HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG
(survey pada siswa kelas X, XI, XII program study Administrasi Perkantoran)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Manajemen Perkantoran
oleh
FITRIYAH
0909199
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG
(survey pada siswa kelas X, XI, XII program study Administrasi Perkantoran)
Oleh Fitriyah
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
© Fitriyah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG
Skripsi ini Telah Dibimbing dan Disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si NIP. 196004121986031002
Pembimbing II
Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si NIP. 197406272001121001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Penguji I
Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd NIP. 195309121979032001
Penguji II
Drs. Uep Tatang Sontano, M.Si NIP. 195704151985031005
Penguji III
BERITA ACARA
Skripsi ini telah diuji pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Januari 2014
Waktu : 09.00 – 10.30
Tempat : Laboratorium Perkantoran Garnadi Lantai 3
Penelitian ujian terdiri dari:
Ketua : Dr. Rasto, M.Pd
NIP. 197207112001121001
Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si
NIP. 196008261987031001
Penguji : 1. Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd
NIP. 195309121979032001
2. Drs. Uep Tatang Sontano, M.Si
NIP. 195704151985031005
3. Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan
Kreativitas Mengajar Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Produktif Administrasi Perkantoran Di Smk Profita Bandung.” Ini beserta seluruh isinya benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung
resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,
THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHER’S CREATIVITY OF
TEACHING AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT ON PRODUCTIVE OFFICE ADMINISTRATION LESSON AT SMK PROFITA
BANDUNG
By: Fitriyah 0909199
This Script is guided by:
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si
This research was conducted at SMK Profita Bandung. The problem in this research is the poorness of student learning achievement on productive office administration lesson. The purpose of this research is to find out the correlation between survey teacher’s creativity of teaching and student learning achievement by using the descriptive data analysis and inferential data analysis techniques.
The data collection used in this research is a questionnaire with a modified Likert scale model. The participants are the office administration’s students from class X, XI and XII in SMK Profita Bandung. The data analysis techniques used this research is a Rank Spearman correlation analysis.
Based on the result, there is a positive and significant correlation between teacher’s creativity of teaching with student learning achievement on productive office administration courses in class X, XI and XII at SMK Profita Bandung.
HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG
Oleh: Fitriyah 0909199
Skripsi ini dibimbing oleh:
Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si
Penelitian ini dilakukan di SMK Profita Bandung. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum optimalnya prestasi belajar siswapada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran kelas X, XI, XII SMK Profita Bandung. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplanatory survey (survei eksplanasi)dengan teknik analisis data deskriptif dan teknis analisis data inferensial.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket) dengan model skala Likert yang dimodifikasi. Responden dalam penelitian ini siswi administarsi perkantoran kelas X, XI, XII SMK Pofita Bandung dengan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Rank Spearman.
Berdasarkan hasil penelitian di SMK Profita Bandung, didapatkan informasi bahwa kreativitas mengajar guru memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X, XI, XII SMK Profita Bandung
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3Maksud dan Tujuan penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Pengertian Kreativitas Guru ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas .. Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Indikator Kreativitas Mengajar Guru ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Teori Kreativitas ... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Kreativitas Guru dalam Proses Belajar MengajarError! Bookmark not defined.
2.2Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Pengertian Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Teori-teori Belajar... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Pengertian Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarError! Bookmark not defined.
2.2.5 Indikator Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.4Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.5Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.3Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.5Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.6Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.6.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.
3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
3.7Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Teknik Analisis Deskriptif ... Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Teknik Analisis Inferensial ... Error! Bookmark not defined.
3.8Pengujian Persyaratan Analaisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.8.1 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
3.8.2 Uji Normalitas... Error! Bookmark not defined.
3.8.3 Uji Korelasi ... Error! Bookmark not defined.
3.9Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.
4.1Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.2Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas X, XI, XII SMK Profita BandungError! Bookmark not defined.
4.2.3 Hubungan Kreativitas Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas X, XI, XII SMK Profita Bandung ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.1Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2Saran ... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting yaitu meningkatkan kemampuan dasar
manusia untuk mendapatkan, memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada, serta menjamin kelangsungan hidup suatu
negara terutama dalam pembangunan di masa yang akan datang.
Kualitas dan sistem pendidikan yang baik diharapkan akan dapat
menghasilkan manusia yang bermutu. Mutu pendidikan tidak terlepas dari mutu
guru dalam membimbing proses pembelajaran, karena guru yang bermutu itu
mampu memberikan sumbangan yang begitu besar bagi para peserta didiknya.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang berusaha
meningkatkan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar, menutut siswa
untuk memiliki kepribadian siswa secara utuh dan menyeluruh. Kepribadian siswa
dalam proses belajar dapat tercermin dari bagaimana siswa dalam menyikapi
setiap aktivitas dalam setiap pembelajaran, ada yang bersifat positif maupun
negative. Sikap positif siswa dapat ditunjukan dengan prestasi belajar siswa yang
baik. Prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari berhasil tidaknya proses
SMK merupakan sekolah menengah kejuruan yang berusaha mencetak
lulusan yang siap untuk bekerja dan bersaing dalam dunia kerja. Maka dari itu
sekolah dituntut untuk meningkatkan kualitas lulusannya agar siap menghadapi
dunia kerja. Salah satu hal yang perlu ditingkatkan adalah hasil belajar yang diraih
oleh siswa terutama dalam mata pelajaran produktif.. “Mata pelajaran produktif
adalah segala mata pelajaran yang bersifat kejuruan yang dapat membekali
pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan”. (Depdikbud, 1999:3)
Mata pelajaran produktif merupakan kelompok mata diklat yang
berfungsi membekali peserta didik, agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar
kompetensi Nasioanal Indonesia (SKKNI) maka sangat perlu dan penting dikuasi
oleh siswa.
