BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah
Fakta menunjukkan konsumsi energi terus meningkat sejalan dengan
laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Terbatasnya sumber
energi fosil menyebabkan perlunya pengembangan energi terbarukan dan
konservasi energi yang disebut pengembangan energi hijau. Yang dimaksud
dengan energi terbarukan di sini adalah energi non-fosil yang berasal dari alam
dan dapat diperbaharui. Bila dikelola dengan baik, sumber daya itu tidak akan
habis.
Energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya
krisis energi dunia yaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi
surya. Energi itu dapat berubah menjadi arus listrik yang searah yaitu dengan
menggunakan silikon yang tipis. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka
pada sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu
tergantung pada jumlah energi cahaya yang mencapai silikon itu dan luas
harganya murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat.
Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya
fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang
dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas
baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.
Paling tidak ada 5 keuntungan pembangkit dengan surya fotovoltaik.
Pertama, energi yang digunakan adalah energi yang tersedia secara cuma-cuma.
Kedua, perawatannya mudah dan sederhana. Ketiga, tidak terdapat peralatan
yang bergerak, sehingga tidak perlu penggantian suku cadang dan penyetelan
pada pelumasan. Keempat, peralatan bekerja tanpa suara dan tidak berdampak
negatif terhadap lingkungan. Kelima, dapat bekerja secara otomatis (Deni
Almanda, 1997).
Realita yang ada sekarang ini penggunaan sel surya sebagai
pembangkit tenaga listrik masih sangat minim sehingga belum dapat diandalkan
sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil yang selama ini menjadi
komponen utama sistem pembangkit listrik. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan modul sel surya yang belum optimal dalam mengubah energi
matahari menjadi energi listrik (Haryadi, 1998).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi kinerja modul sel
surya, diantaranya temperatur sel surya, jumlah sel dalam modul, dan rangkaian
sel surya (Simon, 1991).
rangkaian yang lebih sederhana namun daya output yang dihasilkan optimum
dan hambatannya minimum dan menemukan cara agar energi matahari yang
didapatkan dari rangkaian sel surya dapat digunakan kembali saat malam hari.
1. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Rangkaian kombinasi dari panel sel surya manakah yang memiliki
suatu daya dan arus yang optimum.
2. Bagaimana pengaruh kombinasi rangkaian panel sel surya terhadap
pengisian ke dalam battery.
3. Berapa lama Pengisian energi yang optimal ke dalam battery Pb-Acid
6V.4,2 Ah isi ulang yang digunakan sebagai alat penyimpan energi
surya.
1. 3. Batasan Masalah
Dari permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah
maka batasan-batasan masalah yang ada antara lain :
1. Lingkup pengerjaan hanya pada rangkaian kombinasi seri dan pararel
antar panel sel surya yang seukuran yang telah ada.
ada di pasaran.
1. 4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Penelitian ini ditujukan sebagai langkah awal studi lanjut mengenai
karakteristik panel sel surya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh karakteristik kombinasi
rangkaian seri dan pararel yang mampu menghasilkan daya output
yang tinggi.
3. Diharapkan mengetahui lama pengisian energi optimal rangkaian panel
sel surya yang disimpan pada battery Pb-Acid.
4. Untuk mengetahui rangkaian kombinasi panel sel surya yang dapat
mengisi battery dengan waktu singkat.
1. 5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Menambah wawasan tentang sel surya.
2. Dapat menemukan kombinasi rangkaian seri dan paralel panel sel
surya yang dapat menghasilkan arus dan tegangan optimum namun
jumlah panel sel surya yang digunakan seminimal mungkin.
singkat
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi dalam lima bab, yaitu:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan mengenai latar belakang, tujuan, pembatasan
masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dari tugas akhir.
Bab II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan dasar teori penunjang yang berhubungan dengan
penelitian dari tugas akhir.
Bab III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian secara keseluruhan dari
masing-masing pencarian data penelitian dari tugas akhir.
Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil dan analisa dari uji coba dan
pengamatan alat.
Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik selama proses
penelitian dan pengamatan alat ini.
LANDASAN TEORI
2. 1. Efek Fotolistrik
Dekat permulaan abad keduapuluh serangkaian eksperimen menyatakan
bahwa elektron dipancarkan dari permukaan logam jika cahaya yang frekuensinya
cukup tinggi jatuh ke permukaan itu ( diperlukan cahaya ultraungu untuk hampir
semua logam, kecuali logam alkali). Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik.
Distribusi elektron yang dipancarkan yang disebut fotoelektron, ternyata
tak bergantung dari intensitas cahaya. Berkas cahaya yang kuat menghasilkan
fotoelekron lebih banyak daripada berkas cahaya yang lemah yang berfrekuensi
sama, tetapi energi elektron rata-rata sama saja.
Dipandang dari teori gelombang ialah fakta bahwa energi fotoelektron dan
bergantung pada frekuensi cahaya yang dipakai. Frekuensi yang lebih tinggi
menghasilkan energi fotoelektron maksimum yang lebih tinggi pula.
2.2. Energi Gap
Atom-atom dalam hampir semua zat padat kristaline, baik logam atau non
logam, terletak sangat berdekatan sehingga elektron valensinya memberntuk
sistem tunggal dari elektron milik bersama dari kristal keseluruhan. Sebagai ganti
dari masing-masing tingkat energi karakteristik yang terdifinisikan secara tepat
dari setiap atom individual, kristal keseluruhan memiliki pita energi yang terdiri
banyak sekali tingkat energi terpisah yang letaknya sangat berdekatan.
tetapi juga merupakan landasan penting untuk sifat-sifat yang lainnya.
Tingkat energi ini disebut energi band gap yang didefinisikan sebagai
sejumlah energi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan electron dari ikatan
kovalennya sehingga terjadi aliran arus listrik.
Gambar 2.1 Struktur pita sebuah semikonduktor
2.3. Doping
Apabila kita tambahkan pada silkon murni (intrinsik) atom-atom yang
bervalensi tiga atau lima maka terbentuk semikonduktor yang tak murni, yang
ekstrinsik. Menambahkan takmurnian ke dalam bahan semikonduktor disebut
doping. Apabila atom-atom takmurnian mempunyai lima elektron valensi, maka
atom takmurnian akan menggeser beberapa atom silikon dari kisi-kisi kristal.
Empat dari lima elektron valensi akan mengisi ikatan kovalen dan yang kelima
akan terlepas dan dapat digunakan sebagai pembawa arus.
Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang kelima adalah
energi sekitar 0,05 eV untuk Si. Takmurnian ini akan memberikan kelebihan
takmurnian donor atau tipe-n.
Apabila suatu takmurnian trivalen (valensi tiga) ditambahkan pada
semikonduktor intrinsik hanya tiga ikatan kovalen yang diisi, kekosongan yang
terjadi pada ikatan keempat membentuk lubang. Takmurnian serupa itu
menyediakan pembawa positif oleh karena takmurnian tersebut menciptakan
lubang dan dapat menerima elektron. Takmurnian ini karenanya dikenal sebagai
akseptor atau takmurnian tipe-p.
Gambar 2.2 Struktur pita untuk sebuah sambungan p-n semikonduktor
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada
di antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan
besifat sebagai konduktor. Semikonduktor adalah bahan yang memiliki struktur
seperti isolator akan tetapi memiliki celah energi yang kecil (1 eV atau kurang)
sehingga memungkinkan electron dapat melompat dari pita valensi ke pita
konduksi. Hal tesebut dapat dijelaskan dengan pita-pita energi seperti gambar
2.4.
