• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERBEDAAN PEMBERIAN DOSIS PUPUK KOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) (Aplikasi Lembar Kerja Siswa Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada kelas XII SMA Negeri 1 Pagelaran)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERBEDAAN PEMBERIAN DOSIS PUPUK KOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) (Aplikasi Lembar Kerja Siswa Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada kelas XII SMA Negeri 1 Pagelaran)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERBEDAAN PEMBERIAN DOSIS PUPUK KOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP KECEPATAN

PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) (Aplikasi Lembar Kerja Siswa Materi Pertumbuhan dan Perkembangan

pada kelas XII SMA Negeri 1 Pagelaran)

Oleh DESTRA MUTIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: pengaruh dosis pupuk kompos, interval penyiraman dan interaksi antara dosis pemupukan dengan interval penyiraman terhadap pertumbuhan tanaman. Data penelitian berupa data

kuantitatif kecepatan pertumbuhan tanaman dan data kualitatif berupa deskripsi kelayakan LKS sebagai sumber belajar sub materi pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan pada siswa SMA kelas XII.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor, yaitu pemberian dosis pupuk kompos terdiri dari A : dosis 2,5 Ton/Ha, B : dosis 5 Ton/Ha dan C : dosis 7,5 Ton/Ha dan interval penyiraman yang terdiri dari 0,5 L/hari (1), 0,5 L/2 hari (2), dan 0,5 L/3 hari (3).

(2)

DESTRA MUTIA

Aplikasi LKS yang dilakukan pada kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Pagelaran diperoleh rerata 80,84 dinyatakan layak digunakan sebagai sumber belajar materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.

(3)

PENGARUH PERBEDAAN PEMBERIAN DOSIS PUPUK KOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP KECEPATAN

PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) (Aplikasi Lembar Kerja Siswa Materi Pertumbuhan dan Perkembangan

pada kelas XII SMA Negeri 1 Pagelaran)

Oleh

DESTRA MUTIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Desember 1991 di Pajaresuk, kec. Pringsewu, kab. Pringsewu, Lampung. Kode Pos 35373 dan Cp. 08994207983. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Terlahir dari rahim seorang wanita sholihah, Zumaiyah (Almh) yang mengenalkan penulis akan tuntunan agama Islam dan seorang lelaki luar biasa bernama Rumni yang memiliki pengaruh luar biasa dalam perjalanan hidup penulis.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Aisyiah I (1996-1997), SDN 8 pringsewu (1998-2001), SDN 1 Pringsewu (2001-2004), SMPN 1 Pringsewu (2004-2007), dan SMAN 1 Pringsewu (2007 -2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur SNMPTN.

(7)

Moto

5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain ,

8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Qs. Al- Insyirah : 5- 8)

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan

keberhasilan, saat mereka menyerah” -Thomas Alfa Edison-

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita

capai.

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

T

eruntuk yang tersayang dan tercinta..

Wanita sholehah yang luar biasa, Ibu (Almh)..

lelaki sholeh yang penuh tanggung jawab, Ayah…

Kakak Zara dan Adik Dian Putri...

Terimakasih atas limpahan cinta yang selalu mengalir..

Senantiasa memberi motivasi dan doa terbaik untukku..

Sahabat..

-GDB: Arinta Winsi, Sisca Nasution, Aini, Eli, Gadis, Hanni, Mami

Mayvena, Nindy, Novi, Renita dan Yuyi-

-Tanjung Raya Family, Sukau-

-Andi F.S, Ayu Sumu, Uni Nofria, Ria S-

-Adit, Anida, Eka, Emak Leni, Iib-

-

Mira, Rosiana “Oci”, Chrisay

-

-Astri Anggraeni P.S-

-

Rizny “Yiz” dan Woro

-

-Biosfer family-

-Keluarga besar HIMASAKTA-

-Divisi Seni dan Kreativitas HIMASAKTA-

(9)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Perbedaan Pemberian Dosis Pupuk Kompos dan Interval Penyiraman Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) (Aplikasi Lembar Kerja Siswa Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada kelas XII SMA Negeri 1 Pagelaran) sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unila atas motivasi, saran, dan masukannya.

4. Rochmah Agustrina, Ph. D sebagai Pembimbing I atas motivasi, saran, dan masukannya.

(10)

6. Dra. Tundjung Tripeni, M. S., selaku Pembahas atas bimbingan dan masukannya.

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan.

8. Ayah dan Ibu, atas limpahan kasih sayang, motivasi, dan materi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Rekan seperjuangan dalam penelitian Singgih Primantoro Santoso, Aji Kurnia Irawan dan Taufik Ardiyanto atas kerjasama dan kesabarannya.

10.Seluruh sejawat perjuangan mahasiswa Pendidikan Biologi 2010 atas kesediaannya dalam membantu dalam kelancaran penelitian ini.

11.Kepala SMA Negeri 1 Pagelaran, Guru bidang studi Biologi Ibu Endang Wahyuningsih, S.Pd, MM dan Siswa SMA Negeri 1 Pagelaran atas kesediaannya dalam membantu kelancaran penelitian ini.

