• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Desi Rusnita dan Siti Rodiah adalah guru SD Kepahiang, Bengkulu.

90

PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU

Desi Rusnita Siti Rodiah

Abstrak: Artikel ini menyajikan hasil kajian sederhana tentang penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran matematika di SDN 08 Kepahiang dengan metode penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas V B SDN 08 Kepahiang. Fokus penelitian tentang perpangkatan dan akar sederhana, yang merupakan realisasi dari standar kompetensi melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar menghitung perpangkatan dan akar sederhana. Waktu penelitian adalah 19 Juli 2010 sampai dengan 16 Agustus 2010. menunjukkan bahwa melalui penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dapat : (1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini diperlihatkan dari hasil pengamatan keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa yang mendapat skor A dan B pada tahap studi orientasi hanya 29,7 %, pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 67,5 % dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 87 %, (2) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil evaluasi belajar siswa per siklus, pada tahap studi orientasi rata-rata hasil hanya mencapai 5,4, kemudian pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 6,45 dan pada siklus II peningkatannya menjadi 7,9.

Kata Kunci: LKS, keaktifan siswa, prestasi belajar.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan mate-matika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta tek-nologi di masa depan diperlukan pengua-saan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu di-berikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi ter-sebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, menge-lola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pembelajaran merupakan interaksi belajar antara siswa, guru, dan lingkungan belajar. Suatu pembelajaran yang baik semestinya dapat menumbuhkan minat bela-jar pada diri siswa yang ditandai dengan perubahan aspek-aspek tingkah laku seperti sikap, pengetahuan dan keterampilan. Begi-tu juga dalam pembelajaran matematika sangat ditekankan pada perubahan aspek-aspek di atas.

Soetomo (1993) menyatakan bahwa seorang guru dianggap gagal dalam men-jalankan tugasnya karena melupakan salah satu faktor dalam pembelajaran, yaitu mo-tivasi pada peserta didik. Metode pem-belajaran yang berpusat pada guru, yaitu ceramah seringkali menyebabkan siswa ku-rang termotivasi dalam belajarnya. Hal ini karena tidak ada pelibatan aktif siswa dalam belajar, siswa harus menunggu informasi dari guru dan ini menghilangkan kreativitas

(2)

siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Salah satu upaya yang dapat diterapkan guna meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu melalui penggunaan Lembar Kerja Siswa. Dengan menyusun LKS yang baik diharapkan merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Media LKS ini dapat digunakan siswa baik secara keloim-pok maupun individual yang diharapkan dapat merangsang keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, menggali informasi lain yang berfungsi untuk memperluas dan memantapkan materi yang telah diberikan guru di dalam kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di SDN O8 Kepa-hiang Bengkulu diperoleh gambaran bahwa pembelajaran matematika belum ber-orientasi pada pemaksimalan keaktifan siswa. Pembelajaran yang terjadi lebih banyak didominasi penyampaian informasi dari guru kepada siswa dengan sedikit mengembangkan gagasan kreatif siswa. Secara khusus hasil pengamatan tersebut dideskripsikan sebagai berikut; pembe-lajaran yang dilakukan hanya meng-gunakan metode ceramah, penjelasan materi yang disampaikan oleh guru kurang me-narik, guru kurang memberikan motivasi belajar, siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Metode ini menyajikan hasil kajian sederhana tentang penggunaan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran mate-matika di SDN 08 Kepahiang dengan me-tode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas V B SDN 08 Kepahiang. Fokus penelitian tentang tentang perpangkatan dan akar sederhana, yang me-rupakan realisasi dari standar kompetensi Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar menghitung perpangkatan dan akar sederhana. Waktu penelitian adalah 19 Juli 2010 sampai dengan 16 Agustus 2010.

Menurut Marshall (1993;116) Lem-bar Kerja Siswa (LKS) merupakan lemLem-baran penugasan yang dibuat dan disusun secara

sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa. Lembar Kerja Siswa dapat dipandang sebagai media interaksi pembelajaran yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik baik di sekolah ataupun di rumah, secara individu maupun berkelompok. Dalam penugasan-nya materi dalam lembar kerja siswa perlu disusun sedemikian rupa agar Lembar Kerja Siswa tersebut menjadi suatu kegiatan pembelajaran yang sistematis.