Difusi dari elektron
Difusi dari proton
Muatan
2.4. Persambungan
Bahwa apabila suatu persambungan dibentuk antara bahan semikonduktor
tipe-p dan tipe-n, kombinasi tersebut mempunyai sifat-sifat penyearah.
Karakteristik volt-ampere dari suatu alat berkutub dua (disebut dioda
persambungan). Oleh karena lintas persambungan terdapat gradien kerapatan,
mula-mula lubang akan berdifusi (berbaur) ke sebelah kanan pesambungan dan
elektron ke sebelah kirinya.
Bahwa lubang-lubang positif yang menetralkan ion-ion akseptor dekat
persambungan dalam silikon tipe-p telah menghilang sebagai akibat rekombinasi
dengan elektron yang telah berdifusi meleati persambungan. Elektron-elektron
yang menetralkan di silikon tipe-n telah bergabung dengan lubang yang berasal
dari bahan tipe p dan telah menyeberangi persambungan. Ion yang tak
ternetralkan di sekitar persambungan disebut muatan yang tak tertutupi.
Gambar 2.3 Prinsip dasar system fotovoltaik
Sistem fotovoltaik adalah teknologi yang memanfaatkan sinar matahari
untuk mendapatkan tenaga listrik dengan menggunakan sel surya (solar cell).
Dimana komponen utama dari sistem surya fotovoltaik adalah modul yang
merupakan unit rakitan beberapa sel surya.
Gambar 2.3 menunjukkan sel surya adalah suatu alat yang mengubah
energi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Sel surya merupakan
komponen elektronik yang terbuat dari kristal silicon dengan sambungan p-n
(Simon, 1991).
Secara sederhana sel surya terdiri persambungan bahan semikonduktor
betipe p dan n ( p-n junction semikonduktor) yang jika terkena sinar matahari
maka akan terjadi aliran electron dan aliran elektron inilah yang disebut sebagai
aliran arus listrik.
Saat sambungan p-n dikenai cahaya, elektron-elektron memantul melewati
celah oleh photon sampai ke pita konduksi, meninggalkan proton didalamnya.
Dipengaruhi oleh potensial intrinsik dari sambungan, elektron dan proton
Pita konduksi
Type p
Pita valensi
Bagian utama pengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik adalah
penyerap (absorber), meskipun demikian masing-masing lapisan juga sangat
berpengaruh terhadap efisiensi dari sel surya. Sinar matahari terdiri dari
bermacam-macam jenis gelombang electromagnet, oleh karena itu penyerap disini
diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin radiasi sinar yang berasal dari
cahaya matahari.
Proses pengubahan energi matahari menjadi energi listrik ditunjukkan
dalam gambar 2.4. Ketika radiasi cahaya matahari jatuh diatas sambungan p-n
silikon, photon dengan panjang gelombang kurang dari 1,13@m menghasilkan
sejumlah pasangan elektron-proton. Medan listrik dalam lapisan kosong
mempengaruhi sebagian elektron mengalir dari silikon tipe p ke silicon tipe n.
Proton mengalir dari silicon tipe n ke silkon tipe p.
Gambar 2.4 Proses pengubahan energi matahari menjadi energi listrik pada sel
surya(Anonim 3, 2006)
Elektron dari pita konduksi dapat meloncat ke pita valensi ketika
sambungan tersebut mengenai foton dengan energi tertentu seperti gambar 2.2.
Ketika sinar matahari yang terdiri dari photon–photon jatuh pada permukaan
Sinar matahari Elektroda atas (-) Electrode bawah (+) Arus listrik Silicon tipe p (n-) Silicon tipe n (p+) Lapisan anti refleksi
seperti terlihat pada gambar 2.4 dan hanya photon dengan tingkat energi tertentu
yang akan membebaskan elekton dari ikatan atomnya sehingga mengalirlah arus
listrik.
Elektron dari pita valensi akan tereksitasi ke pita konduksi. Electron
pembawa n dan meninggalkan hole, pembawa p. Pembawa p akan bergerak
menuju persambungan demikian juga pembawa n akan bergerak ke
persambungan, perpindahan tersebut menghasilkan beda potensial. Arus dan daya
yang dihasilkan fotovoltaik ini dapat dialirkan ke rangkaian luar. Untuk
membebaskan electron dari ikatan kovalennya, energi foton (hc) harus sedikit
lebih besar atau diatas daripada energi band-gap.
Jika energi photon terlalu besar daripada energi band gap maka ekstra
energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada sel surya. Karenanya
sangat penting pada sel surya untuk mengatur bahan yang dipergunakan yaitu
dengan memodifikasi struktur molekul dari semikonduktor yang dipergunakan.
Agar efisiensi sel surya bisa tinggi maka photon yang berasal dari sinar
matahari harus bisa diserap sebanyak-banyaknya, kemudian memperkecil refleksi
dan rekombinasi serta memperbesar konduktivitas dari bahannya. Agar foton bisa
diserap sebanyak-banyaknya maka penyerap harus memilki energi band gap
dengan jangkauan yang lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap sinar
matahari yang memiliki energi yang bermacam-macam tersebut (Rusminto,
2003).
sel surya dihubungkan secara seri atau paralel untuk menghasilkan tegangan, arus,
atau daya yang tinggi. Permukaan modul ditutup dengan kaca atau materi
transparan lain untuk proteksi terhadap linkungan (Anonim, 2005).
2.6 Karakteristik Sel Surya
Sel surya menghasilkan arus dan arus ini beragam besarnya tergantung
pada tegangan sel surya. Karakteristik tegangan arus biasanya menunjukkan
hubungan tersebut. Karakteristik awal suatu modul sel surya diukur diruangan
tertutup agar mudah dilaksanakan dalam waktu singkat dan memungkinkan untuk
di cek kembali.
Gambar 2.5 Grafik arus terhadap tegangan sebagai karakteristik sel surya (Boulder, 2004)
Ketika tegangan sel surya sama dengan nol atau digambarkan sebagai “ sel
surya hubung pendek “, “arus rangkaian pendek” atau Isc (short circuit current)
yang sebanding dengan irradiasi terhadap sel surya yang dapat diukur. Nilai Isc
A ru s lis tr ik (m A ), D ay a (m W ) Arus Listik
Tegangan (Volt)
Dayauntuk arus rangkaian pendek adalah 25º C.
Jika arus sel surya sama dengan nol maka sel surya tersebut digambarkan
sebagai “rangkaian terbuka“ dan tegangan sel surya kemudian menjadi “tegangan
rangkaian terbuka“, Voc (open circuit voltage). Ketergantungan Voc terhadap
irradiasi bersifat logaritmis, dan penurunan yang lebih cepat disertai peningkatan
temperatur.
Pada kebanyakan sel surya peningkatan temperatur dari 25ºC
mengakibatkan penurunan daya sekitar 10%.
Pengukuran karakteristik luaran suatu modul sel surya di luar ruangan
memeberi informasi yang lebih nyata dan lengkap mengenai kinerja modul sel
surya namun membutuhkan waktu yang lama. Hal ini disebabkan
perubahan-perubahan musim tahunan yang secara langsung mempengaruhi kinerja modul sel
surya.
2.3 Efisiensi Sel Surya
Sel surya menghasilkan daya maksimum pada tegangan tertentu. Gambar
kurva dibawah menunjukkan bahwa terdapat titik daya maksimum yang disebut
MPP (Maximum Power Point).
Tegangan titik maksimum atau V
MPP
biasanya kurang dari tegangan
rangkaian terbuka dan arusnya I
MPP
lebih rendah dibandingkan dengan arus
Efisiensi sel surya ($) adalah perbandingan antara daya listrik maksimum
sel surya atau daya output yang dikeluarkan sel surya dengan daya pancaran
(radiant) atau daya input yang berasal dari cahaya matahari pada sel surya.