12.Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya skripsi ini.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, Aamiin.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Hipotesis ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau ... 11

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ... 16

C. Pupuk Kompos ... 19

D. Peran Air bagi Tanaman ... 20

E. Lembar Kerja LKS ... 22

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

B. Alat dan Bahan ... 28

C. Rancangan Penelitian ... 29

D. Pelaksanaan Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Analisis Data ... 32

G. Pengujian Lembar Kerja Siswa (LKS)... 34

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan ... 33

(12)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 45 B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria penilaian kelayakan LKS ... 32 2. Pengaruh interaksi pemupukan dan penyiraman terhadap tinggi

tanaman kacang hijau periode umur tanaman 7-14 HST ... 34 3. Pengaruh interval penyiraman terhadap tinggi tanaman kacang hijau

periode umur tanaman 7-14 HST ... 35 4. Pengaruh pemupukan terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Analisis Regresi Pertambahan Tinggi Tanaman Kacang Hijau akibat Perlakuan Dosis Pemupukan dan Interval Penyiraman ... 36 2. Analisis Regresi Kecepatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau

akibat Perlakuan Dosis Pemupukan dan Interval Penyiraman ... 37 3. Siswa berdiskusi untuk menjawab soal dalam LKS ... 93 4. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai soal yang kurang

(15)

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004: 79). Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial (Sudjana dan Rivai, 2010: 1). Dalam hal ini, guru memegang peranan utama dalam pembangunan pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses pembelajaran dan hasil pendidikan yang berkualitas (Mulyasa, 2007: 5).

(16)

2

memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada aspek Kimia IPA

mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam. Sedangkan pada aspek Biologi sangat erat kaitannya dengan lingkungan sekitar, yang meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang makhluk hidup, seperti manusia, hewan dan tumbuhan beserta aktivitasnya. Secara sistematis biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu fakta dan penemuan. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik dan pengajar tidak hanya menginformasikan teori dan konsep, tetapi juga harus mengajarkan cara mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam merefleksikan pengalaman mereka sendiri. Misalnya pada materi SMA kelas XII

mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuh merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Dalam prosesnya dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yaitu gen dan hormon sedangkan faktor luar atau faktor lingkungan diantaranya adalah nutrisi (unsur hara) dan air.

(17)

3

Pertumbuhan secara umum berarti pertambahan ukuran karena organisma multisel tumbuh dari zigot. Pertumbuhan bukan hanya pertambahan dalam volume, tetapi juga dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Pertambahan volume (ukuran) sering ditentukan dengan cara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti panjang (misalnya, tinggi batang dan panjang akar) atau luas (misalnya, diameter batang dan luas daun) (Salisbury and Ross, 1995: 3).

Kacang hijau (Vigna radiata L.) digunakan sebagai tanaman uji karena kacang hijau merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di

Indonesia. Dalam setiap 100 g biji kacang hijau mengandung 345 kal kalori, 22 g protein, 1,2 g lemak, 62,9 g karbohidrat, 125 mg kalsium, 320 mg fosfor, 6,7 mg besi, 157 SI vitamin A, 0,64 mg vitamin B1, 6 mg vitamin C dan 10 g air (Rukmana dalam Evita, 1997: 5). Selama ini, kacang hijau dimanfaatkan sebagai bahan baku produk makanan olahan seperti touge ( kecambah), bubur kacang hijau, ataupun makanan bayi. Selain itu, kacang hijau dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri minuman, kue, sup, bahan campuran soun, dan tepung hongkue (Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang, 1993: 1).

(18)

4

kacang hijau (Vigna radiata L.) di Propinsi Lampung masih rendah. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tanaman kacang hijau adalah menurunnya kandungan unsur hara tanah akibat penggunaan pupuk kimia padat ataupun cair. Penurunan kandungan hara tersebut berdampak pada kesuburan tanah hingga menurunkan produksi pertaniannya. Dalam upaya mengatasi hal di atas, para petani dianjurkan lebih banyak menggunakan pupuk organik baik dari kotoran ternak maupun kompos karena lebih aman terhadap lingkungan serta lebih ekonomis.

Pupuk organik adalah pupuk dengan bahan baku utama sisa makhluk hidup, seperti sisa tumbuhan, kotoran, atau limbah rumah tangga yang telah

mengalami proses pembusukan oleh mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur dan kadar airnya tidak serupa dengan bahan aslinya (Marsono dan Sigit dalam Evita, 2009: 5). Pupuk organik mempunyai kelebihan antara lain: memperbaiki struktur tanah dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman (Lingga dalam Evita, 2009: 5). Oleh karena itu banyak direkomendasikan penggunaan pupuk kompos dalam mengolah lahan pertaniannya. Unsur hara yang terkandung pada pupuk kompos meliputi N, P dan K. Selain itu unsur-unsur yang terkandung pada pupuk kompos juga mempunyai manfaat dalam memacu pertumbuhan akar dan mempertahankan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) dari kekeringan (Murbandono, 2000: 10). Penelitian pengaruh dosis pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau yang dilakukan oleh Evita (2009)

(19)

5

ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kompos berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata L.).

Selain pupuk, air juga merupakan unsur yang sangat penting bagi tanaman. Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman dan juga merupakan bahan penyusun utama protoplasma. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis. (Crafts et al., dan Dwidjoseputro dalam Harwati, 2007: 2). Kekurangan air akan mengganggu keseimbangan

kimiawi tanaman yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses-proses fisiologis berjalan tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya (Crafts et al., dan Kramer dalam Harwati, 2007: 2). Suhartono (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh penyiraman terhadap pertumbuhan kedelai dengan perlakuan, yaitu 1 liter/ hari, 1 liter/2 hari, 1 liter/ 3 hari dan 1 liter/4 hari. Hasil penelitian Suhartono menunjukkan bahwa interval penyiraman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun.

