• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

HASIL DAN PEMBAHASAN

Formulasi

Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Indonesia atau SIG Mitigasi diaplikasikan untuk memberikan informasi secara tekstual dan peta mengenai bencana alam yang ada di Indonesia. Proses formulasi yang dilakukan dalam pembangunan SIG Mitigasi yaitu:

a Karakteristik Pengguna

Pengguna SIG Mitigasi ini adalah orang yang membutuhkan informasi bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia. Kewenangan dari pengguna tersebut adalah melihat dan mengubah peta.

b Kebutuhan Pengguna

SIG Mitigasi memungkinkan pengguna melihat bencana alam secara spasial dan melihat keterangan bencana dengan melakukan query poligon. Pengguna juga dapat memperbesar, memperkecil, menggeser, dan menambah tema peta sesuai kebutuhan.

c Kebutuhan Data

SIG Mitigasi menampilkan data spasial yang merupakan data bencana yang pernah terjadi di Indonesia yang meliputi zona banjir, tanah longsor, zona tumbukan, gempa, dan tahun tumbukan. SIG Mitigasi juga menampilkan data tekstual dari tabel yang berisi keterangan bencana.

a Perancangan Isi

Pada tahapan ini dilakukan perancangan isi dan informasi yang akan disajikan. Penyajian peta dilakukan melalui tema-tema yang berbeda. Di lain pihak, halaman tekstual menyajikan informasi seputar mitigasi dan berita bencana. Sistem juga dilengkapi dengan informasi kontak dan link instansi yang berhubungan dengan pembangunan web.

b Perancangan Basis Data

Basis data yang dirancang disesuaikan dengan data yang diperoleh. Data tersebut berupa data bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1893-2006 yaitu data zona tanah longsor, zona tumbukan, tahun tumbukan, ibukota provinsi, dan gempa.

c Perancangan Arsitektur

Struktur arsitektur berkaitan erat dengan tujuan dari pengembangan sistem. Isi yang disediakan dan kebutuhan pengguna yang mengunjungi web harus sesuai.

d Perancangan Output

Output yang dihasilkan harus dapat memenuhi kebutuhan informasi geografis mitigasi bencana alam yang berupa tekstual dan peta. Informasi peta yang ditampilkan merupakan hasil visualisasi peta bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia melalui halaman web.

e Perancangan Navigasi

Desain navigasi dilakukan untuk mempermudah pengguna mengakses informasi yang terdapat pada web. Halaman yang dituju harus sesuai dengan link navigasi.

f Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka dilakukan dengan merancang tampilan halaman dengan kombinasi warna, teks dan gambar yang sesuai dengan isi dan tujuan aplikasi web. Desain yang baik akan dapat meningkatkan persepsi pengguna mengenai isi yang ditampilkan pada halaman web.

g Penggunaan Perangkat Keras dan Lunak

Pada tahapan ini dilakukan pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk pengembangan sistem. Pemilihan perangkat keras dan perangkat lunak harus sesuai dalam pengembangan aplikasi.

Pembuatan Halaman

Tahap pembuatan halaman (page generation) menghasilkan suatu halaman web yang dapat dieksekusi dalam bentuk PHP, HTML, dan JSP melalui browser. Pada tahapan ini dilakukan penggabungan isi yang telah didefinisikan pada tahap perancangan desain arsitektur, desain navigasi, dan desain antarmuka.

Pengujian

Pada tahap pengujian proses yang dilakukan adalah menemukan error. Pada tahap ini juga dilakukan perbaikan error agar halaman web dapat dieksekusi dengan baik. Pengujian yang dilakukan menggunakan metode Black-box.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Formulasi

Sistem Informasi Geografis Mitigasi Bencana Alam Indonesia atau SIG Mitigasi diaplikasikan untuk memberikan informasi secara tekstual dan peta mengenai bencana alam yang ada di Indonesia. Proses formulasi yang dilakukan dalam pembangunan SIG Mitigasi yaitu:

a Karakteristik Pengguna

Pengguna SIG Mitigasi ini adalah orang yang membutuhkan informasi bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia. Kewenangan dari pengguna tersebut adalah melihat dan mengubah peta.

b Kebutuhan Pengguna

SIG Mitigasi memungkinkan pengguna melihat bencana alam secara spasial dan melihat keterangan bencana dengan melakukan query poligon. Pengguna juga dapat memperbesar, memperkecil, menggeser, dan menambah tema peta sesuai kebutuhan.

c Kebutuhan Data

SIG Mitigasi menampilkan data spasial yang merupakan data bencana yang pernah terjadi di Indonesia yang meliputi zona banjir, tanah longsor, zona tumbukan, gempa, dan tahun tumbukan. SIG Mitigasi juga menampilkan data tekstual dari tabel yang berisi keterangan bencana.

