• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validitas Pengembangan Soal Matematika Level 4 Model PISA Menggunakan Konteks Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Validitas Pengembangan Soal Matematika Level 4 Model PISA Menggunakan Konteks Covid-19"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

68

,

Validitas Pengembangan Soal Matematika Level 4 Model PISA

Menggunakan Konteks Covid-19

Maha Reihani1,Muhammad Win Afgani 2, Retni Paradesa3, Agustiany Dumeva Putri4

1,2,3,4

Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Diterima: , Disetujui: , Dipublikasikan:

Korespondensi: mahareihanimtk19061@gmail.com

Membuat dan mengembangkan soal matematika model PISA menggunakan konteks dengan situasi dan kondisi di kehidupan sehari-hari dapat memperluas pemikiran siswa dalam menyelesaikan soal tersebut. Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini yaitu untuk menghasilkan soal matematika model PISA menggunakan konteks Covid-19 yang valid. Penelitian ini melibatkan dua expert review, lima teman sejawat, dan tiga siswa kelas IX SMP Swasta di Palembang sebagai subjek penelitian one-to-one. Metode penelitian yang digunakan yaitu design research tipe development study. Teknik pengumpulan data terdiri dari dokumentasi, walk-through, tes, dan wawancara. Soal yang dikembangkan terdiri dari satu butir soal. Hasil penelitian menyatakan bahwa soal yang dikembangkan telah valid dari segi konten, konstruk, dan bahasa oleh para pakar dan juga teman sejawat. Instrumen soal juga telah diuji cobakan kepada siswa pada tahap one-to-one untuk melihat kevalidannya dan dari tahap one-to-one soal dinyatakan valid dilihat dari siswa yang dapat memahami maksud soal, mampu membuat asumsi-asumsi dan membuat rencana penyelesaian yang berkaitan sehingga dapat menghasilkan jawaban yang benar.

Kata Kunci: PISA, Covid-19, Research, Development, Validity.

Creating and developing PISA model math problems using contexts with situations and conditions in everyday life can expand students' thinking in solving these problems. The aim of the author in conducting this research is to produce a PISA model mathematical problem using a valid Covid-19 context. This study involved two expert reviews, six peers, and three grade IX students of private junior high schools in Palembang as one-to-one research subjects. The research method used is a design research type of development study. Data collection techniques consisted of documentation, walk-throughs, tests, and interviews. The developed questions consist of one item. The results of the study stated that the questions developed were valid in terms of content, construct, and language by experts and colleagues. The question instrument has also been tested on students at the one-to-one stage to see its validity and from the one-to-one stage the questions are declared valid, it can be seen from students who can understand the purpose of the questions, are able to make assumptions and make related settlement plans so that can produce the correct

Terbit online pada laman web jurnal: http://jemst.ftk.uinjambi.ac.id/ Jurnal Of Education in Mathematics, Science, and Technology

ISSN: E-ISSN: 2614-1507

ABSTRAK

(2)

69 answer.

Keywords:PISA, Covid-19, Research, Development, Validity. 1. PENDAHULUAN

Beberapa waktu silam, tepatnya pada Desember 2019, muncul sebuah kasus seperti pneumonia dengan catatan medis yang sangat mirip dengan virus radang paru-paru, virus baru tersebut berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China (Huang et al., 2020). Diketahui virus tersebut yaitu coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan jika terinfeksi maka disebut penyakit coronavirusdisease 2019 atau yang lebih akrab dikenal Covid-19 (Yuliana, 2020). Gejala umum yang menjadi tanda bahwa seseorang terinfeksi Covid-19 yaitu mata terasa panas, demam, batuk kering, dan kesulitan bernafas (Dewi, 2020).

Sampai detik ini, Covid-19 telah tersebar luas ke penjuru dunia salah satunya Indonesia.Covid-19 terkonfirmasi sebagai penyakit yang dapat menular dengan masa inkubasi yang cukup lama (Li et al., 2020). Indonesia sendiri pertama kali melaporkan kasus warga negara terinfeksi pada 2 Maret 2020 (Nurmasari, 2020). Virus ini terus menyebar ke penjuru dunia dan menginfeksi setiap individu tanpa pandang bulu (Subandi et al., 2020). Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa seseorang dapat tertular dari orang yang bahkan belum menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19 (Kumar & Dwivedi, 2020).

Sebagai bentuk antisipasi dari peningkatan penyebaran dan jumlah infeksi, setiap pemerintahan di berbagai negara menghimbau masyarakatnya untuk menerapkan gaya hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan khususnya selama masa pandemi (Pinasti, 2020). Karena hampir seluruh penjuru di muka bumi mengalami dampak pandemi, maka mayoritas negara yang terdampak menerapkan karantina wilayah dan antisipasi lainnya guna mengurangi atau menghentikan penyebaran Covid-19 (Putria et al., 2020). Akibat dari hal tersebut menyebabkan banyak kelembagaan negara yang terhambat, salah satunya yaitu pada lembaga pendidikan.

