• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN 2 JUZ DI SDIT ULUL ALBAB PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN 2 JUZ DI SDIT ULUL ALBAB PEKALONGAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

83 BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN KURIKULUM PROGRAM

TAHFIDZ AL-QURAN 2 JUZ DI SDIT ULUL ALBAB PEKALONGAN

A. Analisis Kurikulum Program Tahfidz Al-Qur’an 2 Juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan.

1. Tujuan

SDIT Ulul Albab merupakan sekolah swasta yang berada dibawah naungan yayasan Al-Ummah. Kurikulum program tahfidz Al-Qur’an diselenggarakan oleh SDIT Ulul Albab Pekalongan guna membantu terwujudnya visi sekolah tesebut yang berbunyi ”Membentuk Syaksiyah Islamiyah Kamilah Mutakamilah (Kepribadian Islam yang utuh dan sempurna) yang terintegrasi dalam iman, ilmu dan amal serta unggul dalam prestasi dan berkarya.”

Tujuan program tahfidz Al- Qur’an yang dilaksanakan oleh SDIT Ulul Albab merupakan bentuk kesadaran lembaga pendidikan dalam melestarikan Al-Qur’an sejak dini, membekali siswa dengan jiwa qur’ani, sehingga perilakunya sesuai dengan tuntunan dan tuntutan Al-Qur’an.

Hal ini disampaikan oleh Ustadz Zen sebagai berikut:

“Program tahfidz Al-Qur’an ini dilakukan dalam rangka membekali siswa agar terbiasa membaca dan menghafal

Al-Qur’an sejak dini”.1

1

Muhammad Zen Al Hafidz, Unit Pendidikan Al-Qur’an, Koordinator Tahfidz SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 23 September 2014.

(2)

84

Sebagaimana telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa SDIT Ulul Albab Pekalongan melaksanakan program tahfidz Al-Qur’an dengan beberapa tujuan:

a. Agar siswa hafal 1-2 juz (juz 29 dan 30) Al-Qur’an. Hal ini perlu disadari, bahwa sekarang kemampuan membaca Al-Qur’an kalangan masyarakat, khususnya bagi anak-anak masih perlu perhatian. Program ini merupakan bekal bagi anak-anak ketika menginjak usia dewasa agar dapat membaca Al-Qur’an secara fasih dan tartil. b. Program tahfidz Al-Qur’an di SDIT Ulul Albab bertujuan untuk

mendorong, membina dan membimbing siswa untuk suka/mencintai menghafal Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.

c. Memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SLTP.

Dalam menentukan dan merumuskan tujuan kurikulum program tahfidz ini sudah sesuai dengan sumber yang dapat digunakan dalam merumuskan tujuan kurikulum, yaitu:

a. Falsafah bangsa

Falsafah bangsa Indonesia adalah Pancasila. Tujuan program tahfidz Al-Qur’an ini mencerminkan adanya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

b. Strategi pembangunan

(3)

85

Pembangunan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang merata material dan spiritual.

c. Hakikat anak didik

Tujuan pendidikan dan tujuan kurikulum pada dasarnya untuk anak didik. Oleh karena itu memperhatikan kepentingan anak didik dalam merumuskan dan menetapkan tujun pendidikan sangat diperlukan. d. Ilmu pengetahuan dan teknologi

Ilmu pengetahuan dan tegnologi menentukan kehidupan manusia yang serba modern ini dengan ilmu dan tegnologi memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.2

Tujuan dari program tahfidz Al-Qur’an ini juga sudah sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional, dan sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang dijelaskan oleh para pakar pendidikan Islam bahwa tujuan dari pendidikan bukanlah untuk mengisi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum pernah mereka ketahui, akan tetapi untuk:

a. Mendidik akhlak dan jiwa mereka, b. Menanamkan rasa keutamaan (fadhilah),

c. Membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,

d. Mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran.3

2

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: PT. Sinar Baru Al Gensindo, Bandung), hlm 21.

