• Tidak ada hasil yang ditemukan

KKN SKM PENGGERAK DESA PUBLIKASI ARTIKEL ROOM 7 OLEH. Fiki Hidayai/ Eka May Salama Putri/ Ervi Ummi Nadhiroh/

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KKN SKM PENGGERAK DESA PUBLIKASI ARTIKEL ROOM 7 OLEH. Fiki Hidayai/ Eka May Salama Putri/ Ervi Ummi Nadhiroh/"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLIKASI ARTIKEL ROOM 7

OLEH

Fiki Hidayai/64114179004

Eka May Salama Putri/6411417018

Ervi Ummi Nadhiroh/6411417014

Alissa Ikrima Munawaaroh/6411417032

Yunita Riyani/6411417043

Rizki Fauziah/6411417050

Claudia Permatasari/6411417059

Nisa Arifiani Karimah/6411417063

Novisa Hamdani/6411417095

Cindy Putri Amadea/6411417069

Sekar Apriliani/6411417097

Anggit Handayani/6411417108

Muhim Sajida Tholfa/6411417135

Jihan Mega Lestari/6411417160

Aprillia Nur Rahayu/6411417163

(2)

Community Empowerment in Health Education Journal 1 (1) (2020)

Community Empowerment in Health Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/CEHEJ

Pengaruh Edukasi AKB terhadap Pengetahuan Sikap dan Perilaku Siswa

SDN 01 Tegalwangi

Rizki Fauziah1, Alissa Ikrima Munawwaroh2, Claudia Permatasari3, Nisa Arifiani Karimah4, Ervi

Ummi Nadhiroh5, Fitri Indrawati6

1,2,3,4,5,6Universitas Negeri Semarang

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang, Indonesia e-mail: rrffauziah@gmail.com1, Alisshanada22@gmail.com2, claudiapermatasari1999@gmail.com3,

nisaarifianik@gmail.com4, erviummi4899@gmail.com5, fitri_indrawati@mail.unnes.ac.id6

Info Artikel ________________ Sejarah Artikel: Diterima Disetujui Dipublikasikan ________________ Keywords:

Edukasi AKB; Pengetahuan; Sikap; Perilaku

____________________

Abstract

___________________________________________________________________ Entering the New Habit Adaptation period, teaching and learning activities in a small number of schools have been implemented offline. Even so, there are still many students who don't understand what new habit adaptation is and how to apply it properly. The aim of this service is to find out the effect of education on knowledge, attitudes, and behavior regarding New Habit Adaptation (AKB) in fifth grade students of SDN 01 Tegalwangi Regency Tegal. The method used was one group pre test and post test design. The sampling technique with a total sampling of 30 students. Data collection used questionnaires pre test and post test. Analysis of research data using paired t test and Wilcoxon rank test. The results of education show that knowledge, attitudes and behavior of students increase after receiving AKB education. The results of the analysis of knowledge data obtained paired sample test = 7,707 p = 0,000, the results of the analysis of attitude data obtained a paired sample test of = 6,270 with a value of p = 0,000 and changes in behavior with a value of Wilcoxon rank test of = 3,972 with a value of p = 0,000. The conclusion of dedication is that there is an effect of education on changes in knowledge, attitudes, and behavior regarding the Adaptation of New Habits for fifth grade students of SDN 01 Tegalwangi.

Abstrak

__________________________________________________________________ Memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru, aktivitas belajar mengajar di sebagian kecil sekolah sudah banyak diterapkan secara offline. Meski begitu, masih banyak siswa yang belum mengerti akan apa itu adaptasi kebiasaan baru dan bagaimana cara menerapkannya dengan benar. Tujuan pengabdian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pada siswa kelas V SDN 01 Tegalwangi Kabupaten Tegal. Metode yang digunakan yaitu rancangan one group pre test and post test design. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling sejumlah 30 siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pre test dan post test. Analisis data penelitian menggunakan uji paired t test dan wilcoxon rank test. Hasil edukasi diketahui pengetahuan, sikap dan perilaku siswa meningkat setelah menerima edukasi AKB. Hasil analisis data pengetahuan diperoleh paired sample test = 7,707 p = 0,000, Hasil analisis data sikap diperoleh paired sample test sebesar = 6,270 dengan nilai p = 0,000 dan perubahan perilaku dengan nilai

(3)

wilcoxon rank test sebesar = 3,972 dengan nilai p = 0,000. Kesimpulan pengabdian adalah ada pengaruh edukasi terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang Adaptasi Kebiasaan Baru siswa kelas V SDN 01 Tegalwangi.

© 2021 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:

Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang

pISSN 2252-6781 eISSN 2548-7604

1. PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 telah menjadi ancaman kesehatan di tingkat global dengan kasus terkonfirmasi positif dan angka kematian yang cukup tinggi (World Health Organization, 2020). Hampir seluruh negara di dunia terkena dampak dari COVID-19 ini, tak terkecuali negara Indonesia. Seiring berjalannya waktu, risiko yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 ini tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan, tetapi juga berpengaruh pada sektor pendidikan. Sistem pendidikan mengalami banyak perubahan. Seluruh jenjang pendidikan dari mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi mengalami penyesuaian konsep dan prosedur. Dalam memenuhi inovasi konsep tersebut, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (IKM FIK UNNES), memberikan kesempatan bagi mahasiswanya agar melaksanakan kegiatan pembelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di luar perguruan tinggi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan dan meningkatan derajat kesehatan masyarakat di lapangan melalui program Center of Excellence (CeO) Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dalam bentuk membangun desa . Dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka ini diberi tema SKM Penggerak Desa yang bertujuan untuk menggerakkan desa menjadi desa tanggap COVID-19 yang bertempat di desa yang sama dengan tempat tinggal mahasiswa(Azinar, Indarjo, & Fauzi, 2020).

Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru, aktivitas belajar dan mengajar di sebagian kecil sekolah mulai aktif kembali. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan siswa dan pihak sekolah untuk menghindari penularan virus Corona. Setelah anak-anak menjalani aktivitas belajar di rumah selama kurang lebih 4 bulan, pemerintah mulai mempertimbangkan untuk membuka kembali sekolah dan memperbolehkan aktivitas belajar mengajar secara tatap muka, terutama bagi sekolah yang berada di zona hijau (Adrian, 2020). Namun, hal tersebut tentunya dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan selama masa adaptasi kebiasaan baru, termasuk peningkatan polah hidup yang sehat bagi siswanya. PHBS di tingkat Sekolah Dasar sangatlah penting, mengingat anak pada usia sekolah ini sedang dalam masa tumbuh kembang, serta usia harapan hidup mereka yang masih panjang. Tetapi, kelompok anak usia sekolah merupakan kelompok yang rawan terserang berbagai penyakit. Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapainya. Jika anak sakit, maka akan terjadi gangguan terhadap prestasi belajar, sehingga akan menurunkan kualitas sumber daya manusia yang diharapakan.Anak pada masa usia sekolah juga sangat peka untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat agar tidak terkena penyakit dan tertular virus yang berbahaya (Solehati et al., 2015).

