• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor di Sumatera Utara Pada Tahun 2015 - 2019 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor di Sumatera Utara Pada Tahun 2015 - 2019 Chapter III VI"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

GAMBARAN UMUM

3.1 Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi. Geografi berasal dari bahasa yunani yaitu geo (“bumi”), dan graphein (“tulisan”, atau “menjelaskan”).

3.1.1 Letak dan Keadaan Geografi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara berda di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1o– 4o Lintang Utara dan 98o – 100o Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasandengan provinsiAceh,sebelahTimurdenganNegaraMalaysiadiSelatMalaka,sebelahSelatan berbatasan dengan provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelahBaratberbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan provinsi Sumatra Utaraadalah71.680,68Km2,sebagianbesarberadaddaratanpulauSumateradansebagi an kecil berada di pulau Nias, pulau – pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baikdi

bagianBaratmaupundibagianTimurpantaupulauSumatera.Berdasarkanluasdaerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesaradalahkabupatenMandailingNataldenganluas6.620,70Km2,atausekitar9,23 %dari total luas Sumatera utara, diikuti kabupaten Langkat dengan luas

(2)

Sibolgagenganluas10,77 Km2 atau sekitar 0,02% dari total luas wilayahSumateraUtara.

Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagidalam 3 (tiga) kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi, danPantaiTimur.KawasanPantaiBaratmeliputiKabupatenNias,KabupatenNiasUtar a,Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara,KabupatenTapanuli Tenggah, Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang Sidempuan,Kota Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Kawasan dataran tinggi meliputiKabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalunggun,Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, KabupatenPakpak Bharat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pemantang Siantar. Kawasan PantaiTimur meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Labuhan Batu Utara,Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batu Bara, KabupatenDeli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota TanjungBalai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan KotaBinjai.

(3)

lagi berada pada daerah ketinggian yang suhunya minimalnya bisa mencapai 23,7Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanyaterjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret. Diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.

3.2 Sosial

Kata social berasal dari bahasa latin yaitu ‘socius’ yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam kehidupan bersama yaitu suatu tatanan dari hubungan-hubungan social dalam masyarakat yang menempatkan pihak – pihak tertentu di dalam posisi social tertentu berdasarkan suatu system nilai dan norma yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu.

3.2.1 Pendidikan

Peningkatan kualitas dan partisipasi sekolah, penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai memberikan gambaran yang jelas mengenai jumlah sekolah, kelas maupun guru. Pada tingkat pendidikan dasar, jumlah sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah pada tahun 2014/2015 ada sebanyak 10.354 unit dengan jumlah guru 121.256 orang dan murid sebanyak 841.583 orang.

(4)

Rasio tertinggi terdapat di kota Pematangsiantar dan yang terendah terdapat di pakpak. Sementara rasio murid SMA/Sederajat terhadap sekolah sebesar 263 murid per sekolah. Rasio tertinggi kabupaten dairi dan terendah kabupaten padang lawas.

3.2.2. Kesehatan dan Keluarga Berencana

Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor utama dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Jumlah saran kesehatan tingkat kecamatan dan perdesaan cukup banyak di sumatera utara. Puskesmas di sumatera utara tahun 2014 berjumlah 570 unit dan puskesmas pembantu (PUSTU) sebanyak 7.684 unit dan posyandu ada sekitar 15.618 unit. Tenaga medis di Sumatera utara jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Jumlah dokter umum di sumatera utara tahun 2014 terdapat sebanyak 2708 orang, dokter gigi 883 orang dan dokter spesialis sebanyak 2.751 orang. Sedangkan tenaga medis bidan tersedia sebanyak 13.276 orang dan perawat sebanyak 16.404 orang.

(5)

3.3 Agama

(6)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengertian Pengolahan Data

Pengolahan berasal dari kata olah yang berarti mengerjakan, mengusahakan supaya menjadi barang lain atau menjadi lebih sempurna. Pengolahan berarti proses, cara, perbuatan mengolah.

