• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DI KELAS VIII SMP SWASTA ERIA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DI KELAS VIII SMP SWASTA ERIA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah

dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Kontekstual (CTL) di Kelas VIII SMP Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, dan Ibu Dra. Mariani, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,

M.Si, Ph.D, selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(2)

v

Kakak-kakak saya Ade Suryani Lubis, S.Pd, dan Imelda Sari Dewi Lubis, SE, yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Nampati Ginting, M.Pd, selaku kepala sekolah SMP Swasta Eria Medan dan Ibu Melvi Ayu Lestari, S.Pd, selaku guru bidang studi matematika SMP Swasta Eria serta guru-guru yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama melakukan penelitian.

Ucapan terima kasih juga untuk teman seperjuangan Nita Wulansari, Halfina Binti Jafar, Meilia Krisanti, Husni Mubarak, Apriani Manurung, teman

teman PPLT 2011 Satria Dharma Perbaungan, teman Dik-A 2011, teman-teman Dik-B 2011 dan kakak-kakak stambuk Aisyah Hutasuhut, S.Pd, Ezaita Maisyaroh Ritonga, S.Pd yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang turut memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi para guru matematika dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 2015

Penulis

(3)

Oleh :

Sri Wahyuni Lubis NIM 4111111024

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(4)
(5)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DI KELAS VIII

SMP SWASTA ERIA MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

Sri Wahyuni Lubis (4111111024)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan spasial siswa dengan pembelajaran kontekstual (CTL) pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-3 SMP Swasta Eria Medan dengan jumlah siswa 38 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan spasial siswa dengan menerapkan pembelajaran kontekstual (CTL) pada materi kubus dan balok di kelas VIII-3 SMP Swasta Eria Medan tahun ajaran 2014/2015.

Instrumen penelitian ini terdiri dari tes,wawancara dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa, wawancara dilakukan untuk mengetahui masalah pembelajaran di kelas VIII SMP Swasta Eria Medan khususnya materi kubus dan balok dan memperoleh data tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan sebagai bahan refleksi dalam menentukan tindakan pada siklus II yang dilakukan setelah hasil tes pada siklus I diperiksa dan observasi digunakan untuk mengetahui proses kegiatan siswa selama pembelajaran.

Penelitian ini dibagi atas 2 siklus. Setiap pertemuan dilaksanakan observasi dengan memperhatikan observasi pembelajaran dan diakhir dari siklus diberikan tes kemampuan spasial siswa. Hasil observasi proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari hasil observasi di siklus I rata-rata mencapai 2,7 dengan kategori baik dan mengalami peningkatan di siklus II rata-rata mencapai 3,6 dengan kategori sangat baik. Sedangkan hasil analisis tes kemampuan spasial yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pembelajaran kontekstual (CTL), hasil belajar siswa (≥ 70) secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 27 siswa (71,05%) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 74,16. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa (≥ 70) secara klasikal telah tercapai yaitu 33 siswa (86,84%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 85,66. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan kemampuan spasial siswa dari siklus I ke siklus II adalah 15,79%.

(6)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Rubrik Pensekoran Tes Kemampuan Spasial 48

Matematika Siswa

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Penguasaan 52

Tabel 3.3 Kriteria Pencapaian indikator 54

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal 56 Tabel 4.2 Deskripsi Spatial Orientation dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus I 61

Tabel 4.3 Deskripsi Mental Rotation dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus I 61

Tabel 4.4 Deskripsi Spatial Visualization dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus I 62

Tabel 4.5 Deskripsi Spatial Perception dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus I 63

Tabel 4.6 Deskripsi Spatial Relation dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus I 63

Tabel 4.7 Deskripsi Disembedding dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus I 64

Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Spasial Siswa

Dengan Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus I 64 Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus I 65 Tabel 4.10 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus I 66

Tabel 4.11 Deskripsi Spatial Orientation dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus II 76

Tabel 4.12 Deskripsi Mental Rotation dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus II 76

Tabel 4.13 Deskripsi Spatial Visualization dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus II 77

Tabel 4.14 Deskripsi Spatial Perception dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus II 77

Tabel 4.15 Deskripsi Spatial Relation dengan Kriteria

Ketuntasan Belajar Siklus II 78

Tabel 4.16 Deskripsi Disembedding dengan Kriteria Ketuntasan

Belajar Siklus II 78

Tabel 4.17 Deskripsi Ketuntasan Kemampuan Spasial Siswa dengan

Kriteria Ketuntasan Belajar Siklus II 79

Tabel 4.18 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus II 79 Tabel 4.19 Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Gambar Kubus ABCD.EFGH 3