Pada penelitian ini dilakukan kajian pengaruh perbedaan dosis pupuk

(20)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah perbedaan pemberian dosis pupuk kompos berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)?

2. Apakah interval penyiraman air berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau?

3. Apakah ada pengaruh interaksi antara dosis pupuk dan interval penyiraman terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau?

4. Apakah hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi pertumbuhan dan perkembangan pada siswa SMA kelas XII?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh perbedaan pemberian dosis pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

2. Mengetahui pengaruh interval penyiraman air terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

3. Mengetahui pengaruh interaksi antara dosis pupuk dan interval air terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau

(21)

7

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh faktor luar, dalam hal ini adalah pemberian dosis pupuk kompos dan interval penyiraman terhadap kecepatan pertumbuhan kacang hijau.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh pembuktian bahwa faktor luar berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang dapat disampaikan kepada siswa di kelas. Guru juga dapat mengetahui bahwa hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber materi pembuatan LKS materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:

1. Pupuk kompos dan air sebagai subjek penelitian.

2. Pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata L.) sebagai objek penelitian. Benih kacang hijau yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari varietas Arta Ijo yang diperoleh dari Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB) Lampung.

3. Perbedaan pemberian dosis pupuk kompos dan interval penyiraman yang diberikan sebagai perlakuan.

(22)

8

5. Pertumbuhan tanaman kacang hijau diamati selama satu bulan.

6.Aplikasi Lembar Kerja Siwa (LKS) pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Pagelaran.

F. Kerangka Pikir

Pendidikan IPA Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu fakta dan penemuan. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar pendidikan IPA Biologi tidak hanya menginformasikan teori dan konsep, tetapi juga harus mengajarkan cara mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam merefleksikan pengalaman mereka sendiri.

Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A,B1, C, dan E), serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, seperti amilum, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium dan niasin. Selain bijinya, daun kacang hijau muda sering dimanfaatkan sebagai sayuran. Kacang hijau (Vigna radiata L.)bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan menambah semangat.

(23)

9

yang pernah diteliti untuk pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata L.) adalah 0 ton/ha, 2 ton/ha, 4 ton/ha, 6 ton/ha, 8 ton/ha dan 10 ton/ha. Hasilnya menunjukkan bahwa dosis pupuk kompos berpengaruh terhadap

pertumbuhan kacang hijau.

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman karena merupakan bahan penyusun utama protoplasma. Penelitian sebelumnya pada kedelai menunjukkan bahwa perlakuan interval penyiraman 1 liter/hari, 1 liter/2 hari dan 1 liter/3 hari mempengaruhi tinggi tanaman dengan hasil tertinggi diperoleh pada perlakuan 1 liter/2 hari.

Dalam penelitian ini dilakukan kajian terhadap pengaruh perbedaan dosis pupuk kompos dan interval penyiraman terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat diukur pada

pertumbuhan kacang hijau (Z), dapat digambarkan pada diagram di bawah. Variabel bebas yang digunakan adalah perbedaan dosis pupuk kompos (X) dan interval penyiraman (Y).

X = Perbedaan pemberian dosis pupuk kompos. Y = Interval penyiraman kacang hijau.

Z = Pertumbuhan kacang hijau. X

Y

(24)

10

G. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 = Perbedaan pemberian dosis pupuk kompos tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

H1 = Perbedaan pemberian dosis pupuk kompos berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

H0 = Interval penyiraman air tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

H1 = Interval penyiraman air berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

H0 = Interaksi antara dosis pupuk kompos dan interval penyiraman tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kacang hijau.

H1 = Interaksi antara dosis pupuk kompos dan interval penyiraman berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kacang hijau. 4. Hasil penelitian pengaruh perbedaan dosis pupuk kompos dan interval

penyiraman air dapat digunakan sebagai sumber materi pembuatan LKS materi perumbuhan dan perkembangan pada siswa SMA kelas XII. 1

2.

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kacang Hijau

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman kacang-kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Bila dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan yang dimiliki, Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kesempatan untuk melakukan ekspor kacang hijau (Purwono dan Hartono, 2005: 5).

a)Daerah Asal dan Penyebaran

Tanaman kacang hijau sudah lama dikenal dan ditanam oleh masyarakat tani di Indonesia. Asal usul tanaman kacang hijau diduga dari kawasan India. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet,

menyebutkan bahwa India merupakan daerah asal sejumlah besar suku Leguminosae. Salah satu bukti yang mendukung pendapat Vavilov adalah ditemukannya plasma nutfah kacang hijau jenis Phaseolus mungo di India atau disebut kacang hijau India (Rukmana, 1997: 15).

(26)

1972-12

1973 amat bervariasi. India mencapai 392.000 ton, Thailand hanya 191.000 ton, Filipina 19.000 ton, dan Taiwan 3.000 ton (Rukmana, 1997: 15).

Kacang hijau (Vigna radiata L.) dibawa masuk ke wilayah Indonesia pada awal abad ke-17 oleh pedagang Cina dan Portugis. Pusat penyebaran kacang hijau pada mulanya di Pulau Jawa dan Bali, tetapi pada tahun 1920-an mulai berkembang ke Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian Timur. Daerah sentrum produksi kacang hijau adalah provinsi Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa

Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta (Rukmana, 1997: 15).

Keadaan agroekologi Indonesia amat cocok untuk pengembangan

budidaya kacang hijau. Pada masa mendatang dimungkinkan penyebaran kacang hijau meluas ke semua provinsi di wilayah Nusantara.

