• Tidak ada hasil yang ditemukan

budidaya jagung dgn PTT yang efisien scr (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "budidaya jagung dgn PTT yang efisien scr (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) YANG LAYAK SECARA

TEKNIS DAN EKONOMIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanamana pada Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jember

Oleh:

Kelas/Kelompok : H/7

Aulia Rachima Yani (131510601085)

Nurfitriani (131510601088)

Bagas Yanuar Kafaby (131510601089)

LABORATORIUM PRODUKSI TANAMAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris. Lebih dari 60% penduduk Indonesia menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian. Berbagai tanaman dikembangkan di Indonesia, baik tanaman pangan seperti: padi, jagung, kedelai dan kacang-kacangan, ubi-ubian, maupun berbagai jenis tanaman holtikultura. Hasil pertanian tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri serta sebagai salah satu komoditas ekspor. Melimpahnya hasil pertanian Indonesia membuat Indonesia pernah menjadi negara berswasembada beras pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mulai ditingkatkan nilai tambahnya melalui pengembangan agroindustri pedesaan. Jagung sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, sosial dan keamanan nasional. Hal ini disebabkan Jagung sebagai bahan pangan yang merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu jagung juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan pakan ternak.Seiring dengan berjalannya waktu yang kebutuhan pangan di Indonesia semakin meningkat dikarenakan pertambahan jumlah penduduk yang besar, jika penduduk menggantungkan hidup pada salah satu jenis makanan pokok dirasakan kurang tepat lagi. Ini merupakan salah satu masalah serius bagi bangsa Indonesia.

Dalam budidaya jagung terdapat beberapa faktor umum yang harus diperhatikan. Faktor umum yang harus diperhatiakan antara lain seperti faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal menyangkut sifat genetis yang terkandung pada tanaman yang akan dibudidayakan.

(3)

intensifikasi, serta ekstensifikasi tanaman pangan berpotensi selain padi salah satunya jagung.

Kebutuhan jagung saat ini mengalami peningkatan dapat dilihat dari segi produksi yang dimana permintaan pasar domestic ataupun internasional yang sangat besar untuk kebutuhan pangan dan pakan. Sehingga hal ini memicu para peneliti untuk menghasilkan varietas-varietas jagung yang lebih unggul guna lebih meningkatkan produktifitas serta kualitas agar persaingan di pasaran dapat lebih meningkat. Selain untuk pangan dan pakan, jagung juga banyak digunakan industri makanan, minuman, kimia, dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usahatani komoditas tersebut.

Selain untuk pangan dan pakan, jagung juga banyak digunakan industri makanan, minuman, kimia, dan farmasi. Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri. Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi usahatani komoditas tersebut. Jagung merupakan bahan baku industri pakan dan pangan serta sebagai makanan pokok dibeberapa daerah di Indonesia. Salah satu usaha yang saat ini sedang diusahakan oleh Departemen Pertanian untuk meningkatkan produktifitas jagung ialah dengan melalui Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu). Laporan ini akan membahas mengenai bagaimana teknik produksi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) yang efektif secara teknis dan ekonomis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teknik produksi melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) ?

2. Bagaimana teknik produksi jagung melalui pendekatan PTT yang layak secara teknis maupun ekonomis ?

(4)

1. Mengetahui teknik produksi melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).

2. Mengetahui teknik produksi jagung melalui pendekatan PTT yang layak secara teknis maupun ekonomis.

1.3.2 Manfaat

1. Bagi mahasiswa dapat mengetahui produksi melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu.

(5)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang ekonomis dan berpeluang untuk dikembangkan. Jagung biasanya digunakan sebagai bahan baku industri makanan, industri kimia, industri farmasi dan pakan ternak. Perkembangan produksi jagung di Indonesia selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan (Pranasari, 2012). Jagung masih satu keluarga dengan gandum dan padi yang merupakan tanaman asli benua Amerika. Tanaman ini menjadi makanan pokok penduduk suku Indian di Amerika (Agung, 2010).

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang mempunyai peran strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian nasional (Syafruddin, 2011). Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting sebagai sumber karbohidrat setelah beras. Hingga akhir tahun 2010 impor jagung mencapai 2,5 juta ton dari kebutuhan 5,5 juta ton atau meningkat 65% dari tahun 2009 (Mubarakkan, 2012). Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah dengan memilih sistem pola tanam yang tepat (Marliah, 2010).

Jagung merupakan salah satu sereal paling banyak dibudidayakan di dunia. Berpigmen jagung telah menerima perhatian meningkat dari perspektif nutraceutical karena mengandung beberapa bioaktif fitokimia seperti karotenoid, tokoferol, asam fitat dan senyawa fenolik. Meskipun senyawa ini dianggap non gizi, minat antioksidan dan bioaktif mereka properti telah meningkat karena manfaat kesehatan potensial mereka (Bacchetti, 2013).

(6)

Jagung muda adalah telinga tanaman jagung (Zea mays L.) dipanen muda, terutama sebelum atau setelah sutra telah muncul dan tidak ada pembuahan telah mengambil tempat yang tergantung pada kultivar. Hal ini umumnya digunakan sebagai sayuran dan memiliki telah menunjukkan memiliki kandungan serat yang tinggi, yang kering bubuk jagung muda mengandung 30,4% dari total diet serat (Lim, 2013). Jagung (Zea mays L.) membutuhkan air dan mineral untuk tumbuh dan mengembangkan organnya (Islam, 2011).

Kebutuhan pokok berbahan baku jagung untuk pakan ternak, bahan pangan, dan industri di Indonesia setiap tahunnya meningkat (Mubarakkan, 2012). Sebagai bahan pakan, jagung terutama digunakan sebagai pakan unggas dengan proporsi lebih dari 50% dari total bahan pakan yang digunakan. Hal ini menyebabkan permintaan jagung terus meningkat, baik di pasar domestik maupun internasional (Syafruddin, 2011).

Tanaman jagung hibrida sebagaimana tanaman jagung pada umumnya akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila semua syarat-syarat tumbuh terpenuhi (Warisno, 2005). Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Secara umum, tanaman ini sangat toleran dan mampu beradaptasi dengan iklim di Indonesia. Lahan tanam yang baik untuk budidaya jagung adalah lahan kering yang berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan terasering, lahan gambut yang telah diperbaiki, atau lahan basah bekas menanam padi (Agung, 2010).

(7)

BAB 3. PEMBAHASAN 4.1 Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada Jagung

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani. Prinsip utama penerapan PTT : 1) Partisipatif 2) Petani berperan aktif memilih dan menguji teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat, dan meningkatkan kemampuan melalui proses pembelajaran di Laboratorium Lapang (LL). 3) Spesifik Lokasi 4) Kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik, sosial-budaya dan ekonomi petani setempat. 5) Terpadu. 6) Sumber daya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu 7) Sinergis atau Serasi 8) Pemanfaatan teknologi terbaik, memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung. 9) Dinamis 10) Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK serta kondisi sosial-ekonomi setempat.

Ada beberapa komponen teknologi yang harus diperhatikan pada PTT ini antara lain: varietas unggul, benih bermutu dan berlabel, populasi tanaman optimal, pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah, penyiapan lahan, pembuatan saluran drainase atau saluran irigasi, pemberian bahan organik dan pengendalian opt yang tepat sasaran. Komponen yang pertama ialah varietas unggul. Varietas Unggu Baru (VUB) umumnya berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan deraan lingkungan setempat atau memiliki sifat khusus tertentu. VUB hibrida antara lain adalah Bima 3, Bima 4, Bima 5, Bima 6, sedangkan VUB komposit antara lain Lamuru, Bisma, Sukmaraga, Srikandi Kuning 1 dan Srikandi Putih 1.Penggunaan varietas unggul akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi. Pemilihan varietas disesuaikan dengan kondisi setempat, keinginan petani, dan permintaan pasar.

Contoh penentuan varietas unggul berdasarkan kondisi lahan dan permodalan :

a. Untuk lahan semi-marjinal sebaiknya diarahkan ke varietas komposit

(8)

b. Untuk lahan produktif dengan modal tersedia sebaiknya diarahkan ke

varietas hibrida.

c. Untuk lahan produktif akan tetapi modal terbatas maka sebaiknya diarahkan

penggunaan ke varietas komposit (Lamuru, Bisma, Srikandi Putih/ Kuning, Anoman dll).

Komponen selanjutnya ialah benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>95%) yang umumnya ditemukan pada benih yang berlabel.Perlakuan benih dengan bahan aktif kimia anjuran yaitu metalaksil diperlukan untuk mencegah penularan penyakit bulai.

Komponen berikutnya ialah populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam dan mutu benih yang digunakan. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 70 - 75 cm x 20 cm (1 biji per lubang: 70 75 cm x 40 cm (2 biji per lubang): legowo : (80 -100) x 40 x 20 cm (1 biji per lubang), (80 --100) x 40 x 40 (2 biji per lubang). Benih yang mempunyai daya tumbuh >95% dapat memenuhi populasi 66.000 -75.000 tanaman/ha. Dalam budidaya jagung tidak dianjurkan menyulam karena pengisian biji dari tanaman sulaman tidak optimal.

Setelah populasi ditentukan, pemberian pupuk juga harus diperhatikan, berbeda antar lokasi, pola tanam, jenis jagung yang digunakan hibrida atau komposit dan pengelolaan tanaman. Penggunaan pupuk spesifik lokasi meningkatkan hasil dan menghemat pupuk. Kebutuhan hara N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan daun jagung dengan Bagan Warna Daun (BWD), sedangkan kebutuhan hara P dan K dengan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) dan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS). Rekomendasi pemupukan : Phonska 250 - 300 kg/ha dan Urea 300 - 450 kg/ha.

(9)

Pada lahan kering, saluran drainase diperlukan untuk pengairan air dari areal pertanaman, terutama pada musim hujan, karena tanaman jagung peka terhadap kelebihan air. Saluran drainase dibuat pada saat penyiangan pertama dengan menggunakan cangkul. Pada lahan kering, saluran drainase berfungsi sebagai permatus air pada saat hujan. Alternatif pemberian air bisa dilakukan melalui sistem kocor bersamaan dengan pemupukan, khususnya untuk tanah-tanah yang berliat. Sedangkan pada lahan sawah, saluran irigasi diperlukan untuk mempermudah pengaturan pengairan tanaman, dibuat pada saat penyiangan pertama. Saluran irigasi yang dibuat untuk setiap dua baris tanaman lebih efisien dibandingkan dengan setiap baris tanaman.

Pemberian Bahan Organik

a. Bahan organik berupa sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos (humus) merupakan unsur utama pupuk organik yang dapat berbentuk padat atau cair.

b. Manfaat penggunaan pupuk organik :

Memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah.

Membantu menyediakan unsur hara (mikro).

Membantu mengatasi kekurangan hara P dan K khususnya untuk tanah-tanah volkan.

c. Penggunaan pupuk organik dianjurkan untuk lahan sawah sebanyak 2 - 3 t/ha dan lahan kering 3 - 5 t/ha.

d. Pupuk organik sebaiknya diberikan melalui kowakan larikan (alur tanaman) atau bersamaan dengan pengolahan tanah.

Pembumbunan

a. Pembumbunan bertujuan untuk meberikan lingkungan akar yang lebih baik, agar tanaman tumbuh kokoh dan tidak mudah rebah.

(10)

Pengendalian Gulma secara Manual atau Herbisida

 Penyiangan pertama pada pertanaman jagung sebaiknya dilakukan pada umur 14 - 20 HST bersamaan dengan pembuatan alur drainase atau pengairan.

 Penyiangan bisa dilakukan secara manual atau herbisida kontak (bahan aktif paraquat) 1 - 1,5 liter/ha. Untuk menghindarkan tanaman jagung dari herbisida, disarankan nozle sprayer diberi pelindung agar tidak mengenai daun jagung ± 20 cm di atas permukaan tanah.

 Periode kritis tanaman jagung terhadap gulma adalah pada dua bulan pertama masa pertumbuhan.

Pengendalian OPT Tepat Sasaran

Berdasarkan pendekatan pengendalian secara terpadu : a. Identifikasi jenis dan populasi hama

b. Penentuan tingkat kerusakan tanaman menurut kerugian ekonomi atau ambang tindakan.

c. Cara pengendalian :

Mengusahakan tanaman selalu sehat

Pengendalian secara hayati

Penggunaan varietas tahan

Secara fisik dan mekanis

Penggunaan pestisida kimia

d. Hama utama : lalat bibit, penggerek batang, penggerek tongkol e. Penyakit utama : bulai, bercak daun dan busuk pelepah.

Panen Tepat Waktu

 Panen dilakukan jika kelobot tongkol telah mengering (berwarna coklat), biji telah mengeras dan terbentuk lapisan hitam minimal 50% pada setiap baris biji.

(11)

 Jika terlambat panen pada musim hujan menyebab-kan tumbuhnya jamur dan bahkan biji berkecambah.

 Jagung pipil dijemur hingga kadar air biji mencapai sekitar 15%.

4.2 Teknik Produksi Jagung dengan PTT secara Teknis Maupun Ekonomis Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung merupakan rakitan beberapa teknologi yang mempertimbangkan segala sumber daya yang ada.

1. Benih

• Kebutuhan 20 kg/ha

• Mutu: Bagus (daya kecambah > 85% dan CVL < 0,5%) • Tersedia saat dibutuhkan secara cukup

2. Varietas

• Hibrida (Bisi-2, P11, NK22 dan lain-lain)

• Komposit (Srikandi Kuning, Lamuru, Gumerang, dan lain-lain) • Varietas local

3. Persiapan Lahan : a. Olah tanah

– Diolah sempurna bila tanahnya keras

– Diolah minimum, diolah di tempat biji akan ditanam – Tanpa olah tanah, bila tanah cukup gembur.

b. Pembuatan drainase, dibuat saluran sedalam 30 cm, dengan jarak 3-5 m antar saluran, dan saluran pinggir (dekat pematang) dibuat lebih dalam (60 cm)

c. Dilakukan pengguludan bila tanam musim hujan. 4. Penanaman

- Ditugal, dengan jarak 75 cm x 20 cm, 1 tanaman/lubang, untuk jagung lokal 60 cm X 20 cm, 2 tanaman/lubang.

(12)

- Setelah biji ditanam, tutup lubang dengan tanah atau pupuk kandang atau

• Seluruh dosis pupuk organik + SP 36 + KCI diberikan bersamaan tanam. • 1/3 dosis Urea diberikan pada saat tanaman umur 7-10 hari, 1/3 dosis lagi

saat umur 3-4 minggu dan 1/3 dosis sisa diberikan saat umur 6 minggu. • Cara memupuk, dianjurkan untuk disret/ditugal di samping tanaman

kemudian ditutup dengan tanah. Setelah dipupuk segera diairi. 6. Penyiangan

• Dilakukan sebelum pemupukan.

• Sebaiknya digunakan herhisida sebelum tanam. 7. Pengendalian hama dan penyakit

• Penyakit utama jagung adalah bulai, dikendalikan dengan metaloksil (2 gr/1 kg biji), yang dicampurkan pada biji sebelum ditanam.

• Hama pengerek batang (lalat bibit, Heliothis sp, dll.) dikendalikan dengan karbofuran yang diletakkan dalam lubang saat tanam, atau dengan meletakkan beberapa butir pada pucuk tanaman.

8. Pengairan

• Dilaksanakan bila tidak ada hujan, 6 kali selama musim tanam, yakni saat tanam umur 15, 30, 45, 60, dan 75 hari setelah tanam.

• Diairi secara merata dan tidak menggenang.

• Bila hujan cukup banyak pengairan tidak diperlukan. 9. Pemeliharaan lain

(13)

10. Panen

Jagung siap dipanen ditandai oleh kelobot mengering, biji mengkilat dan bila ditekan dengan kuku tidak luka (k.a. ± 22-26%).

11. Pemipilan

(14)

BAB 4. PENUTUP

4.1 Simpulan

1. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) jagung adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani.

2. Komponen PTT ini antara lain: varietas unggul, benih bermutu dan berlabel, populasi tanaman optimal, pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah, penyiapan lahan, pembuatan saluran drainase atau saluran irigasi, pemberian bahan organik dan pengendalian opt yang tepat sasaran.

4.2 Saran

Dalam melaksanakan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sebaiknya diperhatikan dengan sungguh-sungguh komponen apa yang akan diterapkan. Hal ini dimaksudkan agar dalam penerapan PTT dapat memberikan dampak yang positif dan dapat meningkatkan produktifitas.

(15)

Islam, M. Robiul, Z. Zeng, J. Mao, A. Egrinya Eneji, X. Xue1, Y. Hu. 2011. Feasibility Of Summer Corn (Zea Mays L.) Production in Drought Affected Areas of Northern China Using Water-Saving Superabsorbent Polymer. Plant Soil Environt, 57(6):279–285.

Marliah, Ainun, Jumini, dan Jamilah. 2010. Pengaruh Jarak Tanam antar Barisan pada Sistem Tumpangsari Beberapa Varietas Jagung Manis dengan Kacang Merah terhadap Pertumbuhan dan Hasil. Agrista, 14(1):30-38

Milind, Parle and Dhamija Isha. 2013. Zea Maize: A Modern Craze. International Research Journal of Pharmacy, 4(6):39-43.

Mubarakkan, M. Taufik, Bieng Brata. 2012. Produktivitas dan Mutu Jagung Hibrida Pengembangan dari Jagung Lokal pada Kondisi Input Rendah Sebagai Sumber Bahan Pakan Ternak Ayam. Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 1(1):67-74.

Pranasari, Rizka Amalia, Tutik Nurhidayati, dan Kristanti Indah Purwani. 2012. Persaingan Tanaman Jagung (Zea mays) dan Rumput Teki (Cyperus rotundus) pada Pengaruh Cekaman Garam (NaCl). Sains dan Seni ITS, 1(1):54-56.

S, Agung. 2010. Budidaya Jagung Hibrida. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka. Syafruddin. 2011. Modifikasi Sistem Pertanaman Jagung dan Pengolahan

Brangkasan untuk Meningkatkan Pendapatan Petani di Lahan Kering. Litbang Pertanian, 30(1):16-22.

T, Bacchetti, Masciangelo S, Mischetti A, and Feratti G. 2013. Carotenoids, Phenolic Compounds and Antioxidant Capacity of Five Local Italian Corn (Zea Mays L.) Kernels. Nutrition and Food Science, 3(6):2-4.

Warisno. 2005. Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta : Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi permasalahan dan fenomena yang terjadi pada penelitian kebanyakan berfokus pada factor motivasi dan budaya organisasi saja, sedangkan factor yang lain

Menyatakan bahwa karya ilmiah skripsi dengan judul "Representasi Perlawanan Korupsi dalam Lirik Lagu Merdeka karya Slank Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce" adalah karya

Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana bagi perusahaan yang bersangkutan. Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan

Ini tentunya berdampak pada resiko mengalami gangguan kesehatan salah satunya penyakit yang sering dijumpai pada lansia yaitu hipertensi dengan alasan inilah

MADA Hukum Bisnis UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA UNIVERSITAS GADJAH MADA UNIVERSITAS

Pada modul ini, praktikan akan membuat dan melakukan simulasi untuk implementasi filter realtime dengan menggunakan Dev-C++.. Pada modul ini juga dikenalkan isu numerik

Pada kasus MFR dari PWR standar dengan MFR 2 serta reaktor CANDU dengan MFR bernilai 20, kondisi breeding untuk pendingin air berat sistem bahan bakar Th- 233 U didapatkan

pada 19 Juni 1977, di Southampton, Inggris. Banyak anggapan yang percaya bahwa Syari’ati tewas dibunuh oleh Polisi rahasia Iran, namun berdasarkan pernyataan Pemerintah Iran,