%
100
)
)(
(
Intensitas
cahaya
luasPanel
X
xV
I
MMP MMp=
(2.1)
%
100
.
A
X
G
p
out=
(2.2)
$ menunjukkan nilai efisiensi dalam persen (%), Pout adalah daya output
yang dihasilkan sel surya. G menunjukkan Intensitas irradiasi matahari dalam
W/m² dan A menunjukkan luas permukaan modul sel surya dalam m².
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi modul sel surya yaitu
jumlah cahaya yang mengenai sel surya, temperatur, jumlah sel surya dalam
modul sel surya, luas area setiap sel surya, jenis silicon, hambatan pada kabel, dan
rangkaian sel surya ( Simon, 1991 ).
2. 4 Penerimaan Radiasi Matahari Di Bumi
Radiasi matahari terbagi atas tiga kelompok sinar berdasarkan panjang
gelombangnya yaitu :
1. Sinar Ultra Violet (UV) yang termasuk sinar tidak tampak dan terdiri atas :
UV extrim; panjang gelombang = 100-200 nm
UV-C ; panjang gelombang = 200-280 nm
UV-B ; panjang gelombang = 280-315 nm
2. Sinar Tampak yang terdiri atas :
Sinar Ungu ; panjang gelombang = 400-435 nm
Intensitas sinar ungu = 200W/m
2Sinar Biru ; panjang gelombang = 435-490 nm
Sinar Hijau ; panjang gelombang = 490-574 nm
Sinar Kuning ; panjang gelombang = 574-595 nm
Intensitas sinar kuning = 1000W/m
2Sinar Jingga ; panjang gelombang= 595-626 nm
Intensitas sinar jingga = 600- 800W/m
2Sinar Merah ; panjang gelombang = 626-760 nm
Intensitas sinar merah = 400W/m
23. Sinar Infra Merah yang termasuk sinar tidak tampak dan terdiri dari :
Infra merah pendek ; panjang gelombang 760-20.000 nm
Infra merah jauh ; panjang gelombang >20.000 nm
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi matahari dibumi :
•
Sudut datang sinar matahari; sinar datang tegak lurus memberikan energi
sinar yang lebih besar dibanding yang datangnya condong, karena sinar
datang tegak lurus akan menyinari wilayah yang lebih sempit dibanding
sinar yang condong.
semakin turun.
Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi disebut insolation
(incoming solar radiation) yang terdiri dari radiasi langsung (direct radiation) dan
radiasi baur (difusse radiation). Dari seluruh radiasi yang datang hanya
Photosynthetically Active Radiation (PAR) yang dapat dimanfaatkan tanaman.
Kisaran radiasi PAR mendekati radiasi sinar tampak. Rerata energi radiasi yang
datang di permukaan atmosfer selama satu tahun disebut tetapan radiasi surya
(solar constant) yang besarnya sekitar 1.360 w/m
2(Usmadi, 2006).
Konversi satuan radiasi yang banyak digunakan
(
Woodward FI, Sheehy JE,
1983):
1 J.m
-2.s
-1= 1 W.m
-210.000 foot-candle = 350 W.m
-21 foot-candle = 10,76 lux
1 lux = 92,96 x 10
-3foot-candle
1 lux = 3,252 mW.m
-22.5 Rangkaian Sel Surya
Tegangan dan daya output yang dihasilkan oleh setiap sel surya sangat
kecil sehingga perlu merangkai beberapa sel surya menjadi modul sel surya.
Rangkaian sel surya dapat dianalogkan dengan rangkaian baterai sebagai
sumber energi listrik dalam rangkaian listrik. Ada dua jenis rangkaian yan g
jenis rangkaian sel surya disesuaikan dengan nilai tegangan dan arus keluaran
yang dinginkan (Hosenberg, 2003).
Gambar 2.7 Rangkaian paralel sel surya
Rangkaian paralel sel surya menghasilkan tegangan total rangkaian sel
surya yang sama dengan tegangan yang dihasilkan oleh sebuah sel surya dalam
rangkaian pararel. Rangkaian jenis ini jarang ditetapkan karena menghasilkan arus
total yang tinggi dan tegangan total kecil (Hosenberg, 2003).
Gambar 2.6 Grafik arus terhadap tegangan sebagai karakteristik rangkaian paralel sel
surya (Franz Kininger, 2003)
V
1= V
2= V
3= … = V
n(2.3)
I
1+ I
2+ I
3+ … + I
n=
I
n(2.4)
Tiga sel Dua sel Satu sel
I
A
ru
s
(A
)
V Tegangan (volt)
dihasilkan oleh sebuah sel surya (Hosenberg, 2003).
Gambar 2.9 Rangkaian seri sel surya
Gambar 2.8 Grafik arus terhadap tegangan sebagai karakteristik rangkaian seri sel surya
(Franz Kininger, 2003)
V
1+ V
2+ V
3+ … + V
n= V
n(2.5)
I
1= I
2= I
3= … = I
n(2.6)
2.6 Hubungan Arus, Tegangan, dan Daya
Tiga sel Dua sel Satu sel
I
A
ru
s
(A
)
V Tegangan (volt)
penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah
dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang
dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus
listrik. Kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat
penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar
Q, maka kuat arus listrik I adalah:
I =
t
Q
(2.7)
I = Kuat arus listrik (Coulomb / Sekon = ampere, A)
Q = Muatan listrik (Coulomb)
t = Waktu (sekon)
Hambatan (R) adalah suatu yang menghambat aliran dari electron.
Hambatan diukur dalam satuan Ohm (O). Dengan mengatur hambatan, akan dapat
ditempatkan dalam rangkaian untuk mengontrol atau mengurangi aliran arus
listrik.
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran
elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda
potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif
mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.
Jadi arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah,
sedangkan aliran elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi.
berbanding langsung dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar
asalkan suhu penghantar tetap. Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat
arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm (
).
Maka persamaannya dapat ditulis:
R =
I
V
(2.8)
V = R x I
(2.9)
Usaha yang menunjukkan energi listrik yang ditransfer ke dalam elemen
rangkaian adalah :
dw = V dQ = V I d t
(2.10)
Tranfer energi tiap satuan waktu disebut daya yang ditunjukkan dengan P.
Pembagian persamaan 2.4 diatas dengan dt akan didapat kecepatan pengiriman
energi pada rangkaian tersebut yaitu :
dt
dw
= P = V I
(2.11)
2.7 Rangkaian Listrik
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik
yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai
satu lintasan tertutup. Rangkaian listrik dibagi menjadi tiga:
lintasan aliran arus listrik melewati semua elemen pada rangkaian.
Gambar 2.10 Dua elemen dirangkai seri
2. Rangkaian paralel
Elemen dalam suatu rangkaian dinamakan paralel dengan yang lain jika
lintasan lebih dari satu untuk aliran arus listrik melewati untuk melewati semua
komponen dalam rangkaian.
Gambar 2.11 Dua elemen dirangkai Paralel
3.Rangkaian Seri dan Paralel
1. Rangkaian seri-paralel
Rangkaian kombinasi antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Gambar 2.12 Rangkaian kombinasi seri dan paralel
2. Rangkaian Paralel-seri
Rangkaian kombinasi antara rangkaian paralel dengan rangkaian
seri.
Gambar 2.13 Rangkaian kombinasi paralel dan seri
sebagai sumber energi untuk malam hari.
Battery pada umumnya dapat dibagi menjadi 2:
a. Battery Primer
b. Battery Sekunder
Battery primer adalah battery yang tidak bisa dipergunakan kembali,
dibuang setelah penggunaan sedangkan battery sekunder adalah battery yang
dapat dipergunakan kembali, juga dikenal sebagai accumulator/ aki.
