• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAP.COM - MA2081 STATISTIKA DASAR - FMIPA PERSONAL BLOGS - INSTITUT TEKNOLOGI ...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAP.COM - MA2081 STATISTIKA DASAR - FMIPA PERSONAL BLOGS - INSTITUT TEKNOLOGI ..."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan Kuliah

MA2081 Statistika Dasar

“Orang Cerdas Belajar Statistika”

Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA

Institut Teknologi Bandung

(2)

Tentang MAK6281 Topik Statistika IV

Jadwal kuliah: Senin, 13-; Rabu,

9-Silabus:

- Statistika deskriptif

- Peluang

- Peubah acak dan fungsi peluang/distribusi

- Distribusi diskrit dan kontinu

- Distribusi sampel

- Statistika inferensi: selang kepercayaan

- Statistika inferensi: uji hipotesis

- Analisis variansi

- Analisis regresi dan korelasi

Buku teks:

Ronald Walpole, Raymond Myers, Sharon Myers, Keying Ye, 2007, Probability and

Statistics for Engineers and Scienctists.

Penilaian:

- Ujian 2 kali (75%); UTS - 9 Maret 2015, Pukul 13.00

- Kehadiran/PR/Tugas (15%)

(3)

Bab 1 - Statistika Deskriptif

Silabus: Jenis data, ukuran pusat/lokasi, ukuran penyebaran, koefisien variasi,

ob-servasi luar, data kelompok, distribusi frekuensi, grafik

Statistika adalah ilmu yang digunakan untuk mengumpulkan, mengorganisasi, melakukan

inferensi dan menafsirkan data. Secara singkat, statistika adalah ilmu/pekerjaan

un-tuk meyimpulkan tentang suatu fenomena pada populasi menggunakan sampel.

Kajian awal dan utama dalam analisis data adalah statistika deskriptif. Kita

da-pat menghitung berbagai statistik dan membuat grafik serta memberikan

interpre-tasi. Kesimpulan yang diberikan dalam statistika deskriptif bersifat subyektif; walau

demikian, kesimpulan yang salah akan terlihat.

Tujuan yang ingin dicapai dalam memahami statistika deskriptif, secara detil, adalah

1. membedakan jenis data dan memahami data

2. menghitung dan memaknai ukuran lokasi/pusat

3. membedakan variansi dan koefisien variasi

4. mengamati observasi luar

5. memahami data kelompok

6. menentukan distribusi frekuensi

7. membuat dan menafsirkan grafik

Data, Jenis Data, Memahami Data

Data adalah hasil observasi tunggal (datum) yang didapat baik secara langsung

(ob-servasi/survey, praktikum) ataupun tidak langsung (buku, koran, internet). Data

merupakan sumber utama analisis data. Pengumpulan, pengorganisasian dan

(4)

Dalam praktiknya, data yang kita kumpulkan dapat dikelompokkan menjadi data

kategorik atau data numerik. Hal ini merujuk pada sifat data yang memiliki label

(kategorik) atau memiliki nilai (numerik). Data dapat pula dibedakan menjadi jenis

data berikut:

• nominal (jenis kelamin, golongan darah)

• ordinal (tingkat kecemasan, tingkat nyeri)

• rasio/interval (denyut nadi, tekanan darah, nilai ujian)

Latihan:

Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Tentukan jenis datanya (nominal, ordinal,

ra-sio/interval).

(a) “dr. KS, SpD. mengatakan bahwa penyakit Noor sudah kronis, bukan akut”

(b) Wanda dan Windi berdebat tentang harga mobil yang kiranya layak untuk

mo-bil yang hendak mereka beli

(c) “Apakah anda lahir pada bulan September?”

Diskusi: Perhatikan data jarak tempuh (dalam meter) ke sekolah dari beberapa siswa di suatu daerah.

Table 1: Data jarak tempuh ke sekolah dari beberapa siswa.

Siswa- Jarak Siswa- Jarak Siswa- Jarak Siswa- Jarak

1 3265 6 3323 11 2581 16 2759

2 3260 7 3649 12 2841 17 3248

3 3245 8 3200 13 3609 18 3314

4 3484 9 3031 14 2838 19 3101

5 4146 10 2069 15 3541 20 2834

Apakah analisis data rasio/interval akan lebih “kaya” dibandingkan dengan data

nominal/ordinal? Apa yang bisa kita katakan tentang data tersebut? Dapatkah

(5)

Diskusi: Data peserta ujian di beberapa sekolah di suatu kecamatan tercatat dalam diagram batang dan daun sebagai berikut. Untuk membaca data, kita perhatikan

kolom disebelah kiri garis yang menyatakan “angka puluhan” dan angka-angka

dise-belah kanan garis yang menyatakan “angka satuan”. Sebagai contoh, “3—5” berarti

jumlah peserta ujian di sekolahg tertentu adalah 35 orang.

0 357889 1 02 2 3 5

Apakah data dalam bentuk diagram batang dan daun cukup informatif? Dapatkah

data numerik tersebut diubah menjadi data kategorik?

Ukuran Pusat/Lokasi dan Penyebaran

Setelah data dikumpulkan dan diorganisasikan, kita dapat memberikan tafsiran

sederhana melalui ukuran atau statistik. Beberapa ukuran yang dikenal antara lain

mean dan variansi/deviasi standar yang menyatakan nilai tengah dan simpangan

data.

Ukuran atau statistik yang melekat pada data dapat dibagi menjadi

• Ukuran pusat/lokasi: mean (aritmetik), median, modus

• Ukuran penyebaran: jangkauan, variansi/deviasi standar, kuartil

Misalkan data sampel adalah

x1, x2, . . . , xn,

dimanaxi menyatakan titik sampel ke-i. Mean (aritmetik) didefinisikan sebagai

¯ x=

n

i=1 xi

(6)

Sifat-sifat mean

(a) Untuk suatu konstantak,

n

i=1

k xi=· · ·

(b) Jikayi =xi+k maka ¯y= ¯x+k. Buktikan!

(c) Jika yi =k xi maka ¯y=· · ·.

Median atau median sampel seringkali dikatakan sebagai nilai tengah. Dengan

demikian, menghitung median haruslah dilakukan pada data yang sudah diurutkan.

Definisi median adalah

(a) Observasi ke-((n+ 1)/2), (nganjil), atau

(b) Nilai tengah dari observasi ke-(n/2) dan ke-((n/2) + 1), (n genap)

Diskusi: Bagaimana (perbandingan) nilai mean dan median untuk data yang (i) simetrik, (ii) menceng ke kanan, (iii) menceng ke kiri?

Modus atauModeadalah ukuran pusat yang menyatakan nilai observasi yang paling

sering muncul. Menentukan modus dapat dilakukan pada data tanpa diurutkan

(meskipun lebih mudah apabila diurutkan lebih dahulu).