Peningkatan produksi kacang hijau nasional diramalkan sebesar 7,6% per tahun dari tahun 1987 hingga tahun 2000 sehingga pada akhir abad ini produksi kacang hijau di Indonesia diharapkan mencapai 623.000 ton (Rukmana, 1997 : 15).

b)Taksonomi dan morfologi

Klasifikasi ilmiah tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut: Regnum : Plantae

(27)

13

Subdivisio : Angiospermae Classis : Dicotyldonae Ordo : Leguminales Familia : Leguminosae Genus : Vigna

Species : Vigna radiata L.(Purwono dan Hartono, 2005: 12)

Kacang hijau (Vigna radiata L.) memiliki sistem perakaran yang

bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Nodul atau bintil akar merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara bakteri nitrogen dengan tanaman kacang-kacangan sehingga tanaman mampu mengikat nitrogen bebas dari udara. Makin banyak nodul akar, makin tinggi kandungan nitrogen (N) yang diikat dari udara sehingga meningkatkan kesuburan tanah (Rukmana, 1997: 16).

Rukmana (1997: 16) mengungkapkan kacang hijau memiliki ukuran batang yang kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklat-coklatan atau kemerah-merahan. Batang tumbuh tegak mencapai ketinggian 30 cm – 110 cm dan bercabang menyebar ke semua arah. Daun kacang hijau adalah daun majemuk, dengan tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau.

(28)

14

terjadi pada malam hari, pada pagi hari bunga akan mekar dan menjadi layu pada sore hari.

Buah kacang hijau berbentuk polong dengan panjang antara 6 cm – 15 cm. Tiap polong berisi 6 -16 butir biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir 0,5 mg – 0,8 mg atau berat per 1000 butir antara 36 g – 78 g (Rukmana, 1997: 16). Biji umumnya berwarna hijau kusam atau hijau mengkilap, namun adapula yang berwarna kuning dan coklat (Fachruddin, 2000: 64).

c) Manfaat Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A,B1, C, dan E), serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, seperti amilum, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium dan niasin. Selain bijinya, daun kacang hijau muda sering dimanfaatkan sebagai sayuran. Kacang hijau bermanfaat untuk melancarkan buang air besar dan menambah semangat (Purwono dan Hartono, 2005: 5).

Bila dilihat dari kandungan proteinnya, kacang hijau termasuk bahan makanan sumber protein kedua setelah susu skim kering. Kandungan protein kacang hijau sekitar 22%. Namun bila dibandingkan dengan kacang-kacangan lainnya, kandungan protein kacang hijau menempati peringkat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.

(29)

15

kacang tanah dan kedelai. Bahkan, nilai gizi kecambah kacang hijau lebih baik daripada nilai gizi biji kacang hijau. Hal ini disebabkan kecambah telah mengalami proses perombakan makromolekul menjadi

mikromolekul sehingga meningkatkan daya cerna. Selain itu, dengan proses perkecambahan terjadi pembentukan senyawa tokoferol (vitamin E). Vitamin E merupakan salah satu senyawa antioksidan dalam tubuh manusia. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kandungan vitamin E dalam kecambah ternyata dipengaruhi oleh varietas (Purwono dan

Hartono, 2005 : 5-11).

d) Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Hijau

Dalam proses pertumbuhannya, tanaman kacang hijau memerlukan tanah yang tidak terlalu banyak mengandung partikel liat. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat cocok untuk tanaman kacang hijau. Tanah berpasir pun dapat digunakan untuk menanam tanaman kacang hijau, asalkan kandungan air tanahnya tetap terjaga dengan baik. Adapun tanah yang dianjurkan, yaitu tanah latosol dan regosol. Kedua jenis tanah ini akan lebih baik bila digunakan setelah ditanami tanaman padi terlebih dahulu. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal, yaitu antara 5,5- 6,5. Pada tanah dengan pH di bawah 5,5 perlu diberi pengapuran untuk meningkatkan pH dan

(30)

16

Kacang hijau (Vigna radiata L.) dapat dibudidayakan pada ketinggian 5-700 dpl. Di daerah dengan ketinggian di atas 5-700 dpl produktivitas kacang hijau menurun dan umur panennya pun menjadi lebih panjang. Tanaman akan tumbuh dengan baik pada suhu optimal 25- 270 C dan tumbuh dengan baik di daerah yang relatif kering dengan kelembaban udara 50- 90% (Purwono dan Hartono, 2005: 21).

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Pertumbuhan sesungguhnya adalah suatu konsep yang universal dalam bidang biologi dan merupakan resultante dari integrasi berbagai reaksi biokimia, peristiwa biofisik dan proses fisiologis yang berinteraksi dalam tubuh tanaman bersama dengan faktor luar. Titik awalnya adalah sel tunggal, yaitu zigot yang tumbuh dan berkembang menjadi organisme multisel. Selama pertumbuhan tidak saja terjadi perubahan bentuk, tetapi juga perubahan aktivitas fisiologi, susunan biokimia serta struktur dalamnya yang disebut diferensiasi. Pertumbuhan serta diferensiasi sel menjadi jaringan, organ, dan organisme disebut perkembangan atau morfogenesis, karena melalui

perkembangan tumbuhan berubah bentuk dari zigot menjadi pohon (Hasnunidah, 2011: 85).

