• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Berbasis Web Menggunakan Oracle MapViewer.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Berbasis Web Menggunakan Oracle MapViewer."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

UTSRI YUSTINA PURWANTO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MITIGASI BENCANA ALAM

BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ORACLE MAPVIEWER

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

UTSRI YUSTINA PURWANTO

G64103037

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

Web Menggunakan Oracle MapViewer. Dibimbing oleh HARI AGUNG ADRIANTO dan IMAS SUKAESIH SITANGGANG.

Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia tetapi penanggulangan bencana belum berjalan secara optimal dan perlu dilakukan pengkajian terhadap model pemetaan resiko bencana alam. Model tersebut diharapkan dapat dijadikan dasar untuk manajemen bencana alam dalam rangka meminimalkan resiko bencana alam. Salah satu model yang dapat digunakan adalah Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana berbasis web untuk memberikan informasi bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data zona tumbukan, tahun tumbukan, zona longsor, dan gempa pada tahun 1893 sampai 2006 yang diperoleh dari Balai Penelitian GEOMATIKA BAKOSURTANAL. Metode penelitian yang digunakan mengacu pada tahapan proses dalam rekayasa web yang digunakan untuk membuat aplikasi web yang berkualitas tinggi (Pressman 2001). Tahapan proses dalam rekayasa web terdiri dari tahap formulasi, perencanaan, analisis, perancangan, pembuatan halaman, dan pengujian. Web ini dibangun dalam lingkungan sistem operasi Windows XP, menggunakan basis data spasial Oracle 10g dan perangkat lunak Oracle MapViewer. Arsitektur sistem yang digunakan sesuai dengan arsitektur yang dideskripsikan Kothuri et al. 2004 yang terbagi dalam tiga layer yaitu: layer basis data, layer Oracle Application Server, dan layer presentasi. Untuk mempercepat proses pencarian digunakan metode pengindeksan R-Tree.

Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana dilengkapi keterangan mengenai mitigasi bencana alam, berita terbaru bencana alam, dan pencarian berita untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencari informasi. Tool zoom in, zoom out, pan w, pan s, pan n, pan e dapat digunakan dalam memanipulasi tampilan peta. Pengguna dapat menambah tema peta dengan melakukan query dan dapat mengakses informasi tekstual pada peta dengan melakukan query spasial. Dari hasil pengujian Black-box masukan yang diberikan sesuai dengan hasil output yang diinginkan.

(4)

Judul : Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Berbasis

Web Menggunakan Oracle MapViewer

Nama : Utsri Yustina Purwanto

NRP

: G64103037

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Hari Agung A., S.Kom., M.Si.

Imas S. Sitanggang, S.Si., M.Kom.

NIP 132311918 NIP 132206235

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.

NIP 131473999

(5)

bersaudara pasangan Purwanto dan Sri Utami. Pada tahun 2003, penulis lulus pendidikan SMU di SMU Negeri 2 Pare. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

(6)

PRAKATA

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Berbasis Web Menggunakan Oracle MapViewer. Shalawat serta salam juga penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta seluruh sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1 Ibu dan Bapak yang telah membantu dalam memberikan dorongan baik material maupun doa selama proses pembuatan skripsi ini. Tak lupa kakakku, Brillianti Dwining Purwanto, Lovieta Dewi A. Purwanto dan Ahmad Mugni yang juga selalu memberikan dukungan dan nasihat seputar dunia kuliah, serta dorongan baik material dan doa.

2 Bapak Hari Agung Adrianto, S.Kom., M.Si sebagai dosen Pembimbing I dan Ibu Imas S. Sitanggang, S.Si., M.Kom sebagai dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu serta memberikan saran dan bimbingannya selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini.

3 Bapak Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si yang telah bersedia menjadi moderator dalam seminar dan penguji penulis.

4 Albert Yosua yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk kelulusan.

5 Teman-teman seperjuanganku di Ilkom, Atik, Eno, Thessi, Amel, Anti, Dina, dan Hida yang selalu ada untuk memberikan dukungan, maupun saran dalam pengerjaan skripsi ini, serta seluruh teman-teman Ilkom 40 atas segala dukungan, nasihat, keceriaan, dan persahabatan yang selama ini diberikan.

6 Kak Hendra dan kak Ifnu ilkom angkatan 38 yang telah memberikan pengalaman yang berharga.

7 Departemen Ilmu Komputer, staf dan dosen yang telah begitu banyak membantu baik selama pelaksanaan skripsi ini maupun sebelumnya.

8 Semua pihak lain yang telah membantu penulis, dan mohon maaf tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, serta dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya.

Bogor, Juli 2007

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan... 1

Ruang Lingkup ... 1

Manfaat Penelitian... 1

TINJAUAN PUSTAKA Mitigasi Bencana Alam ... 1

Sistem Informasi Geografi (SIG) ... 1

Bentuk dan Struktur Data Spasial... 2

Oracle Spatial ... 2

Teknologi dan Arsitektur Oracle Spatial ... 2

Oracle MapViewer ... 3

Oracle MapBuilder ... 3

Rekayasa Web ... 5

Pengujian Black-Box... 5

METODOLOGI Formulasi... 5

Perencanaan... 5

Analisis... 5

Perancangan ... 5

a Perancangan Isi ... 6

b Perancangan Basis data... 6

c Perancangan Arsitektur ... 6

d Perancangan Output... 6

e Perancangan Navigasi ... 6

f Perancangan Antarmuka... 6

g Penggunaan Perangkat Keras dan Lunak... 6

Pembuatan Halaman... 6

Pengujian ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Formulasi... 6

a Karakteristik Pengguna ... 6

b Kebutuhan Pengguna ... 6

c Kebutuhan Data ... 6

d Kebutuhan Fungsional ... 7

e Batasan Sistem ... 7

Perencanaan... 7

Analisis... 7

Perancangan ... 7

a Perancangan Isi ... 7

b Perancangan Basis data... 7

c Perancangan Arsitektur ... 9

d Perancangan Output... 10

e Perancangan Navigasi ... 10

f Perancangan Antarmuka... 10

(8)

vi

Pembuatan Halaman... 12

a Tampilan Halaman Utama ... 12

b Tampilan Halaman Peta... 13

Pengujian ... 14

KESIMPULAN DAN SARAN ... 14

Kesimpulan... 14

Saran... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Daftar Fungsi SIG Mitigasi ... 7

2 Jadwal pengembangan aplikasi ... 7

3 Deskripsi tabel dalam basis data SIG Mitigasi skema spatial ... 8

4 Deskripsi tabel dalam basis data SIG Mitigasi skema MDSYS ... 8

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Komponen teknologi Oracle Spatial (Kothuri et al. 2004)... 2