Masih rendahnya nilai UAS produktif siswa di SMK Profita Bandung,
dapat terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1. 1
Data Nilai Rata-Rata UAS Mata Pelajaran Produktif Kelas X, XI, XII Adm. Perkantoran Tahun ajaran 2012-2013
di SMK Profita Bandung
Kelas Nama Mata Pelajaran Nilai Rata-rata KKM
X A
P 2 Teknologi Informasi 75,46
Korespodensi 66,46
Kelas Nama Mata Pelajaran
Melakukan Prosedur Adm 46,44
Menangani Penggandaan Dokumen 81,04
XI A
P 2
Menangani Surat 64,38
Melakukan Pertemuan 58,86
Kearsipan 77,5
Melakukan Prosedur Adm 67,02
Menangani Penggandaan Dokumen 75,81
Kelas Nama Mata Pelajaran Nilai Rata-rata KKM
XII AP
1
Kearsipan 64,16
75
Membuat Dokumen 72,88
Pengelolaan Kas Kecil 77,53
M. Aplikasi Presentasi 85
M. Perjalanan Bisnis 53,93
XII AP
2
Kearsipan 65,07
Membuat Dokumen 77,34
Pengelolaan Kas Kecil 77,95
M. Aplikasi Presentasi 85
M. Perjalanan Bisnis 62,78
(Sumber: Guru Produktif SMK Profita Bandung, data yang telah diolah)
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa
siswa yang memperoleh nilai di bawah standar nilai KKM (kriteria ketuntasan
minimal), hal tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya prestasi belajar yang
Rendahnya hasil prestasi belajar siswa tersebut diduga dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Menurut Muhibbin Syah (2008:144), faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa, yaitu:
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
Aspek fisiologis (Tonus jasmani, mata dan telinga).
Aspek psikologi (Intelegensi, sikap, minat, bakat dan motivasi).
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)
Lingkungan sosial (Keluarga, guru dan staf, masyarakat, teman dan
sebagainya).
Lingkungan non sosial (Rumah, sekolah, peralatan, alam, dan
sebagainya).
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Berdasarkan teori di atas diketahui bahwa banyak sekali faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Di lihat dari faktor eksternal
guru merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
Salah satu tugas utama guru adalah mengajar, artinya guru harus bisa
menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga dapat
menimbulkan semangat belajar siswa yang seanjutnya dapat mendorong
peningkatan prestasi belajar siswa. Seperti yang dikemukakan Reni Akbar
mengajarnya merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan
belajar siswa”.
Menurut Cece Wijaya (1991:189) “Salah satu masalah yang dihadapi
dunia pendidikan adalah menumbuhkan kreativitas guru”.
Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan
penting dalam meningkatkan mutu hasil belajar siswanya, seperti dikemukakan
oleh Khusnul Khotima (2007) yang menyatakan bahwa :
Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan penting dalam peningkatan mutu hasil belajar siswanya. Guru merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kreativitas guru dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah seorang guru harus mempunyai kreativitas dalam proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar dan mengajar, kreativitas dalam pembelajaran
merupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan terdidik dan
pendidik. Peranan kreativitas guru dalam membantu proses belajar mengajar,
mencakup apek-aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.
Adapun peranan lain dari kreativitas dikemukan oleh Sri Narwanti
(2009:10):
Kreativitas sangat diperlukan bagi guru dalam memecahkan permasalahan- permasalahan dalam pembelajaran yang bisa menghambat keberhasilan proses pembelajaran. Kreativitas juga sangat diperlukan bagi guru agar mampu menyajikan pembelajaran yang menyengkan, mampu membuat siswa termotivasi untuk belajar.
Begitu besarnya pengaruh seorang guru terhadap hasil (prestasi) belajar
siswa, maka guru harus dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang
implementasinya guru masih menggunakan metode yang ceramah yang
mempunyai banyak kekurangan, diantaranya; materi yang dikuasai siswa terbatas
hanya pada apa yang telah dikuasai guru. Penyampaian ceramah yang tidak
dibarengi dengan peragaan dan contoh-contoh hanya bersifat verbalistik dan
membosankan. Kemampuan guru berbicara dan bertutur kata-kata yang tidak
baik, acap kali menjemukan dan membosankan siswa, sehingga siswa menjadi
tidak memperhatikan materi pembalajaran, mengantuk atau mengobrol dengan
teman sebangkunya. Dengan metode ceramah, sangat sukar untuk mengetahui
apakah siswa sudah mengerti dan sudah mengerti dan sudah memahai dengan apa
yang disampaikan guru. (Slamet Priyadi, 2011)
Dari pernyatan di atas dapat dilihat bahwa metode ceramah kurang
efektif bagi peningkatan prestasi siswa, oleh karena itu guru dituntut agar mampu
mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar.