(4)

86 2. Isi/Materi

Menghafal merupakan proses yang rumit dan membutuhkan konsentrasi yang mendalam, sehingga hafalan Al-Qur’an berbeda dengan menghafal materi pelajaran yang dapat dihafalkan dalam jangka waktu yang relatif pendek. Program hafalan Al-Qur’an di SDIT Ulul Albab hanya 2 juz, di mulai dari juz 30 dilanjutkan juz 29. Tepatnya dari surat an-Naas mundur ke belakang sampai surat an-Naba’. Setelah itu dilanjutkan juz 29 dari surat al-Mursalat sampai al-Mulk.

Sebagaimana telah dijelaskan oleh Ustadzah Okky Ratri Nawangsari sebagai berikut:

“Materi hafalan yang ditargetkan hanya 2 Juz, dari kelas 1 sampai kelas VI, karena biar tidak terlalu membebani anak dan pelajaran yang lain juga tetap bisa berjalan sesuai rencana tetapi pada prakteknya banyak anak yang melebihi target sampai 4 Juz yaitu

hafal juz 30, 29, 28 dan 27”. 4

Menurut peneliti, dasar pertimbangan tersebut pada dasarnya sangat bagus, karena anak (siswa SD) berbeda dengan orang dewasa dalam menangkap materi hafalan Al-Qur’an. Di samping itu, kapasitas memory anak juga cukup kecil, meskipun daya ingat yang dimiliki oleh siswa SD cukup kuat.

Hal ini sesuai dengan kriteria dalam merancang isi kurikulum yaitu:

3 Muhammad ‘Athiyyah Al-Abrasyi, prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam (Bandung:

Pustaka Setia, 2003), hlm. 13.

4

Okky Ratri Nawangsari, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 27 September 2014.

(5)

87

a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa, artinya sejalan dengan tahap perkembangan anak.

Materi pembelajaran tahfidz Al-Qur’an ini sesuai dengan perkembangan anak karena surat yang dipilih relatif pendek-pendek dan mudah dihafal.

b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat. Program tahfidz Al-Qur’an ini sesuai dengan tuntutan hidup dalam masyarakat. Masyarakat menginginkan putra putrinya dapat membaca dan menghafalkan Al-Qur’an dengan fasih dan tartil.

c. Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensip, artinya mengandung aspek intelektual, moral, sosial, dan skills secara integral.

d. Isi kurikulum harus berisikan bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, bukan hanya sekadar informasi yang teorinya masih samar-samar.

e. Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Ini dikarenakan isi kurikulum berupa program pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru dalam menghantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan.

3. Metode

Metode pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yang digunakan adalah dengan cara memadukan sejumlah metode, dalam satu kali pertemuan

(6)

88

Pembimbing/guru diberikan kebebasan untuk menggunakan metode sesuai dengan kebutuhan pembimbing dan kebutuhan anak didik masing-masing kelompok.

Sebagaimana dijelaskan pada bab 3 bahwa Metode yang digunakan pada program tahfidz Al-Qur’an ini yaitu : Metode Talqin Musyafahah, Metode Takrir, Metode Talaqqi dan Metode Mandiri.

Hal ini sebagaimana telah dijelaskan oleh Ustadzah Eko Cahyowati sebagai berikut:

“Metode menghafal masing-masing siswa berbeda-beda, antara siswa kelas 1 sampai kelas VI metode yang dipakai baik guru maupun siswa tidak sama satu dengan yang lain, guru/pembimbing

menyesuaikan dengan kemampuan siswa”.5

Ustadzah Ratna juga menyampaikan:

“Strategi yang dilakukan dalam pelajaran tahfidz di SDIT Ulul Albab memakai strategi Group Learning - Individual Learning yaitu dengan kelompok-kelompok kecil, hal ini dimaksud agar

pelajaran lebih efektif dan efisien”.6

Strategi yang digunakan dalam mengajar yaitu dengan role learning yakni siswa menguasai bahan ajar dengan menghafal dan strategi Group Learning-Individual Learning yakni menuntut aktivitas belajar yang bersifat individual atau dalam kelompok-kelompok kecil.