Pola pertumbuhan tanaman bergantung pada letak meristem. Meristem apikal berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang. Pemanjangan ini yang yang disebut pertumbuhan

(31)

17

terdapat juga pertumbuhan sekunder, yaitu adanya aktivitas penebalan secara progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebelumnya oleh pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder adalah produk meristem lateral, silinder- silinder yang terbentuk dari sel- sel yang membelah ke samping di sepanjang akar dan tunas. Misalnya bertambah besarnya diameter batang akibat adanya aktivitas kambium (Campbell et al., 2003: 304- 307).

Pertumbuhan primer menghasilkan apa yang disebut tubuh primer tumbuhan yang terdiri dari tiga sistem jaringan, yaitu jaringan dermal, jaringan

pembuluh dan jaringan dasar. Sedangkan pertumbuhan sekunder menghasilkan tubuh sekunder tumbuhan yang terdiri dari jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder. Dua meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder, yaitu kambium pembuluh (vascular cambium) yang menghasilkan xylem sekunder (kayu) dan floem, serta

kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu jaringan yang keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar (Campbell et al., 2003: 304- 311).

(32)

18

perkembangan pada tumbuhan diantaranya, yaitu terbentuknya daun dan terbentuknya bunga sebagai alat reproduksi.

Organ dan jaringan tumbuhan mengalami diferensiasi karena:

1. Semua informasi genetik yang dimiliki oleh tumbuhan diwariskan kepada sel anakan pada pembelahan sel. Informasi yang pada jaringan tertentu tidak diperlukan, tetap ada tapi dinonaktifkan.

2. Semua sel anakan mula-mula memperoleh semua informasi genetik, tetapi bila tidak lagi diperlukan akan mengalami degenerasi.

3. Semua informasi genetik diwariskan sama banyak, tetapi pada jaringan tertentu informasi tersebut dilipatgandakan.

Selain disebabkan oleh perbedaan aktivitas gen, diferensiasi juga dapat disebabkan karena polaritas pada saat pembelahan sel. Sejak pembelahan zigot yang pertama telah terjadi perbedaan 2 sel anakan. Perbedaan itu disebabkan adanya pengumpulan senyawa tertentu di kutub-kutub yang berbeda. Arus plasma mengalir dari kutub yang satu ke kutub yang lainnya. Senyawa tertentu di dalam plasma terbagi tidak merata, pada kutub yang satu konsentrasinya rendah, sedang di kutub yang lain konsentrasinya tinggi.

(33)

19

anakan itu dapat membelah lagi sedang yang lain tidak mampu lagi. Contoh yang dapat menerangkan hal ini adalah pembentukan trikoblas pada epidermis akar (Hasnunidah, 2011: 90-92).

C. Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami pelapukan melalui proses dekomposisi atau fermentasi hingga bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urin, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng

gondok, dan azola (Crawford dalam Cahyani, 2011: 2).

(34)

20

Kompos memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun

persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman (Isro’i dalam Cahyani, 2011: 176). Meskipun kompos mengandung nutrisi tanaman yang lebih rendah dibanding dengan pupuk mineral/kimia, tetapi kompos mempunyai kelebihan lain seperti

mempunyai peran dalam memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik maupun mikrobiologis yang sangat berpengaruh pada nutrisi tanaman. Beberapa kegunaan pupuk kompos adalah:

1. Memperbaiki struktur tanah.

2. Memiliki kandungan unsur mikro dan makro yang lengkap. 3. Menggemburkan tanah.

4. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air. 5. Menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman.

6. Memudahkan pertumbuhan akar tanaman (Murbandono, 2000: 11). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Evita (2009) diperoleh hasil bahwa dosis pupuk kompos berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Dosis pupuk kompos yang digunakan, yaitu 0 ton/ha, 2 ton/ha, 4 ton/ha, 6 ton/ha, 8 ton/ha dan 10 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 8 ton/ ha secara keseluruhan telah mampu memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Evita, 2009: 5).

D. Peran Air bagi Tanaman

(35)

21

komponen utama dalam proses fotosintesis (Dwidjoseputro dalam Harwati, 2007: 2). Selain itu, air merupakan media pengatur suhu bagi tanaman karena dapat menyerap dan menyalurkan panas. Air juga merupakan bagian penting dari jaringan meristem tanaman karena merupakan salah satu faktor penting dari protoplasma dan merupakan sarana transportasi untuk mengangkut zat- zat hara dari luar ke dalam tubuh tanaman (Warisno, 2003: 34).

Peranan air bagi pertumbuhan tanaman adalah sebagai penyusun utama jaringan tanaman, pelarut dan medium bagi reaksi metabolisme sel, medium untuk transpor zat terlarut, medium yang memberikan turgor pada sel

tanaman, bahan baku untuk fotosintesis, proses hidrolisis dan reaksi kimia lain serta evaporasi untuk mendinginkan permukaan tanaman. Mengingat peran pentingnya air dan kebutuhan yang tinggi akan air maka tanaman memerlukan sumber air yang tetap untuk pertumbuhan dan perkembangannya (Gardner et al., dalam Parwati, 2007: 41).

(36)

22

fotosintesis yang tinggi menjamin pula tingginya kecepatan pertumbuhan tanaman (Bayer dalam Harwati, 2007: 47 ).

