Menimbang:
Mengingrt
:PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
13TAHUN
2OO2TENTANG
PERUBAHAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
lOOTAHUN
2OOOTENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DALAM JABATAN STUKTURAL
.,
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
Bahwa dalam rangka
pengembangandan
pembinaankarier
PegawaiNegeri
Sipil,
dipandangperlu
mdngubah Peraturan Pemerintah Nomor100 Tahun 2000
tentang Pengangkatan PegawaiNegeri
Sipil
Dalam Jabatan Struktural dengan Peraturan Pemerintah.l.
Pasal5
ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;2.
Undang-undang
Nomor
8
Tahun
1974 tentang
Pokok'pokokKepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974
Nomor
55, Tambahan Lembaran NegaraNomor
3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undangNomor
43
Tahun
1999 (Lembaran Negara Tahun1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);
3.
Undang-undangNomor
22
Tahun 1999 tentang
PemerintahanDaerah (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor
60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);4.
Undang-undangNomor
28
Tahun 1999
tentang
Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi,Kolusi
dan Nepotisme(Lembaran Negara
Tahun
1999Nomor 75,
Tambahan LembaranNegaraNomor 3851);
5.
Peraturan PemerintahNomor 25
Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah
dan
KewenanganPropinsi
SebagaiDaerah
Otonom(Lembaran Negara
Tahun 2000
Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);6.
Peraturan PemerintahNomor
84
Tahun
2000
tentang
Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor165);
7.
Peraturan PemerintahNomor 96
Tahun 2000
tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan,dan
Pemberhentian Pegawai NegeriSipil
(Lembaran
Negara Tahun 2000
Nomor
193,
Tambahan Lembaran NegaraNomor
4014);8.
9.
Peraturan Peinerintah
Nomor
99
TahUn2000
tentang
KenaikanPangkat Pegawai
Negeri
Sipil
(Lembaran Negara
Tatrun
2000Nomor 196,
Tambahan Lembaran
Negara
Nomor
4017) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor
12 Tahun 2002 (Lembaran Negara Tahun 2002Nomor
32, Tambahan Lembaran Negara Nomoral
%);
Peraturan Pemerintah
Nomor
100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai NegeriSipil
Dalam Jabatan Struktural (Lembaran NegaraTahun 2000
Nomor
197,
TambahanLembaran Negara
Nomor4018);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAI\I ATAS
PERATURAN
PEMERINTAH
NOMOR lOO TAHUN
2OOOTENTANG
PENGANGKATAN
PEGAWAI NEGERI
SIPIL
DALAM JABATAN STRUKTURAL.
Pasal
I
Beberapa kenentuan
dalam
Peraturan PemerintahNomor
100
Tahun2000
tentang
PengangkatanPegawai
Negeri
Sipil
Dalam
JabatanStruktural diubah, sebagai berikut :
l.
Ketentuan Pasal3
diubah,
sehingga seluruhnyamenjadi
berbunyi sebagai berikut :"Pasal 3
(1) Eselon
tertinggi
sampai dengan eselon terendahdan
jenjangpangkat untuk setiap eselon adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.
(2) Penetapan
eselon
sebagaimanadimaksud
dalam
ayat
(l),
ditetapkan berdasarkan
penilaian atas
bobot
tugas,
tanggungjawab, dan wewenang.
(3)
Penetapan eselonV
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.(4)
Penetapan eselonV
sebagaimana dimaksud dalam ayat(3)
dilaksanakan dengan memperhatikarr:a
kebutuhanorganisasi;b
rentangkendali;c
kondisi geografis;d
karakteristik
tugaspokok
dan
fungsi dengan pelayanan kepada masyarakat".jabatan yang
berhubungan langsung2.
Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga selunrhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :ttPasal 7
(l)
PegawaiNegeri
Sipil
yang akan atau telah menduduki jabatan struktural harusmengikuti dan
lulus
pendidikan
dan
pelatihan
kepemimpinan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan untuk jabatan tersebut.(2)
PegawaiNegeri
Sipil
yang telah
memenuhi penyaratan
kompetensi jabatanstruktural tertentu dapat diberikan
sertifikat
sesuai dengan pedoman
yangditetapkan
oleh
instansi pembinadan
instansi pengendali serta dianggap telatrmengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan tersebut."
Diantara
Pasal7
dan
Pasal8
disisipkan
1
(satu) Pasalbaru
yaitu
Pasal7
A
yangberbulVr sebagai berikut :
"Pasal 7
A
Pegawai Negeri
Sipil
yang menduduki jabatan struktural dapat diangkat dalam jabatanstruktural setingkat lebih
tinggi
apabila yang bersangkutan sekurang-kurangnya telah 2(dua) tahun dalam jabatan struktural yang pernah dan atau masih didudukinya kecuali pengangkatan dalam jabatan struktural yang menjadi wewenang Presiden."
