• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

6

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Umum

2.1.1 Data dan Database

Menurut Hoffer (2009, p.46) data merupakan representasi dari suatu obyek dan kejadian yang memiliki arti dan kepentingan dalam lingkungan user.

Menurut Indrajani (2011, p2), data adalah fakta atau observasi yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis.

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.65), Database merupakan suatu kumpulan data yang terhubung secara logis berserta deskripsinya, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi di dalam sebuah organisasi.

Menurut Date (2000, p10), database adalah kumpulan data yang digunakan oleh sistem aplikasi dalam perusahaan.

2.1.2 Arsitektur Database

Menurut Thomas Connolly & Begg (2010,p.86), terdapat 3 level arsitektur database (Three-Level ANSI-SPARC Architecture) yaitu :

1. External Level

Level ini menjelaskan tentang bagian database yang relevan terhadap setiap user

2. Conceptual Level

Level ini menjelaskan tentang data apa saja yang disimpan dalam database dan hubungan antara data-data tersebut.

(2)

3. Internal Level

Level ini menjelaskan bagaimana sebuah data dapat disimpan ke dalam database.

Tujuan utama dari 3 level ini adalah untuk mendapatkan database yang independence, sehingga tanpa mempengaruhi aplikasi yang terkait dalam database tersebut.

Gambar 2.1 Three-Level ANSI-SPARC Architecture (Sumber: Connolly, 2010, p.87)

2.1.3 Database Management System (DBMS)

Menurut Yvette et. al. (2012, p72), DBMS adalah paket perangkat lunak dengan program komputer yang mengendaikan pembuatan, pemeliharaan, dan penggunaan basis data. memungkinkan sebuah organisasi dengan mudah mengembangkan basis data untuk berbagai aplikasi yang dilakukan oleh administrator basis data dan spesialis basis data lainnya.

Menurut Thomas Connolly & Begg (2010, p66) Database Management system (DBMS) merupakan sistem software yang

(3)

memungkinkan user untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengontrol akses data ke dalam suatu database.

Beberapa fasilitas yang disediakan dalam DBMS, yaitu :

1. DBMS memungkinkan user untuk menentukan suatu

database, biasanya menggunakan Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk menspesifikasikan tipe dan struktur data serta batasan-batasan data yang akan disimpan dalam database.

2. DBMS memungkinkan user untuk melakukan insert,

update, delete dan retrieve terhadap data-data yang ada di dalam database melalui Data Manipulation Language (DML). DML menyediakan suatu fasilitas umum bagi data yang disebut query language.

3. DBMS menyediakan control terhadap pengaksesan suatu database, misalnya sebuah sistem keamanan mencegah user yang tidak berkepentingan dapat mengakses database. 2.1.3.1Komponen Lingkungan Database Management System

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.68), komponen DBMS terdapat 5 komponen penting, yaitu :

1. Hardware

Dibutuhkan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi-aplikasinya. Hardware meliputi dari PC, mainframe, dan jaringan komputer.

2. Software

Meliputi aplikasi, software DBMS, sistem operasi dan

juga sistem jaringan jika dalam penggunaannya

(4)

3. Data

Merupakan komponen yang terpenting dan juga

merupakan penghubung antara komponen mesin

(Hardware dan Software) dan komponen human (Procedures dan people).

4. Prosedur

Merupakan instruksi dan aturan yang mengatur perancangan dan penggunaan database.

5. People

Komponen ini meliputi database administrator, database designers, application developers, dan end users.

2.1.3.2Fungsi-fungsi DBMS

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p99), DBMS memiliki sepuluh fungsi, yaitu :

1. Data Storage, retrieval, and update

DBMS harus melengkapi pengguna dengan

kemampuan untuk menyimpan, mengambil, dan mengubah data di dalam basis data.

2. A user-accessible catalog

DBMS harus menyediakan katalog yang

menggambarkan data yang disimpan dan yang dapat diakses oleh pengguna.

(5)

3. Transaction support

DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan memastikan apakah semua perubahan cocok denga transaksi yang dilakukan atau tidak

4. Concurrency control servive

DBMS harus menyediakan mekanisme yang

memastikan basis data diubah dengan benar ketika pengguna mengubah basis data secara bersamaan. 5. Recovery service

DBMS harus menyediakan mekanisme untuk

memperbaiki basis data pada saat basis basis data rusak 6. Authorization service

DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan memastikan bahwa hanya pengguna yang memiliki hak yang dapat mengakses basis data.

7. Support for data communication

DBMS harus dapat berintegritasi dengan perangkat lunak komunikasi.

8. Integrity services

DBMS harus memberikan cara untuk memastikan data di dalam basis data dan perubahan-perubahan mengkuti aturan-aturan tertentu.

(6)

9. Service to promote data independent

DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung program yang tidak bergantung dari struktur basis data yang sebernernya

10. Utility services

DBMS harus menyediakan kumpulan keperluan layanan.

2.1.4 Structure Query Language (SQL)

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.183) SQL adalah sebuah bahasa yang mucul akibat dari pengembangan model relational. Selama beberapa tahun terakhir SQL telah menjadi bahasa standar relasi database. Sudah lebih dari ratusan DBMS sekarang mendukung aplikasi SQL.

2.1.4.1Data Definition Language (DDL)

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.92) DDL adalah sebuah bahasa yang memungkinkan sebuah aplikasi database atau user untuk menjelaskan dan memberi nama terhadap sebuah entitas, atribut, dan hubungan yang diperlukan untuk sebuah aplikasi.

2.1.4.2Data Manipulation Language (DML)

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.92) DML adalah sebuah bahasa yang menyediakan seperangkat operasi untuk mendukung operasi manipulasi data dasar yang ada di dalam database.

(7)

2.1.5 Siklus Pengembangan Sistem Basis Data

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.314), waktu basis data dianalisis dan dirancang berdasarkan siklus hidup seperti tergambar pada gambar berikut :

Gambar 2.2 database system development life cycle Sumber (Connolly, 2010, p. 314)

1. Database Planning

Dalam tahap ini dilakukan perencanaan bagaimana tahapan-tahapan perancangan berikutnya dapat direalisasikan secara efektif dan efisien.

