• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. grup kristalografi, dan Graphical User Interface (GUI) untuk pembentukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. grup kristalografi, dan Graphical User Interface (GUI) untuk pembentukan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai definisi grup kristalografi dan grup yang termasuk didalamnya, langkah-langkah pembentukan motif batik dengan grup kristalografi, dan Graphical User Interface (GUI) untuk pembentukan motif batik.

A. Grup Kristalografi

Definisi 4.1 (Umble, 2015 hal. 157) Grup kristalografi merupakan grup simetri tak hingga yang menggunakan dua translasi yaitu πœπœπ‘£π‘£, πœπœπ‘€π‘€ (yang disebut dengan translasi dasar) yang memenuhi:

i. Vektor 𝑣𝑣 dan 𝑀𝑀 adalah dua vektor yang berbeda

ii. Jika 𝜏𝜏 adalah translasi pada suatu grup simetri, terdapat 𝑝𝑝 dan 𝑛𝑛 bilangan bulat sedemikian sehingga 𝜏𝜏 = πœπœπ‘€π‘€π‘›π‘›πœπœπ‘£π‘£π‘π‘ = πœπœπ‘π‘π‘šπ‘šπœπœπ‘›π‘›π‘›π‘›

Contoh 4.1 Grup 𝑝𝑝1 = {𝜏𝜏1𝑛𝑛, 𝜏𝜏2𝑝𝑝| 𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€} adalah suatu grup

kristalografi. Sebab:

a. Himpunan 𝑝𝑝1 Bersifat asosiatif

Ambil sembarang 𝜏𝜏1𝑛𝑛, 𝜏𝜏1𝑛𝑛+1, 𝜏𝜏1𝑛𝑛+2 ∈ 𝑝𝑝1

𝜏𝜏1𝑛𝑛( 𝜏𝜏1𝑛𝑛+1𝜏𝜏1𝑛𝑛+2) = 𝜏𝜏1𝑛𝑛 𝜏𝜏1(𝑛𝑛+1)+(𝑛𝑛+2)

= 𝜏𝜏1οΏ½(𝑛𝑛)+(𝑛𝑛+1)οΏ½+(𝑛𝑛+2) = (𝜏𝜏1π‘›π‘›πœπœ1𝑛𝑛+1)𝜏𝜏1𝑛𝑛+2

b. Terdapat elemen identitas

𝜏𝜏1π‘›π‘›πœπœ10 = 𝜏𝜏10𝜏𝜏1𝑛𝑛 = 𝜏𝜏1𝑛𝑛

(2)

33

Elemen identitas untuk 𝜏𝜏1𝑛𝑛 adalah 𝜏𝜏10 dan untuk 𝜏𝜏2𝑝𝑝 adalah 𝜏𝜏20 c. Setiap elemen mempunyai invers

𝜏𝜏1π‘›π‘›πœπœ1βˆ’π‘›π‘› = 𝜏𝜏10

𝜏𝜏2π‘π‘πœπœ2βˆ’π‘π‘ = 𝜏𝜏20

Jadi invers untuk 𝜏𝜏1𝑛𝑛 adalah 𝜏𝜏1βˆ’π‘›π‘› dan untuk 𝜏𝜏2𝑝𝑝 adalah 𝜏𝜏2βˆ’π‘π‘

Ide dari grup kristalografi bermula dari sebuah masalah bagaimana mengisi sebuah bidang dengan poligon-poligon yang kongruen sehingga setiap sisi dari poligon-poligon tersebut tidak saling tumpang tindih. Kemudian didapat bahwa poligon poligon yang memenuhi bidang tersebut hanyalah segi empat, segitiga, dan heksagonal (segi enam) seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Poligon-poligon yang memenuhi bidang

Sebuah bidang yang luas dapat diisi dengan poligon-poligon yang kongruen ini sehingga seluruh bidang terisi dengan melakukan isometri pada poligon-poligon tersebut. Untuk mengisi bidang dengan menggunakan segi empat dapat dilakukan dengan translasi sebuah segi empat ke atas, ke bawah, ke kanan dan ke kiri seperti pada Gambar 4.1 (c). Pada kasus segi enam, maka pengisisan bidang dapat dilakukan dengan translasi ke arah sudut 60 derajat. Pada Gambar 4.1 (a) Pengisian bidang menggunakan segitiga dilakukan dengan cara yang sama dan ditambahkan

(3)

34

dengan rotasi atau refleksi. Rotasi dengan sudut 60 derajat akan membentuk segienam dan translasi akan memenuhi seluruh bidang.