Menurut peneliti, strategi tersebut sangat cocok dengan program tahfidz Al-Qur’an seusia anak SD akan lebih mudah diberikan materi dengan menghafal dari pada memahami materi. Dan dilakukan dengan

5

Eko Cahyowati, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 26 September 2014.

6

Ratnawati, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 29 September 2014.

(7)

89

strategi kelompok-kelompok kecil karena proses menghafal membutuhkan waktu banyak dan jika dilakukan perkelas/kelompok besar hasil yang dicapai akan kurang maksimal.

Dalam pelaksanaanya guru/pebimbing juga menggunakan Media/alat peraga guna membantu memahamkan siswa agar cepat menghafal, yang sering digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa, rekaman, lembaran mushaf yang diperbesar serta permainan-permainan yang menyenangkan dan menarik.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan hal yang terpenting dari kegiatan (proses) menghafal Al-Qur’an. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat hafalan siswa terhadap ayat-ayat yang dihafalkan. Penilaian hafalan dilakukan tidak terikat. Waktu penilaian diberikan sepenuhnya kepada guru, tetapi pihak sekolah sudah memberikan rambu-rambu aspek yang dinilai, yaitu: aspek kelancaran, tajwid, fashahah/tartil dan sikap.

Hal ini telah disampaikan oleh Ustadzah Nurul Khasanah sebagai berikut:

“Bentuk penilaian yang dipakai dalam pelajaran tahfidz dengan melihat kelancaran hafalan anak satu persatu, dari ayat ke ayat

kemudian surat ke surat sampai bisa hafal satu juz penuh”.7

Secara umum penerapan evaluasi di SDIT Ulul Albab dalam bentuk test lisan, meliputi:

7

Nurul Khasanah, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 23 September 2014.

(8)

90

a. Test kenaikan ayat, yaitu test yang dilakukan dengan disimak oleh ustadz/ustadzah pembimbing. Test kenaikan ayat ini disebut juga dengan setoran, sehingga dapat dilakukan setiap hari.

b. Tes kenaikan surat, yaitu suatu test yang dilakukan setelah siswa dapat menghafal satu surat penuh.

c. Sidang tahksis tahfidz, yaitu test yang dilakukan setelah siswa mampu menghafal satu juz.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kurikulum tahfidz Al-Qur’an di SDIT Ulul Albab sudah sesuai dengan komponen yang ada yaitu:

1. Tujuan pembelajaran yang jelas yaitu siswa hafal 2 juz yakni juz 30 dan juz 29, dapat mendorong siswa agar cinta Al-Qur’an, dan membekali siswa untuk masuk ke jenjang SLTP.

2. Materi atau isi kurikulumnya jelas yaitu juz 30 dan juz 29. Hal ini sesuai dengan kriteria penyusunan materi atau isi kurikulum, yakni:

a. Sesuai dengan tahap perkembangan anak

b. sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.

c. mengandung aspek intelektual, moral, sosial, dan skills secara integral.

d. berisikan bahan pelajaran yang jelas, teori dan prinsip e. dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

3. Metode atau strategi pelaksanaan pembelajaranya dengan menggabungkan beberapa metode :

(9)

91

a. Metode Talqin Musyafahah b. Metode Takrir

c. Metode Talaqqi d. Metode Mandiri.

4. Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan tes lisan, meliputi tes kenaikan ayat, tes kenaikan surat, dan sidang tahsis tahfidz. Aspek yang dinilai yaitu: aspek kelancaran, tajwid, fashahah/tartil dan sikap.