(8)

Perencanaan database ini harus terintegrasi dengan strategi sistem informasi pada sebuah organisasi. Berikut ini adalah 3 hal utama dalam proses memformulasi sebuah strategi sistem informasi :

a. Mengidentifikasi rencana dan tujuan perusahaan kemudian menentukan sistem informasi yang dibutuhkan

b. Mengevaluasi sistem informasi yang sedang digunakan, kemudian menentukan kelebihan dan kekurangan dari sistem informasi tersebut

c. Melihat peluang sistem apa yang mampu mendapatkan keuntungan yang kompetitif

2. System Definition

Tahap ini menjabarkan spesifikasi jangkauan dan batasan dari aplikasi basis data, penggunaannya dan lingkungan tempat aplikasi diimplementasikan.

Sebelum melakukan desain terhadap sistem database, pertama – tama kita harus mengidentifikasi batas – batas dari sistem yang kita sedang investigasi dan bagaimana itu dapat berinteraksi dengan bagian lain dari sistem informasi organisasi tersebut. Sangat penting untuk kita untuk tidak hanya melibatkan user dan aplikasi yang sudah ada, tapi juga user dan aplikasi di masa yang akan dating.

3. Requirement Collection and Analysis

Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan analisis data organisasi yang dapat membantu dalam sistem database dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan untuk sistem baru yang akan dibuat.

(9)

Untuk mengumpulkan informasi, terdapat berbagai macam teknik yang disebut fact-finding techniques.

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.344) berikut ini adalah contoh fact-finding techniques :

a. Pemeriksaan dokumen

Mengumpulkan informasi dengan memeriksa dokumen – dokumen yang memiliki informasi yang mendukung dalam proses pembuatan sistem database.

b. Interview

Merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik ini dijalankan dengan cara bertatap muka dengan orang – orang yang memliki interaksi langsung terhadap sistem dan mencari tahu fakta – fakta yang berguna, mengidentifikasi kebutuhan, dan mengumpulkan ide dan opini.

c. Observasi

Observasi merupakan teknik fact-finding paling efektif untuk mengerti sebuah sistem. Teknik ini memungkinkan untuk kita untuk melihat secara langsung aktifitas sebuah sistem dan mempelajarinya.

d. Penelitian

Merupakan teknik yg cukup berguna untuk meneliti sebuah aplikasi atau permasalahan yang serupa. Pertukaran jurnal, referensi buku, dan internet adalah sumber informasi yang baik. Mereka dapat memberikan informasi yang berguna tentang bagaimana cara orang lain menyelesaikan sebuah permasalahan yang sama.

(10)

e. Kuesioner

Kuesioner merupakan dokumen dengan tujuan khusus yang digunakan untuk mendapatkan fakta dari orang – orang dengan jumlah yang cukup banyak. Dengan banyaknya informasi yang didapat, maka peneliti akan membuat sebuah kesimpulan secara umum tentang apa yang dihasilkan dari kuesioner tersebut.

4. Database Design

Tahap ini menjelaskan tentang proses pembuatan desain yang akan mendukung misi dan tujuan sebuah organisasi untuk sistem database yang diperlukan. Pada tahap ini dilakukan perancangan basis data secara konseptual, logical dan fisikal. 5. DBMS Selection (optional)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan DBMS yang paling cocok dipilih dengan aplikasi basis data. Tahap ini hanya merupakan tahap opsional. Apabila tidak terdapat DBMS yang cocok, maka setelah tahap perancangan konseptual langsung menuju perancangan logikal (lihat gambar 2.2)

Langkah – langkah dalam memilih DBMS : a. Mendefinisikan DBMS yang diinginkan

b. Memlih 2 atau 3 DBMS

c. Evaluasi DBMS yang sudah dipilih

d. Menetapkan DBMS yang sesuai.

6. Application Design

Tahap ini dilakukan perancanan interface program aplikasi yang digunakan dan memproses basis data. Pada sebagian

(11)

besar kasus, tidak memungkinkan untuk menyelesaikan desain aplikasi sampai desain database itu sendiri telah terbentuk. Database ada untuk mendukung sebuah aplikasi, jadi harus ada alur informasi antara desain aplikasi dan desain database. 7. Prototyping (optional)

Tahap ini ditujukan untuk membangun prototype dari aplikasi basis data. Hasil prototype ini memungkinkan perancang atau

pengguna untuk menvisualisasikan dan mengevaluasi

bagaimana bentuk fungsionalitas sistem akhir. Tujuan dari Prototyping ini adalah agar pengguna dapat mengidentifikasi fitur – fitur yang terdapat dalam sistem dan memberikan saran untuk lebih meningkatkan kinerja sistem atau mungkin dengan menambah fitur baru ke dalam sistem database.

8. Implementation

Tahap ini merupakan tahap realisasi fisik dari database dan desain aplikasi. Tahap ini merupakan waktu dimana kita akan mengimplementasikan database dan program aplikasi.

Pengimplementasian database dilakukan dengan

menggunakan DDL dari DBMS yang telah dipilih atau dengan

GUI yang menyediakan fungsi yang sama ketika

menghilangkan DDl statement level rendah. Program aplikasi diimplementasi menggunakan bahasa generasi ketiga atau keempat.

9. Data Convertion and Loading

Dalam tahap ini dilakukan perpindahan data ke database yang baru dan mengkonversi aplikasi agar dapat berjalan pada database yang baru. Tahap ini hanya dapat dilakukan ketika sistem database yang baru sudah menggantikan sistem database yang lama.

