• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 74 Optimalisasi ruang pada rumah susun

BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior

Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien.

KONSEP RUANG

o Organisasi ruang

Organisasi ruang yang digunakan dalam interior adalah :

Ruang-ruang yang terdapat di dalam unit hunian letaknya akan berbeda susunannya, tergantung pada tipe unitnya.

(2)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 75 Optimalisasi ruang pada rumah susun

o Zoning/blocking Zoning general plan :

Lt.4 unit single user / lajang

Lt.3 unit keluarga dengan anak

Lt-2 unit keluarga baru tanpa anak

Lt.1 unit keluarga dengan anak dan ruang sosialisasi warga

Zoning blocking pada tiap lantai berbeda-beda, karena tiap lantai merepresentasikan unit hunian yang berbeda tipe user atau penggunanya.

• Lantai 1 unitnya digunakan sebagai unit tinggal keluarga dengan anak, dan juga tempat bersosialisasi warga dan unit niaga

• Lantai 2 merupakan unit tinggal untuk tipe keluarga dengan anak

• Lantai 3 merupakan unit tinggal untuk tipe keluarga baru tanpa anak

• Lantai 4 merupakan unit tinggal untuk tipe single user atau lajang

(3)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 76 Optimalisasi ruang pada rumah susun Diatas ini adalah bentuk dari denah eksisting dari seluruh unit tinggal. Namun nantinya pada tiap unit tinggal akan berbeda, dikarenakan oleh perbedaan tipe penggunanya.

o Tata letak ruang

Tata letak ruang sangat berdekatan antara ruang dengan ruang yang lannya.

o Fungsi ruang

Fungsi ruang yang ada dalam unit hunian adalah fungsi utamanya, seperti dapur yang berfungsi sebagai tempat memasak. Atau kamar tidur yang berfungsi sebagai tempat beristirahat.

o Bentuk ruang

Bentukan ruang akan mengikuti fungsi dari furniture dan ruangnya (form follow function).

o Sifat ruang

Sifat-sifat ruang : publik, semiprivate, private, dan service.

KONSEP WARNA DAN MATERIAL

o Sifat warna (dampak psikologis pada user)

Menggunakan warna-warna netral seperti abu-abu, warna aksen seperti orange, hijau.

(4)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 77 Optimalisasi ruang pada rumah susun

o Makna warna

Makna warna abu-abu adalah netral, teduh. Sedangkan warna orange mengisyaratkan penuh inisiatif dan semangat.

o Material

Material yang digunakan mayoritas adalah material buatan, karena selain harga yang relatif terjangkau, perawatan mudah, kualitas yang cukup baik, dan mudah diganti ketika rusak.

o Kualitas permukaan material (tekstur)

Tekstur material mayoritas halus atau licin, agar lebih mudah dibersihkan. o Bentuk dan pola penerapan material

Bentuk dan penerapan material bersifat formal. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya suatu aturan atau formalitas dalam bangunan

terlebih pada unit hunian.

KONSEP PENCAHAYAAN

o Natural /daylight atau artificial – cost effectiveness/efficiency

Pada pencahayaan menggunakan kedua tipe pencahayaan. Untuk penghematan energi dan pengeluaran, pada siang hari menggunakan cahaya alami dari matahari (sunlight). Sedangkan malam hari

menggunakan cahaya dari lampu. o Cool / warmlight (jenis lampu)

Penggunaan lampu tipe warm light dan cool light didasarkan pada jenis dan fungsi ruangnya.

o Lighting

Menggunakan general lighting.

KONSEP FURNITURE

(5)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 78 Optimalisasi ruang pada rumah susun

Pada tiap unitnya akan menggunakan built in furniture dan fixed furniture. o Furniture sebagai bagian dari interior

Furniture yang akan terdapat pada tiap unitnya akan menjadi bagian dari interior.

o Standard furniture

Menggunakan tipe standard untuk furniturenya. o Gaya pada furniture – image/thematic approach

Tidak terlalu mengedepankan pada gaya dan tema, tapi lebih

mengedepankan fungsi dan efisiensi pada ruang. Sehingga tercapai image yang diinginkan yaitu fungsional dan efisien.

KONSEP PENGENDALIAN LINGKUNGAN

o Natural atau cross air sirculation

Menggunakan natural cross air sirculation pada tiap unit huniannya. o Energy saving system

(6)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 79 Optimalisasi ruang pada rumah susun 1. Perkerasan pada lahan sekitar untuk sirkulasi, area bermain anak dan

ruang sosial.

2. Dilengkapi dengan sarana air bersih dengan meter air tiap unit. Terdapat tandon bawah dan tandon atas yang digerakkan dengan pompa.

3. Dilengkapi dengan meter listrik untuk tiap unit dengan kapasitas daya 450 watt per unitnya.

4. Dilengkapi dengan sistem pencegahan terhadap bahaya kebakaran secara sederhana.

5. Dilengkapi dengan sistem pembuangan sampah dan TPS yang tertata.

6. Dikelilingi saluran drainase yang cukup untuk menyalurkan air hujan.

7. Terdapat sistem penampungan limbah rumah tangga yang representatif dan memenuhi syarat kesehatan lingkungan.

Konsep Struktur dan Bahan Bangunan

1. Memakai sistem struktur utama rangka beton

2. Memakai bahan-bahan yang mudah perawatan dan tahan terhadap iklim tropis lembab

3. Penutup atap dengan bahan genteng untuk keserasian lingkungan.

4. Dibuat tanpa plafon , kecuali untuk lantai 4

Konsep Pengelolaan

1. Perlu fasilitas ruang pengelola untuk keberlangsungan operasional dan pemeliharaan gedung

(7)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 80 Optimalisasi ruang pada rumah susun 2. Perlu dibuat aturan-aturan yang mengikat atas kesepakatan bersama untuk

operasional dan pemeliharaan.

3. Perlu penggalian sumberdana internal untuk pembiayaan operasional dan pemeliharaan rusun.

Lampiran Studi Empirik Rumah Susun di Indonesia

a. Rusun pada Perkotaan

1. Bandung – Rusun Sarijadi

Rusuna Jual berlantai 4 menggunakan system beton blok tahun 1979. sebanyak 11 blok = 1.056 unit hunian F.36 (lt 1 s/d 4 )

2. Jakarta – Rusuna Klender

Rusuna Jual berlantai 4 menggunakan sistem beton blok & konvensional th 1983. Sebanyak 78 blok = 1.280 unit hunian F.36 dan F.54 (lantai 1 s/d 4). 3. Surabaya – Rusuna Menanggal

Rusuna Jual berlantai 4 menggunakan sistem beton bertulang sarang laba-laba tahun 1984. Sebanyak 752 unit hunian F.36 dan F.54 (lantai 1 s/d 4).

4. Jakarta – Rusun Puri Kemayoran

Rusun Menengah berlantai 25 dibangun tahun 1994. Sebanyak 2 blok = 742 unit hunian (lantai 4 s/d 25), lantai dasar s/d 3 unit usaha dan sosial.

5. Jakarta – Rusuna Pasar Jum’at

Rusuna Sewa berlantai 10 menggunakan sistem

beton blok tahun 1986. Sebanyak 1 twin blok = 120 unit hunian F.36 (lantai s/d 10), Fasum di lantai dasar dan 6.

b. Peremajaan Kota dan Lingkungan Kumuh

1. Jakarta – Rusuna Tanah Abang

Rusun Jual berlantai 4 menggunakan sistem beton panil dan rangka beton tahun 1980 Sebanyak 60 blok = 960 unit hunian F.36 (lantai 1 s/d 4).

2. Jakarta – Rusuna Kebon Kacang

Peremajaan lokasi eks kebakaran dengan Rusuna Jual berlantai 4 menggunakan

(8)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 81 Optimalisasi ruang pada rumah susun sistem struktur baja tahun 1982. Sebanyak 7 twin blok = 664 unit hunian F.21, F.42 dan F.51 (lantai 1 s/d 4).

3. Jakarta – Rusuna Kemayoran

Peremajaan lokasi eks Bendara Rusuna Jual dan Sewa berlantai 5 dengan sistem outinord dan konvensional tahun 1990. Sebanyak 89 blok = 2.746 unit hunian F.18, F.21, F.36, F.42, (lantai 2 s/d 5), lantai dasar unit usaha dan unit sosial.

4. Jakara – Rusuna Pulogadung

Peremajaan Lingkungan kumuh di lokasi Uji Kendaraan DLLAJR dengan Rusuna Jual berlantai 4 menggunakan sistem konvensionil tahun 1994. Sebanyak 1 blok = 154 unit hunian F.36 (lantai 1 s/d 4)

5. Semarang – Rusuna Bandar Harjo

Peremajaan Lingkungan Kumuh dengan Rusuna Jual berlantai 4 menggunakan sistem konvensionil tahun 1996. Sebanyak 4 blok = 180 unit hunian F.21 (lantai 2 s/d4)

c. Peremajaan Kota pada lahan Eks Kebakaran

1. Palembang – Rusuna Ilir Barat

Peremajaan Lingkungan Eks Kebakaran dengan Rusuna Jual berlantai 4 menggunakan sistem konvensionil tahun 1984. Sebanyak 89 blok = 3.500 unit F.18,

F.36, dan F.54 (lantai 1 s/d 4). 2. Medan–Rusuna Sukaramai

Peremajaan Lingkungan Eks Kebakaran dengan Rusuna Jual berlantai 4 menggunakan sistem konvensionil, dan fabrikasi, tahun 1991.