4.2 Tingkat Kejahatan Pencurin Kendaraan Bermotor

(7)

Tabel 4.1 Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Sumatera Utara 2002-2014

Tahun Jumlah Tingkat Kejahatan

2002 1.681

2003 1.469

2004 1.510

2005 2.460

2006 2.681

2007 2.458

2008 2.342

2009 3.046

2010 4.999

2011 6.995

2012 7.481

2013 6.904

2014 5.958

(8)

Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Kejahatan Sumatera Utara Tahun 2002-2014

Data Tingkat Kejahatan diatas digunakan sebagai sampel untuk meramalkan jumlah tingkat kejahatan pencurian kendaraan bermotor pada tahun 2015-2019 di Sumatera Utara. Namun sebelum melakukan proyeksi terhadap produksi padi yang didinginkan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan uji kecukupan sampel dengan rumus:

= ����� ∑ ��

(∑ �)

∑ �� �

(9)

Dengan :

= banyak sampel (hasil uji kecukupan sampel)

� = banyak sampel (tahun) yang digunakan

�� = Tingkat Kejahatan padi pada tahun ke-i

Sehingga diperoleh data seperti yang tertera dalam tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.2 Uji Kecukupan Sampel

Tahun Jumlah Tingkat

Kejahatan ()

(10)

N = 13

∑�� = 49.984

∑��2 = 254.356.394

Maka bila nilai-nilai diatas dimasukkan ke dalam rumus Uji Kecukupan Sampe menjadi:

(11)
(12)
(13)

Tabel 4.4 Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Menggunakan Smoothing Eksponensial Ganda Linier Satu Parameter Dari Brown dengan α = 0,2

(14)
(15)

Tabel 4.6 Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Menggunakan Smoothing Eksponensial Ganda Linier Satu Parameter Dari Brown dengan α = 0,4

(16)
(17)

Tabel 4.8 Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Menggunakan Smoothing Eksponensial Ganda Linier Satu Parameter Dari Brown dengan α = 0,6

(18)
(19)

Tabel 5.0 Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Menggunakan Smoothing Eksponensial Ganda Linier Satu Parameter Dari Brown dengan α = 0,8

(20)

Linier Satu Parameter Dari Brown dengan α = 0,9

�� SS� �� �� ��+� e ��

1681 1681 1681

1469 1490.2 1509.28 1471.12 -171.72

1510 1508.02 1506.238 1509.802 16.038 1525.84 -15.84 250.9056

(21)

Kemudian salah satu nilai MSE tersebut dibandingkan untuk mengetahui nilai yang memberikan nilai MSE yang terkecil/minimum, perbandingan ukuran ketepatan metode peramalan tingkat kejahatan pencurian kendaraan bermotor di sumatera utara dengan melihat MSE sebagai berikut:

Tabel 4.11 Perbandingan Ukuran Ketepatan Metode Peramalan

Alpha(α) MSE

Dari tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa yag menghasilkan nilai MSE yang paling kecil/minimum adalah α = 0,4 yaitu MSE = 219.014,225

(22)

Bermotor Sebenarnya, Pemulusan Pertama, Pemulusan Ganda dan Hasil Peramalannya

Tahun Periode Data Hasil

Pemulusan Pertama

Pemulusan

Ganda Ramalan

2002 1 1681 1681 1681

2003 2 1469 1596.2 1647.08

2004 3 1510 1485.4 1551.88 1374.6

2005 4 2460 1890 1647.24 2294.6

2006 5 2681 2548.4 2153.36 3206.8

2007 6 2458 2591.8 2565.76 2635.2

2008 7 2342 2411.6 2519.72 2231.4

2009 8 3046 2623.6 2496.4 2835.6

2010 9 4999 3827.2 3105.04 5030.8

2011 10 6995 5797.4 4615.28 7767.6

2012 11 7481 7189.4 6354.2 8581.4

2013 12 6904 7250.2 7213.72 7311

(23)

Gambar 4.2 Perbandingan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor sebenarnya, Pemulusan Pertama, Pemulusan Ganda dan Hasil

Peramalannya

4.5 Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Tahun 2015-2019

Setelah mencari harga parameter smoothing eksponensial yang besarnya 0<α<1

dengan cara trial and error maka diperoleh lah perhitungan peramalan smoothing eksponensial linier satu parameter dari Brown dengan α = 0,4.

Perhitungan pada tabel 4.12 di atas didasarkan pada α = 0,4 dan peramalan untuk beberapa tahun ke depan yaitu tahun 2015-2019 akan menggunakan persamaan berikut :

2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016

Periode

Data Hasil

Pemulusan Pertama

Pemulusan Ganda

(24)

Dengan t = 2014 maka �2014 = 6090.84 dan �2014 = -289.84 sehingga persamaannya menjadi :�2014 + =6090.84 - 289.84 (m)

a). Peramalan untuk tahun 2015 (m=1) F2014 +m = �2014 + �2014 (m) F2014 +1 = 6090.84 - 289.84 (1) ����� = 5.801

b). Peramalan untuk Tahun 2016 (m=2) F2014 +m= �2014 + �2014(m)

F2014 +2 = 6090.84 - 289.84 (2) ����� = 5.511,16

c). Peramalan untuk tahun 2017 (m=3) F2014 +m = �2014 + �2014 (m) F2014 +3 = 6090.84 - 289.84 (3)

����� = 5.221,32

(25)

e). Peramalan untuk tahun 2019 (m=5) F2014 +m = a2014 + b2014 (m)

F2014 +5 = 6090.84 - 289.84 (5) ����� = 4.641,64

Jika dirangkum dalam tabel, peramalan jumlah produksi padi di atas menjadi tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13 Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor di Sumatera Utara

Tahun Tingkat Kejahatan

2015 5.801

2016 5.511,16

2017 5.221,32

2018 4.931,48

2019 4.641,64

Berdasarkan hasil peramalan pada Tabel 4.12 dapat dilihat grafik dari tingkat kejahatan pencuriaan kendaraan bermotor. Adapun grafiknya sebagai berikut:

0 2000 4000 6000 8000

2015 2016 2017 2018 2019

Tingkat Kejahatan

(26)

Pencuriaan Kendaraan Bermotor Di Sumatera Utara tahun 2015-2019 setiap tahunnya mengalami penurunan.

Persentase hasil peramalan Tingkat Kejahatan Pencuriaan Kendaraan Bermotor Di Sumatera Utara tahun 2015-2019, yaitu:

a. Persentase tahun 2015 Y = �−�

Ini berarti bahwa hasil peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Di Sumatera Utara tahun 2015 mengalami penurunan sebanyak 2,64% dari tahun 2014.

(27)

= -4,99 Dimana:

Y = Tahun 2016

X = �����������������������ℎ������ℎ�� 2016 Z = �����������������������ℎ������ℎ�� 2015

Ini berarti bahwa hasil Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Di Sumatera Utara tahun 2016 mengalami penurunan sebanyak 4,99% dari tahun 2015.

c. Persentase tahun 2017 Y = �−�

(28)

Y = �−�

Ini berarti bahwa hasil Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Di Sumatera Utara tahun 2018 mengalami penurunan sebanyak 5,55% dari tahun 2017.

(29)

Z = �����������������������ℎ������ℎ�� 2018

Ini berarti bahwa hasil Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Di Sumatera Utara tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak 5,88% dari tahun 2018.

(30)

Ekonomi, Jumlah Kendaraan dan Tingkat Pendidikan Yang Mempengaruhi Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Di Sumatera Utara

Analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan.

Dari hasil peramalan pada tahun 2015 – 2019 tingkat kejahatan pencurian kendaraan bermotor menurun. Maka dapat kita analisis yang menjadi faktor penyebab terjadinya kejahatan pencurian bermotor.

Status social seseorang di dalam masyarakat banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk provinsi sumatera utara status social seseorang ditentukan oleh banyak faktor diantaranya ekonomi,jumlah kendaraan, pendidikan

Sehubungan dengan hal tersebut maka dapat dirangkum faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya kejahatan pencurian kendaraan bermotor antara lain:

a. faktor ekonomi

(31)

b. faktor jumlah kendaraan

kendaraan sangat penting di dalam kehidupan masyarakat. Maka kerap kali jumlah kendaraan muncul melatarbelakangi seseorang melakukan pencurian karna pelaku melihat jumlah kendaraan yang sangat banyak.

c. faktor pendidikan

(32)

Pencurian Kendaraan Bermotor Pendapatan Jumlah Kendaraan Pendidikan

88117.50 1426976 3005924

96233.39 1664930 3091081

114647.29 1957703 3025685

136903.27 2285404 2879890

160033.72 2555453 3057630

181819.74 2896912 2986927

213931.70 3304728 3165857

236353.62 3613876 4144347

275056.51 4939127 3163035

314372.44 4569295 5567925

351118.16 4982417 2697637

403933.05 5315181 2728260

523771.57 5605495 3249506

(33)

Perhitungan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukkan kuat/tidaknya hubungan linear antar dua variabel.

n = 13 ∑�1 = 3096.29

∑�2 = 44217.50 ∑�3 = 42763.70

∑�12 = 944479.72 ∑�22 = 174457897.10

∑�1�3 = 10364345.55 ∑�2�3 = 148221296.21

∑Y�1 = 15006.46 ∑��2 = 205662.90

∑��3 = 169961.69 ∑�2 = 254.36

(34)

1. Koefisien Korelasi Antara Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor

(35)

2. Koefisien Korelasi Antara Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor (Y) Dengan Jumlah Kendaraan Bermotor (�2).

���2 = �∑�2�1−∑�2 ∑�

�{�∑�22−(∑�2)2}{�∑�2 − (∑�)2

= 13(205662 .90)− (44217 .50)(49.98)

�{13(174 .457 .897 ,10)−(44.217 ,50)2}{13(254 ,36)(49,98)2}

(36)

(Y) Dengan Tingkat Pendidikan (�3)

���3 = �∑�3�1−∑�3 ∑�

�{�∑�32−(∑�3)2}{�∑�2 − (∑�)2

= 13 (169961 .69)− (42.763 .70)(49.98)

�{13(147794510 .17)−(42763 .70)2}{13(254 ,36)(49,98)2}

= (2.209.501 ,97)−(2.137 .329 ,726 )

�{1.921.328 .632−1.828 .734 ,038 }{3.306 ,68−2.498,00}

= 72.172 ,244 �{1.919.499.898}{808 ,68}

= 72.172 ,244 √155 .226 .117 .700

=72 .172 ,244

1.245 .897,74

= 0.05

= 5%

(37)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal, dan memulai sistem baru atau sistem yang akan diperbaiki.

Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming (coding). Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis menggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu Microsoft Excel dalam menyelesaikan masalah untuk memperoleh hasil perhitungan.

Dalam hal pengolahan data, komputer mempunyai kelebihan dari manusia yaitu kecepatan, ketepatan, dan keandalan dalam memproses data. Dengan adanya perangkat lunak komputer tersebut kita sangat terbantu karena memang ada kalanya data yang sangat rumit dan banyak tidak dapat dikerjakan secara manual atau dengan menggunakan tenaga manusia yang tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat banyak untuk mengolah data tersebut, disamping itu faktor kesalahan yang dilakukan manusia relatif besar.

(38)

Microsoft Excel merupakan program aplikasi lembar kerja elektronik (spread sheet) dari program paket Microsoft Office. Excel merupakan salah satu software pengolah angka yang cukup banyak digunakan di dunia. Excel merupakan produk unggulan dari Microsoft Corporation yang banyak berperan dalam pengolahan informasi khususnya data yang berbentuk angka, dihitung, diproyeksikan, dianalisis, dan dipresentasikan data pada lembar kerja. Microsoft telah mengeluarkan Excel dalam berbagai versi mulai dari versi 4, versi 5, versi 97, versi 2000, versi 2002, versi 2003, versi 2007.

Sheet (Lembar Kerja) Excel terdiri dari 256 kolom dan 65536 baris. Setiap kolom diberi nama dengan huruf mulai dari A, B, C,..., Z kemudian dilanjutkan AA, AB, AC,...sampai kolom IV. Sedangkan kolom baris ditandai dengan angka mulai dari 1, 2, 3, ... , 65536.

5.3. Langkah-Langkah Memulai Pengolahan Data dengan Excel

Sebelum pengoperasian software ini, pastikan pada komputer terpasang program excel. Langkah-langkahnya :

a. Klik tombol Start

(39)

Gambar 5.1 Langkah Awal Microsoft Excel

Setelah itu muncul tampilan worksheet (lembar kerja) seperti dibawah ini :

Gambar 5.2 Tampilan Worksheet Microsoft Excel

(40)

Gambar 5.3 Tampilan Tabel Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan

Bermotor dalam Microsoft Excel

Dari data diatas kita dapat menentukan besarnya peramalan dengan �= 0,4 dan untuk setiap perhitungan akan diberi nama pada setiap kolom seperti berikut :

1. Pada kolom pertama ditulis keterangan dengan �

2. Pada kolom kedua ditulis keterangan dengan �′

3. Pada kolom ketiga ditulis dengan keterangan �′′

4. Pada kolom keempat ditulis dengan keterangan a 5. Pada kolom kelima ditulis dengan keterangan b

t

6. Pada kolom keenam ditulis dengan keterangan �+

t

7. Pada kolom ketujuh ditulis dengan keterangan � (error)

(41)

Maka perhitungan masing-masing smoothing pertama, smoothing kedua, konstanta, slope, dan forecast (ramalan) sebagai berikut:

1. Smoothing pertama, untuk tahun pertama ditentukan sebesar tahun pertama dari data historisnya sehingga rumus yang tertera pada sel C4 adalah C4. Sedangkan untuk tahun kedua dapat dihitung dengan rumus : 0,4*B4+0,6*C3. Dalam kasus ini menghasilkan angka : 1596.2untuk tahun-tahun berikutnya hanya menyalin rumus tersebut.