2 Arsitektur Oracle MapViewer (Kothuri et al. 2004). ... 3

3 Geometri dalam MBR (Kothuri et al. 2004). ... 4

4 Mekanisme pengindeksan R-Tree (Kothuri et al. 2004). ... 4

5 Mekanisme penyimpanan R-Tree index (Kothuri et al. 2004). ... 4

6 Tahapan rekayasa web (Pressman 2001)... 5

7 Diagram konteks sistem. ... 7

8 Arsitektur sistem ... 10

9 Desain navigasi sistem ... 10

10 Rancangan antarmuka halaman utama ... 11

11 Rancangan antarmuka halaman peta ... 11

12 Tampilan utama sistem... 12

13 Tampilan halaman peta. ... 13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Dekomposisi fungsional modul... 16

2 DFD level 1 ... 17

3 DFD level 2 proses 1... 18

4 DFD level 2 proses 2... 19

5 DFD level 3 proses 2.4... 20

6 Struktur tabel SDO_GEOM_METADATA_TABLE ... 20

7 Entity Relationship Diagram... 21

8 Struktur tabel data spasial ... 22

9 Struktur tabel penyimpanan style, tema, dan map... 24

10 Struktur tabel SDO_INDEX_METADATA_TABLE... 25

11 Konfigurasi penambahan data source... 26

12 Konfigurasi data cache... 26

13 Konfigurasi metadata cache... 27

14 Tampilan halaman berita terbaru... 28

15 Tampilan halaman tentang mitigasi bencana ... 28

16 Tampilan halaman kontak kami ... 29

17 Tampilan halaman links... 30

18 Tampilan pencarian ... 30

19 Hasil pengujian fungsi pilihan peta ... 31

20 Hasil pengujian fungsi pilihan tema ... 32

21 Hasil pengujian fungsi penambahan tema ... 33

22 Hasil pengujian fungsi mengubah posisi extent... 34

(10)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, longsor, banjir, kekeringan, angin ribut, dan kebakaran hutan. Bencana-bencana tersebut memiliki tingkat kerawanan yang sangat bervariasi bergantung pada faktor penyebab, karakteristik fisik, dan sosial ekonomi daerah yang terlanda. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan penanggulangan bencana belum berjalan secara optimal dan perlu dilakukan pengkajian terhadap model pemetaan resiko bencana alam. Model tersebut diharapkan dapat dijadikan dasar untuk manajemen bencana alam dalam rangka meminimalkan korban dan kerugian harta benda akibat bencana, terutama dalam menentukan atau mengarahkan daerah yang diprioritaskan untuk segera ditangani. Untuk meminimalkan resiko terjadinya bencana, salah satu model yang dapat digunakan adalah Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana berbasis web. Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana berbasis web digunakan untuk memberikan informasi bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membangun Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Indonesia berbasis web yang menggunakan DBMS Oracle 10g dan Oracle Mapviewer. Informasi disajikan dalam bentuk tekstual dan peta yang memberikan informasi tentang bencana alam meliputi tumbukan, longsor, dan gempa yang pernah terjadi di Indonesia.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1 Penelitian akan menghasilkan sistem berbasis web menggunakan MapViewer servlet yang berjalan di sisi Oracle Application Server.

2 Informasi disajikan dalam bentuk tekstual dan peta.

3 Data yang digunakan adalah data bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia

pada tahun 1893 sampai 2006 dari Balai GEOMATIKA BAKOSURTANAL. 4 Peta bencana meliputi peta zona

tumbukan, tahun tumbukan, zona longsor, dan gempa.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan sistem informasi geografis mitigasi bencana adalah untuk mengetahui daerah yang terkena bencana alam di Indonesia sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya bencana. Bencana tersebut di antaranya zona longsor, zona tumbukan, dan gempa.

TINJAUAN PUSTAKA

Mitigasi Bencana Alam

Mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan untuk mengurangi dampak dari suatu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. Mitigasi bencana mencangkup perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya alam yang sudah diketahui dan proses perencanaan untuk respon yang efektif terhadap bencana-bencana yang benar-benar terjadi (Coburn 1994).

Sistem Informasi Geografi (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang dapat menangkap, menyimpan, menganalisis, melakukan query, dan menampilkan data geografi. SIG dapat dibagi menjadi empat komponen (Kang 2002) yaitu:

1 Sistem komputer

Sistem komputer berupa komputer dan sistem operasi yang digunakan untuk mengoperasikan SIG.

2 Perangkat lunak SIG

Perangkat lunak SIG berupa program dan antarmuka pengguna untuk menjalankan perangkat keras.

3 Perangkat fikir

(11)

4 Infrastruktur

Infrastruktur menunjuk pada kebutuhan fisik, yang berhubungan dengan ketatausahaan organisasi, dan lingkungan pengunaan SIG.

Bentuk dan Struktur Data Spasial

Dalam kerangka kerja SIG, data secara logika dibagi menjadi dua kategori, data spasial dan data tekstual (atribut). Data spasial merupakan data yang memiliki informasi lokasi atau data yang bereferensi geografis dan data atribut merupakan data yang memiliki informasi fitur spasial (Kang 2002).

Pemodelan Data Spasial

SIG menggunakan dua dasar pemodelan data untuk merepresentasikan fitur spasial yaitu data digital yang berformat raster dan vektor. Vektor menyimpan data digital dalam bentuk rangkaian koordinat (x, y) untuk mengkonstruksi fitur spasial seperti titik, garis, dan area. Data raster menggunakan grid untuk merepresentasikan variasi dari fitur spasial. Tiap sel pada grid memiliki nilai yang berhubungan dengan karakteristik fitur spasial dalam suatu lokasi. Titik dinyatakan dalam suatu grid-cell, garis dinyatakan sebagai rangkaian grid-cell bersambungan di satu sisi, dan poligon dinyatakan sebagai gabungan grid-cell yang bersambungan di semua sisi (Kang 2002).

Oracle Spatial

Oracle Spatial adalah kumpulan fungsi dan prosedur yang memungkinkan data

spasial untuk disimpan, diakses, dan dianalisis secara cepat dan efisien dalam basis data Oracle. Data spasial merepresentasikan karakteristik lokasi atau secara konseptual sebagai objek atau ruang dimana objek tersebut berada. Oracle Spatial memiliki beberapa komponen (Murray 2003) yaitu: 1 Skema (MDSYS) yang menyimpan

sintaks dan semantik dari tipe data geometri yang didukung.

2 Mekanisme pengindeksan data spasial. 3 Kumpulan operator dan fungsi untuk

menampilkan query pemilihan area, query join, dan operasi analisis spasial.

4 Kegunaan administratif.

Komponen fitur spasial merupakan representasi geografis dari beberapa bentuk koordinat yang disebut sebagai geometri.

Teknologi dan Arsitektur Oracle Spatial

Teknologi Oracle Spatial berkembang pada dua tingkat, basis data Oracle 10g dan application server. Gambar 1 menunjukkan jenis-jenis komponen antara basis data Oracle 10g dan application server. Komponen utama yang merupakan bagian dari basis data Oracle 10g adalah data model, query dan analysis tools, advanced spatial engine, location-enabling/loading utilities, dan visualization. Komponen MapViewer berada dalam Oracle Application Server 10g (Kothuri et al. 2004).

(12)

3

Komponen dasar dari Oracle Spatial dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1 Visualization

Application Server Component Oracle Spatial memvisualisasikan data spasial menggunakan MapViewer tool. MapViewer menerjemahkan data spasial yang disimpan dalam kolom SDO_GEOMETRY dari tabel Oracle sebagai tampilan.

2 Location Enabling

Pada location enabling pengguna dapat menambah kolom SDO_GEOMETRY untuk membuat tabel aplikasi dan dapat mempopulasikan tabel dengan data SDO_GEOMETRY menggunakan kegunaan standar pada Oracle seperti SQL*Loader, Impor, dan Export. Selain itu pengguna dapat mengonversi informasi spasial ke dalam kolom SDO_GEOMETRY menggunakan geocoder component dari Oracle Spatial.

3 Data Model

Oracle Spatial menggunakan tipe data SDO_GEOMETRY untuk menyimpan data spasial di dalam basis data Oracle. 4 Spatial Query dan Analysis

Pengguna dapat melakukan query dan memanipulasi data SDO_GEOMETRY menggunakan query dan komponen analisis, comprising index dan Geometry Engine.

5 Advanced Spatial Engine

Advanced Spatial Engine memiliki beberapa komponen yang dapat digunakan untuk melakukan analisis spasial yang lebih kompleks dan melakukan manipulasi data spasial. Komponen tersebut di antaranya network data model, linier referencing system, georaster, spatial analysis, mining engine, dan topology data model.

Oracle MapViewer

Oracle Application Server MapViewer merupakan programmable tool yang digunakan untuk memetakan data spasial yang dikelola oleh Oracle Spatial atau Oracle Locator. MapViewer adalah Java server-side component yang termasuk dalam Oracle Application Servlet. Komponen utama MapViewer diilustrasikan pada Gambar 2, yang terdiri atas:

1 MapViewer servlet yang berjalan di sisi Oracle Application Server

Servlet ini memroses permintaan yang dikirim oleh aplikasi di sisi client, mengambil informasi pada tabel spasial dan mengonstruksi peta dalam format grafis yang bervariasi (GIF, PNG, atau JPEG) yang kemudian dikembalikan kepada client.

2 Map Definition

Map definition disimpan dalam basis data dengan posisi peta yang telah dideskripsikan.

3 Java Client API

Aplikasi Java akan menggunakan API untuk menyederhanakan pengembangan dengan menghindari konstruksi dan parsing permintaan XML dan respon XML secara manual. Java Api juga memasukkan tag JavaServer Pages (JSP) untuk mempermudah pemasukan peta pada JSP.