7

d Kebutuhan Fungsional

Fungsi dari SIG Mitigasi diidentifikasi setelah dilakukan analisis kebutuhan pengguna. Fungsi dari SIG Mitigasi dapat dilihat pada Tabel 1. Dekomposisi fungsional modul terdapat pada Lampiran 1.

Tabel 1 Daftar Fungsi SIG Mitigasi No. Fungsi Sistem

1 Mengubah pilihan peta 2 Memilih tema aktif peta 3 Melakukan penambahan tema 4 Mengubah posisi extent peta 5 Melakukan query spasial

e Batasan Sistem

Sistem hanya dapat menampilkan peta bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1893-2006 dalam format vektor. Data tekstual bencana dapat diketahui dengan melakukan query poligon pada peta.

Perencanaan

Pada tahap ini hanya dilakukan pendefinisian jadwal pengembangan aplikasi. Penelitian dilakukan mengikuti jadwal yang terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jadwal pengembangan aplikasi Tahun (2006-2007) Kegiatan N o v D e s J a n F e b M a r A p r M e i J u n Formulasi Perencanaan Analisis Perancangan Pembuatan halaman Pengujian Evaluasi Analisis

Pada tahap ini akan ditentukan isi aplikasi. Aplikasi akan menampilkan atribut spasial dalam bentuk peta dan data atribut non-spasial dalam bentuk tabel. Atribut spasial yang terlibat adalah zona tumbukan,

tahun tumbukan, zona longsor, gempa, dan tahun tumbukan. Gambaran sistem secara umum terlihat dalam diagram konteks pada Gambar 7. Selain itu masih terdapat penguraian proses-proses yang digambarkan pada DFD level 1 sampai level 3 yang dapat dilihat pada Lampiran 2 sampai Lampiran 5.

Gambar 7 Diagram konteks sistem. Penyajian isi harus mempertimbangkan aspek estetika demi kenyamanan pengguna pada saat mengakses sistem. Penjelasan secara lengkap mengenai isi sistem dapat dilihat pada tahap perancangan isi.

Perancangan

Pada proses rekayasa web, tahap perancangan yang dilakukan adalah:

a Perancangan Isi

Informasi yang disajikan pada peta adalah:

1 Layer spasial, yaitu layer peta Indonesia, layer zona tumbukan, layer gempa, layer ibu kota provinsi, layer tahun tumbukan, dan layer zona longsor.

2 Komponen peta, yaitu sumber peta, peta dasar, pusat koordinat x, pusat koordinat y, ukuran peta, query, zm in (zoom in), zm out (zoom out), pan w (west), pan n (north), pan s (south), pan e (east), pilihan tema, dan recenter.

3 Query, berisi informasi dari tiap-tiap layer poligon.

b Perancangan Basis data

Perancangan basis data yang digunakan dalam pembuatan SIG Mitigasi adalah sebagai berikut :

1 Object-RelationalModel

Oracle Spatial mendukung object- relational model untuk merepresentasikan geometri. Object-relational model menggunakan tabel dengan satu kolom SDO_GEOMETRY yang memiliki satu geometri tiap baris. Hal ini dilakukan untuk mendukung beberapa macam tipe geometri seperti garis, lingkaran, compound polygon, compound line string, dan persegi empat, mempermudah pembuatan indeks dalam query spasial, dan meningkatkan perfoma sistem.

2 Data Model

Spatial data model yang digunakan adalah struktur berhirarki yang terdiri dari elemen, geometri, dan layer. Elemen merupakan dasar pembuatan geometri. Elemen yang didukung berupa tipe data titik, garis, dan poligon. Tiap koordinat elemen disimpan sebagai pasangan x dan y.