Dengan cara tersebut akan didapatkan pola-pola simetri tertentu. Pola pola tersebut akan membentuk suatu grup simetri. Menurut (Scattschneider, 1978) terdapat tepat 17 grup yang memenuhi kriteria tersebut. Ke-17 grup tersebut sering disebut dengan grup kristalografi dua dimensi atau juga wallpaper group.

B. Kisi Satuan

Definisi 4.2 (Umble, 2015 hal. 157) Misalkan 𝑛𝑛 adalah grup krstalografi dengan translasi dasar πœπœπ‘£π‘£, πœπœπ‘€π‘€ . Diberikan sebarang titik 𝐴𝐴, misalkan

πœπœπ‘£π‘£(𝐴𝐴) = 𝐡𝐡, πœπœπ‘€π‘€(𝐡𝐡) = 𝐴𝐴, dan πœπœπ‘€π‘€(𝐴𝐴) = 𝐷𝐷. Kisi satuan pada 𝐴𝐴 adalah daerah yang dibatasi oleh segiempat 𝐴𝐴𝐡𝐡𝐴𝐴𝐷𝐷.

Sebuah kisi satuan dapat memiliki lebih dari satu pusat rotasi

lipat-n. Sebuah kisi satuan dikatakan mempunyai orde-𝑛𝑛 jika mempunyai pusat

rotasi lipat-𝑛𝑛 yang tertinggi. Nilai 𝑛𝑛 yang memenuhi orde tersebut adalah 2, 3, 4, atau 6. Hal ini dikarenakan poligon kongruen yang dapat digunakan hanyalah segitiga, segiempat dan segi enam. Jika sebuah pola tidak mengandung rotasi, tetapi terdapat refleksi dan glide dalam grup simetri tersebut maka kisi satuan harus mempunyai barisan titik titik yang saling sejajar. Hal ini mengakibatkan hanya terdapat 5 tipe kisi satuan yang berbeda ( Schattschneider, 1978). Kelima kisi tersebut adalah jajar genjang, persegipanjang, belah ketupat, persegi, dan segi enam (yang tersusun dari dua segitiga sama sisi), seperti pada Gambar 4.2.

(4)

35

Gambar 4.2 Kisi-kisi satuan

Setiap jenis kisi satuan dapat membentuk pola dengan bantuan suatu isometri tertentu. Pola pola tersebut membentuk 17 grup kristalografi yang berbeda ( Schattschneider, 1978). Ketujuh belas grup kristalografi tersebut adalah :

1. Grup 𝑝𝑝1

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 dan 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, sehingga dapat dituliskan sebagai 𝑝𝑝1 = {𝜏𝜏1𝑛𝑛, 𝜏𝜏2𝑝𝑝| 𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈

β„€}. Kisi satuan dalam grup 𝑝𝑝1 adalah jajargenjang seperti pada Gambar 4.3.

(5)

36

Gambar 4.3 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝1

Contoh untuk grup 𝑝𝑝1 terdapat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Contoh motif grup 𝑝𝑝1

2. Grup 𝑝𝑝2

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 dan 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴 dengan arah translasi yang saling berlawanan. Dapat

dinyatakan dengan 𝑝𝑝2 = �𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, 𝜎𝜎𝐴𝐴�. Kisi satuan dalam grup 𝑝𝑝2 sama seperti grup 𝑝𝑝1 yaitu jajargenjang.

Gambar 4.5 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝2

(6)

37

Gambar 4.6 Contoh motif grup 𝑝𝑝2

3. Grup 𝑝𝑝𝑝𝑝

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴 dan refleksi dengan satu sumbu sehingga dapat dituliskan sebagai 𝑝𝑝𝑝𝑝 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, πœŽπœŽπ‘˜π‘˜ |𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€, π‘˜π‘˜ = 0 atau 1 οΏ½. Kisi satuan dalam grup

𝑝𝑝𝑝𝑝 berupa persegi panjang.