Berdasarkan surat edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (Covid-19), tertulis perintah agar kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) (Kemdikbud, 2020). Dengan pembelajaran jarak jauh atau secara daring diharapkan agar peserta didik tidak bertemu dan berkumpul dengan banyak orang untuk menerima pembelajaran di sekolah atau di manapun dari guru. Namun, metode pembelajaran jarak jauh tentu berdampak bagi para guru dan siswa, karena harus kembali menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan suasana belajar yang akan berpengaruh pada tingkat hasil belajar.

Hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik dijadikan sebagai tolak ukur tingkat pencapaian keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran matematika (Syafii, 2021). Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang terdampak akibat dari penerapan pembelajaran jarak jauh. Menurut Aini (2020) matematika merupakan ilmu yang dapat memenuhi kebutuhan di segala aspek dan bidang, sebagai contoh di bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, dan banyak lagi. Lebih lanjut menurut Sarbunan et al. (2020) matematika merupakan ilmu penyokong bagi cabang ilmu lainnya dalam mencari penyelesaian dari beragam permasalahan yang muncul. Pada era globalisasi seperti saat ini, siswa di Indonesia diharapkan dapat beriringan dengan siswa lain dari negara lainnya. Untuk dapat bersaing atau beriringan dengan negara lainnya, tidak hanya

(3)

70 membutuhkan pengetahuan, siswa di Indonesia juga diharapkan mempunyai kemampuan literasi (Fazzilah & Effendi, 2020). Literasi matematika merupakan kemampuan setiap orang atau setiap peserta didik dalam menguraikan dan melakukan pemikiran yang tepat dan terstruktur, menggunakan rancangan, siasat, kebenaran dan alat matematika untuk menguraikan dan memperkirakan fenomena terhadap berbagai konteks (OECD, 2017). Kemampuan literasi dapat mendorong siswa untuk memecahkan permasalahan di dalam soal dengan baik dan tepat.

Selanjutnya kemampuan penyelesaian masalah yang tepat tentu bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa (Qohar & Sulandra, 2021). Kondisi pandemi memaksa pendidik untuk terus melakukan inovasi dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran jarak jauh (Anugrahana, 2020). Inovasi tersebut dimaksudkan untuk menuju hasil belajar siswa. Cara untuk mengukur hasil belajar peserta didik saat pandemi seperti saat ini yaitu dengan melakukan evaluasi hasil pembelajaran dengan melakukan tes (Zamzaili & Swita, 2021). Salah satu tes yang kreatif, inovatif, dan dapat mengasah kemampuan literasi matematika siswa sehingga merekadapat memecahkan masalah dengan tepat dan berpikir kritis yaitu tes soal matematika model PISA menggunakan konteks.

Programme for International Student Assessment (PISA) merupakan survei terhadap siswa yang berusia 15 tahun untuk mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan siswa dan diadakan secara berkala dengan jangka tiga tahun sekali (OECD, 2019). PISA sendiri adalah penelitian ilmiah yang dibentuk oleh the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang terdiri dari beberapa negara maju di dunia(Ekafitria Bahar et al., 2020). PISA diharapkan dapat mengukur kemampuan literasi membaca, literasi matematika, dan literasi sains siswa (Koyuncu & Fırat, 2020). Karakteristik yang terdapat dalam soal PISA matematika dibedakan berdasarkan konten, proses, dan konteksnya (Rizal et al., 2021).

Indonesia telah ikut serta dalam mengikuti tes PISA sejak tahun 2000. Menurut Hewi & Saleh (2020) tujuan Indonesia ikut serta dalam program penelitian ilmiah PISA sebagai bentuk usaha dan analisis untuk mengukur seberapa jauh program pendidikan dapat mendorong anak dalam memiliki kemampuan literasi matematika, literasi sains, dan literasi membaca serta sebagai bahan perbandingan program pendidikan di Indonesia dengan negara-negara di dunia yang ikut dalam program PISA. Namun, nyatanya nilai literasi matematika yang diperoleh siswa Indonesia hanya berkisar 350 - 400 saja, hal ini berarti skor untuk Indonesia masih tertinggal jauh dari skor rata-rata PISA internasional (Efriani et al., 2019). Tentunya ada banyak hal yang mengakibatkan siswa Indonesia selalu berada di tingkat terbawah dibandingkan negara-negara lainnya.