Objek geometri adalah representasi fitur spasial, dimodelkan dengan pengurutan elemen. Layer merupakan kumpulan geometri yang memiliki kumpulan atribut yang sama. Tiap layer geometri dan indeks spasial disimpan pada basis data dalam view USER_SDO_GEOM_METADATA. Struktur SDO_GEOM_METADATA dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perancangan model konseptual pada basis data ini yang digunakan adalah model basis data relasional (Relational Data Model). Tahapan desain model konseptual diakhiri dengan mendapatkan diagram Entity- Relationship yang dapat dilihat pada Lampiran 7.

Data geometri disimpan sebagai suatu objek dalam baris tunggal pada kolom dengan tipe SDO_GEOMETRY dalam tabel yang telah didefinisikan. Tabel-tabel ini adalah KOTA_PROV, LTK, ZONA_TUMBUKAN, IND_PROVINCES, dan ZONA_LONGSOR. Deskripsi tabel-tabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 dan struktur view tabel terdapat pada Lampiran 8.

Tabel-tabel map definition yang berupa tema, style, dan peta disimpan pada tabel USER_SDO_STYLES,USER_SDO_MAPS, dan USER_SDO_THEMES pada skema MDSYS. Deskripsi tabel-tabel tersebut terdapat pada Tabel 4 dan struktur view tabel terdapat pada Lampiran 9.

Tabel 3 Deskripsi tabel dalam basis data SIG Mitigasi skema spatial

Nama Tabel Kegunaan

IND_PROVINCES Menyimpan data provinsi. KOTA_PROV Menyimpan data

ibu kota provinsi. ZONA_TUMBUKAN Menyimpan data

daerah rawan tumbukan. ZONA_LONGSOR Menyimpan data

daerah rawan longsor.

LTK Menyimpan data

tahun terjadinya tumbukan.

GEMPA Menyimpan data

daerah gempa.

Tabel 4 Deskripsi tabel dalam basis data SIG Mitigasi skema MDSYS

Nama Tabel Kegunaan

USER_SDO_STYLES Menyimpan definisi style yang digunakan dalam peta menggunakan format xml. USER_SDO_THEMES Menyimpan deskripsi tema, tabel peta, kolom geometry dan style yang digunakan dalam peta menggunakan format xml. USER_SDO_MAPS Menyimpan informasi user, deskripsi, dan definisi tema yang digunakan dalam peta menggunakan format xml.

9

3 Pengindeksan Data Spasial

Spatial index menghasilkan mekanisme percepatan pencarian yang berdasarkan kriteria spasial seperti intersection dan containment. Spatial index diperlukan untuk menemukan objek dalam suatu indexed data space yang berinteraksi dengan titik atau area yang diinginkan, dan menemukan pasangan objek di antara dua indexed data spaces yang berinteraksi secara spasial satu sama lain (spatial join). Spatial index yang digunakan dalam penelitian ini adalah R-Tree indexing.

Metadata indeks spasial disimpan pada view USER_SDO_INDEX_METADATA. View ini menyimpan nama indeks spasial sebagai SDO_INDEX_NAME dan penyimpanan indeks sebagai SDO_INDEX_TABLE (struktur view SDO_INDEX_METADATA terdapat pada Lampiran 10).

c Perancangan Arsitektur

Arsitektur sistem sesuai dengan arsitektur yang dideskripsikan oleh Kothuri et al. 2004. Arsitektur yang digunakan dalam pengembangan sistem terdapat pada Gambar 8. Arsitektur aplikasi ini adalah 3-tier, yaitu: 1 Layer Basis Data

Pada layer ini terdapat basis data Oracle 10g dengan fasilitas spasial. Basis data menggunakan Oracle Spatial atau Oracle Locator untuk melakukan pemetaan suatu metadata. Seluruh tipe data, view, dan fungsi spasial akan disimpan dalam skema MDSYS. Data atribut peta akan disimpan pada skema spatial. Map definition manager tools yang digunakan adalah Oracle MapBuilder. Oracle MapBuilder akan mengolah map definition dalam format XML untuk disimpan dalam basis data.