Gambar 4.7 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝𝑝𝑝

Contoh dari grup 𝑝𝑝𝑝𝑝 ada pada Gambar 4.8

(7)

38

4. Grup 𝑝𝑝𝑔𝑔

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, dan glide sehingga dapat dinyatakan sebagai 𝑝𝑝𝑔𝑔 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, π›Ύπ›Ύπ‘˜π‘˜ |𝑝𝑝, 𝑛𝑛, π‘˜π‘˜ ∈ β„€ οΏ½. . Kisi satuan dalam grup 𝑝𝑝𝑔𝑔 berupa

persegi panjang.

Gambar 4.9 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝𝑔𝑔

Contoh dari grup 𝑝𝑝𝑔𝑔 ada pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 Contoh motif grup 𝑝𝑝𝑔𝑔

5. Grup 𝑐𝑐𝑝𝑝

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡, 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴 dan refleksi sehingga dapat dituliskan sebagai 𝑐𝑐𝑝𝑝 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, πœŽπœŽπ‘˜π‘˜ |𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€, π‘˜π‘˜ = 0 atau 1 οΏ½. Kisi satuan dalam grup

(8)

39

Gambar 4.11 Kisi satuan untuk 𝑐𝑐𝑝𝑝

Contoh dari pola grup 𝑐𝑐𝑝𝑝 ada pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Contoh motif grup 𝑐𝑐𝑝𝑝

6. Grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, refleksi terhadap garis horisontal yaitu πœŽπœŽπ΄π΄π΄π΄βƒ–οΏ½οΏ½οΏ½οΏ½βƒ— , dan refleksi terhadap vertikal yaitu πœŽπœŽπ΄π΄π΄π΄βƒ–οΏ½οΏ½οΏ½οΏ½οΏ½βƒ— sehingga dapat dituliskan sebagai 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, 𝜎𝜎1π‘˜π‘˜ 𝜎𝜎2𝑙𝑙|𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€, π‘˜π‘˜, 𝑙𝑙 = 0 atau 1 οΏ½. Kisi satuan dalam grup

𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 berupa persegi panjang.

Gambar 4.13 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝

(9)

40

Gambar 4.14 Contoh motif grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝

7. Grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑔𝑔

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, dan refleksi. Translasi yang digunakan adalah translasi

dengan arah yang berlawanan, sehingga dapat dituliskan sebagai 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑔𝑔 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, 𝜎𝜎1π‘˜π‘˜ 𝜎𝜎2𝑙𝑙|𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€, π‘˜π‘˜, 𝑙𝑙 = 0 atau 1 οΏ½. Kisi satuan

dalam grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑔𝑔 berupa persegi panjang atau persegi.

Gambar 4.15 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑔𝑔

Contoh dari grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑔𝑔 ada pada Gambar 4.16.

(10)

41

8. Grup 𝑝𝑝𝑔𝑔𝑔𝑔

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴 dan glide ke dua arah, sehingga dapat dituliskan sebagai

𝑝𝑝𝑔𝑔𝑔𝑔 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, π›Ύπ›Ύπ‘˜π‘˜ πœŽπœŽπ‘™π‘™|𝑝𝑝, 𝑛𝑛, π‘˜π‘˜ ∈ β„€, 𝑙𝑙 = 0 atau 1οΏ½. Kisi satuan

dalam grup 𝑝𝑝𝑔𝑔𝑔𝑔 berupa persegi panjang.

Gambar 4.17 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝𝑔𝑔𝑔𝑔

Contoh dari grup 𝑝𝑝𝑔𝑔𝑔𝑔 ada pada Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Contoh motif grup 𝑝𝑝𝑔𝑔𝑔𝑔

9. Grup 𝑐𝑐𝑝𝑝𝑝𝑝

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, glide dan refleksi, sehingga dapat dituliskan sebagai

𝑐𝑐𝑝𝑝𝑝𝑝 = ��𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, π›Ύπ›Ύπ‘˜π‘˜ πœŽπœŽπ‘™π‘™|𝑝𝑝, 𝑛𝑛, π‘˜π‘˜ ∈ β„€, 𝑙𝑙 = 0 atau 1οΏ½οΏ½. Kisi satuan

(11)

42

Gambar 4.19 Kisi satuan untuk 𝑐𝑐𝑝𝑝𝑝𝑝

Contoh dari grup 𝑐𝑐𝑝𝑝𝑝𝑝 ada pada Gambar 4.20.