4 Map Definition Manager tool

Merupakan standalone program yang membantu pengguna mengatur penyimpanan map definition dalam basis data Oracle.

Gambar 2 Arsitektur Oracle MapViewer (Kothuri et al. 2004).

Oracle MapBuilder

(13)

R-Tree Index

R-Tree Indexdigunakan untuk melakukan pengindeksan data spasial. R-Tree index mengasumsikan tiap geometri dengan sebuah persegi empat yang membatasi geometri (minimum bounding rectangle/MBR) (Gambar 3).

Mekanisme pengindeksan R-Tree dapat diilustrasikan dengan Gambar 4 yang melakukan pencarian geometri titik pada kolom lokasi (SDO_GEOMETRY). R-Tree

mengonstruksi hirarki tree menggunakan MBR dari data SDO_GEOMETRY dalam tabel spasial. Kemudian hirarki MBR digunakan untuk melakukan pencarian query pada cabang yang sesuai pada tree dan akhirnya menemukan baris data dalam tabel.

Gambar 5 mengilustrasikan bagaimana R-Tree index disimpan dalam Oracle. Struktur logical tree disimpan dalam tabel yang memiliki prefik MDRT. Setiap struktur node tree disimpan dalam baris terpisah pada tabel ini (Kothuri et al. 2004).

Gambar 3 Geometri dalam MBR (Kothuri et al. 2004).

Gambar 4 Mekanisme pengindeksan R-Tree (Kothuri et al. 2004).

(14)

5

Rekayasa Web

Rekayasa web adalah proses yang digunakan untuk membuat aplikasi web yang berkualitas tinggi (Pressman 2001). Proses rekayasa web dapat dilihat pada Gambar 6. Tahapan proses dalam rekayasa web terdiri dari tahap formulasi, perencanaan, analisis, perancangan, pembuatan halaman, dan pengujian, serta evaluasi.

Formulasi

Tahap formulasi merupakan tahap untuk melakukan identifikasi tujuan, objek pembuatan aplikasi web, dan batasan pengembangan sistem. Pada tahap formulasi juga dilakukan analisis model sesuai dengan spesifikasi kebutuhan sistem, dan penentuan sarana yang akan digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil output yang baik.

Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap untuk melakukan perkiraan biaya secara keseluruhan, dan mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi. Pada tahap ini juga dilakukan pendefinisian jadwal pengembangan aplikasi.

Analisis

Tahap analisis merupakan tahap untuk mengidentifikasikan isi yang akan ditampilkan dalam aplikasi. Pada tahap analisis juga dilakukan pendefinisian kebutuhan desain grafis (estetika).

Perancangan

Tahap perancangan merupakan tahap untuk melakukan penerjemahan hasil analisis ke dalam bentuk presentasi aplikasi. Pada tahap ini dirancang arsitektur perangkat lunak, antarmuka, input, dan output aplikasi.

Pembuatan Halaman

Tahap pembuatan halaman (page generation) menghasilkan halaman web yang dapat dieksekusi. Pada tahapan ini dilakukan penggabungan isi yang telah didefinisikan pada tahap perancangan yaitu desain arsitektur, desain navigasi, dan desain antarmuka.

Pengujian

Pengujian merupakan proses yang dilakukan untuk menemukan error. Setelah diperoleh error dilakukan perbaikan untuk memastikan web akan berjalan dengan baik.

Gambar 6 Tahapan rekayasa web (Pressman 2001).

Pengujian Black-Box

Fokus pengujian Black-box adalah kebutuhan fungsional. Black-box merupakan pengujian yang mengijinkan pengembang membuat beberapa kondisi input untuk menguji kebutuhan fungsional apakah masukan dari pengguna akan memberikan output yang sesuai (Pressman 2001).

METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan mengacu pada tahapan proses dalam rekayasa web. Tahapan dalam metode ini adalah sebagai berikut:

Formulasi

Pada tahap formulasi dilakukan wawancara dengan pihak instansi balai GEOMATIKA BAKOSURTANAL untuk mengetahui kebutuhan pengguna. Sistem ini diaplikasikan untuk memberikan informasi mitigasi bencana alam yang terjadi di Indonesia.

Perencanaan

Dikarenakan keterbatasan waktu, pada tahap perencanaan tidak dilakukan perkiraan biaya dan evaluasi resiko yang mungkin terjadi. Pada tahap ini hanya dilakukan pendefinisian jadwal pengembangan aplikasi.

Analisis

Analisis dilakukan untuk mendefinisikan isi aplikasi SIG Mitigasi. Sistem ini berisi informasi mengenai bencana alam.

Perancangan

(15)

a Perancangan Isi

Pada tahapan ini dilakukan perancangan isi dan informasi yang akan disajikan. Penyajian peta dilakukan melalui tema-tema yang berbeda. Di lain pihak, halaman tekstual menyajikan informasi seputar mitigasi dan berita bencana. Sistem juga dilengkapi dengan informasi kontak dan link instansi yang berhubungan dengan pembangunan web.

b Perancangan Basis Data

Basis data yang dirancang disesuaikan dengan data yang diperoleh. Data tersebut berupa data bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1893-2006 yaitu data zona tanah longsor, zona tumbukan, tahun tumbukan, ibukota provinsi, dan gempa.

c Perancangan Arsitektur

Struktur arsitektur berkaitan erat dengan tujuan dari pengembangan sistem. Isi yang disediakan dan kebutuhan pengguna yang mengunjungi web harus sesuai.

d Perancangan Output

Output yang dihasilkan harus dapat memenuhi kebutuhan informasi geografis mitigasi bencana alam yang berupa tekstual dan peta. Informasi peta yang ditampilkan merupakan hasil visualisasi peta bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia melalui halaman web.

e Perancangan Navigasi

Desain navigasi dilakukan untuk mempermudah pengguna mengakses informasi yang terdapat pada web. Halaman yang dituju harus sesuai dengan link navigasi.

f Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka dilakukan dengan merancang tampilan halaman dengan kombinasi warna, teks dan gambar yang sesuai dengan isi dan tujuan aplikasi web. Desain yang baik akan dapat meningkatkan persepsi pengguna mengenai isi yang ditampilkan pada halaman web.

g Penggunaan Perangkat Keras dan Lunak

Pada tahapan ini dilakukan pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk pengembangan sistem. Pemilihan perangkat keras dan perangkat lunak harus sesuai dalam pengembangan aplikasi.

Pembuatan Halaman

Tahap pembuatan halaman (page generation) menghasilkan suatu halaman web yang dapat dieksekusi dalam bentuk PHP, HTML, dan JSP melalui browser. Pada tahapan ini dilakukan penggabungan isi yang telah didefinisikan pada tahap perancangan desain arsitektur, desain navigasi, dan desain antarmuka.

Pengujian

Pada tahap pengujian proses yang dilakukan adalah menemukan error. Pada tahap ini juga dilakukan perbaikan error agar halaman web dapat dieksekusi dengan baik. Pengujian yang dilakukan menggunakan metode Black-box.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Formulasi

Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Indonesia atau SIG Mitigasi diaplikasikan untuk memberikan informasi secara tekstual dan peta mengenai bencana alam yang ada di Indonesia. Proses formulasi yang dilakukan dalam pembangunan SIG Mitigasi yaitu:

a Karakteristik Pengguna

Pengguna SIG Mitigasi ini adalah orang yang membutuhkan informasi bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia. Kewenangan dari pengguna tersebut adalah melihat dan mengubah peta.

b Kebutuhan Pengguna

SIG Mitigasi memungkinkan pengguna melihat bencana alam secara spasial dan melihat keterangan bencana dengan melakukan query poligon. Pengguna juga dapat memperbesar, memperkecil, menggeser, dan menambah tema peta sesuai kebutuhan.

c Kebutuhan Data

(16)

7

d Kebutuhan Fungsional

Fungsi dari SIG Mitigasi diidentifikasi setelah dilakukan analisis kebutuhan pengguna. Fungsi dari SIG Mitigasi dapat dilihat pada Tabel 1. Dekomposisi fungsional modul terdapat pada Lampiran 1.