(12)

10. Testing

Aplikasi basis data yang telah selesai akan diuji coba dengan tujuan untuk mencari error pada aplikasi. Selain itu, dilakukan

pula validasi aplikasi atas kebutuhan yang telah

dispesifikasikan sebelumnya oleh pengguna. Setelah dilakukan uji coba terhadap sistem, maka akan dilakukan evaluasi terhadap sistem. Berikut ini adalah beberapa kriteria dalam melakukan evaluasi sistem :

a. Kemudahan untuk dipelajari : berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi produktif dalam memakai system

b. Performa : seberapa baik system dapat merespon kebutuhan user.

c. Kekuatan system : seberapa kuat system dalam mengatasi user error.

d. Kemudahan untuk pemulihan : seberapa baik system untuk melakukan pemulihan akibat dari user error.

e. Kemampuan beradaptasi : seberapa mampu system dapat beradaptasi dengan beberapa model kerja.

11. Operational Maintenance

Pada tahap ini implementasi basis data dilakukan secara

sepenuhnya. Sistem diawasi dan dipelihara secara

berkelanjutan. Jika diperlukan, kebutuhan - kebutuhan baru dimasukkan dalam aplikasi basis data melalui tahapan basis data terlebih dahulu.

(13)

2.1.6 Entity Relationship Modeling 1. Entity type

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.372), entity type yaitu sekumpulan objek-objek dengan properti yang sama yang diindentifikasikan dengan keberadaan yang independen di perusahaan. Sebuah enitas mempunyai kumpulan properti dan nilai dari properti tersebut mengidentifikasikan entitas secara unik.

2. Relationship type

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.374) relationship type adalah sebuah relasi yang bermakna antara beberapa jenis entitas. Setiap relationship type diberikan nama

yang menjelaskan fungsinya. Adapula relationship

occurrence, yaitu sebuah relasi unik yang diidentifikasi mencakup satu kejadian dari setiap entitas yang berpartisipasi.

A. Degree of Relationship Type

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.376) degree of relationship type adalah jumlah tipe entitas yang berpartisipasi di dalam sebuah relasi. Terdapat beberapa macam relasi berdasarkan derajatnya, yaitu :

a. Binary : sebuah relasi dengan derajat dua b. Ternary :sebuah relasi dengan derajat tiga c. Quarternary : sebuah relasi dengan derajat

empat

B. Recursive Relationship

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.378) recursive relationship adalah sebuah tipe

(14)

berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda.

3. Attributes

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.379) attributes adalah sebuah property khusus pada sebuah entitas atau pada tipe relasi. Sebagai contoh, tipe entitas staff bisa dijelaskan dengan atribut staffNo, name, position, dan salary.

Setiap atribut dihubungkan dengan seuah set nilai yang disebut domain. Jadi, Attribute domain adalah sebuah set nilai untuk satu atau lebih atribut.

A. Simple and Composite Attributes

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.379) simple attribute adalah sebuah atribut yang terdiri dari sebuah komponen dengan keberadaan yang independen.

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.380) composite attribute adalah sebuah atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana setiap komponen tersebut memiliki keberadaan yang independen.

B. Single-valued and Multi-valued Attributes Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.380), single-valued attributes adalah sebuah atribut yang memiliki sebuah nilai untuk setiap kejadian pada tipe entitas.

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.380), multi-valued attributes adalah sebuah atribut yang memiliki banyak nilai untuk setiap kejadian pada tipe entitas.

(15)

C. Derived Attributes

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.380), derived attributes adalah sebuah atribut yang memiliki nilai yang berasal dari attribute lain yang berhubungan , dan tidak harus berasal dari satu tipe entitas yang sama.

4. Key

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.381) keys dibedakan menjadi 3, yaitu :

A. Candidate Key

Merupakan sebuah kumpulan minimal atribut yang secara unik mengidentifikasi setiap kejadian pada sebuah tipe entitas

B. Primary Key

Merupakan candidate key yang dipilih untuk secara unik mengidentifikasi setiap kejadian pada sebuah tipe entitas

C. Composite Key

Merupakan sebuah candidate key yang memiliki dua atau lebih atribut.

5. Structural Constraint

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.385) constraint mungkin diletakkan pada tipe entitas yang berpartisipasi pada sebuah relasi. Constraint harus mencerminkan batasan – batasan pada relasi seperti yang ada pada “dunia nyata”. Tipe utama sebuah constraint pada sebuah relasi disebut multiplicity.

(16)

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.380) multiplicity adalah sebuah angka atau jarak kejadian yang terjadi pada tipe entitas yang mungkin terhubung kepada sebuah kejadian dari tipe entitas yang terasosiasi melalui relasi khusus.

2.1.7 Normalisasi

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010,p. 416), normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah set relasi dengan property yang diinginkan, dengan diberikan data perusahaan yang dibutuhkan.

2.1.7.1Tujuan Normalisasi

Tujuan dari normalisasi adalah untuk mendapatkan sebuah set relasi yang cocok dan dapat mendukung kebutuhan data perusahaan.

Karakteristik dari set relasi yang cocok, yaitu :

1. Jumlah atribut yang diperlukan dengan jumlah yang paling sedikit dalam mendukung kebutuhan data perusahaan

2. Atribut dengan relasi logical yang dekat ditemukan pada relasi yang sama

(17)

2.1.7.2 Proses Normalisasi

Berikut ini adalah proses normalisasi menurut Connolly:

1. Unnormalized Form (UNF)

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010,p.430), pada tahap ini, kita meindahkan semua data yang ada dari sumber ke dalam format tabel dengan baris dan kolom. Dalam format ini, tabel telah berada dalam kondisi unnormalized form.