Latihan:

1. Tentukan ukuran lokasi/pusat dari contoh data diatas

2. Diketahui suatu data tentang jumlah saudara (kandung, angkat, tiri) dari 20

orang siswa sekolah menengah. Apabila setiap titik data ditambah tiga maka nilai

mean dan jangkauan menjadi...

Ukuran penyebaran menyatakan seberapa jauh data menyebar dari mean. Misalkan

kita memiliki dua data sampel. Kedua sampel memiliki mean yang sama, namun

mungkin saja memiliki penyebaran data yang berbeda. Beberapa ukuran

(7)

1. Jangkauan (Range):

R=xmaks−xmin

2. Variansi atau variansi sampel:

s2 =

n

i=1

(xi−x)¯ 2

n1

Catatan:

Deviasi standar atau simpangan baku adalah akar kuadrat dari variansi.

3. Kuartil:

Umumnya kita kenal kuartil pertama dan ketiga, dinotasikan denganK1 dan

K3. Apa yang dapat kita katakan tentang kuartil kedua atauK2?

4. Kuantil atau persentil:...

Sifat-sifat variansi:

Diketahui data sampelx1, . . . , xn memiliki variansis2x. Jika data sampel

(a) yi=xi+k,

(b) yi=k xi,

untuk suatu konstantak, maka

s2y =. . .

Variansi versus Koefisien Variasi: Kita dapat menghitung suatu ukuran yang

men-gaitkan ukuran penyebaran (deviasi standar) dengan ukuran lokasi (mean), yaitu

koefisien variasi (coefficient of variationatau CV):

(8)

yang tidak dipengaruhi unit ukuran yang dipakai. CV bermanfaat untuk

memband-ingkan variabilitas beberapa sampel yang berbeda relatif terhadap nilai mean-nya.

Dapat pula kita membanding CV dari beberapa variabel.

Latihan:

Data pada tabel berikut menyatakan berbagai faktor yang mempengaruhi masalah

pada sistem jantung dan peredaran darah anak. Tentukan CV dan berikan

inter-pretasinya.

Table 2: Faktor risiko kardiovaskular pada anak.

n mean s CV(%) Tinggi (cm) 364 142.6 0.31

Berat (kg) 365 39.5 0.77 Tekanan darah (mm Hg) 337 104 4.97 Kolesterol (mg/dL) 395 160.4 3.44

Mengamati Observasi Luar

Observasi luar atau pencilan atauoutlieradalah nilai/observasi yang “menyimpang”

dari nilai-nilai/observasi yang lain. Observasi luar dapat ditentukan/dihitung

den-gan melihat apakah ada nilai/observasi yang LEBIH BESAR dari

K3+ 1.5 (K3−K1)

atau LEBIH KECIL dari

K11.5 (K3K1),

dengan K1 dan K3 adalah kuartil pertama dan ketiga seperti telah dijelaskan

se-belumnya.

Dalam praktiknya, observasi luar dapat menyatakan sesuatu yang baik/jelek.

Mis-alnya, seseorang dengan tingkat kecerdasan (IQ) yang sangat tinggi (jauh diatas

(9)

analisis data meskipun sesungguhnya cara ini tidaklah tepat. Mendeteksi observasi

luar adalah sesuatu yang sangat menantang dalam statistika.

Diskusi: Sekelompok observasix1, . . . , xn memiliki observasi luarxj untuk suatuj.

Dapatkah kita membandingkan mean dengan dan tanpa observasi luar? Mungkinkah

terdapat lebih dari satu observasi luar?

Data Kelompok

Pandang data sampel dengan 275 observasi. Ukuran sampel tersebut terlalu besar

sehingga menampilkan data apa adanya menjadi tidak efisien. Dengan demikian,

data sampel dapat dikelompokkan. Pengelompokan ini dapat pula terjadi (harus

di-lakukan) karena tingkat keakuratan data yang diambil tidak dapat diperoleh dengan

baik.

Pengelompokan data memberikan masalah: Berapa banyak kelompok atau interval

kelas (class intervals) yang ingin kita buat? Berapa lebar interval (interval width)?

Salah satu formula yang bisa kita pakai adalah Formula Sturges, dimana banyaknya

interval kelas adalah

k= 1 + (3.322×log10n),

dimananadalah besar sampel. Lebar intervalnya:

w=R/k,

denganR adalah jangkauan.

Untuk contoh data sampel dengan 275 observasi, kita peroleh:

k8, w= (6318)/8 = 5.625

Dengan demikian, lebar kelas interval adalah 5 atau 10. Diketahui obervasi terkecil

(10)

adalah:

10-19

20-29

30-39

40-49

50-59

60-69

Memahami Grafik

Tampilan visual (baca: grafik) dari data merupakan salah satu cara untuk

mema-hami dan menginterpretasi data. Grafik bersifat menarik, memudahkan dalam

mem-bentuk pola, dan prediktif. Beberapa tampilan visualn untuk data adalah diagram

pencar (scatter diagram), diagram bar/batang (bar chart), diagram batang dan daun

(stem-and-leaf plot), histogram, box-plot.

Diagram pencar merupakan bentuk grafik yang sederhana namun cukup informatif.

Diagram ini berupa titik-titik yang menggambarkan nilai observasi. Pola atau

ke-cenderungan data dapat dilihat dengan melihat grafik ini.

Diagram batang dan daun memiliki ke-khas-an berupa tampilan nilai utama/pertama

(batang) dan nilai satuan/kedua (daun). Diagram ini membantu kita untuk

(11)

Bab 2 - Peluang

Silabus: Ruang sampel dan kejadian, konsep peluang, peluang bersyarat, Teorema

Bayes.

Setelah kita mempelajari analisis data secara deskriptif, maka kajian berikutnya

adalah melakukan perhitungan secara probabilistik. Hal ini berkaitan dengan

kon-sep distribusi frekuensi relatif yang telah dibahas sebelumnya. Analisis data

se-cara probabilistik memerlukan pemahaman tentang hal-hal yang belum terjadi atau

yang bersifat percobaan. Secara khusus, kita akan membangun ruang sampel dan

mendefinisikan kejadian.

Tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari peluang adalah:

1. Mendefinisikan ruang sampel dan kejadian

2. Menghitung peluang suatu kejadian

3. Mengkaji konsep dan menghitung peluang bersyarat

4. Memanfaatkan Teorema Bayes untuk menghitung peluang bersyarat suatu

ke-jadian

Ilustrasi

Sebagai pengantar, perhatikan ilustrasi-ilustrasi berikut. Pemahaman peluang

memer-lukan pengetahuan tentang cara menyusun atau kombinasi/permutasi. Secara khusus,

kita dituntut untuk dapat membangun pertanyaan peluang.

Ilustrasi-1. Tanti baru saja mengikuti tes mata. Ia masih teringat beberapa huruf yang muncul: A-E-M-R-S. Kini, Tanti mencoba menyusun kata-kata yang mungkin

dari huruf-huruf tersebut.

(12)

• Golongan darah yang mungkin untuk Hanin adalah...

• Rupanya Hanin tidak sendirian. Ada Hana dan Hanan disana yang memiliki maksud yang sama dengan Hanin. Jika seorang diantara mereka dipilih secara

acak menjadi pendonor, berapa peluang orang yang terpilih adalah Hana?

• Jika, diantara mereka bertiga, Hanan terpilih menjadi pendonor, berapa pelu-ang golongan darah Hanan adalah B?

Ilustrasi-3. B dan G pergi berburu dengan cara menembak. Pada waktu yang disepakati, B dan G secara bersamaan menembak sasaran tertentu. Peluang

tem-bakan B mengenai sasaran adalah 0.7 sedangkan peluang temtem-bakan G (bebas dari

tembakan B) mengenai sasaran adalah 0.4.

• Berapa peluang sebuah tembakan mengenai sasaran?

• Berapa peluang sasaran tertembak?

Ilustrasi-4. “Ayahku meninggal waktu usiaku tiga tahun. Lalu Ibu kawin lagi. Dengan ayah tiriku, Ibu mendapat dua orang anak tiri dan melahirkan tiga orang

anak. Ketika usiaku lima belas tahun, Ibu pun meninggal. Ayah tiriku kawin lagi

dengan seorang janda yang sudah beranak dua. Ia melahirkan dua orang anak pula

dengan ayah tiriku”

Konsep Peluang

Ruang sampel, S, adalah himpunan semua hasil mungkin dari suatu percobaan.

Kejadian,E, adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Peluang suatu kejadian,

P(E), adalah rasio dari banyaknya titik kejadian dan ruang sampel, atau

P(E) = n(E) n(S),

dimanan(E) dan n(S), berturut-turut, adalah banyaknya titik kejadian dan ruang

(13)

Peluang suatu kejadian haruslah memenuhi aksioma dan sifat-sifat berikut:

1. 0P(E)1

2. P({}) = 0

3. P(S) = 1

4. Untuk kejadianA dan B,

P(AB) =P(A) +P(B)P(AB)

5. Jika kejadianA danB saling asing maka P(AB) = 0

6. KejadianA dan kejadian B dikatakan saling bebas jika

P(AB) =P(A)P(B)

Definisi peluang yang lain merujuk pada frekuensi relatif. Misalkan suatu percobaan

dengan ruang sampelS diulang-ulang. Misalkann(E) banyaknya kejadian E yang

terjadi selamanpengulangan. Peluang kejadian E adalah

P(E) = lim

n→∞ n(E)

n

Latihan:

1. Dalam suatu rapat yang terdiri dari 20 orang, setiap orang berjabatan tangan

dengan orang lain diakhir rapat. Ada berapa banyak jumlah ’salaman’ yang

terjadi?

2. Sebuah lift bergerak dari lantai dasar berisi 8 orang (tidak termasuk operator

lift) dan orang-orang tersebut akan keluar hingga lift mencapai lantai paling

tinggi yaitu lantai 6. Dalam berapa cara sang operator dapat mengenali

(14)

Bagaimana jika 8 orang tersebut terdiri atas 5 pria dan 3 wanita dan sang

operator membedakan pria dan wanita?

3. Lima orang siswa meletakkan tasnya masing-masing ketika memasuki

perpus-takaan. Kemudian, ketika mereka keluar dari perpustakaan mereka

mengam-bil tasnya secara acak tanpa memperhatikan apakah tas yang diammengam-bil adalah

benar-benar miliknya. Apakah ruang sampel “percobaan” diatas?

4. Setiap pagi Swarna meninggalkan rumahnya untuk berlari pagi. Swarna pergi

lewat pintu depan atau belakang dengan peluang sama. Ketika meninggalkan

rumah Swarna memakai sepatu olah raga atau bertelanjang kaki jika sepatu

tidak tersedia di depan pintu yang dia lewati. Ketika pulang, Swarna akan

masuk lewat pintu atau belakang dan meletakkan sepatunya dengan pelung

sama. Jika dia memiliki 4 pasang sepatu olah raga, akan dihitung berapa

pelu-ang Swarna akan sering berolah raga dengan bertelanjpelu-ang kaki. Pertanyaan

awal, tentukan ruang sampelnya!

5. Bapak Kepala Sekolah mengundang guru-guru yang memiliki setidaknya satu

anak laki-laki (L) ke acara syukuran. Seorang guru yang bernama Pak Jaim

memiliki dua anak. Kita akan menghitung peluang bahwa kedua anak Pak

Jaim adalah laki-laki, diberikan bahwa Pak Jaim diundang ke acara syukuran

tersebut. Pertanyaan awal adalah apa ruang sampel “percobaan” diatas?

Peluang Bersyarat dan Teorema Bayes

Ilustrasi-1. Pandang Ilustrasi-3 diatas.

• Jika sebuah tembakan mengenai sasaran, berapa peluang bahwa itu tembakan G?

• Berapa peluang bahwa, jika sasaran tertembak, kedua tembakan mengenai sasaran?

(15)

Ilustrasi-2. Seorang praktikan, Ega, tahu bahwa sebuah lembar kerja praktikum akan berada di salah satu dari tiga buah kotak surat lab yang ada. Misalkan pi

adalah peluang bahwa Ega akan menemukan lembar kerja praktikum setelah

menge-cek kotak surat labidengan cepat jika ternyata surat tersebut berada di kotak surat

labi,i= 1,2,3.

• Misalkan Ega mengecek kotak surat 1 tidak menemukan surat. Berapa peluang hal itu akan terjadi?

• Jika diketahui Ega mengecek kotak surat 1 tidak menemukan surat, berapa peluang bahwa surat itu ada di kotak surat 1?

Peluang kejadian A, apabila kejadian B telah terjadi, adalah peluang bersyarat

P(A|B) yaitu:

P(A|B) = P(A∩B P(B) ,

asalkanP(B)>0. Jelas bahwa jika kejadianAdanB saling bebas makaP(A|B) =

P(A).

Perhatikan bahwa konsep peluang bersyarat dapat digunakan untuk menghitung

peluang total:

P(B) =P(B|A)P(A) +P(B|Ac)P(Ac)

Latihan:

1. Laila memiliki 2 buah koin; satu koin “baik” (memiliki sisi M dan B) dan

satu koin “tidak baik” (memiliki dua sisi M). Sebuah koin dipilih secara acak,

kemudian dilantunkan. Berapa peluang muncul M?

2. Laila memiliki 2 buah koin; satu koin “baik” (memiliki sisi M dan B) dan satu

koin “tidak baik” (memiliki dua sisi M). Sebuah koin dipilih secara acak,

kemu-dian dilantunkan. Muncul M. Berapa peluang bahwa koin yang dilantunkan

(16)

TEOREMA BAYES:

Misalkan{B1, B2, . . . , Bn} adalah partisi dari ruang sampel dan misalkanA adalah kejadian yang terobservasi. Peluang kejadianBj diberikan Aadalah

P(Bj|A) =

P(A Bj)

P(A)

= ∑nP(A|Bj)P(Bj)

i=1 P(A|Bi)P(Bi)

Latihan:

Tes darah di suatu laboratorium akan 95% efektif dalam mendeteksi suatu penyakit

tertentu jika penyakit itu ada. Namun demikian, tes tersebut juga memberikan

’hasil positif yang salah’ pada 1% orang sehat yang dites. Jika 0.5% dari populasi

mengidap penyakit tertentu tersebut, tentukan peluang bahwa seseorang menderita

(17)

Bab 3 - Peubah Acak dan Fungsi Peluang

Silabus: Konsep peubah acak, fungsi peluang, fungsi distribusi, peluang pada nilai

peubah acak.

Ilustrasi. Maskapai penerbangan mengetahui bahwa lima persen pemesan tiket tidak akan datang untuk membeli tiketnya. Dengan alasan ini, maskapai tidak

ragu untuk menjual 52 tiket penerbangan pada pesawat dengan kapasitas duduk 50

orang. Berapa peluang akan ada kursi yang tersedia untuk setiap pemesan tiket

yang datang?

Apa yang dapat anda katakan tentang soal peluang pada ilustrasi diatas? Mungkinkah

kita mendefinisikan suatu kejadian? ruang sampel? Perlukah cara lain untuk

mema-hami peluang suatu kejadian?

Peubah acak

Apa yang dapat kita katakan tentang peubah acak?

• Peubah acak tidaklah “acak” dan bukanlah “peubah”

• Peubah acak adalah “fungsi” yang memetakan anggotaS ke bilangan realR

Peubah acak X dikatakan diskrit jika terdapat barisan terhitung dari bilangan

{ai, i= 1,2, . . .} sedemikian hingga

Catatan: Sebuah peubah acak diskrit tidak selalu berasal ruang sampel diskrit.

Jika diberikan himpunan terhitung {ai, i = 1,2, . . .} dan bilangan positif {pi, i =

1,2, . . .} sedemikian hingga ∑

i pi = 1, fungsi peluangpX(x) adalah

(18)

FX disebut fungsi distribusi (diskrit) dariX jika terdapat barisan terhitung{ai, i=

Fungsi distribusi (kumulatif), F(x) =P(X x), memiliki sifat-sifat:

(a)F fungsi tidak turun

(b) lim

x→∞ F(x) = 1 (c) lim

x→−∞ F(x) = 0

(d)F fungsi kontinu kanan

Catatan:

Misalkan X peubah acak dan fungsi distribusinya FX dapat diturunkan. Fungsi

peluangfX adalah turunan dari fungsi distribusi,

fX(x) =

Peubah acak dengan sifat diatas dikatakan sebagai peubah acak kontinu.

(19)

Latihan:

1. Diketahui fungsi peluang sebagai berikut:

f(x) =

2. Tentukan fungsi peluang dari fungsi distribusi berikut:

F(x) =

3. Diketahui fungsi peluang dari peubah acak kontinu:

f(x) =c e−2x, x >0,

Hitung (i)c, (ii) P(X >2)

4. Suatu peubah acakX memiliki fungsi peluang

f(x) =k(1x2),

(20)

Ekspektasi

Nilai harapan/ekspektasi (expected value/expectation) atau ekspektasi dari peubah

acak diskrit/kontinuX adalah

E(X) =∑

x

x pX(x)

dan

E(X) = ∫

−∞

x fX(x)dx

dimanapX dan fX adalah fungsi peluang dari X.

Catatan:

1. Ekspektasi adalah rata-rata tertimbang (weighted average) dari nilai yang mungkin

dariX

2. Ekspektasi = mean = momen pertama

3. Ekspektasi suatu peubah acak adalah nilai rata-rata (long-run average value)

dari percobaan bebas yang berulang

3. Apakah ekspektasi harus berhingga? (Diskusi!)

Contoh:

1. Rombongan mahasiswa sebanyak 120 orang akan berangkat ke Jogja dengan

menggunakan 3 bis. Ada 36 mahasiswa di bis 1, 40 mahasiswa di bis 2 dan

44 mahasiswa di bis 3. Ketika bis sampai tujuan, seorang mahasiswa dipilih

secara acak. Misalkan X menyatakan banyaknya mahasiswa di bis dimana

seseorang tersebut terpilih. HitungE(X). (Solusi: 40.2667)

2. MisalkanX adalah peubah acak dengan nilai yang mungkin1,0,1 dan

pelu-ang:

p(1) = 0.2, p(0) = 0.5, p(1) = 0.3

(21)

Sifat-sifat ekspektasi:

1. E(g(X)) =∫∞

−∞ g(x)fX(x)dx

2. E(a X+b Y) =a E(X) +b E(Y)

3. E(XY) =E(X)E(Y), jikaX danY saling bebas.

4. E(X) =∫∞

0 P(X > x)dx, untukX >0 (*)

5. E(Xr) =∫∞

−∞xrfX(x)dx (momen ke-r)

6. E((XµX)r) =∫−∞∞ (x−µX)rfX(x)dx(momen pusat ke-r)

7. E((XµX)2) =V ar(X) =E(X2)−(E(X))2

(22)

Bab 4 - Distribusi Diskrit dan Kontinu

Silabus: Distribusi peubah acak, distribusi diskrit, distribusi kontinu.

Peubah acak merupakan alat yang dapat digunakan untuk mempelajari konsep pada

tingkat lanjut. Salah satu karakteristik utama peubah acak adalah memiliki distribusi.

Distribusi diskrit adalah fenomena yang digambarkan oleh peubah acak diskrit

melalui fungsi peluang/distribusi. Beberapa distribusi diskrit yang dikenal adalah

binomial, Poisson dan geometrik. Distribusi uniform, eksponensial dan normal

adalah contoh-contoh distribusi kontinu.

Distribusi Binomial

MisalkanS ={sukses,gagal} adalah ruang sampel yang menotasikan ’sukses’ atau

’gagal’ dari suatu percobaan. DefinisikanX(sukses) = 1 danX(gagal) = 0 dan

pX(1) =P(X= 1) =θ;pX(0) =P(X= 0) = 1−θ,

dimana 0 θ 1 adalah peluang diperoleh sukses. Peubah acak X dikatakan

peubah acak Bernoulli dengan parameter θ.

Jika dilakukan n percobaan independen dan jikaX menyatakan banyaknya sukses

yang diperoleh makaX dikatakan sebagai peubah acak Binomial dengan parameter

(n, θ), dinotasikan XB(n, θ). Fungsi peluangnya adalah

f(x) =pX(x) =Cxnθx(1−θ)n−x

Latihan:

1. MisalkanXB(5,0.2). Hitung: (i) P(0< X1) (ii) P(X1)

2. Maskapai penerbangan mengetahui bahwa lima persen pemesan tiket tidak

(23)

untuk menjual 52 tiket penerbangan pada pesawat dengan kapasitas duduk

50 orang. Berapa peluang akan ada kursi yang tersedia untuk setiap pemesan

tiket yang datang?

