• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI

NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Pemerintah Kabupaten dapat mendirikan lembaga penyiaran publik lokal untuk menjaga integrasi nasional, kemajemukan masyarakat Indonesia dan terlaksananya otonomi daerah untuk menjamin terciptanya tatanan informasi nasional yang adil, merata dan seimbang guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Suara Ngawi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 9) ;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817) ;

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821) ;

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) ;

(2)

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881) ;

6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886) ;

7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887) ;

8. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4220) ;

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252) ;

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ;

12. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 13. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

14. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

15. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4485) ; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik

Radio Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4486) ; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;

(3)

19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ;

21. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 ;

22. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 28/P/M.KOMINFO/9/2008 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran ;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah ;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2007 Nomor 07) ;

25. Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Nomor 02 Tahun 2005 tentang Pedoman Pendirian dan Perizinan Lembaga Penyiaran Publik Lokal.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGAWI dan

BUPATI NGAWI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Ngawi.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Ngawi.

(4)

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemeritahan Daerah Kabupaten Ngawi.

4. Bupati adalah Bupati Ngawi.

5. Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Suara Ngawi yang selanjutnya disebut LPP Lokal Radio Suara Ngawi adalah lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi berbentuk badan Hukum yang didirikan oleh Pemerintah Daerah, adapun kegiatannya menyelenggarakan penyiaran radio bersifat independen, netral, tidak komersil, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat yang siarannya berjaringan dengan Radio Republik Indonesia (RRI).

6. Dewan Pengawas adalah organ Lembaga Penyiaran Publik yang berfungsi mewakili masyarakat, pemerintah, dan unsur lembaga penyiaran publik yang menjalankan tugas pengawasan untuk mencapai tujuan lembaga penyiaran publik.

7. Dewan Direksi adalah unsur pimpinan lembaga penyiaran publik yang berwenang dan bertanggungjawab atas pengelolaan lembaga penyiaran publik.

8. Komisi Penyiaran Indonesia Pusat yang selanjutnya disebut KPIP adalah lembaga negara yang bersifat independen yang berada di pusat, sebagai wujud peran serta masyarakat di dalam penyiaran, yang tugas dan wewenangnya diatur dalam Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.

9. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah yang selanjutnya disebut KPID adalah lembaga daerah yang bersifat independen yang berada di daerah, sebagai wujud peran serta masyarakat di dalam penyiaran.

10. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran adalah acuan bagi Lembaga penyiaran dan Komisi Penyiaran Indonesia untuk menyelenggarakan dan mengawasi sistem penyiaran nasional di Indonesia.

BAB II

BENTUK DAN NAMA LEMBAGA PENYIARAN

Pasal 2

(1) Lembaga Penyiaran Publik Lokal Kabupaten Ngawi merupakan jasa penyiaran Radio berbentuk Badan Hukum.

(2) Lembaga Penyiaran Publik Lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bernama Radio Suara Ngawi.

(3) Susunan Organisasi Radio Suara Ngawi lebih lanjut ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB III

SIFAT DAN TUJUAN

Pasal 3

(1) Radio Suara Ngawi baik secara kelembagaan maupun dalam penyelenggaraan penyiaranya, bersifat independen, netral, dan tidak komersil.

(5)

terwujudnya sikap mental masyarakat yang beriman dan bertaqwa, cerdas, memperkukuh integritas nasional dalam rangka membangun masyarakat mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menjaga citra positif bangsa.

BAB IV PERIZINAN

Pasal 4

Untuk menyelenggarakan penyiaran, Radio Suara Ngawi wajib mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran dengan mengajukan permohonan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia melalui KPID.

BAB V

ALAT KELENGKAPAN

Pasal 5

(1) Sebagai alat kelengkapan Radio Suara Ngawi dibentuk Dewan Pengawas dan Dewan Direksi.

(2) Dewan Pengawas ditetapkan oleh Bupati atas usul DPRD.

(3) Calon Anggota Dewan Pengawas harus melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka oleh Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan menjadi Dewan Pengawas.

(4) Jumlah Anggota Dewan Pengawas sebanyak 3 (tiga) orang terdiri dari 1 (satu) orang berasal dari unsur pemerintah, dan 2 (dua) orang berasal dari masyarakat/insan pers.

(5) Dewan Pengawas dan Dewan Direksi memiliki masa kerja selama 5 (lima) Tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu (satu) kali masa kerja berikutnya. (6) Dewan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Pengawas.

BAB VI

DEWAN PENGAWAS

Pasal 6

Dewan Pengawas memiliki kewenangan sebagai berikut :

a. Memilih dan mengangkat Dewan Direksi yang berjumlah sesuai dengan kebutuhan.

(6)

Pasal 7

Dewan Pengawas memiliki tugas/kewajiban : a. mengawasi kinerja Dewan Direksi ;

b. mengawasi siaran ;

c. menjamin bahwa Radio Suara Ngawi tetap berorientasi pada publik ;

d. menampung aspirasi, kritik, keluhan masyarakat untuk selanjutnya disampaikan kepada Dewan Direksi ;

e. meminta dan menerima masukan, saran atau pendapat publik mengenai siaran/acara LPPL Radio Suara Ngawi.