Perilaku hidup bersih dan sehat di masa pandemi saat ini menjadi salah satu kewajiban bagi masyarakat, tak terkeculai siswa yang melaksanakan pembelajaran luar jaringan. Salah satu cara memutus penyebaran virus yakni dengan menerapkan kesadaran pola hidup sehat yaitu mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir sehingga dapat menjaga dan memelihara kesehatan serta berperan aktif untuk mewujudkan masyarakat sehat(Kemenkes, 2020). Studi pendahuluan melalui observasi dan wawancara dengan Kepala Desa dan Ketua

(4)

RT 08 Desa Tegalwangi, diketahui informasi bahwa banyak masyarakat yang menganggap adaptasi kebiasaan baru sebagai situasi yang sudah normal sepenuhnya tanpa perlu disertai pembiasaan menerapkan protokol kesehatan. sudah sepantasnya penerapan tatanan kebiasaan baru dapat lebih dioptimalkan lagi, terlebih saat ini sudah banyak aktivitas penduduk yang mulai berjalan seperti sediakala. Kegiatan tatap muka melalui luar jaringan di sekolah dasar juga sudah berjalan sejak bulan Juni lalu.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri 01 Tegalwangi Kecamatan Talang Kabupaten Tegal diperolah data bahwa jumlah seluruh siswa kelas V adalah 50 siswa, terdiri dari 17 murid laki-laki dan 33 murid perempuan. Keadaan lingkungan sekolah SD Negeri 01 Tegalwangi kurang cukup luas untuk menampung seluruh siswa untuk melaksanakan pendidikan luar jaringan, sehingga dilakukan rolling kelas tiap minggunya. Hasil observasi dan wawancara terhadap 7 siswa menunjukkan bahwa 4 siswa masih enggan memakai masker saat berangkat sekolah. Siswa menganggap penggunaan masker hanya akan membuat sulit untuk bernafas. Menurut kepala SD Negeri 01 Tegalwangi, sekolah tempat beliau mengabdi tersebut terpilih sebagai SD percontohan sistem luring dalam kegiatan belajar mengajar. Namun anak-anak di dekat rumah belum begitu mengerti akan adaptasi kebiasaan baru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah beserta penerapannya, seperti siswa yang tidak memakai APD saat bermain dan saat kegiatan sekolah berlangsung, begituu pula dengan perilaku jajan siswa yang masih tidak menjaga jarak saat mengantri. Tujuan program ini adalah mengetahui pengaruh edukasi terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang adaptasi kebiasaan baru pada siswa SD Negeri 01 Tegalwangi kelas V.

2. METODE

Desain yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Pre Eksperiment, dengan rancangan penelitian yang digunakan One Group Pre Test and Post Test Design(Sastroasmoro, 2011). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 30 siswa kelas 5. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa, menggunakan skala Guttman dan untuk sikap menggunakan skala likert(Sastroasmoro, 2011). analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat yaitu analisa terhadap tiap variabel penelitian yaitu edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru (variabel Bebas) dan pengetahuan, sikap dan perilaku (variabel terikat). Analisa data menggunakan beberapa uji yaitu uji paired t-test dan wilcoxon signed rank test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil karakteristik responden

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Usia

Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bahwa responden banyak berjenis kelamin perempuan sebesar 53,3%. Umur responden diketahui banyak pada usia 10 tahun sebesar 76,7%.

karakteristik Jumlah  Jenis kelamin Laki-laki 14 46.7 perempuan 16 53.3 Usia 10 tahun 23 76.7 11 tahun 7 23.3

(5)

Analisis Univariat Pengetahuan

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan Pre test Post test

n % n %

Baik 4 13.3 13 43.3

Cukup 20 66.7 14 46.7

Kurang 6 20 3 10

Jumlah 30 100 30 100

Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan sebagian besar pretest pengetahuan responden cukup sebesar 66,7%. Pengetahuan responden pada post test sebagian besar cukup , namun banyak juga peningkatan pada kategori baik sebesar 43,3%.

Sikap

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap

Pengetahuan Pre test Post test

n % n %

Baik 16 53.3 26 86.7

Buruk 14 46.7 4 13.3

Jumlah 30 100 30 100

Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan sebagian besar pretest sikap responden sudah cukup baik sebesar 53,3% dan meningkat pada hasil post test sebesar 86,7%.

Perilaku

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Perilaku

Pengetahuan Pre test Post test

n % n %

Baik 7 23.3 25 83.3

Buruk 23 76.7 5 16.7

Jumlah 30 100 30 100

Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan sebagian besar pretest perilaku responden buruk sebesar 76,7% dan berubah menjadi baik pada post test sebesar 83,8%.

Analisis Bivariat Uji Normalitas

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas

Kelompok P Kesimpulan

Pengetahuan

Pre test 0,190 Data terdistribusi normal Post test 0,070 Data terdistribusi normal

Sikap

Pre test 0,104 Data terdistribusi normal Post test 0,130 Data terdistribusi normal

(6)

Pre test 0,009 Data terdistribusi tidak normal Post test 0,000 Data terdistribusi tidak normal

Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bahwa data Pre test pengetahuan, Post test Pengetahuan, Pre test sikap, dan Post test sikap berdistribusi normal dengan nilai diatas 0,05.

Analisis Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Pengetahuan

Tabel 6. Hasil pengujian edukasi terhadap pengetahuan siswa melalui pre test dan post test

Pengetahuan Mean t-test P

Pre test 52,22 -

0,000

Post test 76,65 7,707

Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bahwa t hitung adalah -7,707, dan jika dilihat menggunakan t tabel adalah 2,045. Karena t hitung <-t tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan skor pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberi edukasi AKB.

Gambar 1. Perbedaan pengetahuan antara pre test dan post test

Analisis Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Sikap

Tabel 7. Hasil pengujian edukasi terhadap sikap siswa melalui pre test dan post test

Pengetahuan Mean t-test P

Pre test 52,03 -

0,000

Post test 71,67 6,270

Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bahwa perhitungan pengujian Paired Samples Test pada t hitung adalah -6,270, dan nilai P= 0,000. Karena Ho ditolak Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada perubahan sikap siswa sebelum dan sesudah diberi edukasi AKB.