Menurut Hamalik (1986) , Lembar Kerja Siswa memiliki keunggulan dan tujuan sebagai berikut:

1. Merangsang anak didik aktif be-lajar, baik ketika dekat dengan guru maupun jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

2. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri infor-masi dan komunikasi.

3. Menbuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan ber-variasi..

4. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar, eksperimen, atau pendidikan yang banyak berhubungan dengan hidup meteka dapat lebih muda dan lama diingat.

5. Mengembangkan strategi kognitif para siswa yaitu dengan pemecahan masalah yang dilakukan.

Lebih lanjut, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Lembar Kerja Siswa adalah:

1. Pertimbangkanlah tujuan yang diru-muskan dalam standar isi.

2. Bentuk Lembar Kerja Siswa yang diberikan harus dikomunikasikan kepada siswa sampai mereka benar- benar memahami apa yang harus mereka kerjakan.

3. Sesuaikan kadar kesukaran dengan kemampuan siswa.

4. Tidak ada salahnya bila guru mem-beritahukan tentang bahan-bahan ru-jukan yang dapat dijadikan kertangka acuan bagi siswa.

(3)

5. Pikirkan waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan tugas, janngan terlalu singkat atau sebaliknya (Hamalik, 1986).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dijabarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada siswa kelas V B SDN 08 Kepahiang sebanyak 37 siswa. Penjabaran penelitian ini terdiri dari tiga bagian, bagian pertama tentang studi orientasi sebelum melakukan penelitian, bagian kedua tentang tindakan pertama, dan bagian ketiga tentang tindakan kedua. Studi orientasi dilakukan pada tanggal 19 Juli 2010, peneliti me-lakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Peneliti mengidentifikasikan masalah yang terjadi, pada kegiatan ini peneliti mempelajari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh guru termasuk capaian prestasi yang diperoleh selama ini. 2. Peneliti mengamati dokumen rencana

pembelajaran yang akan digunakan guru dalam mengajar.

3. Peneliti mengamati persiapan pembe-lajaran, termasuk alat peraga yang mungkin dibuat oleh guru dan serta lembar evaluasi siswa.

b. Pelaksanaan

1. Peneliti melakukan observasi kelas pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil umum diperoleh bahwa guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, selain itu peneliti juga mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Hasil pengamatan perilaku ke-aktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dari 37 orang siswa kelas V B hanya sebanyak 11 orang siswa (29,7 %) yang termasuk dalam kategori aktif.

3. Setelah pelajaran berakhir peneliti mengadakan wawancara dengan siswa

terkait bagaimana proses pembe-lajaran, hal-hal yang terkait dengan motivasi belajar siswa.

c. Hasil kajian pendahuluan

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang peneliti lakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada tahap studi orientasi, diperoleh gambaran sebagai berikut :

1. Penjelasan yang dilakukan guru kurang menarik, guru mendominasi kegiatan kelas.

2. Dalam menjelaskan materi, guru tidak menyertakan contoh-contoh yang konkrit.

3. Guru kurang memberikan motivasi dalam belajar.

4. Anak kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

5. Setelah dilakukan postes terhadap kegiatan pembelajaran, diperoleh bah-wa rata-rata skor kelas adalah rendah yaitu 5,4.

d. Refleksi

Hal-hal yang sudah dicapai pada tahap studi orientasi, antara lain :

1. Kegiatan membuka dan me-nutup pelajaran sudah dilak-sanakan dengan baik.

2. Guru telah dapat menguasai kelas dengan baik.

Hal-hal yang belum dicapai pada studi orientasi antara lain :

1. Penjelasan yang dilakukan guru kurang menarik.

2. Dalam menjelaskan materi, guru tidak menyertakan contoh-contoh yang konkrit.

3. Guru kurang memberikan motivasi dalam belajar.

4. Anak kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

5. Prestasi belajar siswa rendah yaitu 5,4. Berangkat dari hasil kajian pada tahap orientasi peneliti menyusun strategi untuk melakukan tindakan untuk memperbaiki beberapa hal yang kurang berjalan efektif dalam pembelajaran. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(4)

a. Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan siklus I ini dilakukan pada tanggal 21 Juli 2010. Berdasarkan hasil refleksi pada tahap studi orientasi, maka kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam tindakan pada siklus I ini adalah :

1. Mempersiapkan perangkat kegiatan pembelajaran seperti rencana pelak-sanan pembelajaran (RPP) dan alat peraga.

2. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS). 3. Menyiapkan sumber belajar.