Penelitian mengenai pengaruh interval air terhadap pertumbuhan tanaman pernah dilakukan oleh Suhartono dkk. (2008) dengan menggunakan empat interval air yang berbeda, yaitu 1 liter/ hari, 1 liter/2 hari, 1 liter/ 3 hari dan 1 liter/4 hari. Hasil penelitian Suhartono dkk. (2008) menunjukkan bahwa interval pemberian air berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan jumlah daun (Suhartono dkk., 2008: 98).

E. Lembar Kerja Siswa (LKS) a) Pengertian dan Fungsi LKS

Suyanto dkk. (2011: 2) menjelaskan bahwa LKS merupakan lembaran di mana siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan apa yang sedang

dipelajarinya. Selain itu, LKS juga merupakan bagian dari enam perangkat pembelajaran. Para guru di negara maju, seperti Amerika Serikat

mengembangkan enam perangkat pembelajaran untuk setiap topik; di mana untuk IPA disebut science pack. Keenam perangkat pembelajaran tersebut adalah (1) silabi, (2) Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (3) bahan ajar, (4) LKS, (5) media (minimal powerpoint), dan (6) lembar penilaian.

Sementara itu, Widjajanti (2008: 1) mengungkapkan bahwa LKS

(37)

23

pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang. Dalam hal ini, LKS dapat digolongkan baik sebagai sumber belajar maupun media pembelajaran.

Lembar Kerja Siswa (LKS) selain sebagai media pembelajaran juga mempunyai beberapa fungsi yang lain, yaitu untuk:

1)Mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar mengajar.

2)Mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu penyajian suatu topik.

3) Mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai siswa. 4) Mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas.

5) Membantu siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar. 6) Membangkitkan minat siswa jika LKS disusun secara rapi, sistematis,

dan mudah dipahami oleh siswa sehingga mudah menarik perhatian siswa.

7) Menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa dan meningkatkan motivasi belajar dan rasa ingin tahu.

8) Mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal karena siswa dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kecepatan belajarnya.

(38)

24

10)Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (Widjajanti, 2008: 1-2).

LKS di dalam mata pelajaran yang berbeda akan berbeda pula bentuknya. LKS di dalam mata pelajaran IPA umumnya berisi panduan kegiatan penyelidikan atau eksperimen, tabel data, dan persoalan yang perlu didiskusikan siswa dari data hasil percobaan. Selain itu, Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk siswa SD, SMP, dan SMA atau bahkan perguruan tinggi juga berbeda-beda. LKS untuk SD biasanya sederhana dan

bergambar. Hal itu disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak yang masih bersifat operasional konkrit. Untuk siswa sekolah menengah, LKS lebih abstrak sesuai dengan tingkat perkembangan mental mereka yang sudah mampu berpikir formal (Suyanto dkk., 2011: 3).

b) Komponen LKS

Pada umumnya komponen LKS meliputi hal-hal berikut:

1. Nomor LKS, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengenal dan menggunakannya. Misalnya untuk kelas 1, KD, 1 dan kegiatan 1, nomor LKS-nya adalah LKS 1.1.1. Dengan nomor tersebut guru langsung tahu kelas, KD, dan kegiatannya.

2. Judul Kegiatan, berisi topik kegiatan sesuai dengan KD, seperti Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.

3. Tujuan, adalah tujuan belajar sesuai dengan KD.

(39)

25

5. Prosedur Kerja, berisi petunjuk kerja untuk siswa yang berfungsi mempermudah siswa melakukan kegiatan belajar.

6. Tabel Data, berisi tabel di mana siswa dapat mencatat hasil pengamatan atau pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan data, maka bisa diganti dengan kotak kosong di mana siswa dapat menulis, menggambar, atau berhitung.

7. Bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi. Untuk beberapa mata pelajaran, seperti bahasa, bahan diskusi bisa berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat refleksi (Suyanto dkk., 2011: 3-4).

c) Jenis Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Sriyono (1992:87), LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat bantu untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan. Sehingga

mampu membantu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. LKS yang digunakan dapat berupa LKS eksperimen dan LKS noneksperimen.

1. LKS eksperimen

(40)

26

2. LKS noneksperimen

LKS noneksperimen digunakan untuk membantu siswa mengkonstruksi konsep pada submateri pokok yang tidak dilakukan dalam praktikum.

d) Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dapat dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut: mengkaji materi, mengidentifikasi jenis keterampilan proses, menentukan bentuk LKS, merancang kegiatan yang yang akan ditampilkan pada LKS,

membuat rancangan menjadi LKS dan menguji coba LKS. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan LKS adalah:

1. Segi penyajian materi

a. Materi disajikan secara sistematis dan logis. b. Materi disajikan secara sederhana dan jelas. c. Menunjang keterlibatan siswa untuk ikut aktif. 2. Segi tampilan

a. Penyajian sederhana, jelas, dan mudah dipahami. b. Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya. c. Judul, keterangan, instruksi, pertanyaan harus jelas. d. Mengajak siswa untuk berfikir (Yulianti, 2008: 13).

e) Penggunaan LKS

Penggunaan LKS disesuaikan dengan pendekatan/metode

(41)

27

(42)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013- Januari 2014 di Kota Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Propinsi Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Alat:

a) Satu buah cangkul

Cangkul digunakan untuk menghaluskan, menggemburkan dan mengaduk tanah secara merata.

b) Satu buah gembor

Gembor digunakan untuk menyirami tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) setiap hari.

c) Satu buah ember

Ember digunakan untuk mengangkut air ke tempat pesemaian tanaman kacang hijau.

d) Satu buah meteran dan benang kasur

(43)

29

mengukur tinggi tanaman mengikuti bentuk liukan tanaman sehingga pengukuran lebih akurat.

e) 50 batang bambu belahan

Bambu digunakan untuk menopang tanaman kacang hijau agar tidak roboh.

f) Satu gulung tali plastik

Tali plastik digunakan untuk mengikat tanaman kacang hijau pada ajir dari bambu agar tidak tumbang.

g) 50 buah Polybag

Polybag berukuran 2 kg digunakan sebagai tempat untuk menampung media berupa tanah.