Sebanyak 20 blok = 528 unit hunian F.36, (lantai 1 s/d 4)

d. Peremajaan Bantaran Sungai

Jakarta – Rusunawa Koja

Peremajaan Bantaran Sungai Sunter dengan Rusuna Sewa berlantai 6 menggunakan

(9)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 82 Optimalisasi ruang pada rumah susun sistem waffle Crete tahun 1999. Sebanyak 3 blok = 348 unit hunian F.21 dan F.30 (lantai 2 s/d 6), lantai dasar unit usaha & sosial.

e. Penyediaan Rumah Susun Sederhana Sewa

1. Jakarta – Rusunawa Cengkareng

Peruntukan Karyawan industri disekitar Kawasan Bumi Citra idaman Cengkareng.

Rusuna Sewa berlantai 5 menggunakan sistem waffle crete, outinord,

konvensionil tahun 1994. Sebanyak 16 twinblok = 1.920 unit hunian F.21, (lantai 2 s/d 5). Lantai dasar untuk unit usaha dan unit sosial.

2. Batam – Rusunawa Tanjung Playu

Peruntukan Karyawan industri Batamindo dan sekitarnya. Rusuna Sewa berlantai 5 menggunakan sistem outinord tahun 1996. Sebanyak 4 twinblok = 480 unit hunian F.21, (lantai 2 s/d 5), lantai dasar untuk unit usaha dan unit sosial

3. Surabaya – Rusunawa Warugunung

Peruntukan Karyawan industri disekitar Warugunung. Rusuna Sewa berlantai 5 menggunakan sistem outinord tahun 1997. Sebanyak 5 Twinblok = 600 unit hunian

F.21, (lantai 2 s/d 5), lantai dasar untuk unit usaha dan unit sosial 4. Tangerang – Rusunawa Manisjaya

Peruntukan Karyawan industri di sekitara Manisjaya. Rusuna Sewa berlantai 5 menggunakan sistem outinord tahun 1997. Sebanyak 2 twinblok = 240 unit hunian

F.21 (lantai 2 s/d 5). Lantai dasar untuk unit usaha dan unit sosial 5. Cirebon – Rusunawa Harjamukti

Peruntukan Karyawan industri di sekitar Harjamukti. Rusuna Sewa berlantai 5 menggunakan sistem outinord tahun 1999. Sebanyak 1 twinblok = 120 unit hunian

F.21. (lantai 2 s/d 5), lantai dasar untuk unit usaha dan unit sosial 6. Samarinda – Rusunawa Sel Kunjang

(10)

_____________________________________________________________________________________________ Laporan Tugas Akhir 83 Optimalisasi ruang pada rumah susun Peruntukan Karyawan industri Pergudangan Sel Kunjang. Rusuna Sewa berlantai 5 menggunakan sistem outinord tahun 1999. Sebanyak 1 twinblok = 120 unit hunian

F.21, (lantai 2 s/d 5), lantai dasar untuk unit usaha dan unit sosial 7. Jakarta – Rusunawa Pulogebang

Peruntukan Karyawan industri di sekitar Pulogebang. Rusuna Sewa berlantai 5 menggunakan sistem outinord tahun 2000. Sebanyak 2 twinblok = 240 unit hunian

F.21,(lantai 2 s./d 5), lantai dasar untuk unit usaha dan unit sosial 8. Makasar – Rusunawa Kampus Unhas

Peruntukan Karyawan industri di sekitar Kampus. Rusuna Sewa berlantai 5 menggunakan sistem outinord tahun 2001. Sebanyak 4 twinblok = 120 unit hunian

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

Sistem VAC berfungsi untuk menjaga agar ruangan IPLR berada pada keadaan hampa parsial terhadap tekanan udara luar (negative pressure), membatasi kemungkinan adanya

Suara dapat lebih menjelaskan karakteristik suatu gambar, misalnya musik dan suara efek ( Sound Effect ). Full-Motion Dan Live Video. Full- Motion Video berhubungan dengan

Mengetahui bagaimanakah hubungan antara kreativitas siswa dan fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar dilihat dari pencapaian nilai KKM siswa kelas V SD

Istilah PTG lebih menangkap inti dari suatu fenomena yang terjadi dibandingkan istilah lain, karena: (1) PTG terjadi secara khusus pada beberapa kejadian yang

Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya mempunyai potensi gempa.Untuk mengantisipasi kejadian gempa, struktur bangunan gedung bertingkat tinggi

Cuplikan amort dikarakterisasi dengan Difraktometer Neutron Resolusi Tinggi (DN3) di BAT AN. Data tersebut direduksi dengan memasukkan faktor koreksi wadah quartz, faktor serapan