Ketentuan Pasal 16 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut :
"Pasal
l6
(l)
Ketua dan Sekretaris Baperjakat Instansi Pusat adalah pejabat eselonI
dan pejabateselon
II
yang
secarafungsional
bertanggungjawabdi
bidang
kepegawaian dengan anggota pejabat eselonI
lainnya.(2)
Bagi
lnstansi
Pusatyang
hanya terdapatI
(satu) pejabat eselonI,
Ketua
dan Sekretaris Baperjakat adalah Pejabat eselonII
dan pejabat eselontrI
yang secarafungsional
bertanggungjawabdi
bidang
kepegawaian dengan anggotapejafat
eselon II.
t.
4.I
I
t
I
(3)
Ketua
BaperjakatInstansi'Daerah Propinsi
adalah Sekretaris Daerah Propinsi dengan anggota para pejabat eselonII
dan Sekretaris dijabat oleh pejabat eselonIII
yang membidangi kepegawaian.(4)
Ketua
Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/I(ota adalah
Sekretaris DaerahKabupaten/Kota dengan anggota para pejabat eselon
II,
dan
Sekretaris dijabat oleh pejabat eselonIII
yang membidangi kepegawaian.(5)
Masa
keanggotaanBaperjakat
adalahpaling lama
3
(tiga)
tahun,
dan
dapat diangkat kembali untuk masa keanggotaan berikutnya."Pasal
II
Peraturan Pemerintah
ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar
setiap
orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintahini
dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 17
April
2002PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 17
Api.l
2002SEKRETARIS
NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd.MEGAWATI
SOEKARNOPUTzu trd.BAMBANG
KESOWOLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHI.IN
2OO2 NOI\4OR 33. Salinan sesuai dengan aslinya :SEKRETARI.AT
KABINET
RI,Kepala
Biro
Peraturan Perundang-undanganII
ttd
LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
:
13TAHUN
2002TANGGAL
:
17APRIL
2002PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Salinan
sesuai dengan aslinYa :SEKRETARIAT KABINET
RI.
Kepala
Biro
Peraturan
Perundang-undangan
II
ttd
Edy Sudibyo
No. Eselon
Jenjang Pangkat, Golongan/Ruang
Terendah Tertinggi
Pangkat Gol/Ruang Pangkat Gol/Ruang
I
Ia Pembina Utama Madya IV/a Pembina Utama IV/e2
Ib
Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama IV/e3
IIa
Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama MadyaMd
4
IIb
Pembina TingkatI
IV/b Pembina Utama Muda IV/c5
IIIa
PembinalYla
Pembina TingkatI
Mb
6
IIIb
Penata TingkatI
IIUd Pembina IV/a7 IVa Penata
III/c
Penata TingkatI
IIUd8
IVb
Penata Muda TingkatI
IIVb
Penata IIUcPENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
13TAHUN
2OO2TENTANG
PERUBAHAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
lOOTAHUN
2OOOTENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI
SIPL
DALAM JABATAN STUKTURAL
I.
UMUM
Untuk
mewujudkan
tujuhn pembangunan nasional, diperlukan Pegawai NegeriSipil
yangnetral,
mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, profesional danbertanggungjawab
dalam
melaksanakantugas
sertapenuh
kesetiaandan
ketaatankepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar
1945, Negaradair
Pemerintah RepublikIndonesia.
Sejalan dengan
hal
tersebut, PegawaiNegeri
Sipil perlu
diperhatikan kualitasprofesionalisme dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan
tingkat
kepuasa4 dan keinginan masyarakat.Seiring dengan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri
Sipil
tersebut, sistimPengangkatan Pegawai
Negeri
Sipil
dalamjabatan struktural yang
ada selamaini
berdas'arkan Peraturan Pemerintah
Nomor
100 Tahun 2000
tentang Pengangkatan Pegawai NegeriSipil
Dalam Jabatan Struktural, perlu untuk disesuaikan kembali agar dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam memberikan pelayanan yang sesuaidengan tingkat kepuasan dan keinginan masyarakat dimaksud.
Penyempurnaan
sistem
pengangkatanPegawai
Negeri
Sipil
dalam
jabatanstruktural
meliputi
pengaturankembali
mengenai eselontertinggi
sampai dpngan eselon terendah Pegawai NegeriSipil,
pendidikan dan latihan Pegawai NegeriSipil,
pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil
dalam jabatan struktural untuk menduduki jabatanstruktural
setingkatlebih
tinggi
dan
keanggotaan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan.II.
PASAL
DEMI
PASAL
Pasal
I
Pasal 3
Ayat