2. Bahan:

a) Biji kacang hijau varietas Arta Ijo yang diperoleh dari Giant Store

Lampung.

b) Air diperoleh dari daerah sekitar tempat penelitian dilakukan. c) Pupuk Kompos diperoleh dari toko pertanian di Kota Pringsewu. d) Tanah diperoleh dari area peternakan di Kota Pringsewu.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu perbedaan pemberian pupuk kompos dimana pemberian dosis pupuk kompos terdiri dari A : dosis 2,5 Ton/Ha (11,25 gram/tanaman), B : dosis 5 Ton/Ha (22,5

(44)

30

kedua yaitu interval penyiraman yang terdiri dari 0,5 L/hari (1), 0,5 L/2 hari (2), dan 0,5 L/3 hari (3). Setiap unit perlakuan diulang 4 kali.

D. Pelaksanaan Penelitian a) Persiapan Media Tanam

Persiapan Media Tanam dilakukan dengan cara pengolahan tanah terlebih dahulu yaitu dengan mengaduk tanah hingga bongkahan tanah menjadi lebih halus dan gembur. Kemudian tanah yang sudah diolah dimasukkan ke dalam polybag hitam ukuran 2 kg hingga ¾ bagian polybag sebagai persiapan media tanam bagi tanaman kacang hijau.

b)Penanaman Benih

Penanaman benih tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) dilakukan pada media tanam yang sudah dipersiapkan dalam polybag hitam. Pada media tanam dibuat lubang dengan kedalaman 1,5 cm. Ke dalam setiap lubang dimasukkan 3-4 biji kacang hijau. Setelah biji tumbuh, yaitu pada hari ke-5 setelah tanam, dilakukan penjarangan dengan menyisakan 1 tanaman yang pertumbuhannya paling baik.

c) Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada hari ke-7, 14, dan 21 setelah tanam dengan cara menaburkan pupuk kompos melingkar di sekeliling tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).

d)Penyiraman

(45)

31

kompos untuk mengetahui takaran air yang tepat dan optimal bagi pertumbuhan kacang hijau.

e) Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan mencabuti gulma yang tumbuh didalam polybag setiap 1 minggu sekali atau disesuaikan dengan kecepatan pertumbuhan gulma agar tidak menggangu pertumbuhan tanaman kacang hijau.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pertumbuhan kacang hijau akan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman, kecepatan pertumbuhan tanaman, serta

menghitung jumlah daun tanaman kacang hijau pada hari ke-7, 14, 21 dan 28 setelah tanam.

Kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman ditentukan Syaiful (2012: 22) dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

C : Laju pertumbuhan tanaman (cm/hari) Pn : panjang batang hari ke-n (cm)

P(n-1) : panjang batang hari ke n-1 (cm)

Tn : waktu pengukuran hari ke-n (hari)

T(n-1) : waktu pengukuran hari ke n-1 (hari)

(46)

32

F.Analisis Data

Data yang diperoleh diuji homogenitas, dilanjutkan dengan analisis ragam. Data yang menunjukkan perbedaan yang nyata sebagai akibat perlakuan, dianalisis lanjut dengan uji BNJ pada taraf 5% dengan bantuan program SPSS 18.0. Nilai rata-rata LKS yang diperoleh diuji kriteria kelayakannya dengan menggunakan acuan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria penilaian kelayakan LKS

Nilai Jawaban pada LKS Interpretasi

0 – 25 Sangat tidak layak

26 – 50 Tidak layak

51 – 75 Layak

76 – 100 Sangat Layak

Kriteria kelayakan LKS dilihat dari nilai rata-rata jawaban siswa pada lembar jawaban LKS (Rohmad dkk., 2013: 3).

G. Pengujian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Setelah diperoleh hasil pengamatan pada pengaruh perbedaan pemberian dosis pupuk kompos, interval penyiraman dan interaksi antara dosis pemupukan dengan penyiraman terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman, kemudian membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) sub materi pertumbuhan dan

(47)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Perbedaan pemberian dosis pupuk kompos berpengaruh signifikan terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.).

Perlakuan dosis pupuk kompos 5 ton/ ha menghasilkan kecepatan

pertumbuhan tanaman kacang hijau tertinggi pada periode umur tanaman 7-14 HST, 7-14-21 HST dan 21-28 HST dengan rerata kecepatan pertumbuhan tanaman, yaitu 1,20 cm/hari, 1,13 cm/hari dan 1,11 cm/hari

2. Interval penyiraman air berpengaruh signifikan terhadap kecepatan

pertumbuhan tanaman kacang hijau. Perlakuan interval penyiraman air 0,5 L/ 2 hari menghasilkan kecepatan pertumbuhan tanaman kacang hijau tertinggi pada periode umur tanaman 14-21 HST dan 21-28 HST dengan rerata kecepatan pertumbuhan tanaman, yaitu 1,15 cm/hari dan 1,06 cm/hari. 3. Interaksi antara dosis pemupukan dengan interval penyiraman berpengaruh

signifikan terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman kacang hijau.