2. First Normal Form (1NF)

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.430), 1NF adalah sebuah relasi dimana pada persimpangan di setiap baris dan kolom mengandung satu dan hanya satu nilai. Pada awal tahap ini, table masih dalam bentuk yang tidak normal, yang sering disebut unnormalized table. Untuk merubah unnormalized table menjadi bentuk 1NF, kita mengidentifikasi dan menghilangkan kelompok yang mengalami pengulangan yang terdapat pada table. Terdapat dua macam pendekatan umum dalam

menghilangkan kelompok yang berulang pada

unnormalized table, yaitu :

a. Dengan memasukkan data yang sesuai ke dalam baris serta kolom kosong dengan data yang berulang

b. Dengan meletakkan data yang berulang,

bersama dengan salinan dari key atribut yang asli, ke dalam relasi yang berbeda

(18)

3. Second Normal Form (2NF)

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010,p.434), 2NF adalah keadaan dimana sebuah relasi telah pada bentuk 1NF, dan setiap atribut non-primary key fungsinya secara penuh bergantung kepada primary key.

Pada proses normalisasi dari bentuk 1NF menuju 2NF, kita harus menghilangkan ketergantungan parsial. Apabila terdapat ketergantungan parsial, kita harus menghilangkan atribut yang memiliki ketergantungan parsial tersebut dari relasi dengan meletakkannya ke dalam relasi yang baru bersama dengan salinan dari factor penentunya.

4. Third Normal Form (3NF)

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010,p.435), 3NF adalah keadaaan dimana relasi sudah pada bentuk 1NF dan 2NF dan dimana tidak ada atribut non-primary key yang memiliki ketergantungan transitif kepada primary key.

Pada proses normalisasi dari bentuk 2NF menuju 3NF, kita harus menghilangkan ketergantungan transitif. Apabila terdapat ketergantungan transitif, kita hilangkan atribut yang memliki ketergantungan tersebut dari relasi dengan cara meletakkan atribut tersebut ke dalam sebuah relasi baru bersama dengan salinan dari faktor penentunya.

(19)

2.1.8 Metodologi Perancangan Database

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p. 466) metodologi perancangan database adalah sebuah pendekatan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik, peralatan, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses perancangan Metodelogi perancangan terdiri dari beberapa fase dimana setiap fase mengandung beberapa langkah yang akan menuntun desainer dalam menggunakan teknik yang sesuai pada setiap tahap dalam proyek. Metode perancangan juga membantu desainer untuk

merencanakan, mengelola, mengatur, dan mengevaluasi

pengembangan proyek database.

2.1.8.1Perancangan Konseptual Database

Tujuan dari perancangan konseptual database ini adalah untuk membangun sebuah model data konseptual dari kebutuhan data perusahaan.

Fase preancangan konseptual database terdiri dari 9 tahap, yaitu :

1. Mengidentifikasi tipe entitas

Tujuan dari langkah ini adalah untuk

mengidentifikasi tipe entitas apa saja yang dibutuhkan.

Langkah pertama dalam membangun data model

konseptual adalah dengan menentukan dan

mendefinisikan objek utama yang membuat user tertarik, yaitu tipe entitas. Sebuah metode untuk mengidentifikasi entitas adalah dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan user.

(20)

2. Mengidentifikasi tipe relationship.

Tujuan dari langkah adalah untuk mengidentifikasi relasi penting yang ada diantara tipe – tipe antitas.

Setelah mengidentifikasi entitas, langkah

selanjutnya adalah mengidentifikasi semua relasi yang ada diantara entitas – entitas tersebut.

Terdapat beberapa langkah dalam mengidentifikasi tipe relasi, yaitu :

1. Menggunakan Entity-Relationship Diagram ERD digunakan untuk merepresentasikan entitas – entitas dan bagaimana mereka berelasi satu dengan yang lainnya dengan lebih mudah. 2. Menentukan multiplicity constraints dari tipe

relasi

Multiplicity constraints digunakan untuk mengecek dan mempertahankan kualitas data 3. Mengecek fan dan chasm traps

Setelah mengidentifikasi relasi yang

diperlukan, kita harus mengecek setiap relasi yang ada pada ER model adalah representasi dunia nyata yang benar, dan tidak tercipta fan atau chasm traps.

Fan traps adalah keadaan dimana model merepresentasikan sebuah relasi diantara beberapa tipe entitas, tapi jalur antara kejadian entitas tertentu bersifat ambigu.

(21)

Chasm traps adalah keadaan dimana model mengusulkan munculnya relasi diantara tipe entitas, tapi tidak tersedia jalur diantara kejadian entitas tersebut.

4. Laporan tipe relasi

Pada tahap ini, tipe rtelasi telah teridentifikasi, lalu diberikan nama yang memiliki arti dan jelas untuk user. Jangan lupa untuk mencatat deskripsi relasi dan multiplicity constraints ke dalam kamus data.

3. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut

dengan entitas atau tipe relasi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk

menghubungkan atribut dengan entitas atau tipe relasi yang sesuai.

Pada langkah ini kita akan mengidentifikasi tipe fakta mengenai entitas dan relasi yang telah kita pilih untuk direpresentasi di dalam database.Cara yang digunakan hampir sama dengan cara kita dalam mengidenfikasi entitas.

4. Menentukan domain atribut

Tujuan dari langkah ini adalah menentukan domain untuk semua atribut yang ada pada model.

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p. 478) domain adalah tempat kumpulan nilai dimana satu atau lebih atribut mengambil nilai – nilai mereka.

(22)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengidentifikasi candidate key. Apabila terdapat lebih dari satu candidate key, maka harus dipilih salah satu untuk dijadikan primary key dan yang lainnya akan menjadi alternate key.

Berikut ini adalah petunjuk dalam memilih primary key diantara beberapa candidate key :

a. Candidate key dengan atribut yang minimal b. Candidate key yang paling sedikit

kemungkinan untuk berubah nilainya

c. Candidate key dengan karakter yang paling sedikit

d. Candidate key dengan nilai maximum yang paling kecil

e. Candidate key yang paling mudah digunakan dari sudut pandang user

6. Mempertimbangkan penggunaan konsep

permodelan tingkat tinggi (langkah opsional)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk

mempertimbangkan penggunaan konsep

permodelan tingkat tinggi seperti

spesialisasi/generalisasi, agregasi, dan komposisi. 7. Memeriksa redundansi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengecek keberadaan redundansi apapun yang ada di dalam model.

