.000.000 100.000.000 - - -

3 Dinas Pasar & PKL 50.000.000 - - - -

(10)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

No Subsektor/SKPD 2007 2008 2009 2010 2011

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

5 Dinas tata kelolah - - 215.000.000 978.250.000 50.000.000

6 KLH - - 282.000.000 1.007.214.000 2.346.929.000

7 Disperindagkop & UMKM - - 43.720.000 - -

B Persampahan 310.000.000 852.000.000 936.648.000 1.188.500.000 1.120.942.000

1 DPLH 310.000.000 827.000.000 - - -

2 Disnakertrans & Permas - 25.000.000 - - -

3 DTK - - 936.648.000 1.188.500.000 1.120.942.000 C Drainase 2.625.126.000 7.897.168.000 10.459.240.000 11.959.823.000 11.322.339.000 1 DPU 2.301.876.000 7.602.328.000 10.459.240.000 11.959.823.000 11.322.339.000 2 BAPPEDA 323.250.000 294.840.000 - - - D Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan) 124.540.000 344.962.000 753.806.000 543.358.000 884.301.000 1 Dinas Kesehatan 64.540.000 136.813.000 553.806.000 295.215.000 522.670.000 2 DPLH 60.000.000 - - - -

3 Disnakertrans & Permas - 208.149.000 - - - 4 Bapermas, Peremp, KB, dan KP - - 200.000.000 248.143.000 361.631.000

E Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D) 3.303.416.000 9.664.130.000 12.850.414.000 15.677.145.000 15.724.511.000 F Total Belanja Modal Sanitasi dari 2.383.416.000 8.373.130.000 8.687.414.000 12.446.645.000 10.748.311.000

(11)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

No Subsektor/SKPD 2007 2008 2009 2010 2011

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

G Total Belanja APBD 253.773.747.814 482.466.340.530 485.111.546.463 472.104.586.200 518.883.551.889 H Proporsi Belanja Modal Sanitasi

terhadap Belanja Total (9:10x100%) 0,01 0,02 0,03 0,03 0,03

I Jumlah penduduk 167.261 167.033 170.022 174.621 178.277

J Belanja Modal Sanitasi per penduduk

(E:I) 19.750,07 57.857,61 75.580,89 89.778,12 90.049,37

Sumber: DPPKAD Kota Salatiga 2012

No SKPD 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata Pertumbuhan (%)

A b c d e f g h i

1 Retribusi Sampah 683.253.586 719.023.700 803.693.555 758.698.900 779.326.700 748.799.288 25% 2

Retribusi Air Limbah

(sedot tinja) 0 0 0 0 0 0 0

3 Retribusi Drainase 0 0 0 0 0 0 0

Tabel Realisasi Retribusi Sanitasi per Subsektor untuk periode 5 tahun (Rp.)

(12)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Tabel 2.6 Data ruang fiskal Kota Salatiga 5 tahun terakhir

Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah (IRFD) 2007 Rp 149.500.779.514,00 2008 Rp 145.782.930.577,00 2009 Rp 159.976.861.484,00 2010 Rp 119.298.560.780,00 2011 Rp 136.317.992.871,00 Sumber: DPPKAD Kota Salatiga 2012

Pertumbuhan ekonomi Salatiga tahun 2010 yang ditunjukkan oleh laju Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 sebesar 5,01%. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2009, dimana laju pertumbuhan sebesar 4,48%, maka pada tahun 2010 mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 Pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 sebesar 4.48% jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2008 dimana laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4.98% maka pada tahun 2009 mengalami penurunan. Penurunan ini dikarenakan karena dampak dari krisis global yang terjadi pada akhir tahun 2008, dan sektor riil mengalami dampak yang paling besar