B. Analisis Pelaksanaan Kurikulum Program Tahfidz Al-Qur’an 2 Juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan.

1. Perencanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an 2 Juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan.

Bentuk kurikulum yang dipakai yaitu kurikulum sparated subject curriculum karena kurikulumnya dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang mempunyai keterkaitan dengan pelajaran lainya.

Penyusunan perencanaan pembelajaran oleh guru tahfidz memang jarang dilakukan, karena para guru beranggapan bahwa penyampaian materi tahfidz dilakukan setiap hari dan sudah biasa dilakukan, sehingga dengan sendirinya hal tersebut sudah menjadi sebuah kebiasaan. Biasanya guru hanya meng-copi paste tahun-tahun sebelumnya

Terkadang penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi program tahunan, program semester, penyusunan silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran hanya sebagai formalitas, dalam artian hanya

(10)

92

menggugurkan kewajiban administrasi seorang guru, dalam aplikasinya kadang tidak sesuai dengan perencanaan.

Hal ini telah disampaikan oleh ustadz Aziz sebagai berikut:

“seorang guru harus mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, bahkan guru juga perlu mempersiapkan alat atau media pendukung seperti alat peraga dan

lembar kerja yang kreatif dan menyenangkan bagi siswa”.8

Menurut peneliti, perencanaan pembelajaran yang disusun oleh seorang guru dapat dijadikan pedoman yang sangat membantu guru tersebut, bukan hanya dalam rangka menyajikan materi pembelajaran, tetapi juga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi proses pembelajaran yang dilaksanakan pada waktu itu, sehingga pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya dapat berjalan secara lebih baik dan optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti dalam pembuatan perencanaan perangkat pembelajaran program tahfidz di SDIT Ulul Albab Pekalongan kurang berjalan dengan baik, hal ini karena pembelajaran dilakukan setiap hari dan materi yang disampaikan dari tahun ketahun sama sehingga para guru tahfidz hanya mengcopy paste tahun-tahun kemaren.

2. Proses Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an 2 juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan.

Pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur’an merupakan salah satu program khas. Dalam pelaksanaanya harus direncanakan dan

8 Abdul Aziz, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara

(11)

93

dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pelakanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur’an di SDIT Ulul Albab Pekalongan secara umum sudah dikembangkan dengan baik melalui perencanaan yang matang dan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

Pelaksanaan tahfidz Al-Qur’an SDIT Ulul Albab dapat dilihat dari proses hafalan, materi (surat) yang dihafalkan, metode yang digunakan, dan evaluasi. Proses hafalan mencakup aktivitas yang dilakukan oleh pembimbing/guru dan siswa dalam kegiatan hafalan Al-Qur’an, meliputi membagi siswa dalam kelompok hafalan, mengabsen siswa, melakukan setoran, dan mencatat hasil hafalan siswa. Proses penyampaian materi hafalan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur’an selalu disesuaikan dengan kemampuan menangkap materi siswa. Biasanya dalam satu pertemuan guru hanya menyampaikan 2 sampai 3 ayat saja untuk materi hafalan siswa. Hal tersebut karena guru tidak mengutamakan jumlah hafalan siswa yang sangat besar tetapi guru lebih mengutamakan pada kemampuan atau kualitas hafalan siswanya.

Materi hafalan yang dihafalkan sesuai dengan kondisi psikologis siswa, sehingga surat dan ayat yang dihafalkan adalah juz 29 dan 30. pada pelaksanaanya, koordinator maupun guru tahfidz SDIT Ulul Albab Peklongan tidak memberikan patokan khusus untuk materi menghafal Al-Qur’an, pelaksanaan pembelajaran menghafal Al-Qur’an didasarkan

(12)

94

pada kemampuan masing-masing siswa. Ada beberapa siswa yang sudah hafal sampai juz 28, juz 27 dan 26.