(23)

a. Memeriksa kembali one-to-one relationship b. Menghilangkan relasi yang redundan

c. Mempertimbangkan dimensi waktu

8. Memvalidasi model data konseptual terhadap transaksi user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa model data konseptual dapat mendukung kebutuhan transaksi.

Pada tahap ini kita sudah memiliki model data konseptual yang merepresentasikan kebutuhan data perusahaan. Menggunakan model tersebut, kita melakukan operasi secara manual. Apabila kita dapat menyelesaikan semua transaksi, kita dapat memastikan bahwa model data konseptual tersebut dapat mendukung kebutuhan transaksi.

9. Meninjau kembali model data konseptual dengan user.

Tujuan dari langkah ini adalah agar user dapat

memastikan bahwa model tersebut adalah

representasi nyata dari data yang dibutuhkan oleh perusahaan

2.1.8.2Perancangan Logical Database

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menterjemahkan model data konseptual menjadi sebuah model data logical, lalu memvalidasikan model tersebut untuk memastikan bahwa

(24)

secara structural sudah tepat dan mampu mendukung kebutuhan transaksi

Tahap perancangan model data logical memiliki 7 langkah, yaitu :

1. Menurunkan relasi untuk model data logical

Tujuan dari langkah ini adalah membuat relasi bagi model data logical untuk merepresentasikan antitas, relasi, dan atribut yang telah diidentifikasi.

2. Memvalidasikan relasi menggunakan normalisasi

Tujuan dari langkah ini adalah untuk

memvalidasikan relasi yang ada pada model data logical menggunakan normalisasi.

Pada langkah ini kita mengelompokkan atribut – atribut pada setiap relasi menggunakan aturan normalisasi. Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk memastikan bahwa setiap relasi memiliki

jumlah atribut minimal untuk mendukung

kebutuhan data perusahaan. Relasi juga harus memiliki data redundan yang minimal untuk menghindari anomaly update.

3. Memvalidasi relasi terhadap transaksi user

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa relasi pada model data logical mendukung kebutuhan transaksi

(25)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memeriksa apakah terdapat integrity constraint pada model data logical.

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p.502), integrity constraint adalah pembatas yang kita ingin paksakan untuk melindungi database menjadi tidak lengkap, tidak akurat, atau tidak konsisten.

5. Meninjau kembali model data logical dengan user Tujuan dari langkah ini adalah meninjau kembali model data logical dengan user untuk memastikan bahwa model data tersebut telah menjadi representasi nyata dari kebutuhan data perusahaan. Pada tahap ini model data logical seharusnya telah selesai, dan telah didokumentasikan secara penuh. Tapi, untuk lebih memastikan bahwa ini sudah merepresentasikan kebutuhan perusahaan, maka user diminta untuk melakukan review. Apabila user tidak puas dengan model data tersebut, maka harus dilakukan pengulangan kembali dari langkah awal menggunakan metodelogi yang sama.

6. Menggabungkan model data logical ke dalam model global (langkah opsional)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk

menggabungkan model data logical ke dalam sebuah model data logical global yang mewakili semua sudut pandang user terhadap database Pada langkah ini terdapat beberapa aktifitas, yaitu :

(26)

a. Menggabungkan model data logical ke dalam model data logical global

b. Memvalidasi model data logical global

c. Meninjau kembali model data logical global dengan user

7. Memeriksa pertumbuhan data di masa depan Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan

apakah ada kemungkinan perubahan yang

signifikan dan untuk menilai apakah model data logical dapat mengakomodasi perubahan tersebut. Dalam perancangan logical database kita juga harus memikirkan apakah model data logical

mampu untuk diperluas untuk mendukung

kemungkinan perkembangan di masa depan.

2.1.8.3Perancangan Fisikal Database

Menurut Thomas Connolly dan Begg (2010, p. 523), perancangan fisikal database adalah proses menghasilkan deskripsi dari pengimplementasian database ke dalam tempat penyimpanan sekunder. Proses ini mendeskripsikan relasi dasar, organisasi file, dan index yang digunakan untuk mencapai keefisienan dalam mengakses data, dan setiap integritas data terkait, dan langkah – langkah keamanan.

Terdapat beberapa langkah pada tahap perancangan fisikal database, yaitu :

1. Menterjemahkan data model logical ke DBMS yang dituju

(27)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghasilkan skema database relasional dari model data logical yang akan diimplementasikan ke dalam DBMS yang dituju Pada tahap ini terdapat 3 aktifitas, yaitu :

a. Perancangan relasi dasar

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan bagaimana cara untuk merepresentasikan relasi dasar yang telah teridentifikasi yang ada pada model data logical ke dalam DBMS yang dituju.

b. Perancangan representasi dari derived data

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara merepresentasikan derived data apapun yang terdapat di model data logical ke dalam DBMS yang dituju.

c. Perancangan batasasn umum

Tujuan dari langkah ini adalah merancang batasasn umum untuk DBMS yang dituju

2. Perancangan organisasi file dan index

Tujuan dari langkah ini adalah menentukan organisasi file untuk menyimpan relasi dasar dan index yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang dapat diterima, ini merupakan cara dimana relasi dan tuples juga akan disimpan di dalam tempat penyimpanan sekunder.

Pada langkah ini, terdapat empat aktifitas, yaitu: a. Menganalisa transaksi

(28)

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mengenali fungsi dari transaksi yang berjalan pada database dan untuk menganalisa transaksi apa saja yang penting. Dalam menganalisa transaksi, kita harus melihat beberapa criteria, yaitu :

i. Transaksi tersbut dapat sering berjalan dan akan memberikan dampak yang signifikan dalam performa

ii. Transaksi tersebut sangat penting pada operasi bisnis

iii. Ada waktu dimana akan terjadi permintaan yang tinggi dibuat dalam database

b. Memilih organisasi file

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk setiap relasi dasar c. Memilih index

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan

apakah dengan menambah index maka

performasystem juga akan meningkat. d. Memperkirakan ruang disk yang dibutuhkan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memperkirakan jumlah ruang disk yang akan dibutuhkan oleh databaseI.