Tabel 1 Daftar Fungsi SIG Mitigasi

No. Fungsi Sistem

1 Mengubah pilihan peta

2 Memilih tema aktif peta

3 Melakukan penambahan tema

4 Mengubah posisi extent peta

5 Melakukan query spasial

e Batasan Sistem

Sistem hanya dapat menampilkan peta bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1893-2006 dalam format vektor. Data tekstual bencana dapat diketahui dengan melakukan query poligon pada peta.

Perencanaan

Pada tahap ini hanya dilakukan pendefinisian jadwal pengembangan aplikasi. Penelitian dilakukan mengikuti jadwal yang terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jadwal pengembangan aplikasi Tahun (2006-2007) aplikasi. Aplikasi akan menampilkan atribut spasial dalam bentuk peta dan data atribut non-spasial dalam bentuk tabel. Atribut spasial yang terlibat adalah zona tumbukan,

tahun tumbukan, zona longsor, gempa, dan tahun tumbukan. Gambaran sistem secara umum terlihat dalam diagram konteks pada Gambar 7. Selain itu masih terdapat penguraian proses-proses yang digambarkan pada DFD level 1 sampai level 3 yang dapat dilihat pada Lampiran 2 sampai Lampiran 5.

Gambar 7 Diagram konteks sistem. Penyajian isi harus mempertimbangkan aspek estetika demi kenyamanan pengguna pada saat mengakses sistem. Penjelasan secara lengkap mengenai isi sistem dapat dilihat pada tahap perancangan isi.

Perancangan

Pada proses rekayasa web, tahap perancangan yang dilakukan adalah:

a Perancangan Isi

Informasi yang disajikan pada peta adalah:

1 Layer spasial, yaitu layer peta Indonesia, layer zona tumbukan, layer gempa, layer ibu kota provinsi, layer tahun tumbukan, dan layer zona longsor.

2 Komponen peta, yaitu sumber peta, peta dasar, pusat koordinat x, pusat koordinat y, ukuran peta, query, zm in (zoom in), zm out (zoom out), pan w (west), pan n (north), pan s (south), pan e (east), pilihan tema, dan recenter.

3 Query, berisi informasi dari tiap-tiap layer poligon.

b Perancangan Basis data

(17)

1 Object-RelationalModel

Oracle Spatial mendukung object-relational model untuk merepresentasikan geometri. Object-relational model menggunakan tabel dengan satu kolom SDO_GEOMETRY yang memiliki satu geometri tiap baris. Hal ini dilakukan untuk mendukung beberapa macam tipe geometri seperti garis, lingkaran, compound polygon, compound line string, dan persegi empat, mempermudah pembuatan indeks dalam query spasial, dan meningkatkan perfoma sistem.

2 Data Model

Spatial data model yang digunakan adalah struktur berhirarki yang terdiri dari elemen, geometri, dan layer. Elemen merupakan dasar pembuatan geometri. Elemen yang didukung berupa tipe data titik, garis, dan poligon. Tiap koordinat elemen disimpan sebagai pasangan x dan y.

Objek geometri adalah representasi fitur spasial, dimodelkan dengan pengurutan elemen. Layer merupakan kumpulan geometri yang memiliki kumpulan atribut yang sama. Tiap layer geometri dan indeks spasial disimpan pada basis data dalam view USER_SDO_GEOM_METADATA. Struktur SDO_GEOM_METADATA dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perancangan model konseptual pada basis data ini yang digunakan adalah model basis data relasional (Relational Data Model). Tahapan desain model konseptual diakhiri dengan mendapatkan diagram Entity-Relationship yang dapat dilihat pada Lampiran 7.

Data geometri disimpan sebagai suatu objek dalam baris tunggal pada kolom dengan tipe SDO_GEOMETRY dalam tabel yang telah didefinisikan. Tabel-tabel ini adalah KOTA_PROV, LTK, ZONA_TUMBUKAN, IND_PROVINCES, dan ZONA_LONGSOR. Deskripsi tabel-tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 dan struktur view tabel terdapat pada Lampiran 8.

Tabel-tabel map definition yang berupa tema, style, dan peta disimpan pada tabel USER_SDO_STYLES,USER_SDO_MAPS, dan USER_SDO_THEMES pada skema MDSYS. Deskripsi tabel-tabel tersebut terdapat pada Tabel 4 dan struktur view tabel terdapat pada Lampiran 9.

Tabel 3 Deskripsi tabel dalam basis data SIG Mitigasi skema spatial

Nama Tabel Kegunaan

IND_PROVINCES Menyimpan data provinsi.

KOTA_PROV Menyimpan data ibu kota provinsi.

ZONA_TUMBUKAN Menyimpan data daerah rawan tumbukan. ZONA_LONGSOR Menyimpan data

daerah rawan longsor.

LTK Menyimpan data

tahun terjadinya tumbukan.

GEMPA Menyimpan data

daerah gempa.

Tabel 4 Deskripsi tabel dalam basis data SIG Mitigasi skema MDSYS

Nama Tabel Kegunaan

USER_SDO_STYLES Menyimpan definisi style yang digunakan dalam peta menggunakan format xml.

USER_SDO_THEMES Menyimpan deskripsi tema, tabel peta, kolom geometry dan USER_SDO_MAPS Menyimpan

(18)

9

3 Pengindeksan Data Spasial

Spatial index menghasilkan mekanisme percepatan pencarian yang berdasarkan kriteria spasial seperti intersection dan containment. Spatial index diperlukan untuk menemukan objek dalam suatu indexed data space yang berinteraksi dengan titik atau area yang diinginkan, dan menemukan pasangan objek di antara dua indexed data spaces yang berinteraksi secara spasial satu sama lain (spatial join). Spatial index yang digunakan dalam penelitian ini adalah R-Tree indexing.

Metadata indeks spasial disimpan pada view USER_SDO_INDEX_METADATA. View ini menyimpan nama indeks spasial sebagai SDO_INDEX_NAME dan penyimpanan indeks sebagai SDO_INDEX_TABLE (struktur view SDO_INDEX_METADATA terdapat pada Lampiran 10).

c Perancangan Arsitektur

Arsitektur sistem sesuai dengan arsitektur yang dideskripsikan oleh Kothuri et al. 2004. Arsitektur yang digunakan dalam pengembangan sistem terdapat pada Gambar 8. Arsitektur aplikasi ini adalah 3-tier, yaitu: 1 Layer Basis Data

Pada layer ini terdapat basis data Oracle 10g dengan fasilitas spasial. Basis data menggunakan Oracle Spatial atau Oracle Locator untuk melakukan pemetaan suatu metadata. Seluruh tipe data, view, dan fungsi spasial akan disimpan dalam skema MDSYS. Data atribut peta akan disimpan pada skema spatial. Map definition manager tools yang digunakan adalah Oracle MapBuilder. Oracle MapBuilder akan mengolah map definition dalam format XML untuk disimpan dalam basis data.

2 Middle Tier (Oracle Application Server) Pada layer ini digunakan Oracle Application Server Containers for J2EE (OC4J). MapViewer merupakan bagian dari layer ini yang melakukan pemetaan. Untuk mengakses basis data melalui JDBC, data source pada konfigurasi MapViewer mendefinisikan beberapa parameter untuk melakukan koneksi seperti host name, port, nama basis data, user name, dan password. Tiap data source memiliki nama yang unik. Konfigurasi penambahan data source secara permanen dapat dilakukan pada

file konfigurasi MapViewerConfig.xml yang terdapat pada Lampiran 11. Untuk melakukan modifikasi secara dinamis digunakan MapViewer administration. Servlet akan memproses permintaan peta yang dikirim ke sisi client, mengambil informasi pada layer basis data (skema spatial) kemudian mengonstruksi peta dalam format PNG yang kemudian mengembalikan respon melalui URL. Ketika MapViewer membaca data dari tabel spasial, secara otomatis data cache menyimpan hasil duplikasi data geometri dalam JDBC object cache, hal ini dilakukan untuk menghindari kebutuhan pembacaan kembali data dari tabel spasial untuk permintaan peta pada area geografis yang sama. Mapviewer menggunakan dua tipe cache yaitu metadata cache dan spatial data cache. Metadata cache digunakan untuk melakukan pemetaan metadata yang berupa style, tema, dan peta dasar. Spatial data cache digunakan untuk data tema (geometri dan data image yang digunakan dalam memetakan peta). Konfigurasi metadata cache dan spatial cache dapat diubah pada MapViewer administration. Konfigurasi data cache dapat diubah pada file MapViewerConfig.xml. Konfigurasi data cache dan konfigurasi metadata cache dapat dilihat pada Lampiran 12 dan 13.