(7)

Gambar 2. Perbedaan sikap antara pre test dan post test

Analisis Pengaruh Edukasi Terhadap Perubahan Perilaku

Tabel 8. Hasil pengujian edukasi terhadap perilaku siswa melalui pre test dan post test

Pengetahuan Mean Z P

Pre test 1,50 -

0,000

Post test 11,48 3,972

Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan pengujian Wilcoxon Rank Test memperlihatkan pada Z adalah -3,972, dan nilai P= 0,000. Karena Ho ditolak Ha diterima maka dapat disimpulkan bahwa ada perubahan perilaku siswa sebelum dan sesudah diberi edukasi AKB.

Gambar 3. Perbedaan perilaku antara pre test dan post test

PEMBAHASAN Pengetahuan

Pengetahuan responden pada pre test sebagian besar pada kategori baik sebesar 13,3 % dan meningkat menjadi 43,3% setelah menerima edukasi AKB. Hal ini disebabkan karena banyak responden yang memperhatikan materi penyuluhan menjadi lebih memahami apa itu adaptasi kebiasaan baru, starterpack AKB, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan Physical distancing. Pada pre test nilai rata-rata pengetahuan sebesar 52,22 dan meningkat setelah menerima edukasi menjadi 76,65. Sehingga pada post test terjadi peningkatan nilai rata-rata skor yang juga mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa. Dengan memperhatikan proses edukasi yang diberikan peneliti, dan adanya proses tanya jawab kepada responden semakin meningkatkan pemahaman tentang adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19. (Wijayanti, Nuraini, & Deharja, 2017) menyatakan bahwa dengan mendapat informasi kesehatan dari nara sumber atau setidaknya orang akan berpikir mengenai pentingnya kesehatan dan berusaha untuk melakukan tindakan kesehatan

(8)

Dalam penelitiannya disebutkan adanya efektivitas dengan penyuluhan dan sosialisasi dalam meningkatkan pengetahuan siswi dalam penerapan adaptasi kebiasaan baru di sekolah.

Sikap

Berdasarkan hasil penelitian sikap responden pada pre test banyak yang bersikap baik sebesar 53,3%, dan jumlah responden yang bersikap baik meningkat menjadi 86,7%. Perubahan jumlah responden yang mempunyai sikap baik dapat dapat dilihat dari nilai rata-rata skor kuesioner. Pada pre test diketahui nilai rata-rata 52,03 dan meningkat menjadi 71,67. Perubahan sikap pada responden ini tidak terlepas dari proses pengetahuan yang meningkat. Responden sebelumnya belum tahu menjadi tahu, kemudian memahami akan menjadikan pola sikap yang ikut berubah. Responden bersikap menjadi baik setelah mengetahui apabila tidak merubah perilaku hidup bersih dan sehat serta tidak menerapkan protokol kesehatan yang sesuai maka akan dapat berisiko terkena Covid-19. Dengan sikap yang baik ini maka ditinjau dari skor menjadi meningkat dan juga jumlah responden yang bersikap baik juga meningkat (Okta Pratama, 2013). Sikap merupakan predisposisi tindakan atau perilaku dan belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas.

Perilaku

Berdasarkan hasil peneliitian diketahui terjadi perubahan perilaku responden yang cukup signifikan. Perilaku responden sebelum adanya pendidikan kesehatan 76,7% masih buruk dan menurun menjadi 16,7% yang buruk, sementera perilaku yang baik dari 23,3% meningkat menjadi 83,3%. Kondisi ini menunjukkan bahwa dari pengetahuan yang semakin baik dapat mempengaruhi sikap menjadi lebih baik. Sikap yang baik ini kemudian diimplementasikan dalam perilaku responden dalam berperilaku hidup bersih dan sehat serta menerapkan protokol kesehatan secara baik. (Han & golema, 2019) mengatakan bahwa perilaku adalah respon tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari yang dibedakan dalam bentuk pasif dan aktif, bentuk pasif yaitu.respon yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung terlihat oleh orang lain berupa pengetahuan, sikap dan persepsi.

Pengaruh Edukasi Terhadap PSP Siswa

Berdasarkan hasil penelitian ini mengenai pengaruh edukasi adaptasi kebiasaan baru terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan responden. Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku salah satunya adalah dengan edukasi dan sosialisasi menggunakan berbagai media seperti power point, video, leaflet, dan poster.

Hal ini dapat terlihat dengan meningkatnya pengetahuan responden dari sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan. Penggunaan media pembelajaran (dalam hal ini power point, video, leaflet, dan poster) dapat membuat siswa-siswa lebih aktif dan antusias, hal ini sesuai dengan pendapat (Hasjiandito, Adiarti, & Wantoro, 2016). yang mengungkapkan bahwa manfaat media dalam peroses pengajaran diantaranya ialah pengajaran akan menarik perhatian para siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.

Gambar

(9)

Gambar 5. Media Edukasi Leaflet PHBS Cuci Tangan Pakai Sabun

Gambar 5. Kegiatan Edukasi AKB di SD Negeri 01 Tegalwangi

4. SIMPULAN

Simpulan dalam penulisan artikel ini antara lain sebagai berikut:

 Ada pengaruh edukasi terhadap perubahan pengetahuan tentang Adaptasi Kebiasaan Baru pada siswa kelas V SD Negeri 01 Tegalwangi.

 Ada pengaruh edukasi terhadap perubahan sikap tentang Adaptasi Kebiasaan Baru pada siswa kelas V SD Negeri 01 Tegalwangi.

 Ada pengaruh edukasi terhadap perubahan perilaku tentang Adaptasi Kebiasaan Baru pada siswa kelas V SD Negeri 01 Tegalwangi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dirjen Dikti dan LPPM Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin atas pelaksanaan kegiatan KKN MERDEKA BELAJAR, Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Lapangan yang telah membantu dan memberikan dukungan penuh, serta kepada pihak yang telah berperan dan berpartisipasi dalam menyelesaikan program pengabdian ini, sehingga program dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, K. (2020). Persiapan Kembali ke Sekolah Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Diakses 27 Agustus 2020, dari https://www.alodokter.com/persiapan-kembali-ke-sekolah-pada-masa-adaptasi-kebiasaan-baru.

Azinar, M., Indarjo, S., & Fauzi, L. (2020). PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM “ SKM

PENGGERAK DESA ” JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2020. Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

(10)

Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Tentang Sanitasi Dasar dengan Tindakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Hasjiandito, A., Adiarti, W., & Wantoro, W. (2016). Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Powerpoint Tema Agama Di Kb-Tk Assalamah Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal

Penelitian Pendidikan, 33(1), 7–12. https://doi.org/10.15294/jpp.v33i1.7660.