2 Middle Tier (Oracle Application Server) Pada layer ini digunakan Oracle Application Server Containers for J2EE (OC4J). MapViewer merupakan bagian dari layer ini yang melakukan pemetaan. Untuk mengakses basis data melalui JDBC, data source pada konfigurasi MapViewer mendefinisikan beberapa parameter untuk melakukan koneksi seperti host name, port, nama basis data, user name, dan password. Tiap data source memiliki nama yang unik. Konfigurasi penambahan data source secara permanen dapat dilakukan pada

file konfigurasi MapViewerConfig.xml yang terdapat pada Lampiran 11. Untuk melakukan modifikasi secara dinamis digunakan MapViewer administration. Servlet akan memproses permintaan peta yang dikirim ke sisi client, mengambil informasi pada layer basis data (skema spatial) kemudian mengonstruksi peta dalam format PNG yang kemudian mengembalikan respon melalui URL. Ketika MapViewer membaca data dari tabel spasial, secara otomatis data cache menyimpan hasil duplikasi data geometri dalam JDBC object cache, hal ini dilakukan untuk menghindari kebutuhan pembacaan kembali data dari tabel spasial untuk permintaan peta pada area geografis yang sama. Mapviewer menggunakan dua tipe cache yaitu metadata cache dan spatial data cache. Metadata cache digunakan untuk melakukan pemetaan metadata yang berupa style, tema, dan peta dasar. Spatial data cache digunakan untuk data tema (geometri dan data image yang digunakan dalam memetakan peta). Konfigurasi metadata cache dan spatial cache dapat diubah pada MapViewer administration. Konfigurasi data cache dapat diubah pada file MapViewerConfig.xml. Konfigurasi data cache dan konfigurasi metadata cache dapat dilihat pada Lampiran 12 dan 13.

3 Presentation Layer/Client

Pada layer ini terdapat web browser. Aplikasi client akan mengirimkan permintaan peta melalui web browser dalam bentuk tag JSP. Untuk menggunakan Mapviewer pada lingkungan Java (servlet, JSP, atau aplikasi Java lainya) digunakan simple Java interfaces yang akan memanipulasi XML dan perubahan yang terjadi pada MapViewer Server. Java API dalam MapViewer didistribusikan sebagai JAR file yang dilokasikan pada instalasi MapViewer (mvclient.jar).

Komunikasi antara layer basis data dan application layer menggunakan JDBC (Java Database Connectivity), sedangkan komunikasi antara application layer dan presentation layer menggunakan format XML pada protokol HyperText Transfer Protocol (HTTP).

Gambar 8 Arsitektur sistem

d Perancangan Output

Output dari sistem berupa informasi tentang mitigasi bencana Indonesia skema spasial. Informasi ini ditampilkan dalam bentuk informasi peta dan informasi tekstual. Informasi peta berisi peta Indonesia, zona tumbukan, tanah longsor, tumbukan, dan gempa. Informasi tekstual berisi keterangan dari tiap provinsi di Indonesia. Output yang dihasilkan harus dapat memenuhi kebutuhan informasi geografis mitigasi bencana Indonesia. Pengguna menerima peta pada sisi client dalam format image PNG.

e Perancangan Navigasi

Navigasi sistem dirancang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada pengguna dalam mengoperasikan sistem. Navigasi dibuat dalam bentuk menu- menu yang memberikan informasi tentang bencana di Indonesia. Desain navigasi sistem dapat dilihat pada Gambar 9.

Pada halaman utama terdapat deskripsi singkat tentang isi sistem dan kegunaan dari sistem. Halaman berita terbaru berisi informasi berita-berita mengenai bencana yang telah terjadi. Halaman tentang mitigasi bencana berisi konsep-konsep mitigasi dan hal-hal yang berhubungan dengan mitigasi. Halaman sistem informasi geografis berisi

peta spasial bencana yang ada di Indonesia dan menu untuk memanipulasi peta. Menu- menu ini meliputi menu sumber peta, peta dasar, pusat koordinat x, pusat koordinat y, pilihan tema, ukuran peta, query, zm In, zm out, pan w, pan n, pan s, pan e, recenter. Halaman link berisi alamat link yang berhubungan dengan pembangunan web. Halaman pencarian berisi tools yang dapat digunakan mencari berita mengenai mitigasi bencana.

Gambar 9 Desain navigasi sistem

f Perancangan Antarmuka

Desain antarmuka sistem menggunakan warna natural seperti putih, hijau dan biru. Teks informasi secara keseluruhan didominasi oleh warna hitam.