Gambar 1.2 Beberapa Hasil Jawaban Siswa Pada Studi Pendahuluan 4 Gambar 2.1 Model Untuk Melatih Unsur Spatial Perception 13 Gambar 2.2 Model Untuk Melatih Unsur Spatial Visualization 14 Gambar 2.3 Model Untuk Melatih Unsur Mental Rotation 15 Gambar 2.4 Model Untuk Melatih Unsur Spatial Relation 15 Gambar 2.5 Model Untuk Melatih Unsur Spatial Orientation 16

Gambar 2.6 Macam-macam Bangun Ruang 29

Gambar 2.7 Volume Balok 37

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 42 Gambar 4.1 Kesalahan Siswa dalam Menyatakan Spatial Orientation 69 Gambar 4.2 Kesalahan Siswa dalam Menggambarkan Mental Rotation 69 Gambar 4.3 Kesalahan Siswa dalam Menggambarkan Spatial Perception 70 Gambar 4.4 Siswa belum dapat Menggambarkan Spatial Perception 84 Gambar 4.5 Siswa belum dapat Menggambarkan Spatial Relation 84 Gambar 4.6 Diagram Nilai Rata-rata Tes Kemampuan Spasial Siswa 88

Gambar 4.7 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa 90

(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) 100 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) 110 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) 115 Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus I 120 Lampiran 5. Alternatif Penyelesaian LAS I (Siklus I) 123 Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus I 125 Lampiran 7. Alternatif Penyelesaian LAS II (Siklus I) 127 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III Siklus II 130 Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian LAS III (Siklus II) 132

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Awal 134

Lampiran 11. Pedoman Pensekoran Tes Kemampuan Awal 135

Lampiran 12. Tes Kemampuan Awal 136

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 139 Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Kemampuan Spasial I 141 Lampiran 15. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Spasial I 142

Lampiran 16. Tes Kemampuan Spasial I 145

Lampiran 17. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Spasial I 149 Lampiran 18. Kisi-kisi Tes Kemampuan Spasial II 152 Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Spasial II 154

Lampiran 20. Tes Kemampuan Spasial II 157

Lampiran 21. Alternatif penyelesaian Tes Kemampuan Spasial II 161 Lampiran 22. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Awal 164 Lampiran 23. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Awal 166 Lampiran 24. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Awal 169 Lampiran 25. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial I 170 Lampiran 26. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial I 173 Lampiran 27. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial I 176 Lampiran 28. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial II 179 Lampiran 29. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial II 182 Lampiran 30. Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Spasial II 185

Lampiran 31. Daftar ValidatorValidator 188

Lampiran 32. Lembar Observasi Guru 189

Lampiran 33. Lembar Observasi Guru 192

Lampiran 34. Lembar Observasi Guru 195

Lampiran 35. Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran 198 Lampiran 36. Nilai Kemampuan Spasial Siswa pada Setiap Siklus 204

Lampiran 37. Analisis Tes Awal 206

Lampiran 38. Analisis Tes Kemampuan Spasial I 208 Lampiran 39. Analisis Tes Kemampuan Spasial II 210

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakan upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas.

Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada lima alasan perlunya siswa belajar

matematika menurut Cornelius (Abdurrahman, 2009 : 253) karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

(10)

2

Akibatnya siswa tidak mampu menerapkan teori disekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan kurikulum 2006, standar kompetensi untuk satuan pendidikan SMP, yang mendapatkan porsi paling besar adalah geometri (41%) dibandingkan dengan materi lain seperti aljabar (37%), bilangan (15%), serta statistika dan peluang (7%). Berdasarkan data diatas geometri merupakan kajian lebih besar untuk siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain.

Geometri merupakan salah satu materi pelajaran yang sulit dan membosankan bagi siswa. Karena siswa harus membayangkan bentuk-bentuk yang abstrak. Menurut Abdusakkir (2010 : 2) menyatakan “ Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, sedangkan dari sudut pandang matematika geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah”.

Bobango (dalam Abdussakir, 2010 : 2) mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran geometri di sekolah adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecahan masalah yang baik, berkomunikasi secara matematik, dan bernalar secara matematik. Sedangkan menurut Budiarto (dalam Abdussakir, 2010 : 2) menyatakan bahwa tujuan

pembelajaran geometri adalah mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan (spatial), menanamkan pengetahuan untuk

menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterprestasikan argument-argumen matematik.