Gambar 4.20 Contoh motif grup 𝑐𝑐𝑝𝑝𝑝𝑝

10. Grup 𝑝𝑝4

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, dan rotasi 90° searah perputaran jarum jam, sehingga

dapat dituliskan sebagai 𝑝𝑝4 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏2𝑝𝑝, πœŒπœŒπ‘˜π‘˜|𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€, π‘˜π‘˜ = 0,1,2, atau 3οΏ½. Kisi satuan dalam grup 𝑝𝑝4 berupa persegi.

Gambar 4.21 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝4

(12)

43

Gambar 4.22 Contoh motif grup 𝑝𝑝4

11. Grup 𝑝𝑝4𝑝𝑝

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, rotasi 90° searah perputaran jarum jam dan refleksi

dengan 4 sumbu refleksi, sehingga dapat dituliskan 𝑝𝑝4𝑝𝑝 =

�𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, πœŒπœŒπ‘˜π‘˜ πœŽπœŽπ‘™π‘™|𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€, π‘˜π‘˜ = 0,1,2, atau 3, 𝑙𝑙 = 0 atau 1οΏ½. Kisi

satuan dalam grup 𝑝𝑝4𝑝𝑝 berupa persegi.

Gambar 4.23 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝4𝑝𝑝

Contoh dari grup 𝑝𝑝4𝑝𝑝 ada pada Gambar 4.24.

(13)

44

12. Grup 𝑝𝑝4𝑔𝑔

Grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, rotasi 90° searah perputaran jarum jam dan refleksi

dengan 4 sumbu refleksi, sehingga dapat dituliskan sebagai 𝑝𝑝4𝑔𝑔 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, πœŒπœŒπ‘˜π‘˜ πœŽπœŽπ‘™π‘™|𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€, π‘˜π‘˜ = 0,1,2, atau 3, 𝑙𝑙 = 0 atau 1οΏ½.

Kisi satuan dalam grup 𝑝𝑝4𝑔𝑔 berupa persegi.

Gambar 4.25 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝4𝑔𝑔

Contoh dari grup 𝑝𝑝4𝑔𝑔 ada pada Gambar 4.26.

Gambar 4.26 Contoh motif grup 𝑝𝑝4𝑔𝑔

13. Grup 𝑝𝑝3

Pada grup ini kisi satuan berupa segienam. Pola pada grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, dan

rotasi 120Β° searah perputaran jarum jam, sehingga grup 𝑝𝑝3 dapat

(14)

45

Gambar 4.27 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝3

Contoh untuk grup 𝑝𝑝3 terdapat pada Gambar 4.28.

Gambar 4.28 Contoh motif grup 𝑝𝑝3

14. Grup 𝑝𝑝3𝑝𝑝1

Pada grup ini kisi satuan berupa segienam. Pola pada grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴 , rotasi

120Β° searah perputaran jarum jam, dan refleksi, sehingga grup

𝑝𝑝3𝑝𝑝1 dapat dinyatakan sebagai 𝑝𝑝3𝑝𝑝1 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, πœŒπœŒπ‘˜π‘˜πœŽπœŽπ‘™π‘™ |𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈

(15)

46

Gambar 4.29 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝3𝑝𝑝1

Contoh untuk grup 𝑝𝑝3𝑝𝑝1 ada pada Gambar 4.30.

Gambar 4.30 Contoh motif grup 𝑝𝑝3𝑝𝑝1

15. Grup 𝑝𝑝31𝑝𝑝

Pada grup ini kisi satuan berupa segienam. Pola pada grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, rotasi

120Β° searah perputaran jarum jam, dan refleksi, sehingga grup

𝑝𝑝31𝑝𝑝 dapat dinyatakan sebagai 𝑝𝑝31𝑝𝑝 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏

2𝑝𝑝, πœŒπœŒπ‘˜π‘˜πœŽπœŽπ‘™π‘™ |𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈

β„€ , π‘˜π‘˜ = 0,1, atau 2, 𝑙𝑙 = 0 atau 1οΏ½.