Berkaitan dengan masalah di atas, penulis menyadari bahwa guru
dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar agar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, penulis menyadari perlu
adanya pengkajian mengenai “Hubungan kreativitas mengajar guru dengan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di SMK Profita
Bandung”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan
1. Bagaimana tingkat kreativitas mengajar guru di SMK Profita
Bandung?
2. Bangaimana tingkat prestasi belajar siswa di sekolah SMK Profita
Bandung?
3. Adakah hubungan tingkat kreativitas mengajar guru dengan tingkat
prestasi belajar siswa di SMK Profita Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan penelitian
Maksud penelitian merupakan alasan mengapa penelitian ini dilakukan.
Adapun maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar.
Untuk itu, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan gambaran tingkat kreativitas mengajar guru
pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Profita
Bandung.
2. Untuk mendeskripsikan gambaran tingkat prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Profita
Bandung.
3. Mengetahui hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di Smk
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkaan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan yang berkaitan dengan teori yang ada di dalamnya yakni dalam
bidang pendidikan juga sebagai referensi bagi para penulis lainnya yang
akan mengkaji atau mengembangkan teori tersebut lebih lanjut.
2. Secara Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadikan sumbangan
pengetahuan bagi sekolah, khususnya bagi guru untuk senantiasa
meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar,
Fitriyah, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dari hubungan kreativitas mengajar guru dengan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di
kelas X, XI, XII di SMK Profita Bandung terdiri dari Variabel X dan Variabel Y.
Adapun yang menjadi variabel X adalah kreativitas mengajar guru. Sedangkan
yang menjadi variabel Y adalah prestasi belajar siswa.
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas
X, XI, XII AP SMK Profita Bandung tahun ajaran 2012/2013.
3.2 Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus
menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah
satu langkah dalam melakukan penelitian yang akan membawa peneliti pada suatu
kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan masalah dari rumusan masalah
yang diteliti oleh peneliti.
Langkah-langkah atau prosedur-prosedur dalam penelitian disebut
sebagai metode penelitian. Dalam metode penelitian terdapat beberapa alat dan
teknik tertentu yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut
Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survei eksplanasi (eksplanatory survey). Metode penelitian survei eksplanasi
(eksplanatory survey) yaitu metode penelitian yang digunakan dalam populasi
besar maupun kecil, akan tetapi data yang digunakan adalah data sampel yang
diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi dari
hubungan-hubungan antar variabel.
Objek telahan dalam penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey)
adalah untuk menguji kebenaran hubungan-hubungan antar variabel yang
dihipotesiskan. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan-hubungan antar
variabel serta untuk mengetahui apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak
dipengaruhi oleh variabel yang lainnya.
Dengan menggunakan penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey),
peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui gambaran antar dua variabel
yaitu variabel kreativitas mengajar guru dan variabel prestasi belajar siswa.
Apakah terdapat hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X, XI, XII
Fitriyah, 2014
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel menjadi
bentuk yang lebih sederhana yaitu berupa indikator. Penelitian ini terdiri dari
Variabel X dan Variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah
kreativitas mengajar guru dan yang menjadi Variabel Y adalah prestasi belajar
siswa.
3.2.2.1 Operasionalisasi Variabel Kreativitas Mengajar Guru
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan
hubungan-hubungan baru dalam membuat kombinasi-kombinasi kelancaran, keluwesan, dan
orisinalitas dalam berpikir sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam
hal ini sesuatu yang baru tidak berarti sebelumnya tidak ada, akan tetapi suatu
yang baru ini dapat berupa sesuatu yang belum dikenal sebelumnya.
Adapun dimensi kreativitas guru menurut Utami Munandar, (1992 : 64)
adalah adalah keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes (fleksible),
keterampilan berpikir rasional, keterampilan memperinci atau mengelaborasi,
keterampilan menilai (mengevaluasi).
a. Usaha dalam mencetuskan banyak gagasan terhadap materi ajar.
b. Kemampuan dalam
menjawab pertanyaan siswa.