(11)

teknik dan matematika. Clement dan Battista menyatakan bahwa kemampuan yang perlu dikuasai oleh siswa dalam mempelajari konsep geometri adalah kemampuan penalaran spasial (dalam nurlatifah, dkk, 2013:59). Menurut Clement dan Battista, kemampuan penalaran spasial adalah kemampuan yang meliputi proses kognitif seseorang dalam merepresentasikan dan memanipulasi benda ruang serta hubungan dan transformasi bentuknya. Kemampuan ini meliputi aspek visualisasi spasial dan orientasi spasial, seperti keterampilan membaca gambar dan merepresentasi gambar dua-dimensi dari objek tiga-dimensi berdasarkan berbagai arah pandang.

Untuk memahami konsep geometri diperlukan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar baik pada ruang dua dimensi maupun tiga dimensi. Hannafin (dalam kumastuti,dkk, 2013 : 147) menjelaskan bahwa kemampuan spasial merupakan salah satu kemampuan untuk memcahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dan menurut Kumastuti, dkk (2013 : 147), “Kemampuan spasial adalah kemampuan untuk menganalisis, memvisualisasikan, memahami dan mengekspresikan tanda-tanda imajenatif dan bentuk”.

Berikut hasil tes pada siswa di SMP Swasta Eria Medan dimana siswa diminta menyelesaikan soal berikut : Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di

bawah ini. Melalui titik-titik sudutnya ditarik garis diagonal ruang, sehingga berbentuk limas.

(12)

4

a. Ada berapakah limas yang terbentuk pada gambar kubus diatas ? Tuliskanlah semua limas pada kubus ABCD.EFGH

b. Berbentuk apakah alas limas pada gambar tersebut Beberapa jawaban dari siswa :

1.

2.

3.

4.

Gambar 1.2 Beberapa Hasil Jawaban Siswa Pada Studi Pendahuluan

Berdasarkan gambar 1.2 dan beberapa jawaban siswa pada studi pendahuluan bahwa kemampuan spasial siswa masi rendah dan hal ini tidak dapat diabaikan

Siswa menuliskan n banyaknya limas tetapi tidak dapat menuliskan limas-limas mana saja yang dimaksud

Siswa hanya melihat gambar bahwa limas yang terbentuk hanya 2 yaitu bagian atas dan bawah saja

(13)

oleh guru, serta proses penyelesaian jawaban siswa masih sangat kurang bervariasi dan cenderung sama. Dalam penyelesaian soal tersebut siswa belum mampu untuk memvisualisasikan bentuk ruang tiga dimensi dalam pikirannya. Hal ini tidak dapat diabaikan oleh guru, sesuai dengan kumastuti, dkk (2013 : 147) menyatakan “Kemampuan spasial siswa masih perlu ditingkatkan”.

Hal ini mengaskan betapa pentingnya kemampuan spasial bagi siswa serta menjadi sebuah tantangan bagi guru unttuk merencanakan suatu pembelajaran yang keratif, efektif dan efisien sehingga materi geometri yang mulanya dianggap sulit oleh siswa dapat dengan mudah dipahami dan tentu saja melalui proses pembelajaran yang menyenangkan tetapi tetap bermakna. Hal ini diperkuat dengan pernyataan kumastuti,dkk (2013 : 147), “ Kemampuan spasial diperoleh melalui kegiatan belajar yang aktif dan efektif ”.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi matematika kelas VIII SMP Swasta Eria Medan pada tanggal 7 Januari 2015 mengatakan : “Nilai rata-rata siswa pada pokok bahasan Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Swasta Eria Medan masih banyak yang berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) padahal KKM pada mata pelajaran matematika adalah 70 (tujuh puluh). Hal tersebut dikarenakan siswa kurang mampu membayangkan

bangun ruang jika dicontohkan dalam suatu bentuk ruangan kelas, dan ditambah dengan kemampuan spasial siswa yang masih rendah yang berakibat siswa sulit

menyelesaikan soal yang diberikan”.

Kurangnya pemahaman siswa pada pokok bahasan kubus dan balok dimungkinkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam kegiatan belajar mengajar. Biasanya guru menjelaskan materi kubus dan balok tidak

menggunakan pengalaman siswa sehari-hari, dan model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga siswa sulit memahaminya. Apabila

(14)

6

Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai pengetahuan yang telah di tentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abdurrahman (2009 : 9), “Para guru umumnya memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya Kauffman, dkk (dalam Abdurrahman, 2009 : 6) mengatakan, “Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, tulisan dan gangguan itu berupa membaca, menulis, dan berhitung”. Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat psikologi dasar yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah model pembelajaran yang digunakan guru. Untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik, sebenarnya telah banyak hal yang disarankan dan diusahakan tetapi pembelajaran cenderung kembali kecara konvensional. Penerapan model pembelajaran yang tepat diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2011 : 5)

menyatakan :

“Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif ”.