3. Perancangan user views

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancang user views yang telah diperoleh pada waktu pengumpulan

(29)

kebutuhan dan tahap analisa pada siklus pengembagan system database

4. Perancangan mekanisme keamanan

Tujuan dari langkah ini adalah untuk merancan mekanisme keamanan untuk database seperti yang diinginkan oleh user pada tahap pengumpulan kebutuhan pada siklus pengembangan system database.

5. Mempertimbangkan pengenalan redundansi terkontrol 6. Mengamati system operasional

2.2 Teori-teori Khusus

2.2.1 Diagramming Tool

1. Data Flow Diagram

Menurut Whitten et al. (2004, p326) DFD adalah sebuah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut.

Menurut pendekatan DeMarco atau Yourdon simbol-simbol yang digunakan dalam DFD antara lain:

a. Process adalah aktifitas yang dilakukan sebagai respons terhadap aliran data masuk atau kondisi.

Gambar 2.3 Simbol Proccess

(30)

b. Data Flow menunjukkan input data ke proses atau output data dari proses. Data Flow juga digunakan untuk menunjukkan pembuatan, pembacaan, penghapusan, atau pembaharuan data dalam file atau database.

Gambar 2.4 Simbol Data Flow

Sumber: Whitten et al. (2004)

c. External Agent mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem, atau organisasi luar yang berinteraksi dengan sistem.

Gambar 2.5 Simbol External Agent

Sumber: Whitten et al. (2004)

d. Data Store adalah penyimpanan data yang ditujukan untuk penggunaan selanjutnya.

Gambar 2.6 Simbol Data Store

(31)

1. Diagram konteks

Merupakan suatu diagram yang

Menggambarkan secara detil mengenai semua

informasi yang diterima ataupun dihasilkan dari suatu aktivitas.

Gambar 2.7 Contoh diagram konteks 2. Diagram nol

Diagram nol adalah diagram yang

menggambarkan proses dari data flow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem. Diagram nol menggambarkan proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity.

(32)

Gambar 2.8 Contoh diagram nol

2. State Transition Diagram

State Transition Diagram (STD) adalah sebuah modeling tool yang menggambarkan ketergantungan waktu pada sistem real time dan human interface pada sistem online.

Notasi yang paling penting dari STD adalah:

a. State, adalah kumpulan suatu keadaan atau atribut-atribut yang mencirikan benda atau orang pada keadaan, waktu, dan kondisi tertentu.

(33)

Sumber: Whitten et al. (2004)

Gambar 2.9 Notasi State

b. Transition State, menunjukkan perubahan state ditandakan dengan tanda panah.

Kondisi

Aksi

Sumber: Whitten et al. (2004)

Gambar 2.10 Notasi Transition State

3. Entity Relation Diagram (ERD)

ERD adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan (dalam DFD). ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Dengan ERD, model dapat diuji dengan mengabaikan proses yang dilakukan. Notasi yang digunakan dalam ERD dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

(34)

A. Identifier

Identifier merupakan nama attribute yang digunakan untuk mengidentifikasi entity. Ada tiga jenis identifier yaitu :

a. Primary Key

Merupakan suatu kode identifikasi yang bersifat unik yang ditunjukkan oleh masing-masing record dalam sistem. Tujuan primary key adalah untuk menunjukkan lokasi tiap catatan di dalam suatu file mengenai catatan-catatan serupa. Biasanya disimbolkan dengan tanda # di awal attribute atau attribute di garis bawahi untuk membedakan dengan attribute lain. Contoh primary key pada entitiy KARYAWAN adalah #KaryawanID atau KaryawanID.

b. Secondary Key

Merupakan attribute selain primary key yang dapat dijadikan sebagai key. Contoh secondary key pada entity KARYAWAN adalah NamaKaryawan

(35)

c. Foreign Key

Adalah attribute yang merupakan primary key dari relasi lain yang ditarik ke suatu relasi. Biasanya foreign key ditulis miring atau digaris putus-putus. Contoh foreign key pada entity POSISI adalah #KaryawanID yang merupakan primary key dari entity KARYAWAN.

B. Relationship

Relationship merupakan penggambaran suatu peristiwa (event) yang menghubungkan berbagai entity atau hanya merupakan pertalian logis yang ada diantara entity (Whitten 2001:264). Tipe relationship tergantung pada maximum cardinality yang menghubungkan setiap entity. Ada dua jenis pembagian relasi hubungan dalam penggambaran ERD, yaitu:

a. Mandatory

Bila semua anggota dari sebuah entity memiliki hubungan dengan entity lain.

b. Dependent

Bila hanya beberapa anggota dari sebuah entity yang memiliki hubungan dengan entity yang lain.

C. Tipe Relationship

Terdapat tiga tipe relationship yaitu :

a. One-To-One Relationship , adalah hanya satu dari masing- masing entity yang saling berhubungan atau berelasi. Contoh dari tipe relasi ini adalah, dimana NIP (Nomor Induk Pegawai) hanya dimiliki oleh satu pegawai.

(36)

b. One-To-Many Relationship, adalah dimana satu attribute dari satu entity bisa berhubungan dengan dua atau lebih attribute dari entity yang lain. Contoh nya adalah posisi jabatan bisa dimiliki oleh beberapa karyawan, sedangkan satu karyawan hanya memiliki pada satu posisi saja.

c. Many – To- many Relationship, adalah suatu relasi dimana satu attribute dari satu entity dapat memiliki hubungan dengan dua atau lebih attribute dari entity yang lain, begitupun dengan sebaliknya. Contohnya satu barang dapat diikuti oleh banyak pelanggan, dan begitupun sebaliknya satu pelanggan mendapat barang bisa lebih dari satu barang.