Metode yang diterapkan pada hafalan merupakan metode gabungan, meliputi Metode Talqin Musyafahah, Metode Takrir, Metode Talaqqi dan Metode Mandiri. Penggunaan metode yang tepat dalam menghafal Qur’an memudahkan siswa untuk cepat menghafal Al-Qur’an. Masing-masing siswa memiliki pengalaman yang beragam dan latar belakang yang variatif, sehingga metode yang digunakan siswa satu belum tentu sama dengan siswa lainnya.

Sebenarnya tidak ada satupun metode yang tepat digunakan untuk menghafal Qur’an. Hal tersebut dikarenakan metode menghafal Al-Qur’an yang digunakan setiap orang berbeda-beda. Setiap siswa yang menggunakan satu metode tertentu belum tentu dapat ditiru oleh siswa lainnya. Oleh karena itu, penggunaan metode menghafal Al-Qur’an sepenuhnya diserahkan kepada anak itu sendiri. Metode menghafal Al-Qur’an yang diterapkan oleh SDIT Ulul Albab sangat fleksibel. Siswa SDIT Ulul Albab diberi kesempatan seluas-luasnya dalam menggunakan metode menghafal Al-Qur’an. Namun demikian, siswa harus menyetorkan hafalannya sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan program tahfidz Al-Qur’an SDIT Ulul Albab Pekalongan. Keberhasilan program tahfidz Al-Qur’an bisa dilihat pada hasil akhir evaluasi. Siswa-siswi SDIT Ulul Albab sudah bisa menyelesaikan

(13)

95

tahfidz 2 juz. Pada tahun ini yang mengikuti wisuda tahfidz sejumlah 131 siswa, yang terdiri dari 74 siswa wisuda tahfidz juz 30, 29 siswa wisuda tahfidz juz 29, 17 siswa wisuda tahfidz juz 28, 6 siswa wisuda tahfidz juz 27, 4 siswa wisuda tahfidz juz 26 dan 1 siswa wisuda tahfidz juz 25.

Ustadzah Istiqomah menyampaikan sebagai berikut:

“Pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur’an ini sudah berjalan dengan baik, hasil yang dicapai telah memenuhi target

dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum yaitu hafal 2 juz”.9

Berdasarkan uraian diatas bahwa pelaksanaan kurikulum tahfidz Al-Qur’an di SDIT Ulul Albab Pekalongan berjalan dengan baik, hal ini di buktikan dengan keberhasilan siswa-siswa yang dapat menyelesaikan target sesuai rencana dengan baik. Beberapa siswa yang melebihi target, ada yang sudah hafal sampai juz 28, juz 27 dan 26.

C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an 2 Juz di SDIT Ulul Albab Pekalongan.

Secara umum dalam pelaksanaan krikulum program tahfidz Al-Qur’an di SDIT Ulul Albab Pekalongan tidak mengalami masalah yang begitu berarti, meskipun demikian ada beberapa faktor pendukung dan ada pula faktor yang menghambat pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur’an di SDIT Ulul Albab Pekalongan.

1. Faktor Pendukung

9

Istiqomah, Wakil Koordinator Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 03 Oktober 2014.

(14)

96

Beberapa faktor yang mendukung pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur’an di SDIT Ulul Albab Pekalongan diantaranya: minat dan motivasi siswa yang tinggi, perhatian guru, pemberian penghargaan (reward) dan adanya perangkat pembelajaran seperti silabus, jurnal pembelajaran, RPP.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh ustadzah Malikhah:

“Minat dan motivasi siswa, perhatian guru, pemberian penghargaan dan adanya perangkat pembelajaaran, program

tahfidz Al-Qur’an bisa berjalan dengan baik”.10

2. Faktor Penghambat

Pelaksanaan kurikulum program tahfidz Al-Qur’an di SDIT Ulul Albab Pekalongan dapat berjalan dengan baik, tanpa ada kendala yang begitu serius. Namun ada beberapa permasalahan yang memerlukan penanganan di antaranya:

a. Input siswa yang berbeda dalam hal kemampuan membaca Al-Qur’an. Tidak semua siswa yang masuk di SDIT Ulul Albab mempunyai kemampuan dalam membaca Al-Qur’an. Ada beberapa siswa yang belum bisa sama sekali mengenal huruf-huruf Al-Qur’an, apalagi dalam menghafal Al-Qur’an. Salah satu solusi dalam mengatasi hal ini adalah sekolah perlu mengadakan tes membaca dan menghafal Al-Qur’an untuk calon siswa baru, hal ini perlu diadakan untuk

10

Malikhah, Guru Tahfidz Kampus 1 SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 06 Oktober 2014.

(15)

97

mengetahui kemampuan siswa, sehingga memudahkan dalam pengelompokan.

b. Jumlah siswa perkelompok yang terlalu banyak.

Jumlah siswa untuk pelajaran tahfidz idealnya antara 12-15 siswa. Kadang dalam pelaksanaanya perkelompok lebih dari 15 siswa, hal itu karena ada guru cuti atau izin tidak berangkat, sehingga pembelajaran kurang efektif. Dalam mengatasi masalah ini pihak sekolah menyediakan guru tahfidz tambahan.

c. Fasilitas yang kurang memadai.

SDIT Ulul Albab sudah berupaya memberikan fasilitas yang cukup, namun kegiatan pembelajaran program tahfidz Al-Qur’an ini membutuhkan tempat yang banyak, karena pembelajaranya tidak dilakukan sesuai jenjang kelas tetapi disesuaikan dengan kemampuan hafalan masing-masing siswa. Diantara solusi mengatasi masalah ini adalah sekolah menyediakan ruang khusus tahfidz yang memadahi untuk pembelajaran tahfidz, sehingga tidak mengandalkan ruang kelas saja.

Ustadz tamono menuturkan kepada penulis:

“ Sarana dan prasarana di SDIT Ulul Albab sudah mencukupi, namun mash ada yang pelu diperbaiki dan disediakan,

diantaranya ruang khusus tahfidz yang kurang memadai”. 11

d. Perhatian orang tua yang kurang

11

Tarmono, Petugas Umum SDIT Ulul Albab Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan 15 Oktober 2014.

(16)

98

Perhatian dan kesadaran orang tua terhadap program tahfidz Al-Qur’an sangat minim. Perhatian orang tua lebih banyak difokuskan terhadap mata pelajaran lain, yang dianggap memiliki manfaat serta perlu untuk mendapatkan nilai dan prestasi yang tinggi terhadap mata pelajaran tertentu sebagai bagian kurikulum Diknas. Untuk mengatasi masalah ini sekolah mengadakan pertemuan rutin dengan wali siswa, sehingga sekolah bisa menyamaikan hal-hal yang berhubungan dengan program tahfidz Al-Qur’an, agar wali siswa bisa mengetahui pentingnya pembelajaran tahfidz.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian perlakuan dan pengamatan yang dilakukan selama 9 hari, didapatkan hasil yang menunjukkan pengurangan lebar keropeng yang paling cepat yaitu

Berdasarkan hasil analisis data dari 2 subjek penelitian tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kemampuan komunikasi matematis dari tipe kepribadian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hasil prediksi dan akurasi terbaik dengan menganalisis hasil penerapan model individual algoritma C4.5 dengan algortima

Penyaring (filter), yaitu untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti luhur. Ada 3 pendekatan

18 Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai

Dengan mengacu pada derajat kemurnian dan masa simpan likopen tercampur maltodekstrin, dapat disimpulkan rasio likopen/maltodekstrin terbaik digunakan adalah pada rasio

Dalam rangka pencapaian pelaksanaan tujuan-tujuan pengawasan, terdapat berbagai faktor yang menurut penulis menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya alih fungsi bangunan

Harsono (1988:153), program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis yang ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan