• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI PEMBELAJARAN CALON GURU SD DI SEKOLAH LAPANGAN. Qoriati Mushafanah Diana Endah Handayani. Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INOVASI PEMBELAJARAN CALON GURU SD DI SEKOLAH LAPANGAN. Qoriati Mushafanah Diana Endah Handayani. Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

INOVASI PEMBELAJARAN CALON GURU SD DI SEKOLAH LAPANGAN

Qoriati Mushafanah Diana Endah Handayani DosenPGSD IKIP PGRI Semarang Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang

qoryati@gmail.com

Abstrak

Permasalahan yang sering dialami oleh guru dalam pembelajaran di kelas selama ini, adalah bagaimana guru bisa menampilkan inovasi dan kreatifitasnya dalam mengajar. Tidak hanya mahir dalam penguasaan materi, tetapi juga dalam menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Guru mampu memilih dan menentukan metode pembelajaran yang paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu penerapan pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih mengarah pada kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Inovasi pembelajaran merupakan suatu hal baru yang ditemukan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pembelajaran. Berdasarkan hasil laporan PPL dan pengamatan yang dilakukan, sebagian besar mahasiswa praktikan atau calon guru menggunakan inovasinya dalam pembelajarannya. Walaupun pada umumnya guru sudah menggunakan strategi ataupun metode dalam mengajar, namun belum banyak guru yang berinovasi dalam penggunaan ataupun membuat media pembelajarannya. Inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan/calon guru di tempat praktik memberikan banyak manfaat dan mengatasi kendala-kendala yang dialami selama mengajar,

(2)

Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, inovatif dan efektif serta mampu berkonstribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia (BSDMPK-PMP, 2013:80). Guru merupakan faktor yang sangat penting di dalam pelaksanaan kurikulum, maka sangat penting untuk menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan media dan sumber belajar yang telah dipersiapkan dan dimanfaatkan.

Salah satu cara mengaktifkan peserta didik dalam suatu pembelajaran dengan memberikan peluang untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik yang mudah terlibat dan berpartisipasi jika peserta didik mengenal dengan baik obyek materi pembelajaran. Salah satu mempermudah mengenali obyek tersebut dengan memanfaatkan benda sebagai media dan sumber belajar yang sesuai dengan pengalaman hidup peserta didik. Oleh karena itu, untuk mendukung pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memilih, mengelompokkan dan memanfaatkan berbagai obyek yang terdapat di lingkungan kampus atau pun kampus sebagai sumber belajar peserta didik sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebelumnya calon guru tersebut terjun menjadi guru, upaya untuk mempersiapkan pengetahuan dan keterampilannya. Sumber belajar di lingkungan diupayakan dengan diberikan mata kuliah yang berhubungan dengan teori pembelajaran di sekolah, kemudian praktek mengajar yang dilanjutkan dengan praktek mengajar di lapangan atau PPL.

PEMBELAJARAN PAKEM

Permasalahan yang sering dialami oleh guru dalam pembelajaran di kelas selama ini, adalah mengenai bagaimana guru bisa menampilkan inovasi dan kreatifitasnya dalam mengajar. Tidak hanya mahir dalam penguasaan materi, tetapi juga dalam menciptakan suasana pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik.

Mencurahkan segala daya dan kemampuan untuk selalu berinovasi menemukan sesuatu yang baru yang dapat membantu hidup menjadi lebih baik itu

(3)

adalah syarat mutlak untuk tidak tertinggal atau tergerus oleh zaman yang selalu berkembang. Praktek Mengajar di Lapangan (PPL) di sekolah sebagai aplikasi sebelum menjadi guru.

Metode merupakan salah satu komponen pembelajaran yang cukup berperanan selain komponen-komponen yang lain. Kegiatan pembelajaran yang berkualitas tentu akan mempertimbangkan penerapan metode-metode pembelajaran secara bervariasi sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan.

Penerapan variasi metode bisa menunjang kegiatan pembelajaran yang aktif dan inovatif serta menyenangkan karena tidak monoton dan menjemukan siswa. Oleh karena itu, hendaknya guru mampu memilih dan menentukan metode pembelajaran yang paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Perlu disadari bahwa tidak ada satupun metode yang sempurna dan efektif serta efisien untuk semua topik kajian.

Salah satu penerapan pembelajaran inovatif dapat dilakukan dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). PAKEM dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreatifitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. (USAID, 2013: 3). Hal ini sejalan dengan amanat Permendiknas No 41 Tahun 2007 “Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi pserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

Alternatif pembelajaran PAKEM bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggang waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja

(4)

sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Adapaun secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

INOVASI PEMBELAJARAN

Profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih mengarah pada kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Menurut Degeng dalam Sugiyanto (2010:1) bahwa daya tarik suatu pembelajaran ditentukan oleh mata pelajaran itu sendiri dan cara mengajar guru. Ditinjau dari hakikat mengajar menurut Joyce dalam Sugiyanto (2010:3) adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan diri dan cara bagaimana belajar. Cara memperoleh proses pembelajaran untuk menggali pengetahuan siswa menjadikan guru harus inovatif dan variatif dalam menentukan model yang sesuai dengan kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai tujuan yang diharapkan.

(5)

Suprayekti (2004:2), inovasi adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan dirasakan sebagai hal yang baru oleh seseorang atau masyarakat, sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupannya.. Sedangkan Sa'ud (2008:6), inovasi adalah suatu perubahan baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.

Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran yang berupa hal baru, praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat.

Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan rasa bosan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi pembelajaran merupakan suatu hal baru yang ditemukan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran akan berkembang apabila dilakukan inovasi.

PEMBELAJARAN PAIKEM DI SEKOLAH LAPANGAN

Menurut James dikutip Sardiman (Hamzah B. Uno, 2012: 105), bahwa tugas dan peran guru antara lain menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran, merencanakan dan menyiapkan pelajaran setiap hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Guru merupakan jabatan profesional yang dalam menjalankan tugasnya memerlukan seperangkat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial ( : ). Untuk memperolehnya diperlukan proses pembentukan kompetensi tersebut, antara lain melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang wajib dilakukan oleh mahasiswa keguruan semester 7. PPL merupakan kegiatan kurikuler yang harus dilakukan mahasiswa/calon guru,

(6)

sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh dari mata kuliah pada semester-semester sebelumnya (LPPM, 2013:1) dan dikembangkan dalam mata kuliah PPL 1 dan 2. Melalui pelatihan tersebut, mahasiswa akan memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran disekolah maupun di luar sekolah dengan mengimplemtasikan teori yang sudah didapat dalam perkulihan.

Adapun tujuan dari PPL adalah menyiapkan mahasiswa menjadi calon guru calon tenaga pendidikan lain yang prosfesional sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan, berdasarkan kompetensi pendidik yang saling berkesinambungan. Ditinjau dari fungsi PPL memberikan pengalaman nyata di sekolah kepada mahasiswa agar memiliki kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial. (LP3G IKIP PGRI Semarang, 2013 : 1-2).

Dalam pelaksanaanya, calon guru sudah menggunakan PAKEM dalam pembelajarannya. Berdasarkan hasil laporan PPL dan pengamatan yang dilakukan, sebagian besar mahasiswa praktikan atau calon guru menggunakan inovasinya dalam pembelajarannya. Walaupun pada umumnya guru sudah menggunakan strategi ataupun metode dalam mengajar, namun belum banyak guru yang berinovasi dalam penggunaan ataupun membuat media pembelajarannya. Inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan/calon guru di tempat praktik, memberikan banyak manfaat dan mengatasi kendala-kendala yang dialami selama mengajar, antara lain:

1. Dengan melakukan inovasi mahasiswa berlatih mengajar mandiri dan mempelajari materi secara matang untuk mengatasi rasa gugup.

2. Berlatih berbicara sebelum maju mengajar dan berkonsultasi dengan teman-teman PPL untuk mengatasi kesalahan dalam mengucapkan kata-kata.

3. Menyiapkan mental dan berusaha menguasai materi untuk mengatasi rasa kurang percaya diri.

4. Berusaha menjalin hubungan yang baik dengan guru pamong agar tetap fokus dengan materi pembelajaran saat guru pamong ikut mengawasi praktik mengajar.

5. Menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik dan bersikap tegas agar pengelolaan kelas berjalan baik. (Dita, 2013)

(7)

Perlu disadari bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang bersifat kompleks dan timbal-balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Selayaknya siswa diberi kesempatan yang memadai untuk ikut ambil bagian dan diperlakukan secara tepat dalam sebuah proses pembelajaran. Dalam hal ini Guru memegang peranan yang sangat penting, jika seorang guru tetap mengajar secara monoton, maka hasilnya akan menciptakan peserta didik yang monoton pula. Seorang guru dituntut untuk mengembangkan keahlian, pengetahuan, dan perlu mengekplorasi hal-hal baru. Seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahuan tersebut pada peserta didik. Inilah yang terlihat di lapangan atau tempat praktek mengajar. Di mana calon guru suah mengembangkan kemampuannya dalam memberikan inovasinya pada setiap pelaksanaan pembelajarannya. Calon guru menampilkan inovasinya tidak hanya pada bagaimana mereka menampilkan model pembelajaran dengan media yang beda dari biasanya guru tampilkan. Tetapi calon guru juga sudah memberikan inovasi paada pemakaian barang-barang yang ada untuk dijadikan sebagai media dalam pemelajaran.

Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan sistem pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru yang segar dan mencerahkan. Dalam prakteknya, mahasiswa/calon guru berusaha menggunakan model yang belum sama sekali siswa alami. Model tersebut merupakan bagian dari inovasi yang calon guru lakukan, dimana mereka menemukan inovasi tersebut berdasarkan hasil pengamatan pada karakteristik siswa selama observasi dan juga pada kondisi pengetahuan dan tekhnologi yang semakin maju sekarang ini.

Inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan memberikan data atau informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran di kelas. Baik indera penglihatan, pendengaran dan penciuman, sehingga siswa seakan-akan menemui situasi yang seperti aslinya. Inovasi yang dilakukan guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya

(8)

dipahami siswa dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang didapatkan dari sumber belajar berupa buku ataupun teks. Salah satunya seperti yang ditunjukkan oleh calon guru ditempat praktik, dengan menampilkan media pembelajaran yang inovatif seperti membuat media berupa maket bagian-bagian dari daun. Siswa tidak hanya melihat ppada buku sumber saja, tetapi bisa melihat kondisi sesungguhnya dari daun melalui maket tersebut. Situasi tersebut seakan-akan sesuai dengan fenomena-fenomena yang dipelajari oleh siswa.

PENUTUP

Pembaharuan (inovasi) diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi juga di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Pembaruan pendidikan diterapkan didalam berbagai jenjang pendidikan juga dalam setiap komponen sistem pendidikan. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Kemajuan suatu lembaga pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan yang nyata dari peserta didik, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan nyata apabila warga sekolah tidak melakukan suatu inovasi didalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan tantangan dan hambatan yang ada. Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatkan semua unsur yang terkait didalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan peserta didik.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Kusmana, Suherli. 2010. Inovasi Pendidikan. Ciamis:Unigal Press

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. 2013. Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

Dita Lestiyanti. 2013. Laporan Praktik Pengalaman Lapangan di SD Pandean

Lamper 03 Semarang. Semarang: IKIP PGRI Semarang

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan

PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara

Indrawati dan Wanwan Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam untuk Program Bermutu

LP3G. 2013. Buku Pedoman PPL. Semarang: IKIP PGRI Semarang

Sa'ud, Udin Saefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Yuma Pressindo.

Surakarta

Suprayekti, dkk. 2004. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

United States Agency for Internasional Development. 2013. Praktik yang Baik

dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Bahan

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis, yaitu mengenai kesimpulan dari hasil analisis identifikasi karakteristik indutri tas Ciampea,

Dari pemaparan tentang kepemimpinan kenabian ( profetic leadership) kepala SD Muhammadiyah 8, 9 dan 10 dapat diketahui beberapa fakta di lapangan yang telah

Penelitian ini bertujuan untuk: menguji efektivitas dari pembelajaran matematika model PMR terhadap keyakinan matematika dan kemampuan pemecahan masalah yang ditunjukkan

Seperti yang dijelaskan dalam UU No.78 ayat 2 yang menuliskan dengan jelas adanya “Hari Kedewasaan”, seseorang perlu berjanji, apabila menjadi dewasa pada usia

Dengan terbitnya SKPI, maka implementasi kebijakan KKNI tersebut akan secara substansial mendorong pengembangan sistem penjaminan mutu yang mampu melakukan fungsi pemantauan

alat yang akan dibuat agar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan perancangan. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak Arduino IDE versi 1.6.9 untuk proses

Pada penelian Calwin Gusrianto (2014) terletak pada variabel penelitiannya dan lokasi sampel dimana pada penelitiannya variabel yang digunakan adalah profesionalisme,

a) Salgsbudsjettet. Salgsbudsjettet angir salgsvolum for hele året, og fordelingen av dette på de enkelte måneder. Priser angis tilsvarende for hver måned. I prinsippet beregner