2. Smoothing kedua, untuk tahun kedua ditentukan sebesar jumlah produksi tahun pertama dari data historisnya. Sehingga rumus yang tertera pada sel D4 adalah D4. Sedangkan untuk tahun kedua dapat dihitung dengan rumus : 0,9*C4+0,1*D3. Dalam kasus ini menghasilkan angka 1647.08dan untuk tahun-tahun berikutnya hanya menyalin rumus tersebut.

3. Nilai at

4. Nilai b

bisa dicari pada tahun kedua yaitu dengan rumus : 2*C4-D4. Dalam kasus ini menghasilkan angka 1545.32dan untuk tahun-tahun berikutnya hanya menyalin rumus tersebut.

t

5. Forecast �+ untuk tahun ketiga yaitu pada sel G5 dapat dicari dengan menggunakan rumus : E4+F5*(1) dengan hasil angka 1.374,6dan untuk tahun-tahun berikutnya hanya menyalin rumus tersebut.

bisa dicari pada tahun kedua yaitu dengan rumus yang tertera pada sel F4 adalah : 0,4/0,6*(C4D4). Dalam kasus ini menghasilkan angka -33.92dan untuk tahun-tahun berikutnya hanya menyalin rumus tersebut.

(42)

kasus ini menghasilkan 135,4 dan untuk tahun berikutnya dilakukan dengan menyalin rumus tersebut..

2. Nilai squared error untuk tahun 2004 ditentukan dari H5^2. Dalam kasus ini

menghasilkan 18.333,16 dan untuk tahun berikutnya dilakukan dengan hal yang sama.

5.4. Pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar grafik tersendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel bisa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar.

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah :

(43)

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Tahun

(44)

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka kesimpulan yang diperoleh antara lain :

1. Hasil analisis Metode Smoothing Eksponensial dengan satu parameter dari Brown d iperoleh n ilai MSE yang terk ecil ad alah α = 0 ,4 yakn i MSE =

229.111,9446

2. Bentuk persamaan peramalan dari tingkat kejahatan pencurian kendaraan bermotor di sumatera utara adalah : F2014+m

3. Rangkuman semua hasil peramalan

= 6090.84-289.84 (m)

Tahun Tingkat Kejahatan

2015 5.801

2016 5.511,16

2017 5.221,32

2018 4.931,48

(45)

6.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka pada Tugas Akhir ini penulis memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dan pihak-pihak yang terkait.

Adapun saran yang dapat penulis berikan antara lain sebagai berikut :

1. Sangat diharapkan kepada aparat kepolisian serta para penegak hukum lainnya untuk konsisten terhadap aturan yang sudah berlaku.

2. Setiap pengguna/pemakai kendaraan bermotor kiranya dapat lebih meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan, misalnya memarkir kendaraan tidak pada sembarangan tempat dan sekiranya menambah kunci pengamanan kendaraan.

Gambar

Tabel 4.1 Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Sumatera Utara
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Kejahatan Sumatera Utara Tahun
Tabel 4.2 Uji Kecukupan Sampel
Tabel 4.3 Peramalan Tingkat Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor Menggunakan Smoothing Eksponensial Ganda Linier
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa ketebalan lapis tambahan yang diperlukan berdasarkan program everseries nilainya lebih besar dari pada nilai kete- balan yang dihasilkan

3) Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah biji atau gabah 4) Dapat meningkatkan produksi biji-biji (Sutejo, 1990).. Kekurangan fosfor dapat menyebabkan tanaman menjadi

Dengan alasan ada kekosongan hukum yakni bahwa tindak pidana terorisme tidak diatur dalam hukum pidana positif yang ada, berdasarkan Pasal 22 Undang- Undang Dasar

Penentuan kadar kalium (K) dalam pupuk NPK dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA) pada panjang gelombang 766,5 nm telah dilakukan.. Dari

Melalui media internet, diharapkan fungsi pendaftaran on-line seperti yang telah disebutkan, dapat digunakan dengan

adalah kewenangan Camat sesuai dengan Peraturan Bupati Murung Raya Nomor 23 Tahun 2Ol4 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangem Bupati Mumng Raya Kepada Camat di wilayah

[r]