Ordinal 1
c. Kemampuan dalam
memberikan metode
pembelajaran kreatif dalam proses belajar mengajar.
d. Kemampuan untuk
menggunakan lebih dari satu metode dalam menjelaskan materi.
menghasilkan variasi gagasan terhadap materi ajar
b. Kemampuan dalam
menghasilkan jawaban atau pertanyaan yang bervariasi.
c. Kemampuan melihat masalah pembelajaran dari sudut pandang yang berbeda.
d. Kemampuan mencari banyak alternatif dalam suatu pembelajaran
ungkapan yang baru dan unik dalam proses pembelajaran.
b. Kemampuan dalam
melahirkan cara-cara yang
unik dalam proses
Fitriyah, 2014
b. Kemampuan dalam
mengambil keputusan dalam situasi tertentu pada proses pembelajaran
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel Prestasi Belajar
Variabel prestasi belajar peserta didik dalam penelitian ini dapat diukur
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Berhasil atau tidaknya
peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang optimal bergantung dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dimensi yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik
adalah nilai UAS Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran tahun ajaran
2012/2013.
Tabel 3. 2
Operasional Variabel Prestasi Belajar
Dimensi Indikator Skala
3.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan
keterangan mengenai suatu data. Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara
langsung dari objek penelitian melalui penyebaran angket dan lembar tes
kreativitas mengajar guru yang diberikan pada siswa kelas X, XI, XII AP
SMK Profita Bandung.
2. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara
tidak langsung dengan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam
penelitian yaitu buku-buku literatur, hasil observasi, maupun laporan-laporan
dari SMK Profita Bandung.
3.4 Populasi dan Sampel
Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa :
“Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau
unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian
dalam suatu penelitian (pengamatan)”.
Pendapat lain dari menurut S. Margono (2009 : 118) menyatakan bahwa :
“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang
lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data,
Fitriyah, 2014
Dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan atas
objek/subjek berupa orang atau benda yang memiliki karakteristik tertentu dan
yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.
Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah siawa kelas X,
XI, XII program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Profita tahun ajaran
2012/2013. Adapun rincian mengenai jumlah populasi tersebut dirinci dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3. 3 Populasi Penelitian
Siswa kelas X, XI, XII Program Keahlian Administrasi Perkantoran Pada SMK Profita Bandung
Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Kelas Jumlah Siswa
1. X AP 1 49
2. X AP 2 46
3. XI AP 1 45
4. XI AP 2 42
5. XII AP 1 43
6. XII AP 2 41
Jumlah 266
Berdasarkan data pada tabel di atas, jumlah populasi siswa kelas X , XI,
XII bidang keahlian administrasi perkantoran pada SMK Profita Bandung
berjumlah 266 siswa.
Dalam suatu penelitian, terkadang tidak semua unit populasi dapat
biaya yang dikeluarkan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti pun diperbolehkan
untuk mengambil sebagian objek dari populasi penelitian. Dengan catatan,
sebagian objek penelitian yang diambil dapat mewakili dari populasi penelitian.
Sebagian objek penelitian yang diambil dari populasi penelitian tersebut disebut
dengan sampel penelitian.
Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa “sampel
adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu
sehingga dapat mewakili populasinya”.
Sementara itu, menurut S. Margono (2009 : 121) bahwa “sampel adalah
sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu”.
Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel
penelitian dari suatu populasi. Teknik sampling yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana).
Teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuh metode
seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya.
Masing-masing unit atau unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk
dipilih (Uep dan Sambas, 2011 : 140).
Untuk menentukan sampel penelitian menurut Suharsismi Arikunto (2002:
112) apabila subjek yang akan diteliti kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjek
Fitriyah, 2014
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data jumlah siswa kelas X, XI, XII
administrasi perkantoran pada SMK Profita Bandung sebanyak 266 siswa. Maka
pengambilan sample dalam penelitian ini di ambil dari populasi dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Alasan peneliti menggunakan
teknik ini dikarenakan sampelnya refresentatif atau mewakili populasi, dan
proposional dengan prosesnya yang sederhana. Untuk menentukan ukuran sampel
yang refresentatif untuk pengujian hipotesis, maka digunakan cara penentuan
ukuran sampel yang maximum, menurut Harun Al Rasyid (1999: 49) dengan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
= Konstansta yang diperoleh dari distribusi normal
E = Bound of Error yang dikehendaki
n = Ukuran sampel yang dicari
ni = Sampel asumsi
N = Ukuran Populasi
Dengan rumus penentuan ukuran sampel di atas, penulis dalam penelitian
10%, ukuran populasi (N) = 266. Dengan demikian ukuran sampel penelitian
dapat dihitung sebagai berikut:
=
=
Dengan demikian penulis dalam penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 149,36 yang dibulatkan menjadi 149. Guna mendapatkan jumlah sampel
yang respresentatif, selanjutnya sampel tersebut dalam penyebarannya dibagikan
secara proporsional.