Baterry isi ulang adalah battery yang dapat kembali bermuatan penuh
dengan penerapan energi listrik. Battery berasal dari beberapa bentuk berbeda
yang menggunakan reaksi kimia yang berbeda. Battery berfungsi sebagai
penyimpan energi dan berfungsi sebagai pelengkap dalam sistem energi yang
diperbarui.
Battery kering adalah sejenis battery asam timbal tertutup. Battery kering
tidak menggunakan cairan untuk elektrolit atau asam akinya tapi sedikit seperti
lem atau gel. Battery ini didesain untuk dapat disi ulang bebas perawatan atau
pemeliharaan tidak tumpah. Battery memiliki unsur pengental yang ditambahkan
ke elektrolit atau asam aki untuk menurunkan gerakan didalam kotak battery.
Battery pada hakekatnya menyisihkan penguapan elektrolit. Pertumpahan
biasanya terjadi pada battery sel basah, dan menaikkan lebih besar hambatan
untuk temperatur, tekanan dan vibrasi ekstrim atau tertinggi.
bahwa saat oksigen normalnya dihasilkan di plat positif dalam semua battery asam
timbal diserap oleh plat negatif. Ini membuat hasil dari hidrogen di plat negatif.
Rekombinasi dari oksigen dan hidrogen menghasilkan air (H
2O), yang mana
menggantikan dalam battery. Karena itu, battery bebas perawatan, seperti tidak
butuh pengairan, dan harus tidak pernah dibuka karena ini dapat menyebabkan
battery ”beracun” dengan penambahan okigen dari udara.
Jika dibuka, sel kehilangan tekanan, dan udara luar akan ”meracuni” plat
dan menyebabkan ketidakseimbangan bahwa kehancuran reaksi kimia
rekombinasi.
Dalam battery, elektrolit tidak mengalir seperti cairan normal. Elektrolit
memiliki ketetapan dan penampilan dari agar petroleum. Battery lebih kekurangan
asam, memberikan lebih perlindungan untuk plat, karena itu battery ini lebih baik
Perbedaan antara battery basah tradisional dan sel gel adalah sel basah
tidak memiliki katup segel tertutup dengan tekanan tertentu, seperti battery basah
tidak bekerja dalam prinsip rekombinasi. Battery basah memiliki elektrolit cair
yang dapat menyebabkan korosi dan tumpah jika diangkat atau ditusuk. Karena
itu, battery basah tidak dapat membawa udara tanpa kotak tertentu. Battery basah
tidak dapat dikirim melalui pos atau parcel atau digunakan dekat alat elektronik
yang sensitif. Battery basah hanya dapat dipakai ”posis tegak”.
Pada aki kendaraan bermotor arus yang terdapat di dalamnya dinamakan
dengan kapasitas aki yang disebut Ampere-Hour/AH (Ampere-jam). Contohnya
untuk aki dengan kapasitas arus 45 AH, maka aki tersebut dapat mencatu arus 45
Ampere selama 1 jam atau 1 Ampere selama 45 jam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas
Maret Sub Lab Fisika dan lantai IV gedung MIPA baru mulai Desember 2005
sampai akhir Juni 2006.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Luxmeter digital
2. Multimeter digital
(mm )) = 20 Sel Surya
4. Lampu bohlam 100 Watt
5. Rechargeable Seal Battery Pb-Acid 6V,4.2Ah
6. Stop Watch
7. Termometer
8. Lampu reflector 12V/ 6W
3.2.2 Bahan
1. Kabel penghubung
2. Potensiometer (hambatan beban) B20K, B50K
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian meliputi pengujian pengaruh sinar matahari terhadap
keluaran masing-masing sel surya, pengujian karakteristik panel sel surya dalam
ruang dengan di luar ruang, menentukan koefisien konversi pada kondisi standar
(STC), merangkai panel sel surya menjadi modul sel surya dengan rangkaian seri
paralel dan menganalisa perbandingan hasil tegangan dan arus serta daya yang
didapat dari rangkaian seri, paralel, seri-paralel dan paralel-seri. Kemudian energi
atau tegangan dan arus yang maksimum atau optimal dari rangkaian sel surya
disimpan ke dalam battery 6V, 4,2Ah.
Tahapan penelitian meliputi persiapan dan pengujian alat dan bahan yang
akan digunakan dalam penelitian, pengukuran nilai tegangan battery sesaat setelah
dibeli, pengujian keluaran rangkaian panel sel surya dengan lampu bohlam
100Watt dan sinar matahari, pengukuran intensitas cahaya ynag sampai di
permukaan panel sel surya, pengujian karakteristik rangkaian panel sel surya, dan
pengujian penyimpanan energi rangkaian panel sel surya ke dalam battery
Pb-Acid 6 V.4,2Ah.
Gambaran umum langkah-langkah kerja dalam penelitian ini dapat di lihat
pada gambar 3.1.
Persiapan alat, bahan dan penyamaan skala
alat ukur
Menyusun rangkaian
panel sel surya
Pengambilan data yang dihasilkan
rangkaian panel sel surya
Pengujian penyimpanan energi ke
battery
Pengambilan data lama penyimpanan energi
yang masuk ke dalam battery
Analisa data
Rangkaian
Gambar 3.1 Diagram blok langkah-langkah penelitian
3.4.1 Persiapan alat, bahan dan Penyamaan Alat Ukur
Mengacu pada gambar 3.1 alat ukur yang digunakan pada penelitian ini
adalah Luxmeter dan dua multimeter.
Untuk mendapatkan alat ukur yang memiliki kesamaan dalam kemampuan
pengukuran perlu adanya penyamaan skala dan penyamaan skala pada
masing-masing alat ukur dengan memakai peralatan digital dengan menyamakan satuan
yang akan digunakan pada tombol alat itu dengan mengukur power supply.
Untuk luxmeter digital diujicobakan pada sinar matahari atau lampu dan
untuk kedua multimeter, yang satu digunakan sebagai amperemeter dan yang
satunya digunakansebagi voltmeter yang keduanya dikalibrasi dan diujicoba
dengan mengukur nilai pada power supply sebelum dipakai untuk mendapatkan
data penelitian penyamaan alat ukur diperlukan, begitu pula dalam mendapatkan
data yang lain.
Gambar 3.2 Pengujian luxmeter dengan sinar matahari dan lampu bohlam 100 watt
Pengukuran intensitas dilakukan untuk mengetahui besarnya intensitas
cahaya yang mengenai permukaan panel sel surya.
Pemasangan probe luxmeter tegak lurus terhadap arah datangnya cahaya
seperti pada gambar 3.2. hal itu dilakukan untuk mengetahui intensitas maksimum
yang dihasilkan oleh sumber cahaya.
Dari langkah-langkah tersebut diketahui bahwa intensitas cahaya yang
dihasilkan oleh sumber cahaya bernilai maksimum pada posisi tegak lurus
terhadap datangnya cahaya. Dimana jarak antara permukaan panel sel surya dan
lampu bohlam 100Watt adalah 20 cm.
3.4.2 Menyusun Rangkaian dan Menguji karakteristik Rangkaian Panel
Sel Surya
Mengacu pada gambar 3.1 menyusun dan pengambilan data berdasarkan
pengujian karakteristik panel sel surya memerlukan sumber cahaya dengan
intensitas yang konstan, sedangkan besarnya intensitas cahaya matahari sangat
tidak konstan sehingga pengujian karakteristik sel surya dilakukan dengan lampu
bohlam 100Watt. Alat yang digunakan adalah voltmeter dan amperemeter. Bentuk
rangkaian pengujian karakteristik panel sel surya dan rangkian panel sel surya
dapat dilihat pada gambar berikut :
Dalam mendapatkan data kararakteristik panel sel surya mula-mula satu
panel sel surya diukur dengan voltmeter dan ammeter seperti gambar 3.3. setelah
itu beberapa panel sel surya disusun rangkaian seri terlebih dahulu seperti pada
gambar 2.1 dan dalam mendapatkan karakteristik panel sel surya maka dalam
yang disusun seri terlebih dahulu adalah dua panel sel surya kemudian tiga sel
panel surya selanjutnya sampai banyaknya panel sel surya maksimal 10 panel sel
surya yang digunakan dalam penelitian.