Gambar 4.31 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝31𝑝𝑝

(16)

47

Gambar 4.32 Contoh motif grup 𝑝𝑝31𝑝𝑝 (Durbin, 1985)

16. Grup 𝑝𝑝6

Pada grup ini kisi satuan berupa segienam. Pola pada grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, dan

rotasi 60Β° searah perputaran jarum jam, sehingga grup 𝑝𝑝6 dapat

dinyatakan sebagai 𝑝𝑝6 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏2𝑝𝑝, πœŒπœŒπ‘˜π‘˜ |𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€ , π‘˜π‘˜ = 0,1,2,3,4 atau 5οΏ½

Gambar 4.33 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝6

Contoh untuk grup 𝑝𝑝6 ada pada Gambar 4.34.

(17)

48

17. Grup 𝑝𝑝6𝑝𝑝

Pada grup ini kisi satuan berupa segienam. Pola pada grup ini dibentuk oleh dua translasi yaitu 𝜏𝜏1 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏2 = 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, rotasi

60Β° searah perputaran jarum jam, dan refleksi, sehingga grup 𝑝𝑝6𝑝𝑝

dapat dinyatakan sebagai 𝑝𝑝6𝑝𝑝 = �𝜏𝜏 1𝑛𝑛, 𝜏𝜏2𝑝𝑝, πœŒπœŒπ‘˜π‘˜πœŽπœŽπ‘™π‘™ |𝑝𝑝, 𝑛𝑛 ∈ β„€ , π‘˜π‘˜ = 0,1,2,3,4 atau 5, 𝑙𝑙 = 0 atau 1οΏ½.

Gambar 4.35 Kisi satuan untuk 𝑝𝑝6𝑝𝑝

Contoh untuk grup 𝑝𝑝6𝑝𝑝 ada pada Gambar 4.36.

Gambar 4.36 Contoh motif grup 𝑝𝑝6𝑝𝑝 (Gallian, 2006)

Penamaan grup kristalografi tersebut menggunakan penamaan internasional. Untuk keterangan gambar dari tiap tiap kisi dapat dilihat pada tabel berikut.

(18)

49

Tabel 4.1 Keterangan kisi satuan Pusat rotasi lipat-2 Pusat rotasi lipat-3 Pusat rotasi lipat-4 Pusat rotasi lipat-6

Untuk memudahkan dalam membedakan setiap pola, maka Tabel 4.2 digunakan untuk mengenali pola pada grup kristalografi.

Tabel 4.2 Klasifikasi grup kristalografi

Jenis Grup Model Kisi Satuan Pusat rotasi lipat-n Refleksi Glide

p1 jjg 1 tidak ada tidak ada

p2 jjg 2 tidak ada tidak ada

pm ppj 1 ada tidak ada

pg ppj 1 tidak ada ada

cm bkt 1 ada ada

pmm ppj 2 ada tidak ada

pmg ppj 2 ada ada

pgg ppj 2 tidak ada ada

cmm bkt 2 ada ada

(19)

50

p4m psg 4 ada ada

p4g psg 4 ada ada

p3 s6 3 tidak ada tidak ada

p3m1 s6 3 ada ada

p31m s6 3 ada ada

p6 s6 6 tidak ada tidak ada

p6m s6 6 ada ada Keterangan : a. jjg : jajargenjang b. bkt : belah ketupat c. ppj : persegi panjang d. psg : persegi e. s6 : segienam

C. Penerapan Grup Kristalografi untuk Motif Batik

Untuk dapat membentuk suatu motif dari pola dasar, maka perlu untuk mengetahui daerah generator dari setiap grup kristalografi. Daerah generator pada sebuah pola adalah daerah terkecil pada bidang dimana grup simetri daerah tersebut memenuhi seluruh bidang ( Schattschneider, 1978). Daerah generator dari setiap grup kristalografi dapat dilihat pada Gambar 4.37.

(20)

51

Gambar 4.37 Daerah generator untuk setiap grup kristalografi (

Schattschneider, 1978).