(48)

46

4. Perbedaan pemberian dosis pupuk kompos, interval penyiraman dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun.

5. Hasil penelitian ini layak digunakan sebagai sumber materi dalam

pembuatan LKS sub materi pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan pada siswa SMA kelas XII

B. Saran

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Alex. 2013. Sukses Mengolah Sampah Organik menjadi Pupuk Organik. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Anggraini, Widia. 2012. Isolasi dan karakterisasi Aktivitas Enzim Amilase pada Kecambah kedelai putih (Glycine max (L). Merill) dan Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) di Bawah Pengaruh Medan Magnet. (Skripsi). FMIPA Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. 1993. Kacang hijau. Monograf Balitan Malang No.9. Malang.

Cahyani. 2011. Pengaruh Pemberian Kompos Sampah Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Berbagai Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Jurnal Penelitian.Universitas Tunas Pembangunan Surakarta . Surakarta.

Cahyono, Bambang. 2003. Kacang Buncis (Teknik Budidaya dan Analis Usaha Tani). Kanisius. Yogyakarta.

Cahyono, Bambang. 2009. Pisang (Usaha Tani dan Penanganan Pascapanen). Kanisius. Yogyakarta.

Campbell, N.A., J.B. Reece., dan L.G. Mitchell. 2000. Biologi Jilid II . Penerbit Erlangga. Jakarta.

Endah, Joesi dan Zainal Abidin. 2003. Membuat Tanaman Buah Kombinasi. PT Agromedia Pustaka. Depok.

Evita. 2009. Pengaruh Beberapa Dosis Kompos Sampah Kota Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau.Jurnal Penelitian. Universitas Jambi. Jambi.

Fachruddin, Lisdiana. 2000. BudiDaya Kacang-kacangan. Kanisius. Yogyakarta. Gardner, F.P., Pearce R.B, dan Mitchell, R. L. diterjemahkan oleh Susilo, H dan

(50)

48

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta Harwati, Ch. Tri. 2007. Pengaruh Kekurangan Air (Water Deficit) Terhadap

Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Tembakau. Jurnal Penelitian. Universitas Slamet Riyadi. Surakarta.

Haryati. 2003. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jurnal Penelitian. Universitas Sumatera Utara . Medan.

Hasnunidah, Neni. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Isroi. 2008. Pengomposan Limbah Kakao. http.// Isroi. files.wordpress.com. (Diakses 29 Maret 2014).

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Murbandono. 2000. Manfaat Bahan Organik bagi Tanaman. Puslit Biologi. Bogor.

Parwati, Dyah Ully. 2007. Pengaruh Frekuensi Penyiraman dan Lama

Penyimpanan terhadap Pertumbuhan Bibit Jarak Pagar (Jatropha curcas

L.). Jurnal Pertanian. Fakultas Pertanian–Instiper. Yogyakarta. Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Purwono, dan R. Hartono. 2005. Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rohmad, A., Purwadi S., dan Sriyanto. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK) serta

Kebencanaan sebagai Bahan Ajar Mata Pelajaran Geografi SMA/MA di Kabupaten Rembang. (Jurnal Penelitian). Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Rukmana, Rahmat. 1997. Kacang Hijau, Budi Daya &Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.

Rukmana, Rahmat. 2003. Cabai Jawa. Kanisius. Yogyakarta.

(51)

49

Sudjana, dan A. Rivai. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Suhartono. dkk. 2008. Pengaruh Interval Pemberian Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine max(L) Merril) pada Berbagai Jenis Tanah. Jurnal Penelitian. Universitas Trunojoyo. Madura.

Suyanto, Slamet. dkk. 2011. Lembar Kerja Siswa. Paparan Ilmiah. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Syaiful, Syatrianty a. 2012. Peran Conditioning Benih dalam Meningkatkan Daya Adaptasi Tanaman Kedelai terhadap Stres Kekeringan. Laporan Penelitian. Universitas Hasanudin. Makassar

Warisno. 2003. Budidaya Kelapa Genjah. Kanisius. Yogyakarta.

Widjajanti, Endang. 2008. Kualitas Lembar kerja Siswa. Makalah Ilmiah.

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Gambar

Tabel 1. Kriteria penilaian kelayakan LKS

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang dapat digunakan pada jenis evaluasi ini adalah melakukan wawancara pada akhir layanan, menanyakan respons klien dan keluarga terkait

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyuasin yang diarahkan untuk pengelolaan sampah. adalah Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 17 Tahun 2012

AN ANALYSIS OF STUDENTS MASTERY IN RELATIVE (A Descriptive Study of the Sixth Semester Students of English Department of FKIP UMP in Academic Year 2016/ 2017).. Menyatakan

Semenjak hadirnya dana Bantuan Operasional Sekolah yang diberikan oleh Pemerintah maupun Bantuan pendidikan untuk Siswa Miskin, banyak perubahan yang terjadi pada masyarakat

Penelitian ini akan difokuskan pada perancangan dan pembuatan lampu lisrik bertenaga surya sistem ganda berdaya 1000 watt yang mampu menghasilkan intensitas cahaya tinggi

Dalam konteks berarsitektur dan membangun ruang hidup material' bahasa ibunya adalah kearifan lokal dengan senantiasa menggunakan material lokal dan memuliakannya

[r]

Catatan tersebut kemudian dibukukan dan diserahkan kepada kita (QS. Allah SWT melakukan pengawasan melalui diri kita sendiri. Ketika kelak nanti meninggal maka anggota