4. Flowchart

Flowchart atau diagram alur merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Simbol-simbol flowchart yang umum digunakan, yaitu :

1. Proses

Menyatakan kegiatan yang akan ditampilkan dalam flowchart.

(37)

2. Titik keputusan

Proses dimana diperlukan adanya keputusan atau adanya kondisi tertentu. Di titik ini selalu ada dua keluaran untuk melanjutkan aliran kondisi yang berbeda.

Gambar 2.12 Simbol titik keputusan 3. Masukan / Keluaran data

Masukan atau keluaran data digunakan untuk mewakili data masuk atau data keluar

Gambar 2.13 Simbol masukan / keluaran data 4. Terminasi

Terminasi menunjukkan arah aliran proses atau algoritma.

Gambar 2.14 Simbol terminasi 5. Garis alir

Garis alir menunjukkan arah aliran proses atau algoritma.

(38)

6. Kontrol / Inspeksi

Kontrol atau inspeksi menunjukkan proses dimana ada inspeksi atau pengontrolan.

Gambar 2.16 Simbol kontrol / inspeksi

2.2.2 Software Tools

1. XAMPP

XAMPP menurut MADCOMS (2009,p1) adalah suatu perangkat lunak bebas yang mendukung banyak sistem operasi dan merupakan kompilasi beberapa program. XAMPP sendiri terdiri dari program Apache, MySQL, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. XAMPP dapat berjalan disistem operasi Windows, Linux, MacOS maupun

Solaris sehingga memudahkan membuat web server

multiplatform. Keuntungan lainnya adalah cuma menginstal satu kali sudah tersedia Apache Web Server, MySQL Database Server, PHP Support (PHP 4 dan PHP 5) dan beberapa module lainnya.

(39)

2. PHP

PHP menurut Kasiman Peranginangin (2006,p2), PHP singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa script server side dalam pengembangan web yang

disisipkan pada dokumen HTML. Penggunaan PHP

memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance situs web menjadi lebih mudah dan efisien. PHP digunakan sebagai alternatif karena lebih cepat dalam pengkodean dan lebih cepat untuk dieksekusi. PHP code dapat beroperasi di Linux, Unix, Windows dan MacOS X. PHP di desain untuk integrasi dengan Apache Web Server. PHP memilik banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahasa pemrograman lain. Contoh terkenal dari aplikasi PHP adalah phpBB dan MediaWiki (software di belakang Wikipedia). PHP juga dapat dilihat sebagai pilihan lain dari ASP.NET/C#/VB.NET Microsoft, ColdFusion Macromedia, JSP/Java Sun Microsystems, dan CGI/Perl. Contoh aplikasi lain yang lebih kompleks berupa CMS yang dibangun menggunakan PHP adalah Mambo, Joomla!, Postnuke, Xaraya, dan lain-lain.

3. MySQL

MySQL menurut Kasiman Peranginangin (2006,p389), MySQL menggunakan suatu format standar SQL. MySQL bekerja pada berbagai sistem operasi, dan banyak bahasa. PHP menyediakan banyak fungsi untuk mendukung MySQL.

(40)

MySQL memiliki dua bentuk lisensi, yaitu freesoftware dan shareware. MySQL yang biasa digunakan adalah MySQL freesoftware yang berada dibawah lisensi GNU/GPL (General Public License). MySQL pertama kali dirintis oleh seorang programmer basis data bernama Michael Widenius. MySQL adalah sebuah basis data yang dapat digunakan baik sebagai client maupun server.

Ada beberapa program database server lain yang menggunakan standart query berupa SQL, antara lain:

1. PostgreSQL

2. Oracle

3. MySQLfront

4. SQL server

4. Web Server

Web server adalah sebuah program yang terletak pada komputer dengan akses internet yang merespon permintaan browser untuk suatu URL.

Web server memenuhi permintaan pengguna dengan mensuplai atau melayani permintaan web. Halaman web harus diletakkan dalam web server agar dapat dilihat dari internet. Idealnya, web server harus memeiliki koneksi internet yang tidak

(41)

bisa terputus, sehingga halaman-halaman yang ditangani dapat selalu tersedia (Greenlaw & Hepp,2003,p61).

5. Internet

Menurut Bagus (2003, p51), Internet merupakan salah satu sumber informasi penting yang memungkinkan pengguna memperoleh informasi dalam waktu singkat dari berbagai penyedia web (website).

Internet sebagai jaringan yang terhubung dalam Internet Protocol (IP) akan membentuk sejumlah jaringan fisik dan jaringan logik, yang selanjutnya disebut inter-network. Internet sebagai komunitas jaringan komputer juga akan memberikan layanan WWW (World Wide Web) yang tidak terbatas, sehingga tercipta suatu komunitas global dari orang-orang yang saling berbagi informasi, yang dapat diakses oleh siapa saja saat dibutuhkan.

6. Arsitektur Web

Arsitektur Website adalah suatu pendekatan terhadap desain dan perencanaan situs yang, seperti arsitektur itu sendiri, melibatkan teknis, kriteria estetis dan fungsional. Seperti dalam arsitektur tradisional, fokusnya adalah benar pada pengguna dan kebutuhan pengguna. Hal ini memerlukan perhatian khusus pada konten web, rencana bisnis, kegunaan, desain interaksi, informasi dan desain arsitektur web. Untuk optimasi mesin pencari yang efektif perlu

(42)

memiliki apresiasi tentang bagaimana sebuah situs Web terkait dengan World Wide Web. Sejak web perencanaan isi, desain dan manajemen datang dalam lingkup metode desain, Vitruvian tradisional tujuan komoditas, keteguhan dan kesenangan dapat memandu arsitektur situs, seperti yang mereka lakukan arsitektur fisik dan disiplin desain lainnya. Website arsitektur akan datang dalam ruang lingkup estetika dan teori kritis dan kecenderungan ini dapat mempercepat dengan munculnya web semantik dan web