Kemudian untuk membentuk motif dengan pola dasar tertentu maka dibutuhkan langkah langkah sebagai berikut :

1. Tempatkan pola dasar pada daerah generator.

2. Operasikan pola dengan isometri yang terdapat pada grup kristalografi.

3. Pola di translasikan searah dengan vektor yang membentuk rusuk kisi satuan.

(21)

52

Contoh 4.1. Membentuk motif dengan grup kristalografi

1. Membentuk motif dengan pola dasar β€œ ∫ β€œ menggunakan grup 𝑝𝑝3𝑝𝑝1.

Gambar 4.38 Langkah-langkah pembentukan motif menggunakan

grup 𝑝𝑝3𝑝𝑝1

Pola dasar β€œ ∫ β€œ ditempatkan pada daerah generator seperti pada

Gambar 4.38 (a). Karena isometri yang terdapat pada grup 𝑝𝑝3𝑝𝑝1

adalah �𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐡𝐡 , 𝜏𝜏𝐴𝐴,𝐴𝐴, 𝜌𝜌120Β°, πœŽπœŽπ΄π΄πΊπΊβƒ–οΏ½οΏ½οΏ½οΏ½βƒ—οΏ½, selanjutnya pola di refleksikan terhadap garis 𝐴𝐴𝐺𝐺⃖����⃗ seperti pada Gambar 4.38 (b). Kemudian pola tersebut

dirotasikan 120° dengan pusat rotasi 𝐺𝐺 sebanyak dua kali dan

dilanjutkan dengan translasi searah dengan sisi/rusuk kisi satuan yaitu garis 𝐴𝐴𝐡𝐡�����⃗ dan 𝐴𝐴𝐴𝐴�����⃗ sehingga menghasilkan motif batik pada Gambar 4.38 (d).

2. Membentuk motif dengan pola pada Gambar 4.39 menggunakan grup 𝑝𝑝4.

(22)

53

Gambar 4.39 Pola dasar

Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat motif dari pola dasar tersebut adalah:

a. Pola dasar ditempatkan pada daerah generator seperti pada Gambar 4.40 (a).

b. Pola dasar dirotasikan dengan sudut 90Β° sebanyak tiga kali seperti pada Gambar 4.40 (b).

c. Pola tersebut ditranslasikan vertikal dan horizontal sehingga menghasilkan motif pada Gambar 4.40 (c).

Gambar 4.40 Langkah-langkah pembentukan motif menggunakan

grup 𝑝𝑝4

D. Graphical User Interface (GUI) untuk Pembentukan Motif Batik

Untuk mempermudah dalam mengaplikasikan grup kristalografi untuk pembentukan motif batik, maka dibuat program menggunakan

Graphical User Interface (GUI) pada MATLAB. Program ini dapat

membentuk motif batik menggunakan grup kristalografi. Pada program ini pola dasar yang berupa gambar akan diproses menjadi suatu matriks

(23)

54

persegi. Dikarenakan gambar diproses menjadi matriks persegi maka grup kristalografi yang mempunyai kisi satuan berupa segienam tidak dapat diproses secara maksimal. Pola dasar dengan kisi satuan segienam apabila disatukan menjadi sebuah motif maka terdapat celah antar kisi satuan, sehingga menyebabkan motif batik yang dibentuk tidak memenuhi kriteria grup kristalografi. Terdapat 6 grup yang menggunakan kisi satuan berupa segienam. Oleh karena itu dari 17 grup yang ada, grup kristalografi yang dapat digunakan pada program ini hanyalah 11 grup. Kesebelas grup tersebut adalah 𝑝𝑝1, 𝑝𝑝2, 𝑝𝑝𝑝𝑝, 𝑝𝑝𝑔𝑔, 𝑝𝑝4𝑔𝑔, 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝, 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑔𝑔, 𝑝𝑝𝑔𝑔𝑔𝑔, 𝑐𝑐𝑝𝑝, 𝑐𝑐𝑝𝑝𝑝𝑝, dan 𝑝𝑝4.

Pada Gambar 4.41 merupakan tampilan program pembentukan motif batik menggunakan grup kristalografi.