Kemenkes, R. (2020). Pedoman pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan COVID-19 di RT/RW/Desa. NASPA Journal, 42(4), 1. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004. Okta Pratama, R. K. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Tantang Kebiasaan Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SDN 1 Mandong.

Electronic Theses and Dissertations Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sastroasmoro, S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis (4th ed.). Jakarta.

Solehati, T., Susilawati, S., Lukman, M., Kosasih, C. E., Keperawatan, F., Padjajaran, U., … Padjajaran, G. U. (2015). Pengaruh Edukasi Terhadap Pengetahuan Dan Skill Guru Serta Personal Hygiene Siswa Sd Effect of the Education on Knowledge and Skill of Teacher and Personal Hygiene Elementary School Students. Kemas, 11(1), 135–143.

Wijayanti, R. A., Nuraini, N., & Deharja, A. (2017). Efektifitas Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Dalam Meningkatkan Pengetahuan Siswa Di Smp Islam Mahfilud Duror Jelbuk. Jurnal Ilmiah Inovasi, 16(3), 204–208. https://doi.org/10.25047/jii.v16i3.312

World Health Organization. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report-94.

(11)

Community Empowerment for Health Education Journal 1 (1) (2020)

Community Empowerment for Health Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/CEHEJ

Program Pendataan Lansia Rentan sebagai Pencegahan Covid-19 di

Kelurahan Tambakaji, Ngaliyan, Semarang

Novisa Hamdani*1, Anggit Handayani2, Muhim Sajida T3, Jihan Mega L4, Aprillia Nur R5

1,2,3

Institusi/affiliasi

3

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang, Indonesia *e-mail: novisahamdani@students.unnes.ac.id Info Artikel ________________ Sejarah Artikel: Diterima Disetujui Dipublikasikan ________________ Keywords:

Pendataan, Lansia, Covid-19 ____________________

Abstract

___________________________________________________________________

Based on the situation analysis, it was found that the RT 08 RW 10 area of the age structure of the population was partly elderly (> 60 years). Health workers rarely collect data regarding people at risk of Covid-19, which is 76.7%. The data collection method was carried out door-to-door by distributing questionnaires to residents regarding data collection on people who are vulnerable to Covid-19 and their risk factors. There are 14 elderly people who are in the RT 08 RW 10 area with the highest percentage of low-risk elderly, there are 12 people (86%). While the elderly who are at moderate risk are 1 person (7%) and the elderly at high risk are 1 person (7%). With the data collection of the elderly vulnerable to Covid19, it can identify risk status to improve the health status of parents during the Covid-19 pandemic.

Abstrak

__________________________________________________________________

Berdasarkan analisis situasi didapatkan wilayah RT 08 RW 10 struktur umur penduduk sebagian lansia (>60 tahun). Masih jarang pendataan oleh tenaga kesehatan terkait penduduk yang berisiko Covid-19 sebesar 76,7%. Metode pengumpulan data dilakukan secara door-to-door dengan membagikan kuesioner ke warga terkait pendataan warga rentan covid-19 beserta faktor risikonya. Terdapat 14 orang lansia yang berada di wilayah RT 08 RW 10 dengan presentase tertinggi adalah lansia yang berisiko rendah terdapat 12 orang (86%). Sedangkan lansia yang berisiko sedang sebanyak 1 orang (7%) dan lansia berisiko tinggi sebanyak 1 orang (7%). Dengan adanya pendataan penduduk rentan covid19 pada lansia dapat mengidentifikasi status risiko guna meningkatkan derajat kesehatan orang tua di masa pandemi covid-19.

© 2020 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi:

Alamat alamat alamat

pISSN 2252-6781 eISSN 2548-7604

(12)

1. PENDAHULUAN

Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan.1 Tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Sampel yang diteliti menunjukkan etiologi coronavirus baru. Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV), kemudian WHO mengumumkan nama baru pada 11 Februari 2020 yaitu Coronavirus Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik. Hingga tanggal 29 Maret 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh dunia. Sementara di Indonesia sudah ditetapkan 1.528 kasus dengan positif COVID-19 dan 136 kasus kematian.(Susilo et al., 2020)

Berdasarkan data resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada 1 Mei 2020, kasus positif covid-19 dari usia 50–69 tahun sebanyak 35,2% dari total 10.551 kasus. Sementara 5,7% dari jumlah kasus tersebut berasal dari usia 70 tahun ke atas. Kemudian, dari total 800 kasus kematian akibat covid-19, sebanyak 60,2% di antaranya merupakan kasus kematian yang berasal dari usia 50–69 tahun. Sementara, kasus kematian dari usia 70 tahun ke atas sebanyak 17,7%. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penyakit penyerta penyumbang terbesar kematian adalah hipertensi, yakni sebesar 23,1%. Selanjutnya disusul penyakit diabetes melitus sebesar 16,8%, penyakit jantung 11,1%, penyakit ginjal 4,7%, dan penyakit paru obstruktif kronis 4,3%. Memperhitungkan data-data tersebut, tentu perhatian pemerintah terhadap populasi lansia sangat diperlukan, terlebih di masa pandemi covid-19. BPS menyatakan, penurunan fungsi tubuh seiring penuaan dapat menimbulkan permasalahan kesehatan. Jadi lansia dihadapkan pada berbagai kebutuhan tambahan dari sisi kesehatan dan asistensi.

Guna mencegah dan menangani Covid-19 wilayah RT 08 RW 10 Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang melakukan pendataan penduduk rentan bagi lansia (>60 tahun). Terdapat 14 orang lansia yang berada di wilayah RT 08 RW 10 sebagian memiliki riwayat penyakit bawaan seperti (diabetes, jantung, dan kanker) sehingga lansia tersebut sangat rentan terhadap COVID-19.

2. METODE

Metode penelitian dalam program pendataan lansia rentan sakit ini adalah kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif alat pengumpulan data mengacu pada satu hal yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Adapun sampel penelitian adalah lansia (>60 tahun) yang berjumlah 14 lansia di RT 08 RW 10 Kelurahan Tambakaji.