Berdasarkan hasil literasi matematika, siswa Indonesia sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2018 mengalami gelombang penilaian naik turun yang tidak terlalu jauh dan tetap di posisi terbawah. Sedangkan berdasarkan hasil tes peneliti terhadap siswa dalam menyelesaikan enam butir soal matematika model PISA, siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal dengan level tiga ke atas. Gambaran hasil literasi matematika siswa tersebut merupakan bukti bahwa kemampuan literasi matematika siswa masih sangat rendah. Faktor lain yang menjadi alasan rendahnya hasil PISA siswa Indonesia yaitu karena siswa masih kurang terbiasa untuk berlatih dengan masalah PISA (Efriani et al., 2018).

Banyak peneliti telah melakukan penelitian mengembangkan soal PISA dengan menggunakan konteks untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan soal PISA, beberapa di antaranya yaitu Pengembangan Soal Matematika Model PISA dengan Konteks Futsal Pada Konten Uncertainty and

(4)

71 Data (Mutia et al., 2020), Pengembangan Soal Matematika Tipe PISA Menggunakan Konteks Puri Tri Agung (Dasaprawira & Aspriyani, 2020), Sailing Context in PISA-Like Mathematics Problems (Efriani et al., 2019), Row Sport Context in PISA Like Mathematics Problem (Efriani et al., 2018)dan masih banyak lagi. Sedangkan konteks yang hangat diperbincangkan saat ini dan menjadi tren di dunia, serta dekat dengan semua kalangan termasuk siswa yaitu konteks coronavirusdisease 2019 apa yang sering kita sebut dengan Covid-19 (Saputri et al., 2020). Konteks yang dekat dengan siswa membuat siswa lebih mudah memahami maksud dari soal matematika tersebut (Adha & Refianti, 2020). Soal menggunakan konteks dapat meningkatkan minat dan mendorong semangat siswa sehingga merasa tertantang untuk menyelesaikan soal. Soal menggunakan konteks juga dapat membuat siswa melibatkan antara kemampuan dasar matematika dan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah (Charmila et al., 2016).

Berdasarkan paparan di atas, menunjukkan bahwa konteks Covid-19 berpotensi membantu mengembangkan kemampuan literasi matematika siswa dalam melibatkan kemampuan dasar dan kemampuan berpikir kritis sehingga dapat menyelesaikan permasalahan atau menyelesaikan bentuk soal matematika model PISA. Maka dari itu, artikel ini akan membahas mengenai pengembangan soal matematika model PISA menggunakan konteks Covid-19 yang valid.

2. METODE

Metode penelitian ini menggunakan metodedesign research tipe development study.Penelitian ini terdiri dari atas dua tahapan yakni tahappreliminarydan tahap prototyping yang meliputi self evaluation, expert reviews dan one-to-one, small group, dan yang terakhir field test. Pada artikel ini, peneliti hanya menggunakan metode design research tipe development study sampai dengan tahap expert reviews dan one-to-one.

Tahap preliminary

Peneliti menelaah beberapa hal sebelum merancang prototype awal. Adapun hal yang ditelaah oleh peneliti, beberapa diantaranya yaitu ulasan mengenai peserta didik, kurikulum sekolah, serta soal PISA sebagai tahapan awal untuk membuat dan mengembangkan soal. Soal yang dikembangkan merupakan satu butir soal dengan jenis opened constructed and response dan materi yang terkait yaitu materi perubahan dan hubungan (change and relationship) untuk siswa SMP/MTs. Setelah menelaah tiga hal tersebut, peneliti merancang sketsaprototype awal dari soal yang akan disempurnakan, lalu membuat komponen instrumen penyempurnaan soal.

Tahap prototyping

Tahap ini diawali dengan tahap self evaluation. Peneliti mengkaji ulang dan mengulas kembalisketsa awal perangkat soal yang telah dibuat. Kemudian diuji coba dalam tahap expert reviews dan one-to-one pada tanggal 23 April 2021 sampai dengan 02 Mei 2021.Saat tahap expert review, instrumen soal divalidasi mulai dari konten, konstruk, dan bahasa secara online atau walk through (email dan WhatsApp) oleh para pakar dari dalam dan luar kota, serta teman sejawat. Para pakar dan teman sejawat memberikan komentar dan saran membangun terhadap konten, meliputi: materi soal sudah sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan : kinerja, hasil karya, atau penugasan); pertanyaan dan jawaban sudah sesuai; materi sesuai dengan konten covid-19; dan isi materi sesuai dengan tingkat jenjang pendidikan siswa. Konstruk, meliputi: menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban; ada petunjuk jelas tentang cara mengerjakan soal; ada pedoman penskoran; tabel, peta, gambar, grafik, atau sejenisnya disajikan dengan jelas dan

(5)

72 terbaca.Lalu bahasa, meliputi: rumusan soal komunikatif; butir soal menggunakan bahasa indonesia yang baku; tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian; tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu; rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung perasaan siswa.

Pada waktu yang sama dengan expert review, tahap one-to-one dilaksanakan pada tiga siswa yang telah ditinjau kemampuan matematisnya dan telah dikonfirmasi oleh wali kelas yang juga guru matematika siswa-siswa tersebut. Uji coba one-to-one bertujuan untuk meninjau transparansi soal, tingkat kesulitan penggunaan, kevalidan instrumen soal yang dikembangkan, dan antusias siswa atas soal yang diberikan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini merupakan hasil dari tahapan yang dilakukan terhadap enam soal matematika model PISA, tetapi yang akan dibahas secara detail hanya soal level empat dengan tema perbedaan waktu antar negara. Penelitian ini melibatkan dua pakar dari dalam dan luar kota, lima teman sejawat, serta tiga siswa kelas IX SMPSwasta di Palembang sebagai subjek penelitian pada tahap one-to-one.

Tahapan awal yaitu tahap preliminary, peneliti menelaah beberapa hal.Adapun hal yang ditelaah oleh peneliti, beberapa diantaranya yaitu ulasan mengenai peserta didik, kurikulum sekolah, serta soal PISA sebagai tahapan awal untuk membuat dan mengembangkan soal.Ulasan mengenai peserta didik dilakukan berdasarkan pada analisis kemampuan siswa. Siswa yang dipilih berasal dari kelas yang sama dengan kemampuan matematis tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan dari tinjauan wali kelas yang juga merupakan guru matematika ketiga siswa tersebut.

Ulasan mengenai kurikulum dilakukan untuk meninjau materi pembelajaran matematika tingkat SMP kelas IX yang digunakan sebagai sasaran dalam pengembangan soal matematika model PISA menggunakan konteks Covid-19 nantinya. Kurikulum utama sebagai inti dalam penelitian ini yaitu kurikulum 2013. Soal yang akan dikembangkan merupakan peningkatan materi dari kompetensi dasar yang telah diajarkan.

Ulasan mengenai soal meliputi analisis konten, konstruk, bahasa, dan level kemampuan matematika dalam PISA. Berdasarkan hasil ulasan soal PISA dan informasi dari beberapa sumber lainnya yang berkenaan soal PISA, penulis dapat mengumpulkan beberapa data dalam memahami ciri atau keistimewaan dan kecocokan antara soal PISA dan kurikulum matematika pada jenjang SMP di Indonesia.Selanjutnya peneliti mendesain prototype awal dari soal yang akan dikembangkan. Pada tahap ini pula peneliti menciptakan komponen instrumen pengembangan soal seperti, kisi-kisi soal serta kartu soal dan rubrik penskoran.

Tahap selanjutnya yaitu tahap prototyping. Tahapprototyping meliputi self evaluation, expert reviews dan one-to-one, small group, dan yang terakhir field test. Pada penelitian kali ini, peneliti hanya akan menggunakan metode design research tipe development study sampai dengan tahap expert reviews dan one-to-one. Jadi tahap ini diawali dengan tahap self evaluationdankemudian diuji coba dalam tahap expert reviews dan one-to-one.

Pada tahap self evaluation, peneliti mengkaji ulang dan mengulas kembali sketsa awal perangkat soal yang telah dibuat. Draf atau sketsa soal tersebut dikaji kembali untuk melihat kesesuaian soal dari segi isi/konten, konstruk dan bahasa.

(6)

73 konstruk dan bahasa oleh para pakar dan teman sejawat. Adapun para pakar dan teman sejawat yang dijadikan sebagai validator yaitu para ahli yang sudah berpengalaman dalam pendidikan matematika dan mengerti mengenai soal model PISA. Proses validasi instrumen soal PISA dilakukan melalui tiga cara, yaitu pertemuan daring (meeting online), surat/email (mails review), WhatsApp.Berikut nama-nama pakar dan teman sejawat sebagai validator yang terlibat pada tahap expert review yang ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Nama-Nama Pakar Dan Teman Sejawat Sebagai Validator Proses

Validasi

Inisial

Validator Jabatan Institusi Reputasi

Surat/email (mails review) dan WhatsApp E1 Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (Pakar) Universitas Mataram

Pernah meneliti mengenai soal PISA dan membuat beberapa jurnal, seperti: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal PISA pada Topik Geometri (2020), Literasi Matematika Calon Guru Sekolah Dasar dalam Menyelesaikan Masalah PISA Konten Shape and Space (2020), dan sebagainya. WhatsApp E2 Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (Pakar) Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Pernah meneliti mengenai soal PISA dan membuat beberapa jurnal, seperti:Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) (2020) dan sebagainya.

Pertemuan daring (meeting online) S1, S2, S3, S4, S5 Mahasiswa Pendidikan Matematika (Teman Sejawat) Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Telah melakukan penelitian mengenai soal PISA.