Gambar 4.41 Tampilan awal GUI untuk pembentukan motif batik

Pada program tersebut tombol β€œbrowse” digunakan untuk memasukkan pola dasar yang akan diproses menjadi motif batik. Setelah pola dasar dipilih maka pola dasar akan tampil di layar utama seperti pada gambar 4.42. Untuk membentuk motif batik maka pengguna dapat

(24)

55

memilih grup kristalografi yang akan digunakan menggunakan 11 tombol di sebelah kanan.

Gambar 4.42 Tampilan pola dasar pada layar utama

Setelah grup kristalografi dipilih maka motif batik akan muncul di layar utama dan layar β€œfigure” seperti pada Gambar 4.43

Gambar 4.43 Hasil motif batik menggunakan grup 𝑝𝑝𝑔𝑔

Untuk menyimpan hasil motif batik maka dapat menggunakan tombol

save pada layar β€œfigure”. Motif batik akan disimpan dalam bentuk

(25)

56

Program ini dapat menghasilkan beberapa motif batik dari satu pola dasar. Namun tidak setiap grup kristalografi menghasilkan motif yang berbeda. Pada beberapa pola dasar menghasilkan motif batik yang sama dengan menggunakan grup kristalografi yang berbeda, seperti pada Gambar 4.44 dan 4.45.

Gambar 4.44 Motif batik menggunakan grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝

Gambar 4.45 Motif batik menggunakan grup 𝑝𝑝4

Pada Gambar 4.44 dan 4.45 motif batik yang dihasilkan sama, padahal menggunakan grup kristalografi yang berbeda. Hal ini disebabkan

(26)

57

karena hasil operasi pola dasar pada kedua grup sama, sehingga menghasilkan motif yang sama.

Dari beberapa pola dasar yang digunakan pada penelitian ini, ada 3 grup yang dapat menghasilkan motif yang sama. Grup tersebut adalah, grup 𝑝𝑝4, grup 𝑝𝑝4𝑔𝑔 dan grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝.

Grup 𝑝𝑝4 akan menghasilkan motif yang sama dengan grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝

jika rotasi 270Β° pada pola dasar sama dengan pencerminan terhadap garis

horizontal seperti pada Gambar 4.46, rotasi 180Β° sama dengan

pencerminan pola dasar terhadap garis horizontal kemudian dilanjutkan

pencerminan terhadap garis vertikal, rotasi 90Β° sama dengan pencerminan

pola dasar terhadap garis vertikal.

Gambar 4.46 (a) Pola dasar direfleksikan terhadap garis vertikal (b) pola

dasar dirotasikan dengan sudut 270o

Motif yang dihasilkan oleh grup 𝑝𝑝4 dan 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 dapat dilihat pada Gambar

(27)

58

Gambar 4.47 Motif batik menggunakan grup 𝑝𝑝4

Gambar 4.48 Motif batik menggunakan grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝

Grup 𝑝𝑝4 akan menghasilkan motif yang sama dengan grup 𝑝𝑝4𝑔𝑔

jika pola dasar dirotasikan 90o kemudian direfleksikan terhadap sumbu

vertikal akan kembali menghasilkan pola dasar. Grup 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 dapat

menghasilkan motif yang sama dengan grup 𝑝𝑝4𝑔𝑔 jika rotasi 270Β° pada

pola dasar sama dengan pencerminan terhadap garis horizontal, rotasi 180Β°

sama dengan pencerminan pola dasar terhadap garis horizontal kemudian

dilanjutkan pencerminan terhadap garis vertikal, rotasi 90Β° sama dengan

pencerminan pola dasar terhadap garis vertikal.

Pada penelitian ini digunakan sebanyak 21 pola dasar. Sebanyak 9 pola dasar dapat menghasilkan 11 motif batik berbeda dan 12 pola dasar

(28)

59

lainnya menghasilkan 9 motif batik yang berbeda. Oleh karena itu pada penelitian ini dihasilkan 207 motif batik dari 21 pola dasar.

Gambar

Gambar 4.1 Poligon-poligon yang memenuhi bidang
Gambar 4.2 Kisi-kisi satuan
Gambar 4.3 Kisi satuan untuk
Gambar 4.6 Contoh motif grup
+7

Referensi

Dokumen terkait