11

Perancangan antarmuka dilakukan dengan merancang tampilan halaman dengan kombinasi warna, teks, dan gambar yang sesuai dengan isi dan tujuan aplikasi web, mendefinisikan peta dengan tema dan style, dan menyimpan definisinya. Perancangan antarmuka yang dilakukan dalam pembangunan SIG Mitigasi adalah sebagai berikut:

1 Antarmuka Halaman Utama SIG

Antarmuka halaman utama SIG Mitigasi terdiri dari empat bagian yaitu header, navigasi, isi, dan footer. Bagian header berisi judul sistem, bagian navigasi berisi menu sistem, bagian isi berisi paparan yang ditampilkan sistem, dan bagian footer berisi informasi hak cipta. Gambar 10 merupakan rancangan antarmuka halaman utama sistem.

Gambar 10 Rancangan antarmuka halaman utama 2 Antarmuka Halaman Peta

Antarmuka halaman peta terdiri dari 9 bagian yaitu header, input pilihan peta, tampilan peta, navigasi, pilihan tema, input query, output query, legenda, dan footer. Gambar 11 merupakan rancangan antarmuka halaman peta.

Gambar 11 Rancangan antarmuka halaman peta

Header berisi judul sistem. Pengguna dapat memasukkan data peta pada bagian input pilihan peta. Pengguna dapat melakukan pemilihan tema pada bagian pilihan tema. Penambahan tema dapat dilakukan pada bagian input query. Output query merupakan hasil query poligon yang dilakukan pengguna. Navigasi berisi tombol untuk melakukan manipulasi peta, legenda berisi keterangan peta, dan footer berisi informasi link ke menu utama.

g Penggunaan Perangkat Keras dan Lunak

Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan di lingkungan operasi sisi client dan server adalah sebagai berikut: 1 Server

Spesifikasi perangkat lunak

Windows XP Professional sebagai sistem operasi,

Oracle 10g, sebagai perangkat lunak penyimpanan dan pengolahan data, Oracle MapViewer 10.1.3, sebagai

aplikasi untuk implementasi peta berbasis web,

Oracle MapBuilder 10.1.3, sebagai aplikasi untuk pembuatan dan pengaturan metadata (style, tema, dan peta dasar),

Oracle Application Server atau Application Server Container for J2EE (OC4J) sebagai web server,

Java 2 Platform Standart Edition Software Development Kit (J2SE SDK).

Spesifikasi perangkat keras

processor Intel Pentium clock speed 2.26 GHz,

memori DDRAM 1 GB,

harddisk dengan kapasitas 80 GB, monitor dengan resolusi 1024Χ768. 2 Client

Spesifikasi perangkat lunak minimal:

Windows, UNIX/Linux, Mac OS X, atau Solaris sebagai sistem operasi,

Internet Explorer, Opera, atau Mozilla, sebagaiaplikasi web browser,

Spesifikasi perangkat keras minimal: processordengan clock speed 1GHz, memori 256 MB,

VGA Card 32 MB.

Pembuatan Halaman

Tahap pembuatan halaman merupakan hasil penggabungan secara keseluruhan dari proses perancangan. Terdapat dua bentuk tampilan halaman yaitu:

a Tampilan Halaman Utama

Tampilan halaman utama terdiri dari bagian header, kiri (navigasi), isi (tengah), dan footer. Untuk tampilan halaman utama sistem dapat dilihat pada Gambar 12. Tampilan halaman yang lain dapat dilihat pada Lampiran 14 sampai Lampiran 18.

Bagian kiri sistem merupakan menu navigasi. Menu navigasi digunakan untuk mendefinisikan link halaman yang dituju pengguna. Menu navigasi yang digunakan terdiri dari menu halaman utama, tentang mitigasi bencana, dan SIG mitigasi yang telah dijelaskan pada tahap perancangan navigasi.

Bagian tengah sistem merupakan tempat menampilkan informasi bencana secara tekstual. Informasi tekstual berisi keterangan mengenai halaman link yang dituju pengguna. Informasi peta ditampilkan pada windows parent dengan browser navigasi. Untuk pembuatan halaman peta ini, dilakukan dengan menggunakan konfigurasi JSP. Bagian bawah (footer) berisi informasi hak cipta dan tahun pembuatan.

Gambar 12 Tampilan utama sistem.