Teknik pengambilan data yakni menggunakan angket (kuesioner) yang terdiri dari 21 pertanyaan mengenai perilaku masyarakat terkait COVID-19. Setelah data dikumpulkan, kemudian diperiksa kelengkapannya lalu dilakukan pengolahan data oleh peneliti.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor Risiko Terhadap COVID-19

Dalam masa pandemi COVID-19 ini, lansia menjadi kelompok masyarakat yang paling rentan dan memiliki resiko paling tinggi dibandingkan yang lainnya. Hal ini dibuktikan dengan tingginya korban meninggal pada lansia. Data dari WHO menunjukkan angka

(13)

kematian paling tinggi terjadi pada penderita COVID-19 yang berusia 80 tahun ke atas dengan persentase mencapai lebih dari 22% (Wisnubrata, 2020). Lembaga kesehatan masyarakat Amerika Serikat (CDC) juga menjelaskan bahwa kematian terbesar akibat COVID-19 ini adalah kelompok umur 65 tahun keatas dan lebih dari 60% per 20 Mei 2020 (Central Disease Control and Prevention, 2020). Sedangkan untuk Indonesia, berdasarkan data dari satuan tugas penanganan COVID-19, kelompok umur yang meninggal dunia paling tinggi berada di kelompok umur >60 tahun (lansia) yaitu sebanyak 44%, sedangkan untuk kelompok umur 46-59 tahun sebanyak 40%, dan pada umur 31-45 tahun sebanyak 11,6% (covid.go.id).

Gambar 1. Diagram Faktor Risiko COVID-19

Berdasarkan pada gambar 1. Mengenai analisis penilaian risiko pribadi terkait COVID-19 bagi lansia dapat digolongkan dalam tiga kategori yaitu risiko rendah, risiko sedang, dan risiko tinggi. Dimana terdapat 14 orang lansia yang berada di wilayah RT 08 RW 10 dengan presentase tertinggi adalah lansia yang berisiko rendah terdapat 12 orang (86%). Sedangkan lansia yang berisiko sedang sebanyak 1 orang (7%) dan lansia berisiko tinggi sebanyak 1 orang (7%). Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa lansia di RT 08 RW 10 sebagian besar memiliki risiko rendah terkait COVID-19. Artinya, bahwa penduduk tersebut memiliki kondisi yang berpotensi rendah tertular di luar rumah, berpotensi rendah tertular di dalam rumah, dan daya tahan tubuh atau imunitas yang baik.

Riwayat Penyakit terhadap COVID-19

Menurut Pakar Geriatri UGM, Probosuseno (dalam kompas.com, 21 April 2020), faktor yang membuat lansia rentan tertular Covid-19 adalah karena lansia mengalami penurunan kapasitas fungsional hampir pada seluruh sistem tubuh termasuk imunitasnya. Ditambah dengan banyaknya lansia yang mempunyai penyakit bawaan seperti penyakit autoimun, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker dan jantung. Berbagai fakta tersebut dan fakta bahwa di berbagai negara korban meninggal karena Covid-19 didominasi oleh lansia, menunjukkan lansia Indonesia pada posisi yang sangat rentan (Hakim, 2020).

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penyakit penyerta penyumbang terbesar kematian adalah hipertensi, yakni sebesar 23,1%. Selanjutnya disusul penyakit diabetes melitus sebesar 16,8%, penyakit jantung 11,1%, penyakit ginjal 4,7%, dan penyakit paru obstruktif kronis 4,3%.

86% 7%

7%0%

FAKTOR RISIKO TERKAIT COVID-19

(14)

Gambar 2. Grafik Riwayat Penyakit terhadap COVID-19

Berdasarkan riwayat penyakit bawaan lansia di RT 08 RW 10 didapatkan bahwa yang memiliki penyakit diabetes sebanyak 2 orang pada laki-laki dengan faktor risiko rendah dan faktor risiko tinggi, penyakit kanker sebanyak 1 orang pada perempuan dengan faktor risiko rendah, dan penyakit jantung didapatkan 1 orang pada laki-laki dengan faktor risiko sedang.Memperhitungkan data-data tersebut, tentu perhatian masyarakat terhadap populasi lansia sangat diperlukan, terlebih di masa pandemi COVID-19.

4. SIMPULAN

Berdasarkan kegiatan pendataan lansia rentan sakit yang telah dilakukan di RT 08 RW 10 Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang dapat diambil kesimpulan bahwa masalah kesehatan yang terjadi di RT 08 RW 10 selama pandemi COVID-19 berdasarkan analisis pengetahuan, sikap, dan perilaku didapatkan rasa cemas dan takut tehadap COVID-19 sebesar 66,7%. Berdasarkan situasi demografis terdapat warga yang berstatus pensiunan atau memiliki usia lanjut sebesar 50%. Dan masih jarang dilakukan pendataan oleh tenaga kesehatan terkait penduduk yang berisiko COVID-19 sebesar 76,7%. Dari 14 orang yang dilakukan pendataan Hasil penilaian risiko pribadi terkait COVID-19 bagi lansia terdapat lansia yang berisiko rendah sebanyak 12 orang (86%). Sedangkan lansia yang berisiko sedang sebanyak 1 orang (7%) dan lansia berisiko tinggi sebanyak 1 orang (7%). Sehingga di wilayah RT 08 RW 10 penduduk lansia memiliki kondisi yang berpotensi rendah tertular di luar rumah, berpotensi rendah tertular di dalam rumah, dan daya tahan tubuh atau imunitas yang baik. Dari penyakit bawaan yang dimiliki lansia di wilayah RT 08 RW 10 mencatat lansia yang memiliki penyakit diabetes sebanyak 2 orang pada laki-laki dengan faktor risiko rendah dan faktor risiko tinggi, penyakit kanker sebanyak 1 orang pada perempuan yang dengan risiko rendah, dan penyakit jantung didapatkan 1 orang pada laki-laki dengan faktor risiko sedang. Oleh karena itu pendataan ini dirasa penting guna untuk mengetahui kerentanan lansia terhadap risiko penularan COVID-19.

0 0,5 1 1,5 2 2,5

autoimun diabetes hipertensi jantung kanker

RIWAYAT PENYAKIT BAWAAN LANSIA

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Aditiasari, D. (2015). Anggaran Kesehatan 2016 Naik 43%, Ini Fokus Pemerintah. Detik Finance. http://finance.detik.com/read/2015/08/14/204547/2992640/4/anggaran-kesehatan-2016-naik-43-ini-fokus-pemerintah

Hakim, L. N. (2020). PERLINDUNGAN LANJUT USIA PADA MASA PANDEMI COVID-19.

Prameswari, G., Kurnia, A., Arianto, A., Nahla, T., & Aliffia, M. (2020). Development of Comprehensive General Nutrition and Nutrition Label Questionnaire. Proceedings of the 5th

International Seminar of Public Health and Education, ISPHE 2020, 22 July 2020, Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia. https://doi.org/10.4108/eai.22-7-2020.2300275

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.