3. MisalkanXpeubah acak Binomial yang menyatakan banyak orang yang datang

ke toko dan membeli barang. Diketahui nilai parameter “sukses” adalah 0.6.

Jika 10 orang masuk toko, berapa peluang terjadinya maksimal sebuah

“suk-ses”?

4. Tentukan mean dan variansi peubah acak Binomial dengan parameter (n, θ)

5. Suatu hasil produksi (misalkan sebuah TV) akan rusak dengan peluang 0.1.

Hasil produksi saling bebas. Jika terdapat 3 hasil produksi (3 buah TV),

berapa peluang bahwa paling banyak 1 TV rusak?

6. Empat buah koin dilantunkan. Asumsikan bahwa hasil lantunan saling bebas.

Hitung peluang akan muncul 2 Muka dan 2 Belakang?

Distribusi Poisson

Distribusi diskrit lain yang cukup dikenal adalah distribusi Poisson. Umumnya

dis-tribusi ini terlihat pada fenomena banyaknya telfon yang masuk pada suatu hari,

banyaknya kendaraan yang lewat di jalanan pada periode waktu tertentu dsb.

Per-hatian kita adalah pada banyaknya “sukses” pada periode tertentu.

MisalkanX peubah acak dengan fungsi peluang

f(i) =pX(i) =e−λ

λi i!,

untuki= 0,1,2, . . .danλ >0. Peubah acakXdisebut peubah acak Poisson dengan

parameterλ.

Latihan

1. Banyaknya kecelakaan yang terjadi di tol setiap hari berdistribusi Poisson

(24)

2. Misalkan X peubah acak Poisson dengan parameter λ. Tunjukkan bahwa

P(X=i) naik secara monoton sebelum kemudian turun secara monoton untuk

isemakin besar.

Apa yang anda ketahui tentang pendekatan Poisson untuk Binomial?

MisalkanX berdistribusi Binomial dengan parameter (n, θ),

P(X=x) =Cxnθx(1θ)n−x

Untuknbesar dan λmoderat (karenaθ cukup kecil),

(

1. Misalkan peluang sebuah produk susu akan tercemar melamin adalah 0.1.

Ten-tukan peluang bahwa paling banyak 1 produk susu yang tercemar dari sampel

(25)

2. MisalkanXB(n, θ) danY P OI(λ). Cari hubungan antaraf(k+ 1) dan

f(k) untuk kedua peubah acak.

Distribusi Geometrik

Misalkan percobaan-percobaan dilakukan hingga diperoleh sukses yang pertama.

Percobaan-percobaan tersebut saling bebas dan memiliki peluang sukses α.

Mis-alkanXmenyatakan banyaknya percobaan yang dilakukan untuk mendapatkan

suk-ses pertama tersebut, makaX dikatakan peubah acak Geometrik dengan parameter

α. Fungsi peluangnya adalah

fX(n) =p(n) =P(X=n) = (1−α)n−1α,

untukn= 1,2, . . . dan α >0.

MisalkanY peubah acak yang menyatakan kegagalan yang sudah dialami sebelum

mendapatkan sukses yang pertama; diketahui peluang mendapatkan sukses adalah

α. Fungsi peluang untuk Y adalah

fY(k) = (1−α)kα, k = 0,1,2, . . .

Diskusi:

• Apa yang dapat anda katakan tentang mean dan variansi untuk kedua peubah acakX danY tersebut?

• Apakah nilai mean lebih besar daripada variansi?

Latihan:

1. Hitung momen pertama dan kedua untuk peubah acak Geometrik dengan

(26)

2. Tiga remaja makan disuatu restoran. Untuk menentukan siapa yang akan

membayar, mereka sepakat untuk mengundi dengan melantunkan koin.

Sese-orang dengan hasil lantunan yang berbeda dengan yang lain wajib membayar

makanan yang telah dipesan. Jika X menyatakan banyaknya lantunan koin

(27)

Bab 5 - Distribusi Sampel

Silabus: Definisi populasi dan sampel, distribusi ¯X dan S2.

Ketika kita “bekerja” dengan statistika, maka pemahaman tentang populasi dan

sampel menjadi penting. Seperti kita ketahui, pekerjaan statistika adalah melakukan

inferensi tentang populasi dengan menggunakan sampel.

Populasi adalah...

Misalkan sampel acak tersebut diambil dari X yang berdistribusi normal dengan

parameter (µ, σ2) maka ¯X∼ · · · dan S2 ∼ · · ·.

Teorema Limit Pusat

Jika ¯Xmean dari sampel acak berukuranndari populasi dengan meanµdan variansi

σ2, maka

Z= X¯ −µ

σ/√n →N(0,1).

Contoh-1. Sebuah perusahaan produsen lampu memberikan klaim bahwa

(28)

(jam) dan deviasi standar 40 (jam). Misalkan diambil sampel berukuran 16. Hitung

peluang bahwa sampel acak lampu-lampu tersebut memiliki masa hidup (average

life) kurang dari 775 (jam).

Contoh-2. Perjalanan 2 kampus Ganes dan Jtnanger dengan bis ditempuh selama

28 menit dengan deviasi standar 5 menit. Pada suatu waktu, dilakukan perjalanan

selama 40 kali. Berapa peluang waktu perjalanannya lebih dari 30 menit?

Contoh-3. Dua eksperimen yang saling bebas dilakukan pada pengecatan sebuah

produk; 18 spesimen masing-masing dicat dengan cat jenis A dan B, lalu lama

waktu pengeringan dicatat. Diketahui deviasi standar populasi adalah 1. Asumsikan

bahwa mean waktu pengeringan kedua tipe cat adalah sama. Tentukan peluang

P( ¯XA−X¯B >1).

Latihan: hal. 241-243

Catatan: Pendekatan normal untuk distribusi binomial

Teorema:

Misalkan S2 variansi sampel dari sampel acak berukuran n berdistribusi normal

dengan meanµdan variansiσ2, maka

(n1)S2 σ2 ∼χ

2

n−1,

denganχ2n1 adalah distribusi chi-kuadrat dengan derajat kebebasanν =n1.

Contoh. Batere merk Energiver diklaim memiliki masa hidup 3 tahun dengan deviasi

standar 1 tahun. Pada sampel berukuran 5, diperoleh data masa hidup sebagai

berikut: 1.9, 2.4, 3.0, 3.5, 4.2. Apakah data ini meyakinkan perusahaan batere

tersebut bahwa deviasi standar masa hidup batere 1 tahun? Asumsikan masa hidup

(29)

Bab 6 - Inferensi Statistik: Penaksiran Titik dan Selang

Silabus: Distribusit, selang kepercayaan untuk mean dan variansi.

