• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No.69 /11/33/Th.VII, 06 November 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,02 PERSEN

9 Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2013 mencapai 16,99 juta orang, berkurang sekitar 108 ribu orang dibanding angkatan kerja Agustus 2012 sebesar 17,09 juta orang dan bertambah 77 ribu juta orang jika dibanding Februari 2013 yang sebesar 16,91 juta orang.

9 Jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Tengah pada Agustus 2013 mencapai 15,97 juta orang, berkurang sekitar 169 ribu orang dibanding keadaan pada Agustus 2012 mencapai 16,13 juta orang dan berkurang sekitar 4 ribu orang dibandingkan Februari 2013 sebesar 15,97 juta orang.

9 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2013 mencapai 6,02 persen, mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen poin dibanding TPT Agustus 2012 dengan nilai TPT sebesar 5,63 persen dan jika dibandingkan dengan Februari 2013 juga mengalami peningkatan sebesar 0,45 persen poin dengan nilai TPT sebesar 5,57 persen.

9 Setahun terakhir (Agustus 2012 ― Agustus 2013), semua sektor mengalami penurunan jumlah pekerja, yaitu Sektor Pertanian yang mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 138 ribu orang (2,72 persen), Sektor Industri jumlah pekerjanya berkurang sebesar 253 ribu orang (7,68 persen), Sektor Konstruksi jumlah pekerjanya berkurang sebesar 256 ribu orang (21,25 persen) dan Sektor Lainnya (Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas dan Air Minum) jumlah pekerjanya berkurang sebesar 31 ribu orang (26,01 persen). Sektor Pertanian, Perdagangan, Industri dan Sektor Jasa secara berurutan menjadi penampung terbesar tenaga kerja sebesar 87,75 persen pada bulan Agustus 2013.

9 Pada Agustus 2013, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 5,08 juta orang (31,83 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 3,18 juta orang (19,91 persen) dan pekerja keluarga/tak dibayar sejumlah 2,66 juta orang (16,67 persen).

9 Berdasarkan jumlah jam kerja pada Agustus 2013, sebanyak 10,95 juta orang (68,60 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 15 jam per minggu mencapai 1,33 juta orang (8,30 persen).

9 Jenjang pendidikan SD ke bawah pada Agustus 2013 masih tetap mendominasi penduduk yang bekerja di Jawa Tengah yaitu sekitar 8,58 juta orang (53,71 persen) dan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekitar 3,18 juta orang (19,93 persen).

(2)

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja, dan Pengangguran

Keadaan ketenagakerjaan di Jawa Tengah pada Agustus 2013 menunjukkan adanya perubahan yang digambarkan dengan adanya penurunan kelompok penduduk yang bekerja, dan peningkatan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja mencapai 16,99 juta orang berkurang sebesar 108 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2013 dan bertambah sebesar 77 ribu orang dibanding keadaan Februari 2013. Penduduk yang bekerja pada Agustus 2013 turun sebesar 169 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2013, dan berkurang 4 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Februari 2013). Sementara jumlah penganggur pada Agustus 2013 mengalami peningkatan sebesar 61 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2013, naik sebesar 81 ribu orang jika dibanding keadaan Februari 2013.

Tabel 1

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, Tahun 2011–2013

(Juta orang)

Jenis Kegiatan Utama

2011*) 2012 2013

Agustus Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1. Angkatan Kerja 16,92 17,12 17,09 16,91 16,99

Bekerja 15,92 16,12 16,13 15,97 15,97

Pengangguran 1,00 1,01 0,96 0,94 1,02

2. Bukan Angkatan Kerja 6,99 6,80 6,84 7,04 7,03

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 70,77 71,58 71,43 70,61 70,72 4. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,93 5,88 5,63 5,57 6,02

5. Pekerja Tidak Penuh 4,96 4,67 4,74 4,53 5,01

Setengah Penganggur 2,08 1,83 1,65 1,84 1,45

Paruh waktu 2,88 2,84 3,09 2,69 3,56

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2011-2013 *) sejak tahun 2011 menggunakan penimbang penduduk berdasarkan hasil SP2010 (final)

2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Struktur lapangan pekerjaan hingga Agustus 2013 tidak mengalami perubahan, dimana sektor Pertanian, Perdagangan, Industri dan Sektor Jasa Kemasyarakatan secara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah. Jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2012, jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2013 untuk sektor yang mengalami penurunan yaituSektor Pertanian turun sebesar 138 ribu orang (2,72 persen); Sektor Industri turun sebesar 253 ribu orang (7,68 persen); Sektor konstruksi turun sebesar 256 ribu orang (21,25 persen), dan Sektor Lainnya turun sebesar 31 ribu orang (26,01 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami kenaikan adalah Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi sebesar 4,02 persen, Sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi sebesar 10,21 persen; Sektor Lembaga Keuangan, Real Estate dan Usaha

(3)

Persewaan sebesar 11,12 persen dan Sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan sebesar 13,08 persen.