Pada tahap expert review, beberapa pakar dan teman sejawat mengusulkan untuk melakukan perbaikan pada soal. Validasi dilakukan bersama pakar dan teman sejawat dalam waktu yang sama. Adapun validasi bersama teman sejawat melalui pertemuan daring (meeting online). Teman sejawat memberikan saran terkait soal level empat yaitu mengubah deskripsi gambar yang tidak sesuai dan memperbaiki kata-kata yang salah dalam ejaan yang disempurnakan (EYD).

Dari pakar pertama, E1 memberikan saran dan komentar. E1 menyarankan deskripsi gambar lebih baik diganti karena tidak sesuai dengan konteks masalah, lalu beliau menyarankan untuk membuat rubrik penilaian yang detail untuk menilai hasil jawaban siswa, karena pertanyaan dari soal tersebut sangat terbuka.Selanjutnya beliau meminta untuk memperjelas kalimat "Rubrik Penskoran Argumen.Selanjutnya, pakar ke-dua yaitu E2 memberikan komentar bahwa soal sudah cukup baik dari segi konten, konstruk, dan bahasa sehingga layak untuk digunakan.

Pada waktu yang sama dengan expert review, tahap one-to-one dilaksanakan pada tiga siswa yang telah ditinjau kemampuan matematisnya (terbagi menjadi tiga tingkat kemampuan yaitu tinggi, sedang, dan rendah) dan telah dikonfirmasi oleh wali kelas yang juga guru matematika siswa-siswa tersebut. Siswa diminta untuk mengerjakan instrumen soal yang telah melalui tahap self evaluation.Setelah mengerjakan soal, peneliti melakukan wawancara yaitu memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai soal yang telah dikerjakan.Dari hasil one-to-one diketahui bahwa siswa dengan kemampuan tinggi sedikit kurang teliti dalam mengerjakan soal, siswa berkemampuan sedang cenderung bermain aman dengan jawaban yang pasti, sedangkan siswa

(7)

74 berkemampuan rendah bermaksud seperti siswa berkemampuan sedang, tetapi masih ada kekeliruan dalam memahami maksud soal.

Berdasarkan hasil dari proses pengembangan soal yang telah dilakukan dengan menggunakan metode penelitian design research tipe development study yang melalui beberapa tahapan yaitu preliminary atau persiapan dan tahap prototyping yang meliputi self evaluation, expert reviews dan one-to-one telah menghasilkan soal matematika model PISA menggunakan konteks Covid-19. Soal-soal tersebut telah dinyatakan valid.

Hal tersebut ditunjukkan dari hasil tinjauan oleh validator pada tahap expert review, dimana para pakar menyatakan bahwa soal-soal yang diajukan sudah baik dari segi konten, konstruk, dan bahasa.Selain itu uji validitas oleh siswa juga telah dilakukan pada tahapan one-to-one.Hasilnya menyatakan bahwa soal yang diberikan tidak valid.Setelah, ditinjau lebih lanjut ternyata soal yang dinyatakan tidak valid oleh siswa disebabkan siswa tidak dapat memahami maksud soal tersebut karena siswa kurang menguasai soal dengan cerita dan logika.

Berdasarkan rubrik penskoran yang dibuat oleh peneliti, validator pertama, E1 berpendapat bahwa soal tersebut memerlukan rubrik penilaian yang sangat detail untuk menilai hasil jawaban soal tersebut karena soal dianggap memiliki pertanyaan yang sangat terbuka. Maka dari itu, peneliti menambahkan detail skor untuk setiap langkah diberikan skor 20, dengan detail seperti: siswa yang menjabarkan diketahui dan ditanya diberikan skor masing-masing 20, sedangkan pada jawaban, siswa hanya perlu memberikan satu opsi jawaban berdasarkan pendapatnya mengenai kapan waktu yang paling tepat dalam 24 jam untuk melakukan multi video call dari tiga negara dengan waktu yang berbeda dan memikirkan jam kerja dan juga istirahat setiap individu di dalam soal, jika jawaban siswa sepenuhnya benar dan memberikan argumen yang tepat maka akan diberi skor 60, jadi total skor siswa jika menjawab penuh dan benar yaitu 100.

Gambar 1. Jawaban siswa berinisial NA

(8)

75

Gambar 3. Jawaban siswa berinisial FNA

Siswa berinisial NA (berkemampuan matematis tinggi), siswa berinisial ANF (berkemampuan matematis sedang), dan siswa berinisial FNA (berkemampuan matematis rendah) memberikan argumen beserta jawaban untuk soal nomor empat seperti pada gambar di atas.Kemampuan masing-masing siswa tersebut telah dikonfirmasi oleh guru matematika dan wali kelas para siswa tersebut.Pada soal level empat, siswa berinisial ANF sudah dapat menjawab satu opsi jawaban dengan benar dan alasan yang tepat. Sedangkan FNA jawaban untuk salah satu opsi yang ia buat sudah benar, hanya saja salah menentukan perbedaan waktu Indonesia dan Korea. Seharusnya waktu Indonesia lebih lambat dua jam dari Korea, tetapi FNA salah memahami membuat waktu Indonesia lebih cepat dua jam dari Korea.