Gambar 3.3 Pengujian karakteristik rangkaian penel sel surya bohlam 100 watt
Seperti pada pengujian luxmeter digital dengan lampu bohlam maka pada
pengujian karakteristik panel dan rangkaian panel sel surya diletakkan dibawah
lampu dengan jarak 20 cm.
Gambar 3.4 Rangkaian pengujian karakteristik untuk rangkaian dua paralel dan tiga seri
panel sel surya
3.4.3 Pengambilan Data
Dalam mengambil data sumber cahaya yang digunakan sebagai pengganti
sinar matahari adalah lampu dengan intensitas dan daya yang hampir menyamai
intensitas dan daya yang dimiliki oleh sinar matahari yakni lampu bolam 100Watt
Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data keluaran karakteristik
panel sel surya dan rangkaian panel sel surya dengan beberapa bentuk rangkaian.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan perbandingan keluaran yang
benar setelah diketahui masing-masing rangkaian panel sel surya mempunyai
respon keluaran masing-masing adalah cara pengambilan data.
Rangkaian pengukuran keluaran karakteristik panel sel surya dan
rangkaian panel sel surya yang masing-masing telah dihubungkan dengan dua
buah multimeter yang satu bersifat voltmeter dan satunya amperemeter.
Pengukuran daya dilakukan dengan hasil tegangan dan arus yang telah diperoleh
dari pengambilan data, karena daya merupakan faktor perkalian antara arus dan
tegangan. Keluaran yang terukur adalah keluaran daya yang melewati
potensiometer.
Setelah pengambilan data dengan rangkaian seri kemudian dilanjutkan
dengan rangkaian paralel, seperti halnya waktu merangkai seri pada rangkaian
pararel seperti pada gambar 2.2 dan terlebih dahulu dua panel sel surya, tiga panel
sel surya sampai sepuluh panel sel surya yang ada disusun secara pararel. Diambil
satu rangkaian. Setelah diambil data keluarannya, dibandingkan hasilnya
Pada pengambilan data dengan rangkaian seri-pararel yaitu dirangkai seri
terlebih dahulu baru dipararel, yang dirangkai adalah dimulai dengan tiga panel
sel surya sampai sepuluh panel sel surya. Dimulai lagi untuk pengambilan data
panel sel surya yang dirangkai pararel-seri dengan cara merangkai kebalikan dari
seri-pararel yaitu terlebih dahulu dirangkai seri baru setelah itu dipararel.
Pada saat pengambilan data, satu dan beberapa panel diletakkan pada
tempat yang berdekatan dan memiliki ketinggian atau jarak antara lampu dan
rangkaian panel sel surya yang diusahakan sama, serta diukur pada saat waktu
yang telah ditentukan.
3.4.4 Pengujian Penyimpanan Energi ke Battery Pb-Acid
Battery yang telah disediakan diukur tegangannya dengan multimeter
untuk mengetahui tegangan maksimal yang dimiliki oleh battery. Kemudian
battery dikosongkan, diukur dengan multimeter untuk mengetahui isi battery telah
kosong untuk nantinya diisi dengan energi yang didapat dari rangkaian panel sel
surya.
Penggunaan battery sebagai elemen penyimpan energi yang didapatkan
dalam berbagai aplikasi rangkaian panel sel surya sangat penting. Penyimpanan
energi listrik dari rangkaian seri panel sel surya yang umumnya terdiri dari
rangkaian panel sel surya memerlukan waktu yang sangat lama karena arus sangat
kecil walaupun tegangan yang dihasilkan sangat besar.
6 V 4,2 AH dalam penyambungan ini nilai range dari tegangan atau voltase dan
arus listrik diperhatikan antara yang dihasilkan oleh rangkaian panel sel surya
dengan nilai tegangan atau voltase dan arus listrik yang battery dapat terima.
Dapat diperoleh data energi yang dapat disimpan oleh battery per jamnya.
Waktu pengisian battery dapat dipersingkat dua kali bila arusnya
diperbesar dua kali lipat. Proses pengisian battery dapat dilakukan tanpa
menggunakan pengontrol arus. Rangkaian terdiri dari beberapa buah panel sel sel
surya, paling banyak sepuluh buah panel sel surya.
Data pertama pengujian battery yaitu 6V 4,2Ah, dihubungkan dengan satu
panel sel surya atau tunggal, data kedua dengan dua panel sel surya yang
dirangkai seri, dan seterusnya sampai dengan rangkaian pararel-seri hingga
mendapatkan rangkaian panel sel surya yang bagaimana yang paling cepat
mengisi battery 6V, 4.2Ah. Kutub positif panel sel surya dihubungkan dengan
kutub positif battery dan kutub negatif panel sel surya dihubungkan dengan kutub
negatif battery. Data yang diambil dalam tahap ini adalah berupa kenaikan
tegangan pada battery dalam jangka waktu yang ditentukan. Akan dibandingkan
lama pengisian battery oleh masing-masing rangkaian panel sel surya satu dengan
yang lain.
Dari nilai efisiensi konversi energi yang dikumpulkan oleh battery per jam
dapat diketahui apakah battery dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari atau
digunakan salah satu peralatan yang dipakai atau dibutuhkan sehari-hari.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang mencakup hasil
pengujian karakteristik panel sel surya, hasil pengujian keluaran rangkaian seri,
pararel, seri-pararel dan pararel-seri panel sel surya, hasil pengujian timer
penyimpanan energi ke aki kering, seperti yang telah dilakukan pada bab III.
4.1. Hasil Pengujian Karakteristik Tegangan- Arus (V-I) Panel Sel Surya
Hasil pengujian kararkterstik panel sel surya dapat ditampilkan dalam
hubungan tegangan seperti gambar 4.1
Grafik Tegangan vs Arus untuk Satu Panel Sel
Surya
0
5
10
15
20
25
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tegangan (volt)
A
ru
s
(m
A
)
adalah 25mA. Tegangan rangkaian terbuka atau V
oc(open circuit voltage) terjadi
pada saat arus sel surya sama dengan nol. Besarnya nilai V
ocpada pengujian ini
adalah 9.56 volt.
Pada pengujian ini intensitas cahaya yang mengenai panel sel surya adalah
63,09 Watt/m
2yang dihasilkan lampu bohlam 100 Watt. Nilai titik daya
maksimum atau MPP (maximum power point) adalah 151.2 mWatt terjadi pada
saat V
MPP= 7.2 volt dan I
MPP= 21 mA. Dengan menggunakan persamaan 2.3
didapatkan efisiensi panel sel surya adalah sebesar 18.29 %.
Tabel 4.1 Tabel karakteristik panel sel surya
Item Air
mass
1.5
T = 25°C
VMPP
7.2 Volt
IMPP
21 mA
PMPP
151.2 mWatt
Isc 25
mA
Voc 9.56
Volt
Dari gambar 4.1 dapat dilihat karakteristik sel surya yaitu semakin besar
nilai tegangan maka arus yang mengalir semakin kecil. Karakteristik tersebut
berbeda dengan sumber tegangan (voltage source) maupun sumber arus (current
Source). Sumber tegangan yang ideal akan memberikan tegangan yang konstan
ketika diberikan beban yang bervariasi dan sumber arus yang ideal akan
memberikan arus yang konstan ketika diberikan beban yang bervariasi. Dengan
demikian sel surya tidak biasa disebut sebagai sumber tegangan maupun sumber
arus.