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2011–2013

(juta orang)

Lapangan Pekerjaan Utama 2011 2012 2013

Agustus Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Pertanian 5,38 5,26 5,06 4,84 4,93

Industri 3,05 2,95 3,30 3,23 3,05

Konstruksi 1,10 1,07 1,21 1,22 0,95

Perdagangan 3,40 3,55 3,45 3,64 3,59 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 0,56 0,61 0,55 0,54 0,60 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan 0,26 0,31 0,28 0,30 0,31 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 2,06 2,19 2,17 2,10 2,45 Lainnya *)

0,11 0,18 0,12 0,10 0,09

J u m l a h 15,92 16,12 16,13 15,97 15,97

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2011-2013

*)

Lapangan pekerjaan utama lainnya terdiri dari sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air

3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Secara sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Agustus 2013 sebesar 5,61 juta orang (35,10 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 10,36 juta orang (64,90 persen) bekerja pada kegiatan informal.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2011–2013

(juta orang)

Status Pekerjan Utama

2011 2012 2013

Agustus Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

Berusaha sendiri 2,57 2,89 2,66 2,71 2,57 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 3,37 3,10 3,15 2,77 3,18 Berusaha dibantu buruh tetap 0,47 0,54 0,52 0,55 0,52 Buruh/Karyawan/Pegawai 4,49 4,67 4,94 5,32 5,08 Pekerja bebas 2,17 2,33 2,25 2,42 1,96 Pekerja keluarga/tak dibayar 2,85 2,59 2,61 2,20 2,66

J u m l a h 15,92 16,12 16,13 15,97 15,97

(4)

Dalam setahun terakhir (Agustus 2012 - Agustus 2013), penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri berkurang sebanyak 92 ribu orang (3,46 persen) dan penduduk bekerja berstatus sebagai pekerja bebas berkurang sebanyak 295 ribu orang (13,08 persen). Penurunan ini menyebabkan jumlah pekerja informal berkurang sekitar 310 ribu orang dan persentase pekerja informal turun dari 66,14 persen pada Februari 2013 menjadi 64,90 persen pada Agustus 2013.

Komponen pekerja formal terdiri dari penduduk bekerja dengan status buruh/karyawan/pegawai, berusaha dibantu buruh tetap. Dalam setahun terakhir (Agustus 2012 - Agustus 2013) pekerja formal bertambah sebanyak 141 ribu orang dan persentase pekerja formal bertambah dari 33,86 persen pada Agustus 2012 menjadi 35,10 persen pada Agustus 2013.

4. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja

Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam ke atas per minggu dimana pada Agustus 2013 jumlahnya mencapai 10,95 juta orang (68,60 persen) termasuk yang sementara tidak bekerja. Sedangkan pada Agustus 2013, penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu masih terdapat sejumlah 1,33 orang (8,30 persen).

Tabel 4

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu, 2011–2013

(juta orang)

Jumlah Jam Kerja Perminggu

2011 2012 2013

Agustus Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5] [6] 1–7 0,20 0,22 0,20 0,24 0,35 8–14 0,77 0,76 0,75 0,71 0,98 15–24 1,79 1,55 1,70 1,58 2,06 25–34 2,15 2,15 2,09 2,00 1,64 1–34 4,91 4,67 4,74 4,53 5,02 35+ *) 11,01 11,44 11,39 11,44 10,95 J u m l a h 15,92 16,12 16,13 15,97 15,97

Sumber : Data diolah dari Sakernas Februari dan Agustus 2011-2013 *) Termasuk sementara tidak bekerja

(5)

5.

Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan

Penyerapan tenaga kerja hingga pada Agustus 2013 masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah sebesar 8,58 juta orang (53,71 persen) dan Sekolah Menengah Pertama sebesar 3,18 juta orang (19,93 persen). Penduduk bekerja dengan pendidikan tinggi hanya sekitar 1,10 juta orang mencakup 0,35 juta orang (2,17 persen) berpendidikan diploma dan 0,75 juta orang (4,70 persen) berpendidikan universitas.

Perbaikan kualitas tenaga kerja ditunjukkan oleh kecenderungan menurunnya tenaga kerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) dan meningkatnya tenaga kerja yang berpendidikan tinggi (diploma dan universitas). Dalam periode setahun terakhir (Agustus 2012― Agustus 2013), penduduk bekerja dengan pendidikan rendah secara persentase mengalami penurunan dari 74,85 persen pada Agustus 2012 turun menjadi 73,64 persen pada Agustus 2013. Sementara penduduk bekerja berpendidikan tinggi meningkat dari 4,52 persen pada Agustus 2012 naik menjadi 4,70 persen pada Agustus 2013

Tabel 5

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011–2013

(juta orang)

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

2011 2012 2013

Agustus Februari Agustus Februari Agustus

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

SD ke Bawah 9,14 9,15 9,01 8,86 8,58

Sekolah Menengah Pertama 3,05 2,92 3,06 2,90 3,18

Sekolah Menengah Atas 2,81 2,88 2,98 3,08 3,11

Diploma I/II/III dan Universitas 0,92 1,17 1,08 1,13 1,10

J u m l a h 15,92 16,12 16,13 15,97 15,97

(6)

Tabel 6.