Tabel 2.7 Data Perekonomian Umum Daerah 5 Tahun Terakhir

No D e s k r i p s i 2007 2008 2009 2010 2011 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 79.268.046.000 83.215.488.000 86.945.299.000 91.302.005.000 95.482.726.000 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 828.896.925.000 922.718.865.000 984.164.187.000 1.085.688.906.000 1.162.873.200.000 3 Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota (Rp.) 582.000 662.500 750.000 803.185 843.500 4 Inflasi (%) 7,22 10,20 3,28 6,65 2,84 5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,39 4,98 4,48 5,01 4,89

Sumber: BPS Kota Salatiga

2.4 Tata Ruang Wilayah Kebijakan Penataan Ruang

Tujuan penataan ruang Kota Salatiga adalah mewujudkan Kota Salatiga sebagai pusat pendidikan dan olahraga di kawasan Kendal–Ungaran–Semarang–Salatiga–Purwodadi (Kedungsepur) yang berkelanjutan didukung sektor perdagangan dan jasa yang berwawasan lingkungan.

Secara umum, untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kota Salatiga, maka ditetapkan strategi dan kebijakan perencanaan ruang wilayah serta strategi perencanaan ruang wilayah. Terkait dengan bidang sanitasi (air limbah, drainase dan persampahan) termasuk di dalam kebijakan pengembangan infrastruktur kota.

(13)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Kebijakan Struktur Ruang

Tujuan kebijakan struktur ruang adalah untuk mendorong proses pertumbuhan pada wilayah yang mempunyai potensi untuk berkembang serta untuk memacu pertumbuhan wilayah tersebut sesuai dengan karakteristik masing-masing dengan tetap menjaga keberlanjutan pembangunannya.

Kebijakan pengembangan struktur ruang kota, meliputi:

1. Pemantapan pusat pelayanan kegiatan sesuai dengan fungsinya dengan strategi: a. Menetapkan hirarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang;

b. Mengembangkan pusat perdagangan berskala regional;

c. Mengembangkan kegiatan pendidikan menengah kejuruan, akademi, dan d. perguruan tinggi hingga ke skala pelayanan regional;

e. Mengembangkan pusat kegiatan olah raga;

f. Mengembangkan kegiatan wisata budaya, wisata alam, dan wisata buatan; g. Mengembangkan kegiatan jasa pertemuan dan jasa pameran.

2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana sarana umum, dengan strategi: a. Mengembangkan prasarana telekomunikasi nirkabel berupa tower BTS

b. (Base Transceiver Station) bersama;

c. Mengembangkan prasarana listrik dengan sumber energi alternatif; d. Meningkatkan dan mengembangkan ketersediaan air baku; e. Meningkatkan kualitas jaringan irigasi dan distribusi air.

3. Pengembangan sistem jaringan transportasi jalan yang memperlancar pergerakan antar pusat kegiatan, dengan strategi:

a. Mengembangkan jaringan jalan lingkar; b. Menata fungsi jaringan jalan; dan

c. Mengembangkan terminal tipe A, tipe C, dan terminal angkutan kota (angkota). Kebijakan pola ruang

Tujuan kebijakan pola ruang adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Kebijakan pengembangan pola ruang kota meliputi : 1. Peningkatan fungsi kawasan lindung, dengan strategi:

a. menetapkan kawasan lindung; b. menjaga kelestarian kawasan lindung;

c. mengembalikan dan mengatur pemanfaatan tanah sesuai peruntukan fungsi lindung; d. melestarikan kawasan lindung cagar budaya;

e. melakukan rehabilitasi dan konservasi kawasan lindung yang telah menurun fungsinya. 2. Penyediaan RTH Kota yang proporsional, dengan strategi:

a. meningkatkan kuantitas RTH hingga 30 %; b. mengembalikan RTH sesuai fungsinya; c. mempertahankan RTH yang telah ada.