4. Menyiapkan kelompok diskusi. 5. Menyiapkan alat evaluasi/ soal.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan I dilakukan dengan menyajikan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu tentang penarikan akar pangkat dua dari suatu bilangan kuadrat sampai dengan bilangan empat angka. Pada tindakan ini peneliti melakukan kegiatan seperti yang telah direncanakan yaitu :

1. Tanya jawab antara guru dan siswa mengenai materi pelajaran tentang penarikan akar pangkat dua dari suatu bilangan kuadrat sampai dengan bi-langan empat angka.

2. Guru memberikan contoh soal dan membahas bersama siswa dipapan tulis. 3. Siswa diberi kesempatan maju kedepan kelas untuk mempraktekkan materi yang telah dijelaskan.

4. Guru membagi siswa kedalam bebe-rapa kelompok, kemudian membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk diker-jakan dengan cara berdiskusi dalam kelompok.

5. Siswa melakukan diskusi dan mela-porkan hasil kerjanya.

6. Guru memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal.

7. Siswa diberi kesempatan ber-tanya apabila masih terdapat hal yang belum dipahami.

c. Pengamatan

Melalui bantuan guru mata pelajaran Matematika kelas V B sebagai pengamat, peneliti dapat memberikan gambaran pada hasil siklus I, sebagai berikut :

1. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru telah memperbaiki cara menje-laskan materi, urutan materi lebih jelas dan mudah dipahami siswa.

2. Guru telah menyertakan contoh-contoh yang konkrit dalam kegiatan pem-belajaran.

3. Dalam praktek pembelajaran di kelas, guru memberikan motivasi dalam belajar kepada siswa khususnya siswa yang kurang memahami pelajaran 4. Ada pengaruh positif terhadap siswa,

siswa telah berani bertanya, menyata-kan pendapatnya dan maju kedepan kelas.

5. Setelah dilakukan postes terhadap kegiatan pembelajaran, diperoleh bah-wa rata-rata skor kelas ada peningkatan menjadi 6,45.

d. Refleksi

Hal-hal yang sudah dicapai pada siklus I, antara lain :

1. Teknik guru dalam menjelaskan materi mulai menarik bagi siswa.

2. Siswa telah menunjukkan tanda pe-ningkatan aktivitas seperti yang di-harapkan, walaupun belum maksimal. 3. Motivasi dalam belajar yang diberikan

oleh guru, menambah semangat siswa dalam belajar.

4. Siswa telah berani bertanya dan menyatakan pendapatnya.

Hal-hal yang belum dicapai pada siklus I antara lain :

1. Keaktifan anak belum optimal dalam mengikuti pembelajaran, hasil obser-vasi terhadap siswa terkait keaktifan siswa untuk sehingga yang memper-oleh skor A dan B hanya 25 siswa atau sebanyak 67,5 %.

2. Teknik penjelasan guru yang belum maksimal.

3. Nilai siswa belum seluruhnya me-ningkat, rata-rata kelas baru mencapai 6,45.

Memperhatikan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus tindakan I, peneliti melakukan beberapa perbaikan untuk peningkatan proses pembelajaran, terutama

(5)

yang berkaitan dengan teknik penjelasan materi oleh guru. Kegiatan untuk memper-baiki siklus I dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2010. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan II

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam tindakan siklus II ini adalah :

1. Mempersiapkan perangkat kegiatan belajar mengajar seperti rencana pelak-sanan pembelajaran (RPP), alat peraga dan lembar kerja siswa (LKS).