Untuk menghitung besarnya proporsi dari setiap kelas yang terpilih sebagai
sampel maka digunakan rumus sebagai berikut:
(Harun Al-Rasyid, 1994: 80)
Keterangan:
n1 : Banyaknya sampel masing-masing unit
2
2
Fitriyah, 2014
n0 : Banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit
N1 : Banyaknya populasi dari masing-masing unit
∑N : Jumlah populasi dari seluruh unit
27
XI Ap 2 24
Dengan demikian hasil perhitungan keseluruhan dapat diperhatikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.4
Alokasi Sampel Minimal
Kelas Jumlah Siswa
per Kelas
Jumlah Alokasi Sampel
X AP 1 49 27
X AP 2 46 26
XI AP 1 45 25
XI AP 2 42 24
XII AP 1 43 24
XII AP 2 41 23
Jumlah 266 149
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa jumlah sampel
sampel akan dilakukan pada tiap-tiap kelas administrasi perkantoran di SMK
Profita Bandung.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti membutuhkan data-data yang
diperlukan yang kemudian akan diolah untuk menguji hipotesis. Untuk
mengumpulkan data-data tersebut, peneliti membutuhkan teknik serta alat dalam
pengumpulan data. Adapun teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Angket
Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan
pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Dalam menyusun angket,
terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif-alternatif jawaban.
3. Pada responden hanya diperlukan tanda check list (√) pada setiap alternatif
jawaban yang telah disediakan secara tepat.
4. Menetapkan scoring pada setiap item-item pertanyaan. Dalam penelitian
ini setiap jawaban dari responden diberi nilai dengan menggunakan skala
Fitriyah, 2014
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu dilakukan uji kelayakan,
karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang
baik harus memiliki persyaratan, yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid
adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) bahwa data
tersebut valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan
menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan
reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi
valid dan reliabel.
Uji coba instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba
angket terhadap 20 responden. Data angket dan lembar tes yang terkumpul,
kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Sesuai dengan
variabel yang akan diteliti, angket yang diujicobakan terdiri atas angket untuk
mengukur kreativitas mengajar guru. sedangkan untuk variabel prestasi belajar
diukur melalui nilai rata-rata UAS mata pelajaran produktif.
3.6.1 Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur ketepatan
suatu alat ukur. Pengujian validitas instrumen yaitu menggunakan teknik korelasi
product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 26)
Keterangan :
rx,y = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan
X = Skor untuk pertanyaan yang dipilih
Y = Skor total
= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
2Y
= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 26) adalah sebagai
berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
Fitriyah, 2014
6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi, perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel. 7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n -2. 8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya : 1. Jika nilai hitung rxy > nilai tabel r, maka dinyatakan
valid.
2. Jika nilai hitung rxy≤ nilai tabel r, maka dinyatakan
tidak valid.
Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
Microsoft Excel. Setelah diperoleh nilai rxy kemudian dibandingkan dengan nilai
rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk = 20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata
(α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut
dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tersebut dinyatakan
tidak valid. Setelah rhitung tersebut dibandingkan dengan rtabel, selanjutnya cari
thitung dikarenakan jenis penelitian ini merupakan penelitian sampel. Jika dalam
instrumen penelitian dinyatakan valid, maka item tersebut dapat digunakan dalam
kuesioner penelitian.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian
reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika
pengukurannya konsisten dan cermat akurat. “Uji realiabilitas instrumen
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat
123). Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
Koefisien Alfa (α) dari Cronbach dengan rumus sebagai berikut :
r11 = .
Dimana rumus varians :
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 31)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen/koefisien/korelasi alpha
k : Banyaknya bulir soal
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 31) adalah sebagai berikut :
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.
Fitriyah, 2014
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r.
Kriterianya : 1. Jika nilai hitung r11 > nilai tabel r, maka dinyatakan reliabel.
2. Jika nilai hitung r11≤ nilai tabel r, maka dinyatakan tidak
reliabel.
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen angket dan
lembar tes adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach. Setelah diperoleh nilai r11,
kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk =
20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %.
Jika rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung
< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel. Setelah rhitung tersebut
dibandingkan dengan rtabel, selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji t. Jika
kriterianya thitung > ttabel maka item tersebut reliabel dan sebaliknya jika thitung < ttabel
maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
sebuah infomasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan
mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian.
“Terdapat tujuan dari dilakukannya teknik analisis data, antara lain : 1)
mendeskripsikan data, dan 2) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel (statistik)” (Uep dan Sambas, 2011 : 159).
Untuk mencapai kedua tujuan teknik analisis data di atas, maka terdapat
beberapa langkah atau prosedur yang perlu dilakukan menurut Uep dan Sambas
1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. 2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen pengumpulan data.
3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.
4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.
5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data.
6. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi sentral, maupun ukuran dispersi. Tujuannya memahami karakteristik data sampel penelitian.
7. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Atas dasar pengujian hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.
Teknik analisis data dalam penelitian dibagi menjadi dua macam, yaitu
teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.
3.7.1 Teknik Analisis Deskriptif
Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya)
menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif adalah analisis
penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistik deskriptif, yaitu
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat generalisasi atau penarikan kesimpulan karena seluruh
anggota populasi dilibatkan dalam penelitian sehingga kesimpulan yang dibuat
adalah untuk populasi itu sendiri.
Analisis data ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan
Fitriyah, 2014
data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran
tingkat kreativitas mengajar guru dan gambaran tingkat prestasi belajar siswa.