2.0. Kedua ide menekankan aspek struktur informasi.

Strukturalisme adalah sebuah pendekatan untuk pengetahuan yang telah dipengaruhi sejumlah disiplin akademis termasuk estetika, teori kritis dan postmodernisme. Web 2.0, karena melibatkan user-generated content, mengarahkan perhatian arsitek website untuk aspek-aspek struktur informasi. “Website arsitektur” memiliki potensi untuk menjadi istilah yang digunakan untuk disiplin intelektual mengatur konten website. ”Web desain”, dengan cara kontras, menggambarkan tugas-tugas praktis, bagian-bagian-grafis dan teknis, dari merancang dan menerbitkan sebuah situs web. Perbedaan tersebut dibandingkan dengan yang antara tugas mengedit sebuah koran atau majalah dan desain grafis dan pencetakan. Tetapi hubungan antara editorial dan kegiatan produksi adalah lebih dekat untuk publikasi web daripada untuk penerbitan cetak.

(43)

Gambar 2.17 Arsitektur Web

2.2.3 Teori Penjualan

Sistem penjualan yang baik saat ini adalah sitem yang berbasiskan pada jaringan. Maksudnya, sistem penjualan ini bersifat online. Adapun manfaat dari pada sistem ini bisa dirasakan bagi kedua belah pihak yakni pihak penjual dan pembeli.

Bagi para penjual, menerapkan sistem seperti ini berarti memangkas pengeluaran yang biasa dikeluarkan dalam sistem lama. Seperti, jika pada sistem lama kita harus membuka cabang baru demi melebarkan sayap bisnis kita, tidak dengan sistem online. Karena dengan sistem ini penjual dapat memperkenalkan hasil produknya ke halayak melalui suatu web. Dimana setiap orang (konsumen) tidak hanya di satu lokasi bisa mengakses untuk mencari informasi akan barang yang diperlukan, tanpa perlu membuka cabang/kantor pemasaran baru.

(44)

Bagi para konsumen, sistem ini sangatlah membantu. Karena konsumen tidak perlu datang langsung ke lokasi untuk membeli barang yang diinginkan, mengingat kondisi lalu-lintas kota yang cukup ramai yang menyebabkan terlalu banyak waktu yang kita buang dijalan untuk sampai ke lokasi. Maka dengan sistem penjualan online ini, konsumen bisa mendapatkan barang yang diinginkan cukup dari tempat duduknya.Sistem penggajian konvensional yang masih berjalan pada perusahaan - perusahaan konvensional mengakibatkan timbul banyaknya permasalahan dimulai dari proses yang lama, aliran data yang rumit, sampai pada tahap terakhir yaitu tahap penyerahan gaji kepada karyawan.

2.2.4 Teori Pembelian

Pembelian dalam suatu perusahaan adalah segala pembelian atas barang-barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam melakukan produksi atau langsung untuk dijual kembali. Menurut Assauri (2004) menyatakan ”pembelian (purchase) merupakan salah satu fungsi penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan, karena fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan, pada tingkat harga yang sesuai dengan harga yang berlaku.”(h.156).

Untuk melaksanakan transaksi pembelian dalam perusahaan, fungsi-fungsi yang dibentuk adalah: fungsi gudang, fungsi pembelian,

(45)

dan fungsi penerimaan. Pemisahan tanggung jawab fungsional dalam pelaksanaan transaksi pembelian dilakukan untuk membagi berbagai tahap transaksi ke tangan manajer berbagai unit organisasi yang dibentuk, sehingga semua tahap transaksi pembelian tidak diselesaikan oleh satu unit organisasi saja. Dengan demikian dalam pelaksanaan suatu transaksi terdapat internal check di antara unit organisasi pelaksana. Beberapa fungsi yang terkait dan memiliki tanggung jawab serta wewenang dalam melaksanakan transaksi pembelian adalah:

1. Fungsi Gudang

Dalam prosedur pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan menyimpan barang yang telah di terima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung dipakai (tidak diselenggarakan di gudang), permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang.

2. Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Fungsi pembelian juga membuat perjanjian syarat pembelian dengan pemasok.

(46)

3. Fungsi Penerimaan

Fungsi penerimaan bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pemasok yang berasal dari transaksi retur penjualan.

Gambar

Gambar 2.1 Three-Level ANSI-SPARC Architecture  (Sumber: Connolly, 2010, p.87)
Gambar 2.2 database system development life cycle  Sumber (Connolly, 2010, p. 314)
Diagram  nol  adalah  diagram  yang  menggambarkan proses dari data flow diagram.
Gambar 2.8 Contoh diagram nol
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Pan- Sharpening dari data citra pankromatik (PRISM) dengan resolusi spasial yang tinggi dan data

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan peran PBB melalui mekanisme Universal Periodic Review dalam meningkatan promosi penegakan HAM di Indonesia

Simpulan dari penulisan skripsi ini ialah e-marketing dapat memudahkan Pantai Mutiara Sports Club dalam mensosialisasikan informasi – informasi seputar Pantai Mutiara Sports Club

Merupakan gabungan dari virus komputer dan worm yang memiliki dua mekanisme penyebaran, yaitu seperti layaknya virus macro umumnya (menyebar ketika dibuka oleh pengguna)

NOTA ORD BELI LAP REQUEST LAP JUAL NOTA JUAL NOTA PENJUALAN DT REQUEST DT JUAL DT INF BRG JUAL FRONT OFFICE CUSTOMER MANAGER 1 PENJUALAN + BACK OFFICE SUPPLIER 2 PEMBELIAN + 3 SERVICE

Analisis yang digunakan adalah statistic deskriptif dan inferensial Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kompetensi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, lokasi dan pelayanan terhadap kepuasan konsumen Angkringan Kang Harjo dan menganalisis banyaknya faktor

Jika video itu tidak dipaparkan pada skirn, seret sisi kiri skrin ke kanan untuk membuka skrin utama Video, kemudian cari dan ketik video yang hendak dimainkan.. 3 Untuk memaparkan