Bagian navigasi Bagian isi

Bagian header

13

b Tampilan Halaman Peta

Tampilan halaman peta terdiri dari bagian header, input pilihan peta, tampilan peta, navigasi, pilihan tema, input query, output query, legenda, dan footer. Tampilan halaman peta dapat dilihat pada Gambar 13.

Bagian atas (header) berisi judul sistem. Bagian bawah (footer) berisi link ke halaman utama. Link ke halaman utama ditujukan agar pengguna dapat kembali pada halaman utama setelah memanipulasi peta.

Bagian input pilihan peta berisi menu pusat koordinat x, pusat koordinat y, dan ukuran peta yang berfungsi memasukkan data sumber peta yang akan dipetakan. Dengan merubah salah satu pilihan peta, tampilan peta akan berubah. Ukuran peta merupakan tinggi peta dalam decimal degree. Jika peta memiliki ukuran 30 decimal degree yang mewakili tinggi 300 pixel dan lebar 480 pixel pada layar, sedangkan data spasial yang dimiliki hanya meliputi pulau Sumatra maka peta akan menampilkan pulau Sumatra dan warna background mewakili data spasial yang tidak tersedia.

Ukuran peta digunakan dalam proses perhitungan skala. Skala peta mengekspresikan unit data peta yang direpresentasikan oleh satu inch pada layar monitor. Jika satu inch layar komputer menampilkan 9,6 decimal degree data peta, maka peta memiliki fraksi 1/9.6. Nilai fraksi yang didapatkan adalah 0.104 decimal degree, tetapi nilai skala peta adalah 9.6.

Pada peta mitigasi, skala peta diperoleh dari hasil bagi ukuran peta dengan unit ukuran pada monitor dalam inch. Jika menggunakan resolusi layar monitor 96 dpi (1 inch pada peta mewakili 96 pixel pada layar monitor), ukuran peta 30 decimal degree, dan tinggi peta 300 pixel maka skala peta adalah 30 : (300/96) = 9.6.

Bagian pilihan tema digunakan untuk memilih tema yang ingin diaktifkan pengguna. Pilihan tema ini diakses dari USER_SDO_MAP yang berisi tema-tema yang digunakan peta dalam format XML. USER_SDO_MAP ini akan memanggil USER_SDO_THEME yang berisi style tema yang digunakan untuk memetakan suatu data spasial pada USER_SDO_STYLE sehingga dapat berubah secara dinamis jika terdapat perubahan style USER_SDO_STYLE, perubahan tema USER_SDO_MAP, dan perubahan peta USER_SDO_MAP pada basis data.

Bagian navigasi berisi tombol zm in, zm out, pan n, pan w, pan e, dan pan s. Ukuran peta akan membesar dan mengecil setiap kali zm In dan zm out dilakukan.

Menu pan w, pan n, pan e, dan pan s digunakan untuk menggeser peta pada posisi koordinat tertentu sesuai dengan posisi kursor mouse pada peta navigasi. Recenter akan menggeser posisi tengah peta, dan query memberikan informasi bencana yang dipilih pengguna pada peta

Gambar 13 Tampilan halaman peta.

Footer Input pilihan peta Input query Legenda Pilihan tema Navigasi Tampilan peta Header

Pengujian

Pengujian aplikasi SIG Mitigasi dilakukan dengan menggunakan metode Black-box. Hasil pengujian secara lengkap terdapat pada Lampiran 19 sampai Lampiran 23.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Sistem informasi geografis mitigasi bencana alam Indonesia dikembangkan dengan menggunakan Oracle MapViewer dan basis data Oracle 10g. Sistem ini berbasis web dengan menggunakan pengembangan basis data spasial, sehingga mudah diakses oleh berbagai pihak tanpa batasan ruang dan waktu.

Sistem ini digunakan untuk menyajikan informasi mitigasi bencana dalam bentuk tekstual dan peta. Peta bencana yang ditampilkan meliputi peta zona tumbukan, tahun tumbukan, zona longsor, dan gempa. Sistem ini dilengkapi keterangan mengenai mitigasi bencana alam, berita terbaru bencana alam, dan pencarian berita untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mencari informasi. Tool zoom in, zoom out, pan w, pan s, pan n, pan e dapat digunakan dalam memanipulasi tampilan peta. Pengguna dapat menambah tema peta dengan melakukan query dan dapat mengakses informasi tekstual

Dokumen terkait