(16)

Community Empowerment in Health Education Journal 1 (1) (2020)

Community Empowerment in Health Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/CEHEJ

Desinfeksi dan Pemberian Fasilitas Cuci Tangan sebagai Upaya

Pencegahan Covid-19 di RT 02 RW 01 Desa Tlogomojo

Kecamatan Rembang

Yunita Riyani, Eka May S. PUniversitas Negeri Semarang

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

*e-mail: riyani.yunita27@gmail.com1,salmaputri270599@gmail.com2,cindyputriamadea@gmail.com3,

Sekarapriliani99@gmail.com4, Fikihidayati44@gmail.com5 Info Artikel ________________ Sejarah Artikel: Diterima Disetujui Dipublikasikan ________________ Keywords:

Corona virus, disinfection, preventive

____________________

Abstract

___________________________________________________________________

Tlogomojo is one of villages in Rembang District in Rembang Regency. Rembang has a high cases of Covid-19, the latest data on August 21, 2020 shows these total of confirmed cases is 346 people. The result of interviews and observations that have been carried out found problems regarding the efforts to prevent Covid-19 at Tlogomojo RT 2 RW 1, which have not been entirelly implemented. One of the problems that occurs is no disinfection and unavability of hand washing facilities in public areas. So that TIM KKN Merdeka Belajar offers program solutions, namely the program for spraying disinfectants and providing hand washing facilities in public areas. The aim of this program is to eradicate the transmission of the corona virus and to provide hand washing facilities that indirectly alert peoples has washing hand when in public areas. The method used is preparation, implementation, monitoring, and evaluation. The stages of this method are coordinating with partners, making disinfectant fluids, spraying, and providing hand washing facilities, monitoring through interviews with partners and the community and evaluating by looking at the results of interviews and observations carried out for 3 weeks after program implementation.

Abstrak

__________________________________________________________________

Desa Tlogomojo merupakan salah satu desa di Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Kabupaten Rembang memiliki jumlah kasus Covid-19 yang tinggi, data terbaru tanggal 21 Agustus 2020 menunjukkan jumlah total kasus terkonfirmasi sejumlah 346 orang. Hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan ditemukan permasalahan mengenai upaya pencegahan Covid-19 di RT 02 RW 01, Desa Tlogomojo, masih belum sepenuhnya dilakukan. Masalah yang terjadi salah satunya adalah belum adanya penyemprotan disinfektan dan belum tersedianya fasilitas cuci tangan pada tempat-tempat umum di wilayah tersebut. Sehingga TIM KKN Merdeka Belajar menawarkan solusi program yaitu program penyemprotan disinfektan dan pemberian fasilitas cuci tangan di tempat umum. Tujuan program ini adalah membasmi transmisi virus corona dan penyediaan fasilitas cuci tangan yang secara tidak langsung menyadarkan warga agar selalu cuci tangan saat berada di tempat umum. Metode yang digunakan adalah persiapan, pelaksanaaan, monitoring, dan evaluasi. Tahapan metode ini adalah melakukan koordinasi dengan mitra, pembuatan cairan disinfektan, penyemprotan, dan pemberian

(17)

fasilitas cuci tangan, memonitoring melalui wawancara pada mitra dan masyarakat dan evaluasi dilakukan dengan melihat hasil wawancara dan observasi yang dilakukan selama 3 minggu setelah pelaksanaan program.

© 20xx Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:

Alamat alamat alamat pISSN 2252-6781 eISSN 2548-7604

1. PENDAHULUAN

Coronavirus adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia, termasuk manusia. Pada manusia, coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti; SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan (Yunus & Rezki, 2020).

Virus corona merupakan zoonosis, sehingga terdapat kemungkinkan virus berasal dari hewan dan ditularkan ke manusia. Pada COVID-19 belum diketahui dengan pasti proses penularan dari hewan ke manusia, tetapi data filogenetik memungkinkan COVID-19 juga merupakan zoonosis. Perkembangan data selanjutnya menunjukkan penularan antar manusia (human to human), yaitu diprediksi melalui droplet dan kontak dengan virus yang dikeluarkan dalam droplet. Hal ini sesuai dengan kejadian penularan kepada petugas kesehatan yang merawat pasien COVID-19, disertai bukti lain penularan di luar Cina dari seorang yang datang dari Kota Shanghai, Cina ke Jerman dan diiringi penemuan hasil positif pada orang yang ditemui dalam kantor. Pada laporan kasus ini bahkan dikatakan penularan terjadi pada saat kasus indeks belum mengalami gejala (asimtomatik) atau masih dalam masa inkubasi. Penularan ini terjadi umumnya melalui droplet dan kontak dengan virus kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa yang terbuka.

Suatu analisis mencoba mengukur laju penularan berdasarkan masa inkubasi, gejala dan durasi antara gejala dengan pasien yang diisolasi. Analisis tersebut mendapatkan hasil penularan dari 1 pasien ke sekitar 3 orang di sekitarnya, tetapi kemungkinan penularan di masa inkubasi menyebabkan masa kontak pasien ke orang sekitar lebih lama sehingga risiko jumlah kontak tertular dari 1 pasien mungkin dapat lebih besar (Handayani, Hadi, Isbaniah, Burhan, & Agustin, 2020).

Di tahun 2021 ini, jumlah kasus positif corona berkembang cukup signifikan karena penyebarannya sudah mendunia dan hampir semua negara sudah merasakan dampak dari adanya wabah virus corona ini salah satunya negara Indonesia. Berdasarkan data dari WHO yang diupdate sampai dengan 10 Januari 2021 menunjukkan, sebanyak 90.177.627 orang terinfeksi virus corona di seluruh dunia. Dari angka itu, sebanyak 1.936.632 orang meninggal dunia, dan 64.575.317 orang telah dinyatakan sembuh (WHO, 2021). Sedangkan untuk di Indonesia sendiri yang diupdate sampai tanggal 10 Januari 2021 jumlah kasus terkonfimasi positif sebanyak 828.026. Dari angka tersebut, sebanyak 681.024 telah dinyatakan sembuh dan sebanyak 24.129 orang meninggal dunia (Kementerian Kesehatan RI, 2021). Sedangkan di Jawa Tengah hingga (10/01/2021) jumlah positif sebanyak 90.670, yang telah sembuh 61.968 dan yang meninggal dunia sebanyak 4.014 (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2021). Dan untuk kasus penularan Covid-19 di Kabupaten Rembang yang diupdate sampai tanggal 9 Januari 2021 tingkat kasus aktif mencapai 15,2% sedangkan rata-rata nasional 14%, angka kematian akibat Covid-19 9,05% dimana tiga kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yakni 3%, dan tingkat kesembuhan 75,8% dibawah rata-rata nasional 82 (Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, 2021). Pemerintah selalu menghimbau masyarakat agar selalu menerapkan upaya

(18)

pencegahan terhadap penularan virus corona melalui protokol kesehatan yang telah dikeluarkan seperti selalu cuci tangan, memakai masker, jaga jarak dan sebagianya. Protokol kesehatan mulai diterapkan sejak awal bertambahnya kasus hingga kini memasuki era new normal atau masyarakat harus adaptasi dengan kebiasaan baru agar tetap dapat belajar, bekerja, beribadah dan beraktivitas lainnya dengan aman dan sehat. Namun kenyataannya, berdasarkan pengamatan sehari-hari masih banyak masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan yang telah diterapkan.