Penaksiran titik dan Selang kepercayaan

Penaksiran titik (point estimate) merupakan langkah awal dalam inferensi statistik

untuk suatu parameter. Pada sampel acak berdistribusi normal dengan parameter

µ dan σ2, maka penaksiran titik untuk kedua parameter tersebut, berturut-turut,

adalah ¯X dan S2. Penaksir ¯X dan penaksir S2 bersifat tak bias (unbiased).

Penaksiran titik seringkali tidak memberikan keleluasaan untuk menafsirkan nilai

parameter. Untuk itu, diberikan penaksiran selang untuk parameter pada tingkat

kepercayaan tertentu. Perhatikan sampel acak normal berukuran n. Kita ketahui

bahwa mean sampel ¯X berdistribusi normal dengan mean µX¯ = µ dan deviasi standar σX¯ = σ/√n. Kita ingin menentukan selang kepercayaan untuk µ, jika σ diketahui. Misalkan zα adalah nilai-zsehingga P(Z < zα). Jadi,

P

Dengan manipulasi aljabar, kita peroleh 100(1α)%-selang kepercayaan untukµ, :

¯

Contoh. Konsentrasi suatu besi (zinc) di 36 lokasi pada sungai K adalah 2.6 gr/ml.

Tentukan selang kepercayaan untuk mean konsentrasi besi pada tingkatα= 1%,5%.

Asumsikan bahwa deviasi standar populasi adalah 0.3 gr/ml.

Catatan:

• Dapatkah kita menentukan ukuran sampel n agar selang kepercayaan yang kita buat tidak akan melampaui suatu galatetertentu?

(30)

Distribusi t

Misalkan kita punyai sampel acak berukurann berdistribusi normal. Asumsikan σ

diketahui tidak dapat dipenuhi. Pandang peubah acak

T = X¯ −µ S/√n

atauT =Z/√

V /ν, denganZ peubah acak normal standar dan V peubah acak

chi-kuadrat dengan derajat kebebasanν. Peubah acakT berdistribusitatau Student-t,

dengan derajat kebebasan ν=n1, dan memiliki fungsi peluang

f(t) = Γ((ν+ 1)/2)

Selang Kepercayaan Untuk σ Tidak Diketahui

MisalkanT berdistribusi Student-tdengan derajat kebebasann1. Analog dengan

Z, kita punyai

P(

−tα/2< T < tα/2)

= 1α.

Karena T = S/X¯−√µn, kita dapat menentukan 100(1α)%-selang kepercayaan untuk µ, jikaσ tidak diketahui:

¯

Contoh. Isi dari tujuh kontainer barang (yang sejenis) adalah 9.8, 10.2, 10.4, 9.8,

10.0, 10.2, 9.6. Tentukan 95%-selang kepercayaan unutk mean isi kontainer.

(31)

Diskusi:

Misalkan ukuran sampel dari suatu sampel acak cukup besar, asumsi normalitas

tidak dapat dipenuhi dan σ tidak diketahui. Dapatkan kita menentukan selang

kepercayaan untukµ?

Hasil tes TPA 500 calon mahasiswa menunjukkan mean dan deviasi standar,

berturut-turut, 501 dan 112. Tentukan 99%-selang kepercayaan untuk mean TPA.

Selang Kepercayaan, Selang Prediksi dan Batas Toleransi

Contoh 9.1. Sebuah mesin memproduksi potongan baja berbentuk silinder. Sampel

potongan-potongan baja diambil dan diameternya (cm) diukur. Diperoleh data

sebagai berikut:

1.01,0.97,1.03,1.04,0.99,0.98,1.01,1.03

Asumsikan distribusi normal, ¯x = 1.0056 dan s = 0.0246, hitung tiga jenis

99%-selang/interval (baca: selang kepercayaan, selang prediksi, selang/batas toleransi).

Petunjuk:

¯

x±t0.005 s

n

¯

x±t0.005√s n

n+ 1

(32)

Selang Kepercayaan Untuk µ1µ2

Pada dua populasi yang ingin kita bandingkan, kita dapat melakukannya dengan

mengambil sampel dari keduanya. Seperti sebelumnya, ukuran yang kita bandingkan

adalah mean; khususnya selisih dua mean, yaitu µ1−µ2.

Perhatikan bahwa peubah acak

Z= ( ¯X1−√X2)¯ −(µ1−µ2)

Selang kepercayaan untuk selisih dua meanµ1−µ2 adalah

( ¯X1−X¯2)±zα/2

Contoh. Kemampuan produksi zat dari dua mesin A dan B dibandingkan; 50

per-cobaan dengan mesin A dan 75 dengan mesin B. Data menunjukkan mean sampel

A dan B: 36 dan 42. Asumsikan bahwa deviasi standar diketahui yaitu 6 (untuk

mesin A) dan 8 (untuk mesin B). Tentukan 90%-selang kepercayaan untuk selisih

dua mean mesin A dan B.

Diskusi:

Bagaimana kita dapat menentukan selang kepercayaan selisih dua mean pada

• Kasus A: kedua variansi populasi tidak diketahui, - (i) namunσ21 =σ22,

- (ii) danσ12̸=σ22

(33)

Selang Kepercayaan Untuk Proporsi

Ukuran atau statistik lain yang dapat kita hitung pada data adalah proporsi p.

Penaksir proporsi adalah ˆp =X/n, dengan X menyatakan banyaknya sukses pada

n percobaan. Untuk n besar, ˆp berdistribusi normal dengan mean dan variansi,

berturut-turut, adalahµpˆ=pdan σp2ˆ= p(1n−p). Dengan demikian, kita peroleh

Selang kepercayaan untuk proporsipdapat diformulasikan dengan manipulasi

pelu-ang diatas. Kita dapatkan,

ˆ

Perhatikan bahwa deviasi standar untuk ˆp adalah fungsi dari p yang harus

ditak-sir oleh ˆp (maksudnya, ini berbeda dengan deviasi standar untuk ¯x yaitu σ yang

“seakan-akan” tidak melibatkan ¯x).

Diskusi:

• Ukuran sampel n pada penentuan selang kepercayaan untuk p dapat diatur se-hingga diperoleh galat tertentu; n=· · ·

•Selang kepercayaan untuk selisih dua proporsi p1p2 adalah...

Contoh-1. Pada sampel acak berukuran 500 (keluarga) diperoleh informasi bahwa

sejumlah 340 keluarga memiliki TV layar datar. Tentukan selang kepercayaan pada

α= 0.05 untuk proporsi keluarga yang memiliki TV layar datar.

Contoh-2. Dilakukan investigasi menyeluruh terjadi proses produksi, baik pada pada

metode lama dan dengan metode baru. Hasil yang diharapkan adalah perbaikan

kualitas produksi. Data yang ada adalah sebagai berikut: 75 dari 1500 produk

dengan metode lama tidak berkualitas baik; dengan metode baru, 80 dari 2000

produk yang tidak berkualitas baik. Tentukan 90%-selang kepercayaan untuk selisih

(34)

Bab 7 - Inferensi Statistik: Uji Hipotesis

Silabus: Konsep uji hipotesis, kesalahan tipe 1 dan 2, uji hipotesis untuk mean (1

dan 2 sampel), uji hipotesis untuk proporsi (1 dan 2 sampel), uji hipotesis 2 sampel

berpasangan.