3 Presentation Layer/Client

Pada layer ini terdapat web browser. Aplikasi client akan mengirimkan permintaan peta melalui web browser dalam bentuk tag JSP. Untuk menggunakan Mapviewer pada lingkungan Java (servlet, JSP, atau aplikasi Java lainya) digunakan simple Java interfaces yang akan memanipulasi XML dan perubahan yang terjadi pada MapViewer Server. Java API dalam MapViewer didistribusikan sebagai JAR file yang dilokasikan pada instalasi MapViewer (mvclient.jar).

(19)

Gambar 8 Arsitektur sistem

d Perancangan Output

Output dari sistem berupa informasi tentang mitigasi bencana Indonesia skema spasial. Informasi ini ditampilkan dalam bentuk informasi peta dan informasi tekstual. Informasi peta berisi peta Indonesia, zona tumbukan, tanah longsor, tumbukan, dan gempa. Informasi tekstual berisi keterangan dari tiap provinsi di Indonesia. Output yang dihasilkan harus dapat memenuhi kebutuhan informasi geografis mitigasi bencana Indonesia. Pengguna menerima peta pada sisi client dalam format image PNG.

e Perancangan Navigasi

Navigasi sistem dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada pengguna dalam mengoperasikan sistem. Navigasi dibuat dalam bentuk menu-menu yang memberikan informasi tentang bencana di Indonesia. Desain navigasi sistem dapat dilihat pada Gambar 9.

Pada halaman utama terdapat deskripsi singkat tentang isi sistem dan kegunaan dari sistem. Halaman berita terbaru berisi informasi berita-berita mengenai bencana yang telah terjadi. Halaman tentang mitigasi bencana berisi konsep-konsep mitigasi dan hal-hal yang berhubungan dengan mitigasi. Halaman sistem informasi geografis berisi

peta spasial bencana yang ada di Indonesia dan menu untuk memanipulasi peta. Menu-menu ini meliputi Menu-menu sumber peta, peta dasar, pusat koordinat x, pusat koordinat y, pilihan tema, ukuran peta, query, zm In, zm out, pan w, pan n, pan s, pan e, recenter. Halaman link berisi alamat link yang berhubungan dengan pembangunan web. Halaman pencarian berisi tools yang dapat digunakan mencari berita mengenai mitigasi bencana.

Gambar 9 Desain navigasi sistem

f Perancangan Antarmuka

(20)

11

Perancangan antarmuka dilakukan dengan merancang tampilan halaman dengan kombinasi warna, teks, dan gambar yang sesuai dengan isi dan tujuan aplikasi web, mendefinisikan peta dengan tema dan style, dan menyimpan definisinya. Perancangan antarmuka yang dilakukan dalam pembangunan SIG Mitigasi adalah sebagai berikut:

1 Antarmuka Halaman Utama SIG

Antarmuka halaman utama SIG Mitigasi terdiri dari empat bagian yaitu header, navigasi, isi, dan footer. Bagian header berisi judul sistem, bagian navigasi berisi menu sistem, bagian isi berisi paparan yang ditampilkan sistem, dan bagian footer berisi informasi hak cipta. Gambar 10 merupakan rancangan antarmuka halaman utama sistem.

Gambar 10 Rancangan antarmuka halaman utama 2 Antarmuka Halaman Peta

Antarmuka halaman peta terdiri dari 9 bagian yaitu header, input pilihan peta, tampilan peta, navigasi, pilihan tema, input query, output query, legenda, dan footer. Gambar 11 merupakan rancangan antarmuka halaman peta.

Gambar 11 Rancangan antarmuka halaman peta

Header berisi judul sistem. Pengguna dapat memasukkan data peta pada bagian input pilihan peta. Pengguna dapat melakukan pemilihan tema pada bagian pilihan tema. Penambahan tema dapat dilakukan pada bagian input query. Output query merupakan hasil query poligon yang dilakukan pengguna. Navigasi berisi tombol untuk melakukan manipulasi peta, legenda berisi keterangan peta, dan footer berisi informasi link ke menu utama.

g Penggunaan Perangkat Keras dan Lunak

Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan di lingkungan operasi sisi client dan server adalah sebagai berikut: 1 Server

Spesifikasi perangkat lunak

Windows XP Professional sebagai sistem operasi,

Oracle 10g, sebagai perangkat lunak penyimpanan dan pengolahan data, Oracle MapViewer 10.1.3, sebagai

aplikasi untuk implementasi peta berbasis web,

Oracle MapBuilder 10.1.3, sebagai aplikasi untuk pembuatan dan pengaturan metadata (style, tema, dan peta dasar),

Oracle Application Server atau Application Server Container for J2EE (OC4J) sebagai web server,

Java 2 Platform Standart Edition Software Development Kit (J2SE SDK).

Spesifikasi perangkat keras

processor Intel Pentium clock speed 2.26 GHz,

memori DDRAM 1 GB,

harddisk dengan kapasitas 80 GB,

monitor dengan resolusi 1024Χ768. 2 Client

Spesifikasi perangkat lunak minimal:

Windows, UNIX/Linux, Mac OS X, atau Solaris sebagai sistem operasi,

Internet Explorer, Opera, atau Mozilla, sebagaiaplikasi web browser,

(21)

Spesifikasi perangkat keras minimal: processordengan clock speed 1GHz, memori 256 MB,

VGA Card 32 MB.

Pembuatan Halaman

Tahap pembuatan halaman merupakan hasil penggabungan secara keseluruhan dari proses perancangan. Terdapat dua bentuk tampilan halaman yaitu:

a Tampilan Halaman Utama

Tampilan halaman utama terdiri dari bagian header, kiri (navigasi), isi (tengah), dan footer. Untuk tampilan halaman utama sistem dapat dilihat pada Gambar 12. Tampilan halaman yang lain dapat dilihat pada Lampiran 14 sampai Lampiran 18.

Bagian kiri sistem merupakan menu navigasi. Menu navigasi digunakan untuk mendefinisikan link halaman yang dituju pengguna. Menu navigasi yang digunakan terdiri dari menu halaman utama, tentang mitigasi bencana, dan SIG mitigasi yang telah dijelaskan pada tahap perancangan navigasi.

Bagian tengah sistem merupakan tempat menampilkan informasi bencana secara tekstual. Informasi tekstual berisi keterangan mengenai halaman link yang dituju pengguna. Informasi peta ditampilkan pada windows parent dengan browser navigasi. Untuk pembuatan halaman peta ini, dilakukan dengan menggunakan konfigurasi JSP. Bagian bawah (footer) berisi informasi hak cipta dan tahun pembuatan.

Gambar 12 Tampilan utama sistem.

Bagian navigasi Bagian isi

Bagian header

(22)

13

b Tampilan Halaman Peta

Tampilan halaman peta terdiri dari bagian header, input pilihan peta, tampilan peta, navigasi, pilihan tema, input query, output query, legenda, dan footer. Tampilan halaman peta dapat dilihat pada Gambar 13.

Bagian atas (header) berisi judul sistem. Bagian bawah (footer) berisi link ke halaman utama. Link ke halaman utama ditujukan agar pengguna dapat kembali pada halaman utama setelah memanipulasi peta.

Bagian input pilihan peta berisi menu pusat koordinat x, pusat koordinat y, dan ukuran peta yang berfungsi memasukkan data sumber peta yang akan dipetakan. Dengan merubah salah satu pilihan peta, tampilan peta akan berubah. Ukuran peta merupakan tinggi peta dalam decimal degree. Jika peta memiliki ukuran 30 decimal degree yang mewakili tinggi 300 pixel dan lebar 480 pixel pada layar, sedangkan data spasial yang dimiliki hanya meliputi pulau Sumatra maka peta akan menampilkan pulau Sumatra dan warna background mewakili data spasial yang tidak tersedia.

Ukuran peta digunakan dalam proses perhitungan skala. Skala peta mengekspresikan unit data peta yang direpresentasikan oleh satu inch pada layar monitor. Jika satu inch layar komputer menampilkan 9,6 decimal degree data peta, maka peta memiliki fraksi 1/9.6. Nilai fraksi yang didapatkan adalah 0.104 decimal degree, tetapi nilai skala peta adalah 9.6.