Pasal 8

Untuk dapat dipilih sebagai anggota Dewan Pengawas harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Warga Negara Republik Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 beserta

perubahannya;

c. berpendidikan sarjana; d. sehat jasmani dan rohani;

e. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela;

f. bagi yang berstatus Pegawai Negeri Sipil harus memenuhi kualifikasi dan kompetensi di bidang penyiaran;

g. bagi anggota yang diangkat dari unsur masyarakat wajib nonpartisan, tidak sedang menjabat anggota legislatif dan/aytau tidak sedang menjabat anggota yudikatif; h. bagi anggota dari unsur penyiaran wajib memiliki pengalaman di bidang

penyiaran yang layak dan tidak sedang menjabat atau mengelola lembaga penyiaran lainnya; dan

i. tidak memiliki ikatan dengan lembaga penyiaran lainnya.

BAB VII DEWAN DIREKSI

Pasal 9

Dewan Direksi memiliki kewenangan sebagai berikut :

a. Menjabarkan program umum dari Dewan pengawas selama 5 (lima) tahun; b. Mengangkat dan memberhentikan karyawan LPPL Radio Suara Ngawi; c. Menetapkan kebijakan operasional dan kemajuan LPPL Radio Suara Ngawi;

(7)

sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 10

Dewan Direksi memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menjamin siaran yang dilakukan tidak melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang ditetapkan Komisi Penyiaran Indonesia;

b. Melayani hak publik akan informasi yang independen,netral dan tidak komersil; c. Turut mengembangkan seni dan budaya yang baik yang dapat mengangkat harkat

martabat masyarakat Kabupaten Ngawi;

d. Menjalin Komunikasi yang sehat antar masyarakat.

Pasal 11

Untuk dapat dipilih sebagai anggota Dewan Direksi harus memiliki persyaratan sebagai berikut :

a. Warga Negara RI yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945

c. Berpendidikan sarjana atau memiliki kompetensi yang setara. d. Sehat jasmani dan rohani.

e. Memiliki kecakapan manajerial,jujur,adil,dan berkelakuan tidak tercela. f. Memiliki Kompetensi dan pengalaman di bidang penyiaran.

g. Bukan Anggota legislatif,yudikatif dan nonpartisipan. h. Tidak memiliki ikatan dengan lembaga penyiaran lain.

Pasal 12

(1) Dewan Direksi Wajib melaporkan kegiatan Radio Suara Ngawi kepada Bupati secara berkala.

(2) Dalam menjalankan kegiatannya Radio Suara Ngawi diawasi oleh Dewan Pengawas dan KPID.

BAB VIII SUMBER BIAYA

Pasal 13

(1) Untuk mendanai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan Radio Suara Ngawi memiliki sumber pendanaan yang berasal dari :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); b. Iuran Penyiaran;

(8)

d. Siaran Iklan; dan

e. Usaha lain yang sah dan yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. (2) Penerimaan yang diperoleh dari sumber pendanaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e merupakan penerimaan daerah yang dikelola sesuai dengan ketentan peratruan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Anggaran biaya operasional Radio Suara Ngawi setiap tahun disetujui oleh Bupati atas usul Dewan Direksi dan diketahui Dewan Pengawas.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14

Hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan teknis penyelenggaraan kegiatan pada Radio Suara Ngawi ditetapkan oleh Dewan Direksi.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 15

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 16

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal dundangkan.

Ditetapkan di Ngawi

pada tanggal 27 Oktober 2010

BUPATI NGAWI,

ttd

BUDI SULISTYONO

Diundangkan di Ngawi

pada tanggal 27 Oktober 2010

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGAWI, ttd

MAS AGOES NIRBITO MOENASIWASONO

(9)

ATAS

PERATURAN DAERAH KAPBUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI

I. U M U M

Dunia Penyiaran di indonesia berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi serta dinamika masyarakat. Untuk memberikan keseimbangan dalam memperoleh informasi, pendidikan, kebudayaan, dan hiburan yang sehat pada masyarakat, diperlukan lembaga penyiaran publik yang bersifat indipenden,netral,tidak komersial, yang tidak semata-mata memproduksi acara siaran sesuai tuntutan liberisasi dan selera pasar, serta bukan pula sebagai condong pemerintah , melainkan fungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.

Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, perlu dibentuk Lembaga Penyiaran Publik Lokal. Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang lembaga penyiaran publik lokal Radio Khusus Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas

(10)

- 2 - Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Cukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12 Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 Cukup Jelas

Referensi

Dokumen terkait

memilih parpol atau kandidat yang berkuasa di pemerintahan dalam pemilu apabila merasa keadaan ekonomi rumah tangga pemilih tersebut atau ekonomi nasional pada saat itu lebih baik

Sedangkan di Laut Natuna berkembang dua cekungan Sedimentasi Tersier yang kaya minyak dan gas (MIGAS), yaitu Cekungan Natuna Barat (West Natuna Basin) dan Cekungan Natuna

Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Pontianak yang dinyatakan dengan skor rata-rata posttest pada materi pencemaran lingkungan dan daur ulang limbah yang diajarkan

Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Handep Hapakat yang selanjutnya disingkat LPP Lokal Radio Handep Hapakat adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum

Hasil dari penelitian didapat bahwa tataletak dengan menggunakan Travel Chart dipilih sebagai tataletak usulan karena memiliki efisiensi material handling sebesar 15,36% dan

Untuk mempercepat proses difusi inovasi teknologi PHT dikalangan kelompok tani non SLPHT, pendekatan terhadap Kontak Tani dan Petani Maju perlu lebih ditingkatkan

Dari hasil penelitian sub variabel nilai profesional kepemimpinan dapat dinyatakan bahwa sejalan dengan penerapan di lapangan dalam pemberdayaan sumber daya

permintaan akhir lebih besar sedikit dari kebutuhan penggunaan bahan baku. Upah dan gaji mewakili input tenaga kerja pada setiap sektor. Surplus usaha mewakili