Konsep Uji Hipotesis

Uji hipotesis (UH) adalah bagian dari statistika inferensi. UH bertujuan untuk

mengambil kesimpulan secara statistik (signifikan) dari hipotesis-hipotesis yang diberikan.

Kesimpulan tersebut didasarkan pada tingkat signifikansi α (yang sesungguhnya

adalah tingkat kesalahan tipe I).

Tahap-tahap dalam pelaksanaan UH adalah

1. Menyatakan hipotesis nol, H0, dan hipotesis alternatif, Ha atauH1,

2. Menentukanα,

3. Menentukan statistik uji (test statistic),

4. Menentukan daerah kritis (critical region) atau daerah penolakan/penerimaan,

5. Menghitung statistik uji dengan data sampel

6. Mengambil kesimpulan: “menolak atau gagal menolakH0”

Contoh:

1. Ini cerita tentang kematian karena kanker yang diduga dimulai dari radiasi

nuklir. Diketahui terjadi 13 kematian pada pekerja di suatu proyek nuklir,

dimana 5 kematian diantaranya disebabkan oleh kanker. Berdasarkan data

statistik, pihak otoritas kesehatan mengklaim bahwa sekitar 20% kematian

(35)

2. Misalkan X p.a menyatakan panjang alat suatu pemancar telepon selular.

DiketahuiX berdistribusi normal dengan meanµ. Akan diuji

H0 :µ= 3 vs H1 :µ >3

dengan menggunakan data sampel 6 alat pemancar terpilih acak dengan mean

3.763 dan deviasi standar 0.724. Apakah kesimpulan yang diambil dari uji

hipotesis tersebut?

Kesalahan Tipe-1 dan Tipe-2

Kesalahan-kesalahan dalam UH dibagi atas:

- kesalahan tipe-1 atauα, yaitu kesalahan “menolak H0 yang benar, atau

P(menolakH0|H0benar)

- kesalahan tipe-2 atauβ, yaitu kesalahan “menerima H0 yang salah, atau

P(menerimaH0|H0salah)

Catatan:

• Tidak ada hubungan antaraα danβ

• 1β adalah kuasa ataupower dari UH

Kaitan antara pengambilan kesimpulan dan kesalahan dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Table 3: Pengambilan kesimpulan dan tipe kesalahan.

H0 benar H0 salah H0 gagal ditolak keputusan benar β

(36)

Dua jenis uji hipotesis nol vs hipotesis alternatif:

1. Uji hipotesis 2-sisi atautwo-sided:

H0 :µ=µ0 vs H1:µ̸=µ0

2. Uji hipotesis 1-sisi atau one-sided:

H0 :µ=µ0 vs H1:µ > µ0 atau H0:µ=µ0 vs H1 :µ < µ0

Uji Hipotesis Untuk Mean

Uji hipotesis pada 1-sampel

Uji hipotesis untuk mean populasi dapat dilakukan pada kasus (i) pengambilan

sam-pel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dengan variansi diketahui atau

tidak diketahui, (ii) pengambilan sampel berasal dari populasi yang tidak

berdis-tribusi normal.

Seorang peneliti tertarik untuk menguji mean umur orang-orang dari suatu

popu-lasi: apakah mean umur orang-orang dari populasi tersebut berbeda dari 30 tahun?

(apakah mean umur orang-orang tersebut 30 tahun?). Untuk itu, diambil sampel

se-banyak 10 orang dan dihitung bahwa ¯x= 27. Asumsikan data berasal dari distribusi

normal dengan σ2 = 20. Tahapan UH-nya adalah

1. Hipotesis:

H0 :µ= 30, Ha:µ̸= 30

2. Tingkat signifikansi: α= 0.05

3. Statistik uji:

Z= X¯ −µ0

(37)

4. Daerah kritis:

TolakH0 jika z≥1.96 atauz≤ −1.96

5. Perhitungan:

z= √27−30 20/10 =· · ·

6. Kesimpulan:

· · ·

Pengambilan kesimpulan dapat pula dilakukan dengan menghitung p-value, yaitu

nilai α terkecil untuk menolak H0. Dengan kata lain “tolak H0 jika p-value lebih

kecil dari α”. Pada contoh diatas, nilai p-value adalah

pvalue =P(Z z) +P(Z z) = 2×P(Z ≤ −2.12) =· · ·

Jadi,· · ·

Contoh/Latihan:

Lakukan UH untuk soal diatas. Pertanyaan yang diajukan adalah “apakah mean

umur populasi kurang dari 30 tahun?”. Gunakan tingkat signifikansi α = 0.01.

Bagaimana jikan= 20 dan ¯x= 27?

Bagaimana jika σ tidak diketahui?

Gunakan statistik uji:

T = x¯−µ0

s/√n ∼tn−1.

Contoh: Castillo dan Lilioja meneliti suatu teknik untuk mengukur indeks massa

tubuh atau BMI. Mereka ingin menguji apakah mean BMI suatu populasi bukanlah

35. Dilakukan perhitungan pada 14 orang dewasa (laki-laki) dan diperoleh ¯x= 30.5

(38)

Tahapan UH-nya adalah

1. Hipotesis:

H0 :µ= 35, Ha:µ̸= 35

2. Tingkat signifikansi: α= 0.05

3. Statistik uji:

T = X¯−µ0

s/√n ∼tn−1

4. Daerah kritis:

TolakH0 jika · · ·

5. Perhitungan:

t=· · ·

6. Kesimpulan:

H0 gagal ditolak (dengan kata lain, diterima), karena 2.16 t 2.16 atau

bukan dalam daerah penolakan. Tidak ada alasan untuk mendukung klaim

bahwa mean BMI bukanlah 35.

Diskusi:

• Lakukan pengambilan kesimpulan pada masalah BMI dengan menggunakan

p-value. Bagaimana menurut anda? Manakah yang lebih mudah dilakukan?

(diband-ingkan dengan menentukanz ataut pada tabel)

(39)

Uji hipotesis pada 2-sampel

Uji hipotesis untuk mean populasi dapat dilakukan dengan maksud untuk menguji

adanya perbedaan antara mean 2 populasi.

Seorang ahli ilmu tanah meyakini bahwa kerusakan tanah akan lebih masif jika

menggunakan obat B, daripada obat A, dalam proses penggunaan lahan. Untuk

itu, sang ahli memberikan obat A dan B pada 80 bagian lahan (masing-masing obat

diberikan ke 40 bagian lahan). Hasil yang diperoleh adalah:

Obat A:

109,98,103,97,101,102,91,106,

101,98,88,105,100,95,98,98,

97,94,108,102,105,100,113,101

89,99,102,104, 110,95,91,99,

100,104,106,101,96,109,95,96

Obat B:

105,113,106,110,104,122,102,107,

109,111,117,111,102,117,109,107,

110,111,99,103,111,101,103,111,

118,99,107,110,114,109,109,128,

109,112,119,108,114,109,106,109.