4.2 Hasil Pengujian Karakteristik Tegangan-Arus (V-I) Rangkaian Seri Panel Sel Surya
Hasil pengujian karakteristik rangkaian untuk beberapa panel sel surya yang
disusun secara seri dapat ditampilkan pada grafik dalam gambar 4.2.
Grafik Karakteristik untuk Rangkaian Seri Panel Sel
Surya
1 panel
2 panel
3 panel
4 panel
5 panel
6 panel
7 panel
8 panel
9 panel
10 panel
0 5 10 15 20 25 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tegangan (Volt) A ru s (m A )Gambar 4.2 Grafik tegangan- arus hasil pengujian karakteristik rangkaian seri panel sel surya
Terlihat bahwa semakin bertambahnya panel sel surya yang dirangkai seri maka semakin besar atau bertambah pula nilai tegangan Voc (open circuit voltage) yang diperoleh saat rangkaian seri panel sel surya terkena
sinar matahari, sedang untuk arus Isc (short circuit current) terlihat bahwa arus mangalami penurunan nilai yang
sangat sedikit tiap penambahan panel sel surya ke dalam rangkaian.
Dapat dilihat pada masing-masing data yang telah dibuat menjadi grafik untuk dilihat nilai Voc (open
circuit voltage) dan Isc (short circuit current) serta nilai titik daya maksimum atau MPP (maximum power point)
untuk masing-masing rangkaian seri.
Hasil pengujian karakteristik rangkaian untuk beberapa panel sel surya yang disusun secara seri dapat ditampilkan seperti pada tabel 4.2.
3
3 panel surya
24.00
30.00
420.00
17.73 %
4
4 panel surya
23.00
38.50
474.83
15.28 %
5
5 panel surya
22.69
46.30
582.06
15.44%
6
6 panel surya
22.14
60.20
793.54
17.61 %
7
7 panel surya
21.65
66.84
1011.34
18.6%
8
8 panel surya
22.00
76.91
1136.19
21.47%
9
9 panel surya
21.91
87.24
1218.36
16.93%
10
10 panel surya
20.48
97.90
1536.47
20.18%
Pada pengujian untuk satu panel sel surya terlihat bahwa arus rangkaian
pendek atau I
sc(short circuit current) terjadi pada saat tegangan rangkaian seri dua
panel sel surya dengan nol. Tegangan rangkaian terbuka atau V
oc(open circuit
voltage) terjadi pada saat arus rangkaian seri dua panel sel surya sama dengan nol.
Dalam rangkaian seri panel sel surya bekerja pula prinsip rangkaian listrik
yaitu bekerja seperti hambatan yang dihubungkan secara seri, dengan
bertambahnya jumlah panel yang ada dalam rangkaian maka semakin besar
hambatan yang ada dalam rangkaian seri panel sel surya. Karenanya
mempengaruhi nilai arus yang diperoleh rangkaian panel sel surya, semakin besar
nilai hambatan semakin kecil nilai arus yang diperoleh.
Nilai titik daya maksimum atau MPP (maximum power point) yang
dimiliki oleh rangkaian seri terlihat semakin besar bersamaan dengan
bertambahnya panel sel surya yang berada dalam rangkaian, dalam data tabel 4.2
yang berasal dari gabungan data karakteristik rangkaian seri terlihat bahwa pada
jumlah panel sel surya terbanyak yaitu sepuluh sel surya yang dirangkai seri
memiliki keluaran daya maksimum atau P
Mppyang paling besar diantara
rangakain seri yang lain, yaitu sebesar 1536.47 mW, dengan nilai tegangan paling
yang lain.
Pada tabel 4.2 ditunjukkan bahwa masing-masing rangkaian seri dengan
jumlah panel yang berbeda-beda mempunyai nilai efisiensi yang didapatkan
dengan persamaan 2.8. Pada beberapa nilai efisiensi yang didapatkan untuk
rangkaian seri adalah berkisar kurang lebih 15 hingga 21 %, ini berarti dari
seluruh energi matahari yang diterima oleh rangkaian seri panel sel surya hanya
berkisar 15 hingga 21persen energi matahari saja yang dapat diubah menjadi
energi listrik.
Nilai efisiensi sangat dipengaruhi oleh nilai daya maksimum yang dimiliki
oleh rangkaian, banyaknya intensitas cahaya matahari yang dapat diterima oleh
panel surya dalam rangkaian dan jumlah panel surya yang terdapat dalam
rangkaian.
4.3 Hasil Pengujian Karakteristik Tegangan-Arus (V-I) Rangkaian Paralel Panel Sel Surya
Hasil pengujian karakteristik rangkaian untuk beberapa panel sel surya yang disusun secara pararel dapat ditampilkan seperti pada gambar 4.3. Dalam rangkaian paralel ini, seperti pada rangkaian seri panel sel surya bekerja dengan prinsip rangkaian listrik dimana tiap panel sel surya memiliki hambatan dalam. Setiap penambahan panel sel surya maka hambatan pada rangkaian paralel panel sel surya semakin kecil. Semakin kecil nilai hambatan dalam rangkaian maka nilai arus yang diperoleh rangkaian paralel panel sel surya semakin besar.
1 panel 2 panel 3 panel 4 panel 5 panel 7 panel 6 panel 8 panel 9 panel 10 panel 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tegangan (Volt) A ru s (m A )
Gambar 4.3 Grafik tegangan- arus hasil pengujian karakteristik rangkaian paralel panel sel surya
Terlihat bahwa semakin bertambahnya panel sel surya yang dirangkai paralel maka semakin kecil atau berkurang nilai tegangan Voc (open circuit voltage), sedang untuk arus Isc (short circuit current) terlihat bahwa arus
mangalami kenaikan nilai tiap penambahan panel sel surya ke dalam rangkaian, sehingga dapat dilihat pada masing-masing data yang telah dibuat menjadi grafik untuk dilihat nilai Voc (open circuit voltage) dan Isc (short
circuit current) serta nilai titik daya maksimum atau MPP (maximum power point) untuk masing-masing rangkaian
paralel.
Hasil pengujian karakteristik rangkaian untuk beberapa panel sel surya yang disusun secara paralel dapat ditampilkan seperti pada tabel 4.4.
Tabel 4.3 Tabel karakteristik rangkaian paralel panel sel surya
NO
Rangkaian Paralel Panel
Surya
(mA)
Isc
(Volt)
Voc
PMpp
(mW)
Q
1
1 panel surya
25.00
9.56
151.20
18.29 %
2
2 panel surya
49.80
9.46
286.96
17.62%
3
3 panel surya
67.00 9.43 370.40 15.64%
4
4 panel surya
89.50 9.63
564.98 18.18 %
7
7 panel surya
146.00 8.97
893.00 16.41%
8
8 panel surya
164.60 8.89 903.72 15.62%
9
9 panel surya
185.60 8.75
1177.02 16.36%
10
10 panel surya
205.80 8.84 1210.28 15.9 %
Pada pengujian karakteristik untuk rangkaian paralel panel sel surya diperoleh dengan menggunakan prinsip rangkaian seri panel sel surya dimana yang berbeda adalah susunan sambungan masing-masing panel dan terlihat pada tabel bahwa arus rangkaian pendek atau Isc (short circuit current) terjadi pada saat tegangan
rangkaian paralel dua panel sel surya dengan nol. Besarnya nilai Isc pada pengukuran untuk rangkaian paralel dua
panel sel surya adalah 49.8 mA, lebih besar daripada Isc yang dihasilkan oleh satu panel sel surya dan dua panel sel
surya yang dirangkai seri.