Untuk mendeskripsikan data dapat melalui tabel, grafik, diagram, presentase,
frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Langkah kerja analisis data deskriptif
1. Editing, yaitu pemeriksaan terhadap angket yang telah diisi dan dikumpulkan
oleh responden
2. Skoring, yaitu pemberian skor atau bobot terhadap item-item angket
berdasarkan pola skoring. Di bawah ini merupakan pola skoring:
No Alternatif Jawaban Bobot
Positif Negatif
1 Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif 5 1
2 Setuju/Sering/Porsitif 4 2
3 Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral 3 3
4 Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Negatif 2 4
5 Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif 1 5
(Sumber: Sugiyono, 2002:105)
3. Tabulasi atau perekapan data hasil skoring ke dalam tabel seperti berikut:
Responden Skor Item Total
1 2 3 ….. N
kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk
masing-masing variabel X dan Y, untuk itu penulis menggunakan langkah-langkah
seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:81) sebagai berikut :
Skor Kriterium = Skor Tertinggi x Jumlah Butir x Jumlah Responden
SK = ST X JB X JR
Skor kriterium/skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi
bahwa setiap responden pada setiap pernyataan memberi jawaban dengan
skor tertinggi (Sugiyono, 2006:204).
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium,
Untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan rumus:
∑Xi= X1+X2+X3……+Xn
Keterangan :
Xi = Jumlah skor hasil angket variabel X
X1– Xn= Jumlah skor angket masing-masing responden
c. Membuat daerah kategori kontinum
d. Menghitung selisish skor kontinum
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Menentukan kontinum tertinggi dan terendah
Maksimum: K = ST x JB x JR
Minimum : K = SR x JB x JR
Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus:
Ket:
R : Rentang/selisih skor kontinum
Fitriyah, 2014
e. Memasukan jumlah skor hasil angket ke daerah skor kontinum
Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang
dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis
menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data dalam bentuk
interval, dengan demikian data ordinal yang ada harus diubah terlebih dahulu ke
dalam bentuk skala interval. Maka untuk menaikan tingkat pengukuran ordinal ke
interval digunakan Method of Successive Intervals (MSI).
Sambas dan Maman (2007: 70) mengungkapakan bahwa untuk
mengubah data ordinal menjadi interval dapat menggunakan bantuan Microsoft
Excel.
Langkah-langkah untuk mentransformasikan data tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Sebelumnya download terlebih dahulu Succ97
b. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.
c. Setelah mendownload buka Microsoft Excel kemudian munculkan
Analaize dengan cara klik Office Buttom, kemudian pilih Option. Pada Add-Ins pilih Analize TootalPack. Setelah itu akan muncul “Analize” pada
Tab “Add-Ins”
d. Klik “Analize”, lalu klik “Successive Interval” pada Menu Analize, hingga
muncul kotak dialog “Method of Successive Interval”.
e. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,
f. Pada kotak dialog tersebut, kemudian sheck list (√) Input Label in first now.
g. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.
h. Masih pada Option, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di
sel mana. Lalu klik “OK”.
3.7.2 Teknik Analisis Inferensial
Uep dan Sambas (2011 : 185) menyatakan bahwa :
Analisis statistik inferensial, yaitu adalah data dengan statistik, yang digunakan dengan tujuan untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam praktik penelitian, analisis statistika inferensial biasanya dilakukan dalam bentuk pengujian hipotesis. Statisika inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi populasi.
Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk
data interval dan data ratio serta statistik non-parametrik yang digunakan untuk
data nominal dan data ordinal. Dalam penelitian ini digunakan analisis parametrik
karena data yang digunakan adalah data interval. Hal ini bermaksud guna
menjawab pertanyaan pada no. 3 pada rumusan masalah, yaitu adakah hubungan
kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
produktif administrasi perkantoran di kelas X, XI, XII SMK Profita Bandung.
Langkah kerja analisis data inferensial (analisis korelasi) meliputi :
1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban
responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan
Fitriyah, 2014
2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh
responden.
3. Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden
4. Menghitung nilai koefisien korelasi rank spearman , yaitu dengan cara
mengkorelasikan skor-skor pada masing-masing variabel.
5. Menghitung nilai uji statistik t (jika penelitian sampel)
6. Menentukan titik kritis atau nilai tabel ρ atau nilai tabel t, pada derajat
bebas (db = N – k – 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.
7. Membandingkan nilai hitung ρ atau nilai hitung t dengan nilai ρ atau nilai
t yang terdapat dalam tabel.
8. Membuat kesimpulan. Kriteria kesimpulan : Jika nilai hitung ρ atau t lebih
besar dari nilai tabel ρ atau t, maka item angket dinyatakan signifikan.
Penelitian ini ada yang menggunakan data dalam bentuk skala ordinal
seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan dalam pengujian
hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimum
dalam skala bentuk interval. Dengan demikian, data dalam skala ordinal terlebih
dahulu harus diubah ke dalam bentuk data interval dengan menggunakan Methode
Succesive Interval (MSI).
Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke
data interval melalui methode of succesive intervals adalah :
1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab
2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n),
kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden
tersebut.
3. Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif
untuk setiap alternatif jawaban responden
4. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai z untuk
setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif
jawaban responden tadi.
5. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan
menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at
upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower
limit).
6. Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai
skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|.
Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah
menjadi sama dengan satu (=1).
Methode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu
program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval.
Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.
Fitriyah, 2014
3. Klik “Statistic” pada menu Add-In hingga muncul kotak dialog “Succesive
Interval”.
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,
dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) Input Label in First
Now.
6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.
7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan
di sel mana. Lalu klik “OK”.
3.8 Pengujian Persyaratan Analaisis Data
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis data.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan
beberapa pengujian. Untuk penelitian populasi pengujian yang dilakukan yaitu
Uji Homogenitas, Uji Normalitas, dan Uji Korelasi.
3.8.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk kepentingan akurasi data dan
keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji
perbedaan dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan antara varians
kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Barlett,
dengan kriteria yang digunakannya adalah apabila > nilai tabel , maka H0
menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima.
Berikut rumus nilai hitung (Sambas & Uep, 2011:96) diperoleh dengan rumus:
Dimana:
Si2 : Varians tiap kelompok data
dbi : Derajat kebebasan tiap kelompok (n-1)
B : Nilai Barlett = (Log S2gab)(∑db)
S2gab : Varians gabungan =
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas
varians adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap
kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan
model tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 5
Model Tabel Uji Barlett
Sampel db= n-1 Si2 Log Si2 Db.Log Si2 Db. Si2
1
2
Fitriyah, 2014 ….
….
∑
3. Menghitung varians gabungan
4. Menghitung log dari varians gabungan
5. Menghitung nilai Barlett
6. Menghitung nilai X2
7. Menentukan nilai dan titik kritis
8. Membuat kesimpulan
3.8.2 Uji Normalitas
Dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau
tidaknya suatu distribusi data. Dengan mengetahui suatu distribusi data normal
maka akan berkaitan dengan pemilihan pengujian statistik yang akan digunakan.
“Dalam penelitian ini akan digunakan pengujian normalitas dengan uji
Liliefors. Kelebihan dari Liliefors test adalah
penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power
full) sekalipu dengan ukuran sampel kecil” (Harun Al Rasyid, 2005).
Langkah-langkah pengujian normalitas dengan uji Liliefors test menurut
Sambas Ali Muhidin (2010 : 93) adalah sebagai berikut :
1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.
2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion,kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.
8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D > D (n,α).
Berikut adalah tabel distribusi pembantu untuk melakukan pengujian
normalitas data :
Tabel 3. 6
Distibusi Pembantu Dalam Pengujian Normalitas Data
X F fk Sn (Xi) Z F0 (Xi) Sn(Xi) – F0(Xi) [Sn(Xi) – F0(Xi)]
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : P94)
Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar.
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul.
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Fomula, fki = fi + fkisebelumnya.
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n.
Kolom 5 : Nilai z. Fomula, Z =
Di mana : Ẍ = ΣXidan S =
Kolom 6 : Theoretical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas
Kurva
Normal Bakudengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi
normal.
Xi– X S
Fitriyah, 2014
Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion
dengan cara selisih kolom (4) dan kolom (6).
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Nilai
yang paling besar pada kolom (8) adalah D hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada α = 0,05 dengan cara
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
D hitung < D tabel, maka H0 : diterima, artinya data berdistribusi normal.
D hitung ≥ D tabel, maka H1 : ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.
3.8.3 Uji Korelasi
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
korelasi. Tujuan dilakukannya analisis korelasi antara lain:
1. Untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar
variabel
2. Bila sudah ada hubungan, untuk melihat besar kecilnya hubungan
antar variabel, dan
3. Untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan
tersebut berarti (meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak
menyakinkan).
Uji korelasi atau analisis korelasi yaitu teknik untuk menentukan sampai
sejauh mana hubungan antar dua variabel. Untuk mengetahui korelasinya
menggunakan rumus korelasi Rank Spearman (Uji Korelasi Rank Spearman)
(Ating S. dan Sambas Ali M, 2010: 87)
Dimana:
Keterangan:
rs = Koefisien korelasi rank spearman
∑x2
= Jumlah ranking yang sama pada variabel x
∑y2
= Jumlah ranking yang sama pada variabel y
∑d2
= Jumlah hasil pengurangan antar rangking yang terdapat pada
variabel x dan variabel
N = Banyaknya data
t = Jumlah rank kembar
untuk mengetahui tinggi rendahnya derajat hubungan antara variabel X
dengan variabel Y, maka dibandingkan harga koefisien rank spearman yang telah
diperoleh (r2) dengan batas-batas nilai r (korelasi) sebagai berikut:
TabelTabel 3. 7
Klasifikasi Guilford Tentang Batas Nilai r (Korelasi)
Besar rxy Interprestasi
0,00 - < 0,20
≥ 0,20 - < 0,40
Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada)
Fitriyah, 2014
Sumber: Sambas Ali M. (2010:84)
3.9 Pengujian Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas suatu masalah
dalam penelitian yang perlu diuji kebenarannya secara empiris. Dan dalam hal ini
pengujian tersebut bertujuan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.
“Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau
merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipotesis kausal” (Bambang dan Lina, 2010 : 76).
Diterima atau tidaknya suatu hipotesis tergantung dari pengujian yang
dilakukan, yaitu berupa pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis adalah suatu
prosedur atau langkah-langkah dalam menguji suatu hipotesis dan yang pada
akhirnya akan menghasilkan suatu keputusan apakah hipotesis tersebut dapat
diterima atau ditolak.
Alat yang digunakan untuk mengetahui hubungan Variabel X dengan
Variabel Y, yang di mana untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan
variabel-variabel tersebut pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis
korelasi. Pengujian dengan menggunakan analisis korelasi dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
H0 : ρ = 0 : Tidak ada hubungan yang signifikan Variabel X dengan
Variabel Y
H1 : ρ≠ 0 : Ada hubungan yang signifikan Variabel X dengan
Variabel Y
2. Menentukan taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance α).
Taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance α) ditetapkan α = 5%
3. Menggunakan statistik uji yang tepat.
Dalam penelitian ini menggunakan statistik uji t dengan rumus sebagai
berikut :
t = ρ
4. Menghitung nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di SMK Profita
Bandung yang berjudul hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perantoran, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Tingkat kreativitas mengajar guru di SMK Profita Bandung dinilai masih
berada dalam kategori sedang, sehingga hal tersebut perlu ditingkatkan.
Dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan di SMK Profita Bandung,
didapat beberapa dimensi, yaitu (1) Keterampilan berpikir luwes; (2)
Keterampilan berpikir rasional; (3) Keterampilan memperinci atau
mengelaborasi, dan (4) Keterampilan menilai secara keseluruhan berada
pada kategori sedang.
b. Tingkat prestasi belajar siswa pada penelitian ini yang terlihat dari segi
hasil belajar siswa di SMK Profita Bandung ini, dinilai masih masuk ke
dalam kategori rendah. Hasil pengolahan data untuk prestasi belajar yang
diukur melalui hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata UAS kelas X, XI,
XII pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran masih berada
pada kategori rendah. Artinya prestasi belajar siswa di SMK Profita
c. Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan, terdapat hubungan positif
antara tingkat kreativitas mengajar guru dengan tingkat prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X,
XI, dan XII SMK Profita Bandung.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, serta melihat hasil
penelitian ini, maka saran yang dapat dikemukakan mengenai hubungan
kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Profita Bandung menunjukan tingkat
kreativitas mengajar guru dinilai dalam kategori sedang. Oleh karena itu
seorang guru harus memiliki wawasan yang luas, dengan cara banyak
membaca referensi buku, browsing di internet, atau dengan cara bertukar
pikiran dengan sesama guru.
2. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Profita Bandung menunjukan tingkat
prestasi belajar siswa dinilai masih rendah. Oleh karena itu, seorang
guru harus mampu meningkatkan kreativitas dalam mengajarnya, seperti
meningkatkan metode belajar yang menarik, sehingga dalam proses
belajar mengajar berlangsung siswa lebih aktif dan bersemangat dalam
belajar.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kreativitas mengajar
guru mempunyai hubungan terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena
kreativitas mengajar guru dan meningkatkan beberapa indikator yang
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku Buku :
Akbar, Reni. (2004). Hawadi, Aksererasi. Jakarta: PT Grasindo.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Cece Wijaya, A. Tambrani Rusyan. (1991). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Muhidin, Sambas Ali dan Maman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan
Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Muhidin, Sambas Ali dan Uep Tatang Sontani. (2011). Desain Penelitian
Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1: Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama
________ (2010). Statistika 2: Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama
Munandar, S.C Utami. (1992). Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas anak
Sekolah. Jakarta: Gramedia.
________ (2002). Kreativitas dan Keberbakatan; Strategi Mewujudkan
Potensi Kreatif dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
________ . (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Narwati, Sri. (2009). Creative Learning. Yogyakarta: Familia.
Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
________ (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta.
Sudjana, Nana (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
________ . (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
________ (2007). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan
Metode r&d. Bandung: Cv Alfabeta
________ (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surya, Mohamad. (2003). Pengukuran Prestasi Belajar. Bandung: IKIP
Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
________ (2011). Psikologi Belajar dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offist.
Usman, Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiratha, I. M. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
________ (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
B. Sumber Skripsi :
Dedi Sukirto. (2012). Pengaruh Kreativitas Guru terhadap Hasil Belajar
Mata Pelajaran Produktif pada Siswa Jurusan administrasi Perkantoran
SMK Bisnis di Kota Cimahi. Skripsi FPEB UPI. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Fitri Wati Jatnika. (2012) Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi
Profesional Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Kelas X di SMKN 1 Bandung. Skripsi FPEB UPI. UPI