Benarkah klaim ahli pertanian tersebut?

Tahapan UH-nya adalah

1. Hipotesis:

H0 :µ1=µ2, Ha:µ1< µ2

atau

H0 :µD = 0, Ha:µD <0,

(40)

2. Tingkat signifikansi: α= 0.05

3. Statistik uji:

T = ( ¯X1−X¯2)−0 sp

1/n1+ 1/n2 ∼

tn1+n2−2,

jika diasumsikanσ1 =σ2, dimana

s2p = (n1−1)s 2

1+ (n2−1)s22 n1+n2−2

,

atau

T = ( ¯X1−X¯2)−0 s2

1/n1+s22/n2 ,

jika diasumsikanσ1 ̸=σ2

4. Daerah kritis:

TolakH0 jika · · ·

5. Perhitungan:

n1 = 40,x¯1 = 100.15, s1= 5.73

n2 = 40,x¯2 = 109.53, s2= 6.06

t=· · ·

6. Kesimpulan:

· · ·

Catatan:

• Uji mean untuk 2 sampel mengasumsikan bahwa data berasal dari distribusi normal

(41)

Uji hipotesis pada 2-sampel Berpasangan

Uji hipotesis untuk mean diatas dilakukan pada 2 mean yang saling bebas atau

independen. Uji untuk mean dapat pula dilakukan pada 2 sampel yang berpasangan.

Sebuah studi dimaksudkan untuk melihat apakah merokok dapat menurunkan kadar

“platelet” dalam darah. Sebelas sampel darah diambil dari 11 orang SEBELUM dan

SESUDAH orang-orang tersebut merokok. Data yang diperoleh dalah prosentase

maksimum platelet:

Table 4: Kadar platelet sebelum dan sesudah merokok.

Sebelum Sesudah D=Beda=Seb-Ses

27 25 2

29 25 4

37 27 10

56 44 12

46 30 16

82 67 15

80 53 27

57 53 4

61 52 9

59 60 -1

43 28 15

Apakah data sampel mendukung tujuan studi tersebut?

Tahapan UH-nya adalah

1. Hipotesis:

H0 :µD =µ1−µ2 = 0, Ha:µD >0

2. Tingkat signifikansi: α= 0.05

3. Statistik uji:

T = D¯ −µD0

sD/√n ∼

(42)

4. Daerah kritis:

TolakH0 jika · · ·

5. Perhitungan:

nD = 11,D¯ = 10.27, sD = 7.98,

t=· · ·

6. Kesimpulan:

Tolak H0, karena t > 1.812. Dengan kata lain, kadar platelet dalam darah

menurun akibat merokok.

Uji Hipotesis Untuk Proporsi

Pandang 2 proporsi populasi, p1 dan p2. Kita ingin membandingkan, misalnya,

apakah proporsi p1 yang menyatakan proporsi wanita yang bekerja di bidang ilmu

hayati BERBEDA dengan proporsip2 yaitu proporsi wanita yang bekerja di bidang

teknik.

Misalkan

• X1 banyaknya “sukses” dari sampel berukurann1 dari populasi 1

• X2 banyaknya “sukses” dari sampel berukurann2 dari populasi 2

• X1 ∼B(n1, p1) dan X2 ∼B(n2, p2)

• Penaksir proporsinya adalah

ˆ

p1=X1/n1, pˆ2 =X2/n2

(43)

Tahapan UH-nya adalah

1. Hipotesis:

H0 :δ=p1−p2 = 0, Ha:δ ̸= 0

2. Tingkat signifikansi: α= 0.05

(44)

Contoh/Latihan. Dalam sebuah studi, akan diuji keefektifan suatu perlakuan

ter-hadap persepsi produk mobil listrik. Sampel yang diambil acak berukuran 100

diambil dan diberikan perlakuan tersebut. Sampel lain berukuran 100 tidak diberi

perlakuan. Ditemukan bahwa 35 orang yang diberi perlakuan dan 85 tidak diberi

perlakuan. Apakah data mendukung klaim bahwa perlakuan efektif? Gunakan

α= 0.001.

Solusi:

1. Hipotesis:

H0 :δ=p1−p2 = 0, Ha:δ <0

2. Tingkat signifikansi: α= 0.001

3. Statistik uji:

Z= ˆδ−0

s.e(ˆδ) ∼N(0,1),

dimana ˆ

δ= ˆp1−pˆ2, dan

s.e(ˆδ) = √

ˆ

p1(1−pˆ1) n1

+pˆ2(1−pˆ2) n2

,

4. Daerah kritis:

TolakH0 jika · · ·

5. Perhitungan:

ˆ

p1= 35/100,pˆ2 = 80/100,ˆδ=−0.45, s.e(ˆδ) = 0.06225, z=· · ·

6. Kesimpulan:

Tolak H0 karena z = 7.23 < 3.09. Dengan kata lain, data mendukung

Gambar

Table 1: Data jarak tempuh ke sekolah dari beberapa siswa.
Table 2: Faktor risiko kardiovaskular pada anak.
Table 3: Pengambilan kesimpulan dan tipe kesalahan.
Table 4: Kadar platelet sebelum dan sesudah merokok.

Referensi

Dokumen terkait

Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni yang pada umumnya bukan penduduk asli dan telah berdomisili lebih dari sepuluh tahun di Bengkulu tampaknya belum dapat

Karakteristik simbol yang terdapat dalam Tapakan Nawa Sanggadi Pura Luhur Pucak Kembar DesaPakraman Pacung, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, terdiri atas

Peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat telah mendorong meningkatnya permintaan pangan terutama beras. Sampai saat ini upaya peningkatan produksi padi

Akan tetapi, beban kerja yang diterima karyawan juga tetap perlu diperhatikan meskipun tidak berpengaruh terhadap kinerja mereka agar tidak terjadi beban kerja

Ada beberapa cara ekstraksi minyak nabati yang berasal dari ganggang mikro menurut Oilgae (2006), diantaranya adalah 1) Pengepresan (Expeller/Press) yaitu penggunaan alat

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengisolasi dan menseleksi ganggang mikro yang potensial sebagai penghasil bahan bakar nabati, menguji pertumbuhan ganggang mikro

Media pembelajaran yang dibuat dalam bentuk 3 dimensi ini akan lebih mudah dipahami, karena dapat melihat dengan jelas bentuk anatomi setiap detail dari bagian

Variasi konsentrasi PVA 5%, 8%, 10%, 12% dan 15% sebagai gelling agent menunjukan adanya perbedaan pada karakteristik fisik sediaan masker gel peel off, hasil