Dalam tabel hasil pengujian rangkaian paralel untuk dua sampai sepuluh
panel sel surya terlihat memiliki arus rangkaian pendek atau I
sc(short circuit
current) lebih besar daripada I
scyang dimiliki oleh satu panel sel surya, serta nilai
arus I
scyang dihasilkan oleh rangkaian paralel lebih besar daripada nilai arus I
scyang dimiliki rangkaian dua seri panel sel surya.
Tegangan rangkaian terbuka atau V
oc(open circuit voltage) terjadi pada
saat arus rangkaian paralel dua panel sel surya sama dengan nol. Besarnya nilai
V
ocpada pengujian ini adalah 9.46 volt, lebih kecil dari pada nilai V
ocyang
dihasilkan oleh satu panel sel surya dan juga lebih kecil daripada nilai V
ocdua
panel sel surya yang dirangkai seri.
Dapat dilihat dari tabel bahwa nilai dari tegangan rangkaian terbuka atau
V
oc(open circuit voltage) yang dihasilkan oleh rangkaian paralel untuk Dua
sampai sepuluh panel sel surya lebih kecil daripada nilai V
ocyang didapatkan
oleh satu panel sel surya, kecuali rangkaian pararel empat panel sel surya yang
menghasilkan nilai V
oc9.63 volt.
dihasilkan penelitian ini rangkaian paralel dari keseluruhan panel sel surya
memiliki nilai titik daya maksimum atau MPP (maximum power point) yang
paling tinggi nilainya adalah nilai titik daya maksimum atau MPP (maximum
power point) milik rangkaian paralel sepuluh panel sel surya yaitu sebesar
1210.28 mW. Data yang dihasilkan oleh rangkaian seri dan rangkaian paralel
panel sel surya dapat dibandingkan dari daya maksimum rangkaian seri memiliki
hasil lebih tinggi daripada daya maksimum rangkaian paralel.
Bila dilihat dari teori seharusnya daya yang dihasilkan dari rangkaian seri
dan paralel adalah sama, untuk jumlah panel dalam rangkaian dan yang berbeda
hanya nilai arus dan tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian seri dan paralel
yaitu untuk rangkaian seri menghasilkan tegangan lebih besar daripada yang
dihasilkan rangkaian paralel, sebaliknya arusnya lebih kecil daripada yang
dihasilkan rangkaian paralel untuk jumlah panel sel surya yang sama.
Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya perbedaan antara perkiraan teori
dan hasil penelitian adalah dikarenakan temperatur ruang yang mempengaruhi
nilai arus dan tegangan. Kemungkinan juga dikarenakan susunan rangkaian
memiliki perbedaan sudut antara lampu dan tiap panel dalam pengambilan data.
Untuk nilai-nilai efisiensi yang diperoleh rangkaian paralel berkisar 15
hingga 18 %, sehingga untuk rangkaian paralel dari keseluruhan sinar matahari
yang diterima oleh rangkaian hanya 15 hingga 18 persen saja yang dapat diubah
dimiliki oleh rangkaian paralel lebih kecil.
Pada rangkaian seri dan rangkaian parallel, jika dilihat untuk nilai efisiensi
juga dipengaruhi oleh nilai daya maksimum yang dimiliki oleh rangkaian,
banyaknya intensitas cahaya matahari yang dapat diterima oleh panel surya dalam
rangkaian dan jumlah panel surya yang terdapat dalam rangkaian.
4.4 Hasil Pengujian Karakteristik Tegangan-Arus (V-I) Rangkaian Seri-paralel Panel Sel Surya
Pada grafik 4.4 terlihat bahwa rangkaian seri-paralel untuk panel sel surya
hanya bisa dilakukan oleh lebih dari dua panel sel surya, karena untuk dua panel
sel surya hanya bisa diseri atau paralel saja tidak bisa dikombinasikan. Dalam
grafik terlihat bahwa arus rangkaian pendek atau I
sc(short circuit current) yang
diperoleh semakin kecil nilainya dengan bertambahnya panel sel surya yang
digabung ke dalam rangkaian seri-paralel.
Grafik Karakteristik untuk Rangkaian Seri-paralel
Panel Sel surya
3 panel
5 panel
4 panel
6 panel
7 panel 8 panel 9 panel 10 panel 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Tegangan (Volt) A ru s (m A )Gambar 4.4 Grafik tegangan- arus hasil pengujian karakteristik rangkaian seri-paralel
panel sel surya
dalam rangkaian seri paralel, jadi dapat dikatakan pada rangkaian seri-paralel
antara nilai I
scdengan nilai V
ocberbanding terbalik.
Dalam data pada tabel 4.4 pengujian karakteristik untuk rangkaian seri
paralel ini didapatkan arus rangkaian pendek atau I
sc(short circuit current) pada
rangkaian seri-paralel untuk tiga panel sel surya hasilnya dua kali lebih besar
daripada yang dihasilkan rangkaian seri untuk tiga panel sel surya. Namun
membandingkan dengan rangkaian paralel maka terlihat bahwa rangkaian
seri-pararlel memiliki arus I
sclebih kecil daripada rangkaian paralel.
Tabel 4.4Tabel karakteristik rangkaian seri-paralel panel sel surya
NO
Rangkaian Seri-paralel
Panel Surya
(mA)
Isc
(Volt)
Voc
PMpp
(mW)
Q
1
3 panel surya
49.50 9.77
306.08
12.92 %
2
4 panel surya
48.30
21.55
552.55
17.78 %
3
5 panel surya
47.40 19.6 522.25
13.87 %
4
6 panel surya
48.00 26.98
714.00
15.84%
5
7 panel surya
47.30 26.93
754.40
13.88 %
6
8 panel surya
45.32
38.15
912.40
15.77 %
7
9 panel surya
45.00 33.95
905.85
12.59%
8
10 panel surya
40.83 49.23
1574.14
20.68 %
Tegangan rangkaian terbuka atau V
oc(open circuit voltage) untuk
rangkaian seri-paralel lebih besar nilainya daripada nilai V
ocyang dihasilkan
rangkaian paralel tapi lebih kecil dari pada nilai V
ocyang dihasilkan oleh
rangkaian seri.
sangat sedikit dalam penambahan panel sel surya pada rangkaian, dan pada
rangkaian seri paralel untuk empat panel sel surya nilai V
ocyang diperoleh
memiliki nilai yang lebih tinggi daripada yang diperoleh lima panel sel surya.
Begitu juga yang diperoleh rangkaian seri-paralel enam panel sel surya bernilai
lebih tinggi dengan nilai yang diperoleh rangkaian seri-paralel tujuh panel sel
surya, dan yang diperoleh rangkaian seri-paralel delapan panel sel surya bernilai
lebih tinggi dengan nilai yang diperoleh rangkaian seri-paralel sembilan panel sel
surya.
Dibandingkan nilai dari data yang dihasilkan penelitian ini rangkaian
paralel dari keseluruhan panel sel surya memiliki nilai titik daya maksimum atau
MPP (maximum power point) yang paling tinggi nilainya adalah nilai titik daya
maksimum atau MPP (maximum power point) milik rangkaian seri-paralel
sepuluh panel sel surya yaitu sebesar 1574.15 mW, dan jika dibandingkan dengan
hasil P
Mppyang diperoleh dari rangkaian seri dan rangkaian paralel maka nilai dari
rangkaian seri-paralel panel sel surya lebih besar daripada kedua rangkaian
tersebut.