Pada peta mitigasi, skala peta diperoleh dari hasil bagi ukuran peta dengan unit ukuran pada monitor dalam inch. Jika menggunakan resolusi layar monitor 96 dpi (1 inch pada peta mewakili 96 pixel pada layar monitor), ukuran peta 30 decimal degree, dan tinggi peta 300 pixel maka skala peta adalah 30 : (300/96) = 9.6.

Bagian pilihan tema digunakan untuk memilih tema yang ingin diaktifkan pengguna. Pilihan tema ini diakses dari USER_SDO_MAP yang berisi tema-tema yang digunakan peta dalam format XML. USER_SDO_MAP ini akan memanggil USER_SDO_THEME yang berisi style tema yang digunakan untuk memetakan suatu data spasial pada USER_SDO_STYLE sehingga dapat berubah secara dinamis jika terdapat perubahan style USER_SDO_STYLE, perubahan tema USER_SDO_MAP, dan perubahan peta USER_SDO_MAP pada basis data. digunakan untuk menggeser peta pada posisi koordinat tertentu sesuai dengan posisi kursor mouse pada peta navigasi. Recenter akan menggeser posisi tengah peta, dan query memberikan informasi bencana yang dipilih pengguna pada peta

Gambar 13 Tampilan halaman peta.

(23)

Pengujian

Pengujian aplikasi SIG Mitigasi dilakukan dengan menggunakan metode Black-box. Hasil pengujian secara lengkap terdapat pada Lampiran 19 sampai Lampiran 23.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem informasi geografis mitigasi bencana alam Indonesia dikembangkan dengan menggunakan Oracle MapViewer dan basis data Oracle 10g. Sistem ini berbasis web dengan menggunakan pengembangan basis data spasial, sehingga mudah diakses oleh berbagai pihak tanpa batasan ruang dan waktu.

Sistem ini digunakan untuk menyajikan informasi mitigasi bencana dalam bentuk tekstual dan peta. Peta bencana yang ditampilkan meliputi peta zona tumbukan, tahun tumbukan, zona longsor, dan gempa. Sistem ini dilengkapi keterangan mengenai mitigasi bencana alam, berita terbaru bencana alam, dan pencarian berita untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencari informasi. Tool zoom in, zoom out, pan w, pan s, pan n, pan e dapat digunakan dalam memanipulasi tampilan peta. Pengguna dapat menambah tema peta dengan melakukan query dan dapat mengakses informasi tekstual pada peta dengan melakukan query spasial.

Saran

Sistem informasi geografis mitigasi bencana alam Indonesia masih memiliki kelemahan yaitu tampilan peta yang masih sederhana hanya menampilkan peta vektor dengan data spasial yang hanya mencangkup wilayah provinsi sehingga diharapkan dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya dengan penambahan tema dan data spasial sampai wilayah yang lebih detail lagi. Pada penelitian selanjutnya juga dapat menambahkan fitur spasial seperti georaster agar dapat menyimpan dan menampilkan peta raster.

DAFTAR PUSTAKA

Coburn AW, Spence RJS, dan Pomonis A. 1994. Mitigasi Bencana. Ed ke-2. United Kingdom: Cambridge Architectural Research Limited.

Kang TC. 2002. Introduction to Geographic Information Systems. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Kothuri R, Godfrind A, dan Beinat E. 2004. Pro Oracle spatial. USA: Apress.

Murray C. 2004. Oracle®Application Server MapViewer User’s Guide 10g Release 2(10.1.2). US: Oracle.

Murray C. 2003. Oracle®Spatial User’s Guide and Reference 10 g Release 1 (10.1). US: Oracle.

(24)
(25)

Lampiran 1 Dekomposisi fungsional modul

No Fungsi Masukan Output Keterangan

1 Mengubah pilihan peta Data sumber peta, peta dasar, pusat koordinat x, pusat koordinat y, dan ukuran peta.

Tampilan peta dengan data pilihan peta yang dirubah.

Fungsi untuk mengubah pilihan peta, bagian dari proses mengubah data peta (DFD level 2 proses2). 2 Memilih tema aktif peta Memilih tema

pada pilihan memilih tema aktif, bagian dari proses mengubah status tema (DFD level 2 proses2).

3 Melakukan penambahan tema dari hasil query.

Fungsi untuk menambah tema aktif, bagian dari proses menambah tema dengan SQL query (DFD level 2 proses2).

4 Mengubah posisi extent peta

Pilihan posisi extent.

Tampilan peta dari perubahan posisi extent.

Fungsi untuk melakukan perubahan posisi extent, bagian dari proses mengubah posisi extent peta (DFD level 2 proses2). 5 Melakukan query

poligon

Melakukan query poligon untuk mengetahui data pada peta yang dikueri.

Tampilan data hasil query.

Fungsi untuk melihat data pada peta, bagian dari proses

(26)

1

7

L

a

m

p

ir

an

2

D

F

D

le

v

el

1

!"#

$# # !"#

(27)

Lampiran 3 DFD level 2 proses 1

'(

')

* '

'+

', '

*

'-&

!

&

(28)

1

9

L

a

m

p

ir

an

4

D

F

D

le

v

el

2

p

ro

se

s 2

'

'.

',

'+ /" 0 ')

'( 1

!"#

1

2 1

1

1

1

%"# !"#

/

" /

2

'

"

/ 3

'-%"# !"# /

(29)

Lampiran 5 DFD level 3 proses 2.4

(30)

21

Lampiran 7 Entity Relationship Diagram

4 5 " 56 7

2 7 8

6# &5 7 8&59#

" 2

:

: :

& 1

2# " 5

7 5 #

& $5 6#

& 2# #7 56 5

&

4 5 ! 2 5 2# #7 56 5

& ;

& 7 5 #

2# #7 56 5 2 #

2# #7 56 5 &

(31)

Lampiran 8 Struktur tabel data spasial 1 IND_PROVINCES

2 KOTA_PROV

3 ZONA_TUMBUKAN

(32)

23

Lampiran 8 Lanjutan 5 GEMPA

(33)

Lampiran 9 Struktur tabel penyimpanan style, tema, dan map 1 SDO_STYLES_TABLE

2 SDO_THEMES_TABLE

(34)

25

(35)

Lampiran 11 Konfigurasi penambahan data source

<map_data_source name="spatial10g" jdbc_host="localhost" jdbc_sid="orcl"

jdbc_port="1521" jdbc_user="spatial"

jdbc_password="0sZoEtcflHFEiF7JDL1X4JVYLY7R4Ohf" jdbc_mode="thin"

number_of_mappers="6" />

Lampiran 12 Konfigurasi data cache

(36)

27

(37)

Lampiran 14 Tampilan halaman berita terbaru

(38)

29

(39)

Lampiran 17 Tampilan halaman links

(40)

31

Lampiran 19 Hasil pengujian fungsi pilihan peta

No Deskripsi Uji

Kondisi Awal Skenario Uji Hasil yang diharapkan peta dengan peta dasar Indonesia, pusat koordinat x 119.7, pusat koordinat y 4, dan ukuran peta 60

Pengguna ukuran peta 70

(41)

Lampiran 20 Hasil pengujian fungsi pilihan tema No Deskripsi

Uji

(42)

33

Lampiran 21 Hasil pengujian fungsi penambahan tema No Deskripsi Uji Kondisi

Awal

Skenario Uji Hasil yang diharapkan

Hasil Uji Status

1 Melakukan penambahan tema dengan melakukan query spasial.

Berada pada halaman awal peta dengan peta dasar Indonesia, pusat koordinat x 119.7, pusat koordinat y 4, dan ukuran peta 60

Melakukan query spasial (select lt.geom from IND_PROVINCES pn, LTK lt where

pn.PROP_NAME= 'DI ACEH' AND SDO_RELATE(lt. geom,pn.geom,' MASK=INSIDE')= 'TRUE') untuk mencari tumbukan yang terdapat di provinsi aceh. Mengaktifkan tema baru.