Sedangkan siswa berinisial NA juga sebenarnya sudah mampu menjawab dengan benar dengan rentang waktu yang ia perkirakan, hanya saja NA kurang teliti dalam mencocokkan waktu santai untuk melakukan multi video call dan jam kerja. Sebagai contoh NA menjawab waktu terbaik untuk melakukan multi video call yaitu 14.00 WIB sampai dengan 19.00 WIB, waktu tersebut hanya cocok untuk Karina sebagai pelajar di Indonesia dengan jam sekolah daring 07.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB dan Ilyas yang bekerja di Korea dengan jam kerja 07.00 sampai dengan 15.00 waktu Korea, dimana Korea memiliki waktu lebih cepat dua jam dari Indonesia, tetapi waktu tersebut tidak cocok untuk Karina yang bekerja di Belanda dengan jam kerja 07.00 sampai dengan 15.00 waktu Belanda, dimana waktu Belanda lebih lambat 5 jam dari Indonesia yang berarti jika memulai waktu multi video call pada jam 14.00 WIB akan mengganggu jam kerja Karina yaitu pukul 09.00 waktu Belanda.

Dari hasil jawaban siswa tersebut, dapat kita lihat bahwa setiap siswa memiliki cara dan kemampuannya sendiri dalam menjawab soal. Siswa berinisial NA dengan kemampuan tinggi terlihat berani mengambil keputusan dengan keluar dari zona nyaman, kemampuan literasi dan mengkomunikasikan antara soal dan cara menjawabnya juga cukup baik. Siswa berinisial ANF juga memiliki kemampuan literasi yang baik untuk soal level empat ini, hanya saja ANF cenderung bermain aman dengan hanya memilih salah satu jawaban yang menurutnya pasti benar. Sedangkan siswa berinisial FNA masih terlihat keliru dan kurang teliti dalam memahami isi dan maksud soal. Secara keseluruhan untuk soal level empat siswa-siswa tersebut sudah cukup memahami maksud soal, mampu membuat asumsi-asumsi dan rencana penyelesaian, hanya saja beberapa siswa kurang teliti dalam memahami maksud soal dan dalam pengerjaan untuk mendapatkan hasil akhir.

Penelitian ini telah valid, tetapi belum setara jikadibandingkan dengan beberapa penelitiankarena penelitian tersebut melibatkan banyak pakar dan beberapa terdapat pakar dari luar negeri seperti dari Brunei Darussalam University pada Designing PISA-Like Mathematics Task Using Asian Games Context (Putri & Zulkardi, 2020), pakar-pakar dari negara pendiri OECD yaitu Australia pada Sailing Context In PISA-Like Mathematics Problems (Efriani et al., 2019) dan Row Sport

(9)

76 Context In PISA Like Mathematics Problem (Efriani et al., 2018). Namun, hasil penelitian ini telah cukup setara dengan penilitian lainnya seperti pada penelitianPengembangan Soal Matematika Model PISA Dengan Konteks Futsal Pada Konten Uncertainty And Data (Mutia et al., 2020), Pengembangan Soal Matematika Tipe PISA Menggunakan Konteks Puri Tri Agung (Dasaprawira & Aspriyani, 2020), Pengembangan Soal Matematika Model PISA Konteks Kain Cual Bangka Belitung (Putra & Vebrian, 2019), Pengembangan Soal Matematika PISA-Like Pada Konten Change And Relationship Menggunakan Konteks Jawa Tengah (Sabrina et al., 2019), Pengembangan Soal Matematika Model PISA Menggunakan Konteks Jambi (Charmila et al., 2016), Pengembangan Soal Matematika Model PISA Dengan Konteks Wisata Jakabaring Sport City (Mitari & Zulkardi, 2018), Developing Mathematics Questions Of PISA Type Using Bangka Context (Noviarsyh Dasaprawira et al., 2019) penelitian-penelitian ini bertujuan sama yaitu untuk memvalidasi pengembangan soal PISA dari segi konten, konstruk, dan bahasa dan juga telah melalui tahapan revisi.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya yaitu penelitian dengan tahapan preliminary dan tahapan prototyping yang hanya terfokus sampai dengan tahapan expert review dan one-to-one, maka soal matematika model PISA menggunakan konteks Covid-19 yang telah dibuat dan dikembangkan oleh peneliti dapat dinyatakan valid. Hal tersebut didukung oleh pendapat dari para pakar dan teman sejawat yang menyatakan soal telah baik dari segi konten, konstruk, bahasa, kesesuaian antara soal dan level, serta kesesuaian kerangka kerja PISA yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yaitu konteks Covid-19. Sedangkan berdasarkan hasil one-to-one yang telah diuji cobakan dengan tiga siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, memperlihatkan bahwa siswa telah mampu memahami maksud soal, membuat asumsi-asumsi dan membuat rencana penyelesaian untuk menemukan hasil akhir, meskipun ada siswa yang sedikit kurang memahami dan keliru dalam pengerjaannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, siswa merasa tertarik dan terkesan dengan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga membuat mereka lebih tertantang dalam menemukan hasil akhir. Maka dari itu, peneliti berharap soal dengan konteks akan terus berkembang kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adha, I., & Refianti, R. (2020). Jurnal Cemerlang : Pengabdian pada Masyarakat PENdampingan Pembuatan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) Berbasis Kontektual Lubuklinggau Pada Guru Sekolah Dasar 41 Dan 42 Kota Lubuklinggau Jurnal Cemerlang : Pengabdian pada Masyarakat. 3(1), 20–28.