Nilai efisiensi untuk rangkaian seri-paralel berkisar kurang lebih 12 hingga
20%, dengan pengertian bahwa dari seluruh cahaya matahari yang diterima oleh
rangkaian panel sel surya hanya 12 hingga 20 persen cahaya matahari yang dapat
dikonversi menjadi energi listrik. Dibandingkan dengan nilai efisiensi yang
dimiliki oleh rangkaian seri dan rangkaian paralel, rangkaian seri-paralel memiliki
nilai efisiensi lebih kecil. Namun untuk nilai efisiensi pada sepuluh panel sel
4.5 Hasil Pengujian Karakteristik Tegangan-Arus (V-I) Rangkaian Paralel-seri Panel Sel Surya
Pada grafik 4.8 dapat dilihat nilai tegangan rangkaian terbuka atau V
oc(open
circuit voltage) yang diperoleh tiap panel sel surya yang dirangkai paralel-seri
terdapat disekitar kurang lebih 18 volt atau bisa dikatakan mengalami kenaikan
nilai V
ocyang sedikit, dan dalam grafik terlihat bahwa semakin bertambahnya
panel sel surya yang digabung ke dalam rangkaian paralel-seri maka semakin
besar nilai arus rangkaian pendek atau I
sc(short circuit current) yang diperoleh.
Grafik Karakteristik untuk Rangkaian Paralel-seri
Panel Sel Surya
3 panel 4 panel 5 panel 6 panel 7 panel 8 panel 9 panel 10 panel 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Tegangan (Volt) A ru s (m A )
Gambar 4.5 Grafik tegangan- arus hasil pengujian karakteristik rangkaian paralel-seri panel sel
surya
Pada tabel 4.5 dapat dilihat antara nilai I
scyang diperoleh rangkaian
paralel-seri empat dan lima panel sel surya mengalami kenaikan yang sangat
sedangkan nilai V
ocpada rangkaian paralel-seri walaupun bertambah tapi tidak
signifikan.
Dibandingkan dengan rangkaian seri nilai I
scyang diperoleh rangkaian
pararel-seri lebih besar, sedang untuk nilai V
ocpada rangkaian seri lebih besar
daripada yang diperoleh rangkaian paralel-seri. Bila dibandingkan dengan
rangkaian paralel nilai I
scyang diperoleh rangkaian paralel-seri lebih besar dan
untuk nilai V
ocrangkaian paralel lebih kecil daripada nilai V
ocrangkaian
paralel-seri.
Tabel 4.5Tabel karakteristik rangkaian pararel-seri panel sel surya
NO
Rangkaian Paralel-seri
Panel Surya
(mA)
Isc
(Volt)
Voc
PMpp
(mW)
Q
1
3 panel surya
25.00 18.00
230.85
9.74 %
2
4 panel surya
49.40
18.00
387.00
12.45%
3
5 panel surya
49.44 18.60 498.81
13.23%
4
6 panel surya
64.40 18.60 605.72
13.34%
5
7 panel surya
70.53 18.70 641.09
11.8 %
6
8 panel surya
94.50 18.81 982.50
16.99%
7
9 panel surya
95.24 18.79
1007.17
14%
8
10 panel surya
115.35
18.62
1092.78
14.35%
Pembandingan untuk rangkaian seri-pararel nilai I
scyang diperoleh
rangkaian pararel-seri lebih besar kecuali untuk rangkaian pararel-seri tiga panel
sel surya yang nilai I
scnya lebih kecil daripada nilai I
scyang diperoleh rangkaian
pararel tiga panel sel surya yaitu sebesar 25 mA, dimana rangkaian
seri-pararel tiga panel sel surya I
scsebesar 49.5 mA.
Untuk nilai V
ocrangkaian pararel-seri lebih kecil daripada nilai V
ocyang
diperoleh rangkaian seri-pararel kecuali untuk tiga panel sel surya, dimana pada
Pada data yang dihasilkan penelitian ini rangkaian pararel-seri dari
keseluruhan panel sel surya memiliki nilai titik daya maksimum atau MPP
(maximum power point) yang paling tinggi nilainya adalah sepuluh panel sel surya
sebesar 1092.78 mW, jika dibandingkan dengan rangkaian seri, pararel dan
seri-pararel maka P
Mppyang diperoleh rangkaian paralel–seri lebih kecil daripada
semua rangkaian tersebut.
Nilai efisiensi dari rangkaian paralel-seri ini berkisar 9 hingga 16 %
dimana itu berarti dari keseluruhan sinar matahari yang diperoleh panel sel surya
hanya 9 hingga 16 persen dari sinar matahari tersebut yang menjadi energi listrik.
Perbandingan antara nilai-nilai efisiensi yang diperoleh masing-masing
rangkaian panel sel surya, nilai efisiensi yang diperoleh rangkaian paralel-seri
yang paling kecil diantara rangkaian yang lain. Sehingga dapat dilihat bahwa cara
menyambung atau menyusun panel sel surya juga berpengaruh terhadap nilai
efisiensi.
4.6
Hasil Pengujian Pengisian Battery dengan Rangkaian Seri Panel Sel
Surya Sebagai Sumber Tegangan
Grafik Tegangan vs Lama Pengisian Battery
untuk Rangkaian Seri Panel Sel Surya
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Lama Pengisian (jam)
T
e
g
a
n
g
a
n
B
a
tt
e
ry
(V
o
lt
)
1 panel 2 panel 3 panel 4 panel 5 panel 6 panel 7 panel 8 panel 9 panel 10 panelGambar 4.6 Grafik Pengujian pengisian battery oleh rangkaian seri panel sel surya
dengan sinar lampu bohlam 100 Watt
Dalam pangujian ini battery 6V, 4,2 Ah dihubungkan langsung dengan
masing-masing rangkaian panel sel surya tanpa alat pengontrol untuk melihat
pengaruhnya terhadap pengisian energi yang diperoleh rangkaian panel sel surya.
Dengan menggunakan lampu 100Watt sebagai sumber cahaya yang tetap nilai
intensitasnya.
Apabila pengisian battery dengan sinar matahari dilakukan pada pengujian
ini, yang memiliki intensitas sebagai sumber cahaya tidak tetap dan perubahan
intensitas secara signifikan mengakibatkan perubahan tegangan yang dalam
pengisian battery memiliki keharusan bahwa sumber tegangan pengisi battery
harus lebih besar dari tegangan pada battery, jika penurunan intensitas secara
dratis hingga nilai tegangan yang diperoleh rangkaian panel sel surya kurang
tersebut berarti membuang isi battery dan kemungkinan dikarenakan karena
dalam mengisi battery tidak dilengkapi rangkaian penyearah dan pengontrol.
Namun untuk pengisian battery dengan sinar lampu 100 Watt adalah
sebagai percobaan guna untuk mengetahui lamanya pengisian battery dalam
intensitas cahaya lampu bohlam yang maksimal dan mendekati nilai intensitas
matahari. Dalam pengisian battery pada grafik 4.6 untuk rangkaian seri terlihat
semakin bertambah jumlah panel maka semakin cepat waktu pengisiannya.
Dengan diketahui bahwa karakteristik rangkaian seri maka dapat pahami
rangkaian seri memiliki kendala dalam hal nilai arus, sedangkan dalam battery
sendiri terdapat hambatan dalam yang mana dalam proses pengisian rangkaian
seri panel sel surya akan dengan sendirinya mengisi battery menyesuaikan dengan
hambatan yang ada dalamnya.
4.7 Hasil Pengujian Pengisian Battery dengan Rangkaian Paralel Panel Sel
Surya Sebagai Sumber Tegangan
Grafik Tegangan vs Lama Pengisian
Battery untuk Rangkaian Paralel
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24