Dari kutipan di atas, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah. Seperti yang dikemukakan Komaruddin (dalam Trianto 2011 : 8) :

(15)

memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan”.

Salah satu model pembelajaran adalahContextual Teaching and Learning (CTL). Sanjaya (2011 : 255) mengemukakan:

“Contextual Teaching anmeningd Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.

Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran kontekstual berkaitan dengan kemampuan spasial siswa dimana pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks kehidupan sehari-hari yang dapat merangsang kemampuan keruangan anak dari benda-benda yang berada disekitar mereka, melalui pembelajaran kontekstual ini diharapkan kemampuan keruangan (spatial) siswa dapat menjadi lebih baik terutama pada materi kubus dan balok.

Dari uraian di atas sebagai upaya meningkatkan kemampuan spasial siswa di SMP Swasta Eria Medan, maka peneliti bersama guru tertarik menerapkan

model pembelajaran Contextual Teaching and Leraning (CTL) guna meningkatkan kemampuan spasial siswa melalui suatu penelitian yang berjudul:

“Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Kontekstual (CTL) di Kelas VIII SMP Swasta Eria Medan

Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang timbul sebagai berikut :

(16)

8

2. Siswa kesulitan memahami materi dan menyelesaikan soal-soal geometri khususnya pada materi kubus dan balok.

3. Perlu adanya penerapan model kontekstual (CTL) untuk meningkatkan kemampuan spasial siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Eria Medan.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan dalam identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kontekstual (CTL) untuk meningkatkan kemampuan spasial siswa pada kateri Kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Eria Medan tahun ajaran 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

Dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah:

1) Bagaimana peningkatan kemampuan spasial matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) pada materi kubus dan balok

di kelas VIII SMP Swasta Eria Medan tahun ajaran 2014/2015 ?

2) Bagaimana efektivitas pembelajaran ketika diterapkan pembelajaran

kontekstual (CTL) pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Eria Medan tahun ajaran 2014/2015 ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk meningkatkan kemampuan spasial siswa dengan menerapkan pembelajaran kontekstual (CTL) pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Eria Medan tahun ajaran 2014/2015.

(17)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

1. Bagi guru, diharapkan bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pelajaran matematika di SMP Swasta Eria Medan pada kelas VIII.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kemampuan spasial sehingga kompetensi dalam mata palajaran matematika dapat tercapai secara optimal.

3. Bagi komponen terkait yakni Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dalam menyusun program peningkatan kualitas sekolah.

4. Bagi pembaca, sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama mengenai kemampuan spasial pada pokok bahasan kubus dan balok.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari persepsi terhadap penggunaan istilah dalam penelitian

ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut.

1. Kemampuan spasial adalah kemampuan atau keterampiloan mental yang dimiliki manusia untuk menangkap dan membedakan ransangan tentang ruang, yang diperoleh melalui pembayangan visual di kepala tanpa menggunakan benda-benda konkret.

(18)

10

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil tes kemampuan spasial yang diberikan kepada siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 74,16 dan meningkat pada siklus II menjadi 85,66 sehingga diperoleh peningkatan rata-rata kemampuan spasial siswa sebesar 11,5. Selain itu, diperoleh peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 6 orang (15,79%), yaitu dari 27 orang siswa (71,05%) pada siklus I meningkat menjadi 33 orang siswa (86,84%) pada siklus II dan tingkat ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus II yakni 86,84% sudah mencukupi syarat ketuntasan klasikal yaitu 85% siswa yang mencapai tes kemampuan spasial  70.

2. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

(20)

95

5.2 SARAN

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika kelas VIII SMP Swasta Eria Medan diharapkan menerapkan pembelajaran kontekstual dengan memberikan motivasi dan memperbanyak memberi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan berikan selalu tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang soal-soalnya sesuai dengan kemampuan siswa yang akan dicapai agar siswa semakin mengerti dan kemampuan spasial siswa dapat meningkat.

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar disetiap kelompok agar semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.