3. Perwujudan pengembangan kegiatan budi daya yang optimal dan efisien, dengan strategi: a. menetapkan kawasan budi daya sesuai daya dukung dan daya tamping lingkungan; b. mengarahkan pengembangan kawasan industri di bagian Selatan kota;

c. mengarahkan pengembangan kawasan pertanian lahan basah di bagian Timur kota;

d. mendorong pengembangan kawasan budi daya secara vertikal di kawasan kepadatan tinggi; dan e. memperhatikan keterpaduan antar kegiatan budi daya;

f. mengembangkan fasilitas olah raga berskala nasional dan internasional.

4. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, dengan strategi: a. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di sekitar b. kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan strategis nasional yang mempunyai fungsi khusus pertahanan dan keamanan dengan kawasan budi daya terbangun;

(14)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Di wilayah Kota Salatiga, rawan bencana yang dimaksud adalah rawan longsor, rawan erosi permukaan tanah dan rawan genangan. Beberapa lokasi rumah atau perumahan dan permukiman di Kota Salatiga masih berada di daerah yang merupakan daerah rawan longsor. Pada kawasan-kawasan seperti ini perlu dilindungi agar dapat menghindarkan masyarakat dari ancaman yang ada tersebut.

Banyak kawasan-kawasan rawan longsor yang ditempati penduduk sebagai tempat hunian. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kawasan lindung yang terlarang untuk permukiman. Selain itu, akibat dari kurang tegasnya pengendalian pembangunan dan aparat pemerintah Kota Salatiga. Seperti permukiman yang ada di Kelurahan Blotongan dan Bugel yang memiliki kelerengan > 40 %, dan untuk Kelurahan Sidorejo Lor tidak memiliki kelerengan yang tinggi, namun kelurahan ini memiliki kawasan rawan bencana berupa banjir. Kondisi ini dikarenakan kelurahan yang memiliki kelerengan tinggi dan semakin sedikit kawasan lindungan resapan air akibat dari kawasan ini dibangun untuk permukiman baru.

Kebijakan yang akan dilakukan antara lain: pengawasan dan pengendalian pembangunan perumahan baru di kawasan rawan longsor, kepadatan bangunan diarahkan dengan kepadatan rendah, harus ada pembatasan kepadatan dan pertumbuhan fisik – aktivitas kawasan, kepadatan diarahkan < 30 unit/Ha dengan luas lantai bangunan < 100 m2, kawasan rawan bencana banjir sedapat mungkin tidak dipergunakan untuk permukiman, demikian pula kegiatan lain yang dapat merusak atau mempengaruhi kelancaran sistem drainase, pada daerah rawan banjir ini perlu adanya pemantapan kawasan lindung diantaranya dengan langkah reboisasi jenis tanaman khusus (tanaman tahunan).

Beberapa lokasi permukiman yang berada di daerah rawan longsor antara lain terdapat di Kelurahan Blotongan, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Kutowinangun, Kelurahan Bugel, Kelurahan Randuacir, dan Kelurahan Kumpulrejo. Walaupun jumlah tidak terlalu banyak dan belum pernah terjadi longsor namun lokasi tersebut membutuhkan pengendalian untuk pencegahan keberlanjutan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat atau pengembang.

(15)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

(16)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

(17)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

2.5 Sosial dan Budaya

Kondisi sosial budaya menggambarkan keadaan prasarana pendidikan, jumlah penduduk miskin, serta kawasan kumuh yang terdapat di wilayah Kota Salatiga

Tabel 2.8 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kota Salatiga Nama Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama SD SLTP SMA SMK PT MI MTs MA PT Kec. Tingkir 26 3 - 2 - 3 - - - Kec. Argomulyo 22 2 2 - - 3 1 - 2 Kec. Sidomukti 17 4 1 6 - 3 - - 3 Kec. Sidorejo 30 11 5 7 3 3 2 2 2 Jumlah Total 95 20 8 15 3 12 3 2 7

Sumber: Profil Daerah Salatiga 2011

Jumlah penduduk Kota Salatiga sebesar 57.219 KK, dan jumlah masyarakat miskin yang tersebar di seluruh wilayah kota Salatiga terlihat di Tabel 2.9.

Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

Kec. Tingkir 1.818 (3,18%)

Kec. Argomulyo 1.862 (3,25%

Kec. Sidomukti 1.834 (3,20%)

Kec. Sidorejo 2.139 (3,74%)

Sumber: Salatiga Dalam Angka 2011

Berdasarkan kepadatan penduduk Kota Salatiga termasuk wilayah peri urban (25 – 100 orang/ha) di 12 kelurahan dan wilayah rural ( <25 orang/ha) di 10 kelurahan, Jumlah rumah di kota Salatiga sebagai berikut.

Tabel 2.10 Jumlah Rumah Per Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Kec. Tingkir 7.970

Kec. Argomulyo 10.488

Kec. Sidomukti 8.883

Kec. Sidorejo 9.673

Sumber: Dinas Kesehatan 2011

Deskripsi wilayah kumuh di kawasan perkotaan (apabila ada)  sumber DCKTR

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Kelembagaan Pemerintah Kota Salatiga dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana tersebut dalam Perda Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga.

(18)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

(19)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Struktur organisasi dari unit SKPD pengelola air limbah domestik di Kota Salatiga yaitu Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dan Dinas Kesehatan.

(20)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

(21)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Keterangan: unit pengelola air limbah domestik di Kota Salatiga pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang adalah berbentuk Seksi (seksi sanitasi dan air bersih). Sedangkan pada Dinas Kesehatan unit pengelola air limbah domestik berbentuk Kasi PL

Struktur organisasi dari unit SKPD pengelola persampahan di Kota Salatiga yaitu Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, dan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mengelola sampah pasar.

Sumber: Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Kota Salatiga 2012

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Keterangan: unit pengelola persampahan di Kota Salatiga pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang adalah berbentuk Bidang dengan tiga seksi pendukung.

(22)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Sumber: Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Kota Salatiga 2012

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas PERINDAKOP

Keterangan: unit pengelola persampahan di kota Salatiga pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah berbentuk UPTD yang berjumlah 4 UPTD

(23)

BUKU PUTIH SANITASI

KOTA SALATIGA 2012

Struktur organisasi dari unit SKPD pengelola drainase di Kota Salatiga yaitu Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air.

Sumber: Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Kota Salatiga, 2012

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air Keterangan: unit pengelola drainase di Kota Salatiga pada Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air adalah berbentuk Bidang Sumber Daya Air

Gambar

Tabel 2.2  Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan Dan Jumlah Kelurahan
Gambar 2.1 Peta Kota Salatiga dalam Konstelasi Jawa Tengah
Tabel Curah Hujan dan Hari Hujan Tahun  2007 – 2011 (mm)
Tabel 2.1 Sungai utama dan anak sungai  yang melewati daerah aliran sungai (DAS) Tuntang  Nama Sungai  Panjang (km); Cakupan area (km2)  Debit (M3/dtk)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pokja ULP Pembangunan Sistem Air Limbah, Dinas Tata Ruang, Cipta Karya dan Perumahan Kota Banjarmasin akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi

Pokja ULP Pembangunan Sistem Air Limbah, Dinas Tata Ruang, Cipta Karya dan Perumahan Kota Banjarmasin akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi

Berdasarkan penggolongan skala likert terhadap pencapai variabel sarana pengolahan limbah cair dari 19 rumah sakit di Kota Denpasar, dapat digolongkan meliputi : tidak

Dari data dan hasil analisis perhitungan yang dilakukan terhadap pertumbuhan penduduk di 5 kecamatan Kota Binjai dalam kurun waktu 10 tahun sebelumnya (tahun 2004

Proses Peran Dinas Cipta Karya dan Tata Kota dalam Menata Jalur Hijau di Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samrinda, ada yang berjalan dengan baik ada pula yang

Pada bulan Januari 2009, organisasi Dinas LLAJ Kota Metro berubah menjadi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Metro berdasarkan Perda Nomor 07 Tahun