Aini, I. N. (2020). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Aljabar. Prosiding Sesiomadika, 2(1b).

Anugrahana, A. (2020). Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 10(3), 282–289. https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10.i3.p282-289

Charmila, N., Zulkardi, & Darmawijoyo. (2016). Pengembangan Soal Matematika Model PISA Menggunakan Konteks Jambi (Developing Mathematics Problems based on PISA Using Jambi Context). Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 20(2), 198–207.

Dasaprawira, M. N., & Aspriyani, R. (2020). Pengembangan Soal Matematika Tipe PISA Menggunakan Konteks Puri Tri Agung. Epsilon: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 35–42.

(10)

77 Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah

Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55–61.

https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89

Efriani, A., Putri, R. I. I., & Hapizah. (2019). Sailing context in pisa-like mathematics problems.

Journal on Mathematics Education, 10(2), 265–276.

https://doi.org/10.22342/jme.10.2.5245.265-276

Efriani, A., Putri, R. I. I., & Hapizah, H. (2018). Row Sport Context in PISA Like Mathematics Problem. Journal of Education and Learning (EduLearn), 12(4), 757–765. https://doi.org/10.11591/edulearn.v12i4.9113

Ekafitria Bahar, E., Syamsuadi, A., Gaffar, A., & Syahri, A. A. (2020). Analisis Kemampuan Matematis dalam Menyelesaikan Soal PISA (Programme For International Student Assessment) Pada Konten Kuantitas. Delta-Pi: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 9(2), 260–276. www.kemendikbud.com

Fazzilah, E., & Effendi, K. N. S. (2020). Strategi Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII Pada Soal Pisa Like. Journal Unsika, 883–891. http://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika

Hewi, L., & Saleh, M. (2020). Penguatan Peran Lembaga PAUD untuk Program International Student Assesment (PISA). Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung, 6(2), 63–70. http://www.e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/tunas-siliwangi/article/view/2081

Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., Zhang, L., Fan, G., Xu, J., Gu, X., Cheng, Z., Yu, T., Xia, J., Wei, Y., Wu, W., Xie, X., Yin, W., Li, H., Liu, M., … Cao, B. (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30183-5

Kemdikbud. (2020). Kemendikbud Terbitkan Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah. Kemdikbud.Go.Id.

Koyuncu, İ., & Fırat, T. (2020). Investigating reading literacy in PISA 2018 assessment. International Electronic Journal of Elementary Education, 13(2), 263–275. https://doi.org/10.26822/iejee.2021.189

Kumar, M., & Dwivedi, S. (2020). Impact of Coronavirus Imposed Lockdown on Indian Population and their Habits. International Journal of Science and Healthcare Research, 5(2), 88–97. www.ijshr.com

Li, S., Wang, Y., Xue, J., Zhao, N., & Zhu, T. (2020). The impact of covid-19 epidemic declaration on psychological consequences: A study on active weibo users. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(6). https://doi.org/10.3390/ijerph17062032 Mitari, O., & Zulkardi. (2018). Pengembangan soal matematika model PISA dengan konteks wisata

Jakabaring Sport City. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan, 6, 172–178. Mutia, M., Effendi, K. N. S., & Sutirna, S. (2020). Pengembangan Soal Matematika Model PISA

dengan Konteks Futsal pada Konten Uncertainty and Data. Jurnal Mercumatika: Jurnal Penelitian Matematika Dan Pendidikan Matematika, 5(1), 46–53.