Desa Tlogomojo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Desa Tlogomojo berbatasan dengan Pasar Banggi (sebelah utara), sebelah timur berbatasan dengan Kasreman, sebelah selatan berbatasan dengan Ketangi dan sebelah barat berbatasan dengan Padaran. Luas wilayah Desa Tlogomjo 220,193 Ha, terletak pada posisi 115.7.20 LS 8.7.10 BT, dengan ketinggian kurang lebih 250 M di atas permukaan laut. Desa Tlogomojo memiliki jumlah RT 13 dan RW 2 yang tersebar 7 RT di RW 1 dan 6 RT di RW 2, jumlah penduduk sebanyak 1.580 dengan jumlah penduduk perempuan sebanyak 775 (49.05%) dan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 805 (50.95%). Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, wiraswasta dan pedagang. Jumlah pendidikan paling banyak dominan di Desa Tlogomojo adalah tamat SD/sederajat (Pemerintah Desa Tlogomojo, 2018). Setelah dilakukan pendataan bahwa di RT 02 RW 01 memiliki jumlah KK sebanyak 42 dengan jumlah penduduk laki-laki 57 (42.5%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 77 (57.5%). Di RT 02 RW 01, Desa Tlogomojo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang kambing. Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan selama kegiatan PKL Komunitas ditemukan permasalahan mengenai upaya pencegahan Covid-19 di RT 02 RW 01, Desa Tlogomojo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang masih belum sepenuhnya dilakukan.

Masih ditemukan warga yang masih berkerumun, tidak menggunakan masker, pemilik warung tidak menyediakan fasilitas cuci tangan, belum dilakukan pendataan mengenai penduduk rentan sakit, belum semua paham tentang Covid-19, anak-anak belum mendapatkan sosialisasi secara langsung tentang protokol kesehatan di era new normal, penyemprotan disinfektan berhenti dan belum memiliki relawan rt lawan Covid-19.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, Tim KKN Kampus Merdeka UNNES 2020 melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di RT 02 RW, Desa Tlogomojo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang dengan judul program “Upaya Pencegahan Covid-19 melalui Pembentukan Relawan RT, Penyemprotan dan Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan serta Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru di Desa Tlogomojo, RT 02 RW 01, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang”. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 adalah dengan melakukan penyemprotan desinfektan dan Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan di Tempat Umum. Kegiatan penyemprotan desinfektan dan penyediaan fasilitas cuci tangan dilakukan oleh Tim KKN dan anggota Karang Taruna Desa Tlogomojo dengan sasaran tempat ibadah dan warung.

2. METODE

Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat umum mulai dari persiapan, pelaksanaan, monitoring dan juga evaluasi. Persiapan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu berkoordinasi dengan pembimbing lapangan (ketua RT 02 RW 01 Desa Tlogomojo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang) dan juga anggota karang taruna. Pelaksanaan dari kegiatan penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan dilakukan pada Kamis, 30 Juli 2020. Dilakukan oleh 4 orang mahasiswa, 3 anggota karang taruna dan pembimbing lapangan. Kegiatan dimulai pukul 08.00-11.00 WIB. Kegiatan dimulai dari penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di taman dengan penangungjawab fasilitas cuci tangan yaitu salah satu tokoh masyarakat. Monitoring dilakukan dengan wawancara kepada anggota karang taruna, penanggungjawab tempat umum (warung kopi dan taman) dan juga salah satu warga. Selain itu, juga dilakukan pengamatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan program.

(19)

Monitoring dilakukan seminggu sekali selama 2 minggu. Evaluasi menggunakan metode kualitatif dengan melihat hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan selama 3 minggu setelah dilakukan penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat umum.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan program penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat umum telah mampu meningkatkan kesadaran masyarakat di wilayah RT 02 RW 01, Desa Tlogomojo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Dilihat dari perilaku masyarakat yang semakin rajin melakukan cuci tangan dengan air dan sabun di tempat yang telah disediakan fasilitas cuci tangan oleh mahasiswa PKL tanpa disuruh terlebih dahulu.

Kegiatan PKL Komunitas “Menggerakkan Masyarakat” dengan judul program “Upaya Pencegahan Covid-19 melalui Pembentukan Relawan RT, Penyemprotan dan Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan serta Sosialisasi dan Edukasi Adaptasi Kebiasaan Baru di Desa Tlogomojo, RT 02 RW 01, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang” dilakukan di Desa Tlogomojo, RT 02 RW 01, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang mulai tanggal 13 Juli sampai 30 Agustus 2020. Kegiatan PKL ini didampingi oleh pembimbing akademik dan pembimbing lapangan.

Program intervensi “Penyemprotan dan Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan Di Tempat Umum” dilakukan dengan mengorganisir anggota karang taruna yang bersedia untuk berperan aktif dalam kegiatan penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan ditempat umum. Penyemprotan ini dilakukan untuk menggerakkan karang taruna agar aktif dalam kegiatan penyemprotan di tempat umum untuk membasmi virus corona dan penyediaan fasilitas cuci tangan secara tidak langsung untuk menyadarkan warga agar selalu cuci tangan saat berada di tempat umum. Kegiatan ini dilakukan bersama pembimbing lapangan, anggota karang taruna dan rekan PKL Komunitas. Dalam kegiatan ini membutuhkan sumber daya antara lain: manusia (peserta yang terlibat yaitu pembimbing lapangan, 3 orang anggota karang taruna dan 4 mahasiswa PKL Komunitas), uang (sejumlah biaya untuk mendukung kelancaran program sebesar RP. 75.000,00 yang digunakan untuk membeli alat dan bahan yang digunakan penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan), bahan (cairan disinfektan buatan sendiri sesuai panduan dari Kemenkes RI), peralatan (APD dan tangki untuk menyemprot, 2 ember untuk cuci tangan dan 2 botol sabun untuk cuci tangan serta 2 stiker tentang cuci tangan yang ditempel di ember), cara kerja (pembuatan dan penyemprotan mengikuti panduan dari Kemenkes RI).