Tampilan peta tumbukan yang terdapat di Aceh

Peta dengan tampilan peta tumbuka n yang terdapat di Aceh

(43)

Lampiran 22 Hasil pengujian fungsi mengubah posisi extent No Deskripsi

Uji

Kondisi Awal

(44)

35

Lampiran 22 Lanjutan No Deskripsi

Uji

Kondisi Awal

Skenario Uji Hasil yang diharapkan ke utara, pusat koordinat x ke utara, pusat koordinat x

Lampiran 23 Hasil pengujian fungsi query poligon

No Deskripsi Uji

(45)

UTSRI YUSTINA PURWANTO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(46)

ABSTRAK

UTSRI YUSTINA PURWANTO. Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Berbasis Web Menggunakan Oracle MapViewer. Dibimbing oleh HARI AGUNG ADRIANTO dan IMAS SUKAESIH SITANGGANG.

Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia tetapi penanggulangan bencana belum berjalan secara optimal dan perlu dilakukan pengkajian terhadap model pemetaan resiko bencana alam. Model tersebut diharapkan dapat dijadikan dasar untuk manajemen bencana alam dalam rangka meminimalkan resiko bencana alam. Salah satu model yang dapat digunakan adalah Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana berbasis web untuk memberikan informasi bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data zona tumbukan, tahun tumbukan, zona longsor, dan gempa pada tahun 1893 sampai 2006 yang diperoleh dari Balai Penelitian GEOMATIKA BAKOSURTANAL. Metode penelitian yang digunakan mengacu pada tahapan proses dalam rekayasa web yang digunakan untuk membuat aplikasi web yang berkualitas tinggi (Pressman 2001). Tahapan proses dalam rekayasa web terdiri dari tahap formulasi, perencanaan, analisis, perancangan, pembuatan halaman, dan pengujian. Web ini dibangun dalam lingkungan sistem operasi Windows XP, menggunakan basis data spasial Oracle 10g dan perangkat lunak Oracle MapViewer. Arsitektur sistem yang digunakan sesuai dengan arsitektur yang dideskripsikan Kothuri et al. 2004 yang terbagi dalam tiga layer yaitu: layer basis data, layer Oracle Application Server, dan layer presentasi. Untuk mempercepat proses pencarian digunakan metode pengindeksan R-Tree.

Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana dilengkapi keterangan mengenai mitigasi bencana alam, berita terbaru bencana alam, dan pencarian berita untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencari informasi. Tool zoom in, zoom out, pan w, pan s, pan n, pan e dapat digunakan dalam memanipulasi tampilan peta. Pengguna dapat menambah tema peta dengan melakukan query dan dapat mengakses informasi tekstual pada peta dengan melakukan query spasial. Dari hasil pengujian Black-box masukan yang diberikan sesuai dengan hasil output yang diinginkan.

(47)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, longsor, banjir, kekeringan, angin ribut, dan kebakaran hutan. Bencana-bencana tersebut memiliki tingkat kerawanan yang sangat bervariasi bergantung pada faktor penyebab, karakteristik fisik, dan sosial ekonomi daerah yang terlanda. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan penanggulangan bencana belum berjalan secara optimal dan perlu dilakukan pengkajian terhadap model pemetaan resiko bencana alam. Model tersebut diharapkan dapat dijadikan dasar untuk manajemen bencana alam dalam rangka meminimalkan korban dan kerugian harta benda akibat bencana, terutama dalam menentukan atau mengarahkan daerah yang diprioritaskan untuk segera ditangani. Untuk meminimalkan resiko terjadinya bencana, salah satu model yang dapat digunakan adalah Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana berbasis web. Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana berbasis web digunakan untuk memberikan informasi bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membangun Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Indonesia berbasis web yang menggunakan DBMS Oracle 10g dan Oracle Mapviewer. Informasi disajikan dalam bentuk tekstual dan peta yang memberikan informasi tentang bencana alam meliputi tumbukan, longsor, dan gempa yang pernah terjadi di Indonesia.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1 Penelitian akan menghasilkan sistem berbasis web menggunakan MapViewer servlet yang berjalan di sisi Oracle Application Server.

2 Informasi disajikan dalam bentuk tekstual dan peta.

3 Data yang digunakan adalah data bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia

pada tahun 1893 sampai 2006 dari Balai GEOMATIKA BAKOSURTANAL. 4 Peta bencana meliputi peta zona

tumbukan, tahun tumbukan, zona longsor, dan gempa.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan sistem informasi geografis mitigasi bencana adalah untuk mengetahui daerah yang terkena bencana alam di Indonesia sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya bencana. Bencana tersebut di antaranya zona longsor, zona tumbukan, dan gempa.

TINJAUAN PUSTAKA

Mitigasi Bencana Alam

Mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan untuk mengurangi dampak dari suatu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. Mitigasi bencana mencangkup perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya alam yang sudah diketahui dan proses perencanaan untuk respon yang efektif terhadap bencana-bencana yang benar-benar terjadi (Coburn 1994).

Sistem Informasi Geografi (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang dapat menangkap, menyimpan, menganalisis, melakukan query, dan menampilkan data geografi. SIG dapat dibagi menjadi empat komponen (Kang 2002) yaitu:

1 Sistem komputer

Sistem komputer berupa komputer dan sistem operasi yang digunakan untuk mengoperasikan SIG.

2 Perangkat lunak SIG

Perangkat lunak SIG berupa program dan antarmuka pengguna untuk menjalankan perangkat keras.

3 Perangkat fikir

(48)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, longsor, banjir, kekeringan, angin ribut, dan kebakaran hutan. Bencana-bencana tersebut memiliki tingkat kerawanan yang sangat bervariasi bergantung pada faktor penyebab, karakteristik fisik, dan sosial ekonomi daerah yang terlanda. Hal tersebut menunjukkan bahwa tindakan penanggulangan bencana belum berjalan secara optimal dan perlu dilakukan pengkajian terhadap model pemetaan resiko bencana alam. Model tersebut diharapkan dapat dijadikan dasar untuk manajemen bencana alam dalam rangka meminimalkan korban dan kerugian harta benda akibat bencana, terutama dalam menentukan atau mengarahkan daerah yang diprioritaskan untuk segera ditangani. Untuk meminimalkan resiko terjadinya bencana, salah satu model yang dapat digunakan adalah Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana berbasis web. Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana berbasis web digunakan untuk memberikan informasi bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membangun Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Indonesia berbasis web yang menggunakan DBMS Oracle 10g dan Oracle Mapviewer. Informasi disajikan dalam bentuk tekstual dan peta yang memberikan informasi tentang bencana alam meliputi tumbukan, longsor, dan gempa yang pernah terjadi di Indonesia.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1 Penelitian akan menghasilkan sistem berbasis web menggunakan MapViewer servlet yang berjalan di sisi Oracle Application Server.

2 Informasi disajikan dalam bentuk tekstual dan peta.

3 Data yang digunakan adalah data bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia

pada tahun 1893 sampai 2006 dari Balai GEOMATIKA BAKOSURTANAL. 4 Peta bencana meliputi peta zona

tumbukan, tahun tumbukan, zona longsor, dan gempa.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan sistem informasi geografis mitigasi bencana adalah untuk mengetahui daerah yang terkena bencana alam di Indonesia sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya bencana. Bencana tersebut di antaranya zona longsor, zona tumbukan, dan gempa.

TINJAUAN PUSTAKA

Mitigasi Bencana Alam

Mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan untuk mengurangi dampak dari suatu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. Mitigasi bencana mencangkup perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko-resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya alam yang sudah diketahui dan proses perencanaan untuk respon yang efektif terhadap bencana-bencana yang benar-benar terjadi (Coburn 1994).

Sistem Informasi Geografi (SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang dapat menangkap, menyimpan, menganalisis, melakukan query, dan menampilkan data geografi. SIG dapat dibagi menjadi empat komponen (Kang 2002) yaitu:

1 Sistem komputer

Sistem komputer berupa komputer dan sistem operasi yang digunakan untuk mengoperasikan SIG.

2 Perangkat lunak SIG

Perangkat lunak SIG berupa program dan antarmuka pengguna untuk menjalankan perangkat keras.

3 Perangkat fikir

(49)

4 Infrastruktur

Infrastruktur menunjuk pada kebutuhan fisik, yang berhubungan dengan ketatausahaan organisasi, dan lingkungan pengunaan SIG.