Noviarsyh Dasaprawira, M., Zulkardi, & Susanti, E. (2019). Developing mathematics questions of Pisa type using Bangka context. Journal on Mathematics Education, 10(2), 303–314. https://doi.org/10.22342/jme.10.2.5366.303-314

Nurmasari, I. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perubahan Harga Saham dan Volume Transaksi (Studi Kasus Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.). Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 3(3), 230. https://doi.org/10.32493/skt.v3i3.5022

OECD. (2017). PISA for Development Assessment and Analytical Framework. OECD Publishing. https://www.oecd-ilibrary.org/education/pisa-for-development-assessment-and-analytical-framework_9789264305274-en

(11)

78 Oecd, 1–10.

Pinasti, F. D. A. (2020). Analisis Dampak Pandemi Corona Virus Terhadap Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Penerapan Protokol Kesehatan. Wellness And Healthy Magazine, 2(2), 237– 249. https://doi.org/10.30604/well.022.82000107

Putra, Y. Y., & Vebrian, R. (2019). Pengembangan Soal Matematika Model Pisa Konteks Kain Cual Bangka Belitung. Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(2), 333–340.

Putri, R. I. I., & Zulkardi. (2020). Designing PISA-like mathematics task using Asian games

context. Journal on Mathematics Education, 11(1), 135–144.

https://doi.org/10.22342/jme.11.1.9786.135-144

Putria, H., Maula, L. H., & Uswatun, D. A. (2020). Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi Covid- 19 Pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 861– 870. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.460

Qohar, A., & Sulandra, I. M. (2021). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Kelas X Dalam Memecahkan Masalah SPLTV. 05(02), 909–922.

Rizal, Y. A., Zubainur, C. M., & Yusrizal. (2021). The validity of PISA equivalent mathematical problems based on content quantity. AIP Conference Proceedings, 2331(April). https://doi.org/10.1063/5.0045498

Sabrina, S. N., Nursyahidah, F., & Albab, I. U. (2019). Pengembangan Soal Matematika PISA-Like Pada Konten Change And Relationship Menggunakan Konteks Jawa Tengah.

Saputri, N. W., Turidho, A., Zulkardi, Z., Darmawijoyo, D., & Somakim, S. (2020). Desain Soal Pisa Konten Uncertainty and Data Konteks Penyebaran Covid-19. EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, 8(2), 106–118. https://doi.org/10.20527/edumat.v8i2.8564

Sarbunan, S. A., Batkunde, Y., & Bacori, Z. (2020). Matematika Realistik Masyarakat Berpendidikan Rendah Di Desa Adaut Kecamatan Selaru Kabupaten Kepulauan Tanimbar Sarah A. Sarbunan 1 ,Yoseph Batkunde 2 , Zakarias Bacori 3 1. 2(1).

Subandi, A., Nurlinawati, & Rudini, D. (2020). Pendidikan Kesehatan tentang Usaha Preventif Pencegahan Virus Corona di SMP Negeri 31 Tanjung Jabung Timur. Medic, 3(2), 82–85. Syafii, M. (2021). Hubungan Motivasi Belajar Matematika Siswa Terhadap Hasil Belajar

Matematika Pada Materi Kalkulus dan Aljabar di Kelas XI IPA SMA. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 5(1), 65–74. https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i1.275

Yuliana, Y. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur. Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187–192. https://doi.org/10.30604/well.95212020

Zamzaili, & Swita, B. (2021). Evaluasi Formatif Berbantuan Komputer Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Butir Soal Mahasiswa FKIP Universitas Bengkulu. 06(01), 60–69.

Gambar

Gambar 1. Jawaban siswa berinisial NA
Gambar 3. Jawaban siswa berinisial FNA

Referensi

Dokumen terkait

Siapapun dilarang memproduksi, mengoplos, mengedarkan, memper- dagangkan, memiliki, menyimpan, menimbun, menguasai dan meng- konsumsi khamar atau minuman

yaitu, peralatan komunikasi radio yang bekerja pada frekuensi 117,975 Mhz sampai dengan 137 MHz dan digunakan sebagai sarana komunikasi petugas pemandu lalu

Jadi, semua atlet yang mendapat penghargaan adalah olahragawan yang berbadan sehat dan kuat. #

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa kekuatan tarik spesimen baja karbon AISI 1040 yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan

Frase ini terdapat pada baliho Hadi Prabowo. Frasa tersebut merupakan bahasa Jawa dialek Tegal yang artinya temannya sendiri. Tuturan Jakwire Dewek dalam baliho tersebut

 besar di tutup oleh vulkan –   –  vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan  vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk tomini

Sebagai efek samping dari xylazine adalah mengalami penurunan setelah kenaikan awal pada tekanan darah dalam perjalanan efeknya vasodilatasi tekanan darah dan juga

Pada diagnosa II dengan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu: pasien mengatakan belum menghabiskan porsi makanan yang dihidangkan, masih rasa mual dan tidak ada