2. Menyiapkan sumber belajar.

3. Membuat ringkasan materi tentang pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan disampaikan.

4. Menyiapkan alat evaluasi/ soal.

5. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan II dilakukan dengan menyajikan pokok bahasan yang akan dipelajari yaitu tentang penarikan akar pangkat dua dari suatu bilangan kuadrat sampai dengan bilangan lima angka. Pada tindakan II ini, peneliti melakukan kegiatan seperti yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu :

1. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi pelajaran tentang pe-narikan akar pangkat dua dari bilangan kuadrat sampai dengan bilangan lima angka.

2. Tanya jawab antara guru dan siswa mengenai cara penarikan akar pangkat dua.

3. Guru memberikan contoh soal dan membahas bersama siswa dipapan tulis. 4. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara individu beserta petunjuk singkat cara penger-jaannya.

5. Siswa melakukan dan melaporkan hasil kerjanya.

6. Guru dan siswa membahas bersama LKS tersebut.

7. Guru memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal.

8. Beberapa orang siswa diberi kesem-patan maju kedepan kelas untuk mempraktekkan materi yang telah dijelaskan.

9. Siswa diberi kesempatan ber-tanya apabila masih terdapat hal yang belum dipahami.

c. Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan guru mata pelajaran Matematika kelas V B dalam kegiatan pembelajaran siklus ke II ini diperoleh gambaran, sebagai berikut :

1. Penjelasan dari guru sudah baik, dan guru telah menyertakan contoh-contoh konkrit dalam pembelajaran matema-tikanya.

2. Alat peraga telah digunakan secara maksimal.

3. Siswa telah aktif dalam kegiatan pembelajaran, telah dapat menjelaskan apa yang mareka ketahui tentang materi pelajaran didepan kelas.

4. Prestasi belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan.

d. Refleksi

Pada pelaksanaan siklus II ini pembelajaran berlangsung dengan baik, hal-hal yang sudah dicapai pada siklus ini antara lain :

1. Guru telah dapat menerapkan berbagai strategis pembelajaran yang baik dan menarik.

2. Contoh-contoh soal yang diberikan menarik dan telah sesuai dengan materi pembelajaran.

3. Penggunaan alat peraga juga telah maksimal.

4. Dalam mengikuti pembelajaran, siswa telah aktif dan mandiri.

5. Prestasi belajar siswa telah dapat meningkat, dengan rata-rata kelas mencapai 7,9.

Berdasarkan hasil analisa terhadap data-data yang telah didapat selama melak-sanakan penelitian, maka peneliti dapat memberikan kesimpulan terhadap setiap

(6)

tahap tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Dari hasil yang didapat terhadap pelaksanaan studi orientasi dapat disimpul-kan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum berhasil, hal itu terlihat dari :

1. Hasil pengamatan perilaku keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pem-belajaran, dari 37 orang siswa kelas V B hanya sebanyak 11 orang siswa (29,7 %) yang termasuk dalam kategori aktif. 2. Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus

ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh 37 orang siswa hanya mencapai 5,4.

Ketidakberhasilan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain disebabkan karena penjelasan materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat menarik perhatian, minat dan motivasi siswa. Sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran yang pada akhirnya berdampak pada hasil yang dicapai.

Hasil pembelajaran pada siklus I pada penelitian ini dapat dikategorikan hampir berhasil, karena :

1. Perilaku keaktifan siswa saat pem-belajaran berlangsung mulai menunjuk-kan adanya kemajuan, dari 37 orang siswa kelas V B siswa yang tergolong aktif mencapai 25 orang siswa (67,5 %).

2. Hasil evaluasi pada siklus ini pun menunjukkan adanya pening-katan, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 6,45.

Dilihat dari kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dan berdasarkan hasil pengamatan serta evaluasi siswa, dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini telah terdapat peningkatan akan tetapi belum mencapai tahap atau hasil yang maksimal. Belum optimalnya kegiatan dan hasil pembelajaran pada siklus ini terjadi karena belum maksimalnya penjelasan yang diberi-kan oleh guru untuk dapat menarik per-hatian seluruh siswa, kemudian pengerjaan lembar kerja siswa (LKS) yang dilakukan

secara berkelompok terkadang menyebab-kan hanya sebagian siswa saja yang aktif dalam menanggapi penjelasan dari guru maupun partisipasi dalam kelompok.