Keputusan dari musyawarah yang dilakukan adalah kegiatan penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di tempat umu akan dilaksanakan di taman dan warung kopi miliik Ibu Siti. Kegiatan penyemprotan desinfektan dilaksanakan selama kurun waktu tiga minggu yang dimulai pada pukul 08.00-11.00 WIB. Pembagian tugas saat kegiatan penyemprotan dan penyediaan fasilitas cuci tangan di taman dan warung kopi:

a.Pembimbing lapangan dan dua anggota karang taruna mendapat bagian dalam kegiatan penyemprotan;

b. Mahasiswa PKL Komunitas bagian penyerahan fasilitas cuci tangan dan membantu bersih-bersih;

c.Satu anggota karang taruna mendapat bagian membantu bersih-bersih.

Dalam kegiatan penyemprotan desinfektan, dilaksanakan juga kegiatan bersih-bersih masjid untuk keperluan hari raya Idul Adha. Meskipun hanya tiga dari 5 anggota karang taruna yang dapat hadir membantu melaksanakan kegiatan program intervensi ini, kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.

Program “Penyemprotan dan Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan Di Tempat Umum” yang telah dilaksanakan di wilayah RT 02 RW 01, Desa Tlogomojo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang memberikan dampak yang positif dalam hal kesadaran masyarakat untuk melakukan cuci tangan dengan air dan sabun yang ditunjukan lewat perilaku mereka. Selain itu, fasilitas cuci tangan yang telah disediakan juga selalu dalam kondisi baik yang artinya

(20)

masyarakat merawat fasilitas tersebut dan selalu mengganti airnya setiap hari. Namun, untuk kegiatan penyemprotan desinfektan, anggota karang taruna belum lagi melakukan penyemprotan di tempat umum karena selain tidak ada dan juga anggotanya susah diajak kerjasama.

Luaran yng dicapai dalam program “Penyemprotan dan Penyediaan Fasilitas Cuci Tangan Di Tempat Umum” adalah brosur yang berisi materi langkah pembuatan dan penyemprotan disinfektan serta gerakan 6 langkah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Bagian depan brosur berisi langkah pembuatan disinfektan dan aktivitas penyemprotan di luar maupun di dalam ruangan sedangkan untuk bagian belakang berisi pentingnya cuci tangan, kapan harus cuci tangan dan gerakan 6 langkah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Materi yang digunakan bersumber dari Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, juga menghasilkan luaran berita acara yang memuat hasil musyawarah dengan anggota karang taruna yang dilakukan di warung makan.

Gambar

Gambar 1. Brosur panduan penyemprotan

Gambar 2. Stiker langkah cuci tangan

(21)

4. SIMPULAN

Kegiatan penyemprotan disinfektan dan penyediaan fasilitas cuci tangan dilakukan bersama karang taruna sebagai mitra program. Evaluasi yang dilakukan setelah 3 minggu pelaksanaan program menunjukkan hasil bahwa setelah kegiatan penyemprotan tersebut, anggota karang taruna sudah tidak melakukan lagi kegiatan penyemprotan di tempat umum. Akan tetapi untuk kesadaran warga akan hal cuci tangan di tempat umum (taman dan warung kopi) mulai meningkat, saat datang di taman dan warung kopi warga cuci tangan terlebih dahulu dengan fasilitas cuci tangan yang telah disedikan. secara keseluruhan kegiatan ini berjalan dengan lancar. Tim KKN bersama mitra telah sepakat menjaga keberlanjutan program karena program ini sudah efektif untuk meningkatkan upaya pencegahan Covid-19 di Desa Tlogomojo RT 2 RW 1. Harapannya dengan adanya program ini masyarakat lebih memperhatikan lagi upaya pencegahan dan pengendalian virus corona di lingkungan sekitar terutama pada keluarga dan diri sendiri. Maka besar harapan kami kepada pemerintah desa untuk mendukung dan memfasilitasi upaya pencegahan virus corona pada masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sukiman sebagai Ketua RT 2 RW 1 Desa Tlogomojo Kecamatan Rembang dan Karang Taruna Desa Tlogomojo yang telah bersedia menjadi mitra dalam pelaksanaan program penyemprotan disinfektan ini. Serta masyarakat Desa Tlogomojo RT 2 RW 1 atas apresiasi dan partisipasinya dalam menyukseskan program ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang. (2021). Retrieved Sabtu, 9 Januari 2020, from Covid-19.rembangkab.go.id: http://covid19.rembang.go.id

Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia , 40 (2), 119-129.

Kementerian Kesehatan RI. (2021). Perkembangan Covid-19 di Indonesia

Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i , 7 (3), 227-238. www. Worldometers.info .Coronavirus update. Diakses pada tanggal 10 Januari 2020

Gambar

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tabel 6. Hasil pengujian edukasi terhadap pengetahuan siswa melalui pre test dan post test
Tabel 8. Hasil pengujian edukasi terhadap perilaku siswa melalui pre test dan post test
Gambar 5. Media Edukasi Leaflet PHBS Cuci Tangan Pakai Sabun
+4

Referensi

Dokumen terkait

Infografis Kegiatan Satgas Covid-19 Desa Kincang Pelaksanaan Program kerja ini berupa mengikuti secara aktif dalam membantu berbagai kegiatan yang masih dilaksanakan oleh tim

Maka dari itu peneliti membuat Program KKN yaitu upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang didalamnnya memiliki dua kegiatan; Pembuatan Tempat cuci tangan serta

Dari hasil kegiatan program PKM “Masyarakat Produktif Dalam Upaya Bantuan Produk Karya Pencegahan Covid-19 Di Desa Lubawang Banyuglugur Situbondo” dapat disimpulkan

Secara umum akan ada penambahan KPI baru yang diidentifikasi dapat mencerminkan value-value baru. KPI baru tadi akan diukur dengan cara yang sama dengan pengukuran Kontrak

Pelaksanaan kegiatan yakni dengan mengikuti kegiatan posko SATGAS COVID-19 di wilayah tugas, membantu pendataan warga pendatang dan/atau setelah bepergian dari

Posyandu balita Data balita dan permasalahan yang berkaitan dengan pencegahan Covid-19 Sulit berinteraksi karena menggunakan masker dan face shield 4 Kamis, 16 jUli

Menidaklanjuti upaya Ditjen Dikti Kemendikbud dalam penanganan COVID-19 melalui program Relawan Covid-19 Nasional (RECON) yang telah berjalan sejak April 2020 dan

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui edukasi pencegahan Covid-19 dan pembagian masker untuk kesehatan masyarakat dapat mengurangi kasus Covid-19 dengan