TPT dan TPAK menurut Kabupaten/Kota Agustus 2011 – 2013, Jawa Tengah

Kabupaten/Kota TPT TPAK 2011 2012 2013 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01 Kab. Cilacap 6,52 7,40 6,76 71,76 65,44 66,42 02 Kab. Banyumas 4,95 5,06 5,46 70,17 65,54 64,17 03 Kab. Purbalingga 5,54 5,14 5,72 70,50 76,63 73,76 04 Kab. Banjarnegara 5,57 3,76 4,17 71,25 79,47 73,61 05 Kab. Kebumen 5,18 3,66 3,58 70,35 75,49 71,63 06 Kab. Purworejo 4,57 3,28 5,11 69,97 68,49 71,48 07 Kab. Wonosobo 5,74 5,37 5,83 72,00 76,24 69,50 08 Kab. Magelang 5,98 4,47 6,22 71,52 74,52 70,35 09 Kab. Boyolali 5,24 4,52 5,46 70,44 75,07 76,27 10 Kab. Klaten 6,21 3,66 5,38 70,03 72,22 73,10 11 Kab. Sukoharjo 5,48 5,98 5,99 70,08 68,63 68,41 12 Kab. Wonogiri 3,41 3,60 3,65 69,62 73,04 71,93 13 Kab. Karanganyar 5,51 5,79 3,82 71,10 72,62 71,46 14 Kab. Sragen 5,69 6,00 5,70 71,25 76,24 73,79 15 Kab. Grobogan 5,20 4,33 6,05 70,96 75,16 73,37 16 Kab. Blora 6,11 4,88 6,25 72,14 73,84 75,50 17 Kab. Rembang 5,92 5,80 5,98 72,26 74,88 73,23 18 Kab. P a t i 7,37 12,20 7,30 72,35 70,94 71,20 19 Kab. Kudus 6,21 5,85 8,01 69,83 75,11 73,58 20 Kab. Jepara 6,26 4,20 6,28 71,14 71,94 70,47 21 Kab. Demak 5,70 8,44 7,04 70,87 70,45 68,58 22 Kab. Semarang 6,12 4,88 3,89 70,59 77,03 74,37 23 Kab. Temanggung 5,24 3,40 4,86 72,07 77,41 76,74 24 Kab. Kendal 5,59 6,34 6,42 71,36 72,88 72,00 25 Kab. Batang 5,91 5,90 6,98 71,39 72,61 71,21 26 Kab. Pekalongan 6,12 5,07 4,75 71,08 71,64 69,66 27 Kab. Pemalang 6,33 4,82 6,55 70,25 68,36 66,82 28 Kab. Tegal 6,89 6,05 6,93 71,06 64,59 62,75 29 Kab. Brebes 6,63 8,20 9,54 69,93 64,41 73,27 71 Kota Magelang 8,28 8,71 6,80 70,60 69,46 68,93 72 Kota Surakarta 6,36 6,07 7,18 69,01 70,49 72,57 73 Kota Salatiga 6,39 6,69 6,20 67,71 68,98 68,38 74 Kota Semarang 6,92 5,82 5,96 69,61 67,91 67,75 75 Kota Pekalongan 7,29 7,44 5,28 70,41 69,49 66,64 76 Kota Tegal 7,14 8,49 9,25 70,20 63,51 71,52 Jawa Tengah 5,93 5,63 6,02 70,77 71,43 70,72

(7)

Konsep Definisi

Penduduk usia kerja

Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.

Bekerja

Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi dengan menghasilkan

barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau

membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak

terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan

pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.

Pengangguran

Pengangguran meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, atau

mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan,

atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah ukuran yang menggambarkan

perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dan dihitung

dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas dikali

100.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT)

TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100

penduduk yang masuk kategori angkatan kerja.

Pekerja Tak Penuh

Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu).

• Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja

normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau

masih bersedia menerima pekerjaan

Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja

normal ( kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau

tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutkan

sebagai pekerja paruh waktu/part time worker).

Referensi

Dokumen terkait

Data tersebut menunjukkan bahwa untuk meningkatkan produktivitas kerja guru SMP se-gugus 08 di Kabupaten Bandung, maka kepala sekolah harus mampu melaksanakan

belajar IPA pokok bahasan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan dengan menggunakan pendekatan konvensional siswa

Menurut Karasek (1979) dalam job demands-job control model, akibat dari stres seperti masalah pada kesehatan mental dan fisik, terjadi ketika dalam pekerjaan secara

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010,p.434), 2NF adalah keadaan dimana sebuah relasi telah pada bentuk 1NF, dan setiap atribut non-primary key fungsinya secara

Pada variabel Attitude terdapat nilai sebesar 2,504 dan nilai signifikansi sebesar 0,016 <0,05. Maka dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa secara parsial Attitude

Sedangkan misinya yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan kemaritiman, menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, membantu

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Modal, Tenaga Kerja

TAUN AKADEMI !"#$%!"#& TAUN AKADEMI !"#$%!"#&.. atau guna*an s)eet pile+. atau guna*an