Proses dan hasil pembelajaran siklus II pada penelitian ini dapat dikategorikan berhasil berdasarkan pada hasil yang ingin dicapai pada penelitian ini, berikut alasannya :

1. Prilaku keaktifan siswa saat pem-belajaran berlangsung menun-jukkan adanya kemajuan yang pesat, jumlah siswa yang aktif telah mencapai 32 orang siswa dari jumlah keseluruhan 37 orang siswa atau sebanyak 87 %. 2. Hasil evalusi pun telah menunjukkan

bahwa nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 7,9 dan kategori kurang tidak ditemukan lagi.

Guru yang telah optimal dalam melak-sanakan kegiatan pembelajaran menjadi syarat utama keberhasilan suatu pembe-lajaran, terpenuhinya seluruh indikator yang ingin dicapai, adanya kerjasama siswa ter-hadap tindakan yang diberikan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya minat siswa terhadap kegia-tan pembelajaran pun dapat meningkat. Hal ini juga dipengaruhi oleh teknik pem-belajaran yang dirancang guru menarik yaitu melalui penggunaan lembar kerja siswa (LKS), yang dikerjakan secara individu sehingga pembelajaran tidak berkesan monoton.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti uraikan, menunjukkan bahwa melalui penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dapat :

1. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengamatan keaktifan siswa pada saat proses pem-belajaran berlangsung, siswa yang mendapat skor A dan B pada tahap studi orientasi hanya 29,7 %, pada siklus I terjadi peningkatan yaitu 67,5

(7)

% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 87 %.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil evaluasi belajar siswa per siklus, pada

tahap studi orientasi rata-rata hasil hanya mencapai 5,4, kemudian pada siklus I terjadi pe-ningkatan yaitu 6,45 dan pada siklus II peningkatannya menjadi 7,9.

DAFTAR RUJUKAN

Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Direktorat Dikti Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Durachman, Budi. 2006. Undang-Undang

Guru dan Dosen. Bandung:

Focucmedia.

Hamzah. 2003. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Badan Peneliti dan Pengembangan Departemen Nasional.

Karso, dkk. 1993. Dasar-dasar Pendidikan MIPA. Jakarta: Universitas Terbuka.

Oemar, Hamalik. 1986. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Martiana.

Sutomo. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Swara, Engkos. 1982. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Terkait dengan fungsinya sebagai bioindikator, maka keberadaan lumut kerak dapat digunakan sebagai bagian dari observasi penelitian dengan mengambil kawasan yang berbeda

Adapun konsideran dari UU PPTKILN adalah sebagai berikut : (a) bahwa bekerja merupakan hak asasi manusia yang wajib dijunjung tinggi, dihormati, dan dijamin

Berkenaan dengan hal tersebut, LPTK pendidikan teknologi dan kejuruan harus segera mewujudkan program sertifikasi profesi tenaga kependidikan teknologi dan kejuruan yang

1.0 Input Data Admin 2.0 Input Data Beranda 3.0 Input Data Profil 4.0 Input Data Guru 5.0 Input Data Siswa 6.0 Input Data Alumni 7.0 Input Data Mata Pelajaran 9.0 Input Data Berita

Permasalahan yang ada tidak terlepas dari faktor data rangkap (redundancy data) khususnya pada pencatatan pengkodeannya, pencatatan kode atau atribut kunci yang

Secara umum sapi lokal Kalimantan Tengah mempunyai ciri bergelambir dan berpunuk. Karakteristik morfologi sebagai penciri ditunjukkan pada sapi betina, berupa

Aplikasi Web adalah sistem perangkat lunak yang berdasarkan pada teknologi dan World Wide Web Consortium (W3C). Mereka menyediakan sumber daya Web spesifik, seperti

BOT ( Build Operate Transfer ) sebagai bentuk perjanjian kebijakan yang diadakan oleh pemerintah dengan pihak swasta merupakan perbuatan hukum oleh badan atau