Bentuk dan Struktur Data Spasial

Dalam kerangka kerja SIG, data secara logika dibagi menjadi dua kategori, data spasial dan data tekstual (atribut). Data spasial merupakan data yang memiliki informasi lokasi atau data yang bereferensi geografis dan data atribut merupakan data yang memiliki informasi fitur spasial (Kang 2002).

Pemodelan Data Spasial

SIG menggunakan dua dasar pemodelan data untuk merepresentasikan fitur spasial yaitu data digital yang berformat raster dan vektor. Vektor menyimpan data digital dalam bentuk rangkaian koordinat (x, y) untuk mengkonstruksi fitur spasial seperti titik, garis, dan area. Data raster menggunakan grid untuk merepresentasikan variasi dari fitur spasial. Tiap sel pada grid memiliki nilai yang berhubungan dengan karakteristik fitur spasial dalam suatu lokasi. Titik dinyatakan dalam suatu grid-cell, garis dinyatakan sebagai rangkaian grid-cell bersambungan di satu sisi, dan poligon dinyatakan sebagai gabungan grid-cell yang bersambungan di semua sisi (Kang 2002).

Oracle Spatial

Oracle Spatial adalah kumpulan fungsi dan prosedur yang memungkinkan data

spasial untuk disimpan, diakses, dan dianalisis secara cepat dan efisien dalam basis data Oracle. Data spasial merepresentasikan karakteristik lokasi atau secara konseptual sebagai objek atau ruang dimana objek tersebut berada. Oracle Spatial memiliki beberapa komponen (Murray 2003) yaitu: 1 Skema (MDSYS) yang menyimpan

sintaks dan semantik dari tipe data geometri yang didukung.

2 Mekanisme pengindeksan data spasial. 3 Kumpulan operator dan fungsi untuk

menampilkan query pemilihan area, query join, dan operasi analisis spasial.

4 Kegunaan administratif.

Komponen fitur spasial merupakan representasi geografis dari beberapa bentuk koordinat yang disebut sebagai geometri.

Teknologi dan Arsitektur Oracle Spatial

Teknologi Oracle Spatial berkembang pada dua tingkat, basis data Oracle 10g dan application server. Gambar 1 menunjukkan jenis-jenis komponen antara basis data Oracle 10g dan application server. Komponen utama yang merupakan bagian dari basis data Oracle 10g adalah data model, query dan analysis tools, advanced spatial engine, location-enabling/loading utilities, dan visualization. Komponen MapViewer berada dalam Oracle Application Server 10g (Kothuri et al. 2004).

(50)

3

Komponen dasar dari Oracle Spatial dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1 Visualization

Application Server Component Oracle Spatial memvisualisasikan data spasial menggunakan MapViewer tool. MapViewer menerjemahkan data spasial yang disimpan dalam kolom SDO_GEOMETRY dari tabel Oracle sebagai tampilan.

2 Location Enabling

Pada location enabling pengguna dapat menambah kolom SDO_GEOMETRY untuk membuat tabel aplikasi dan dapat mempopulasikan tabel dengan data SDO_GEOMETRY menggunakan kegunaan standar pada Oracle seperti SQL*Loader, Impor, dan Export. Selain itu pengguna dapat mengonversi informasi spasial ke dalam kolom SDO_GEOMETRY menggunakan geocoder component dari Oracle Spatial.

3 Data Model

Oracle Spatial menggunakan tipe data SDO_GEOMETRY untuk menyimpan data spasial di dalam basis data Oracle. 4 Spatial Query dan Analysis

Pengguna dapat melakukan query dan memanipulasi data SDO_GEOMETRY menggunakan query dan komponen analisis, comprising index dan Geometry Engine.

5 Advanced Spatial Engine

Advanced Spatial Engine memiliki beberapa komponen yang dapat digunakan untuk melakukan analisis spasial yang lebih kompleks dan melakukan manipulasi data spasial. Komponen tersebut di antaranya network data model, linier referencing system, georaster, spatial analysis, mining engine, dan topology data model.

Oracle MapViewer

Oracle Application Server MapViewer merupakan programmable tool yang digunakan untuk memetakan data spasial yang dikelola oleh Oracle Spatial atau Oracle Locator. MapViewer adalah Java server-side component yang termasuk dalam Oracle Application Servlet. Komponen utama MapViewer diilustrasikan pada Gambar 2, yang terdiri atas:

1 MapViewer servlet yang berjalan di sisi Oracle Application Server

Servlet ini memroses permintaan yang dikirim oleh aplikasi di sisi client, mengambil informasi pada tabel spasial dan mengonstruksi peta dalam format grafis yang bervariasi (GIF, PNG, atau JPEG) yang kemudian dikembalikan kepada client.

2 Map Definition

Map definition disimpan dalam basis data dengan posisi peta yang telah dideskripsikan.

3 Java Client API

Aplikasi Java akan menggunakan API untuk menyederhanakan pengembangan dengan menghindari konstruksi dan parsing permintaan XML dan respon XML secara manual. Java Api juga memasukkan tag JavaServer Pages (JSP) untuk mempermudah pemasukan peta pada JSP.

4 Map Definition Manager tool

Merupakan standalone program yang membantu pengguna mengatur penyimpanan map definition dalam basis data Oracle.

Gambar 2 Arsitektur Oracle MapViewer (Kothuri et al. 2004).

Oracle MapBuilder

(51)

R-Tree Index

R-Tree Indexdigunakan untuk melakukan pengindeksan data spasial. R-Tree index mengasumsikan tiap geometri dengan sebuah persegi empat yang membatasi geometri (minimum bounding rectangle/MBR) (Gambar 3).

Mekanisme pengindeksan R-Tree dapat diilustrasikan dengan Gambar 4 yang melakukan pencarian geometri titik pada kolom lokasi (SDO_GEOMETRY). R-Tree

mengonstruksi hirarki tree menggunakan MBR dari data SDO_GEOMETRY dalam tabel spasial. Kemudian hirarki MBR digunakan untuk melakukan pencarian query pada cabang yang sesuai pada tree dan akhirnya menemukan baris data dalam tabel.

Gambar 5 mengilustrasikan bagaimana R-Tree index disimpan dalam Oracle. Struktur logical tree disimpan dalam tabel yang memiliki prefik MDRT. Setiap struktur node tree disimpan dalam baris terpisah pada tabel ini (Kothuri et al. 2004).

Gambar 3 Geometri dalam MBR (Kothuri et al. 2004).

Gambar 4 Mekanisme pengindeksan R-Tree (Kothuri et al. 2004).

Gambar

Gambar 1 Komponen teknologi Oracle Spatial (Kothuri et al. 2004).
Gambar 2 Arsitektur Oracle MapViewer
Gambar 5 Mekanisme penyimpanan R-Tree index (Kothuri et al. 2004).
Gambar 6 Tahapan rekayasa web (Pressman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ilham Rizky Altarom, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Pemberian Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap

Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui customer experience yang terdiri dari sensory experience, emotional experience, dan social experience terhadap minat

: Besaran panjar ongkos perkara perdata yang dipungut dan ongkos yang dikeluarkan pada Pengadilan Negej-i Lhokseumawe sebagaimana tersebut dalam daftar lampiran keputusan

Manifestasi leptospira yang berat dan seringkali fatal dikenal sebagai penyakit Weil atau leptospirosis ikterik, dengan gambaran klasik berupa demam, ikterus, gagal ginjal,

Untuk skema pinjaman persentase tertinggi dimiliki oleh pihak Bank Umum Milik Negara dengan 83 % yaitu pada skema KUR (44,5 %) dan Pertanian (34,2 %), dan

Dan untuk kayu meranti basah yang diketam menggunakan ketam mini memiliki kekasaran yang tidak sebanding terhadap ketam mesin dan memiliki kekasaran yang rendah

Karakterisasi zat warna ekstrak tomat menggunakan spektrofotometer UV-Vis adalah untuk mengetahui panjang gelombang ekstrak tomat hasil KKCV dengan eluen metanol:n-heksan (1:1)..

Algoritma genetika mampu melakukan prediksi penyakit autoimun pada iterasi pertama hal ini sudah terlihat dengan nilai 14.88 yang diambil dari proses algortima genetika dengan