3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini

menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Abdussakir., (2010), Pengembanagan Geometri Sesuai Teori Van Hiele, El-Hikmah : Jurnal Keoendidikan dan Keagamaan, Vol. VII Nomor 2, ISSN 1693-1499. Malang : Fakultas Tarbiyah UIN Maliki. Edisi Januari 2010.

Arikunto,S., dkk., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Canturk-Gunhan, B., Turgut, M. and Yilmaz, S., (2009), Spatial Abilities of a Mathematics Teacher : The Case of Oya, This Paper Presented as a poster at Sixth Conference of European Reasearch in Mathematical Education, IBSU Scientific Journal, Vol. 3, No.1, page 151-158, Edisi 28 Juni s/d 1 Februari

2009, Franch : Lyon.

FMIPA Unimed, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Medan, Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung.

Hasanah, (2011), Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa di MTs Al-Inayah Bandung, Skripsi, FPMIPA, UPI, Bandung (Tidak diterbitkan).

(22)

97

VIII MTs Negeri Binjai Tahun ajaran 2012/2013, Skripsi, FPMIPA, UNIMED.

Indriyani, Efika., (2013), Perbedaan Peningkatan Kemampuan Spasial dan Disposisi Matematis Siswa yang Diberi Pembelajaran Geometri Berbasis Teori Van Hiele dengan dan Tanpa aplikasi Wingeom di SMP Negeri Binjai, Tesis Tidak Diterbitkan, Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Kumastuti, Supartono, dan Dwijanto., (2013), Pembelajaran Bercirikan Pemberdayaan Kegiatan Belajar Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Keruangan, Unnes Journal of Mathematics Education Research, UJMER 2 (1) , ISSN 2252-6455. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Murtiani, F. Ahmad, dan Wulan, Ratna, (2012), Penerapan Pendekatan CTL

Berbasis Lesson Study dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika SMPN Kota Padang, 3 : 597-1345-1, hhttp://ejournal.UNP.ac.id.

Nameth, B., (2007), Measurement of the Development of Spatial ability by Mental Cutting Test, Annales Mathematicae et Informaticae 34 pp, 123-128.

National Academy of Science (2006), Learning to Think Spatially, Washington DC: The National Academics Press.

(23)

Pittalis, M., Mousoulides, N., and Christou, C., (2007), Spatial Ability As A Predictor Of Students’ Performance In Geometry, Working Grup 7,

CERME 5, Department Of Education, University Of Cyprus.

Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rusman., ( 2012), Model-model Pembelajaran, Penerbit Raja grafindo Persada, Jakarta.

Sagala, Syaiful., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, Wina., (2011), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Prenadamedia Group, Jakarta.

Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Penerbit Prenadamedia Group, Jakarta.

Sihombing, W.L., (2011), Bahan Ajar Kapita Selekta II, FMIPA UNIMED, Medan.

Sudjana. N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rosdakarya, Bandung.

(24)

99

Syahputra, E., (2011), Peningkatan kemampuan Spasial dan Disposisi Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan PMRI Pada pembelajaran Geometri Berbantuan Komputer, Disertasi Pada Pascasarjana UPI: Tesis Tidak Diterbitkan.

Tambunan, S. M., (2006), Hubungan Antara Kemampuan Spasial dengan Kecerdasan Prestasi Belajar Matematika, Makara, Sosial Humaniora. Vol.10, No.1, hal : 27-32, Edisi Juni 2006.

Gambar

spasialdan orientasi spasial, seperti keterampilan membacagambar danmerepresentasi gambar dua-dimensi dari objek tiga-dimensi berdasarkan berbagai
gambar bahwa

Referensi

Dokumen terkait

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERAL. GURU DAN

Pendeteksian hama dan penyakit pada tanaman padi dapat dilakukan dengan cara meminta feedback dari user kemudian mencocokkannya dengan gejala-gejala dari setiap

Beranjak dari kenyataan yang ada maka penelitian tentang pasar uang yang ditinjau dari segi norma hukum Islam mencoba untuk mengetahui apakah mekanisme transaksi

Syarat yang perlu diperhatikan dalam langkah awal usaha penggemukan sapi potong adalah : (1) keseragaman sapi, dalam hal ini menyangkut keseragaman tipe, umur

Puji syukur Alhamdulillah bagi Allah SWT yang selalu memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: “UPAYA

Multi-nutrient response interpretation and development of fertilizer recommendation using single-nutrient quadratic model: kangkung in U1tisols at Nanggung, Bogor...

Bagaimana wujud rancangan Jogja City Walk yang menerapkan konsep green architecture dengan mentransformasikan wisata kuliner dan gaya busana dari berbagai